You are on page 1of 9

ABSTRACT

 
The effect of ergonomic exercise on reducing blood glucose levels in people with
diabetes mellitus type II based on literature review journals.
Hafidhoh Iqro'ul Maghfiroh

Diabetes mellitus has become a world health problem along with the increasing
prevalence in various countries (Restyana, 2015). DM can lead to complications that can
damage carbohydrate metabolism and disrupt the blood vessel system (Lotfy, 2017).
This writing is to determine the effect of ergonomic exercise on reducing blood glucose
levels in people with type II diabetes mellitus based on literature review journals.
This writing used literature reviews journals with 10 journals, which are obtained
from the results of screening from Sciencedirect, Proquest and Googleschoolar used the
keywords "Diabetes Mellitus", "Ergonomic Gymnastics" which have fullfil the
requirements for inclusion and exclusion criteria "exercise" with the PICOS format both
journals national and international.
The results of 10 design journals used experimental cohort 10%, descriptive
qualitative 10%, quantitative 10%, pre-experimental 10%, quasi experimental 50% and
study cross 10%. Sampling was purposive sampling 60%, random sampling 30% and
total sampling 10%. The time frequency of 10 journals is 20 minutes, 30-60 minutes, 30
minutes by doing 3-4 times, 3 times a week for 2 months. And based on 10 journals that
have been analyzed statistical test results p value <0.05.
From the literature review results in 10 journals, it was found that diabetes
mellitus, an abnormal blood sugar condition, either increases or decreases. Physical
exercise in of ergonomic exercise can be done because it acts as a glycemic control.
Keywords: Ergonomic Exercise, Diabetes Mellitus, Hyperglycemia.
1. Pendahuluan Disaat melakukan latihan jasmani
DM menurut Gustaviani 2006 resistensi insulin akan berkurang,
dalam Gusti Zidni Fahmi 2013 sebaliknya sensitivitas insulin akan
merupakan penyakit metabolik dengan mengalami peningkatan. Hal tersebut
karakteristik hiperglikemia karena menyebabkan DM tipe II mengalami
adanya defisiensi insulin yang absolut, kekurangan dalam kebutuhan insulin.
gangguan pelepasan insulin oleh sel Hanya disaat melakukan latihan
beta pankreas dan reseptor insulin jasmani respon mengalami penurunan
yang tidak adekuatnya. Menurut Eva dan tidak merupakan efek yang
Decrolin (2019) diabetes mellitus menetap atau berlangsung lama (Gusti
merupakan sesuatu hal yang sulit Zidni Fahmi, 2013).
dijelaskan dalam satu jawaban yang Menurut World Health
jelas dan singkat, tapi secara umum Organization (WHO) memprediksi
diabetes mellitus ini dapat dikatakan kenaikan jumlah penderita DM di
sebagai suatu kumpulan problema Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
anatomik dan kimiawi yang 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa
diakibatkan oleh sejumlah faktor. pada tahun 2030. International
Masalah utama pada DM tipe II Diabetes Federation (IDF) juga
adalah kurangnya respons reseptor memprediksi adanya kenaikan pada
terjadi kekurangan terhadap insulin penderita DM di Indonesia dari 9,1 juta
(Resistensi Insulin). Karena adanya pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta
gangguan tersebut insulin tidak pada tahun 2035 (Eva Decrolin, 2019).
mampu mengirim glukosa ke dalam Dikutip dari Restyana (2015)
sel. Insulin memiliki sifat seperti International Diabetes Federation (IDF)
kontraksi otot (insulin-like effect). menyebutkan bahwa prevalensi
Diabetes Melitus di dunia mencapai
1,9% dan telah menjadikan penyakit Jawa Timur, sampai 0,8% di Jawa
diabetes melitus sebagai penyebab Tengah. Pada tahun 2012 terdapat
kematian urutan ke tujuh di dunia, 25,1% kasus di yang berasal dari
sedangkan tahun 2012 angka kejadian Surabaya, Jawa Timur. Kasus DM
diabetes melitus didunia adalah yang berdampak pada kualitas hidup
sebanyak 371 juta jiwa dimana ini juga mengalami peningkatan
proporsi kejadian DM tipe II adalah menjadi 30,2% pada tahun 2013
95% dari populasi dunia yang (Retnowati, 2015).
menderita diabetes mellitus. Menurut laporan Federasi
Orang-orang Asia mengkonsumsi Diabetes Internasional tahun 2015,
proporsi karbohidrat yang jauh lebih sekitar 415 juta orang memiliki DM
tinggi, itu merupakan indeks glikemik secara global dengan angka yang
seperti nasi putih, mie dan roti diproyeksikan telah meningkat menjadi
dibandingkan dengan populasi non- 642 juta pada tahun 2040 atau bahkan
Asia. Orang yang hidup dengan mungkin dua kali lipat pada tahun
diabetes sering tidak disarankan untuk 2040 (Rwegerera, 2018). Peningkatan
mengkonsumsi tinggi karbohidrat terbesar akan terjadi pada negara
dalam makanan mereka. Namun, berkembang (69%) dibandingkan
untuk orang Asia ini memiliki dampak dengan negara maju (20%),
signifikan pada kehidupan sehari hari (Rwegerera, 2018). Di Botswana,
mereka terkait dengan kepuasan dan prevalensi DM pada orang dewasa
persepsi mereka tentang pembatasan (20-79 tahun) adalah sekitar 52 per
terhadap makanan dalam mencegah 1000 orang dari yang 31,6 per 1000
terjadinya penyakit DM yang dapat tetap tidak terdiagnosis Kualitas hidup
menggangu kualitas hidup (Rusli, terkait kesehatan mengacu pada fisik,
2015). aspek psikologis dan sosial kesehatan
Menurut Gusti Zidni Fahmi (2013) yang dipengaruhi oleh pengalaman
latihan fisik harus dilakukan secara seseorang pada keyakinan, harapan
terus menerus dan teratur Salah satu dan persepsi. Diabetes mellitus (DM)
bentuk latihan jasmani berupa senam adalah epidemi yang berkembang di
ergonomis. Latihan yang mampu seluruh dunia dan Asia akan
mengatur kadar glukosa plasma agar menanggung 60% dari populasi
tetap dalam batas-batas normal dapat diabetes dunia (Khalid, 2015).
ditentukan melalui tes kadar glukosa Diabetes mellitus menurut Fidrotim
plasma puasa dan respons glukosa (2018) DM keadaan dimana kadar gula
plasma terhadap pemberian glukosa dalam darah mengalami peningkatan
(postprandial). melebihi kadar normal. Pada penderita
Berdasarkan laporan dari diabetes mellitus, latihan fisik berperan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai glycemic control atau yang
memperkirakan bahwa di Indonesia berperan sebagai pengatur dan yang
jumlah pasien DM akan meningkat mengendalikan kadar gula dalam
menjadi 21.257.000 pasien pada tahun darah.. Menurut Eka (2017) terapi
2030. Indonesia akan menjadi negara yang efektif salah satunya senam
dengan prevalensi tertinggi kedua di ergonomis. Karena terapi ini sangat
Asia Tenggara. Saat ini, perhatian mudah dilakukan dan memiliki
terhadap QOL pasien meningkat manfaat. Senam ergonomic dapat
daripada panjang umur pasien. membuat tubuh rileks dan akan
Dengan demikian, kualitas kehidupan membuat pelebaran pada pembuluh
pasien diabetes harus dipertahankan darah sehingga suplai oksigen menjadi
karena dapat memperburuk gangguan lancar.
metabolisme. Bedasarkan hasil Menurut Ronald (2018) senam
penelitian di berbagai daerah di ergonomis merupakan latihan yang
Indonesia pada kisaran tahun 1980 bisa dilakukan dengan berjalan,
menunjukan sebaran prevalensi bersepeda, berenang atau jogging.
diabetes melitus tipe 2 antara 6,1% di Senam ini bisa dilakukan minimal 30
menit dan senam ini untuk “Senam Ergonomik” dan ‘’Diabetes
kesederhanaan dan mudah dilakukan. Mellitus Tipe II”.
Senam ergonomic dianjurkan Berdasarkan hasil pencarian
dilakukan secara teratur dan baik. literature melalui publikasi google
Menurut Noorul (2016) senam scholar, Scien Diect dan Proquest
ergonomic dianjurkan karena dapat menggunakan kata kunci “Senam
membantu tubuh menggunakan insulin ergonomik” dan “Diabetes Mellitus
dengan lebih baik. Latihan ini dapat tipe II”, penulis menemukan 6.518
membuat hati dan tulang kuat, jurnal yang sesuai dengan kata kunci
menghilangkan stres, meningkatkan tersebut. Jurnal penelitian tersebut
sirkulasi darah, dan mengurangi risiko kemudian diskrining sebanyak 4.449
jantung penyakit dengan menurunkan jurnal diekslusi karena terbitan 10
kadar glukosa darah. Latihan ini juga tahun terakhir, terbitan 5 tahun
bisa menurunkan gula darah dalam terakhir sejumlah 2.016 dan
tubuh penderita diabetes mellitus. menggunakan bahasa selain bahasa
Juga mampu meningkatkan inggris dan indonesia. jurnal yang
sensitivitas insulin, yang berarti tubuh duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai
penderita insulin dapat bekerja lebih dengan kriteria inklusi dilakukan
baik. eksklusi, sehingga didapatkan 10
2. Metode Penelitian jurnal yang dilakukan review.
4. Pembahasan
Pencarian artikel atau jurnal
menggunakan keyword dan boolean Hasil dalam literature 10 jurnal
operator (AND, OR NOT or AND yang telah dianalisis bahwa terdapat
NOT) yang digunakan untuk pengaruh senam ergonomic terhadap
memperluas atau menspesifikkan penurunan kadar gula darah pada
pencarian, sehingga mempermudah penderita diabetes mellitus. Jurnal
dalam penentuan artikel atau jurnal tersebut menyebutkan populasi yang
yang digunakan. Kata kunci yang diambil orang dewasa dan lansia baik
digunakan dalam penelitian ini yaitu laki-laki ataupun perempuan. Dari hasil
“Senam Ergonomik” dan ‘’Diabetes analisis 10 jurnal tersebut frekuensi
Mellitus Tipe II”. yang dibutuhkan dalam melakukan
Data yang digunakan dalam senam ergonomic diantaranya 20
penelitian ini adalah data sekunder menit, 30-60 menit, 30 menit dengan
yang diperoleh bukan dari melakukan 3-4 kali, 3 kali dalam
pengamatan langsung, akan tetapi seminggu selama 2 bulan sampai
diperoleh dari hasil penelitian yang batas waktu ketentuan yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti dijelaskan.
terdahulu. Sumber data sekunder Salah satu jurnal yaitu dari Lilik
yang didapat berupa artikel atau jurnal Nurmalika dan Chandra Hadi
yang relevan dengan topik dilakukan Prasetiya, 2019 yang berjudul “senam
menggunakan database melalui ergonomic untuk mengatasi
Proquest, Scien Direct dan Google hiperglikemi pada lansia dengan DM di
Scholar. Panti Wreda harapan ibu Semarang”,
menyatakan bahwa intervensi senam
3. Hasil Pencarian ergonomic dilakukan pada lansia
Pencarian artikel atau jurnal dengan usia <60 tahun dengan
menggunakan keyword dan boolean frekuensi waktu setiap pelaksanaan 30
operator (AND, OR NOT or AND menit dalam 3-4 kali/Minggu sampai
NOT) yang digunakan untuk jangka panjang, hal ini bertujuan untuk
memperluas atau menspesifikkan selalu menjaga keadaan kadar gula
pencarian, sehingga mempermudah darah. Dalam penelitian tersebut
dalam penentuan artikel atau jurnal menyatakan bahwa senam ergonomik
yang digunakan. Kata kunci yang memiliki pengaruh terhadap
digunakan dalam penelitian ini yaitu penurunan kadar gula darah yang
tinggi atau hiperglikemi.
Dalam jurnal lain dari Gusti Zidni melakukan senam atau olahraga.
Fahmi dan Agus Widiyatmoko, 2013 Peneliti menyebutkan ada 2 senam
dengan judul “pengaruh senam yang mampu menurunkan kadar gula
ergonomic pada penderita DM tipe 2 darah yaitu senam ergonomic dan
terhadap kadar glukosa puasa dan senam aerobic. Frekuensi yang
kadar glukosa 2 jam postprandial”, dibutuhkan yaitu 4x dalam sebulan
menyatakan bahwa untuk mengatahui dengan 30 menit setiap pelaksanaan.
kemampuan seseorang untuk Responden yang diambil mayoritas
mengatur kadar glukosa plasma agar pada rentang usia 51-60 tahun, jenis
tetap dalam batas normal dapat kelamin perempuan dengan berat
ditentukan melalui tes kadar glukosa badan >55 kg dan tinggi badan 156-
plasma puasa dan respons glukosa 166 cm. dalam penelitian tersebut
plasma 2 jam postprandial. Subjek menyatakan bahwa ada hubungan
penelitian yaitu penderita DM baik laki- antara olahraga rutin dengan keadaan
laki maupun perempuan, tanpa kadar gula darah.
menentukan batasan usia. Frekuensi Dari jurnal lain Jan Williem Van
yang digunakan 30 menit dalam sekali Dijk et.al., 2012. Dengan judul
pelaksanaan tanpa menjelaskan “Exercise therapy in type 2 diebetes is
frekuensi waktu untuk pertemuan. Usia daily exercise required to opyimize
responden 45-60 tahun baik itu laki- glycemic control”. Menyatakan bahwa
laki ataupun perempuan yang sebelum aktivitas yang cukup perlu dilakukan
diberikan intervensi sudah diberikan pada pasien diabetes mellitus, tidak
informed consent untuk memberi hanya aktivitas saja tetapi menjaga
pemahaman dan tanda untuk beberapa faktor dari pola makan,
menyetujui. Hasil data prepost test psikologi, gaya hidup dll. Frekuensi
menyebutkan Selisih kadar Gula darah waktu yang diperlukan 30 menit untuk
puasa= 4.71mg/dl atau (prepost senam salah satunya senam
test=71.39mg/dL menjadi 66.68mg/dL) ergonomic, 60 menit untuk jalan
selisih kadar Gula darah 2 jam santai.
postprandial=-2.37mg/dl (prepost Hasil analisis dari 10 jurnal
test=88.58mg/dL menjadi sebagian besar dalam pengambilan
90.95mg/dL). Dari hasil tersebut sample menggunakan purposive
menunjukkan hasil uji dengan paired t sampling serti dalam jurnal Febri
test, uji t independen dan uji Chi Fitriani dan RA Fadilla, 2020 denga
Square dengan bantuan SPSS versi judul “pengaruh senam ergonomis
15.0 didapatkan hasil P >0,005. Hal ini terhadap penurunan kadar gula darah
menunjukkan tidak ada perbedaan pada pasien diabetes mellitus”,
yang bermakna antara kelompok menyebutkan rancangan penelitian
intervensi senam dalam keadaan one group prepost tes dengan
kadar glukosa darah puasa dan kadar pengambilan sampel menggunakan
glukosa 2 jam postprandial. Hal itu metode purposive sampling.
mungkin disebabkan oleh faktor antara Menggunakan metode purposive
lainintensitas dalam melakukan senam sampling peneliti memiliki kriteria
ergonomis, diet, dan derajat penyakit khusus atau inklusi yang sesuai
diabetes mellitus. dengan penelitian yang diambil, seperti
Dari jurnal Ringgo Alfarisi, 2016 yang disebutkan dalam jurnal ini
dengan judul “Hubungan frekuensi pasien diabetes mellitus tipe II, mempu
olahraga dengan kadar gula darah mengikuti senam 3 kali dalam
puasa pada pasien diabetes mellitus seminggu, tidak memiliki gangguan
tipe II di Rumah sakit Natar Medika jiwa dan bersedia menjadi responden
Provinsi Lampung” menjelaskan penelitian. Kriteria tersebut merupakan
bahwa pasien dengan keadaan kadar sifat-sifat yang harus dipenuhi
gula darah yang tinggi memiliki responden untuk menjadi responden
hubungan dengan pengaturan penelitian.
keadaan kadar gula darah dengan
Dalam 10 jurnal metode dalam teori disebutkan bisa
pengambilan sample ada yang ditatalaksana dengan farmakologi dan
menggunakan metode random non farmakologi. Farmakologi bisa
sampling atau mengambil responden berupa Dapagllifozin, metformin,
secara acara seperti dalam jurnal Joko biguanida tergantung keadaan kadar
Dwi Prasetyo dan Lelik Agustrianti, gula dalam tubuh, hipo atau hiper.
2013 yang berjudul “ pengaruh senam Menurut Eka (2017) terapi yang
ergonomic terhadap penurunan kadar efektif salah satunya senam
gula darah pada pasien diabetes ergonomis. Karena terapi ini sangat
mellitus tipe 2”. Peneliti menyebutkan mudah dilakukan dan memiliki
teknik pengambilan sampel manfaat. Senam ergonomic dapat
menggunakan cluster random membuat tubuh rileks dan akan
sampling merupakan suatu metode membuat pelebaran pada pembuluh
yang awalnya dilakukan pemilihan darah sehingga suplai oksigen menjadi
secara random atau acak pada setiap lancar. Diabetes mellitus keadaan
cluster yang ada. Dalam kadar gula darah yang tinggi dapat
menggunakan metode ini peneliti tidak diturunkan dengan senam ergonomic
boleh memilih secara khusus atau latihan fisik. Karena latihan fisik
responden yang akan mengikuti berperan sebagai glycemic control
penelitian. atau yang berperan sebagai pengatur
Dalam 10 jurnal juga menyebutkan dan yang mengendalikan kadar gula
dalam melakukan senam ergonomic dakam darah. Terapi yang efektif salah
harus secara baik atau hati-hati, satunya senam ergonomis.
teratur sesuai SOP, dan rutin. Hal ini Dijelaskan oleh Syed Shokil (2017)
bertujuan untuk mengurangi DM tipe II itu kelainan metabolism
ketidakefektifan dalam pengaruh yang menghasilkan hiperglikemia
senam ergonomic atau senam kaki kronis yang disebabkan oleh cacat
diabetic untuk menurunkan kadar gula pada sekresi insulin dan menyebabkan
darah pada pasien diabetes mellitus. kerusakan, disfungsi pankreas dan
Adapun faktor yang menyebabkan kegagalan banyak organ termasuk
ketidak efektivan senam yaitu tidak jantung, ginjal, kulit, mata, dan
melakukan gerakan-gerakan senam pembuluh darah. Menurut Wratsongko,
dengan sempurna dan responden 2015 dalam Akhmat Fathoni, 2019
tetap mengkonsumsi makanan atau Salah satu aktifitas fisik yang
minuman yang mengandung glukosa disarankan yaitu senam ergonomic,
tinggi sebelum pemberian intervensi senam yang memiliki teknik untuk
senam ergonomic. Hal ini dijelaskan mengembalikan atau membetulkan
dalam jurnal Emiliana Elsi Jerau et.al., posisi, kelenturan system saraf dan
2016 yang berjudul “Efektifitas senam aliran darah, memaksimalkan aliran
kaki diabetic dan senam ergonomic suplai darah ke otak, serta dapat
terhadap penurunan kadar glukosa mengotrol gula darah dalam tubuh.
darah pada pasien penderita diabetes Menurut Wratsongko, 2010 dalam
mellitus”. Rizka, 2017 senam ergonomic
Dari beberapa teori menurut Eva merupakan senam yang
Decrolin (2019) menyebutkan diabetes mengembalikan kelenturan system
mellitus merupakan sesuatu hal yang saraf dan aliran darah, serta
sulit dijelaskan dalam satu jawaban mengembalikan posisi dan senam
yang jelas dan singkat, tapi secara yang dapat mengontrol gula darah
umum diabetes mellitus ini dapat dalam keadaan normal. Dan juga
dikatakan sebagai suatu kumpulan menyebutkan senam ergonomis
problema anatomik dan kimiawi yang memiliki banyak manfaat, berikut
diakibatkan oleh sejumlah faktor. DM beberapa efek dari senam ergomik:
itu disebabkan karena resistensi Mengoptimalkan system pencernaan
insulin dan disfungsi sel beta sehingga karbohidrat bisa diserap oleh
pankreas. Kadar gula yang tinggi usus tanpa dinetralisir oleh kelenjar
pankreas yang akan menghasilkan untuk mendapatkan hasil yang efektif
insulin, Mencegah dan menangani dan maksimal.
gangguan jantung. Karena senam Penulis juga berasumsi bahwa
ergonomic ini dilakukan agar bekerja senam ergonomic yang diberikan pada
untuk melenturkan saraf, melancarkan pasien penderita diabetes mellitus tipe
peredaran darah serta mengaktifkan II itu memiliki pengaruh terhadap
system keringat dan pemanas tubuh, penurunan kadar gula darah. Karena
Mencegah asma dan Bronkitis. senam ergonomic atau latihan fisik
Dalam teori juga menyebutkan berperan sebagai glycemic control
pelaksanaan latihan fisik atau senam atau yang berperan sebagai pengatur
ergonomic itu tidak perlu terlalu lama dan yang mengendalikan kadar gula
dalam setiap pelaksanaan, hanya dalam darah. Serta hal ini bisa menjadi
perlu melakukan setiap hari atau salah satu pertimbangan penderita DM
secara rutin. Frekuensi ini disebutkan dalam menurunkan keadaan kadar
oleh Wratsongko (2010) dalam Rizka gula atau sebagai salah satu cara
(2017) frekuensi dilaksanakannya untuk pencegahan.
senam ergonomic bisa dilakukan 2-3
kali seminggu dalam jangka waktu 5. Kesimpulan dan Saran
selama 3 minggu. Dalam pelaksanaan 5.1 Kesimpulan
terapi sampel diusahakan 2 jam Hasil analisis berbasis literature
sebelum pelaksanaan sarapan terlebih review jurnal diabetes mellitus itu
dahulu untuk menghindari rasa mudah keadaan kadar gula tidak normal yang
lelah. Menurut Wratsongko (2017) dapat dikontrol dan diturunkan
senam ergonomic itu senam yang keadaan gula darahnya dengan
mudah di lakukan dan memiliki banyak melakukan intervensi latihan fisik
manfaat. Untuk mendapatkan hasil salah satunya senam ergonomic.
yang memuaskan bisa dilakukan Melakukan senam ergonomic dengan
latihan secara terus menerus atau 2-3 teratur dan disertai menjaga pola
kali seminggu, kurang lebihnya 20 makan yang baik dan sehat agar
menit. Senam ergonomic memiliki mampu mengontrol dan menurunkan
manfaat menurunkan kadar glukosa kadar gula darah yang tinggi.
darah, hipertensi, memperkuat otot, Intervensi ini memiliki pengaruh
dan dapat membuat sirkulasi darah terhadap penurunan kadar gula darah
menjadi lebih baik lagi. Latihan fisik pada penderita diabetes mellitus tipe
bisa diberikan dengan jangka panjang II, dan berdasarkan 10 jurnal yang
untuk menjaga kestabilan kadar telah dianalisis hasil uji statistic p
glukosa dalam darah. value <0.05 atau α=0,05 artinya p < α.
Penulis berasumsi berdasarkan 5.2 Saran
fakta dan teori yang telah dibahas 5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
bahwa diabetes mellitus keadaan gula Diharapkan menjadi sumber
darah yang tidak normal. Keadaan informasi tentang pentingnya
gula darah yang tidak normal itu bisa pengaruh senam ergonomic terhadap
mengalami kenaikan (hiperglikemi) penurunan kadar glukosa darah pada
atau mengalami penurunan penderita diabetes mellitus tipe II
(hipoglikemi). Diberikan intervensi berbasis literature review jurnal. Dan
senam ergonomic itu perlu dilakukan hasil ini diharapkan dapat digunakan
karena untuk mengontrol keadaan oleh perawat pendidik dalam
gula darah yang mengalami kenaikan meningkatkan kemampuan dan
agar mengalami penurunan. Dalam informasi tentang pengaruh senam
pelaksanaan terapi penulis ergonomic terhadap penurunan kadar
menganjurkan untuk melakukan glukosa darah pada penderita
senam sesuai prosedur, ditempat yang diabetes mellitus tipe II berbasis
datar, serta menjaga pola makan yang literature review jurnal.
rendah gula. Hal itu perlu dilakukan
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi terkait diharapkan Fathoni, Akhmat , Dewi Purnamawti, dan
dapat dijadikan sebagai bahan sarana Irwina Syafitri. 2019. Pengaruh
pendidikan atau penyuluhan yang Senam Ergonomis Terhadap
berguna dan bahan manfaat baik Distress Lansia Dengan Diabetes
kalangan mahasiswa, pendidikan Mellitus: jurnal keperawatan terpadu
sarjana maupun profesi agar dapat Fitriani, Febri. RA Fadilla. Pengaruh
juga dikembangkannya penulisan senam ergonomic terhadap
berbasis literature review jurnal penurunan kadar gula darah pada
tentang pengaruh senam ergonomic pasien diabetes mellitus: Jurnal
terhadap penurunan kadar glukosa Kesehatan dan Pembangunan
darah pada penderita diabetes Indah, Dian. 2019. Pengaruh Senam
mellitus tipe II. ergonomic terhadap penurunan
5.2.3 Penulis Selanjutnya kadar gula darah penderita diabetes
Bagi penulis selanjutnya mellitus pada lansia dipuskesmas
diharapkan lebih luas dalam Dagangan Madiun: Mutiara Medika
pencarian jurnal dengan Indah, Rizka. 2017. Perbedaan Pengaruh
menggunakan data base yang lain, Senam Ergonomis Dan Senam Tai
lebih luas dalam membaca karena Chiterhadap Kadar Gula Darah
pencarian yang terbatas. Penulis juga Pada Lanjut Usia. Yogyakarta
berharap hal ini sebagai penambah http://digilib.unisayogya.ac.id/2923/1
informasi untuk pengembangan /naskah%20publikasi.pdf
penulis berbasis literature review Jan Willem Van Dijk, Kyra Tummers, Coen
jurnal lebih lanjut, khususnya bagi D.A. Stegourwer, Fred Hartgens,
penulis keperawatan yang ingin Luc J.C Van Loon. 2012. Exercise
melakukan pengembangan dalam therapy in type 2 diabetes: Is daily
penulisan pengaruh senam exercise required to optimize
ergonomic terhadap penurunan kadar glycemic control?. Diabetes care
glukosa darah pada penderita DOI:10.2337/dc11-2112.
diabetes mellitus tipe II berbasis Joko Dwi Prasetyo, Lelik Agustrianti. 2015.
literature review jurnal. Dan Pengaruh senam ergonomis
diharapkan bisa dijadikan referensi terhadap perubahan kadar gula
dan tolak ukur untuk penulis berbasis darah pada klien diabetes mellitus
literature review jurnal yang berkaitan tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
dengan pengaruh senam ergonomic Karangdadap. Pekalongan
terhadap penurunan kadar glukosa Lilik Nurmalika, Chandra Hadi Prasetya.
darah pada penderita diabetes 2019. Senam ergonomic untuk
mellitus tipe II. mengatasi hiperglikemi pada lansia
dengan DM dipanti Wreda Harapan
DAFTAR PUSTAKA Ibu Semarang. Semarang: Jurnal
Manajemen Asuhan Keperawatan
Alfarisi, Ringgo. 2016. Hubungan frekuensi Noor, Restyana. 2015. Diabetes Melitus
olahraga dengan kadar gula darah Tipe 2 Vol 4 No 5. J Majority
puasa pada pasien diabetes melltus https://pdfs.semanticscholar.org/bcbf
tipe II di rumah sakit Natar Medika /a02324a948f1b5cbe5ff71cafec64c8
Provinsi Lampung. Lampung: d3797.pdf
Medika Malahayati Nur, Eka. 2017. Effect Of Ergonomic
Decroli, Eva. 2019. Diabetes Melitus Tipe Gymnastic To Lipid Profile And
2. Padang: Ilmu Penyakit Dalam Blood Pressure In Patients With
www.internafkunand.com Hypertension At Sumber Agung
Emilia Elsi Jerau, Ismonah, Syamsul Arif. Village Jatirejo District Mojokerto
2016. Efektivitas senam kaki Regency. Mojokerto: Original
diabetik dan senam ergonomic Research
terhadap penurunan kadar glukosa Http://Ijnms.Net/Index.Php/Ijnms
darah pasien diabetes mellitus di Ramadhani Amelia, Ivonny M. Sapulete,
Persadia RS Panti Wilasa Citarum. Damajanty H. C. P. 2016. Pengaruh
Citarum
Senam Lansia Terhadap Kadar
Gula Darah Pada lansia di BPLU
Senja Cerah Manado. Jurnal e-
Biomedik (eBm)
Ratih Dwi Arini, Asti Nuraeni, Mamat
Supriyono. Efektivitas senam
ergonomic terhadap penurunan
kadar gula darah pada lansia di
Kelurahan Wonosari. Semarang:
Mutiara Medika
Rusli, Goh. 2015.Development and
validation of the Asian Diabetes
Quality of Life (AsianDQOL)
Questionnaire. Malaysia:
ScienceDirect
http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.20
15.02.009
Rwegerera, Moshomo, Gaenamong. 2018.
Health-related quality of life and
associated factors among patients
with diabetes mellitus in Botswana.
Bostwana. Alexandria Journal of
Medicine 54 (2018)
111–118http://dx.doi.org/10.1016/j.aj
me.2017.05.010
Shaqil, Syed, Hosein Karemi, Syed Amir
Gillani. 2017. Respons terhadap
Aerob terstruktur yang diawasi
Program Pelatihan Latihan pada
Pasien dengan Tipe 2 Diabetes
Mellitus. Journal Of The National
Medical Association
https://doi.org/10.1016/j.jnma.2017.1
0.003
Wratsongko, Madyo. 2006. Pedoman
sehat tanpa obat senam ergonomic
dan pijat getar saraf. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Zidni, Gusti Fahmi dan Agus Widiyatmoko.
2013. The Influence of Ergonomic
Gymnastics in the DM Type 2
Patients to the Fasting Blood
Glucose Level and the 2 Hours
Postprandial Glucose Level: Mutiara
Medika

You might also like