You are on page 1of 4

Way Kambas National Park is a large national park covering 1,300 square kilometres in

Lampung province, south Sumatra, Indonesia.

Way Kambas consists of swamp forest and lowland rain forest, but was extensively logged
before becoming a reserve in 1972 so there is little primary forest. The reserve still has a few
Sumatran Tigers and reasonable numbers of elephants. It is also provides excellent
birdwatching, with the rare White-winged Duck among the species present.

Sumatran Rhino in the Way Kambas Sanctuary

Another special feature of this national park is the Sumatran Rhinoceros still present in the
area. Only 275 remain in South East Asia today. In Way Kambas a managed breeding center
or Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) has been build up in 1995. At this moment 5 Sumatran
Rhinos live at the Sanctuary, most have been translocated from zoos to the large enclosures
(with natural habitat) at the SRS.
Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas merupakan
perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang
terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-
alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.

Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara


lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia
sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca
leucadendron), salam (Syzygium polyanthum),
rawang (Glochidion borneensis), ketapang
(Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina
equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa
(Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak
(Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus
bancanus).
 
Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis
mamalia diantaranya badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus
indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis),
siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406
jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina
scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia
episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau
(Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga
melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan,
dan insekta.
 

Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat


Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang
Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai
gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu
dan bajak sawah. Pada pusat latihan
gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih
 
mendidik dan melatih gajah liar,
menyaksikan atraksi gajah main bola,
menari, berjabat tangan, hormat,
mengalungkan bunga, tarik tambang,
berenang dan masih banyak atraksi
lainnya.

Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah
sekitar 290 ekor.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:


Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan
penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah,
dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran),
padang rumput dan hutan mangrove.

Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi :

Cara pencapaian lokasi: Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-
Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam
(170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
Kantor: Jl. Raya Way Jepara
    Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Dinyatakan Menteri Pertanian, Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 670/Kpts-II/1999
dengan luas 125.621,3 hektar
Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. Lampung
Timur, Provinsi Lampung
Temperatur udara 28° - 37° C
Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl
Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT
What is Taman Safari Indonesia
Taman Safari Indonesia (TSI) is an ex-situ conservation site which was inaugurated as a national tourism object on
March 16, 1990 by Minister of Tourism, Post and Telecommunication, Soesilo Soedarman. the park located on the
village Cibeureum - district Cisarua - Bogor - West Java, which is included on the buffer zone and non-agricultural
cultivation area designated for the National Park Tourism Mount Gede Pangrango. The park also located at an altitude
of 1076 - 1416 on sea level, with average temperatures between 18-24'C. The park located on 20 km from the Bogor
City, on 78 km from Jakarta City and on 80 km from Bandung. Functions of existance of TSI are: Ex-Situ Conservation
Site, Education, Research and Recreation.

Awards for Taman Safari Indonesia

1989 - OBYEK WISATA NASIONAL by Ministry of Tourism, Post, and Telecommunication.


1990 - LEMBAGA KONSERVASI EX-SITU by Ministry of Forestry
1990 - PUSAT PENANGKARAN SATWA LANGKA INDONESIA
2002 - KALPATARU by President of Republic of Indonesia
2004 - INOVASI KEPARIWISATAAN INDONESIA by Ministry of Culture and Tourism
2006 - SATYA LANCANA PEMBANGUNAN by Vice President of Republic of Indonesia
2008 - BINTANG JASA UTAMA by President of Republic of Indonesia
NEWS AND EVENTS

PKBSI
Contact Info
Taman Safari Indonesia
Cisarua - Bogor
West Java - Indonesia
16750
Tel.  62 251 8250 000
Fax. 62 251 8250 555
pr@tamansafari.com

You might also like