Professional Documents
Culture Documents
PROFIL PERUSAHAAN
Produksi PT. Riau Andalan Pulp And Paper ini berupa pulp dengan lembaran kering
yang berkualitas tinggi, sebab proses produksinya dilakukan secara kimia dan ditunjang oleh
mesin – mesin yang berteknologi tinggi dan terbaru, seperti Extended Superbatch cooking,
oxygen delignification dan ECF (Element Chlorine Free).
Semua proses produksi juga ditunjang dengan system operasi dan di monitor oleh
suatu system computer DCS (Distributed Control System) yang saat ini merupakan sistem
pengontrolan yang maju pada suatu industri.
Produksi pulp dan paper dari PT. Riau Andalan Pulp And Paper di eksport ke Negara
China, Italy, Thailand dan Australia. Selain di eksport keluar negeri produksi juga digunakan
di dalam negeri, karena hasil produksi pulp dan paper dari PT. Riau Andalan Pulp And Paper
berkualitas tinggi sehingga dalam melakuan pemasaran tidak mendapat kendala dan untuk
menyalurkan pada pasaran di dunia dapat dilakukan dengan cepat (Yudi, 2010).
Dalam menjalankan usahanya, PT. Riau Andalan Pulp And Paper (Riaupulp)
meyakini pentingnya melakukan investasi dalam praktek bisnis yang bertanggung jawab baik
secara social maupun terhadap lingkungan. Keseriusan PT. Riau Andalan Pulp And paper
untuk turut membangun masyarakat sekitarnya dilatarbalakangi oleh sebuah kesadaran bahwa
perusahaan ini merupakan salah satu perusahan manufacturing (pabrik), tepatnya pabrik yang
menghasilkan pulp dan paper dengan skala yang cukup besar. Perusahaan dengan jenis
seperti ini sangat berpotensi mempengaruhi masyarakat sekitarnya karena adanya
pemanfaatan sumber daya alam dan dampak dari adanya aktifitas pabrik.
Aktifitas PT. Riau Andalan Pulp And Paper melibatkan 311 desa yang terkait
langsung dengan kegiatan perusahaan dan berada di ring satu operasi perusahaan, terbesarr di
44 kecamatan dalam 4 kabupaten dan 1 kotamadya. Dampak yang dihasilkan antara lain
penurunan daya dukung lingkungan, pencemaran, terganggunya aktifitas perekonomian
masyarakat sekitar. Hal ini yang menjadi tantangan PT. Riau Andalan Pulp And Paper dalam
mewujudkan perfoma lingkungan yang baik (IPB, 2007).
Menyadari bahwa keberadaanya mempunyai dampak yang signifikan terhadap
berbagai stakeholders-nya, Riaupulp memiliki kebijakan untuk meununjukkan komitmen
terhadap keberlanjutan social dan lingkungan, serta melakukan pengukuran secara berkala
pemenuhan kinerja aspek-aspek tersebut berdasarkan standar-standar yang ada dan secara
teratur menyediakan informasi bagi stakeholders-nya mengenai hal-hal yang menjadi
perhatian (concern) mereka.
2.3.1 Faktor Eksternal Yang Menjadi Alasan PT. Riau Andalan Pulp And
Paper Memiliki Daya Saing Yang Tinggi di Pasar Internasional
PT. Riau Andalan Pulp And Paper memiliki 3 landasan usaha dalam menjalankan
strateginya, yaitu :
1. Profit (keuntungan)
Melakukan operasional usaha yang layak secara ekonomi dan menguntungkan
2. Planet (tumbuhan)
Melindungi keanekaragaman hayati dan mencegah kerusakan lingkungan
3. People (manusia)
Berperan akrif dalam sosial dan pengentasan kemiskinan
PT. Riau Andalan Pulp And Paper melakukan berbagai pengukuran, hal ini dilakukan
karena untuk melihat dan mengetahui tingkat keberhasilan, kesesuaian dan kemungkinan
keberlanjutan program program CSR yang dilakukan, untuk menjawab menjawab
pertanyaan: sudah berada dimana sekarang dan bagaimana Riaupulp dapat melakukan
perbaikan-perbaikan, untuk mengetahui apa pendapat stakeholders Riaupulp mengenai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang
perlu Riaupulp bagi dengan stakeholders Riaupulp.
Setelah dilakukan pengukuran maka dilakukan pelaporan, dimana merupakan bagian
dari komitmen keterbukaan informasi Riaupulp bagi stakeholders-nya, merupakan upaya
Riaupulp untuk mengkomunikasikan dan mendapatkan umpan balik dalam pengelolaan usaha
yang bertanggung jawab sosial dan terhadap lingkungan, merupakan bagian dari upaya
melakukan continual improvements – memberikan motivasi untuk secara konsisten
memperbaiki kinerja (Dian, 2007).
Untuk meningkatkan daya saing yang tinggi PT. RAPP juga bekerjasama dengan
pihak lain melaui Joint Venture and Joint Operation (JV/JO) dan Hutan Tanaman Rakyat
untuk mendukung pasokan bahan baku ke industri pulp PT.RAPP.
RAPP selalu berupaya untuk melakukan pengelolaan HTI yang berkelanjutan,
termasuk upaya-upaya pengembangan green energy. Sebanyak 87 persen energi yang
dibutuhkan untuk operasional di RAPP dihasilkan dari energi terbarukan berupa black liquor
dan wood bark. Hanya 13% saja RAPP menggunakan energy dari batubara dan gas. Bahkan
grup RAPP telah berinvestasi sebesar US$ 2,3 juta untuk pembangunan pabrik biofuel
methanol untuk mengurangi efek gas rumah kaca.
Baik untuk komoditi pulp maupun kertas, Indonesia selalu mengalami surplus dalam
perdagangan. Pada periode 2004 – 2008, ekspor pulp meningkat dari 2,44 juta ton menjadi
2,77 juta ton, sedangkan kertas meningkat dari 2,58 juta ton menjadi 4,76 ton. Hampir semua
jenis kertas sudah dapat diproduksi di Indonesia, sedangkan untuk pulp yang banyak
diproduksi di Indonesia adalah pulp serat pendek. Untuk pulp serat panjang Indonesia masih
mengimpor. Peningkatan ekspor pada periode tersebut semestinya dapat lebih tinggi, apabila
tidak terjadi krisis financial global.
Di pasar global, pasar pulp dan kertas selama ini didominasi oleh negara-negara dari
Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat) dan negara-negara Scandinavia (seperti:
Finlandia, Swedia dan Norwegia). Kelompok negara-negara tersebut sering disebut dengan
NORSCAN (North America & Scandinavia). Namun peran/kontribusi negara-negara
NORSCAN dalam mensuplai pulp dan kertas dunia semakin menurun. Pada periode 2001-
2005, peran negara-negara NORSCAN dalam mensuplai pulp dunia turun dari 58,51%
menjadi 52,96%, sedangkan peranannya dalam mensuplai kertas turun dari 44,84% menjadi
38,91%. Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu negara yang berpotensi mengembangkan
industri pulp dan kertasnya, disamping negara-negara Amerika Latin dan Eropa Timur, untuk
mengambil peran lebih besar dalam mensuplai kebutuhan pulp dan kertas dunia.
Berdasarkan data diatas sebenarnya Indonesia masih memiliki peluang untuk
mengembangkan industri pulp dan kertasnya dalam rangka mengambil peran yang lebih
besar lagi dalam mensuplai kebutuhan pulp dan kertas di dalam negeri dan dunia, serta
meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian nasional.
Teknologi yang digunakan oleh pabrik pulp dan kertas yang berorientasi ekspor
termasuk PT. RAPP pada umumnya teknologi modern yang setara dengan teknologi yang ada
di negara maju. Persaingan di pasar dalam negeri dapat dikatakan sebagai persaingan bebas
karena pemasok dan pembelinya banyak, bahkan pemasok dari luar negeri bebas memasuki
pasar Indonesia, karena bea masuknya sangat murah. Sebagian besar pabrik kertas di
Indonesia memproduksi lebih dari satu jenis kertas, dan komposisi produksinya biasanya
mengikuti dinamika pasar.
Kenaikan gaji berdasarkan penyesuaian ekonomi tahunan dan nilai. Nilai kenaikan
upah berdasarkan prestasi karyawan dan upah karyawan akan ditinjau setiap bulan April.
Untuk tenaga kerja Indonesia akan menerima THR sebagaimana peraturan ketenagakerjaan
Indonesia, setelah 12 bulan masa kerja. Karyawan yang telah bekerja 3 bulan atau lebih akan
diberi THR sebagaimana peraturan perusahaaan. Pembayaran tunjangan dilaksanakan 2
minggu sebelum hari raya/ tahun baru dan tidak berlaku untuk tenaga kerja asing. Bonus
ditentukan berdasarkan prestasi karyawan dan perusahaan.
2.6.2 Fasilitas Perusahaan
Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas kesehatan dan keamanan
2. Tunjangan kecelakaan
3. Perumahan
4. Fasilitas training dan pendidikan
5. Kantin dan restoran
6. Sekolah
7. Hotel
8. Minimarket
9. Sarana olahraga dan entertainment
BAB III
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
Cascade RC
Aerator 1&
Raw 2 SFB
Water
RC
3&
4
Demin
Water
Plant
Basin
Cascade Aerator
Cascade Aerator merupakan alat yang digunakan untuk mengoksidasi agar senyawa
mudah dioksidasi dan turun ke bawah.
RC (Reactive Clarifier)
Reactive Clarifier merupakan proses fluktuasi, koagulasi dan sendimentasi agar
lumpurnya turun.
SFB (Sand Filter Bed)
Sand Filter Bed merupakan tempat penyaringan pasir. Sehingga setelah dilakukan
penyaringan, akan dihasilkan air bersih.
Demineralized Plant
Water
ACF SAC Degasser
Basin
Demin
Boiler MB SBA
Tank
SiO2, Cl2
a. Power Boiler
Power boiler berfungsi untuk menghasilkan steam, dengan bahan bakar berasal
dari kulit kayu dari hasil proses Wood Handling. Apabila panas yang dibutuhkan kurang
dari yang diinginkan, maka akan dibantu dengan bahan bakar minyak sesusai dengan
kebutuhan pada power boiler uap yang diproduksi sebesar 4192 ton/jam dengan
temperatur 480oC pada tekanan 83 bar (g). Steam yang dihasilkan digabungkan dengan
steam dari recovery boiler dan dipakai untuk menggerakkan turbin
b. Recovery Boiler
Recovery Boiler berfungsi untuk menghasil uap air (steam) dan mengambil
kembali bahan kimia yang digunakan pada proses pembuatan pulp. Recovery boiler
memakai black liquor yang telah dipekatkan di evaporator sebagai bahan bakar, disebut
dengan Heavy Black Liquor (HBL) yang mengandung jumlah solid antara 70-80%.
Selama proses pembakaran di boiler senyawa karbon yang berasal dari kayu yang
dibakar, menghasilkan panas untuk memproduksi steam. Sedangkan, bahan kimia yang
sebagian besar berupa soda (senyawa natrium) melebur jatuh menumpuk dibagian bawah
recovery boiler. Bahan kimia ini diproses lebih lanjut membentuk green liquor,
seterusnya dikirim ke unit Recausticizing Plant untuk pembuatan black liquor.
3.2.3 Power Generation
Riau Prima Energi (RPE) memiliki 3 unit Turbin Generator Mitsubishi, 3 unit Turbin
Generator ABB dan 1 unit Turbin Generator Siemens. RPE menghasilkan daya sebesar 535
MW.
Turbin Generator
Steam yang bertekanan tinggi yang berasal dari Power Boiler dan Recovery Boiler
digunakan untuk menggerakkan Turbin Generator dan dapat mengubah energi gerak menjadi
energi listrik. Keluar dari turbin, tekanan steam menurun. Steam tersebut mempunyai tekanan
sedang (Medium Pressure Steam) dan dimanfaatkan digester dan steam bertekanan rendah
(Low Pressure Steam) dimanfaatkan di Evaporator dan di Pulp Machine.
Power Transformator (Trafo Daya) adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya dengan frekuensi yang sama. Pada umumnya transformator terdiri atas
sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan
pada kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga atau aluminium yang
dililitkan pada kaki inti transformator.
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang sangat
sederhana dan handal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya pada
penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak-balik sangat banyak digunakan
untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-
balik terjadi kerugian energi sebesar I2 . R (watt). Kerugian ini akan banyak berkurang
apabila tegangan dinaikkan setinggi mungkin. Dengan demikian maka saluran-saluran
transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini dilakukan
terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara mempergunakan
transformator untuk menaikkan tegangan listrik di pusat pembangkit dari tegangan generator
yang biasanya sebesar 6 kV – 20 kV pada awal transmisi ke tegangan saluran transmisi antara
100 kV – 1000 kV, kemudian menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran tegangan yang
lebih rendah.
Transformator yang digunakan pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator
tenaga. Disamping itu ada jenis-jenis trasformator lain yang banyak dipergunakan dan pada
umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil, salah satunya adalah transformator
yang digunakan pada lampu TL.
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara
dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet
dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction
yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi
elektromagnet) dari hukum faraday.
Gambar 4.4 Rangkaian Transformator
Dan pada transformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku
persamaan:
E = 4,44 . mf (1)
E = Tegangan (rms)
N = Jumlah lilitan
f = Frekuensi
dan persamaan:
𝐸1 𝑁1
= (2)
𝐸2 𝑁2
Dikarenakan pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage flux
maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan pula
persamaan:
P1 = P2
V1 I1 = V2 I2
N1 I1 = N2 I2 (3)
2. Fluksi Bocor
Fluksi di belitan primer transformator dibangkitkan oleh arus yang mengalir dibelitan
primer. Dalam kenyataannya, tidak semua fluksi magnet yang dibangkitkan tersebut akan
melingkupi baik belitan primer maupun sekunder. Selisih antara fluksi yang dibangkitkan
oleh belitan primer dengan fluksi bersama (yaitu fluksi yang melingkupi kedua belitan)
disebut fluksi bocor. Fluksi bocor ini hanya melingkupi belitan primer saja dan tidak
seluruhnya berada dalam inti transformator tetapi juga melalui udara ( lihat gambar 4.6).
3. Transformator Berbeban
Rangkaian transformator berbeban resistif, RB, diperlihatkan oleh gambar 4.7.
Tegangan induksi E2 (yang telah timbul dalam keadaan transformator tidak berbeban) akan
menjadi sumber di rangkaian sekunder dan memberikan arus sekunder I2. Arus I2 ini
membangkitkan fluksi yang berlawanan arah dengan fluksi bersama ϕ dan sebagian akan
bocor (kita sebut fluksi bocor sekunder).
Fluksi bocor ini, ϕl2, sefasa dengan I2 dan menginduksikan tegangan El2 di belitan
sekunder yang 90o mendahului ϕl2. Seperti halnya untuk belitan primer, tegangan El2 ini
diganti dengan suatu besaran ekivalen yaitu tegangan jatuh ekivalen pada reaktansi bocor
sekunder X2 di rangkaian sekunder. Jika resistansi belitan sekunder adalah R2, maka untuk
rangkaian sekunder diperoleh hubungan
E2 = V2 + I2R2 + El2 = V2 + I2R2 + jI2X2 (11)
Dengan V2 adalah tegangan pada beban RB.
Sesuai dengan hukum Lenz, arus sekunder membangkitkan fluksi yang melawan
fluksi bersama. Oleh karena itu fluksi bersama akan cenderung mengecil. Hal ini akan
menyebabkan tegangan induksi di belitan primer cenderung mengecil. Akan tetapi karena
belitan primer terhubung ke sumber tegangannya tak berubah, maka arus primer akan naik.
Jadi arus primer yang dalam keadaan transformator tidak berbeban hanyalah arus magnetisasi
If, bertambah menjadi I1 setelah transformator berbeban. Pertambahan arus ini haruslah
sedemikian rupa sehingga fluksi bersama ϕ dipertahankan dan E1 juga tetap seperti semula.
Dengan demikian maka persamaan rangkaian primer (10) tetap terpenuhi.
Pertambahan arus primer dari If menjadi I1 adalah untuk mengimbangi fluksi lawan
yang dibangkitkan oleh I2 sehingga ϕ dipertahankan. Jadi haruslah
N1(I1-If) - N2(I2) = 0 (12)
Pertambahan arus primer (I1 – If) disebut arus penyeimbang yang akan
mempertahankan ϕ. Semakin besar arus sekunder, semakin besar pula arus penyeimbang
yang diperlukan yang berarti makin besar pula arus primer. Dengan cara inilah terjadinya
transfer daya dari primer ke sekunder. Dari persamaan (12) kita peroleh arus magnetisasi
𝑁2 𝐼2
If = I1 – (I2) = I1 - (13)
𝑁1 𝑎
Pada transformator yang digunakan pada tegangan bolak-balik yang konstan dengan
frekuensi yang konstan pula (seperti misalnya transformator pada sistem tenaga listrik),
besarnya arus megnetisasi hanya sekitar 2 sampai 5 persen dari arus beban penuh
transformator. Keadaan ini bisa dicapai karena inti transformator dibangun dari material
dengan permeabilitas magnetik yang tinggi. Oleh karena itu, jika If diabaikan terhadap I1
kesalahan yang terjadi dapat dianggap cukup kecil. Pengabaian ini akan membuat rangkaian
ekivalen menjadi lebih sederhana seperti terlihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Rangkaian Ekivalen Transformator yang Disederhanakan
Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang
diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90 O terhadap arah fluks seperti
terlihat pada Gambar 4.10.
Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat menimbulkan panas
sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan hingga membuat transformer
terbakar. Untuk mengurangi efek arus pusar maka material inti harus dibuat tipis dan
dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai tebal yang diperlukan. Rugi arus pusar dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Pe = ke . f2 . t2 . B2max (17)
pe = Rugi arus pusar [w/kg]
f = frekuensi [Hz]
B. Rugi Hysterisis
Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini terjadi
karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material, jadi saat arus
eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-lahan menuju 0.
Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir kembali atau dengan kata lain arus
sudah bernilai tidak sama dengan 0 sehingga akan membangkitkan fluks kembali. Grafik
hysterisis dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Rugi hysteris maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada besarnya
beban.
C. Rugi Tembaga
Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan
sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan. Nilai
resistansi konduktor dapat dihitung dengan Persamaan 19.
ρ. l
R = (19)
𝐴
R = Tahanan (Ohm)
= Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Namun pada saat ini untuk transformer tiga fasa sudah menggunakan satu buah core
untuk ketiga fasanya. Pada dasarnya formulasi trafo tiga fasa dikembangkan atau merupakan
jumlah vektor dari tiga buah trafo satu fasa. Jadi :
P3 Fasa = P1 + P2 + P3
= I1.V1 + I2.V2 + I3.V3
= 3.I.V
Rumus di atas berlaku baik pada trafo terhubung bintang maupun segitiga,
dengan catatan bahwa arus (i) dan tegangan (v) adalah arus dan tegangan trafo satu
fasa (bukan arus dan tegangan line).
ILine = IFasa
VRS = VR – VS
= VR . √3
Gambar 4.13 Rangkaian Terhubung Bintang
VLine = VFasa
IR = Ir – It
= Ir.√3.
Ynd-5. Memiliki arti bagian primer terhubung secara wye (Y), terdapat titik netral
pada bagian primer, bagian sekunder terhubung secara delta (∆), dan perbedaan fasa
antara primer dengan sekunder menunjuk angka 5, yaitu sebesar 150o.
Untuk menentukan jenis vector group transformator mengacu pada hal-hal berikut :
1. Bagian primer ditetapkan sebagai sisi tegangan tinggi (HV), dan bagian sekunder
ditetapkan sebagai sisi tegangan rendah (LV),
2. Angka jam pada notasi transformator yaitu dari jam 1 – 12, satu putaran jam adalah
360o dan terdiri dari 12 angka, sehingga sudut antara angka jam yang berurutan
besarnya adalah 30o,
3. Bagian tegangan tinggi (primer) dianggap sebagai jarum panjang, dan ditetapkan pada
posisi jam 12. Bagian tegangan rendah (sekunder) dianggap sebagai jarum pendek dan
bebas untuk bergerak,
4. Sudut antara jarum panjang dan jarum pendek menunjukan perbedaan sudut fasa
antara bagian primer dengan sekunder.
Tabel 4.1 Kelompok Vector Group Transformator Berdasarkan Standar IEC 60076
4.1.11 Bagian – Bagian Transformator (Aktual)
1. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Pada transformator, inti besi dibuat dari lempengan –
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi - rugi besi) yang
ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
2. Kumparan
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut di-isolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain disebelahnya
dengan isolasi padat, seperti karton, pertinax.
Gambar 4.16 Kumparan
3. Minyak Transformator
Sebagian besar trafo tenaga, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak
trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai
sifat sebagai media pemindah panas (di sirkulasi), dan bersifat sebagai isolasi (daya tegangan
tembus tinggi), sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.
MEDIA
N MACAM Dalam Transformator Luar Transformator
NO SISTEM PENDINGIN* Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Alamiah Paksa Alamiah Paksa
1 - - Udara -
AN
1
1 - - - Udara
AF
2
3 Minyak - Udara -
ONAN
3
4 Minyak - - Udara
ONAF
4
5 - Minyak Udara -
OFAN
5
6 - Minyak - Udara
OFAF
6
7 - Minyak - Air
OFWF
7
8 Kombinasi
ONAN/ONAF
8 3 dan 4
9 Kombinasi
ONAN/OFAN
9 3 dan 5
1 Kombinasi
ONAN/OFAF
10 3 dan 6
1 Kombinasi
ONAN/OFWF
11 3 dan 7
7. Tap Changer
Merupakan alat pengubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sisi sekunder yang konstan/stabil (diinginkan) dari tegangan jaringan/sisi primer yang
berubah-ubah. Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi
pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk
itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selalu pada kondisi terbaik, konstan dan
berkelanjutan. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau
dalam keadaan tak berbeban (off load) tergantung pada jenisnya.
1. Trafo Daya
Trafo ini biasanya digunakan di GI, GI pembangkit maupun GI distribusi. Dimana trafo
ini memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI pembangkit, trafo ini digunakan untuk
menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500 kV). Sedangkan di GI distribusi,
trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah
(11,6/20 kV).
Berdasarkan Pengubah Tegangan
1. Step-Up
2. Step-Down
11 KV
Gambar 4.27 Aplikasi Instrumentasi: "Potensi transformator" skala tegangan tinggi ke nilai
aman diterapkan pada voltmeter konvensional.
Sekarang voltmeter membaca fraksi yang tepat, atau rasio, dari sistem yang
sebenarnya tegangan, mengatur skala untuk membaca seolah-olah mengukur tegangan secara
langsung. Transformator instrumen menjaga tegangan pada tingkat yang aman dan
mengisolasi listrik dari sistem , sehingga tidak ada hubungan langsung antara saluran listrik
dan instrumen atau kabel instrumen. Ketika digunakan dalam kapasitas ini, trafo disebut
Potensi Transformer, atau hanya PT.
Potensial transformer dirancang untuk memberikan seakurat tegangan rasio stepdown.
Untuk membantu dalam regulasi tegangan yang tepat, beban seminimal mungkin: voltmeter
dibuat untuk memiliki impedansi masukan yang tinggi sehingga menarik sedikit arus dari PT.
Seperti yang dapat lihat, pada gambar 4.27. Sumbu telah terhubung secara seri dengan
gulungan primer PT, untuk keselamatan dan kemudahan memutus tegangan dari PT. Standar
tegangan sekunder untuk sebuah PT adalah 120 volt AC, untuk full-rated tegangan listrik.
Rentang voltmeter standar untuk menemani PT adalah 150 volt, skala penuh. PTS dengan
rasio berliku kustom dapat dibuat sesuai dengan aplikasi apapun. Ini cocok baik untuk
standarisasi industri voltmeter yang sebenarnya instrumen sendiri, karena PT akan menjadi
ukuran untuk langkah sistem tegangan ke tingkat instrumen standar ini.
B. Tipe Basah
1. ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan oli akan bersikulasi dengan alami. Perputaran oli akan
dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut.
Power transformer (GSU) yang dimiliki oleh RPE terdiri dari TB01, TB02,
TB03,TB04, TB05, TB06, dan TB07. Ketujuh transformator ini merupakan
transformator yang tergolong jenis step up, karena transformator ini menaikkan
tegangan 11 kV yang diterima dari generator menjadi 150 kV. Pada laporan ini, akan
membahas Power Transformer (GSU) TB06.
Gambar 4.32 Power Transformator (GSU) TB06
1. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Pada transformator, inti besi dibuat dari lempengan –
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi - rugi besi) yang
ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
Gambar 4.33 Inti Besi
2. Kumparan
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut di-isolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain disebelahnya
dengan isolasi padat, seperti karton, pertinax.
5. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Bushing pada transformator TB06 ini memiliki
ukuran yang lebih besar dan lebih panjang. Karena tegangan dan arus yang dihantarkan juga
lebih besar.
Gambar 4.36 Bushing Pada Transformator TB06
6. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas, akibat rugi-rugi besi dan
rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi (di dalam trafo), maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut trafo perlu dilengkapi dengan alat/system pendingin untuk menyalurkan panas keluar
trafo. Tipe pendinginan yang digunakan pada trafo TB06 ini adalah ONAN/ONAF. Tetapi
pada saat ini, tipe pendinginan ONAF lebih digunakan karena lebih bagus dari pada ONAN.
Pada tipe ONAF, oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli melalui radiator oli akan
didinginkan dibantu dengan kipas/fan.
Prinsip kerja transformator TB06 sama hal nya dengan transformator step up. Karena
berdasarkan uraian diatas, TB06 tergolong kedalam transformator step up. Dari simplified
one line diagram pada lampiran, dapat dilihat bahwa TB06 menerima tegangan yang berasal
dari TG6. Pada TG6, tegangan yang dihasilkan adalah 11 kV kemudian tegangan tersebut
diterima oleh TB06 untuk dinaikkan menjadi 150 kV. Tegangan ini dinaikkan untuk
mengurangi rugi-rugi daya pada saluran. Sesuai dengan rumus:
P =V.I
= (I .R) I
= I2 . R
Dari rumus diatas, dapat dilihat bahwa jika tegangan dinaikkan maka rugi-rugi daya akan
berkurang.
Transformator TB06 merupakan transformator daya 3 fasa dengan tipe DOR 150 000
/ 130 E. Nomor spesifikasi nya adalah IEC 76. Frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz.
1. Metode pendinginan
Pada trafo TB06 ini, metode pendinginan yang digunakan adalah ONAN/ONAF. Pada
tipe ONAN (Oil Natural Air Natural) udara dan oli akan bersikulasi dengan alami. Perputaran
oli akan dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut. Sementara pada tipe ONAF (Oil Natural Air
Forced) oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli melalui radiator oli akan
didinginkan dibantu dengan kipas/fan. Pada saat ini metode ONAF lebih banyak digunakan
pada trafo TB karena metode ONAF lebih bagus dari pada metode ONAN.
2. Winding / Insulation Level
Pada sisi HV (High Voltage) insulation levelnya adalah LI650 AC275. Yang artinya
pada TB06 ini di sisi HV, dapat mengisolasi hingga tegangan 650 kV jika ada lightning
impuls yang menyambar trafo dan mampu menahan tegangan AC hingga 275 kV pada
frekuensi 50 Hz selama 1 menit. Sementara itu pada sisi LV (Low Voltage) insulation
levelnya adalah LI75 AC28. Yang artinya pada TB06 ini di sisi LV, dapat mengisolasi hingga
tegangan 75 kV jika ada lightning impuls yang menyambar trafo dan mampu menahan
tegangan AC hingga 28 kV pada frekuensi 50 Hz selama 1 menit.
3. Rated Power
Daya yang dimiliki oleh transformator TB06 ini pada sisi High Voltage dan Low
Voltage nya adalah sebesar 78400/140000 kVA.
4. Rated Voltage
Pada Tap 1, sisi primer membutuhkan tegangan sebesar 173250 V untuk
menghasilkan tegangan sebesar 11000 V pad sisi sekunder. Sementara pada tap 9, 9a, 9b sisi
primer membutuhkan tegangan sebesar 157500 V untuk menghasilkan tegangan sebesar
11000 V pada sisi sekunder. Pada tap 17, sisi primer membutuhkan tegangan sebesar 141750
V untuk menghasilkan tegangan sebesar 11000 V pada sisi sekunder.
5. Rated Current
Pada sisi HV, nilai arus yang dimiliki oleh trafo TB06 adalah 287/513 A. Kemudian
pada sisi LV, nilai arus yang dimiliki oleh trafo TB06 adalah 4115/7348 A.
7. Connection Symbol
Transformator TB06 ini terhubung secara Ynd11, yang artinya bagian primer
terhubung secara wye (Y), terdapat titik netral pada bagian primer, bagian sekunder
terhubung secara delta (∆), dan perbedaan fasa antara primer dengan sekunder menunjuk
angka 11.
1. Relay Bucholz
Relay ini digunakan untuk mendeteksi dan mengamankan transformator
terhadap gangguan didalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul
ini diakibatkan oleh hubung singkat pada kumparan, busur listrik antar laminasi
dan busur listrik akibat kontak yang kurang baik.
Relay bucholz dipasang diantara tangki transformator dan konservator.
Relay ini memberikan indikasi alarm kalau terjadi gangguan didalam transformator
yang relative kecil dan akan memberikan sinyal triping kalau gangguan yang
terjadi transformator serius (cukup membahayakan).
b. Rele arus lebih dengan karakteristik Waktu Tertentu (Definite Time Over
Current Relay).
Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu bekerja jika jangka waktu
mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan nilai
tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakkan. Rele ini
bekerja berdasarkan waktu tunda yang telah ditentukan sebelumnya dan tidak
tergantung pada perbedaan besarnya arus. Rele ini digunakan pada model
pengoperasian High Set.
c. Relay arus lebih dengan karakteristik Waktu Terbalik (Inverse Time Over
Current Relay).
Rele dengan karakteristik waktu terbalik bekerja jika jangka waktu mulai rele
arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai yang
berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan. Rele ini bekerja dengan
waktu operasi berbanding terbalik terhadap besarnya arus yang terukur oleh
rele. Rele ini mempunyai karakteristik kerja yang dipengaruhi baik oleh waktu
maupun arus. Rele ini digunakan pada model pengoperasian Low Set.
4. Rele Differensial.
Pemakaian rele differensial sebagai pengaman transformator diharapkan
mampu mendeteksi gangguan – gangguan internal transformator. Gangguan –
gangguan tersebut, antara lain hubung singkat didalam kumparan dan hubung
singkat antara fase kumparan. Prinsip kerja rele differensial pada transformator
berdasarkan sirkulasi arus masukan atau perbandingan besarnya arus sisi primer
dengan arus sisi sekunder.
5. Rele Arus Gangguan Tanah (Earth Fault Relay).
Rele arus gangguan tanah (earth fault relay) adalah rele yang berfungsi
untuk memproteksi sistem tenaga listrik terhadap gangguan fasa ke tanah.
Gangguan fasa ke tanah adalah terhubungnya konduktor fasa dengan beban atau
tempat yang terhubung dengan tanah sehingga beban atau tempat tersebut
bertegangan dan mengalirkan arus ke tanah. Sama seperti arus lebih, di PT. RAPP
rele arus gangguan tanah memiliki 3 jenis model pengoperasian, yaitu:
a. Operation mode high set, dengan karakteristik definite time.
b. Operation mode instantaneous set, dengan karakteristik instantaneous time.
c. Operation mode low set, dengan karakteristik inverse time.
5.1 KESIMPULAN
Berikut beberapa kesimpulan yang didapatkan setelah menjalani kerja praktek di PT.
Riau Andalan Pulp and Papper (PT. RAPP), PT. Riau Prima Energi (PT. RPE), Departemen
Power Supply and Distribution.
1. Terdapat tujuh buah transformator step up yang tegangannya berasal dari generator.
Yang diberi take number TB01 sampai dengan TB07. Tegangan yang di step up
adalah dari 11 kV (dari generator) menjadi 150 kV.
2. Tegangan tersebut di step up guna untuk mengurangi rugi – rugi daya pada saluran
transmisi. Semakin tinggi tegangan dinaikkan, maka semakin kecil pula rugi – rugi
daya yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Utomo, Heri Budi.(2002).Overhaul Trafo Tenaga Tegangan Tinggi & Extra Tinggi.
_ AREVA T&D. (2008). Power Transformers (Vol. 1 Fundamentals). Paris: Areva T&D.
_ AREVA T&D. (2008). Power Transformers (Vol. 2 Expertise). Paris: Areva T&D.