You are on page 1of 9

KARAKTERISTIK PENDERITA KISTA OVARIUM YANG DIRAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT ST ELISABETH MEDAN


TAHUN 2008 - 2012

Dumaris Siringo1, Hiswani2, Jemadi2


1

Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU


2
Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU
Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

Abstract
Ovarian cyst is one of the gynecological benign tumor most often found in women in the
reproductive life. Most of the cysts are formed due to changes in hormone levels that occur during
the menstrual cycle, the production and release of eggs from the ovaries. The incidence of ovarian
cyst disease in Indonesia is not yet known with certainty because the recording and reporting
unfavorable. As an illustration in the hospital. Dharmais cancer was found about 30 patients each
year. At RSUP H. Adam Malik Medan are the total number of patients with ovarian cysts in 20082009 as many as 47 people. General Hospital Medan Dr.Pirngadi Januari - October 2010 ovarian
cysts sufferers in women of childbearing age totaling 34 people.
To determine the characteristics of patients with ovarian cysts who are hospitalized at St.
Elisabeth Hospital Medan in 2008 - 2012 was a descriptive study, with case series design.
Population and samples of data 116 patients (total sampling). Data were analyzed by chi-square
test, Fisher Exact, and T-test.
The research found ovarian cysts proportion of patients: age 29-37 years (29.7%), Batak
(80.2%), Protestant (56.9%), education Colleges / Universities (47.4%) , occupation Housewife
(33.6%), marital status (71.6%), benign ovarian cysts (94.8%), the size of the cyst diameter 3.83 to
7.52 cm (40.5%), pain lower abdomen (67.7%), still menstruating (87.9%), surgical treatment
(68.1%), the average treatment length 6.01 (6 days), outpatient home (95.7%). There is a
significant difference in the proportion of types of cysts by age (p = 0.012), chi-square test can not
be performed to determine the proportion of the size of the cyst is based on complaints because
there are 4 cells (66.7%) who had expected count <5, there is no significant difference in the
proportion of the diameter of the cyst by cyst type (p = 0.400), chi-square test can not be performed
to determine the proportion of the diameter of the cyst by level of education because there are 4
cells (50.0%) having an expected count <5, there is a significant difference between the average
long maintainability based medical management (p = 0.001), there is no significant difference in
the proportion of state while returning by type of cysts (p = 0.237).
Expected for the hospital St. Elisabeth Medan field in order to improve and maintain the
quality of care of patients with ovarian cysts and ovarian cysts sufferers complete recording of such
parity, history of the use of contraceptives.
Keywords: Ovarian Cyst, patient characteristics, RS St. Elisabeth Medan 2008-2012, Case Series

tidak menular. Oleh karena itu perhatian


terhadap penyakit tidak menular semakin hari
semakin meningkat karena meningkatnya
frekuensi kejadiannya pada masyarakat
seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi
dan lain sebagainya. 1

Pendahuluan
Perkembangan di bidang industri seperti
penggunaan teknologi beradiasi, perubahan
gaya
hidup
dan
lingkungan
hidup
menyebabkan pergeseran dari berkurangnya
penyakit menular dan bertambahnya penyakit
1

diantaranya meninggal dunia dan 60% di


antaranya adalah wanita karier yang telah
berrumah tangga. Sedangkan pada tahun 2009
terdata 768 kasus penderita kista, dan 25% di
antaranya meninggal dunia, dan 70% di
antaranya wanita karier yang telah berrumar
tangga.5
Angka kejadian penyakit kista ovarium di
Indonesia belum diketahui dengan pasti
karena pencatatan dan pelaporan yang kurang
baik. Sebagai gambaran di RS. Kanker
Dharmais ditemukam kira-kira 30 penderita
setiap tahun. Nasdaldy, (2009) mengatakan
bahwa menurut data hasil penelitian di
Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo
terdata pada tahun 2008 terdapat 428 kasus
penderita
kista
endometriosis,
20%
diantaranya meninggal dunia dan 65%
diantaranya adalah wanita karir yang telah
berrumah tangga, sedangkan pada tahun 2009
terdata
768
kasus
penderita
kista
endometriosis,
dan
25%
diantaranya
meninggal dunia, dan 70% diantaranya adalah
wanita karir yang telah berumah tangga.6 Di
RSU Raden Mattaher Jambi terdapat jumlah
seluruh penderita kista ovarium tahun 2009
2010 sebanyak 47 orang.7 Di RSUP H. Adam
Malik Medan terdapat jumlah seluruh
penderita kista ovarium tahun 2008 2009
sebanyak 47 orang.8 Di Rumah Sakit Umum
Dr.Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010
sampai dengan Oktober 2010 penderita kista
ovarium pada wanita usia subur berjumlah 34
orang.
Dari survei pendahuluan yang dilakukan
di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan, data
seluruh penderita kista ovarium yang
diperoleh terdapat 116 orang penderita pada
tahun 2008 - 2012. Adapun rincian tiap tahun
yaitu pada tahun 2008 sebanyak 22 orang,
tahun 2009 sebanyak 14 orang, tahun 2010
sebanyak 25 orang, tahun 2011 sebanyak 33
orang dan tahun 2012 sebanyak 22 orang
penderita. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka perlu dilalukan penelitian untuk
mengetahui karakteristik penderita kista
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit St.
Elisabeth Medan tahun 2008 - 2012.
Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah belum diketahuinya karakteristik
penderita kista ovarium yang dirawat inap di

Kista ovarium merupakan salah satu tumor


jinak ginekologi yang paling sering dijumpai
pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian
besar kista terbentuk karena perubahan kadar
hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Kista ovarium adalah benjolan yang
membesar, seperti balon yang berisi cairan
yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut
disebut juga kista fungsional karena terbentuk
selama siklus menstruasi normal atau setelah
telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista
fungsional akan mengkerut dan menyusut
setelah beberapa waktu (setelah 1-3 bulan).2
Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi
beberapa dapat menyebabkan masalah seperti:
pecah, perdarahan, sakit atau sampai
mengalami pembedahan. Kista ovarium yang
bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan pembunuh yang
diam-diam, karena memang seringkali
penderita tidak merasakan apa-apa, kalaupun
terjadi keluhan biasanya sudah lanjut.3
Menurut WHO di Amerika Serikat pada
tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita
kanker ovarium sebanyak 23.400 dengan
angka kematian sebesar 13.900 orang (CFR =
59,4%). Angka kematian yang tinggi ini
disebabkan karena penyakit ini pada awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan
keluhan apabila sudah terjadi metastase,
sehingga 60% - 70% pasien datang pada
stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut
sebagai silent killer. Kanker ovarium
adalah penyebab utama kematian akibat
kanker kelima dari kalangan wanita AS dan
memiliki angka kematian tertinggi dari salah
satu kanker ginekologi. Di seluruh dunia,
tahun 2007 terdapat 204.000 wanita yang
terdiagnosis kanker ovarium dan 125.000
diantaranya meninggal.4
Menurut Kanker US Statistik (2004),
kejadian dan laporan kematian, 20.095
perempuan di Amerika Serikat mengetahui
bahwa mereka menderita kanker ovarium,
6.600 wanita yang didiagnosis dengan kanker
ovarium di Inggris setiap tahun, sekitar 1.500
di Australia dan 2.300 di Kanada. Tingkat
kematian untuk penyakit ini tidak banyak
berubah dalam 50 tahun terakhir.4 Di
Malaysia pada tahun 2008 terdata 428 kasus
penderita kista ovarium, dimana terdapat 20%
2

penelitian selanjutnya khususnya mengenai


kista ovarium.

Rumah Sakit St. Elisabeth Medan tahun 20082012.


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
Untuk mengetahui karakteristik penderita
kista ovarium yang dirawat inap di Rumah
Sakit St. Elisabeth Medan tahun 2008 2012.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan
sosiodemografi yang meliputi : umur,
suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan
status perkawinan
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan jenis
kista
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan
ukuran diameter kista.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan
keluhan.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan status
haid.
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan
penatalaksanaan medis.
g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata
(hari) penderita kista ovarium.
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
i. Untuk
mengetahui
proporsi
umur
berdasarkan jenis kista
j. Untuk mengetahui proporsi keluhan
berdasarkan ukuran diameter kista
k. Untuk mengetahui proporsi ukuran
diameter kista berdasarkan jenis kista
l. Untuk mengetahui proporsi ukuran
diameter kista berdasarkan pendidikan
m. Untuk mengetahui proporsi lama rawatan
rata

rata
(hari)
berdasarkan
penatalaksanaan medis
n. Untuk mengetahui proporsi keadaan
sewaktu pulang berdasarkan jenis kista.
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit
St. Elisabeth Medan dalam penatalaksanaan
penderita kista ovarium.
b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan
dan pengetahuan penulis tentang Kista
ovarium serta sebagai bahan referensi bagi

Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan
menggunakan desain case series. Penelitian
ini dilaksanakan di Rumah sakit St. Elisabeth
Medan. Waktu penelitian Desember 2012
sampai dengan Juli 2013. Populasi penelitian
adalah data seluruh penderita kista ovarium
yang di rawat inap di Rumah sakit St.
Elisabeth Medan tahun 2008-2012 yang
tercatat sebanyak 116 penderita. Besar sampel
sama dengan besar populasi (total sampling).
Data dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data univariat dianalisa secara
deskriptif dan data bivariat dianalisa dengan
uji chi-square, Exact Fisher, dan T-test.
Hasil dan Pembahasan
Adapun distribusi penderita kista ovarium
berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium
Berdasarkan
Sosiodemografi.
Sosiodemografi
Umur (Tahun)
11-19
20-28
29-37
38-46
47-55
56-64
65-73
74-82
Total
Suku
Batak
Jawa
Nias
Melayu
Dan lain lain(Cina,India)
Total
Agama
Kristen Khatolik
Kristen protestan
Islam
Budha
Total
Pendidikan
SD/ Sederajat
SLTP/ Sederajat
SLTA/ Sederajat
Akademik/ Perguruan tinggi
Total

5
28
31
29
14
5
3
1

4.3
24.1
26.7
25
12.1
4.3
2.6
0.9

116

100

95
13
4
2
2
116

81,9
11,2
3,5
1,7
1,7
100

28
66
21
1

24,1
56,9
18,1
0.9

116

100

5
8
48
55

4,3
6,9
41,4
47,4

116

100

Pekerjaan
PegawaiNegeri
(PNS/TNI/Polri)
Pegawai Swasta
Wiraswata
Ibu Rumah Tangga
Lain lain
Total
Status perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Total

12
28
13
39
24

10,3
24,1
11,2
33,6
20,7

116

100

83
33

71,6
28,4

116

ovarium jinak hal ini dikarenakan bahwa pada


umumnya penderita kista ovarium adalah
jinak (fungsional) karena terjadi pada masa
reproduksi. Sejalan dengan teori Yatim
(2005), mengatakan kista ovarium merupakan
salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
sering dijumpai pada wanita di masa
reproduksinya karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi.2
Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium
Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun 2008 - 2012

100

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa


proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
umur tertinggi yaitu pada kelompok umur 2937 tahun yaitu sebanyak 31 orang (26,7%)
dan terendah pada kelompok umur 74-82
tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,9%).
Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
suku tertinggi adalah suku batak yaitu
sebanyak 93 orang (81,9%). Proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan agama
tertinggi adalah agama protestan yaitu
sebanyak 66 orang (56,9%), tidak ditemukan
penderita kista ovarium yang beragama hindu
dan konghucu. Proporsi penderita kista
ovarium berdasarkan pendidikan tertinggi
adalah akademi/perguruan tinggi yaitu
sebanyak 55 orang (47,4%) dan terendah
adalah SD/sederajat yaitu sebanyak 5 orang
(4,3%) serta tidak ada penderita yang tidak
tamat SD/sederajat. Penderita kista ovarium
berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah ibu
rumah tangga yaitu sebanyak 39 orang
(33,6%), terendah adalah pegawai negeri
yaitu sebanyak 12 orang (10,3%). Proporsi
penderita kista ovarium berdasarkan status
perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin
yaitu sebanyak 83 orang (71,6%).

Ukuran Kista Ovarium(cm)


0.13 - 3.82
3.83 - 7.52
7.53 - 11.22
11.23 - 14.92
14.93 - 18.62
18.63 - 22.32
22.32 26.02
Total

Jenis Kista
Kista Ovarium Jinak
Kista Ovarium Ganas
Total

f
110
6

%
94,8
5,2

116

100

%
29,4
40,5
13,8
3,4
8,6
0,9
3,4
100

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa


distribusi proporsi penderita kista ovarium
berdasarkan ukuran diameter kista tertinggi
adalah 3,83 7,52 cm yaitu sebanyak 47
orang (40,5%) dan terendah adalah 18,63
22,32 cm yaitu sebanyak 1 orang (0,9%).
Ukuran kista ovarium bervariasi bila ukuran
kista ovarium masih kecil biasanya tidak
memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang kadang tidak menunjukkan gejala
gejala apapun.9
Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Penderita Kista
Ovarium Berdasarkan Keluhan Yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun 2008 2012
Keluhan
Nyeri sewaktu senggama
Nyeri abdomen bawah
Nyeri haid/ haid abnormal
Total

Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium


Berdasarkan Jenis Kista Yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Tahun 2008 2012.
No.
1
2

f
34
47
16
4
10
1
4
116

f
18
105
32
155

%
11,6
67,7
20,7
100

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi


keluhan penderita kista ovarium yang
tertinggi adalah nyeri abdomen bawah yaitu
sebanyak 105 orang (67,7%) dan terendah
adalah nyeri waktu senggama.
Kebanyakan wanita yang mempunyai kista
ovarium tidak menimbulkan gejala. Gejala
biasanya terjadi jika penderita telah
mempunyai kista dalam waktu yang lama.
Gejala pada awal umumnya sangat bervariasi

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa


proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
jenis kista yang tertinggi adalah kista ovarium
jinak yaitu sebanyak 110 orang (94,8%).
Penderita yang datang berobat ke RS. St.
Elisabeth Medan adalah mayoritas kista
4

dan tidak spesifik, yaitu berupa gangguan


haid / menstruasi. Jika sudah membesar dan
menekan rektum atau kandung kemih, dapat
terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat
juga terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan atau nyeri pada saat bersenggama,
bahkan dapat terjadi pendarahan. Pada gejala
lebih lanjut, yang terjadi berhubungan dengan
adanya asites (penimbunan cairan dalam
rongga perut) di dalam rongga perut, sehingga
perut membuncit menyebabkan perut bagian
bawah tegang dan nyeri.10

Penatalaksanaan medis yang paling tinggi


adalah terapi pembedahan hal ini dikarenakan
kebanyakan pasien yang akan mendapat terapi
pembedahan di RS. ST. Elisabeth Medan
adalah kiriman dokter SPOG dari tempat
praktek untuk dilakukan terapi pembedahan
dan setuju untuk melakukan pembedahan
setelah dilakukan berbagai pemeriksaan.
Sejalan dengan pernyataan Caroli, 2013
bahwa pengobatan kista ovarium tergantung
pada keluhan/tingkat keparahan penderita dan
hasil
pemeriksaan
penunjang
yang
10
dilakukan.

Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Penderita Kista


Ovarium Berdasarkan Status Haid Yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun 2008 2012.

Tabel 4.7.

No.
1
2

Status Haid
Masih haid
Tidak haid lagi
Total

f
102
14
116

%
87,9
12,1
100

Lama Rawatan Rata rata (hari)


Mean
SD (Standar Deviasi)
Variance
Minimal
Maximal

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa


proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
status haid yang tertinggi adalah masih haid
yaitu sebanyak 102 orang (87,9%) dan
terendah adalah tidak haid lagi yaitu sebanyak
14 orang (12,1%).
Gangguan siklus haid yang sangat pendek
atau lebih panjang harus diwaspadai.
Menstruasi di usia dini yaitu 11 tahun atau
lebih muda merupakan faktor resiko
berkembangnya kista ovarium, wanita dengan
siklus haid tidak teratur juga merupakan
faktor resiko kista ovarium. Tetapi seorang
perempuan sudah menopause kista fungsional
tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas
indung telur.11,12

f
37
79
116

6,01
2,736
7,487
2
16

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama


rawatan rata-rata penderita kista ovarium
adalah 6,01 hari atau 6 hari. SD (Standar
Deviasi) 2,736 hari dengan lama rawatan
minimum 2 hari dan lama rawatan maksimum
16 hari.
Tabel 4.8.

Distribusi Proporsi Penderita Kista


Ovarium
Berdasarkan
Keadaan
Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Tahun 2008 2012.

Keadaan Sewaktu
Pulang
Pulang berobat jalan
Pulang atas permintaan
sendiri
Meninggal
Total

Tabel 4.6. Distribusi Proporsi Penderita Kista


Ovarium Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
St. Elisabeth Medan Tahun 2008 2012
Penatalaksanaan Medis
Terapi hormonal
Terapi pembedahan
Total

Lama Rawatan Rata rata Penderita


Kista Ovarium Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Tahun 2008 2012.

111
5
0

95,7
4,3
0

116

100

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa


proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah
pulang berobat jalan yaitu sebanyak 111
orang (95,7%) dan terendah adalah pulang
atas permintaan sendiri yaitu sebanyak 5
orang (4,3%). Tidak ditemukan penderita
kista ovarium yang meninggal sewaktu
pulang. Penderita kista ovarium yang pulang
atas permintaan sendiri terdapat 5 orang
(4,30%), mereka pulang atas permintaan

%
31,9
68,1
100

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa


proporsi penderita kista ovarium bedasarkan
penatalaksanaan medis yang tertinggi adalah
terapi pembedahan yaitu sebanyak 79 orang
(68,1%) dan terendah adalah terapi hormonal
yaitu sebanyak 37 orang (31,9%).
5

sendiri karena tidak memiliki biaya untuk


melakukan tindakan pembedahan yang telah
disarankan dokter dan terdapat 1 orang pulang
atas permintaan sendiri karena tidak setuju
dengan pembedahan yang akan dilakukan.

Berdasarkan Tabel 4.10. dapat dilihat


bahwa dari 2 orang penderita kista ovarium
yang mengalami keluhan nyeri waktu
senggama, proporsi ukuran diameter adalah
sama antara 6 cm dan > 6 cm yaitu
sebanyak 1 orang. Dari 58 penderita kista
ovarium yang mengalami keluhan nyeri
abdomen bawah, proporsi ukuran diameter
tertinggi adalah 6 cm yaitu sebanyak 35
orang (60,3%) dan terendah adalah > 6 cm
yaitu sebanyak 23 orang (39,7%). Dari 3
orang penderita kista ovarium, proporsi
ukuran diameter tertinggi adalah 6cm yaitu
sebanyak 3 orang (100%).
Analisa statistik dengan uji Chi-Square
tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel
(66,7 %) yang mempunyai expected count <5.

Analisis Statistik
Jenis Kista Berdasarkan Umur
Tabel 4.9.

Distribusi Proporsi Jenis Kista


Berdasarkan Umur Penderita Kista
Ovarium Yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun
2008 2012

Umur

Jenis Kista
Kista
Ovarium
Jinak

35
> 35

f
59
51

Total

Kista Ovarium
Ganas

%
100
89,5

f
0
6

%
0
10,5

f
59
57

%
100
100
P= 0,012

Tabel 4.11.

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat dari 59


penderita yang barada pada kelompok umur
35 tahun, 59 penderita (100%) menderita kista
ovarium jinak dan tidak ditemukan penderita
kista ovarium ganas. Dari 57 penderita yang
berada pada kelompok umur > 35 tahun, 51
orang (89,5%) menderita kista ovarium jinak
dan 6 orang (10,5%) menderita kista ovarium
ganas.
Hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai
p<0,05 artinya ada perbedaan proporsi yang
bermakna antara umur berdasarkan jenis
kista.

Jenis
Kista

Kista
Ovarium
Jinak
Kista
Ovarium
Ganas

Nyeri
Waktu
Senggama
Nyeri
Abdomen
Bawah
Nyeri
Haid/Haid
Abnormal

Ukuran Diameter
Kista
6 cm
>6cm
f
%
f
%
1
50
1
50

f
2

%
100

35

60,3

23

39,7

58

100

100

100

Ukuran Diameter Kista


6 cm

Total

> 6 cm

64

58,
2

46

41,8

110

100

33,
3

66,7

100

P=0,400

Dari Tabel 4.11. dapat dilihat dari 110


penderita kista ovarium jinak, proporsi ukuran
diameter kista ovarium tertinggi pada ukuran
6 cm yaitu sebanyak 64 orang (58,2%) dan
proporsi terendah pada ukuran > 6 cm yaitu
sebanyak 46 orang(41,8) . Dari 6 penderita
kista ovarium ganas, proporsi ukuran
diameter tertinggi pada ukuran > 6 cm yaitu
sebanyak 4 orang (66,7%).
Hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai
p>0,05 artinya tidak ada perbedaan proporsi
yang bermakna antara jenis kista berdasarkan
ukuran diameter kista.

Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Ukuran Diameter Kista


Berdasarkan Keluhan Penderita Kista
Ovarium Yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2008
2012.
Keluhan

Distribusi Proporsi Ukuran Diameter


Kista Berdasarkan Jenis Kista Penderita
Kista Ovarium Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun
2008 2012.

Total

P=0,206

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat


bahwa
penderita
yang
mendapat
penatalaksanaan terapi hormonal sebanyak
37 orang dengan lama rawatan rata-rata 4,24
atau 4 hari dan penderita yang mendapat
penatalaksanaan terapi pembedahan sebanyak
79 orang dengan lama rawatan rata-rata 6,84
atau 7 hari.
Hasil uji Man Whitney diperoleh
p<0,005, artinya ada perbedaan yang
bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan penatalaksanaan medis. Lama
rawatan rata-rata penderita kista ovarium
dengan terapi hormonal lebih singkat dari
terapi pembedahan.

Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Ukuran Diameter Kista


Berdasarkan Pendidikan Penderita Kista
Ovarium Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
St. Elisabeth Medan Tahun 2008 2012.
Tingkat Pendidikan
Ukuran Diameter
Total
Kista
6 cm
>6 cm

SD/Sederajat

f
4

%
80

f
1

%
20

f
5

%
100

SLTP/Sederajat

75

25

100

SLTA/Sederajat

23

47,9

25 52,1 48

100

Akademik/Perguruan
Tinggi

33

60

22

100

40

55

P=0,267

Dari Tabel 4.12. dapat dilihat dari 5


orang penderita kista ovarium pada tingkat
pendidikan SD/sederajat proporsi ukuran kista
ovarium tertinggi ada pada ukuran 6 cm
yaitu sebanyak 4 orang (80%) dan proporsi
terendah pada ukuran > 6cm yaitu sebanyak 1
orang (20%). Dari 8 orang penderita pada
tingkat pendidikan SLTP/sederajat proporsi
ukuran kista ovarium tertinggi ada pada
ukuran 6cm yaitu sebanyak 6 orang (75%)
dan proporsi terendah pada ukuran >6cm
yaitu sebanyak 2 orang (25%). Dari 48 orang
penderita kista ovarium pada tinggat
pendidikan SLTA/sederajat proporsi ukuran
tertinggi ada pada ukuran > 6cm yaitu
sebanyak 25 orang (52,1%) dan proporsi
terendah pada ukuran yaitu sebanyak 23
orang (47,9%). Dari 55 orang penderita kista
ovarium
pada
tingkat
pendidikan
Akademik/perguruan tinggi proporsi ukuran
kista tertinggi ada pada ukuran 6cm yaitu
sebanyak 33 orang (60%) dan proporsi
terendah pada ukuran > 6cm yaitu sebanyak
22 orang (40%).
Analisa statistik dengan uji chi-square
tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel
(50,0 %) yang mempunyai expected count <5.

Tabel 4.14.

Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu


Pulang Berdasarkan Jenis kista
Penderita Kista Ovarium Yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun 2008 2012.
Jenis kista
Keadaan sewaktu
Total
pulang
PBJ
PAPS
f
%
f
%
f
%

Kista
Ovarium
Jinak
Kista
Ovarium
Ganas

37
4,24

96,4

3,4

110

100

83,3

16,7

100

P=0,237

Dari Tabel 4.14. dapat dilihat dari 110


penderita kista ovarium jinak, proporsi
keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah
pulang berobat jalan yaitu sebanyak 106
orang (96,4%). Dari 6 penderita kista ovarium
ganas, proporsi ukuran diameter keadaan
sewaktu pulang tertinggi adalah pulang atas
permintaan sendiri yaitu sebanyak 5 orang
(83,3%).
Hasil uji exact fisher diperoleh nilai
p>0,05 artinya tidak ada perbedaan proporsi
yang bermakna antara jenis kista berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.

Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Lama Rata rata Rawatan


Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita
Kista Ovarium Yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit St. Elisabeth
Medan Tahun 2008
2012.
Penatalaksanaan Medis
Lama
Rawatan
Rata-rata
Terapi Hormonal
Terapi
Pembedahan
N
Mean

106

79
6,84
P=0,001

Tabel 4.15. Distribusi Proporsi Status Perkawinan


Berdasarkan Jenis Kista Penderita
Kista Ovarium Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit St. Elisabeth
Medan
Tahun 2008 2012.
Jenis
Kista

Kista
Ovarium
Jinak
Kista
Ovarium
Ganas

Status Perkawinan
Kawin
Belum
Kawin
f
%
f
%
77 78,7 33 31,3

100

proporsi status perkawinan tertinggi adalah


kawin yaitu sebanyak 60 orang (75,9%) dan
terendah adalah belum kawin yaitu sebanyak
19 orang (24,1%).
Hasil uji chi-square diperoleh nilai
p>0,05 artinya tidak ada perbedaan yang
bermakna antara proporsi status perkawinan
berdasarkan penatalaksanaan medis.

Total

f
110

%
100

100

Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada
kelompok umur 29-37 tahun (29,7%), suku
Batak (81,9%), agama Kristen Protestan
(56,9%), pendidikan Akademi/Perguruan
Tinggi (47,4%), pekerjaan Ibu Rumah
Tangga (33,6%), status kawin (71,6%).
b. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan jenis kista tertinggi yaitu kista
ovarium jinak (94,8%).
c. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan ukuran diamer kista tertinggi
yaitu 3,83 7,52 cm (40,5%).
d. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan keluhan tertinggi yaitu nyeri
abdomen bawah (67,7 %).
e. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan status haid tertinggi yaitu
masih haid (87,9%)
f. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan
penatalaksanaan medis
tertinggi
yaitu
terapi
pembedahan
(68,1%).
g. Lama rawatan rata-rata penderita kista
ovarium adalah 6,01 hari atau 6 hari
h. Proporsi
penderita
kista
ovarium
berdasarkan keadaan sewaktu pulang
tertinggi yaitu pulang berobat jalan
(95,7%).
i. Ada perbedaan yang bermakna antara
proporsi jenis kista berdasarkan umur
(p=0,012)
j. Uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk
mengetahui
proporsi
ukuran
kista
berdasarkan keluhan karena terdapat 4 sel
(66,7%) yang mempunyai expected count
<5.
k. Tidak ada perbedaan yang bermakna
antara proporsi ukuran diameter kista
berdasarkan jenis kista (p= 0,400)

P=0,181

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat


bahwa dari 110 penderita kista ovarium jinak,
proporsi status perkawinan tertinggi adalah
kawin yaitu sebanyak 77 orang (78,7%) dan
proporsi terendah adalah belum kawin yaitu
sebanyak 33 orang (31,3%). Dari 6 orang
penderita kista ovarium ganas, proporsi status
perkawinan tertinggi kawin yaitu sebanyak 6
orang (100%) dan tidak ditemukan penderita
yang memiliki status perkawinan belum
kawin.
Hasil uji exact fisher diperoleh nilai
p>0,05 artinya tidak ada perbedaan yang
bermakna antara proporsi status perkawinan
berdasarkan jenis kista.
Tabel 4.16. Distribusi Proporsi Status Perkawinan
Berdasarkan
Penatalaksanaan
Medis
Penderita Kista Ovarium yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun
2008 2012.
Penatalaksanaan
Medis

Terapi
Hormonal
Terapi
Pembedahan

Status Perkawinan
Kawin
Belum
Kawin
f
%
f
%

Total

23

62,2

14

37,8

37

100

60

75,9

19

24,1

79

100
P=0189

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat


bahwa dari 37 penderita kista ovarium yang
mendapat penatalaksanaan medis terapi
hormonal, proporsi status perkawinan
tertinggi adalah kawin yaitu sebanyak 23
orang (62,2%) dan terendah adalah belum
kawin yaitu sebanyak 14 orang (37,8%). Dari
79 penderita kista ovarium yang mendapat
penatalaksanaan medis terapi pembedahan,
8

0Ovarium%20Tidak%20Menyebabkan%2
0Kanker.htm diakses tanggal 27 Februari
2013

l. Uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk


mengetahui proporsi ukuran diameter kista
berdasarkan tingkat pendidikan karena
terdapat 4 sel (50,0 %) yang mempunyai
expected count <5.
m. Ada perbedaan yang bermakna antara lama
rawatan
rata-rata
berdasarkan
penatalaksanaan medis (p = 0,001).
n. Tidak ada perbedaan yang bermakna
antara proporsi keadaan sewaktu pulang
berdasarkan jenis kista (p= 0,237).
o. Tidak ada perbedaan yang bermakna
antara
proporsi
status
perkawinan
berdasarkan jenis kista (p= 0,181)
p. Tidak ada perbedaan yang bermakna
antara
proporsi
status
perkawinan
berdasarkan penatalaksanaan medis (p=
0,189)

5. Anggun, Fitrani, 2012. Post Operasi Kista


Ovarium.
file:///F:/kista%20lagi.htm
diakses tanggal 27 Februari 2013
6. Triyanto, Endang, 2009. Hubungan
Antara Dukungan Suami Dengan
Tingkat Stres Istri Yang Menderita
Kista Ovarium Di Purwokerto. Jurnal
Keperawatan
Jenderal
Soederman
Purwokerto. Diakses tanggal 5 Januari
2013
7. Jaya, Medica 2011. Data Penderita Kista
Ovarium Dengan Abortus. hhtp://tugaskesehatan.blogspot.com/2011/7/datapenderita-kista-ovarium. Diakses tanggal 5
Januari 2013

2. Saran
a. Diharapkan bagi pihak rumah sakit St.
Elisabeth Medan agar mempertahankan
dan dapat meningkatkan kualitas dalam
perawatan penderita kista ovarium kista.
b. Diharapkan bagi penderita kista ovarium
untuk lebih rajin memeriksakan diri secara
berkala
seperti pemeriksaan
klinis
genekologi untuk mendeteksi adanya kista
atau pembesaran ovarium dan melakukan
gaya
hidup
yang
sehat
seperti
mengkonsumsi makanan yang kaya serat
dan tinggi antioksidan seperti sayuran dan
buah, mengurangi makanan yang tinggi
lemak dan kurang serat, rajin berolah raga,
kurangi stress serta hindari zat kimia
tambahan yang berbahaya pada makanan.

8. Safitri, Yunni, 2010. Pengalaman Wanita


Usia Subur Dengan Kista Ovarium.
Skripsi Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Diakses tanggal 5 Januari 2013
9. Llewellyn, D., 2002. Dasar dasar
Obstetri Dan Gynekology. Jakarta:
Hipokrates.
10. Carolina, dr., 2013. Kapankah Kista
Ovarium
Disebut
Berbahaya.
http://www.tanyadok.com/sehatwanita/kapan-kista-ovarium-disebutbahaya. Diakses tgl 15 Mei 2013

Daftar Pustaka
1. Bustan, M., 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.

11. Manuaba, I.B.C., & Manuaba, I.B.G.F.,


2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah
Ginekologi. Jakarta: Penerbit CV. Trans
Info Media.

2. Yatim, F., 2005. Penyakit Kandungan.


Jakarta: Penerbit Pustaka Populer Obor.

12. Pritchard, M.D. dkk., 1991. Obstertri


Williams.
Surabaya
:
Airlangga
University Press.

3. Benson, R., & Pernoll, M., L., 2008. Buku


Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Penerbit EGC.
4. Harwono, 2011. Kista Ovarium Tidak
Menyebabkan
Kanker.
file:///F:/detikHealth%20%20%20Kista%2
9

You might also like