You are on page 1of 3

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.

id

GETTING QUALITY CONTROL PRODUCT


PACKAGING PET (ethylene POLY
TEREPTHALATE) 1500 ml of IN. COCA COLA
BOTTLING INDONESIA.
AGUS SETIAWAN (30403043)
AbstractGETTING QUALITY CONTROL PRODUCT
PACKAGING PET (ethylene POLY TEREPTHALATE)
1500 ml of IN. COCA COLA BOTTLING INDONESIA. AGUS SETIAWAN Undergraduate Program, 2011
Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key
Words: PACKAGING PET, COCA COLA BOTTLING INDONESIA. ABSTRACT : This report was written based on
the things that have been studied for doing practical work
in the QA department and manufacturing department PET
PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Writing of this report
focused on the manufacturing process 1500 ml PET bottle
packaging and quality control 1500 ml PET bottle packaging. Quality control of PET packaging bottles 1500 ml bottle packaging aims to create safe, attractive and hygienic requirements TCCQS and customer satisfaction. The process
of manufacturing PET bottle packaging in PT. Coca Cola
Bottling Indonesia through the 10 process, which starts
from the process pemanasn prefrom in heating systems,
printing bottles with wind pressure, until the last process
that bottle out. Based on the results of data processing
using pareto diagrams, it is known that the most dominant
type of problem that occurs in manufacturing PET is the
back transfer caused by melting Prefrom, Sensors and Materials prefrom dirty no good After processing by using the
brainstorming method turns out there are only factors that
give rise to problems of the people, methods, machines, materials, and environment. On the human factor or operator
caused by the less scrupulous and less skill of the operator in
performing his job, and then to factors caused by the service
methods that do not follow instructions properly, the machine factor caused by the maintenance schedule is erratic
and the lack of good coordination, material factors caused
by a component that does not meet established standards.
As for environmental factors and conditions caused by the
plant that is uncomfortable. Penamaan File: 30403043

I. Chapter 1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses
produksi dan pengendalian kualitas merupakan bagian
terpenting yang tidak terpisahkan bagi jalannya perusahaan. Begitu juga PT. Coca-Cola Bottling Indonesia yang
bergerak dalam pasar minuman. Sasaran utama industri
minuman ini adalah memproduksi minuman dengan menjamin kepuasan konsumen, dengan selalu memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja, keselamatan lingkungan dan keamanan makanan (Food Safety) untuk mencapai pelayanan yang terbaik. Mutu yang baik dapat dicapai melalui implementasi TCCQS (The Coca Cola Quality
System), sedangkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan konsumen dapat diperoleh dengan efektifitas operasional (Operation Effectiveness). Dan untuk memahami pentingnya manajemen kualitas untuk menghadapi
persaingan di era perdagangan bebas, menjadi dasar per-

timbangan untuk memperhatikan kualitas produk sebagai elemen utama bagi perusahaan dalam memproduksi
barang atau jasa. Untuk itu perusahaan harus menyesuaikan dengan jenis produk yang akan mereka tawarkan
ke pasaran, apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Untuk meningkatkan kepuasan konsumen banyak hal yang
dapat dilakukan, seperti rancangan produk sesuai dengan
kebutuhan konsumen, kemampuan memenuhi permintaan
tepat waktu, dan tak kalah pentingnya adalah kualitas
produk tersebut. Kualitas merupakan sebagai salah satu
syarat utama bagi konsumen dalam pemilihan barang untuk memenuhi kepuasannya, dan juga sesuai dengan kemampuan daya belinya. Oleh karena itu untuk dapat
menghasilkan suatu produk yang kualitasnya tetap terjamin dengan baik / memuaskan dan dapat diterima dengan baik oleh pasar dibutuhkan pengendalian kualitas dengan lebih menekankan pada aspek peningkatkan proses
produksinya, dengan menggunakan I-1
I-2 data kualitasnya, dikumpulkan dan diinterprestasikan menggunakan alat-alat kendali kualitas.
I.2.
Pembatasan Masalah Dalam penulisan laporan
kerja praktek, masalah yang di bahas penulis adalah
pada masalah pengendalian kualitas produk kemasan
PET (Poly Ethylene Terepthalate) pada PT. Coca Cola
Bottling Indonesia. Dalam produksinya PT. Coca Cola
Bottling Indonesia selain memproduksi produk air minum
berkarbonasi yang berkemasan yakni RGB (Regular
Glasss Bottle), CAN, PET (Poly Ethylene Terepthalate)
yang terdiri dari Coca-cola, Diet.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
II. Chapter 2
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Perkembangan Kualitas Kualitas telah dikenal sejak 4000 tahun
yang lalu, ketika bangsa Mesir kuno mengukur dimensi
batu-batu yang digunakan untuk membangun piramida.
Pada zaman modern fungsi kendali mutu berkembang
melalui beberapa tahap yaitu: Tahap pertama yaitu inspeksi (inspection), konsep mutu modern dimulai pada
tahun 1920-an. Kelompok mutu yang utama adalah bagian
inspeksi. Selama produksi, para inspektor mengukur hasil
produksi berdasarkan spesifikasi. Bagian inspeksi tidak
independen, biasanya mereka melapor ke pabrik. Hal
ini menyebabkan perbedaan kepentingan. Seandainya inspeksi menolak hasil satu alur produksi yang tidak sesuai

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id

maka bagian pabrik berusaha meloloskannya tanpa memperdulikan mutu. Tujuan utama inspeksi seharusnya
pencegahan (prevention) bukan perbaikan. Tujuannya
adalah menghentikan pembuatan komponen-komponen
rusak (atau menghentikan jasa yang tidak berguna). Ini
memerlukan para pemeriksa (atau sering disebut inspektor) yang dapat memberitahukan kepada manajemen tidak
hanya bahwa suatu produk tidak memenuhi standar atau
ditolak, tetapi juga mengapa, agar para manajer dapat
memusatkan perhatiannya pada perbaikan situasi. Pengujian (testing) adalah suatu jenis khusus inspeksi. Inspeksi,
istilah yang lebih luas daripada pengujian, mencakup
seluruh kegiatan, diantaranya pengujian, untuk memeriksa
apakah produk memenuhi standar atau tidak. Pengujian hanya menyangkut kegiatan untuk melihat dan mengukur produk. Tahap kedua yaitu pengendalian kualitas (quality control), pada tahun 1940-an, kelompok inspeksi berkembang menjadi bagian pengendalian kualitas.
Adanya Perang Dunia II mengharuskan produk militer
yang bebas cacat. Kualitas produk militer menjadi salah
satu faktor yang menentukan kemenangan dalam I-1
II-2 peperangan. Hal ini harus dapat di antisipasi
melalui pengendalian yang dilakukan selama proses produksi. Tanggung jawab mutu dialihkan ke bagian quality control yang independen. Bagian ini memiliki otonomi
penuh dan terpisah dari bagian pabrik. Para pemeriksa
mutu dibekali dengan perangkat statistika seperti diagram
kendali dan penarikan sampel. Pada tahap ini dikenal seorang tokoh yaitu C (1983) yang merupakan pelopor Total
Quality Control (1960). Sedang.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)

ColainipadamulanyatidakmendorongpenggunaankataCoke, bahkank
Coladengankata kataberikut : M intalahCoca
Colasesuainamanyasecaralengkap; namasebutanhanyaakanmendor
1
III-2 lain. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan
mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama
dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi
menjadi merek dagang terdaftar. 3.2. Profil Perusahaan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah
satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka
di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
IV. Chapter 4

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan PT. CocaCola Bottling Indonesia adalah perusahaan industri manufaktur minuman berkarbonasi terbesar di Indonesia.
Dalam kegiatan industri manufaktur pada PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia mempunyai beberapa kegiatan, dan
kegiatan produksi semua tergantung pada kemasan produk yang akan dihasilkan. Kemasan produk yang dimiliki
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia adalah RGB (Regular
Glass Bottle), CAN (kemasan kaleng), PET (Poly Ethylene Terethalate), TWA (Tetra Wedge Asseptyc), TBA
(Tetra Brick Asseptyc). Dalam bab ini hanya membahas tentang pengendalian Kualitas pada pembuatan produk kemasan botol PET ukuran 1500 ml di departemen
manufacturing PET (Poly Ethylene Terepthalate) dengan
menggunakan mesin Krones Contifrom S14. 4.2. Proses
III. Chapter 3
Produksi Proses produksi kemasan botol plastik ukuran
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. 1500 ml dengan menggunakan mesin Krones Contifrom S14
Sejarah Singkat Perusahaan Rasa menyegarkan Coca-Cola pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, merupakan proses
pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 peniup atau penghembus dari komponen prefrom menjadi
oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari botol PET. Komponen prefrom yang akan diproses menAtlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama jadi botol PET tersebut berasal dari PT. Uniplast, PT.
kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal Coca-Cola Bottling Indonesia bekerja sama dengan perusasebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus haan tersebut untuk menyediakan komponen yang dibuakuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena tuhkan. Proses produksi komponen prefrom yang akan
berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol menjadi botol PET mempunyai beberapa proses, secara
untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama den- garis besar menggunakan proses pemanasan pada prefrom
gan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah dengan infared, proses peniupan (blowing), lalau proses
logo paling terkenal di dunia. Dr. Pemberton menjual pencetakan atau pembentukan botol. Berikut akan dijeciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya laskan mengenai aliran proses komponen prefrom menjadi
dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan botol PET dari departemen manufacturing PET dengan
kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minu- menggunakan mesin Krones Contifrom S14 adalah sebagai
man cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan berikut : IV-1
US46untukbiayaperiklanan.P adatahun1892, P embertonmenjualhakciptaCoca
IV-2 Gambar 4.1 Aliran Proses Pembuatan Botol PET
ColakeAsaG.ChandleryangkemudianmendirikanperusahaanCoca
Dengan Menggunakan Mesin Krones Contifrom S14 Pada
Colapada1892.Chandlerpiawaidalammenciptakanperhatiankonsumendengancaramembuatberbagaimacambenda
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Dalam proses pembendacinderamataberlogoCoca
buatan botol PET dengan menggunakan mesin Krones
Cola.Bendabendatersebutkemudiandibagi
Contifrom S14 pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia
bagidilokasilokasipenjualanpentingyangberkesinambungan.Gayaperiklananyanginovatif,
melewati beberapa urutan prosessepertidesainwarna
berikut adalah penjewarniuntukbus, lampugantunghiasdarikaca, sertaserangkaiancinderamatasepertikipas,
lasan dari gambar diatas Preform
tanggalandanjamdipakaiuntukmemasy
Loading System, proses
Coladanmendorongpenjualan.U payamengiklankanmerekCoca
ini merupakan proses pengangkutan prefrom yang dimulai

GETTING QUALITY CONTROL PRODUCT PACKAGING PET (ETHYLENE POLY TEREPTHALATE) 1500 ML OF IN. COCA COLA BOTTLING

dari pengangkutan karton oktabin yang berisikan prefrom


dengan kapasitas 6000 sampai 7000 pcs yang.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
V. Chapter 5
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan
penulisan laporan kerja praktek yang dilakukan selama
satu bulan pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia, maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : Pada proses
pembuatan botol PET yang dilakukan oleh PT. Coca Cola
Bottling Indonesia, komponen (prefrom) dan Botol PET
tidak semuanya dikerjakan oleh perusahaan ini, sebagian
komponen (prefrom) dan botol PET di peroleh dari perusahaan PT. Uniplast. Dalam melakukan proses pengendalian kualitas botol PET, PT. Coca Cola Bottling
Indonesia melakukan pengujian terhadap botol PET. Dimana pengujian itu ada yang dilakukan secara visual, dan
menggunakan alat seperti alat height gauge, alat elektrophysik, alat profile projector, alat plastic pressure tester..
Selain pengujian pada botol PET pada setiap produksinya,
ada juga pemeriksaan yang dilakukan tiap bulan atau tiap
tahun pada setiap mesin. Sehingga kualitas dari produk
yang dihasilkan oleh perusahaan ini baik dan berkualitas. Dalam menghasilkan suatu botol PET yang baik dan
berkualitas, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk menjamin produk tersebut bermutu yaitu melakukan
pengontrolan dan pemeriksaan terhadap komponen yang
akan diproduksi menjadi sebuah botol PET, memastikan
mutu barang masing-masing sebelum masuk ke manufacturing PET, memisahkan komponen yang tidak standar
dari tempatnya ketika menemukan kesalahan di manufacturing PET, selanjutnya melakukan start up dan pengujian terhadap produk sebelum melakukan produksi, untuk
mengantisipasi produk cacat. Seperti yang sudah diterapkan dalam TCCQS (the Coca-Cola Quality System). VI-1
VI-2 6.2 Saran Berdasarkan penulisan laporan kerja
praktek yang dilakukan selama satu bulan pada PT. PT.
Coca Cola Bottling Indonesia, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : Para pekerja harus lebih
memperhatikan proses pengerjaan, keselamatan kerja, perawatan dan menjaga kualitas hasil produksinya agar sesuai
dengan standar mutu yang berlaku di pasaran nasional
atau internasional yang mana telah diterapkan pada TCCQS (the Coca-Cola Quality System) Meningkatkan displin kerja bagi operator dan pengawasan yang lebih ketat.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)

You might also like