You are on page 1of 6

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN

SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT Dr. ERNALDI BAHAR


PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
Oleh
Widya Arisandy dan Meita Ismalinda
Email: widya_arisandy@yahoo.com
Akademi Keperawatan Aisyiyah Palembang
ABSTRACT
According to WHO (World Health Organization) in 2013 the number of people with schizophrenia will
continue to increase until it reaches 450 million people around the world. Some of the factors that influence
compliance of schizophrenic patients to take medication, among others, the role of family, social, economic,
patient attitudes, motivation, memory or the memory of the patient as well as information from health workers.
This study aims to determine the role of family relationship with medication adherence in schizophrenic
patients at the Polyclinic Hospital Dr. Ernaldi Bahar South Sumatra Province in 2014. Research using
quantitative methods with analytical survey design with cross sectional approach. The study population was all
families of patients who have schizophrenia outpatients who deliver in Polyclinic Hospital Dr. Ernaldi Bahar
South Sumatra, while the sample in this study is 100 respondents taken by purposive sampling technique.
Based on the test results obtained chi square statistic value = 0.028, which when compared with the
value of = 0.05, then values 0.05, so the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This means that there is a
significant association between family roles with medication adherence in schizophrenic patients at the
Polyclinic Hospital Dr. Ernaldi Bahar South Sumatra Province in 2014.
Based on the test results, the family must provide a role in caring for sick family members well,
particularly in taking medicine, so patients are able to achieve the maximum degree of health.
Keywords : Role of Family, Medication Adherence, Schizophrenia
Reference : 38 (1996-2014)

ABSTRAK
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2013 jumlah penderita skizofrenia akan terus
meningkat hingga mencapai 450 juta orang di seluruh dunia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
pasien skizofrenia untuk minum obat antara lain yaitu peran keluarga, sosial ekonomi, sikap pasien, motivasi,
ingatan atau memori pasien serta informasi dari petugas kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat
pada pasien skizofrenia di poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ini adalah semua keluarga pasien yang mengalami skizofrenia yang mengantarkan
pasien berobat jalan di poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan sampel
dalam penelitian ini berjumlah 100 responden diambil dengan teknik purposive sampling.
Berdasarkan hasil uji statistik chi square didapatkan value = 0,028, yang jika dibandingkan dengan
nilai = 0,05, maka value 0,05, sehingga Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan yang
bermakna antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah
Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka keluarga harus memberikan perannya dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan baik, khususnya dalam minum obat, sehingga pasien mampu mencapai derajat
kesehatan secara maksimal.
Kata Kunci : Peran Keluarga, Kepatuhan Minum Obat, Skizofrenia
Daftar Pustaka : 38 (1996-2014)

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 1

1.

PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa menurut WHO adalah
berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (Direja,
2011). WHO (World Health Organization)
menyebutkan bahwa prevalensi masalah kesehatan
jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk
dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa,
1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat.
Potensi seseorang mudah terserang gangguan jiwa
memang tinggi, setiap saat 450 juta orang di
seluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa,
saraf, maupun perilaku. Salah satu bentuk
gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia
adalah gangguan jiwa berat yaitu skizofrenia. (9)
Menurut
WHO
(World
Health
Organization), jumlah penderita skizofrenia di
dunia pada tahun 2008 adalah 482 juta jiwa, dengan
mengacu pada data tersebut, kini jumlah itu
diperkirakan sudah meningkat dan diperkirakan
dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada
sekitar 50 juta atau 22 persennya mengidap
gangguan kejiwaan. Pada tahun 2013 jumlah
penderita skizofrenia akan terus meningkat hingga
mencapai 450 juta orang di seluruh dunia. (9)
Skizofrenia merupakan salah satu masalah
kesehatan di negara-negara berkembang modern
ini, dimana skizofrenia merupakan penyakit otak
persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku
psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal,
serta memecahkan masalah. (32)
Faktor penyebab terjadinya skizofrenia
diantaranya disebabkan karena adanya tekanan
psikologis yang disebabkan oleh adanya tekanan
dari luar individu maupun tekanan dari dalam
individu. Beberapa hal yang menjadi penyebab
adalah ketidaktahuan keluarga dan masyarakat
terhadap jenis gangguan jiwa ini, serta ada beberapa
stigma mengenai gangguan jiwa.(9)
Terapi yang komperehensif dan holistik,
sudah mulai dikembangkan meliputi terapi obatobatan anti skizofrenia (psikofarmaka), psikoterapi,
terapi psikososial dan terapi psikoreligius. Terapi
tersebut, khususnya obat psikofarmaka harus
diberikan dalam jangka waktu yang lama. Apabila
pasien sampai telat atau tidak patuh minum obat,
maka pasien bisa kambuh (relaps). Keberhasilan
terapi gangguan jiwa skizofrenia tidak hanya
terletak pada terapi obat psikofarmaka dan jenis
terapi lainnya, tetapi juga peran serta keluarga dan
masyarakat turut menentukan.(9)
Kepatuhan pada pasien skizofrenia terdiri
dari kepatuhan terhadap terapi setelah pengobatan
(kontrol), penggunaan obat secara tepat, mengikuti
anjuran perubahan perilaku. (14)
Di Sumatera Selatan, di dapatkan data
bahwa jumlah penderita gangguan jiwa pada tahun

2011 berjumlah 39.186 orang, pada tahun 2012


berjumlah 41.201 orang, dan pada tahun 2013
berjumlah 43.011 orang. (19)
Sedangkan jumlah penderita skizofrenia di
Sumatera Selatan yang melakukan rawat jalan pada
tahun 2011 adalah 24.358 orang, pada tahun 2012
berjumlah 25.386 orang, dan pada tahun 2013
(19)
didapatkan sebanyak 25.763 orang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Dwi Oktavianingsih (2010) mengenai Hubungan
Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Karanganyar Gandusari Trenggalek.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji
statistic Chi-Square pada = 0,05 didapatkan hasil
dengan nilai signifikansi 0,024, berarti ada
hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada pasien skizofrenia di wilayah
kerja
Puskesmas
Karanganyar
Gandusari
Trenggalek. (25)
Berdasarkan latar belakang dan data-data
yang mendukung diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada pasien skizofrenia di poliklinik Rumah
Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014.
Rumusan masalah
Adakah hubungan peran keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di
poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2014?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Diketahuinya Hubungan Peran Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014.
Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan:
1. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Peran
Keluarga Pada Pasien Skizofrenia Di Poliklinik
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2014.
2. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia di
Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014.
3. Diketahuinya Hubungan Peran Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Dr.
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014.
2.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan rancangan survey analitik
dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 2

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi


antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. (22)
Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian (Suyanto, 2011). Populasi penelitian ini
adalah semua keluarga pasien yang mengalami
skizofrenia yang mengantarkan pasien berobat jalan
di poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan yang diambil pada tahun
terakhir, yaitu tahun 2013 dari bulan Januari sampai
bulan Desember dengan jumlah 25.763 populasi.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek penelitian dan dianggap
mewakili populasi (Suyanto, 2011). Dalam
penelitian ini, teknik yang diambil untuk
pengambilan sampel adalah purposive sampling,
yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Jadi, besar
sampel dalam penelitian ini adalah 100 sampel.
Teknik Analisa Data
Analisis Univariat
Teknik analisis univariat dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi peran keluarga dan
distribusi kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia di poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
Analisis Bivariat
Pada teknik analisis bivariat menggunakan
uji Chi Square. Uji ini digunakan untuk
mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang
diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk
mengetahui, apakah terdapat hubungan atau
perbedaan yang signifikan pada penelitian yang
sedang diteliti (Hidayat 2007).
Untuk membuktikan hipotesis, maka
digunakan uji statistik Chi Square
dengan
keputusan bermakna dengan CL 95% atau nilai =
0,05. Dengan keputusan uji statistik:
1. Apabila p value 0,05 berarti Ho ditolak dan
Ha diterima, dapat disimpulkan terdapat
hubungan
bermakna
antara
variabel
Independen dengan Dependen.
2. Apabila p value > 0,05 berarti Ha ditolak dan
Ho diterima, dapat disimpulkan tidak terdapat
hubungan
bermakna
antara
variabel
Independen dengan Dependen.

3. HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Peran Keluarga
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Peran Keluarga Pada
Pasien Skizofrenia di Poliklinik
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014
Peran
Frekuensi
Persentase
No
Keluarga
(F)
(%)
1.
Positif
51
51
2.
Negatif
49
49
Jumlah
100
100
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui
bahwa responden atau keluarga yang memiliki
kategori peran positif lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden atau keluarga yang
memiliki kategori peran negatif, yaitu sebanyak 51
responden (51%).
Kepatuhan Minum Obat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014
Kepatuhan
Frekuensi
Persentase
No
Minum Obat
(F)
(%)
1.
Positif
53
53
2.
Negatif
47
47
Jumlah
100
100
Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui
bahwa kepatuhan minum obat pada responden yang
memiliki kategori positif lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki
kategori kepatuhan minum obat negatif, yaitu
sebanyak 53 responden (53%).
Analisa Bivariat
Tabel 5.3
Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia di
Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014
Kepatuhan Minum
Obat
Total
Peran
pKeluarga
Positif
Negatif
valu
e
N
%
n
%
N
64,
35,
Positif
33
18
51
7
3
0,02
8
40,
59,
Negatif
20
29
49
8
2
Jumlah 53 53 47 47
100
Pada tabel 5.3 didapatkan bahwa
responden atau keluarga yang memiliki kategori
peran positif dan memiliki kepatuhan minum obat
positif adalah 33 responden (64,7%) dari 51

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 3

responden, sedangkan responden atau keluarga


yang memiliki kategori peran positif dan memiliki
kepatuhan minum obat negatif adalah 18 responden
(35,3%) dari 51 responden.
4. PEMBAHASAN
Peran Keluarga
Dalam penelitian ini variabel peran
keluarga dikategorikan menjadi dua yaitu positif
dan negatif. Berperan (Positif) jika nilai responden
mean (29,36) dan Tidak Berperan (Negatif) jika
nilai responden < mean (29,36). Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa responden atau
keluarga yang memiliki kategori peran positif lebih
banyak jika dibandingkan dengan reponden atau
keluarga yang memiliki kategori peran negatif,
yaitu sebanyak 51 responden (51%).
Hasil ini sesuai dengan pernyataan
Barbara Kozier (1995) peran merupakan
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu (Mubarak, 2006). Dalam
Setiadi (2008), peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Oktavianingsih (2010) mengenai Hubungan Peran
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Gandusari Trenggalek. Dari hasil
penelitian terhadap 50 responden didapatkan bahwa
keluarga yang berperan positif sebanyak 26
responden (52%), sedangkan keluarga yang
berperan negatif sebanyak 24 responden (48%).
Asumsi peneliti adalah pasien dengan skizofrenia
memerlukan perawatan yang berkelanjutan dan
berkesinambungan. Disinilah peran serta keluarga
sangat diperlukan dalam merawat pasien
skizofrenia. Keluarga bukan saja berperan dalam
penyediaan dana tetapi sangat berperan dalam
pengambil keputusan yang tepat dalam perawatan
pasien skizofrenia pada saat pasien berada di
rumah. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika
praktek lapangan, bahwa banyak pasien yang
masuk di Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan yang dirawat kembali karena
kekambuhan (relaps) dikarenakan kurangnya peran
keluarga dalam merawat pasien pada saat dirumah,
misalnya tidak ada yang mengawasi pasien dalam
minum obat, kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai perawatan pasien dirumah dalam hal ini
seharusnya
pasien
minum
obat
secara
berkesinambungan tetapi karena kurangnya
pengetahuan pada saat obat habis pasien tidak

minum obat lagi. Keluarga juga kurang dalam


pengambilan keputusan dalam perawatan pasien,
jika pasien belum menunjukkan tanda dan gejala
yang parah, keluarga akan menganggap hal itu
biasa-biasa saja.
Kepatuhan Minum Obat
Dalam penelitian ini, variabel kepatuhan
minum obat pada pasien skizofrenia dikategorikan
menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Patuh
(Positif) jika nilai responden mean (31,2) dan
Tidak Patuh (Negatif) jika nilai responden < mean
(31,2). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
kepatuhan minum obat pada responden yang
memiliki kategori positif lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki
kategori kepatuhan minum obat negative, yaitu
sebanyak 53 responden (53%).
Hasil ini sejalan dengan pernyataan
Pranoto (2007), patuh adalah suka menurut
perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan
adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
Kepatuhan minum obat adalah tingkat ketepatan
perilaku seorang individu dengan nasehat medis
atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan
obat sesuai dengan petunjuk pada resep serta
mencakup penggunaannya pada waktu yang benar
(Siregar,
2006).
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi kepatuhan pasien skizofrenia untuk
minum obat antara lain yaitu peran keluarga, sosial
ekonomi, sikap pasien, motivasi, ingatan atau
memori pasien, serta informasi dari petugas
kesehatan (Keliat, 1996).
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Oktavianingsih (2010) mengenai Hubungan Peran
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Gandusari Trenggalek. Dari hasil
penelitian terhadap 50 responden didapatkan bahwa
responden yang memiliki nilai kepatuhan minum
obat positif sebanyak 29 responden (58%),
sedangkan responden yang memiliki nilai
kepatuhan minum obat negatif sebanyak 21
responden (42%).
Asumsi peneliti bahwa kontuinitas
pengobatan dalam penatalaksanaan skizofrenia
merupakan salah satu faktor keberhasilan terapi.
Pasien yang tidak patuh dalam pengobatan akan
memiliki resiko kekambuhan lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien yang patuh dalam
pengobatan. Ketidakpatuhan berobat ini yang
merupakan alasan kembali dirawat dirumah sakit.
Pasien yang kambuh membutuhkan waktu yang
lebih lama dan dengan kekambuhan yang berulang,
kondisi pasien bisa semakin memburuk dan sulit
untuk dikembalikan ke keadaan semula. Sehingga,
pengobatan skizofrenia harus dilakukan terus
menerus sehingga pasien nantinya dapat dicegah
dari
kekambuhan
penyakit
dan
dapat

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 4

mengembalikan fungsi untuk produktif serta


akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup.
Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
didapatkan bahwa responden atau keluarga yang
memiliki kategori peran positif dan memiliki
kepatuhan minum obat positif adalah 33 responden
(64,7%) dari 51 responden, sedangkan responden
atau keluarga yang memiliki kategori peran positif
dan memiliki kepatuhan minum obat negatif adalah
18 responden (35,3%) dari 51 responden.
Berdasarkan hasil uji statistik chi square
didapatkan value = 0,028, yang jika dibandingkan
dengan nilai = 0,05, maka value 0,05,
sehingga Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini
berarti ada hubungan yang bermakna antara peran
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Dr.
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2014.
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada hubungan peran keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia
terbukti secara statistik.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Keliat (1996) yang menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pasien skizofrenia
untuk minum obat antara lain yaitu peran keluarga,
sosial ekonomi, sikap pasien, motivasi, ingatan atau
memori pasien, serta informasi dari petugas
kesehatan
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dari
penelitian yang dilakukan oleh Dwi Oktavianingsih
(2010) mengenai Hubungan Peran Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Gandusari Trenggalek. Dari hasil
analisa data dengan menggunakan uji statistic ChiSquare pada = 0,05 didapatkan hasil dengan nilai
signifikansi 0,024, berarti ada hubungan antara
peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Karanganyar Gandusari Trenggalek.
Asumsi peneliti bahwa peran keluarga yang
positif pada pasien skizofrenia sangat dibutuhkan,
dimana keluarga mempunyai peranan penting untuk
menentukan kegiatan anggota keluarga pada posisi
dan situasi yang diharapkan. Dalam hal ini,
kesembuhan pasien skizofrenia sangat bergantung
terhadap terapi pengobatan, yang salah satu faktor
pendukung jalannya terapi pengobatan tersebut
adalah peran serta keluarga. Untuk itu, keluarga
harus memberikan perannya dalam merawat
anggota keluarga yang sakit dengan baik,
khususnya dalam pengawasan ketika minum obat,
sehingga pasien mampu mencapai derajat kesehatan
secara maksimal.

5. SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada bulan Juni Tahun 2014 di Poliklinik Rumah
Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
dengan judul hubungan peran keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di
Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2014 terhadap 100
responden, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi peran keluarga yang
memiliki kategori positif lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden atau keluarga
yang memiliki kategori peran negatif, yaitu
sebanyak 51 responden (51%).
2. Distribusi frekuensi kepatuhan minum obat
yang memiliki kategori positif lebih banyak
jika
dibandingkan
dengan
responden
kepatuhan minum obat yang memiliki
kategori negatif, yaitu sebanyak 53 responden
(53%).
3. Ada hubungan yang bermakna antara peran
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit
Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2014 ( value = 0,028).
Saran
1. Bagi Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Diharapkan Pihak Rumah Sakit agar lebih
memberikan informasi dalam bentuk pendidikan
kesehatan kepada keluarga secara berkala, berupa
cara perawatan dan peranan keluarga yang baik
pada pasien skizofrenia di rumah, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di poliklinik
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan.
2. Bagi
Akademi
Keperawatan
Aisyiyah
Palembang
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam proses
belajar mengajar terutama bagi penelitian,
khususnya mengenai peran keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia,
serta dapat menambah referensi kepustakaan bagi
Akademi Keperawatan Aisyiyah Palembang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar area penelitian lebih
diperluas dengan jumlah sampel yang lebih
representatif, sebagai hasil yang diperoleh akan
lebih memungkinkan untuk melakukan generalisasi
pada populasi yang besar serta jumlah variabelvariabel yang diteliti ditambah, untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat serta dimasukkan variabel
pengganggu dalam penelitian.

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 5

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.
8.
9.

10.

11.
12.

13.

14.

15.

16.
17.

18.

19.
20.
21.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, I. S. 2006. Skizofrenia Memahami
Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika
Aditama
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Ashwin. 2009.
Skizofrenia Memahami
Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika
Aditama
Cakrawala. 2009. Pengobatan skizofrenia tak
bisa
100
persen.
(online).
(http://www.pdpersi.co.id, diakses pada tanggal
29 April 2014 pukul 16.00 WIB)
Degresi. 2005. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. 2001.
Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hawari, D. 2003. Pendekatan holistik pada
gangguan jiwa: Skizofrenia. Jakarta: FKUI
______, D. 2007. Pendekatan holistik pada
gangguan jiwa skizofrenia. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
______, D. 2009. Pendekatan Holistik Pada
Gangguan Jiwa: Skizofrenia. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Henny, Achjar. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis.
Jakarta: Salemba Medika
Isaacs, A. 2005. Keperawatan kesehatan jiwa
& psikiatrik edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Kaplan dan Sadock, 2003, Sinopsis Psikiatri:
Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri. Alih
Bahasa Dr Wijadja Kusuma. Jakarta: Bina
Rupa Aksara
Keliat, B.A, 1996. Peran Serta Keluarga
dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta: EGC
Maramis, WF. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press
Maslim, R. 2002. Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atmajaya
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2006. Ilmu
Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung
Seto
Medical Record. 2014. Rumah Sakit Dr.
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Niven. 2008. Psikologi Kesehatan: Pengantar
Untuk Perawat Dan Profesional. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

22. ____________________. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
23. Nursalam. 2007. Asuhan keperawatan pada
pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba
Medika
24. ________. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
25. Oktavianingsih, Dwi. 2010. Hubungan Peran
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Karanganyar
Gandusari
Trenggalek. Skripsi. Malang: Universitas
Negeri
Malang.(online).
(http://litbangsumithu.blogspot.com/2010/07/h
ubungan-peran-keluarga-dengan.html, diakses
pada tanggal 29 April 2014 pukul 16.00 WIB)
26. Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:
Yayasan Bina Pustaka
27. Sastroasmoro,
S.
2010.
Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung
Seto
28. Setiadi. 2008. Keperawatan Keluarga. Jakarta:
EGC
29. Siregar, 2006. Psikologi Keperawatan Dan
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
30. Slamet B. 2007. Psikologi Umum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
31. Stanley, M & Patricia, G.B. 2007. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC
32. Stuart, G.W, & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
33. Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
34. Suyanto. 2011. Metodelogi Dan Aplikasi
Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
35. Veranita, Santi. 2007. Hubungan antara
pemberi dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada penderita skizofrenia di RSJ
dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang.
Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.
(online).
(http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/hubunganantara-pemberian-dukungan-keluarga-dengankepatuhan-minum-obat-pada-penderitaskizofrenia-di-rumah-sakit-jiwa-dr-ramelanwediodiningrat-lawang-malang-santi-kusumaveranita-34395.html, diakses pada tanggal 29
April 2014 pukul 16.15 WIB)
36. Videbeck. 2008. Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC
37. Yohanes.
2013.
Asuhan
Keperawatan
Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta:
Nuha Medika
38. Yosep,iyus. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi
Revisi). Bandung: PT Refika Aditama

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014

Page 6

You might also like