Professional Documents
Culture Documents
2&3)
Abstract.In general several varieties of Arabica are cultivated at the same altitude, which cause loss of
their unique flavor of Arabica Gayo Highlands. This research was aimed to find out of superior varieties
of Arabica coffee with a unique flavor score at a certain altitude and specific processing technique in the
Gayo Highlands. There were five varieties of Arabica coffee observed. (Borbor, Bergendal, Ateng Super,
Tim-Tim and Lini-S), in four altitudes: (1. < 1.000 m; 2. 1.000 -1.200 m; 3. 1.200 1.400 m; and 4. >
1.400 m above sea level). A survey method with descriptive analysis was used, based on altitude and land
use maps on 20 observation sites. Ideal altitude of varieties were identified as nell as soil and barriers
samples were analized. Arabica coffee varieties was determined by cluster analysis, correlations,
followed by multiple regression. Evaluation scores of flavor varieties of Arabica coffee and altitude
showed that Borbor variety was suitable at altitude > 1.400 above sea level, Tim-Tim < 1.200 m, and
Ateng super at altitude 1.200 -1.400 m above sea level. Processing method of organic Arabica coffee
which produced high flavor quality (taste) was a semi wash processing. Result of multiple regression
analysis showed a very close relationship between between land characteristics and score flavor criteria,
R2 was 0.894. Determinants of the best and unique flavor is the altitude, climate and processing of
organic Arabica coffee beans
Abstak. Beberapa varietas kopi Arabika umumnya di budidayakan dan dikembangkan pada ketinggian
tempat yang sama yang menyebabkan mulai hilangnya citarasa khas (unik) kopi Arabika dataran tinggi
Gayo. Penelitian ini bertujuan menetapkan varietas unggul kopi Arabika organik yang mempunyai
citarasa unik pada berbagai ketinggian tempat dan cara pengolahannya. Ada lima varietas kopi Arabika,
yaitu: Borbor, Bergendal, Ateng Super, Tim-Tim dan Lini-S yang diamati pada masing-masing
ketinggian tempat; (1. < 1.000 m, 2. 1.000 -1.200 m, 3. 1.200 -1.400 m dan 4. > 1.400 m di atas
permukaan laut). Metode yang digunakan adalah metode survei dengan analisis deskritif. Berdasarkan
peta ketinggian tempat, penggunaan lahan dan varietas kopi yang ditemui maka diperoleh 20 tapak
pengamatan. Pada setiap tapak pengamatan dilakukan identifikasi varietas, pengambilan contoh
gelondong buah kopi matang dan contoh tanah. Untuk menentukan ketinggian tempat yang ideal serta
masing-masing varietas-varietas kopi Arabika dilakukan analisis gerombol, analisis korelasi antar
karakteristik lahan yang dilanjutkan dengan regresi berganda. Berdasarkan hasil menunjukkan varietas
Borbor sesuai pada ketinggian tempat > 1.400 m, varietas Tim-Tim < 1.200 m, dan Ateng Super pada
semua ketinggian 1.200 -1.400 m diatas permukaan laut. Pengolahan biji kopi Arabika organik yang
menghasilkan mutu kualitas citarasa yang terbaik dan khas (unik) adalah pengolahan basah cara basah.
Hasil analisis regresi berganda antara karakteristik lahan dengan kriteria citarasa kopi Arabika
pengolahan basah cara basah diperoleh hubungan yang sangat erat (R2) adalah 0,894. Penentu citarasa
yang terbaik dan unik adalah Ketinggian tempat, iklim dan pengolahan biji kopi Arabika organik.
Kata kunci : kopi Arabika, ketinggian tempat, pengolahan dan kualitas citarasa
PENDAHULUAN
Provinsi Aceh dan Sumatera Utara
merupakan penyumbang lebih dari 50%
produksi kopi Arabika nasional. Akhir-akhir
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 2, Nomor 3, Juni 2013: hal. 261-269
261
Eka Wahyuni, Abubakar Karim, & Ashabul Anhar. Analisis Citarasa Kopi Arabika Organik pada
Tabel 1. Deskripsi Tapak (site) Pengamatan Kopi Arabika Lokasi Penelitian di Dataran Tinggi
Gayo
Tapak (site)
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Elevasi
(m dpl)
< 1.000
(T1)
Lokasi
Cekal,
Sp.Layang
1.000-1.200
(T2)
Bumi Ayu
1.200-1.400
(T3)
Paya Baning
> 1.400
(T4)
Jongok Meluem,
Panji Mulia
Varietas Kopi
Arabika
Ateng Super (V1)
Bergendal (V2)
Borbor (V3)
Tim-Tim (V4)
Lini-S (V5)
Ateng Super (V1)
Bergendal (V2)
Borbor (V3)
Tim-Tim (V4)
Lini-S (V5)
Ateng Super (V1)
Bergendal (V2)
Borbor (V3)
Tim-Tim (V4)
Lini-S (V5)
Ateng Super (V1)
Bergendal (V2)
Borbor (V3)
Tim-Tim (V4)
Lini-S (V5)
Umur
(tahun)
10
15
12
12
16
15
16
8
12
15
14
18
12
11
14
8
15
10
12
13
Tingkat
Pengelolaan
S
S
S
S
S
T
S
S
S
S
T
S
T
S
S
S
S
T
S
S
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 2, Nomor 3, Juni 2013: hal. 266-274
263
264
Eka Wahyuni, Abubakar Karim, & Ashabul Anhar. Analisis Citarasa Kopi Arabika Organik pada
Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Tanah pada Tapak Pengamatan Lokasi Penelitian
No. Titik
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
Top Soil
Subsoil
pH (1 : 2,5)
C-Organik
N-Total
5,85 AM
5,34 M
5,62 AM
5,40 M
5,61 AM
5,23 M
5,00 M
4,70 M
5,92 AM
5,81 AM
5,74 AM
5,62 AM
5,14 M
5,02 M
5,37 M
5,12 M
5,24 M
5,00 M
5,83 A
5,65 AM
5,65 AM
5,15 M
5,14 M
5,14 M
5,48 M
6,21 AM
5,40 M
5,80 AM
5,72 AM
5,48 M
5,24 M
5,57 AM
5,32 M
5,23 M
5,71 AM
5,90 AM
5,00 M
5,60 AM
5,14 M
5,32 M
(%)
2,75 S
1,18 R
2,35 S
2,28 S
2,21 S
1,80 R
2,34 S
2,22 S
2,15 S
1,56 R
1,74 R
1,07 R
2,42 S
1,89 R
2,98 S
1,20 R
2,85 S
1,87 R
2,92 S
2,71 S
2,07 S
1,04 R
1,14 R
2,14 S
2,42 S
2,02 S
2,36 S
2,27 S
2,32 S
2,08 S
2,38 S
2,07 S
2,52 S
2,10 S
2,86 S
2,27 S
1,85 R
1,53 R
3,52 T
1,88 R
(%)
0,43 S
0,18 R
0,42 S
0,37 S
0,65 T
0,15 R
0,65 T
0,36 S
0,44 S
0,04 SR
0,22 S
0,20 R
0,36 S
0,13 R
0,34 S
0,02 SR
0,28 S
0,17 R
0,36 S
0,09 SR
0,27 S
0,17 R
0,21 S
0,26 S
0,35 S
0,18 R
0,52 T
0,30 S
0,28 S
0,24 S
0,14 R
0,28 S
0,35 S
0,30 S
0,12 R
0,22 S
0,43 S
0,09 R
0,48 S
0,24 S
Kopi
Arabika
Analisis Mutu
Organik
Citarasa
PTersedia
(ppm)
5,92 SR
5,74 SR
23,00 S
25,00 S
18,50 S
12,76 R
12,06 R
4,88 SR
15,22 S
9,80 SR
20,87 S
22,94 S
12,56 R
6,12 SR
16,00 S
14,00 R
6,10 SR
5,89 SR
2,92 SR
1,84 SR
22,92 S
1,13 SR
3,58 SR
2,63 SR
10,55 R
6,45 SR
11,20 R
6,70 SR
8,50 SR
7,60 SR
22,19 S
2,33 SR
13,45 R
16,78 R
5,83 SR
2,87 SR
8,70 SR
2,60 SR
8,60 SR
4,50 SR
Ca
Mg
KTK
me/100g
0,34 S
0,18 R
0,80 T
0,30 S
tt
tt
0,20 R
0,30 S
tt
tt
0,22 R
0,20 R
0,53 S
0,14 R
0,30 S
0,10 SR
2,90 ST
1,00 ST
0,52 S
0,43 S
0,27 R
0,17 R
0,21 R
0,26 R
tt
tt
0,24 R
0,10 SR
tt
tt
0,32 S
0,28 R
0,35 S
0,30 S
0,90 T
0,43 S
tt
tt
tt
tt
me/100g
6,18 S
6,14 S
5,50 R
5,00 R
0,32 SR
0,48 SR
tt
tt
0,38 SR
4,10 R
6,66 S
7,65 S
10,42 S
7,85 S
28,70ST
64,90ST
22,60ST
9,40 S
10,24 T
2,20 R
5,88 S
5,60 S
6,68 S
5,14 R
16,70 T
7,70 S
3,35 R
1,65 SR
12,44 T
11,78 T
6,64 S
6,08 S
6,55 S
6,12 S
14,46 T
3,04 R
16,80 T
8,22 S
6,00 S
1,20 SR
me/100g
0,88 R
0,82 R
0,40 SR
0,40 SR
tt
tt
1,60 S
0,20 SR
1,76 S
0,10 SR
1,12 S
1,16 S
2,55 T
0,06 SR
1,90 S
1,90 S
1,80 S
0,10 SR
0,16 SR
1,00 R
0,68 R
0,62 R
1,14 S
0,66 R
tt
tt
8,20 ST
7,80 T
0,64 R
0,18 SR
1,10 S
0,78 R
0,92 R
0,80 R
0,42 R
3,20 T
1,50 S
0,10 SR
0,12 SR
0,06 SR
me/100g
23,60 S
10,00 R
9,40 R
10,60 R
58,84 ST
28,60 T
52,80 ST
59,40 ST
48,40 ST
21,25 S
14,00 R
10,00 R
45,34 ST
21,45 S
57,56 ST
44,12 ST
50,78 ST
45,09 ST
21,49 S
13,17 R
27,60 T
25,20 T
22,00 S
28,80 T
38,60 T
19,50 S
28,80 T
21,90 S
34,50 T
42,42 ST
24,00 S
29,60 T
19,20 S
18,40 S
26,54 T
13,21 R
44,50 ST
39,70 ST
70,80 ST
66,20 ST
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 2, Nomor 3, Juni 2013: hal. 261-269
265
Tabel 3. Rata-rata Skor Citarasa Kopi Arabika Organik Hasil Uji Organoleptik di PPKKI -Jember
Kriteria
Citarasa
Fragrance
Acidity
Boody
Flavor
After
Taste
Balance
Total
Skor
Rata-rata
Ateng Super
TA
TB
6,94
7,44
6,72
7,41
6,97
7,38
6,85
7,79
6,82
7,72
Bergendal
TA
TB
7,07
7,07
5,91
7,34
6,67
7,51
6,47
6,82
6,44
6,87
Borbor
TA
TB
7,35
7,54
7,72
7,47
7,75
7,82
7,53
7,69
7,47
7,69
Tim-Tim
TA
TB
7,41
7,29
7,19
7,56
7,53
7,69
7,48
7,47
7,52
7,40
Lini-S
TA
TB
6,63
7,03
6,52
6,97
7,11
7,32
6,88
7,44
6,43
7,11
6,82
41,12
7,24
44,98
5,88
38,43
6,73
42,33
7,57
45,39
7,54
45,74
7,28
44,41
7,69
45,09
6,61
40,42
7,17
43,04
6,85
7,50
6,41
7,06
7,57
7,63
7,40
7,52
6,70
7,17
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Hubungan Kriteria Skor Citarasa dengan Varietas Kopi Arabika (b) Hubungan
Ketinggian Tempat dan Varietas Kopi Arabika di Dataran Tinggi Gayo.
Ket: T1 = Ketinggian < 1.000 m dpl, T2 = Ketinggian 1.000 1.200 m dpl, T3 = Ketinggian 1.200 1.400 m dpl, dan T4 =
Ketinggian > 1.400 m dpl; V1 = Varietas Ateng Super, V2 = Varietas Bergendal, V3 = Varietas Borbor, V4 =
Varietas Tim-Tim dan V5 = Varietas Lini-S;
266
Eka Wahyuni, Abubakar Karim, & Ashabul Anhar. Analisis Citarasa Kopi Arabika Organik pada
Persamaan regresi diatas menunjukan, ratarata skor citarasa pengolahan kering (full wash
processing) tidak berpengaruh nyata terhadap
citarasa kopi Arabika dan berpengaruh sangat
nyata terhadap pengolahan basah (semi wash
processing). Dari regresi tersebut total skor
citarasa kopi Arabika organik tertinggi pada
ketinggian 1.350 -1.450 m dpl (47,38 47,64)
dengan cara pengolahan basah (semi wash
processing).
Ketinggian tempat merupakan salah satu
karakteristik lahan yang paling utama dalam
penilaian karakteristik lahan dalam penelitian.
Komponen iklim yang digunakan dalam
penelitian ini seragam berasal dari satu stasiun
iklim terdekat.
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 2, Nomor 3, Juni 2013: hal. 261-269
267
Varietas
Ateng Super
Bergendal
Borbor
Tim-Tim
Lini-S
Rata-rata Skor
Citarasa
7,23 b
6,73 a
7,64 c
7,43 bc
7,07 ab
Varietas
< 1.000
1.000-1.200
1.200-1.400
>1.400
Rata-rata Skor
Citarasa
6,95 a
7,27 ab
7,23 ab
7,43 b
SIMPULAN
Hasil evaluasi skor citarasa kopi Arabika
organik dari lima varietas yang mempunyai
citarasa (taste) unik adalah varietas (1) Borbor,
(2) Tim-Tim dan (3) Ateng Super. Berdasarkan
hasil evaluasi skor citarasa varietas kopi
Arabika
dengan
ketinggian
tempat
menunjukkan varietas Borbor sesuai pada
ketinggian tempat > 1.400 m dpl, varietas Tim-
Eka Wahyuni, Abubakar Karim, & Ashabul Anhar. Analisis Citarasa Kopi Arabika Organik pada
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 2, Nomor 3, Juni 2013: hal. 261-269
269