Professional Documents
Culture Documents
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Clinic
Skenario Saya Siap Diet Mandiri
Minggu ke-6
Tanggal 22 Maret 2016 s.d. 31 Maret 2016
Grup:B
1
2
3
4
135070307111001
135070301111023
135070300111022
135070307111010
5
6
7
8
135070301111063
135070301111068
135070300111019
135070301111048
Retnaningtyas
Dini Ratnasari
Fardani Maknun
Erfi Fauziya Rahmah
Atha Audia
Eka Suci Kantari
Dea Orinda Putri
Bilqis Rindang F
Alviena Ramadhan
135070301111003
135070301111051
135070301111005
135070307111017
135070307111013
135070307111005
135070300111039
135070300111013
9
10
11
12
13
14
15
16
DAFTAR ISI
1
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
ISI.................................................................................................................................
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI............................................................................3
B. SKENARIO................................................................................................................. 3
C. DAFTAR UNCLEAR TERM........................................................................................... 3
D. DAFTAR CUES........................................................................................................... 6
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.................................................................................. 6
F. HASIL BRAINSTORMING............................................................................................. 6
G. HIPOTESIS ............................................................................................................... 13
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE........................................................................13
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................................41
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 42
TIM PENYUSUN.............................................................................................................. 44
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
Ahli gizi diharapkan mampu membuat perencanaan diet untuk kondisi penyakit
Diabetes Melitus
Ahli gizi diharapkan mampu membuat perencanaan diet dengan pendekatan
carbohidrat counting
B. SKENARIO
Pasien Ny. B adalah pasien poli gizi. Ny. B usia 47 tahun, menikah dan mempunyai
dua anak usia 20 dan 18 tahun. Di diagnose DM tipe 1 sejak 23 tahun yang lalu.
Ny. B bekerja wiraswasta sebagai pembuat souvenir dirumahnya dan bekerja bila
ada pesanan.
2
Tinggi badan Ny. B: 167,8 cm dan berat badan: 64 kg. Berat badannya mengalami
peningkatan 4,5 kg dalam 5 tahun terakhir. Target glukosa darah setelah makan
yang dianjurkan oleh dokter yang merawat Ny. B adalah 100-140 mg/dl. Plasma
HBA1C secara pertahap mengalami peningkatan diatas normal dalam beberapa
tahun terakhir.
Ny. B telah mendapatkan dosis insulin kerja cepat sebagai insulin prandial, dan
insulin long acting sebagai insulin basal untuk malam hari. Selain itu Ny. B juga
diberikan pedoman dosis insulin tambahan bila kenaikan glukosa darahnya
mengalami peningkatan. Ny. B menceritakan memiliki retinophaty, hipertensi
sedang yang terkontrol.
Ny. B terbiasa sarapan jam 8 pagi, makan siang jam 13.00 dan makan malam jam
18.30. Kegiatan hariannya adalah mengatur bengkel kerjanya tempat membuat
souvenir, berjalan kaki sekitar rumah yang juga menjadi bengkel kerjanya dan
mengatur pajangan souvenir di rak-rak khusus.
Ny. B mengatakan, glukosa darah puasanya cenderung normal namun glukosa
darah 2 pp sering diatas normal. Seringkali merasa lapar yang sangat saat
dibengkel kerjanya. Ahli gizi di poli diharapkan mampu membuatkan perencanaan
diet yang tepat sesuai dengan kondisi Ny. B untuk mencegah terjadinya fluktuasi
glukosa darah sehingga Ny. B tetap sehat dan dapat beraktivitas secara normal
dengan pendekatan carbohidrat counting.
C. DAFTAR UNCLEAR TERMS
N
Unclear Term
O
1.
Definisi
autoimunitas
yang
menghancurkan
sel
beta
Retinophaty
belakang
mikroaneurisma,
yang
secara
perdarahan
progresif
pungtata
ditandai
oleh
in-traretina,
Insulin
Acting
14-20 jam dan masa kerja 24-36 jam. Contoh dari insulin
ini seperti: Protamin Zinc Sulfat. (IONI, 2000 dalam
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005)
4.
5.
Insulin
Tambahan
HbA1C
glukosa
dalam
penatalaksanaan
pasien
diagnosis
2010
dalam
DM
(American
Surasmiati,
Diabetes
2014).
HbA1c
pada
terjadinya
pasien
komplikasi
DM
akut
akan
meningkatkan
maupun
kronis
risiko
dari
DM.
hasil
hiperglikemik
yang
selama
stabil
untuk
tiga
bulan
memantau
yang
lalu
kondisi
tanpa
6.
Karbohidrat
Counting
tipe
dengan
cara
mengidentifikasi
jumlah
pada
jumlah
total
karbohidrat
yang
dikonsumsi,
bukan
pada
jenis
karbohidratnya.
(Hartono, 2011)
7.
Insulin prandial
8.
Insulin Basal
9.
10
.
Glukosa Darah
Puasa
D. CUES
Ahli gizi mampu membuat perencanaan diet sesuai kondisi Ny. B untuk mencegah
fluktuasi glukosa darah sehingga Ny. B tetap sehat dan dapat beraktivitas secara
normal dengan pendekatan carbohidrat counting.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana patofisiologi, etiologi, sign symptom, dan dampak ( retinophaty &
hipertensi) dari DM tipe 1?
2. Bagaimana hubungan penyakit Ny. B dengan status gizi?
3. Bagaimana cara untuk menghitung carbohidrat counting, perhitungan rasio
insulin dengan karbohidrat, dan perhitungan kebutuhan insulin Ny. B?
4. Bagaimana asuhan gizi yang tepat untuk skenario?
5. Bagaimana preskripsi diet Ny. B (perhitungan kebutuhan zat gizi, pengaturan
jam makan terkait pemberian dosis insulin, aktifitas fisik, jenis bahan makanan,
cara pengolahan, dan ukuran porsi) ?
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Bagaimana patofisiologi, etiologi, sign symptom, dan dampak ( retinophaty &
hipertensi) dari DM tipe 1?
Patofisiologi:
Adalah keadaan karena tidak adanya produksi insulin pada sel beta pankreas
yang disebabkan karena kelainan dari lahir atau pankreas mengalami
kerusakan.
Sehingga
akan
terjadi
hiperglikemi,
dehidrasi,
ketoasidosis
dan
perhitungan
kebutuhan insulin:
Yakni dengan menggunakan kebutuhan total insulin harian (total dosis harian)
yang diperoleh dari penjumlahan antara insulin prandial dan insulin basal
sebesar (7+5+6+24 unit insulin) = 42
4. Bagaimana asuhan gizi yang tepat untuk skenario?
ASSESSMENT
DATA DASAR
SINTESA DATA
Antropometri:
NC
Tinggi
Peningkatan
lab
asupan
167,8 cm
badan:
DIAGNOSA
-
INTERVENSI
MONEV
FH-
1.2.2
Berat badan: 64 kg
dihubungkan
modifikasi
karbohidrat >
dengan
menu diet
65%
dalam
(normal)
penyakit
sesuai kondisi
satu
minggu
Biokimia:
Target
Plasma
glukosa cenderung
HBA1C pp meningkat
meningkat
diatas
dimonitor
HBA1C
setiap
hari.
Metode
yang
2 pp meningkat
Penurunan
normal
kebutuhan zat
Glukosa
darah
gizi tertentu
puasa normal
Glukosa
(karbohidrat)
darah
disebabkan
pp diatas normal
karena kondisi
dan
2x
snack
dan
Food
Diary
menjadi
pemberiannya
normal
Terkait
dipantau
perubahan
minggu
nilai lab
setiap
gr (58,84%)
Konsumsi kafein
(HBA1C dan
gula darah
tinggi
Konsumsi lemak
2 pp)
merasa
sehari
FFQ/SemiFFQ,
dan jadwal
bekerja
3x
kesehatan lain
recall,
nilai
makan
tenaga
food
dosis insulin
sedang
Dietary:
dengan
berupa
Perubahan
Retinophaty,
Koordinasi
dapat
pemberian
hipertensi
Sering
RC 1.1
digunakan
BD.
Fisik Klinis
yang terkontrol
jadwal) makan
terkait
Retinophaty,
Pola
Plasma
dengan
penyakit
pasien ditandai
dengan hasil
recall intake
karbohidrat
292 gr
(58,84%)
biokimia
atau
cek
glukosa darah
RC
1.3
kolaborasi
makan
lain
malam
dengan
tenaga medis
terkait
(18.30)
pemberian
Pagi:
pemberian
Nasi+sayur+lauk
dosis
insulin
hewani
dan
jadwal
(daging/ayam/telur
pemberiannya
)+
tempe/tahu/pengg
anti nabati
Energi: 620 kkal
8
Protein: 15%
Lemak: 38%
Karbohidrat: 60%=
93 gr
Snack siang:
Pisang
ambon+
kopi pahit
Energi: 100 kkal
Protein: 0%
Lemak: 0%
Karbohidrat: 96%=
24 gr
Siang:
Nasi+sayur+lauk
hewani
(daging/ayam/telur
)+
tempe/tahu/pengg
anti nabati
Energy: 720 kkal
Protein: 17%
Lemak: 39%
Karbohidrat: 54%=
98 gr
Snack sore:
Pisang
ambon+kopi pahit
Energy: 100 kkal
Protein: 0%
Lemak: 0%
Karbohidrat: 96%=
24 gr
Malam:
Roti tawar dioles
dengan
margarin+kacang
rebus+
pisang
makan
weekend
makan
saat
untuk
pagi
makan
dan
malam
siang
konsumsi
Diagnosa
Protein: 22%
tipe 1
DM
Lemak: 21%
Karbohidrat: 57%=
78 gr
Bakso KT
Energy: 791,8 kkal
Protein: 23%
Lemak; 51,5%
Karbohidrat: 26%=
51 gr
Ekologi :
Dosis
insulin
prandial:
Sebelum sarapan=
7 unit
10
Sebelum
makan
siang= 5 unit
Sebelum
evening
meal= 6 unit
Dosis insulin basal:
24 unit diberikan
jam 21.30-22.00
Diagnose DM tipe
1
Mempunyai
orang anak
Bekerja
wiraswasta
(pembuat
souvenir)
G. HIPOTESIS
(lampiran)
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVES
1. Bagaimana patofisiologi, etiologi, sign symptom, dan dampak ( retinophaty &
hipertensi) dari DM tipe 1?
Patofisiologi
DM tipe 1 berkembang sebagai akibat dari faktor genetik, lingkungan, dan
faktor imunologi yang menghancur-kan sel-sel pancreas. Gejala DM tidak
akan muncul pada seorang individu hingga 80% sel pankreas dihancurkan.
Umumnya berkembang dari masa anak anak dan bermanifestasi saat remaja
yang kemudian berprogres seiring bertambahnya umur. Diabetes mellitus tipe I
adalah kondisi dimana sel beta dalam kelenjar pulau Langerhans dihancurkan
oleh reaksi autoimun dalam tubuh. Reaksi autoimun terjadi karena radang sel
insulitis, sehingga timbul antibodi ICA (Islet Cell Antibody) dan reaksi antigen
antibodi sel beta dengan ICA ( sel mengalami infiltrasi karena diaktifkan T
12
menyebabkan
penurunan
berat
badan.
Pasien
dapat
megalami
13
Etiologi
Etiologi DM tipe 1 menurut Perkeni yaitu: destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin absolut:
Autoimun, atau
Idiopatik (Istiarini, 2009)
Penyebab Autoimun
14
Bahan toksik atau beracun bahan beracun yang mampu merusak sel
beta secara langsung adalah alloxan, pyrineuron (rodentisida), dan
streptozoctin (produk dari sejenis jamur) (Suriani, 2012)
yang
paling
terakhir
adalah
"hipotesis
sinar
matahari,"
yang
tipe
diabetes
(Curry,
2009).
Kukrija
dan
Maclaren
sistem
kekebalan
tubuh
dan
meningkatkan
risiko
untuk
pada
kecenderungan
abad
terakhir
mereka
untuk
ini
telah
"dipercepat",
mengembangkan
tipe
sehingga
1
dengan
Dapat dimodifikasi yaitu terkait perilaku hidup yang kurang sehat seperti
berat
badan
lebih,
obesitas,
kurangnya
aktivitas
fisik,
hipertensi,
Obesitas
Hipertensi
Penyakit mental serius
Kondisi psikologis
(garnita,2011)
keluarga
penderita
DM
memiliki
kemungkinan
lebih
besar
Mellitus.
Asupan Makanan
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan
asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan.
Asupan makanan yang berlebihan merupakan faktor risiko pertama yang
diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu
asupan karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar
darah,
pada
derajat
kegemukan
dengan
IMT
>
23
dapat
17
insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien
Diabetes.
Sign symptom
Gejala khas DM :
Lemas karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Juga bisa karena
glukoneogenesis juga memerlukan energi sehingga glukosa yang ada
digunakan untuk melakukan aktivitas sedikit / tidak ada.
Kesemutan
Gatal
Penglihatan kabur
Mulut kering
Penurunan berat badan terus menerus.
Meningkatkan nafsu makan.
Kurangnya energi, mengantuk.
Banyak orang dengan diabetes tipe 1 mempunyai kondisi kulit yang aneh,
termasuk:
- Infeksi bakteri
- Infeksi jamur
- Gatal, kulit kering, sirkulasi yang buruk
Anak perempuan dengan diabetes tipe 1 lebih mungkin untuk mendapatkan
infeksi jamur kelamin. Bayi dapat mengembangkan kandidiasis, bentuk parah dari
ruam popok yang disebabkan oleh jamur yang dapat dengan mudah menyebar
yang sangat
seperti malaria
serebral,
meningitis, ensefalitis,
ataupun
cedera
Dampak
Akut:
Hiperglikemi
hiperglikemi dapat menyebabkan ketoasidosis hepatikum, atau dapat pula
mengalami hipoglikemi yang disebabkan oleh dosis insulin berlebihan dan
jadwal pemberian yang kurang tepat serta penggunaan glukosa yang
berlebihan.
Sumber
energy
didapatkan
dari
pemecahan
lemak
yang
19
menghasilkan
keton.
Keton
dapat
merubah
keseimbangan
pH
yang
Hipoglikemia
Hipoglikemia secara harafiah berarti kadar glukosa darah di bawah harga
normal. Walaupun kadar glukosa plasma puasa pada orang normal jarang
melampaui 99 mg% (5,5 mmol/L), tetapi kadar <180 mg% (6 mmol/L) masih
dianggap
normal.
Kadar
glukosa
plasma
kira-kira
10
lebih
tinggi
retina.
Katarak
Lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga
menghambat masuknya sinar dan makin diperparah dengan adanya
Retinopati :
DM Tipe 1
hiperglikem
retinopati
Aktivasi stres
oksidatif,
inflamasi &
beberapa
Kerusakan patologis
kapiller ginjal & syaraf
perifer
Degenerasi
pembuluh
darah
Micro
vasculer
disease
Secara umum diperkirakan hipertensi dijumpai dua kali lebih banyak pada populasi
diabetes
dibanding
non
diabetes.
Hipertensi
diketahui
mempercepat
dan
salah
satu
penyebab
terjadinya
hipertensi
adalah
resistensi
Timbulnya rasa mual dan nyeri disertai mual dan muntah saat buang air
besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh masa
tumor
Gejala umum:
- BB turun tanpa sebab yang jelas ( ini gejala yang paling umum di semua
jenis keganasan)
- Hilangnya nafsu makan
- Anemia, pasien tampak pucat
- Sering merasa lelah
(Julias,dkk, 2010)
2. Bagaimana hubungan penyakit Ny. B dengan status gizi?
Efek ketiadaan atau kurangnya insulin menyebabkan glukosa darah tetap
tinggi karena tidak ada yang memfasilitasi transport glukosa ke sel otot,
liver, maupun adipose sehingga
dikompensasi
dengan
pemecahan
berbagai
simpanan energi. Diawali dengan pemecahan glikogen yang ada di liver dan
otot yang mengakibatkan penurunan massa otot.
22
Peningkatan
asam
lemak
dalam
darah
memicu
liver
untuk
fosfolipid
dan
kolesterol
dalam
darah
tersebut
dapat
protein,
satu
metode,
digunakan
juga
metode
lainnya
untuk
perbandingan validitas rasio. Jika dosis insulin basal tidak tepat, maka proses
untuk menentukan ICR seseorang akan lama dan hasilnya tidak konsisten.
Untuk orang yang menggunakan insulin pump, paling baik untuk mengevaluasi
dan menentukan nilai basal yang benar,sebelum memulai insulin pump atau
23
menentukan ICR yang tepat. Dosis insulin basal harus benar atau ICR dan CF
tidak akan bekerja.
Metode 1 (Daftar makanan, dosis insulin bolus dan informasi self monitoring
blood glucose / SMBG)
Pasien melakukan SMBG paling tidak 1 minggu, terdiri dari:
KGD Puasa, sebelum makan dan 1-2 jam setelah makan
Dosis insulin bolus preprandial
Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi pada saat makan, snack dan
waktu lainnya, seperti untuk terapi hipoglikemi ( menolong pasien
untuk makan karbohidrat dalam jumlah yang sama pada saat makan
pagi, siang dan malam dan snack yang dicatat selama 1 minggu)
Olahraga, penyakit, stress, mens dan konsumsi alcohol, mencakup
waktu dan facto-factor lainnya yang berhubungan (seperti durasi,
insensitas olahraga, pre/ onset/durasi mens, jumlah alcohol, dan
sebagainya).
Metode ini adalah yang paling efektif jika pasien mencatat SMBG yang
mengindikasikan konsistensi KGDS sebelum dan sesudah makan dalam
batas target. Jika KGD tidak terkontrol, atau asupan karbohidrat bervariasi,
atau bila terlalu banyak factor lain yang mempengaruhi KGD selama
dilakukan pencatatan, maka metode ini tidak akan menghasilkan ICR yang
akurat.
25
Menentukan ICR
Berdasarkan berat badan
Semakin berat seseorang
dapat
dikonversi
oleh
insulin,
maka
ICR
dapat
ditentukan
dengan
ICR
(Lbs)
< 60
1 : 30
60 80
1 : 25
81 100
1 : 20
101 120
1 : 18
121 140
1 : 15
141 170
1 : 12
171 200
1 : 10
201 230
1:8
231 270
1:6
> 270
1:5
Fine tuning and veryfying I:C ratios
Melakukakan pencatatan glukosa darah sebelum dan 3-4 jam setelah makan
tanda adanya asupan makanan lain di waktu tersebut serta tanpa
melakukan aktivitas fisik. Hal ini dilakukan selama 10 14 hari, dara data
glukosa darah tersebut kemudian dicari nilai glukosa darah yang stabil.
(Scheiner, 2007)
Menghitung Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 unit x BB
Dosis insulin harian total dibagi menjadi 2 yaitu insulin prandial total (IPT)
dan insulin basal total (IBT).
IPT = 60% x IHT
IPT dibagi menjadi 3 secara merata untuk dosis sarapan, makan siang dan
makan malam
IBT = 40% x IHT
(Eko, 2011)
26
ISR.
Tujuan
pemberian
insulin
tambahan
ini
adalah
untuk
karbohidrat)
Kandungan karbohidrat dalam takaran saji dikalikan dengan jumlahyang
dengan
angka
yang
terbesar
dikonsumsi
Contoh :
1 slice roti gandum kandungan KH = 19 gram
ika mengonsumsi 2 slice roti maka, 19 x 2 = 38 gram
Pengukuran dan penimbangan berat
- Menimbang porsi makanan yang dikonsumsi
- Melihat daftar bahan makanan untuk mengetahui
-
(total
kandungan
dikonsumsi
Melihat total kandungan karbohidrat pada tabel karbohidrat
Mengukur berat bahan makanan yang dikonsumsi
Menentukan jumlah karbohidrat dalam makanan yang dikonsumsi
dengan mencari titik temu antara kolom berat yang dikonsumsi dan
kolom kandungan 100 gram karbohidrat per 100 gram bahan makanan
28
Contoh :
Konsumsi sereal jagung = 45 gram
Kandungan KH per 100 gram sereal jagung = 65 gram
Kandungan KH yang dikonsumsi adalah 29 gram, seperti pada tabel
dibawah ini
(SNDRI, 2010)
Data Dasar
Antropometri
Sintesa Data
29
Berat Badan: 64 kg
Plasma HBA1C
mengalami
Diabetes Melitus
peningkatan di atas
-
normal
Glukosa darah 2 PP
sering di atas normal
Fisik Klinis
-
Seringkali merasa
Dietary
-
Polifagia
Retinophaty
Hipertensi sedang
= 93 g)
Snack pagi dengan
pisang ambon dan kopi
pahit (E: 100 kkal,
P:0%, L: 0%, Kh: 96%
= 24 g)
Makan siang jam 13.00
dengan nasi, sayur,
lauk hewani
(daging/ayam/telur) +
30
tempe/tahu/pengganti
nabati (E: 720 kkal, P:
17%, L: 39%, Kh: 54%
-
= 98 g)
Snack sore dengan
pisang ambon dan kopi
pahit (E: 100 kkal,
P:0%, L: 0%, Kh: 96%
= 24 g)
Makan malam jam
18.30 dengan roti
tawar dioles margarin,
kacang rebus, dan 1
ICR = 450 : 42
= 11 : 1
= 53 g)
Saat weekend makan
mengkonsumsi
makanan siap saji di
keluarga. Pilihan
makanan yang sering
dikonsumsi adalah:
Mie Godok Pak KR (E:
55%, Kh: 27% = 36 g)
Rawon bu GT (E: 550
kkal, P: 22%, L: 21%,
hiperglikemi
Makan siang saat weekend:
Mi godok:
= 36 g/11
= 3 unit insulin sebelumnya
diberikan 5 unit hiperglikemi
Rawon:
= 78 g/11
= 7 unit insulin sebelumnya
hiperglikemi
Makan siang dan snack sore:
= 98 g + 24 g
= 122/11
= 11 unit insulin
sebelumnya diberikan 5 unit
restoran bersama
Kh: 57% = 78 g)
Bakso KT (E: 791,8
kkal, P: 23%, L: 51,5%,
Ekologi
Kh: 26% = 51 g)
31
menikah, mempunyai
2 anak usia 20 dan 18
-
tahun
Bekerja wiraswasta
sebagai pembuat
souvenir di rumahnya
dan bekerja bila ada
pesanan
Kegiatan harian adalah
mengatur bengkel
kerjanya tempat
membuat souvenir,
berjalan kaku sekitar
rumah yang juga
menjadi bengkel
kerjanya dan
mengatur pajangan
souvenir di rak-rak
khusus
Menggunakan insulin
prandial:
Sebelum sarapan: 7
Unit
Sebelum makan siang:
5 Unit
Sebelum makan
malam: 6 Unit
Menggunakan insulin
Long acting/basal: 24
Unit jam 21.30 22.00
Diagnosa
NI 1.3 Kelebihan Energi Intake dikaitkan dengan DM tipe 1 ditandai dengan
presentase energy pada hasil recall pasien yaitu 113%
NI 5.8.2 Asupan KH berlebih berkaitan dengan kondisi DM tipe 1 pasien ditandai
dengan total asupan KH pasien sebesar 291,6 gr (105,6%)
NC 2.2 Perubahan data lab terkait gizi dihubungkan dengan DM Tipe 1 ditandai
dengan GD@PP tinggi dan HbA1C tinggi
32
NB 1.7 Pemilihan bahan makanan yang salah karena kurang terpapar informasi
terkait gizi ditandai dengan asupan lemak tinggi dan konsumsi kopi
Intervensi
E Pemberian edukasi gizi kepada pasieen terkait jenis, jumlah, dan jadwal makan
yang tepat
RC Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain terkait pemberian dosis insulin
Monev
BD 1.5.3 HbA1C mengalami penurunan dan mencapai normal ketika cek darah
PD 1.1.5 Rasa lapar berkurang dipantau tiap 2 jam setelah injeksi insulin
1.
Keluhan pasien
Tidak ada
Di monev setiap
hari
2.
Di cek setiap
90-130 mg/dl
- Gula darah 2 jam
sebelum makan
setelah makan
<180 mg/dl
3.
HbA1C
<7 %
Di monev setiap 3
bulan sekali
4.
Intake makan
5.
Berat badan
100% memenuhi
DI monev setiap
kebutuhan
hari
BBI terpenuhi
Di monev setiap
pasien
minggu
aktivitas fisik
Memenuhi kebutuhan gizi individu
Mempertahankan berat badan normal
(Katsilambros 2014)
33
Prinsip
Syarat
badan normal.
Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total,
dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total dalam bentuk lemak
jenuh, 10 % dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sianya dari lemak
tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan dibatasi
300 mg /
hari.
Kebutuhan karbohidrat sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60 70%.
Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali digunakan sebagai bumbu. Apabila kadar glukosa
darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni
pembentuka AGEs
(Setiawan dan Suhartono, 2005)
Pemberian makan memperhatikan 3J ( tepat jumlah, jenis, jadwal)
Zat gizi mikro:
Vitamin A 600 mcg
Vitamin C 90 mg
Vitamin E 15 mg
Selenium 30 mcg
Kromium 35 mcg
Zink 13 mg
Magnesium 350 mg
34
2011)
Cara Pengolahan
Cara pengolahan makanan yang direkomendasikan adalah dikukus,
per minggu
Intensitas
Ringan dan sedang (60-70% maksimum heart rate)
Durasi selam 30-60 menit. (Depkes RI, 2005)
Jenis
Olahraga yang disarankan adalah olahraga yang bersifat CRIPE (continuous,
rhythmical, interval, progressive, endurance training). Latihan jasmani
endurans (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, serta
membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi stress dan meningkatan
aliran darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit jantung
dan stroke dengan menjaga kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam
Penderita diabetes melitus boleh melakukan kegiatan jasmani jika GD < 250
mg, jika GD > 250 mg saat melakukan latihan jasmani akan terjadi
pembakaran lemak akibat pemakaian glukosa oleh otot terganggu, hal ini
membahayakan
tubuh
dan
dapat
menyebabkan
terjadinya
otot
komatidak
mg/dL,
tidak
diperlukan
ekstra
setelah latihan.
(Sudoyo dkk, 2006; IDAI, 2009)
Perhitungan kebutuhan zat gizi dan Dosis Insulin
Perhitungan kebutuhan energi baru untuk Ny. B
Energi = 25 kcal/kgBB
Energi basal = 25 x 64 = 1600 kkal
Faktor aktivitas = 20% x 1600 = 320 kkal
Faktor usia = 5% x 1600 = 80 kkal
Total kebutuhan energi = 1600 + 320 80 = 1840 kkal
Protein = 15% x 1840 = 276 / 4 = 69 g
Lemak = 25% x 1840 = 460 / 9 = 51 g
Karbohidrat = 60% x 1840 = 1104 / 4 = 276 g
Kebutuhan insulin yang baru
Kebutuhan energi Ny. B 1840 kkal, kebutuhan karbohidrat 276 g
ICR = 11
Pagi KH 25% = 25 x 276 / 100 = 69 / 11 = 6 unit insulin
Siang KH 30% = 30 x 276 / 100 = 82,8 / 11 = 8 unit insulin
Malam KH 20% = 20 x 276 / 100 = 55,2 / 11 = 5 unit insulin
Snack 25% = 25 x 276 /100 = 69 / 11 = 6 unit insulin
(PERKENI, 2011)
= 60% x IHT
= 60% x 32
= 19, 2 unit 19 unit
= 40% x IHT
= 40% x 32
= 12, 8 unit 13 unit
Dianjurkan
Dibatasi
Sumber
Karbohidrat
Sumber karbohidrat
karbohidrat
kompleks yaitu
dibatasi: bubur,
singkong,ubi, sagu,
kentang
gandum,pasta,
Dihindari
jagung, talas,
havermout,sereal,ke
tan, makaroni
Sumber protein
Ayam tanpa
Keju, abon,
hewani
dendeng,
rendah
susu full
kolesterol atau
kuning telur)
cream
putih telur,
Makanan
daging tidak
yang
berlemak
mengandung
banyak
natrium :
ikan asin,
telur asin,
makanan
yang
diawetkan
Sumber protein
Tempe, tahu,
nabati
kacang hijau,
kacang merah ,
kacang tanah,
kacang kedele
Sayuran
Sayur tinggi
Bayam, buncis,
serat:
kangkung,
siam, daun
oyong,
singkong, daun
38
ketimun, tomat,
ketela, jagung
labu air,
kembang kol,
panjang, wortel,
lobak, saledri,
selada, terong
Buah buahan
Jeruk, apel,
Nanas, anggur,
Buah-buahan
pepaya, jambu
mangga, sirsak,
yang manis
air, salak,
pisang, alpukat,
dan
belimbing
sawo, semangka,
diawetkan:
(sesuai
nangka masak
durian,
kebutuhan)
nangka,
alpukat,
kurma,
manisan
buah
Minuman
Minuman
yang
mengandung
alkohol, susu
kental manis,
soft drink,
yoghurt,
Lain-lain
Makanan
Makanan yang
Gula pasir,
dengan IG
digoreng dan
gula merah,
rendah
menggunakan
gula batu,
contohnya
santan kental,
madu
whole grain
dan kacangkacangan
Makanan/min
uman yang
manis: cake,
kue-kue
manis, dodol,
tarcis, sirup,
selai, manis,
coklat,
permen,
tape,
39
mayonaise
Makanan
yang
mengandung
tinggi
lemak : cake,
makanan
fastfood,
gorengan
Makanan GI
tinggi >70 :
roti tawar,
keripik
(kemenkes RI, 2011) (Azrimaidaliza, 2011; Agustien, 2013) (Wahyuningsih, 2013
dan Katsilambros dkk, 2014)
A.
dengan
pendekatan
karbohidrat
counting.
Dalam
metode
ini
angka perbandingan antara insulin dengan karbohidrat (ICR) dan total dosis insulin
harian (TTD). Dimana untuk kasus ini kebutuhan insulin pasien adalah: Pagi (6
unit), Siang (8 unit), Malam (5 unit), Snack (6 unit). Sedangkan pada hari weekend
sebesar: Mie Godok (4 unit), Rawon (7 unit), dan Bakso (5 unit). Dimana ICR (1:11)
dengan insulin harian total 32 unit, insulin prandial 19 unit, dan insulin basal 13
unit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis insulin sebelumya
dengan hasil perhitungan diperoleh pasien dalam kondisi hiperglikemi dan
hipoglikemi.
B.
REKOMENDASI
Skenario dalam PBL yang diberikan pada minggu keenam ini dapat menambah
dan memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai bagaimana merencanakan
menu diet yang tepat sesuai dengan kondisi penyakit diabetes mellitus.
Menggunakan pendekatan karbohidrat counting dalam menentukan kebutuhan
atau porsi karbohidrat sehari. Serta menentukan rasio antara insulin dengan
karbohidrat untuk menghitung kebutuhan insulin pasien diabetes mellitus.
Mahasiswa mendapatkan skenario yang mirip dengan kasus di lapangan sebagai
bekal bagi mahasiswa saat bertemu dengan pasien secara langsung ataupun saat
pre DI.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Guyton, Arthur C., Hall, John E. 2006. Textbook of Medical Physiology. Kanada:
2.
Saunders
Gandy, Joan Webster, Madden, Angela, Holdsworth, Michelle. 2014. Gizi dan
3.
4.
Tangerang. Depok
Azrimaidaliza. 2011. Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Mellitus
41
5.
6.
7.
8.
Ilmu
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Diabetes
Mellitus
Tipe
I.
Fakultas
Kedokteran
30. Eko, Vincea. 2011. Terapi Diabetes Mellitus. RSUD Belitung Timur
31. Surasmiati, Ni Made Ayu. 2014. Hba1c yang Tinggi sebagai Faktor Risiko Rendahnya
Sekresi Air Mata Pasien Diabetes Melitus Pasca Fakoemulsifikasi. Tesis Program
Magister Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar
32. WHO. 2011. Use of Glycated Hemoglobin (HbA1C) in the Diagnosis of Diabetes
Melitus Frasher Health Diabetes Education. 2009. Advanced Carbohydrat Counting
33. SNDRI. 2010. A Practical Guide to Support You through Your Diabetes Treatment Plan
An Intruduction to Carbohydrate Counting
34. Scheiner, Gary. 2007. Insulin to carb Ratios Made easy. Intergrated Diabetes
Servivce LLC
35. WHO. 2011. Use of Glycated Hemoglobin (HbA1C) in the Diagnosis of Diabetes
Melitus
36. Frasher Health Diabetes Education. 2009. Advanced Carbohydrat Counting
TIM PENYUSUN
A. KETUA
135070300111022
B. SEKRETARIS :
C. ANGGOTA
135070307111001
135070301111068
1
2
135070301111005
135070301111048
Dyah
43
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Shafiyyah Maimunah
Atik Faizatitin
Oktoviani Tri Handini
Astre Primadita
Dini Ratnasari
Fardani Maknun
Eka Suci Kantari
Atha Audia
Dea Orinda
Bilqis Rindang F
Alviena Ramadhan
135070301111023
135070307111010
135070301111063
135070300111019
135070301111003
135070301111051
135070307111013
135070307111017
135070307111005
135070300111039
135070300111013
kebutuhan
zat
gizi
pasien
(karbohidrat)
dengan
44
LAMPIRAN
HIPOTESIS
Patofisiologi
Diabetes mellitus terjadi
karena adanya destruksi
sel beta pankreas
karena sebab autoimun
dan idiopatik. Reaksi
autoimun terjadi
dikarenakan radang sel
beta insulitis sehingga
timbul antibodi ICA dan
reaksi antigen antibodi
sel beta dengan ICA
yang hasilnya akan
mengakibatkan
Etiologi
Faktor genetik
Virus/bakteri
Bahan toksin atau
beracun
Faktor Resiko
1. Dapat dimodifikasi
- Obesitas
- Kurangnya
aktivitas fisik
- Diet tak sehat
- Hipertensi
- Merokok
- Dislipidemia
2. Tidak dapat
dimodifikasi
- Ras dan etnik
- Umur
- Jenis kelamin
- Riwayat keluarga
dengan DM
- Riwayat
melahirkan bayi
dengan berat
badan >4kg
Ny. B
Diabetes Mellitus
Carbohydrate
counting
ICR yang
digunakan
berdasarkan total
dosis insulin
sehari adalah 1:11
yang berarti 1 unit
insukin dapat
Hubungan dengan
status gizi:
Kurangnya insulin akan
mengakibatkan glukosa
darah tetap tinggi
karena tidak ada yang
memfasilitasi untuk
sampai ke sel-sel lain.
Akibatnya sel
kekurangan bahan
Diet RS
untuk menghasilkan
energy. Kompensasi
untuk menghasilkan
energy
akhirnya diambil
parenter
dari cadangan lemak
al
maupun protein. Jika
peristiwa ini
berlangsung lama akan
Assessment
a. Antropometri
status gizi
normal
b. Biokimia
Plasma HBA1C
dan GD2PP
c. Fisik klinis
Polifagia,
retinophaty,
hpertensi
sedang
d. Dietary
Konsumsi
energi harian
berlebih 1985
kkal (113%)
dan konsumsi
karbohidrat
harian berlebih
292 g (111%)
e. Ekologi
aktivitas fisik
45
Sign Symptomp
Polifagi, polidipsi,
poliuri, penurunan berat
badan, penglihatan
mata kabur, kesemutan,
gatal-gatal
Dampak
1. Komplikasi Akut:
Ketoasidosis
diabetikum
2. Komplikasi Kronis
- Komplikasi
makrovaskuler:
hipertensi
Insulin merupakan
zat penekan
karena
meningkatkan
kadar ketekolamin
dan reabsorpsi
natrium
- Komplikasi
mikrovaskuler:
retinopati
degenerasi
pembuluh darah
yang
mengakibatkan
kerusakan
patologis kapiler
dan syaraf perifer
Diagnosa
NI- 1.3 Kelebihan
energi intake
NI 5.8.2 Asupan
KH berlebih
NC 2.2 Perubahan
data lab terkait
gizi
NB 1.7 Pemilihan
bahan makanan
yang salah
Intervensi
E Pemberian
edukasi gizi
Preskripsi Diet
RC Kolaborasi
dengan tenaga
kesehatan lain
Monev
HBA1C, rasa
lapar, kadar gula
darah, intake
makan, berat
badan pasien
Tujuan
- Menormalkan kadar
glukosa darah
- Mempertahankan berat
badan normal
- Mencegah penyakit
komplikasi
Prinsip
Mengatur konsumsi
karbohidrat dengan
carbohydrate counting
46
Syarat
-
Energi 25 kkal/kg BB
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-15%
Lemak 20-25%
Natrium <2400 mg
Serat 25 gr/hari
Pemberian makan dengan
3 J (tepat jumlah, jenis,
jadwal)
Cara Pengolahan: dikukus,
disetup, direbus,
Aktivitas Fisik
47
48