You are on page 1of 20

Struktur Sistem Pernafasan dan Mekanisme Pernafasan

Kelompok A-6
Yoci Legi 102014148
Lim Kee Zhen 102014237
Jois Brigita Sombo 102013547
Vania Marlina 102014049
Novella Ruana Fista 102014197
Mega Julia Thio 102010028
Dewi Dyan Wahyuni P.P.S 102014107

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2015
1

Abstract
Respiration is the exchange of oxygen and carbon dioxide between the lungs environment.
The lungs plays an important role in the process of respiration.. Breathing is divided into two
kinds, namely external and internal respiration. The respiratory system consists of the nasal,
pharynx, larynx, trachea, brokus, bronchioles and alveoli. The respiratory system can be
divided into two parts depending on its function, namely the conduction and respiratory
passage. Breathing mechanisms are of two kinds, chest and abdominal breathing. Breathing
consists of two phases, inspiration and expiration. The muscles that are used when breathing
can be divided into two parts, namely primary and supplementary. There are two patterns of
breathing, namely, spontaneous and involuntary. Spontaneous rhythmic breathing pattern of
the respiratory center in the brain stem that is the medulla oblongata and forced respiratory
at the cerebral cortex. Respiratory center automation consists of three parts which are
respiratory, apneustic and pneumotaxic centres. There are three main systems that regulate
the concentration of hydrogen ions in body fluids to prevent acidosis or alkalosis which are
the buffer system, respiratory system and renal system.
Keywords: Respiration, breathing mechanism, buffer system.
Abstrak
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dengan lingkungan merupakan
respirasi atau pernafasan. Organ yang berperan penting dalam proses respirasi adalah paruparu atau pulmo.Pernafasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pernafasan eksternal dan
internal.Sistem respirasi terdiri dari hidung/nasal, pharynx, larynx, trachea, brokus,
bronkiolus, dan alveolus. Sistem pernafasan dapat dibagi menjadi 2 bagian tergantung
fungsinya, yaitu bagian konduksi dan bagian respiratorik. Mekanisme pernafasan ada dua
macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.Pernafasan terdiri dari dua fase, inspirasi
dan ekspirasi.Otot-otot yang digunakan waktu pernapasan dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu primer dan tambahan.Terdapat dua pola pernafasan yaitu, spontan dan paksa.Pola
pernafasan spontan berirama dari pusat pernafasan di batang otak yaitu medulla oblongata
dan pernafasan paksa pada kortex cerebri.Pusat pernafasan otomasi terdiri dari 3 bagian yaitu
pusat respirasi, pusat apneustik dan pusat pneumotaksik.Terdapat 3 sistem utama yang
mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau
alkalosis adalah sistem buffer, sistem pernafasan dan sistem renal.
Kata kunci: Respirasi, mekanisme pernafasan, sistem buffer.
2

Pendahuluan
Organ yang berperan penting dalam proses respirasi adalah paru-paru atau pulmo. Sistem
respirasi terdiri dari hidung/nasal, pharynx, larynx, trachea, brokus, bronkiolus, dan
alveolus.Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dengan lingkungan
merupakan respirasi atau pernafasan.Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembus disebut ekspirasi. Terjadi pertukaran O2 dari udara masuk ke dalam darah dan
CO2akan dikeluarkan dari darah secara difusi dalam paru-paru. Oksigen yang diambil akan
digunakan dalam metabolisme sel untuk menghasilkan senyawa kaya dengan energy, air serta
karbon dioksida. Jadi, pernafasan juga dapat disebutkan sebagai proses untuk menghasilkan
energi.
Pernafasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pernafasaneksternal yaitu proses bernafas atau
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida serta uap air antara paru-paru dan
lingkungan.Pernafasaninternal atau respirasi sel terjadi di dalam sitoplasma sel dan
mitokondrianya.Sistem pernafasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan
pernafasan.Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke
jaringan.Karbon dioksida diangkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan
dinapaskan ke luar udara.
Pada manusia, pernafasan terjadi melalui alat-alat pernafasan yang terdapat dalam tubuh atau
melalui jalur udara pernafasan untuk menuju sel-sel tubuh.Struktur organ atau bagian-bagian
alat pernafasan pada manusia terdiri atas cavum nasi, pharynx, larynx, trachea,bronchus dan
paru-paru.

Struktur Makroskopis Saluran Pernafasan

Gambar 1
Struktur Saluran Pernafasan
Sistem pernafasan dapat dibagi menjadi 2 bagian tergantung fungsinya, yaitu

bagian

konduksi dan bagian respiratorik. Bagian konduksi adalah bagian yang berfungsi dalam
proses penghantaran dan bagian respiratorik yang terdiri atas alveoli dan regio distal lainnya
yang berfungsi dalam pertukaran gas. Organ-organ respirasi dapat dibagi lagi menurut
letaknya, yaitu saluran pernafasan atas yang terdiri dari daerah dari hidung hingga larynx dan
saluran pernafasan bawah yang terdiri dari trachea, bronchus, bronchiolus, dan paru-paru.
Saluran Pernafasan Atas
Saluran pernafasan atas terdiri dari cavum nasi, pharynx dan larynx.Hidung terdiri atas
hidung luar dan cavum nasi.Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan
yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk
melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Cavum nasi berbentuk terowongan dari
depan ke belakang dan dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi cavum nasi
kanan dan kiri terdapat alae-nasi di bagian infero-lateral.Lubang masuk cavum nasi bagian
depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (choana) yang
menghubungkan kavum nasi dengan nasopharynx. Bagian dari kavum nasi yang letaknya
sesuai alae nasi, dibelakang nares anterior terdapat vestibulum nasi.Vestibulum nasi dilapisi
oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut dengan
vibrissae. Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat concha
superior, concha media dan concha inferior.1

Concha inferior merupakan tulang yang melekat pada os maxilla dan labirin ethmoid,
sedangkan concha media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin ethmoid.Celah
antara concha inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus nasi inferior, berikutnya celah
antara concha media dan inferior disebut meatus nasi media dan sebelah atas concha media
disebut meatus nasi superior. Meatusnasi medius terdapat muara dari sinus maxillaris, sinus
frontalis dan bahagian anterior sinus ethmoidalis. Terdapat celah yang berbentuk bulat sabit
yang dikenal sebagai infundibulum di bagian anterior concha nasi.Hiatus semilunaris
menghubungkan meatus medius dengan infundibulum.Rongga hidung juga berhubungan
dengan mata melalui ductusnasolacrimalis.Saluran ini merupakan jalur yang dilalui air mata
ke hidung.Tubaeustachii merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan
telinga.1
Pharynx merupakan suatu saluran yang bermula dari dasar tenggorokan dan berakhir
disekitar vertebra cervivalis keenam.Pharynx berbentuk seperti corong, bagian atas lebih
besar daripada bagian bawah.Panjang pharynx sekitar 13cm pada orang dewasa,dinding
pharynx tersusun oleh otot lurik yang berkontraksi secara otomatis. Otot yang penting
dibagian pharynx adalah otot sfingter yang bertanggung jawab dalam proses menelan.
Sfingter akan menutup kerongkongan ketika kita inspirasi dan akan menutup tenggorokan
ketika kita menelan makanan.Pharynx dapat terbagi menjadi tiga bagian,yaitu nasopharynx,
oropharynx dan laryngopharynx.Nasopharynx merupakan pharynx yang terletak dibelakang
hidung hingga dasar uvula.Bagian depan menyambung terus dengan dengan lubang hidung
belakang. Dibagian belakang terdapat suatu kumpulan jaringan limfa yang dikenal dengan
jaringan adenoid. Pada dinding samping pharynx terdapat dua lubang untuk tuba eustachii
yang menghubungkan nasopharynx dengan telinga bagian tengah.2
Oropharynx merupakan pharynx yang terletak dibelakang rongga mulut, yaitu dari uvula
hingga epiglotis.Struktur ini merupakan bagian dari sistem pencernaan. Pada dinding
sampingnya

terdapat

tonsil

yang

terletak

diantara

selaput

mulut

depan

dan

belakang.Laryngopharynx terletak dibagian belakang oropharynx sekitar vertebra cervicalis


keenam.Laryngopharynx merupakan saluran terakhir dari saluran pernafasan atas.Terdapat
otot lurik di pharynx, struktur tunica muscularis pharynx terdiri dari m. constrictor pharyngis
(yang

dibagi

kepada

superior,

media

dan

inferior),

m.

stylopharyngeus,

m.

salpingopharyngeus dan m. palatopharyngeus.M. constrictor pharyngis superior terdiri atas


m. pterypharyngeus, m. buccopharyngeus, m. mylopharyngeus dan m. glossopharyngeus.M.
constrictor pharyngis medius terdiri atas m. chondropharyngeus dan m. ceratopharyngeus.
5

Manakala m. constrictor pharyngis inferior terdiri atas m. cricopharyngeus dan m.


thyreopharyngeus.3
Larynx terdapat di antara pharynx dan trachea,dindingnya terdiri dari 9 buah tulang rawan
dan terdapat epiglotis dan plica ventricularis dan plica vocalis.Tulang rawan larynx terdiri
atas satu cartilage thyreoidea, satu cartilage cricoidea, satu cartilage epiglottis, sepasang
cartilage

arytaenoidea,

sepasang

cartilage

cuneiforme

dan

sepasang

cartilage

corniculatum.Ikat dan selaput extrinsic larynx yang menghubungkan larynx dan sekitarnya
adalah

membrana

thyroidea,

ligamentum

hyoepiglotticum

dan

ligamentum

cricotracheale.Manakala ikat dan selaput intrinsic yang menghubungkan struktur larynx


adalah membrana fibroelastica larynx, membrana cricothyroidea, ligamentum vestibulare,
ligamentum vocale dan ligamentum thyreoepiglotticum. Bagian yang membentuk cavum
laryngis adalah vestibulum laryngis yang menghubungkan aditus laryngis dan plica
vestibularis, sinus laryngis atau ventriculus laryngis Morgagni serta plica vocalis di tepi
bawah cartilago cricodea.2,3
Kelompok otot extrinsic larynx terdiri atas m. sternothyroideus, m. thyreohyoideus dan m.
constrictor pharyngis inferior.Selain itu, kelompok otot intrinsic larynx terdiri atas m.
cricothyroideus, m. cricoarytenoideus posterior, m. cricoarytenoideus lateralis, m.
arytenoideus

transversus,

m.

arytenoideus

obliquus,

m.

aryepiglotticus

dan

m.

thyreoarytenoideus.Persarafan larynx berasal dari cabang internal dan external nervus


laryngeus superioris, nervus reccurent dan saraf simpatis. Seterusnya persarafan sensorik dan
otonom berasal dari ramus internus nervus laryngeus superioris, nervus reccurent yang
berlanjut ke nervus laryngeus inferioris untuk otot intrinsic larynx kecuali m.
criocothyreoideus.3

Gambar 2
Rongga Hidung
6

Saluran Pernafasan Bawah

Gambar 3
Paru-Paru
Trachea merupakan saluran pernafasan yang memanjang dari lanjutan larynx sampai vertebra
cervicalis keenam. Trachea dibentuk oleh 22 cincin-cincin tulang rawan terletak di depan
kerongkongan yang berbentuk C. Trachea menghubungkan rongga hidung maupun rongga
mulut dengan paru-paru. Udara pernafasan juga boleh diambil ke paru-paru melalui mulut.
Trachea selalu dalam keadaan terbuka sehingga proses pernafasan dapat dilakukan setiap
saat..Bagian dalam trachea licin dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang
terdiri dari sel-sel bersilia.Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran
dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Apabila udara yang masuk itu kotor dan
tidak dapat disaring seluruhnya serta mengandung bakteri atau virus, akan mengakibatkan
infeksi radang tenggorokan dan mengganggu jalannya pernafasan.2
Trachea akan bercabang setinggi discus intervertebrale thoraxic 4/5, di mana akan bercabang
menjadi bronchus primeratau bronchus principalis dexter dan sinister. Bronchus merupakan
bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trachea dan terdapat di paru-paru kanan dan
kiri.Cabang bronchus ke kiri lebih mendatar bila dibandingkan dengan cabang bronchus ke
kanan.Oleh karena itu, paru-paru kanan lebih mudah diserang penyakit dibanding paru-paru
kiri.Setiap bronchus terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot
halus. Bronchus bercabang-cabang lagi disebut bronchiolus di mana akan bercabang lagi ke
bronchiolus terminalis.Dinding bronchiolus tipis dan tidak bertulang rawan.Disini akan
berakhirnya saluran konduksi dan bermulanya saluran respirasi. Bronchiolus terminalis
bercabang lagi kepada bronchiolus respiratorius dan ductus alveolaris seterusnya bercabang
kepada saccus alveolaris. Alveolus terdapat di dalam saccus alveolaris.1

Seterusnya paru-paru atau pulmo adalah alat respirasi terletak antara rongga dada dan di
atasdiaphragma.Diaphragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan
rongga perut. Selain sebagai pembatas, diaphragma berperan aktif dalam proses pernafasan.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.Paru-paru kanan
terdiri dari tiga lobus sedangkanparu-paru kiri terdiri dari dua lobus.Paru-paru diselubungi
oleh selaput elastis yang disebut pleura.Di dalam paru-paru terdapat kira-kira 300 juta alveoli
dengan luas permukaan seluruhnya apabila direntangkan sekitar 80 meter persegi. Alveolus
sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah yang membentuk jaringjaring untuk pertukaran gas.3
Rongga

thorax

terbagi

tiga

kompartemen,

yaitu

dua

rongga

pleura

dan

satu

mediastinum.Pleura dibahagi kepada pleura parietalis dan pleura visceralis atau


pulmonalis.Pleura parietalis dan dibedakan atas pleura costovertebralis atau costalis, pleura
diaphragmatica, pleura cervicalis atau cupula pleurae serta pleura mediastinalis. Pleura
visceralis terdiri atas 3 lapisan serat elastis dam mesothelium membungkus lobus-lobus paruparu. Hilus pulmonis dilapisi pleura penghubung dan berfungsi sebagai lubang keluar masuk
untuk organ pernafasan, bronchus dan pembuluh darah.4
Struktur Mikroskopis Saluran Pernafasan

Gambar 4
Mikroskopis Saluran Pernafasan
Udara masuk dan keluar melalui rongga hidung pada saat kita bernafas.Rongga hidung
dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kanan dan kiri
sedangkan dari rongga mulut dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut.Rongga
hidung dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai penghalau benda-benda
asing atau debu yang ikut masuk saat menghirup udara. Vibrissae berperan menyaring
8

partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat lain pada saat udara masuk ke hidung,.Rongga
hidung dilapisi dengan epitel silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet yang
menghasilkan lendir.Mukus ini dengan sekresi serosa berperan untuk membasahi udara yang
masuk dan melindungi pembatas alveolar halus dari pengeringan. Selain itu udara juga
dihangatkan oleh jaringan vaskuler superfisial yaitu plexus Kisselbach.4
Larynx merupakan tabung ireguler yang menghubungkan pharynx dengan trachea.Dalam
lamina propia terdapat sejumlah tulang rawan larynx. Tulang rawan besar seperti thyroid,
cricoid, dan arytenoid adalah

tulang rawan hialin, dan pada orang tua sebagian dapat

mengalami kalsifikasi. Tulang rawan hialin larynx terdiri atas tulang rawan thyroid, tulang
rawan cricoid dan sepasang tulang rawan arytenoid.Manakala tulang rawan yang lebih kecil
seperti epiglottis, cuneiformis, corniculatum, dan ujung aritenoid adalah tulang rawan elastin.
Ligamentum menghubungkan tulang rawan tersebut satu sama lain, dan sebagian besar
bersambung dengan otot-otot intrinsic larynx, otot-otot intrinsic larynx ini tidak
bersambungan karena mereka adalah otot lurik. Selain berperanan sebagai penyokong yang
mempertahankan jalan udara tetap terbuka, rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk
mencegah makanan atau cairan yang ditelan masuk trachea serta berperanan dalam
pembentukan irama fonasi.2,4
Pharynx bermula dari choana dan berlanjut sampai ke batas larynx.Bagian pharynx dibagi
kepada nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx.Nasopharynx adalah bagian superior
yang dibentuk atas epitel respiratori, oropharynx adalah bagian tengah yang dibentuk atas
epitel berlapis gepeng serta laryngopharynx adalah bagian inferior yang dibentuk atas epitel
berlapis gepeng.Epitel respiratori di nasopharynx adalah epitel bertingkat torak bersilia bersel
Goblet.Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah
yang disebut osteum pharyngeum tuba auditiva serta kelompok jaringan limfoid yang disebut
tonsila tuba mengelilinginya. Lamina propia nasopharynx mengadungi kelenjar campur dan
bagian posterior nasopharynx mengandung tonsila pharyngea yang merupakan kumpulan
jaringan limfoid yang tidak berbungkus kapsul.3
Epiglotis yang menonjol dari pinggir larynx meluas ke pharynxdan mempunyai permukaan
yang menghadap ke lidah dan larynx.Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah dan
bagian permukaan apikal yang menghadap ke larynx diliputi oleh epitel berlapis gepeng.Ke
arah basis epiglottis pada permukaan yang menghadap larynx, epitel mengalami perubahan
menjadi epitel bertingkat toraks bersilia.Kelenjar campur mukosa dan serosa terutama
9

terdapat di bawah epitel toraks, bebas menyebar ke dalam dan menimbulkan bercak pada
rawan elastin yang berdekatan.Di bawah epiglottis, mukosa membentuk dua pasang lipatan
yang meluas ke dalam lumen larynx.Pasangan yang di atas merupakan plica vestibularis,
epitel respirasi yang di bawahnya terletak sejumlah kelenjar seromukosa dalam lamina
proprianya.Pasangan yang bawah merupakan lipatan yang merupakan plica vocalis.Di dalam
plica vocalis yang diliputi oleh epitel berlapis gepeng, terdapat berkas-berkas besar sejajar
dari selaput elastin yang merupakan ligamentum vocale. Sejajar dengan ligamentum terdpat
berkas-berkas otot lurik yaitu m.vocalis yang mengatur regangan pita serta ligamentum dan
akanmenimbulkan suatu suara dengan tonus yang tidak sama.5

Gambar 5
Mikroskopis Trakea
Trachea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari basis larynx (tulang rawan
cricoid)ke tempat di mana trachea bercabang menjadi 2 bronchus primer.Tracheadibatasi oleh
mukosa respirasi dan terdapat 20 tulang rawan hialin berbentuk seperti huruf C yang
berperanan mempertahankan lumen trake agar tetap terbuka.Ligamentum fibroelastindan
berkas-berkas otot polos (m. trachealis) melekat pada perikondrium dan menghubungkan
ujung-ujung bebas tulang rawan tersebut.Ligamentum mencegah peregangan lumen yang
berlebihan, sementara itu otot memungkinkan rawan saling berdekatan.Kontraksi otot disertai
dengan penyempitan lumen trachea dan digunakan untuk respon batuk. Setelah kontraksi,
penyempitan lumen tracheaakan menambah kecepatan udara ekspirasi yang membantu
membersihkan jalan udara.6
Trachea membelah menjadi 2 bronkus primer yang masuk ke dalam paru-paru pada tiap hilus
pulmonis.Struktur ini dikelilingi oleh jaringan penyambung padat dan membentuk akar paruparu.Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronchus primer menuju ke arah bawah dan luar
untuk membentuk 3 bronchus pada paru-paru kanan 2 bronchus pada paru-paru kiri.Bronchus
10

lobaris bercabang-cabang membentuk bronkus yang lebih kecil yang di sebut bronchiolus.
Masing-masing bronchiolus masuk ke lobus paru-paru yang membentuk 5-7 bronchiolus
terminalis.6
Lobulus paru-paru berbentuk piramid dengan apex yang mengarah ke arah permukaan paruparu.Tiap lobulus dibatasi oleh septum jaringan penyambung tipis yang terlihat pada
fetus.Bronchiolus tidak mempunyai kelenjar pada mukosanya dan adanya sel-sel goblet yang
tersebar dalam epitel permulaan.Pada bronchiolus yang lebih besar, epitelnya bersilia menjadi
epitel kubis bersilia pada bronchiolus terminalis. Selain sel-sel bersilia, bronchiolus
terminalis juga mempunyai sel-sel clara yang permukaan apikalnya berbentuk seperti kubah
yang menonjol ke arah lumen. Sel-sel clara pada manusia merupakan sel-sel sekretori.
Bronchiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis bersilia, tetapi pada tepi lubang alveolaris,
epitel bronkiolus menuju epitel pembatas alveolus.Epitel bronkiolus terdiri atas epitel kubis
bersilia. Bronkiolus respiratorius digunakan untukmenggambarkan fungsi pada segmen
jalannya pernafasan.5,6
Ductus alveolaris dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yang sangat
tipis.Dalam lamina propria, di sekitar tepi alveoli merupakan jala sel otot polos yang saling
berhubungan.Ductus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yang menghubungkan antara
multilokularis alveoli dengan dua atau lebih alveolaris pada setiap atrium.Serabut-serabut
elastin memungkinkan alveoli mengembang pada waktu inspirasi dan secara pasif
berkontraksi pada saat ekspirasi. Kolagen berperan sebagai penyokong yang mencegah
peregangan yang berlebihan dan sebagai pencegah kerusakan-kerusakan kapiler halus dan
septa alveoli yang tipis.5,6
Alveoli merupakan evaginasi kecil dari bronkiolus respiratorius, ductus alveolaris , dan
saccus alveolaris. Alveoli merupakan bagian terminal cabang-cabang bronchus dan
bertanggungjawab akan struktur paru-paru yang menyerupai busa. Secara struktural alveoli
menyerupai kantung kecil yang terbuka pada salah satu sisinya.Dalam struktur yang
menyerupai mangkok ini, oksigen dan karbon dioksida mengadakan pertukaran antara udara
dan darah.Dinding alveoli dikhususkan untuk menyelenggarakan difusi antar lingkungan
eksterna dan interna.Umumnya, tiap-tiap dinding dari 2 alveoli yang berdekatan bersatu dan
dinamakan septum atau dinding interalveolaris.Septum Alveolaris terdiri atas dua lapisan
epitel pipih tipis yang diantaranya terdapat kapiler-kapiler, jaringan penyambung merupakan

11

intertisial. Di dalam interstisial septa alveolaris paling kaya akan jaringan kapiler dalam
tubuh.6
Kapiler-kapiler pulmonalis yang beranastomosis disokong oleh jalian serabut kolagen dan
elastin di alveolus.Serabut-serabut ini, yang dirancang agar memungkinkan pengembangan
dan kontraksi dinding alveoli, merupakan struktur primer penyokong alveoli.Dalam
interstitial septa juga ditemukan leukosit, makrofag, dan fibroblast.Oksigen udara alveoli
masuk ke dalam kapiler darah melalui membran yang membatasi udara dan alveoli, CO 2
berdifusi dengan arah yang berlawanan.Pelepasan CO2 dari H2CO3 dikatalisis oleh enzim
anhidrase karbonat yang terdapat dalam sel-sel darah merah.
Sel endotel kapiler sangat tipis sekali dan mempunyai inti yang lebih kecil, tampak lebih
panjang daripada inti sel-sel pembatas, sel tipe I merupakan sel yang sangat tipis yang
membatasi permukaan sel alveoli.Sitoplasma pada bagian tipis terutama mengandung vesikel
pinositotik, yang memegang peranan penting dalam turnover surfaktan (di jelaskan di bawah)
dan pembuangan partikel-partikel kecil yang merupakan kontaminan dari permukaan luar.
Secara sitologis, sel epitel pipih dan sel endotel kapiler satu sama lain merupakan bayangan
cermin.Sel tipe II juga dinamakan sel septal, ditemukan terselip diantara sel-sel epitel pipih,
dimana mereka mempunyai hubungan okludens dan desmosom.Sel tipe II merupakan sel
yang secara kasar kubis yang biasanya ditemukan dalam kelompokan 2 atau 3 sel sepanjang
permukaan alveoli pada tempat-tempat dimana dinding alveoli bersatu dan membentuk sudut.
Sel-sel ini, yang terletak pada lamina basalis, merupakan bagian dari epitel, karena
mempunyai asal yang sama seperti sel epitel pipih yang membatasi dinding alveoli.5
Sel tipe III akan membentuk selubung ekstra sel dan menimbulkan suatu zat yang menyebar
diatas permukaan alveoli disebut surfakatan yang mempunyai aktivitas permukaan yang unik.
Lapisan surfaktan terdiri atas hipofase proteinaceous cair yang diliputi oleh selaput
monomolekuler fosfolipid, terutama terdiri atas dipalmitoil lesitin.Surfaktan berperan dalam
fungsi utama ekonomi paru-paru dan membantu dalam mengurangi regangan permukan sel
pipih alveolar. Tanpa Surfaktan, sel-sel yang sangat tipis ini cenderung akan membulat, suatu
fenomena umum yang diperlihatkan akibat kebutuhan untuk mengurangi energi yang
dikeluarkan untuk mempertahankan permukaan yang lebih luas, yang terdapat pada sel-sel
yang tipis. Pengurangan regangan permukaan, berarti lebih sedikit tenaga inspirasi yang
dibutuhkan oleh alveoli yang mengembang, jadi mengurangi kerja pernafasan.Lapisan
surfaktan tidak statis tetapi sca konstan mengalami turnover.Lipoprotein dengan lambat
12

dibuang dari permukaan oleh vesilkel-vesikel pinositotik sel-sel epitel pipih.Cairan bronkoalveolar membantu pembuangan partikel-partikel dan unsur yang berbahaya dari udara
inspirasi. Dalam cairan terdapat beberapa enzim litik misalnya , lisosim, kolagenase, dan
glukuronidase.6
Pleura adalah membran serosa yang meliputi paru-paru yang diliputi oleh sel-sel mesotel
yang terletak pada lapisan jaringan penyambung halus yang mengandung serabut kolagen dan
elastin.Serabut-serabut elastin pleura viseralis bersambungan dengan serabut-serabut yang
terdapat pada parenkim paru-paru.Oleh karena itu, kedua lapisan tersebut membatasai rongga
yang semata-mata dibatasai oleh sel gepeng mesotel. Dinding rongga pleura, seperti semua
rongga serosa misalnya periotenum dan perikardium, sangat permeabel terhadap air dan zat
lain. Cairan ini berasal dari plasma darah dengan cara eksudasi.
MekanismeKerja Otot Pernafasan

Gambar 6
Otot-Otot Pernafasan
Inspirasi dan ekspirasi adalah fase pernafasan. Inspirasi merupakan proses pemasukan udara
ke dalam paru-paru. Ekspirasi merupakan pross pengeluaran udara dari paru-paru.Mekanisme
pernafasan ada dua macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.Otot-otot yang
digunakan waktu pernapasan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu primer dan
tambahan.Otot

pernapasan

primer

adalah

diaphragma

yang

dibentuk

oleh

dua

hemidiaphragma terbentuk kubah yang membentuk dasar torak dan memisahkan torak dari
abdomen.Pada waktu inspirasi, diaphragma berkontraksi dan mendatar, serta turun ke arah
abdomen.Kontraksi diaphragmatic menyebabkan ukuran longitudinal paru bertambah.Pada
waktu ekspirasi, diafragma mengalami reaksi dan naik kembali ke posisi istirahat.Otot
pernapasan bertambah, terletak dalam leher dan dada bagian atas, dapat membantu diafragma
memperbesar

volume

rongga

dada.Otot

pernapasan

tambahan

meliputi

otot-otot
13

sternocleidomastoideus, trapezius, intercostalis, dan rhomboideus. Otot-otot yang berperan


untuk proses inspirasi adalahdiaphragm,m. intercostalis externus, m. sternocleidomastoideus
danm. elevator scapula. Sedangkan otot-otot yang berperan dalam proses ekspirasi adalah
otot abdominalis (m. rectus transversus dan m. obliquus), m. intercostalis internus dan m.
serratus inferior posterior.7
Otot terpenting untuk peristiwa inspirasi adalah diaphragma.Ini terdiri dari duatu lapisan tipis
otot berbentuk kubah yang tepinya lekat pada iga sebelah bawah. Perangsangan otot ini
dilaksanakan oleh syaraf phrenicus dan ketika berkontraksi abdomenakan tertolak ke bawah,
terjadi penambahan dimensi vertikal dari rongga dada. Selain itu tulang rangka terangkat dan
bergerak keluar, yang juga menyebabkan penambahan diameter lateral dan torak. Otot
pernapasan tambahan yaitu m. scalenus dan m. sternocleidomastoideus tidak berfungsi pada
pernapasan tenang.Untuk waktu ekspirasi otot terpenting yaitu otot dinding abdomen yang
terdiri dari rectus abdominalis, obliquus internus, dan obliquus externus serta trasversus
abdominalis.Pada kontraksi otot-otot ini tahanan intra abdominal naik dan diafragma tertolak
keatas, otot-otot ini juga berkontraksi kuat ketika batuk dan muntah. Otot intercostals internal
membantu ekspirasi aktif dengan menarik iga-iga ke bawah dan dalam serta mengurangi
volume torak.7
Pernafasan Dada
Inspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berkontrak sehingga tulang rusuk dan dada
terangkat.Akibatnya rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan penurunan tekanan
udara di dalam paru-paru.Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara yang
kaya oksigen masuk ke dalam tubuh.Ekspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berelaksasi
sehingga tulang-tulang rusuk dan dada turun kembali pada kedudukan semula.Akibatnya,
rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara di dalam
paru-paru.Kemudia, udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar tubuh melalui hidung.
Pernafasan Perut
Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya sedikit mendatar.Keadaan
ini mengkibatkan rongga perut turun kebawah, rongga dada membesar, paru-paru
mengambang, dan tekanan udara di dalam paru-paru mengecil.Akibatnya udara yng kaya
oksigen masuk kedalam tubuh.Ekspirasi terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga
letaknya kembali pada kedudukan semula.Kondisi ini mengakibatkan rongga perut kembali
14

ke posisi semula, rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan tekanan udara di
dalam paru-paru membesar.Akibatnya udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar
tubuh.
Mekanisme Pernafasan Dada dan Perut
Pada fase inspirasi pernafasan dada otot antar tulang rusuk, musculus intercostalis eksternus
akan berkontraksi dan menyebabkan tulang rusuk terangkatseterusnya

paru-paru

mengembang. Oleh karena itu tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar jadi udara luar masuk ke paru-paru.Pada fase ekspirasi
pernafasan dada otot antar tulang rusuk relaksasi dan menyebabkan tulang rusuk menurun
seterusnya paru-paru mengecil.Oleh karena itu tekanan udara dalam paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara luar jadi udara keluardari paru-paru.
Pada fase fnspirasi pernafasan perut otot diaphragm berkontraksi dari posisi dari melengkung
menjadi mendatar menyebabkan paru-paru mengambang.Oleh karena itu tekanan udara
dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar jadi udara masuk ke paruparu.Pada fase ekspirasi pernafasan perut otot diaphragma relaksasi dari posisi dari mendatar
kembali melengkung menyebabkan paru-paru mengecil.Oleh karena itu tekanan udara di
paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar jadi udara keluar dari paru-paru.
Mekanisme Pengaturan Pernafasan
Otot-otot pernafasan merupakan otot rangka dan memerlukan rangsangan melalui persarafan
untuk berkontraksi.Terdapat dua pola pernafasan yaitu, spontan dan paksa.Pola pernafasan
spontan berirama dihasilkan lepas muatan dari pusat pernafasan di batang otak yaitu dari
medulla oblongata. Aktivitas pernafasan juga dapat dimodifikasi untuk berbicara, bernyanyi
dan sebagainya.8
Pusat pernafasan otomasi terdiri dari 3 bagian yaitu pusat respirasi, pusat apneustik dan pusat
pneumotaksik. Pusat respirasi di formation reticularis medulla oblongata di mana akan lepas
muatan berirama untuk menghasilkan pernafasan spontan. Pusat respirasi ini terdiri dari 2
kelompok neuron, kelompok dorsal dan ventral.Kelompok dorsal terdiri dari neuron I dan
akan melepaskan impulsee dengan frekuensi 12-15/menit secara periodic. Serat-serat saraf
neuron I akan berakhir di motor neuron medulla spinalis dan mempersarafi otot-otot inspirasi
utama. Sebagian serat saraf dari neuron I dari kelompok dorsal akan menuju ke kelompok
ventral yang terdiri dari neuron I dan E. Kedua-dua neuron tidak aktif pada pernafasan
15

tenang, neuron I diaktifkan oleh rangsangan dari kelompok dorsal bila kebutuhan ventilasi
meningkat. Impulsee melalui serat saraf yang keluar dari neuron I kelompok ventral akan
merangsang motor neuron yang mempersarafi otot-otot imspirasi tambahan melalui N IX dan
N X. Neuron E akan dirangsang oleh neuron I kelompok dorsal untuk mengeluarkan
impulsee yang menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif. Neuron E
ventral akan mengeluarkan impulsee yang menghambat neuron I dorsal. Pusat respirasi
mempu melepaskan impulsee spontan berirama tetapi dipengaruhi oleh impulsee dari
berbagai bagian, misalnya impulsee aferen dari jaringan parenkim paru melalui N X, kortex
cerebri, pusat apneustik dan pusat pneumotaksik.8
Pusat pneumotaksik berada di bagian atas pons dan impulsee dari sini menghambat aktivitas
neuron I untuk menghentikan rangsang inspirasi dan mencegah paru-paru terlalu
mengembang. Saraf pernafasan terdiri dari N Phrenicus yang mempersarafi diaphragm, N
spinal thoraxic yang mempersarafi otot-otot intercostalis serta saraf simpatis dan
parasimpatis.9
Pusat pernafasan juga dipengaruhi oleh rangsang kimia dan non kimia.Rangsang kimia
melalui chemoreceptor perifer dan central.Pernafasan dipengaruhi oleh PO2, PCO2 dan ion H+
dalam darah arteri.Pusat chemoreceptor di permukaan ventral medulla manakala
chemoreceptor perifer terletak di arcus aorticus dan caroticus. Rangsang non kimia terjadi di
kortex cerebri secara langsung, tidak langsung, peningkatan suhu, dengan bantuan
propioseptor dan reseptor regang untuk reflex Hering Breuer. Impulse aferen dari N X
mengandungi DRG yang menghambatkan neuron I.9
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
Pengukuran Kapasitas dan volume paru-paru dapat diukur dengan spirometer.Jarum penunjuk
spirometer ditempatkan pada titik 0.Untuk mengukur Tidal Volume(TV) dilakukan inspirasi
normal, kemudian diekspirasikan ke dalam spirometer dengan normal.Untuk mengukur
expiratory reserve volume (ERV) setelah inspirasi normal, dilakukan ekshalasi maksimal ke
dalam spirometer.Untuk mengukur Vital Capacity(VC) dilakukan inspirasi maksimal
kemudian ekspirasi maksimal ke dalam spirometer, setiap prosedur diulangi tiga kali untuk
mendapatkan rata-rata.Inspiratory Reserve Volume (IRV) dihitung dengan persamaan : IRV =
VC ( ERV + TV ).Total Lung Capacity (TLC) dapat dihitung dengan TLC = VC + RV.

16

Tidal Volume (TV) adalah volume udara keluar dan masuk pada pernapasan tenang kira-kira
500 ml. Tidal Volume dipengaruhi oleh berat badan, jenis kelamin, usia dan kondisi fisik.
Inspiratory Reserve Volume(IRV) adalah volume udara maksimal yang dapat diinspirasi
setelah volume tidal kira-kira 2000 ml. Expiratory Reserve Volume(ERV)adalah udara
maksimal yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa kira-kira 1000 ml. ERV dapat
diukur dengan cara praktikum menghirup napas normal dan menghembuskan napas sekuatkuatnya pada spirometer. Nilai ERV sendiri adalah pengurangan angka yang tercatat pada
spirometer dikurangi dengan TV yang telah diukur sebelumnya.Nilai ERV adalah sekitar 700
ml untuk wanita dan 1200 ml untuk pria.Vital Capacity (VC) adalah volume udara maximum
yang dapat diinspirasi dan diekspirasi selama pernapasan yang dipaksakan sekitar 3500 ml
untuk wanita dan 4500 ml untuk pria.Inspiratory Capacity (IC) dapat dihitung dengan IC =
TV + IRV, kira-kira 2500 ml. Residual Volume (RV) adalah udara yang masih tersisa dalam
paru-paru setelah ekspirasi maksimal dan terdiri dari volume kolaps dan volume minimal
kira-kira 1200 ml. Volume kolaps adalah udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru
sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps. Manakala volume minimal adalah udara yang
tinggal dalam paru-paru sesudah paru-paru kolaps dan digunakan di ilmu kedokteran
kehakiman untuk membuktikan apakah bayi lahir meninggal atau mati setelah lahir.
Keseimbangan Asam-Basa
Terdapat 3 teori asam basa yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry dan teori Lewis.Asam
dan basa adalah sifat kimia zat yang sangat penting untuk diketahui.Sifat asam basa sangat
berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Menurut Arrhenius, asam menghasilkan
H+ dalam larutannya zat apabila dilarutkan dalam air. Contohnya HCl(aq) menghasilkan H +
(

aq) dan Cl-(aq) serta CH3COOH(aq) menghasilkan H+(aq) dan CH3COO-(aq). Manakala

basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan OH -. Contohnya
NaOH(aq) menghasilkan Na+(aq) dan OH-(aq) serta NH4OH(aq) menghasilkan NH4+(aq)
dan OH-(aq).Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah ion atau molekul yang dapat
memberikan proton (H+) kepada basa dan disebut donor proton sedangkan basa adalah ion
atau molekul yang dapat menerima proton disebut akseptor proton. Proton adalah inti atom H
ataupun atom H yang tidak mempunyai electron.Contohnya HCl(aq) dan NH3(aq)
menghasilkan NH4-(aq) dan Cl-(aq). Setiap asam mempunyai basa konjugasi, demikian juga
setiap basa mempunyai asam konjugasi.Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang
dapat menerima pasangan electron bebas atau akseptor pasangan elektron dalam suatu reaksi
kimia. Manakala basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan pasangan electron bebas
17

atau donor pasangan elektron. Contohnya AlCl3dan PCl3menghasilkan Cl3Al dan PCl3. AlCl3
adalah asam karena dapat menerima pasangan electron dari PCl 3 dan PCl3 adalah basa karena
dapat memberikan pasangan electron bebasnya.10

Gambar 7
Pengaturan Keseimbangan Asam Basa
Terdapat 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh untuk
mencegah asidosis atau alkalosis adalah sistem buffer, sistem pernafasan dan sistem
renal.Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen,sistem buffer tidak
mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya
mengikat sampai keseimbangan tercapai kembali.Kemudian sistem pernafasan juga bekerja
untuk mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu H2CO3 dari tubuh.Kedua pengaturan ini
menjaga konsentrasi ion hidrogen dari perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan
yang ketiga bereaksi lebih lambat, ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari
tubuh.Walaupun relative lambat, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang paling
kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah
jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari, asam
yang berlebihan akan dibuang oleh ginjal dalam bentuk ammonia.10
Selain itu, tubuh juga menggunakan

sistempenyangga pH (buffer).Tubuh menggunakan

buffer dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam
pH darah.Sistem buffer terpenting dalam pengendalian pH adalah dari plasma dan
erythrocyte yaitu sistem bikarbonat atau asam karbonat (HCO3-/H2CO3).11
Seterusnya sistem renal melalui pengaturan ekskresi asam dan mengatur Na+ dan H+.Selain
itu, melalui pengaturan ekskresi ammonia oleh sel-sel tubulus ginjal yang dapat membentuk
18

ammonia dari asam-asam amino intrasel terutama glutamin.Untuk mengimbangi Na + dari


filtrate glomeruli masuk ke sel-sel tubulus dan meningkatkan pertukaran Na+ dan H+ untuk
menaikkan reabsorpsi HCO3-.Pada asidosis metabolic produksi NH4+ ditingkatan dan pada
alkalosis metabolic diturunkan.Faktor asidosis metabolik adalah kekurangan bikarbonat,
penurunan pH, produksi asam organic lebih laju daripada eliminasinya serta ekskresi asam.
Mekanisme kompensasinya terdiri dari 3 sistem, sistem buffer, sistem pernafasan dirangsang
untuk hiperventilasi agar ekskresi CO2 meningkat serta sistem renal pada ginjal yang
meningkatkan pertukaran Na+ dan H+, pembentukan ammonia dan reabsorpsi HCO 3-. Faktor
alkalosis metabolic adalah kelebihan bikarbonat dan peningkatan pH. Mekanisme
kompensasinya adalah sistem buffer, sistem pernafasan dirangsang untuk hipoventilasi dan
sistem renal pada ginjal menurunkan pertukaran Na + dan H+, pembentukan ammonia serta
reabsorpsi HCO3-.11
Seterusnya

faktor

asidosis

respiratorik

adalah

kelebihan

H2CO3

dan

penurunan

pH.Mekanisme kompensasinya adalah asam karbonat masuk ke dalam darah terutama


dibuffer oleh Hb dan protein pada sistem buffer. Selain itu, pada sistem pernafasan
dirangsang untuk hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 serta sistem renal yang
meningkatkan pertukaran Na+ dan H+, pembentukan ammonia dan reabsorpsi HCO 3-. Faktor
alkalosis respiratorik adalah kekurangan H2CO3 dan peningkatan pH.Alkalosis respiratorik
disebabkan oleh peningkatan atau keadaan pernafasan, demam, hysteria yang menyebabkan
hiperventilasi, hipoksia, keracunan salisilat serta eliminasi CO 2 yang berlebihan. Mekanisme
kompensasinya adalah pada ginjal, sistem renal menurunkan pertukaran Na + dan H+,
pembentukan ammonia dan reabsorpsi HCO3-.10,11
Kesimpulan
Respirasi adalah proses penting untuk metabolisme sel supaya dapat bertahan hidup. Terdapat
banyak faktor dan mekanisme pernafasan yang harus diatur oleh pusat pernafasan yang terdiri
dari pusat respirasi, pusat apneustik dan pusat pneumotaksik.Keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh harus diperhatikan untuk menjaga kondisi agar tetap sehat.Keseimbangan antara
cairan dalam tubuh dapat dipeoleh dengan melihat perbandingan antara pemasukan dengan
pengeluaran cairan.

19

Daftar Pustaka
1. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6 th Ed. Philadelphia, Elseviers Heatlth Science;
2014: 193-9.
2. Schlossberg L, D George.The Johns Hopkins atlas of human functional anatomy. 4 th
Ed. America, John Hopkins University Press: 1997; 160-4.
3. Dauber W. Pocket Atlas of human anatomy: founded by Heinz Feneis. 5 th Ed. New
York, Georg Thieme Verlag; 2011: 435-47.
4. Putz R, Pabst R. Sobatta atlas of human anatomy. 14 th Ed. Germany, Elsevier GmbH;
2006: 352-78.
5. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM, Tibbitts RM, Richardson PE. Grays atlas of
human anatomy. 2nd Ed. America, Elseviers Heatlth Science; 2014: 79-87.
6. Agur AMR, Dalley AF. Grants atlas of anatomy. 13 th Ed. America, Lippincott
Williams & Wilkins; 2013: 19-45.
7. Rogers K. The respiratory system. New York, Britannica Educational Publishing;
2011: 41-9, 53-4.
8. Kaminsky DA. Respiratory system. 2nd Ed. Philadelphia, The Netter Collections of
Medical Illustrations; 2011 (3): 50-61.
9. West JB. Respiratory physiology. 9th Ed. America, Lippincott Williams & Wilkins,
2012: 95-124.
10. Pandey K, Shukla JP. Regulatory mechanism in vertebrates. New Delhi, Rajsons
Printers; 2005: 105-39.
11. Klpmann WR, Stummvoll HK, Lehmann P. Electrolytes, acid-base balance and

blood gases. America, Springer; 2007: 157-60.

20

You might also like