You are on page 1of 14

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGROINDUSTRI

AREN ( Arenga pinnata) DI KABUPATEN ROKAN HULU


PROVINSI RIAU

WYNDA MAYA LESTARI,ERINA PRATITA


JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

ABSTRACT

Agroindustry is a processing system of agr icultural product, in a shape of


work in process product and finished product with technology and management
way. Sugar palm agroindustry and ant sugar have a great prospect to be developed
because consumer delights the originality of those product. The other innovation
that processed from sugar palm is ant sugar , the production of ant sugar is not
known well by people.
This research is purposed to see the benefit, the business efficiency, the
break event point, and the value added that the worker obtain in conducting the
sugar palm agroindustry business. This research result shows that the business of
sugar palm agroindustry at Rokan Hulu Regency has a benefit as much as
Rp.2940,61 on September while the value added is Rp. 3.024,67. The RCR value
that obtained in this business is 1,20, which means this business is very efficient
to be conducted. The BEP that obtained when produce cost is Rp.1.016.673,57.
Meanwhile, in processing the ant sugar, the benefit that obtained is
Rp.6.454,67 on September and the value added is Rp. 7204,67. The RCR value
that obtained from thise business is 1,30 which means this business is also
efficient to be conducted and the BEP that obtained is Rp. 269.909,36. This
business is having more little benefit because the worker is only one person so the
benefit is not big enough. With that benefit and value added hoped that the worker
can conduct this business because nowadays the palm trees that can be sap tapped
is getting a little because there is no progressive cultivation and the worker is tend
to use a wild grown palm trees.

Keyword : Palm sugar agroindustry, Benefit, Value added, Break Event Point,
and Return Cost Ratio.

Abstrak

Agroindustri adalah sistem pengolahan produk pertanian pertanian, dalam bentuk


bekerja dalam proses produk dan produk jadi dengan teknologi dan manajemen
cara. Agroindustri kelapa sawit dan semut memiliki prospek yang bagus untuk
dikembangkan karena konsumen menyukai keaslian produk tersebut. Inovasi
lainnya yang diolah dari aren adalah gula semut, produksi gula semut tidak
dikenal baik oleh orang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat manfaatnya, efisiensi usaha, break
event point, dan nilai tambah yang didapat pekerja dalam melakukan bisnis
agroindustri gula aren. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha PT
agroindustri kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu memiliki manfaat sebanyak
Rp.2940,61 pada bulan September sedangkan nilai tambahnya adalah Rp.
3,024,67. Nilai RCR Yang didapat dalam bisnis ini adalah 1,20, yang berarti
bisnis ini sangat efisien untuk dilakukan. BEP yang diperoleh saat menghasilkan
biaya adalah Rp.1.016.673,57.
Sementara dalam pengolahan gula pasir, manfaat yang didapat adalah
Rp.6.454,67 pada bulan September dan nilai tambahnya adalah Rp. 7204,67. Nilai
RCR Yang didapat dari bisnis ini adalah 1,30 yang berarti bisnis ini juga efisien
untuk dilakukan dan BEP yang diperoleh adalah Rp. 269.909,36. Ini Bisnis
memang memiliki sedikit keuntungan karena hanya pekerja satu orang saja
Manfaatnya tidak cukup besar. Dengan manfaat dan nilai tambah tersebut
diharapkan Pekerja bisa melakukan bisnis ini karena saat ini pohon palem yang
bisa getah mengetuk semakin sedikit karena tidak ada budidaya progresif dan
pekerja cenderung menggunakan pohon palem liar.

Kata kunci: Agroindustri gula aren, Benefit, Value added, Break Event Point

PENDAHULUAN subur bersama - sama pohon lain.


Pohon aren atau enau Oleh karena itu, aren mampu
(Arenga pinnata) merupakan pohon menciptakan ekologi yang baik
yang menghasilkan bahan-bahan sehingga tercipta keseimbangan
industri sudah sejak lama kita kenal. biologi. Disamping itu, karena
Hampir semua bagian atau produk tumbuh bersama-sama pohon lain
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan dapat menjadi penahan air yang baik
me miliki nilai ekonomi. dan aren re latif sulit untuk terbakar.
Bila diketahui segi ekonomi, Berbeda dengan kelapa sawit dan
aren melalui suatu proses sangat kelapa yang membutuhkan kondisi
sederhana menghasilkan nira sebagai monokultur. (Sunanto, 1993)
produk utama yang bisa diproses jadi Aren juga memiliki nilai
gula merah sebagai pengganti gula ekonomis jika diusahakan secara
putih dan etanol yang sangat penting serius,karena seluruh bagian dari
untuk energi, sedangkan dari segi tanaman ini baik batang, daun, buah,
pemerataan pendapatan, aren diu mayang,ijuk yang dihasilkan dapat
sahakan petani-petani kecil dan digunakan untuk keperluan
kebanyakan masih belum kehidupan manusia. Aren ternyata
dibudidayakan dan tumbuh liar di dapat menghasilkan 60 jenis produk
hutan –hutan sekitar pemukiman. bernilai ekonomi dan beberapa
Dengan demikian tanaman aren yang produk berpotensi untuk diekspor,
semula dibiarkan tumbuh karena bahkan aren berperan sebagai
alam selanjutnya dibudidayakan penyuplai energi dan untuk
untuk memperoleh manfaat dari pelestarian lingkungan hidup.
tanaman aren tersebut, misalnya Pemanfaatan tanaman aren di
untuk dibuat menjadi gula aren dan Indonesia sudah berlangsung
gula semut, karena itu produk- lama,namun agak lambat
produk ekonomis tadi dimanfaatkan Dengan demikian selama ini
rakyat yang berpenghasilan rendah. sebagian besar produksi gula merah
Bila dilihat dari segi (gula aren dan gula kelapa) masi h
kelestarian lingkungan, aren tumbuh diserap pasar dalam negeri. Bidang
ini harus mendapat perhatian sampai kepada penghitungan
bersama, karena merupakan hal yang keuntungan dan ni lai tambah yang
vital. Bagaimana kita akan makmur didapatkan para pengrajin gula aren
dan meningkatkan kualitas manusia dan gula semut di Kabupaten Rokan
jika kebutuhan-kebutuhan vital Hulu ini .
belum mampu kita penuhi.
Pengembangan usaha METODOLOGI
agroindustri aren di Kabupaten Penelitian ini dilaksanakan di
Rokan Hulu ini sudah cukup lama Desa Rambah Tengah Barat
dijalankan, dan selama ini produk Kecamatan Rambah dan Desa
yang dihasilkan telah berhasil Bangun Purba di Kecamatan Bangun
merambah pasar lokal dan provinsi. Purba Kabupaten Rokan Hulu.
Dalam hal ini para pengrajin bekerja
Pemilihan lokasi dilakukan secara
sama dengan Disperindag setempat sengaja dengan pertimbangan
untuk menyediakan kemasan yang kecamatan ini merupakan sentra
berlabel dan telah di patenkan. produksi aren di Kabupaten Rokan
Dalam bentuk kemasan berbeda Hulu dan telah berkembang
untuk produk yang dipasarkan di agroindustri aren dalam bentuk
lokal dan produk untuk pasar industri rumah tangga. Penelitian ini
provinsi,untuk pasar lokal hanya dilaksanakan s elama enam bulan
menggunakan bungkusan biasa yang yaitu bulan Agustus 2009 hingga
menggunakan daun pisang yang Januari 2010, mulai dari pengamatan
dikeringkan. Gula aren dan gula survei sampai dengan penelitian
semut merupakan hasil dari pohon langsung ke lapangan dan
aren. Gula yang berasal dari nira aren pengolahan data yang diperoleh,
memiliki beberapa keunggulan yang terdiri dari tahap pembuatan
dibandingkan dengan gula dari nira proposal, pengumpulan data serta
kelapa dari segi aroma dan rasa, gula penulisan laporan akhir.
aren jauh lebih tajam dan manis. Metode yang digunakan
Agroindustri gula aren dan dalam penelit ian ini adalah metode
gula semut yang terdapat di survei terhadap agroindustri. Metode
Kabupaten Rokan Hulu merupakan survei ini sangat berguna untuk
suatu industri yang mengolah nira memperoleh informasi yang sama,
aren menjadi gula aren dan gula atau sejenis dari berbagai kelompok
semut dengan skala industri rumah atau orang, karena data yang
tangga. Prospek industri ini terlihat diperoleh dengan wawancara secara
cukup baik terutama dilihat dari pribadi dan langsung. Penetapan
permintaan produk yang dihasi lkan. agroindustri dilakukan secara sengaja
Agroindustri gula aren dan gula ( purposive) adalah agroindustri
semut ini mempunyai potensi untuk dominan yang dilakukan masyarakat
ditumbuh –kembangkan terutama yaitu agroindustri gula aren dan gula
dalam menciptakan kesempatan semut. Pengrajin gula aren
kerja, nilai tambah, dan pendapatan berdasarkan survei yang dilakukan di
pengrajin. Desa Rambah Tengah Barat
Berdasarkan hal tersebutlah berjumlah 9 0 orang, dan Desa
maka penulis tertarik untuk Bangun Purba berjumlah 8 orang.
menelitinya, dari identifikasi proses Pengambilan sampel dari kedua desa
produksi gula aren dan gula semut dilakukan berdasarkan m etode
Simple Random Sampling (acak Kecamatan, 6 Kelurahan dan 121
sederhana) sebanyak 25 persen di Desa dan pada Tahun 2008 ini
Desa Rambah Tengah Barat terdapat 16 Kecamatan, 6 Kelurahan
berjumlah 23 orang dan Desa dan 142 Desa dengan kepadatan
Bangun Purba semua pengrajin penduduk 51 jiwa /km2. Kabupaten
diambil berjumlah 8 orang. Pengrajin Rokan Hulu memiliki luas wilayah
gula semut yang dijadikan responden ±7.449,85 Km2. Atau ±7,88% dari
adalah 1 responden dikarenakan luas Provinsi Riau. Penelitian ini
pengrajin yang melakukan dilakukan pada dua Kecamatan yaitu
agroindustri gula semut dari dua Kecamatan Rambah dengan luas
Kecamatan tersebut hanya 1 orang wilayah ±396,65 Km2 (5,32%) dan
yaitu di Desa Ramba h Tengah Barat. Kecamatan Bangun Purba ±219,59
Data yang dikumpulkan Km2 (2,95%). Batas wilayah
dalam penelitian ini terdiri dari data Kabupaten
primer dan data sekunder. Data Rokan Hulu adalah sebagai berikut:
primer diperoleh dari wawan cara  Sebelah Utara berbatasan dengan
berdasarkan kuesioner terhadap Kabupaten Rokan Hulu da n
pengrajin aren sedangkan data Provinsi Sumatera Utara
sekunder diperoleh dari literatur dan  Sebelah Selatan berbatasan
Instansi terkait. Analisis data dengan Kecamatan XIII Koto
dilakukan sesuai dengan tujuan Kampar dan Kecamatan
penelitian. Dimana tujuan (1) untuk Bangkinang Barat Kabupaten
mengetahui proses produksi dari Kampar
usaha agroindustri aren dengan  Sebelah Barat berbatasan dengan
menggunakan analisis secara Sumatera Barat
deskriptif . Untuk tujuan (2) untuk  Sebelah Timur berbatasan dengan
menganalisis finansial menggunakan Kecamatan Tapung dan
perhitungan Pendapatan, RCR, BEP Kecamatan Bangkinang
dan (3) nilai tambah digunakan Kabupaten Kampar.
Rumus Hayami. Kabupaten Rokan Hulu yang
merupakan salah satu kabupaten
HASIL hasil pemekaran dari Kabupaten
Keadaan Umum Daerah Penelitian Kampar terletak pada 100°25
Geografis dan Topografi Lintang Utara - 0°20 Lintang Selatan
Kabupaten Rokan Hulu dan 100°42 – 103°28’ Bujur Timur.
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Rokan Hulu pada
Kabupaten Kampar yang dibentuk umumnya beriklim tropis dengan
berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 temperatur maksimum rata-rata 31º
dan direvisi deng an UU No. 11 C - 32º C, dan terletak pada dataran
Tahun 2003 dengan I bukota Pasir rendah dengan ketinggian 10-164
Pengarayan. Pada awalnya Meter dari permukaan laut. Daerah
Kabupaten ini terdiri atas 7 yang tertinggi adalah Kecamatan
Kecamatan meliputi 80 Desa dan 6 Rambah Samo yaitu 164 m di atas
Kelurahan namun pada Tahun 2002 permukaan laut dan yang terendah
telah terjadi pemeka ran daerah adalah Kecama tan Bonai
sehingga menjadi 10 Kecamatan, Darussalam yakni 10 Meter di atas
kemudian pada tahun 2005 terjadi permukaan laut. Kabupaten Rokan
pemekaran kembali menjadi 14 Hulu terdapat dua sungai besar dan
beberapa sungai kecil yaitu Sungai Samo
Rokan bagian hulu yang panjangnya 7 Ramba 396, 35.22 89
±100 km dengan kedalaman rata-rata h 66 1
6 Meter dan lebar 92 Meter. 8 Ramba 307, 29.38 95
Kependudukan h Hilir 99 5
Penduduk merupakan hal 9 Bangu 219, 14.29 65
yang terpenting dalam pembangunan n 59 3
suatu wilayah, sebab besar kecilnya Purba
jumlah penduduk dapat dijadikan 1 Tambu 1.12 31.02 28
penentu keberhasilan suatu daerah. 0 sai 7,50 2
Dengan dukungan dari penduduk 1 Tambu 682, 53.13 78
setempat, maka wilayah itu akan bisa 1 sai 25 6
maju dan berkembang. Program Utara
kependudukan yang meliputi 1 Kepen 683, 17.88 26
pengendalian kelahiran, menurunkan 2 uhan 26 2
tingkat kematian bagi bayi dan anak, 1 Kepen 231, 12.42 54
perpanjangan usia dan harapan 3 uhan 67 7
hidup, penyebaran penduduk yang Hulu
seimbang serta pengembangan 1 Kunto 507, 31.27 62
potensi penduduk sebagai modal 4 Daruss 39 9
pembangunan yang harus alam
ditingkatkan. Selain itu kepadatan 1 Pagara 115, 15.25 132
penduduk disuatu wilayah turut 5 n 59 3
efisiennya suatu daerah dihuni. Tapah
Ds
Tabel 1. Kepadatan Penduduk 1 Bonai 800, 16.07 20
Menurut Ke camatan di Kabupaten
6 Daruss 23 9
Rokan Hulu
alam
N Kecam Luas Jumla Kepad
Jumlah 7498, 385.4 1.242
o atan (Km h atan 18 25
2) Pendu Pendud
Sumber: BPS Kabupaten Rokan
duk uk Hulu, 2007
(jiwa) (Jiwa/
Km2) Jumlah penduduk di
1 Rokan 904, 20.53 23 Kabupaten Rokan Hulu berjumlah 38
IV 07 1 5.425 jiwa dengan jumlah laki-laki
Koto 195.695 jiwa dan perempuan
2 Pendal 210, 9.257 44 189.730 jiwa. Tabel 1 dapat dilihat
ian IV 28 bahwa jumlah penduduk di
Koto Kecamatan R ambah 35.221 jiwa
3 Tandu 386, 23.75 61 sedangkan di Kecamatan Bangun
n 99 7 Purba sebanyak 14.293 jiwa. Jumlah
4 Kabun 539, 19.42 36 penduduk yang paling banyak di
00 2 Kecamatan Tambusai Utara.
5 Ujung 90,5 30.94 342 Demikian juga dengan jumlah
Batu 7 7 penduduk menurut jenis kelamin laki
6 Ramba 295, 25.53 87 -laki berjumlah 195.695 jiwa
h 14 4 sedangkan jenis kelamin perempuan
berjumlah 189.730 jiwa. Kecamatan pengerjaannya secara individual di
Tambusai Utara merupakan rumah masing -masing pengrajin.
Kecamatan yang mempunyai jumlah Penyadapan biasanya dilakukan oleh
penduduk laki -laki sebanyak 26.032 para pr ia (bapak) kemudian proses
jiwa sedangkan perempuan pemasakan hingga menjadi gula aren
berjumlah 27.104 jiwa. cetak dilakukan oleh para wanita
Potensi Ekonomi, Pertanian dan (ibu) di rumah. Masyarakat di
Penggunaan Luas Lahan Kabupaten Rokan Hulu dikenal
Pertanian sangat handal dalam memproduksi
Potensi ekonomi daerah gula aren dengan rasa lebih enak dan
merupakan hal utama dalam lebih manis dibandingkan produk
pengembangan perekonomian suatu dari daerah lain. Hal ini konon
daerah, Kab upaten Rokan Hulu disebabkan masyarakat setempat
terutama di Kecamatan Rambah dan memiliki cara tersendiri dalam
Kecamatan Bangun Purba memiliki mengolah gula aren itu menjadi
potensi ekonomi yang baik sebab produk yang siap dipasarkan. Konon
letak wilayah Kecamatan Rambah juga cara -cara yang mereka miliki
yang dekat dengan pasar Kecamatan itu merupakan peninggalan nenek
yang setiap harinya buka dan juga pa moyang mereka yang terus diper
sar Desa yang buka setiap hari Senin. tahankan hingga sekarang.
Sedangkan untuk Kecamatan Bangun Agroindustri gula aren merupakan
Purba ada kegiatan transaks i pasar salah satu agroindustri yang
hanya pada setiap hari Rabu. Dengan berbahan baku aren dan dijadikan
adanya pasar ini maka para pengrajin bidang usaha oleh masyarakat di
dapat menjual produk Kecamatan Rambah dan Kecamatan
agroindustrinya setiap hari. Sebab Bangun Purba.
jika dilihat dari kondisi wilayah di Usaha Agroindustri Gula
Kabupaten Rokan Hulu keg iatan Aren yang dilakukan masyarakat di
perekonomian bisa dikatakan cukup Kecamatan berdasarkan hasil
maju dengan banyaknya pasar dan penelitian mayoritas lebih dari 13
toko -toko sebagai tempat untuk tahun. Usaha tersebut merupakan
menyalurkan produksi agroindustri salah satu usaha agroindustri rumah
aren. tangga yang bergerak dibidang
Dalam proses produksi pengolahan gula aren. Aren sebagai
pengolahan gula aren, bahan baku bahan baku utama gula aren
yang dibutuhkan adalah nira dari bersumber dari kebun pribadi dan
penyadapan tandan mayang pohon kebun orang lain dengan sistem bagi
aren, dengan demikian ketersediaan hasil. Dalam artian dari setiap 3 Kg
bahan baku dalam hal ini nira gula aren yang diproduksi pengrajin
merupakan syarat mutlak dalam 1 Kg untuk pemilik lahan dan 2 Kg
pemenuhan keberhasilan agroindustri untuk pengrajin. Selain itu
gula aren aren dan gula semut. agroindustri gula aren masih dikelola
Profil Agroindustri Gula Aren dan secara tradisional karena kapasitas
Gula Semut produksi yang relatif kecil dan hanya
1. Sejarah dan Perkembangan menggunakan tenaga kerja dalam
Usaha Agroindustri Gula Aren keluarga. Agroindustri gula aren ini
Usaha agroindustri gula aren sudah dilakukan secara turun
tergolong jenis home industry karena temurun.
Setiap usaha memiliki tujuan pengrajin dapat memenuhi
karena tujuan usaha merupakan arah kebutuhan keluarga. Selain itu tujuan
dari perencanaan yang akan dilakuka dari usaha ini adalah untuk
n untuk mencapai hasil yang menerapkan keterampilan yang ada
diinginkan. Tujuan utama para dalam hal pengolahan agroindustri
pengrajin melakukan usaha ini gula semut untuk memenuhi
adalah untuk meningkatkan kebutuhan pasar dan menjadikan
pendapatan keluarga, karena dengan produk andalan yang berasal dari
adanya usaha pengolahan gula aren Kabupaten Rokan Hulu.
ini para pengrajin dapat memenuhi Identitas Responden
kebutuhan keluarga selain dari Identitas responden dapat
pekerjaa n sampingan mereka yaitu memperbaiki gambaran secara umum
memotong atau menakik tanaman mengenai kondisi dan kemampuan
karet. Selain itu tujuan dari usaha ini dalam mengelola usahanya.
adalah untuk menerapkan Pemanfaatan sumberdaya secara
keterampilan yang ada dalam hal optimal dapat dilakukan dalam
pengolahan agroindustri aren untuk pengeluaran agroindustri yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan imbalan. Pengrajin
menjadikan produk andalan yang merupakan pelaku utama dalam
berasal dari Kabupaten Rokan Hulu. pengolahan nira aren. Kemampuan
melakukan aktivitas ek onomi akan
2. Sejarah dan Perkembangan dipengaruhi oleh kualitas
Usaha Agroindustri Gula Semut sumberdaya manusia itu sendiri yang
Agroindustri gula semut tergambar dari tinngkat umur,
merupakan salah satu agroindustri pendidikan, jumlah tanggungan
yang berbahan baku aren dan keluarga dan pengalaman
dijadikan bidang usaha oleh beragroindustri.
masyarakat di Kecamatan Rambah Identitas Responden Agroindustri
Usaha tersebut merupakan Gula Aren
salah satu usaha agroindustri rumah Umur
tangga yang bergerak di bidang Salah satu faktor yang
pengolahan agroindustri aren memegang peranan penting dalam
menjadi gula semut. Pada Kecamatan pencapaian keberhasilan suatu usaha
Rambah hanya ada seorang pengrajin agroindustri adalah umur. Secara
gula semut yaitu Bapak Rifardi.Gula umum pengrajin pada usia produktif
aren yang diproduksinya telah akan lebih tinggi kemampuan
mendapatkan izin usaha Dinas fisiknya dari pengrajin pada usia
Kesehatan P-IRT Nomor tidak produktif, daya ingatnya lebih
20914070304. baik, berani dalam mengambil resiko
.Setiap usaha memiliki tujuan dan dalam pengadopsian serta
karena tujuan usaha merupakan arah penerapan teknologi baru lebih
dari perencanaan yang akan didominasi oleh pengusaha muda
dilakukan untuk mencapai hasil yang yang mempunyai sifat responsif dan
diingi nkan. Tujuan utama para dinamis. Hasil penelitian
pengrajin melakukan usaha ini menunjukkan pengrajin yang banyak
adalah untuk meningkatkan melakukan usaha agroindustri aren
pendapatan keluarga, karena dengan adalah
adanya usaha gula semut ini para berumur diatas 54 tahun.
Pendidikan sangat berpengaruh pada setiap
Tingkat pendidikan yang dimiliki kegiatan para pengrajin dalam
pengrajin akan sangat mempengaruhi melakukan kegiatan agroindustrinya.
kemampuan pengrajin dalam berfikir Jumlah tanggungan keluarga adalah
dan bertindak. Semakin tinggi jumlah seluruh anggota keluarga
pendidikan yang dimiliki oleh pengrajin termasuk yang masih
pengrajin, maka akan semakin cepa t sekolah dan belum bekerja, dimana
dan mudah pula pengrajin tersebut seluruh kebutuhan hidupnya
menerima dan memanfaatkan ditanggung oleh orang yang bekerja
teknologi baru. Namun sebaliknya didalam keluarga tersebut.
petani yang memiliki kualitas Survei di lapangan
pendidikan yang rendah umumnya menunjukkan bahwa jumlah
akan sulit untuk menerima teknologi- tanggungan keluarga pengrajin yang
teknologi baru yang diberikan dan memiliki tanggungan sebanyak 1 -5
kalaupun bisa itu perlu suatu orang sebanyak 58,06 persen.
pelatihan dan pemahaman yang Identitas Responden Agroindustri
cukup lama barulah teknologi Gula Semut
tersebut dapat diterimanya. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil survei di lapangan pengrajin agroindustri gula semut
menunjukkan bahwa lama yang ada di dua Kecamatan hanya
pendidikan pengrajin berkisar antara ada 1 orang yaitu di Desa Rambah
6 – 12 tahun, pengrajin yang lama Tengah Barat Pengrajin gula semut
pendidikan 6 tahun (SD) sebanyak hanya ada 1 responden yaitu Bapak
80,65 persen, 9 tahun (SMP) Rifardi, pengrajin lain tidak
sebanyak 16,13 persen, sedangkan melakukan usaha agroindustri gula
yang lama pendidikan 12 tahun semut tersebut dikarenakan tidak
(SMA) sebanyak 3,22 persen. memiliki keahlian dalam usaha
Pengalaman Beragroindustri tersebut sebab dalam pengolahan
Sejalan dengan bertambahnya gula semut pengrajin h arus dapat
pengalaman beragroindustri, maka menentukan pH nira aren agar
pengetahuan dan keterampilan para produksi gula semutnya juga baik.
pengrajin juga akan terus meningkat. Aspek Teknis dan Teknologi Pada
Semakin banyak pengalaman Proses Produksi Aren
dalam melakukan usaha agroindustri, Gula Aren
secara otomatis kemungkinan akan Berdasarkan segi ekonomi,
kegagalan dalam memproduksi usaha aren melalui suatu proses sangat
agroindustri aren akan menjadi sederhana menghasilkan nira sebagai
semakin kecil, karena para pengrajin produk utama yang bisa diproses jadi
sudah dapat cara atau metode gula merah sebagai pengganti gula
bagaimana mengatasi agar hasil yang putih dan etanol yang sa ngat penting
didapatkan juga dapat lebih baik lagi. untuk energi (Saragih, 2008).
Hasil di lapangan menunjukkan Agroindustri gula aren adalah
bahwa pengalaman beragroindustri kegiatan mengolah nira aren dan
pengrajin sudah lebih dari 7 tahun bahan penunjang lainnya menjadi
atau sekitar 77,42 persen pengrajin. gula aren dengan beberapa tahapan
Jumlah Tanggungan Keluarga proses produksi.Pengrajin gula aren
Banyak atau sedikitnya pada umumnya melakukan proses
jumlah tanggungan keluarga akan produksi setiap hari, proses
pembuatan gula aren dimulai dari musim hujan nira yang didapatkan
penyadapan, memasak nira sampai akan bercampur dengan air hujan
menjadi gula aren dengan tahapan- yang masuk melalui pori -pori ke
tahapan kegiatan buluh yang digunakan untuk
Gula Semut menampung nira tersebut.
Proses produksi gula aren di Bahan baku utama yang
tingkat petani dilakukan dengan digunakan dalam produksi gula aren
peralatan yang sangat sederhana, dan gula semut umumnya bersumber
yaitu menggunakan kuali, pengaduk, dari keb un pribadi, sehingga bahan
tungku dan kayu bakar. Pada baku tetap tersedia setiap hari selama
agroindustri gula semut proses proses penyadapan terus dilakukan
produksinya hampir sama dengan pada sore dan pagi hari. Untuk
pengolahan gula aren hanya saja pengrajin yang mengambil bahan
letak perbedaannya pada proses baku dari lahan orang mereka
pengontrolan pH, pH yang normal menggunakan sistem bagi hasil 3:1,
dengan ciri -ciri nira aren berwarna artinya dalam setiap 3 kg hasi l gula
jernih tidak kecoklatan selain itu aren yang didapatkan pengrajin maka
pengrajin juga pernah melakukan p 1 kg untuk si pemilik lahan
elatihan dalam penentuan pH yang sedangkan untuk bahan baku gula
baik untuk agroindustri gula semut semut pengrajin masih menggunakan
ini dan pengalaman usaha juga tanaman aren dari kebun pribadi
merupakan faktor yang dapat sebab pengrajin gula semut tidak
memudahkan pengrajin untuk secara kontinu dalam memproduksi
menentukan pH. Pengadukan yang gula semut maka penyadapan juga
lebih lama sampai gula aren yang tidak dilakukan setiap harinya.
kental menjadi kering kemudian Bahan Baku Penunjang dan Bahan
disaring dan penyaringan bertujuan Penunjang
untuk mendapatkan gula yang halus Dalam kegiatan agroindustri
seperti semut. selain bahan baku (utama dan
Bahan Baku penunjang) juga terdapat bahan
Bahan baku adalah faktor penunjang yang digunakan dalam pro
produksi selain tenaga kerja dan pera ses produksi walaupun tidak
latan yang digunakan dalam suatu berpengaruh secara langsung pada
proses produksi, dimana ketersediaan produk yang akan dihasilkan. Selain
dan kualitas bahan baku secara bahan baku utama juga terdapat
kontinu perlu diperhatikan karena bahan baku penunjang. Bahan baku
akan berpengaruh pada kualitas penunjang adalah bahan baku yang
produk yang dihasilkan. mutlak digunakan dal am
Bahan baku pembuatan gula agroindustri aren. Adapun bahan
aren dan gula semut adalah air nira baku penunjang yang digunakan
aren yang dihasilkan melalui mayang dalam agroindustri gula aren dan
aren. Banyak tidaknya produksi nira gula semut adalah sebagai berikut:
juga bergantung pada keadaan cuaca - Santan
pada saat penyadapan. Namun Santan yang digunakan untuk proses
keadaan cuaca saat ini yang sering pengolahan gula aren dan gula semut
tidak menentu menyebabkan tidak banyak ± 0,1 kg, sebab
pengrajin harus benar -benar paham penggunaan santan ini bertujuan agar
dengan nira yang disadap, sebab jika gula aren yang dimasak tidak lengket
di kuali sehingga mudah untuk keuntungan untuk mengetahui
diaduk. Selain itu berdasarkan pendapatan bersih dari pengrajin
informasi dari pengrajin, apabila dalam pengolahan agroindustri aren
santan tidak tersedia maka dapat ini. Kedua, analisis Return Cost
digantikan dengan kemiri yang Ratio untuk mengetahui efisiensi
dihaluskan. usaha agroindustri yang dilakukan
- Akar Raru (Millettia sericea) oleh para pengrajin. Ketiga, analisis
Akar raru ini bertujuan untuk Titik Impas atau Break Event Point
menetralis ir keasaman dari nira aren, untuk mengetahui titik keseimbangan
sebab jika keasamannya tidak antara total penerimaan dengan total
dinetralisir maka hasil yang pengeluaran. Keempat, analisis nilai
didapatkan dari gula aren dan gula tambah untuk mengetahui nilai
semut juga tidak bagus. Akar raru tambah ba han baku nira yang diolah
merupakan sejenis akar yang berasal menjadi gula aren dan gula semut.
dari pohon kawao. Akar raru Analisis Biaya Produksi Gula Aren
dimasukkan kedalam penampung Pendapatan Bersih (Keuntungan)
nira. Akar raru digunakan dalam Pendapatan Bersih adalah
agroindustri gula aren dan gula jumlah laba yang diterima penngrajin
semut adalah untuk menetralisir dari hasil pengurangan pendapatan
keasaman dari nira aren. kotor dengan total biaya produksi.
Penggunaan akar raru untuk Biaya produksi terdiri dari biaya
membuat gula aren dan gula semut tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
ini hanya 0,1 kg. Untuk agroindustri meliputi: biaya penyusutan peralatan,
gula aren kayu bakar digunakan biaya listrik, biaya tenaga kerja
untuk memasak gula aren dan gula s dalam keluarga dan biaya tenaga
emut, dimana semua pengrajin tidak kerja luar keluarga. Biaya variabel
membelinya karena pengrajin sampai meliputi biaya bahan baku ut ama
saat ini masih bisa mencari sendiri di dan bahan baku penunjang.
hutan. Efisiensi Usaha
Tenaga Kerja Kelayakan usaha dalam
Sumber tenaga kerja yang pengelolaan agroindustri dapat
digunakan dalam usaha agroindustri diketahui dengan menggunakan
aren ini adalah Tenaga Kerja Dalam instrumen Revenue Cost Ratio.
Keluarga (TKDK) dengan satuannya Berdasarkan perhitungan R/C Ratio
adalah HOK (Hari Orang Kerja). terhadap agroindustri gula aren di
Satu hari orang kerja untuk pria Kabupaten Rokan Hulu terlihat
adalah Rp. 45.000,00 dan wanitanya bahwa kelayakan finansial
sebesar Rp. 30.000,00. Penggunaan agroindustri gula aren masih dapat
tenaga kerja lebih banyak bersaing/kompetitif.
terdistribusi pada tenaga kerja wanita Analisis Nilai Tambah Gula Aren
hanya untuk kegiatan pemasakan nira Kegiatan agroindustri dapat
menjadi gula aren sedangkan tenaga memberikan nilai tambah terhadap
kerja pria terdistribusi untuk proses produk pertanian. Analisis nilai
penyadapan dan pencetakan. tambah berguna untuk melihat besar
Analisis Biaya-biaya produksi kecilnya nilai tambah yang terdapat
Analisis data yang digunakan pada produk agroindustri yang d
pada penelitian ini terdiri dari empat ihasilkan dari bahan baku dan bahan
analisis. Pertama, analisis penunjang yang diolah per proses
produksi. Pada proses produksi harga produk gula semut sebesar
agroindustri aren diperlukan input Rp.30.000,00/Kg dan faktor konversi
agroindustri baik dari bahan baku sebesar 0,3 hal ini dikarenakan setiap
dan bahan penunjang (lampiran 5), 10 liter nira dapat menghasilkan 3 kg
serta tenaga kerja yang melakukan gula aren maka nilai produk menjadi
kegiatan produksi itu sendiri. Dalam sebesar Rp.9.000, nilai produksi ini
pengolahan usaha agroindustri gula digunakan untuk baha n baku berupa
aren ini pengrajin menggunakan nira sebesar Rp.1.500,00 /Kg dan
tenaga kerja dalam keluarga . input agroindustri lainnya dalam hal
Peralatan diperlukan untuk ini penggunaan akar raru, santan dan
mentransformasikan input plastik sebesar Rp.2.000,00.
agroindustri ini menjadi output Dengan demikian nilai
agroindustri yang mana dapat dilihat tambah yang tercipta dari setiap
beserta dengan nilai penyusutan kilogram nira adalah Rp. 7.204,67.
(lampiran 2). Besarnya nilai tambah Imbalan tenaga kerja dari setiap
karena proses pengolahan didapat kilogram nira yang diolah menjadi
dari pengurangan biaya bahan baku gula semut ini adalah sebesar Rp.750
dan input lainnya terhadap nilai dengan demikian bagian tenaga kerja
produk yang dihasilkan, tidak dalam pengolahan gula aren ini
termasuk tenaga kerja. adalah 10,41%. Analisis lebih lanjut
Analisis Biaya Produksi Gula menunjukkan bahwa tingkat
Semut keuntungan sebesar 89,59% dari nilai
Pendapatan Bersih (Keuntungan) produksi, artinya setiap 100 unit nilai
Berdasarkan hasil analisis produksi yang dihasilkan akan
pendapatan dapat dilihat bahwa diperoleh keuntungan 89,59 unit.
pendapatan bersih yang dapat diraih Sementara balas jasa atau imbalan
pengrajin pada bulan September untuk pemilik faktor dapat dilih at
adalah Rp.103.090,47 dari dari besarnya margin sebesar
pengolahan gula semut. Rp.7.500,00/kg, dengan distribusi
Efisiensi Usaha margin untuk pemilik usaha sebesar
Dalam menghitung efisiensi 86,06%, untuk tenaga kerja 10% dan
usaha dengan menggunakan rumus untuk sumbangan dari input lain
RCR dan BEP, maka RCR yang 3,94%.
diperoleh pengrajin sebesar 1,30 Berdasarkan analisis diatas
artinya dalam pengolahan maka dapat diperoleh informasi bagi
agroindustri gula semut ini sudah peneliti,pengrajin ataupun instansi
efisien untuk dilanjutkan. Nilai BEP terkait yang bertujuan untuk
yang diperoleh pengrajin pada saat pengembangan agroindustri gula
memproduksi sebesar 1,30 dan biaya semut kedepannya, yaitu:Pertama,
yang diperolehsebesar dengan jumlah bahan baku hanya 50
Rp.269.909,36. kg dapat menghasilkan gula
Analisis Nilai Tambah semut sebanyak 15 kg, dengan harga
Data terlihat bahwa dengan jual Rp.30.000 sehingga diperoleh
menggunakan bahan baku nira keuntungan oleh pengrajin
sebanyak 50 kg dapat menghasilkan Rp.6.454,00/kg. Kedua, nilai tambah
15 kg gula semut. Usaha yang yang diperoleh pengrajin dari hasil
dilakukan para pengrajin menyerap pengolahan gula semut tersebut
tenaga kerja sebesar 8 HOK. Apabila berasal dari nilai produk dikurangi
harga bahan baku dikurangi c) Meningkatkan optimalisasi
sumbangan input lain yaitu Rp. pemanfaatan potensi daerah
2.000/kg. Ketiga, imbalan bagi penghasil gula aren dan gula semut.
tenaga kerja sebesar Rp.750 sehingga Potensi daerah dapat dikembangkan
bagian untuk tenaga kerja ini dapat dari dari usaha gula aren dan gula
dikatakan sebesar 10% dari setiap semut, sebab saat ini wilayah Ro kan
pengolahan aren tersebut. Namun Hulu dapat dikatakan merupakan
keuntungan yang diperoleh oleh sentra produksi gula aren dan gula
pengrajin besar mencapai angka semut di Provinsi Riau.
86,06% dari nilai produksi, artinya d) Mendorong adanya penelitian dan
dalam 100 unit produksi yang dihasi pengembangan teknologi produksi
lkan dapat memperoleh keuntungan gula aren dan gula semut secara
sebesar 86,06 unit. Keempat, dalam berkesinambungan. Dengan adanya
hal pemenuhan kebutuhan bahan usaha tersebut banyak penelitian
baku pengrajin tidak mengalami yang dapat dilakukan di wilayah
kendala sebab tidak setiap hari tersebut, yang bertujuan untuk
pengrajin mengolah usahanya, pengembangan dan kemajuan usaha
pengrajin hanya melakukan produksi produk gula aren dan gula semut
dua kali selama seminggu. Sebab kedepannya
harga yang mahal menjadikan Dampak Lingkungan
masyarakat sekitar juga tidak begitu Usaha produksi gula aren dan gula
berminat untuk membeli mereka semut tidak menimbulkan dampak
lebih cenderung memilih gula aren negatif bagi
biasa. lingkungan bahkan menciptakan
Aspek Ekonomi, Sosial dan manfaat bagi lingkungan, karena:
dampak Lingkungan a) Tidak ada limbah berbahaya yang
Aspek Ekonomi dan Sosial dihasilkan oleh industria gula aren,
Dampak ekonomi dan sosial dari sebab bahan baku yang digunakan
kegiatan produksi gula aren dan gula semua dapat dimanfaatkan dengan
semut antara lain baik, yang menjadi sampah dari
a) Menyediakan lapangan kerja bagi pengolahan gula aren da n gula
penduduk di sekitar sentra semut ini hanya bekas akar raru yang
agroindustri aren, sebab dalam digunakan sebagai bahan baku untuk
pengolahannya pengrajin dapat pengolahan gula aren dan gula
melakukannya setiap hari, mulai dari semut.
penyadapan, pemasakan hingga b) Perakaran pohon aren sangatlah
pencetakan. Hanya pemasaran saja dalam, sehingga membantu
yang tidak dapat dilakukan pengrajin mengangkat unsur hara dari tanah
setiap hari yang dalam ke permukaan yang
b) Meningkatkan nilai tambah yang berakibat pada semakin suburnya
dihasilkan dan diperoleh pengrajin tanah disekit arnya. Itulah sebabnya
agroindustri aren, usaha yang disekitar pohon aren para pengrajin
dilakukan pengrajin bisa dilakukan dapat melakukan kegiatan bercocok
secara kontinu sehingga walaupun tanam secara tumpang sari untuk
nilai tambah yang dihasilkan sedikit menambah penghasilan. Seperti
dalam perharinya namun tetap dapat halnya di tempat penelitian para
memberikan keuntungan bagi responden menggunakan sistem
pengrajin gula aren dan gula semut. tumpang sari seperti dengan kelapa
sawit,coklat, buah buahan, dan lain- keuntungan kepada pengrajin gula
lain. aren dan gula semut adalah sebesar
c) Penggunaan kayu bakar yang Rp.2.940,61 dan Rp.6.454,67.
dapat berpengaruh terhadap
lingkungan, sebab asap yang DAFTAR PUSTAKA
ditimbulkan dapat memberikan efek Anonim, 2007. Kolang kaling.
yang tidak baik pada saluran Http://id.wikipedia.org/wiki/K
pernafasan, selain itu juga jika olang -kaling. Diakses pada
semakin sering kayu hutan diambil tanggal 25 Mei 2009.
untuk dijadikan kayu bakar maka Badan Pusat Statistik. 2006.
dapat menyebabkan hutan gundul Kecamatan Rambah Dalam
dan menimbulkan global warming. Angka 2006. Rokan Hulu
Badan Pusat Statistik. 2006.
KESIMPULAN Kecamatan Bangun Purba
Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka 2006. Rokan
terutama Kecamatan Rambah dan Hulu.
Kecamatan Bangun Purba Badan Pusat Statistik. 2007.
masyarakatnya masih banyak yang Kabupaten Rokan Hulu Dalam
mengolah usaha agroindustri aren Angka 2007. Rokan Hulu.
tersebut, meskipun dilakukan secara Didu, M. S, 2000. Manajemen
turun temurun tanpa menggunakan Strategik Agroindustri . P3T
teknologi terbaru namun tetap Agroindustri. Jakarta.
berlangsung sampai saat Dinas Perindustrian dan Perdagangan
ini.Pengolahan agroindustri aren Kabupaten Rokan Hulu. 2008.
menjadi gula aren tekniknya sama Roka n Hulu
yaitu pengadukan nira aren sampai Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
mengental kemudian dicetak, 2007. Luas Areal dan Produksi
bedanya dengan gula semut pada sa Aren di Kabupaten Rokan
at pengadukan, gula semut diaduk Hulu. Pekanbaru
sampai kering kemudian disaring Efendi, M. 2006. Analisis Saluran
sehingga menghasilkan butiran - Pemasaran Gula Aren di Desa
butiran halus seperti semut oleh Rambah Tengah Barat
sebab itu dikatakan gula semut. Kecamatan Rambah Kabupaten
Pendapatan bersih yang Rokan Hulu . Skripsi Fakultas
diterima pengrajin gula aren dan gula Pertanian Universitas Riau,
semut ratarata adalah sebesar Pekanbaru. (Tidak
Rp.338.991,79 dan Rp.103.090,47 Dipublikasikan)
per bulan. Efisiensi usaha / RCR nya Evi. 2006. Teknik Pengolahan Gula
rata-rata adalah 1,20 dan 1,30. Dan semut. .
BEP gula aren 101,39 Kg pada saat http://www.mailarchive.com/a
produksi dengan biaya gromania@yahoogroups.com .
Rp.1.016.673,57. Dan BEP gula Diakses pada tanggal 25 Mei
semut pada saat produksi 10,85Kg 2009
dengan biaya Rp.269.909,36. Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usaha
Nilai tambah rata-rata untuk Tani. Penebar Swadaya.
agroindustri gula aren dan gula Jakarta.
semut adalah Rp.3.024,67 dan Indrawanto, Evi. 2006.
Rp.7.204,67 dan memberikan Mengurangi angka kemiskinan
dengan pohon aren. Teknologi Agroindustri.
http:/kebunaren.blogspot.com. Jakarta.
diakses 10 November 2009. Soekartawi. 2000. Pengantar
Mangunwidjaja, Djumali. 2005. Agroindustri. PT. Raja
Pengantar Teknologi Pertanian. Grafindo Persada. Jakarta.
Penebar Swadaya. Jakarta . Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori
Malik, A .2009. Analisis Nilai dan Aplikasinya , PT. Raja
Tambah Berbagai Jenis Ikan Grafindo Persada. Jakarta.
Alamiah di Kecamatan Said, G. 2004. Prospek
Pelayangan Kota Jambi . Jambi Pengembangan Agroindustri
Manik, Muhibbullah A. 2007. Minuman Lidah Buaya di
Strategi Pemberdayaan Industri Kabupaten Purworejo, Jawa
Kecil Berbasis Agroindustri di Tengah, Volume.7 No.3 : 298-
Pedesaan. www.bung- 303.
hatta.info. Diakses 2 November Soekartawi. 2005. Agroindustri
2009. Dalam Perspektif Sosial
Prayudi, H. C. 2009. Analisis Nilai Ekonomi . PT. Raja Grafindo
Tambah dan Strategi Persada. Jakarta.
Pemasaran Agroindustri SOCA. 2007. Strategi
Keripik Nangka (Studi kasus Pengembangan Industri
pada agroindustri keripik Pengolahan Sabut Kelapa
nangka “Berkah” di Kecamatan nasional. Bali, Volume. 1 No. 1
Tambang Kabupaten Kampar). : 42-54.
(Tidak Dipublikasikan). Tambunan, M. 2002. Strategi
Ramadanil. 1999. Studi Agroindustri industrialisasi berbasis usaha
Gila Enau di Desa Rambah kecil dan menengah: Sebuah
Tengah Barat Kecamatan rekonstruksi pada masa
Rambah Kabupaten Kampar . pemulihan dan pasca krisis
Skripsi Fakultas Pertanian ekonomi.
Universitas Riau, Orasi ilmiah Guru Besar Ilmu
Pekanbaru.(Tidak Ekonomi Pertanian dan
Dipublikasikan) Sumberdaya pada Fakultas
Rahim, Abd dan Diah Retno Dwi Pertanian IPB, 19 Oktober
Astuti . 2007. Pengantar Teori, 2002. Bogor.
dan Kasus Ekonomika Wahyudi. 2002. Analisis
Pertanian. Penebar Swadaya. Agroindustri dan Pemasaran
Jakarta . Gula Enau di Kecamatan
Soeseno, Slamet. 1992. Bertanam Rambah Kabupaten Rokan
Aren. Penebar Swadaya. Hulu. Skripsi Fakultas
Jakarta. Pertanian Universitas Islam
Sunanto, hatta. 1993. Aren Budidaya Riau, Pekanbaru. (Tidak
dan Multigunanya , Penerbit Dipublikasikan)
Kanisius. Yogyakarta. Yasin, Fachri. 2003. Agribisnis Riau
Said, Muhammad. 2000. Manajemen (Pembangunan Perkebunan
Strategi Agroindustri . Pusat P2 Berbasis Kerakyatan). Unri
Press. Pekanbaru.

You might also like