You are on page 1of 4

The Postponing of Death Execution

Metronews.com, Jakarta: Dead execution to drug dealers from Australia was delayed due to
technical problems, not because of protests by Australia and Brazil to Indonesia. The execution
will definitely be implemented by the Indonesian government in the near future.
The execution is delayed due to some technical problems. There is no intervention or pressure
from foreign country. Even if there are pressures, we will not fear and do it anyway. It is not a
problem for us, said Attorney General HM Prasetyo at the attorney generals office on Monday
(23 / 2/2015).
Prasetyo explained that the technical problems are the lack of coordination between agencies,
unpreparedness of the place, and the lack of facilities in Nusakambangan. The execution will be
carried out, if all these problems can be overcome.
If the issue is completed on March, we will do the execution soon, added Prasetyo.
Governments assertiveness toward convict of drug abuse caused tension between Indonesia
and the country which is its people will be executed in Indonesia, particularly Australia and Brazil.
Nevertheless, the government will not be afraid to face it.
It is part of the diplomatic relations. There is no problem in our diplomatic relations with others
countries. We will continue to run what has become law in our country, Prasetyo convinced.
(AN)
Artinya:
Penundan Eksekusi Mati
Metronews.com, Jakarta: Eksekusi mati terhadap pengedar narkoba asal Australia ditunda
karena adanya masalah teknis, bukan karena protes yang dilakukan Australia dan Brazil kepada
Indonesia. Eksekusi tersebut pasti akan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam waktu
dekat.
Eksekusi mati ditunda karena ada beberapa masalah teknis, bukan intrevensi atau teknanan
dari pihak asing. Jikapun ada yang menekan kita, kita tidak takut dan tetap melakukannya. Itu
bukanlah suatu masalah bagi kita, kata Jaksa Agung H.M. Prasetyo di Kejagung, Senin
(23/2/2015).
Prasetyo menjelaskan bahwa persoalan teknis yang menjadi masalah tersebut adalah
kurangnya koordinasi antar lembaga, ketidak siapan tempat, dan kurangya fasilitas di
Nusakambangan. Eksekusi akan dilaksanakan, jika semua masalah tersebut dapat diatasi.
Kalau pada bulan Maret masalah itu selesai, kita akan melakukannya segera , tambah
Prasetyo.

Sikap tegas pemerintah terhadap terpidana mati kasus narkoba menimbulkan ketegangan
antara Indonesia dengan Negara yang menjadi terpidana mati di Indonesia, terutama dengan
Australia dan Brasil. Meskipun demikian, pemerintah tidak akan takut menghadapinya.
Hal itu merupakan bagian dari hubungan diplomatik. Tidak ada masalah di dalam hubungan
diplomatic kita dengan negar lain. Kita akan tetap menjalankan apa yang menjadi hukum di
negeri kita, Prasetyo yakin. (AN)

Coins for Australia


Metronews.com: A statement which was issued by Prime Minister of Australia, Tony Abott
infuriated Indonesian people, especially Acehnese. Tony Abott rehashed aids that they gave to
Indonesia when Tsunami occurred in Aceh in 2006. As a result, all citizens of Indonesia collected
coins to return Australias aid. This action was supported by the Governor of DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama.
All actions which are positive for the country are allowed. Everyone is free to do anything as
long as not break the law, said Ahok at City Hall, North Medan Merdeka Street, Jakarta, Monday
(23/02/2015).
According to Ahok, Indonesian citizens have a very high spirit of nationalism. If there is one issue
which is considered disturbing the sovereignty of Indonesia, everyone will move to do something
for the country. It is normal because we have a very high nationalism. It is not a problem, he
explained.
As we know that the Prime Minister of Australia, Tony Abott questioned the aid which they ever
provided to victims of the tsunami in Aceh as consideration for Indonesia to set free their citizens
from the execution.
The statement was made hundreds of Indonesian society took action Coins for Australia on
Sunday, February 22 at the roundabout of HI. Indonesian citizens wanted Tony Abbott apologize
for hurting the people of Aceh and all citizens of Indonesia. The action carried out got a positive
response from hundreds of visitors in the Car Free Day (CFD). They provided support by
donating coins. (AN)
Artinya:
Koin untuk Australia
Metronews.com: Pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Australia, Tonny Abott
membuat geram masayarkat Indonesia, khususnya warga Aceh. Tonny Abott mengungkit-ungkit
kembali bantuan yang mereka berikan kepada pemerintah Indonesia pada saat terjadi Tsunami
di aceh pada tahun 2006 silam. Akibat dari pernyataan tersebut, seluruh warga Indonesia
melakukan pengumpulan koin untuk mengembalikan bantuan Autralia. Aksi ini didukung oleh
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Semua aksi yang sifatnya positif untuk negara diperbolehkan. Semua orang bebas melakukan
apa saja asal tidak melanggar hukum, jelas Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).
Menurut Ahok, warga Indonesia memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi. Jika ada satu
permasalahan yang dinilai mengganggu kedaulatan Indonesia, semua orang akan bergerak
untuk melakukan sesuatu untuk negara. Ini merupakan hal yang normal, Kita memiliki
nasionalisme yang sangat tinggi, hal itu bukanlah suatu masalah, jelasnya.
Seperti yang kita ketahui, Perdana Menteri Australia, Tonny Abott mempersoalkan kembali
bantuan yang pernah mereka berikan kepada korban tsunami di Aceh sebagai bahan
pertimbangan bagi Indonesia untuk membebasakan warganya yang akan dieksekusi mati
karena kasus narkoba.
Pernyataan itu membuat ratusan masyarakat Indonesia melakukan aksi Koin untuk Australia
pada hari Minggu, 22 Februari di Bundaran HI. Warga Indonesiaa menginginkan agar Tony Abbot
meminta maaf karena telah menyakiti masyarakat Aceh dan seluruh warga Indonesia. Aksi yang
dilaksanakan itu mendapat tanggapan yang positif dari ratusan pengunjung di kawasan Car Free
Day (CFD). Mereka memberikan dukungannya dengan menyumbangkan koin. (AN)

Chelsea Ever Tried to Maintain Lampard


Metronews.com, Jakarta: Chelsea manager, Jose Mourinho asserted that the club was really
wanted to defend their beloved midfielder Frank Lampard to stay at Stamford Bride Stadium.
However, in the end Lampard left Chelsea for the sake of joining the New York City Club during
the winter transfer and now he was loaned out to his rival club when he played in England,
Manchester City.
We let him [Lampard] go for some reason. I think Franks motivation to play in Manchester City
is not as big as motivation while he played at Chelsea, said Jose Mourinho.
Until now, Frank Lampard is involved in Manchester citys performance by scoring 3 goals and 2
assist. Various sources said that his contract will be extended by Manchester City. However, until
now Frank Lampard remains a legend at Chelsea. (AN)
Artinya:
Chelsea Pernah Mencoba Mempertahankan Lampard
Manajer Chelsea, Jose Mourinho menegaskan bahwa klubnya sesungguhnya ingin
mempertahankan gelandang kesayangan mereka, Frank Lampard di Stadion Stamford Bridge.
Namun, pada akhirnya Lampard pergi meninggalkan Chelsea demi bergabung dengan New york
City pada transfer musim dingin dan sekarang dia dipinjamkan ke klub rivalnya pada saat dia
bermain di Inggris, Manchester City.

Kami membiarkan dia [Lampard] pergi untuk beberapa alasan. Saya pikir motivasi Frank untuk
bermain di Manchester City tidak sebesar motivasinya saat bermain di Chelsea, ujar Jose
Mourinho.
Hingga sekarang, Frank Lampard cukup berperan di Manchester city dengan mencetak 3 gol
dan 2 assits. Bebagai sumber mengatakan bahwa kontraknya akan diperpanjang oleh
Manchester City. Namun, hingga sekarang Frank Lampard tetap menjadi legenda di Chelsea.
(AN)

You might also like