You are on page 1of 27

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/283568882

Kuliah Pepindahan Massa 2015: #04 & #5 Contoh Soal #4 dan Kolom Isian AbsorpsiDesorpsi
CHAPTER NOVEMBER 2015
DOI: 10.13140/RG.2.1.4280.5206

READS

210

1 AUTHOR:
Setijo Bismo
University of Indonesia
133 PUBLICATIONS 26 CITATIONS
SEE PROFILE

Available from: Setijo Bismo


Retrieved on: 04 February 2016

Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.


DTK FTUI
Nopember, 2014

Skematisasi Operasi Absorpsi

V, y1
L, x0

V, y N +1

L, x N

Suatu menara sieve-tray dirancang untuk proses absorpsi gas. Gas umpan memasuki kolom di
bagian bawah dengan kandungan absorptif A sebesar 1,852 %-molar. Gas umpan mengalami
pembersihan sedemikian rupa sehingga tersisa polutan A tidak lebih dari 0,088 %-molar di bagian
keluaran (puncak). Cairan absorben yang digunakan, pada awalnya mengandung 0,008 %-molar.
Sistem diketahui mengikuti Hukum HENRY dengan data seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Di
bagian bawah menara (bottom), rasio molar cairan-terhadap-gas adalah ( L G )b = 1,65 ,
sedangkan di ektremitas lainnya (di puncak, top) adalah ( L G )t = 1,71 . Pada kondisi operasi ini,
diketahui bahwa efisiensi Murphree dapat dianggap konstan, yaitu pada EMGE = 0,65 .
Tabel 1. Data kesetimbangan

CA

pA

(g A /100 g H 2O )

(kPa)

0,49

0,4620

0,74

0,7000

0,98

0,9114

1,49

1,3952

1,73

1,6195

1,96

1,8258

2,45

2,2829

A dalam H 2O

(fraksi mol A , cairan)

(fraksi mol A , gas)

(Lanjutan..)

Pertanyaan:

(a).

Hitunglah y dan x (lengkapi Tabel 1 di atas), sebelum


menentukan H (konstanta Henry) untuk sistem absorpsi
di atas, jika berlaku!

(b). Hitunglah atau perkirakan jumlah talam yang diperlukan


oleh sistem ini !
(c).

Jika diinginkan kriteria diameter kolom sebesar 150 cm


(perhatikan tabel di bawah ini), maka tentukanlah tinggi
kolom yang diperlukan !

Penyesaian:

(a). Hitunglah y dan x (lengkapi Tabel 1 di atas), sebelum menentukan H


(konstanta Henry untuk sistem absorpsi di atas, jika berlaku!

Penyesaian Konstanta Henry:

Pengaluran x A dan y A (dari Tabel 1 di atas), dapat digunakan untuk


menentukan H (konstanta Henry) sebagi berikut:

Penyesaian untuk (b).

Penyesaian untuk (b) cara Grafis:

Penyesaian (b) lanjutan (check and balances):

Penyesaian (c) Penentuan TINGGI Menara:

Kolom Isian (Packed columns) merupakan menara kontak kontinyu


yang secara fisik tidak memiliki tahap seperti pada kolom talam.
Secara praktis, Kolom Isian seringkali dianalisis berdasarkan kesetaraan
atau ekivalensi tahap kesetimbangan dalam Kolom Talam, menggunakan
suatu pendekatan yang disebut Suatu Ketinggian yang Setara dengan
Talam Teoretis atau disebut sebagai HETP (Height Equivalent to a
Theoretical Plate).
HETP =

Tinggi Isian ( Packing )


Jumlah Ekivalen dari Tahap Kesetimbangan

Dengan mengetahui nilai HETP dan Jumlah Tahap Teoretis n dari suatu
Menara Talam, maka dapat dihitung tinggi kolom H:

H = n HETP
Konsep HETP tidak memiliki basis teoretis yang kuat. Nilai HETP hanya dapat
dihitung berdasarkan data eksperimen atau kolom komersial dari suatu vendor.

Absorpsi:
Pendekatan Perpindahan Mass (HTU, NTU)
Pada Kolom ISIAN, lebih disukai metode penentuan
Tinggi ISIAN dari pendekatan teoretis yang berbasis
Koefisisen Perpindahan Massa.
Problem absorsi, pada umumnya adalah sebagai
berikut: Suatu aliran Gas MASAM yang tercemar (oleh
ABSORBEN atau ABSORPTIF) dari suatu PROSES
(tertentu) ingin dibersihkan kandungan POLUTAN-nya.

y2< y spec

L, x2

G, y2

z=H

Jika digunakan NOTASI subskrip yang baru, pada


bagian DASAR (Bottom) dan ATAS (Top) Kolom, maka
komposisi GAS dan CAIRAN yang memasuki dan
meninggalkan kolom adalah:

( x1 , y1 )

T, p

( x 2 , y2 )

Selain variabel-variabel di atas, digunakan juga koordinat


z, yang merepresentasikan tinggi kolom.

z=0

Amplop di bagian atas yang berwarna HIJAU


adalah untuk NERACA MASSA yang
diperlukan untuk (membuat) GARIS OPERASI
dari Kolom Absorpsi Packing.

Process

G, y1

L, x1

Pertama kali, diperlukan NERACA MASSA di bagian


amplop atas yang berwarna HIJAU: membuat
GARIS OPERASI, yang melalui titik (x2, y2),
L x 2 + G y = L x + G y2

y =

L
G

(x

L
G

y1

x 2 ) + y2

y* = m x

Lmin
G

(1)

Dalam Kolom Isian ini, diperlukan juga kondisi


KESETIMBANGAN:

y * = mx

( 2)

Dapat dibuat Garis KESETIMBANGAN dan Garis


OPERASI ke dalam suatu diagram seperti contoh. Dari
Garis OPERASI dengan KELANDAIAN terkecil
(minimum, yaitu: Lmin/G), didapatkan (L/G) dengan
formula berikut

L
G

L
f

m in

f (1 , 2 )

y2
x2

x1

Sebagai persamaan ketiga, diperlukan suatu Persamaan


Laju Perpindahan Massa. Jika, dibuat porsi bagian kecil
dari kolom dimaksud, maka Neraca MASSA sisi GAS
dalam potongan kecil tersebut adalah:

IN gas = OUTgas + OUTmasstransfer


S G y( z ) = S G y( z + z ) + N a S z

z + z

mol

S adalah luas penampang dari kolom. Perlu dicatat bahwa N,


G dan L semuanya didefinisikan sebagai fluksi (fluxes) bukan
sebagai laju alir molar [mol/s]:
G =

a =

molar flowrate
column sec tion S

mass transfer surface


volume of the column

mol
=
G
[ ] 2
cm s
cm2
[a ] = 3
cm

Perhitungan Tinggi ISIAN dari suatu Kolom umumnya melibatkan Koefisien Perpindahan Gas
Menyeluruh atau overall gas-phase coefficient (Ky), karena cairan pada umumnya memiliki
AFINITAS yang KUAT pada zat terlarut (absorbat atau absorptif). Driving Force dari peristiwa
perpindahan ini adalah perbedaan fraksi mol dalam fasa gasnya (y - y*).

N = K y ( y y *)

mol
N
=
[ ] 2
cm s

Bagilah Persamaan Laju Perpindahan Massa


dengan S dan z, didapatkant:

N a = G

Karena diinginkan suatu perbedaan tinggi (differential


height) dari potongan tersebut, maka berarti: z 0.

N a = G

Didefinisikan, untuk besaran N, digunakan persamaan:

dy
dz

y( z + z ) y( z )
z
dy
dz

= K y a y y*
y2

Pemisahan variabel dan pengintegrasian, didapat:

H =

dz =

Mengambil term konstanta ke luar integrasi dan


menukar batas-batas integrasi tersebut, sehingga:

H =

dz =

G
K ya
HOG

Ruas KANAN dapat ditulis sebagai hasil kali:


HOG and NOG:

(3)
dy

K a (y y )
y1

H = HOG N OG

y1

dy

( y y *)

y2

NOG

The term HOG is called the overall Height of a Transfer Unit (HTU)
based on the gas phase. Experimental data show that the HTU
varies less with G than with Kya. The smaller the HTU, the more
efficient is the contacting.

HOG =

Term NOG disebut overall Number of Transfer Units (NTU)


didasarkan pada fasa gas. Besaran tersebut menggambarkan
perubahan menyeluruh dalam zat terlarut (solute) dalam fraksi
mole dibagi dengan rerata fraksi mole dari driving force. Semakin
besar NTU, maka semakin besar diperlukan luas permukaan kontak
(extent of contacting).

K ya

y1

dy

( y y *)

NOG =

y2

y1

NOG =

Diinginkan SOLUSI dari Integral NOG, maka kita ganti y* dengan


Persamaan (2):

x =

y1

NOG =

(y m x )

y2

Selesaikan (1) untuk x, dengan diketahui A = L/(Gm):

Menyatukan hasilnya ke dalam persamaan untuk NOG:

dy

y
Am

+ x2

Am

Ady

( A 1) y + y

y2

y2

A y2*

N OG =

Integrasikan NOG, hasilnya:

N OG =

Memisahkan bagian dalam logaritma menjadi dua


bagian:

Diketahui, bahwa Fraksi Absorption :

Dengan menggunakan dan melakukan


beberapa transformasi, akhirnya diperoleh NOG:

N OG

A
A 1

ln

A
A 1

(A

1) y + y2 A y2*
A

ln

(A

(A

1) y1 y2*

A
y2 y2*

A y2 y2*

Jumlah yang DIABSORPSI


Jumlah maksimum yang DIABSORPSI

N OG =

y2

1) y1 + y2 A y2*

1
=
+
ln
A 1 A

1 A
ln

A 1 1
A

y1

y1 y2
y1 y2*

Perbandingan antara HTU/NTU and HETP

H = H OG N OG = n HETP

Tinggi KOLOM dapat dihitung dengan 2 cara:

Jangan keliru antara NTU dan HTU dengan HETP


dan jumlah tahap kesetimbangan teoritis n, yang
dapat dihitung dengan Persamaan KREMSER:

n =

1 A
ln

ln A 1
1

Pada saat Garis Operasi dan Garis keseimbangan tidak hanya lurus tetapi juga paralel, NTU
= n dan HTU = HETP. Jika tidak, NTU lebih besar dari atau kurang dari n.

op. line

op. line

op. line

eq. line

eq. line

eq. line

NTU = n

NTU > n

NTU < n

Perbandingan antara HTU/NTU and HETP


Pada saat Garis Operasi dan Garis Keseimbangan lurus tapi tidak
sejajar (NTU n), diperlukan suatu formula untuk mengubanya.
Dapat ditulis:
Ganti NOG dan n dengan formula yang didapatkan sebelumnya,
maka didapatkan untuk HETP:

Lakukan perhitungan yang sama untuk NOG, didapatkan:

Akhirnya, diinginkan menghitung koefisien perpindahan massa


volumetrik menyeluru (Kya). Diketahui, bahwa:

Solusi untuk Kya, didapatkan:

N OG

HETP = HOG

HETP = H OG

N OG = n

H OG =

A ln A
A 1

A ln A
A 1

H
N OG

K ya =

G N OG
H

G
K ya

Desorpsi (Stripping):
Pendekatan Perpindahan Massa (HTU, NTU)

L, x2

Sekarang kita fokus pada masalah Stripping, dengan problem


sebagai berikut: aliran cairan tercemar keluar dari suatu proses
akan dipulihkan dari polutannya dalam rangka untuk
membersihkan cairan tersebut.

G, y2

Process
z=H

T, p
Pertama, diperlukan Neraca Massa di sekitar amplop hijau, di
bagian bawah kolom, yang terkait dengan Garis Operasi, melalui
titik (x1, y1):

G y1 + L x = L x1 + G y

y =

L
G

(x

x1 ) + y1

z=0

(1)

Pada keadaan kesetimbangan:


x* =

y
m

( 2)

G, y1

L, x1

Desorpsi (Stripping):
Garis Operasi dan Garis Kesetimbangan
Garis Kesetimbangan dan Garis Operasi dapat dibuat dalam
suat diagram seperti di sebelah kanan ini. Dari Garis Operasi
dengan kemiringan terbesar (L/G)maks, dihitung (L/G) dengan
formula berikut:

L
G

1 L

f G m aks

y
L
G

y2
y* = m x

f (1 . 2 , 2 )

Sebagai persamaan ketiga, kita perlukan suatu persamaan


laju perpindahan massa. Diambil irisan kecil terkait dari
kolom. Neraca massa "sisi cair" dari irisan kecil tersebut:
IN liq = OUTliq + OUTmass transfer

S L x ( z + z ) = S L x ( z ) + N a S z

L

G max

y1
x2

x1

mol

z + z

Fluksi N melibatkan koefisien perpindahan menyeluruh


fase cair Kx dengan driving force (x - x*):

N = K x ( x x *)

Desorpsi (Stripping):
Laju Perpindahan Massa, HTU dan NTU

Bagilah persamaan laju perpindahan massa dengan S


dan z, diperoleh:

Dengan z 0, dkemudian menggunakan definisi N:

x ( z + z ) x ( z )
z

dx
dz

= Kx a x x*

Pemisahan variabel dan integrasi, menghasilkan:

H =

= Na

dz =

L
Kxa

x2

dx

xx*

x1

HOL

HOL adalah overall Height of a Transfer Unit (HTU) untuk fasa cair.

HOL =

NOL

L
Kxa
x2

NOL adalah overall Number of Transfer Units (NTU) untuk fasa cair.

NOL =

( 3)

dx

( x x *)

x1

Desorpsi (Stripping):
Fraksi Desorpsi (Stripping) dan Faktor Stripping

Diketahui, bahwa fraction of stripping :

Jumlah yang didesorpsi


Jumlah maksimum yang didesorpsi

Kemudian, pengertian Faktor stripping, S:

Hasil integral dari NOL dapat dicari dengan cara


yang sama seperti dalam kasus absorpsi:

Akhirnya, setelah berbagai transformasi, didapat:

S =

N OL

x 2 x1
x 2 x1

mG
L

1
S 1 x 2 x1

ln +

S
S 1
S

x
x
1
1

NOL =

1 S
ln

S 1

You might also like