Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
masih
eosinofil
2004).
obstruksi
(Gershwin
Inflamasi
et
al.,
menyebabkan
kesulitan
untuk
mencapai
dan
terasa
melebihi
saluran
pernapasan
terangkat,
reversibel
dan
sesak
napas
adaptasi
individu
atau
dinyatakan
sebagai
negara
dengan
banyak
dibandingkan
perempuan.
psikosomatis
yang
secara
kuat
2008).
Biasanya
dihubungkan
serangan
asma
didahului
dengan
gejala
asma,
asma.
dipengaruhi
kecemasan,
oleh
stres,
asma
(Young,
subyek
mengalami
diperlakukan
peningkatan
Ketika
2005).
2
Berdasarkan
uraian
di
atas,
consent)
untuk
menjadi
subjek
meningkatkan
kesejahteraan
meningkatkan
pasien
kesehatan
dan
asma
serta
menggunakan
bagi
pengetahuan
kuesioner
skala
stres
Penelitian
merupakan
sering.
ini
Variabel
paparan
perancu
asap
rokok,
terdiri
dari
Dalam
penelitian
ini,
data
penggunaan
Penggunaan kontroler
HASIL
Pasien
asma
yang
dijadikan
Pasien
kemudian
Setelah
diberi
dilakukan
mengambil
analisis
dikumpulkan,
bivariat
untuk
data
data
arah
hubungannya.
Analisis
juga
analisis data.
Variabel
Skor Stres:
Rendah
Tinggi
12 (80)
7 (20)
3 (20)
28 (80)
15 (100)
35 (100)
16
<0,001
terhadap hubungan antara tingkat stres 16 kali lebih besar daripada tingkat stres
dengan
frekuensi
serangan
tetapi
hasil
pengaruh
ini
belum
dari
variabel
perancu.
Jarang
n(%)
Sering
n(%)
17 (39,5) 26 (60,5)
2 (28,6) 5 (71,4)
Total
n(%)
43 (100)
7 (100)
OR
1,64
0,579
terhadap hubungan antara paparan asap frekuensi sering 1,6 kali lebih besar
rokok dengan frekuensi serangan asma daripada tidak terpapar asap rokok
menunjukan
signifikan
hubungan
(p=0,579).
yang
Pasien
hasil
ini
belum
mengontrol
Rutin
11 (29,7) 26 (70,3)
37 (100)
mengontrol
hubungan
pengaruh
0,042
dari
variabel
perancu.
3,78
yang
dilakukan
dengan
memperhitungkan
daripada
menggunakan
14,173),
tidak
tetapi
rutin
hasil
ini
belum
Tabel 4 Hasil analisis regresi logistik ganda tentang hubungan tingkat stres dan
frekuensi serangan asma dengan mengontrol paparan asap rokok,
penggunaan kontroler, jenis kelamin dan umur pasien.
CI 95%
Variabel
Independen
Tingkat Stres
Rendah
Tinggi
Paparan Asap Rokok
Tidak
Ya
Penggunaan Kontroler
Tidak Rutin
Rutin
Umur
<47 tahun
47 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
N observasi
-2 log likelihood
Nagelkerke R
OR
Nilai p
Batas
Bawah
Batas
Atas
1,0
13,39
2,61
68,77
0,002
1,0
1,02
0,12
8,29
0,99
1,0
1,51
0,28
8,28
0.64
1,0
1,06
0.24
4,37
0.97
1,0
0,85
50
49,7
38,6%
0,18
4,03
0,84
1998).
kelamin.
hungan
stres
dengan
Sukamto,
2007).
Hasil
yang
tidak
dengan
asma
(1930).
tidak
frekuensi
Penelitian
serangan
hubungan
antara
terpapar
asap
rokok,
pasien
pencetus
asma
mendapatkan
dilakukan sebelumnya,
mendapatkan
sering terjadi.
yang
secara
faktor
kuat
penggunaan
asma
(OR=3,78;
p=0,042).
Tetapi
Dengan
mempertimbangkan
asma
dengan
diharapkan
sering.
Seharusnya,
lebih
jarang
mendapat
penelitian
dapat
mempresentasikan
dengan
serangannya
derajat
sering
asma
seperti
yang
pesisten
sebagai berikut:
serangan
asma
(p=0.002)
dalam
variabel
penelitian
perancu
variabel-
yang
dapat
kelamin.
SARAN
penelitian,
perancu
(2)
Pasien-pasien
tidak
semua
keluarga
dianalisis
dalam
pemahaman
penderita
bahwa
asma
asma
stres
maupun
diberikan
dapat
pengaruhnya
sehingga
terhadap
frekuensi
serangan asma
dapat
dilakukan
langkah-
dilakukan
penelitian
lanjut
inflamation in exacerbation of
mengenai
hubungan
stres
dengan
asthma.
frekuensi
serangan
asma
dengan
2.
Kedokteran
Utama
memberikan
3.
Universitas
yang
telah
bimbingan,
atas
koreksi
dalam
Behavior
Jakarta: Erlangga
Fakultas
and
1.
Brain
menyelesaikan
DAFTAR PUSTAKA