You are on page 1of 10

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012

1

ANALISIS ORGANISASI MELALUI PENDEKATAN PERILAKU
(Kasus di Kantor Kecamatan Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat)

Agus Sjafari
agussjafari@yahoo.com

Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
J l. Raya J akarta Km.4 Serang


Abstract : District organization as a local organization that is very close to the
community, its existence is determined by acceptance. The level of community
acceptance is determined by how far the level of service provided to the community.
The choice of the Office of Central Jakarta District Municipality Kemayoran based
on the assumption that the organization is within the scope or areas that have
characteristics that distinguish the different areas. Based on the description and
analyze above there are some things that can be concluded as follows: First, the
behavior is very influential and the leadership on the climate of the organization in
the Office of the Municipality of Central Jakarta District Kemayoran; Secondly, That
the clarity of roles in the organization's Office District Municipality of Central
Jakarta Kemayoran determine the leadership style that will be applied by the
leadership. In the long run, it will affect the organizational climate, and Third,
organizational climate that has a very real correlation with aspects of the role and
personality of each employee, both employees at a lower level or leadership. On the
other hand the role and personality also has a correlation to the establishment of a
conduce organizational climate.
Keywords : Organizational Behavior and Analysis Approach


Organisasi kecamatan sebagai
organisasi lokal yang sangat dekat
dengan lingkungan masyarakat,
keberadaaannya sangat ditentukan oleh
penerimaan masyarakat. Tingkat
penerimaan masyarakat tersebut
sangatlah ditentukan oleh sejauhmana
tingkat pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat. Pelayanan yang
dimaksudkan di sini adalah
sejauhmana organisasi kecamatan
tersebut memberikan kemudahan di
dalam mendapatkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), perijinan-perijinan,
surat keterangan dan lain sebagainya.
Pemberian pelayanan kepada
masyarakat tersebut sangatlah
bergantung sejauhmana efektivitas dan
efisiensi dari organisasi kecamatan
tersebut. Sebuah organisasi kecamatan
yang efektif dan efisiensi dapat
memberikan kemudahan-kemudahan
kepada masyarakat dalam memberikan
pelayanan. Organisasi kecamatan yang
efektif dan efisien memiliki ciri-ciri
antara lain memiliki transparansi
dalam pelayanan, kecepatan dalam
pelayanan, prosedur pelayanan yang
sederhana, biaya pelayanan yang
sangat murah, tidak terdapat
diskriminasi dalam pelayanan serta
yang paling penting adalah adanya
kepercayaan dan citra yang baik dari
kantor kecamatan tersebut yang
diberikan oleh masyarakat.
Dalam konteks tersebut,
organisasi kecamatan secara lebih
spesifik fungsi penyuluhan kepada
masyarakat. Artinya dengan
memberikan pelayanan yang efektif

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
2

dan efisien kepada masyarakat
tersebut, organisasi kecamatan telah
menjalankan fungsi memberdayakan
masyarakat terutama memberikan
kemudahan-kemudahan serta peluang
di dalam mengembangkan dirinya.
Dalam konteks penyuluhan ini,
organisasi kecamatan mempunyai
fungsi untuk memberdayakan
masyarakat yang ada di wilayahnya.
Secara administratif, organisasi
kecamatan bertanggung jawab untuk
melakukan penyuluhan kepada
masyarakat.
Dipilihnya Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat
didasarkan kepada asumsi bahwa
organisasi tersebut berada dalam
lingkup atau wilayah yang mempunyai
karakteristik yang membedakan
dengan daerah yang lain.
Secara administratif-
organisatoris, Kecamatan Kemayoran
membawahi beberapa organisasi yang
berada pada tingkat terendah yaitu
organisasi kelurahan, yang terbagi ke
dalam 8 (delapan) kelurahan dengan
76 Rukun Warga (RW) dan 1.031
Rukun Tetangga. Kedudukan Kantor
Kecamatan Kemayoran beserta
perangkat organisasinya sebagai
pamong merupakan organisasi
pemerintah yang sangat vital, dimana
organisasi ini secara langsung akan
bersentuhan dengan permasalahan
sosial masyarakat seperti bidang
pemerintahan, bidang pembangunan,
bidang kemasyarakatan dan bidang-
bidang lainnya.
Berdasarkan kondisi di atas
menunjukkan bahwa kinerja dari
organisasi ini sebenarnya bergantung
kepada bagaimana memberikan
pelayanan yang efektif terhadap
bidang-bidang tersebut yaitu dengan
memberikan kemudahan-kemudahan
kepda masyarakat. Di samping
memberikan pelayanan tersebut,
organisasi kecamatan juga harus dapat
memberikan pemahaman kepada
masyarakat guna menjaga hubungan
yang harmonis dengan masyarakatnya.
Berkenaan dengan persoalan
kinerja organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran, hasil pengamatan penulis
menunjukkan terdapat beberapa
identifikasi permasalahan yang terkait
dengan budaya organisasi antara lain:
Pertama, mekanisme
pengambilan keputusan yang
cenderung memusat (senteralistik). Hal
ini ditunjukkan dengan adanya
dominasi pimpinan (camat) dalam
setiap pengambilan keputusan
terutama yang berhubungan dengan
perencanaan program kerja.
Permasalahan Kedua adalah
terciptanya persepsi untuk selalu
melayani pimpinan. Permasalahan ini
sangat terkait dengan perilaku
bawahan untuk selalu mengikuti dan
menuruti semua yang diinginkan oleh
pimpinan, terlepas apakah keinginan
tersebut sesuai atau tidak dengan
kepentingan organisasi.
Permasalahan ketiga adalah
adanya pendelegasian wewenang yang
kabur dari pimpinan. Setiap nit yang
ada di bawah lingkungan Kecamatan

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
3

Kemayoran sebenarnya memiliki
tingkat kewenangan yan luas terhadap
tugas yang dibebankan, tetapi dalam
kesempatan tertentu kewenangan
tersebut dapat dikalahkan oleh
kewenangan organisasi kecamatan
dalam hal ini Camat sebagai pimpinan
yang memiliki intervanci kewenangan
yang tidak terbatas.
Hal tersebut menyebabkan
terjadinya konflik kepentingan antara
organisasi kelurahan dengan organisasi
kecamatan. Contoh konkritnya dalah
setiap pengalokasian dana yang telah
ditentukan dalam Rakor Musbang
(Rapat Koordinasi Musyawarah
Pembangunan) tingkat kelurahan
mengalami perubahan sampai dengan
kurang lebih 50 % setelah diproses di
tingkat kecamatan. Dengan adanya
perubahan tersebut program-program
kerja yang telah terseusun tidak dapat
dilaksanakan secara efektif.
Dari beberapa contoh beberapa
permasalahan yang ada di atas
menunjukkan bahwa terdapat suatu
bentuk karakter organisasi yang
kurang kondusif dalam organisasi
pemerintahan kecamatan tersebut.
Kondisi dan situasi seperti yang ada di
atas berdampak kurang
menguntungkan bagi kegiatan
pemerintahan di tingkat kecamatan.
Permasalahan-permasahan tersebut di
atas, dikategorikan oleh penulis
sebagai sebuah persoalan Perilaku
Organisasi.
Dari beberapa uraian di atas,
maka yang menjadi kajian utama
dalam menganalisis beberapa
permasalahan yang terkait dengan
perilaku organisasi Kecamatan
Kemayoran adalah mencari suatu
bentuk pendekatan administratif yang
sesuai. Menurut penulis, dengan
melihat beberapa model pendekatan
organisasi yang sesuai untuk menkaji
permasalahan perilaku organisasi di
Kantor Kecamatan Kemayoran adalah
melalui model pendekatan perilaku.

Identifikasi Masalah
Pernyataan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kekuatan kinerja organisasi yang ada
pada Kantor Kecamatan Kemayoran
Kotamadya J akarta Pusat sangat
ditentukan oleh perilaku
kepemimpinan manajemen puncak
pada organisasi tersebut. Hal ini
ditandai oleh beberapa permasalahan
pokok antara lain: Pertama,
mekanisme pengambilan keputusan
yang terpusat; kedua adanya persepsi
bawahan untuk selalu melayani
pimpinan; dan ketiga, adanya
pendelegasian wewenang yang kabur.
Dari pernyataan masalah di
atas dapat diturunkan ke dalam
pertanyaan masalah penelitian yaitu;
Bagaimanakah proses pendekatan
perilaku yang dilakukan pada Kantor
Kecamatan Kemayoran Kotamadya
Jakarta Pusat?.

PEMBAHASAN
Dalam beberapa konsep yang
digunakan dalam penelitian ini,
terdapat konsep-konsep yang
dikemukakan oleh Richard Lumintang

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
4

(2006) antara lain: 1) Empat Dimensi
yang berpengaruh terhadap proses
penyuluhan/administrasi; 2) Micro
Emphasis ; 3) Macro Emphasis; 4)
Environment Structure and Process;
dan 5) Social Modernization.
Penjelasan dari beberapa konsep
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Empat Dimensi Yang
Berpengaruh Terhadap Proses
Penyuluhan/Administrasi


Menerapkan Sendiri





Kesadaran Sendiri kemampuan untuk setiap unit Mengatur
Sendiri
Untuk mempertahankan daya
Hidupnya dengan kondisi
Sekitar yang tertentu





Mencukupi sendiri

Gambar 1. Empat Dimensi Yang Berpengaruh Terhadap Proses Penyuluhan
Administrasi

2. Micro Emphases :
1. Position
2. Parochial priorities and
percptions
3. Goals and interest
4. Stakes & stands
5. Deadlines and faces of issues
6. Motivation

3. Macro Emphasis :
1. Historical ideology of
organization changing
ideology of management has
also affected the centralization.
2. The resources contrlolled by
centeral periperial units
constituent unit controls
resources with autonomy.
3. Task requirements encourgaes
varying degree of
centralization or
decentralization the hostile
environments of conspirational
parties tends to high
centralization
4. Amount of power an
organization has a low
power systems if there are few
resources mobilized to
influence ather.

4. Environment Structure And
Process:
1. Characteristics of factors
market (labor, capital etc)
allocation rules
LEMBAGA
PRESISTENCE
EKOLOGI
SOCIAL



EKONOMI

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
5

2. Raw Materials supply
incentive system
3. Characteristics of demand and
clientele industry structure
task and technology related
unit different
5. Societal Modernization



The prevalence of rationalized the coplexity of network
Institutional element of social org. and
exchange









Gambar 2. Model Social Modernization


6. Konsep Perilaku Organisasi
Pendekatan perilaku dalam
organisasi merupakan suatu usaha
melihat manusia sebagai suatu unsur
yang kompleks. Di dalam beberapa
kajian dijelaskan bahwa pendekatan
perilaku (behavioral approach)
dilakukan untuk menjawab terhadap
adanya krisis yang ditimbulkan dengan
menempatkan prinsip-prinsip mekanis
pada diri manusia . Secar tradisional,
manajer atau pimpinan atau birokrat
dituntut untuk memahami dimensi
manusia dalam organisasi didekati dari
segala aspek misalnya ekonomi,
skutiti, emosional dan suasana kerja
dan sebagainya. Oleh karena itu
pendekatan behavioral dipergunakan
sebagai salah satu pendekatan untuk
memahami dimensi manusia dalam
organisasi.
Perilaku organisasi merupakan
suatu studi yang menyangkut aspek-
aspek laku manusia dalam suatu
organisasi atau suatu kelompok
tertentu. Ia meliputi aspek yang
ditimbulkan oleh pengaruh terhadap
manusia, demikian pula aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia
terhadap organisasi. Tujuan praktis
dari penelaahan dalam penulisan ini
adalah untuk mendeterminnasi
bagaimanakah perilaku manusia itu
mempengaruhi usaha pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.
Luthans (1981;6) menekankan
bahwa Perilaku organisasi lebih
menekankan kepada pemahaman,
prediksi dan kontrol terhadap perilaku
manusia dalam organisasi. Secara
lebih spesifik, perilaku organisasi
memberikan landasan pemikiran yang
spesifik dan kemampuan terhadap para
SOCIETAL
ORGANIZATION
THE PRESENSE OF
NETWORK OF SOCIAL
ORG. & EXCHANGE


Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
6

manajer/pimpinan baik pada saat
sekarang maupun yang akan datang,
agar secara efektif mamahami dan
menerapkan konsep-konsep dan
dimensi manusia dalam suatu
organisasi.
Di dalam membahas tentang
masalah perilaku organisasi yang ada
pada Kantor Kecamatan Kemayoran
Kotamadya J akarta Pusat ini, penulis
menggunakan analisis dengan melalui
pendekatan perilaku. Diagram dalam
pendekatan perilaku adalah sebagai
berikut :



Gambar 3. Diagram Pendekatan Perilaku

Berdasarkan diagram di atas, terdapat
tiga tahapan di dalam menjelaskan
perilaku organisasi di Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat
yakni sebagai berikut :
Pertama, Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat
sebagai organisasi formal, pada
dasarnya harus memiliki kejelasan
peran dari tiap-tiap anggota organisasi
(pegawai) baik pegawai pada top
manajemen (Camat); middle
manajemen (Wakil Camat dan
Sekretaris Camat) dan lower
manajemen (Kaur).
Kejelasan peranan yang ada
pada tiap-tiap unit dalam Kantor
Kecamatan Kemayoran Kotamadya
J akarta Pusat tersebut dimaksudkan
untuk menghindari adanya overlaping
peran dari tiap-tiap orang ataupun unit.
Pada sisi lain Kantor
Kecamatan Kemayoran Kotamadya
J akarta Pusat sebagai organisasi formal
juga sangat ditentukan oleh
sejauhmana persepsi dari pribadi-
pribadi (kepribadian dari tiap-tiap
pegawai). Persepsi dari pribadi tiap-
tiap pegawai terkait dengan pandangan
dan motivasi tiap-tiap pegawai
terhadap organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat.
Secara riil, pada dasarnya tiap-tiap
pegawai memiliki keinginan pribadi di
dalam bekerja yaitu pertama, untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya dan
kedua bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan tujuan organisasi secara
umum.
Peran
Perilaku Pimpinan Peran
Efectiveness Pemimpin Tekanan Sosial
Kepribadian
Kepribadian Iklim Org. Kantor Kebutuhan
Fisiologis
Gaya Kepemimpinan

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
7

Hal terpenting terkait dengan
masalah kepribadian ini adalah
berkaitan dengan persepsi atau sikap
pemimpin terhadap Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat.
Sebagai pegawai dalam kantor
tersebut, pimpinan juga memiliki
keinginan yang sama seperti pegawai
yang lain yaitu keinginan untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya serta
keinginan untuk memenuhi tujuan
organisasi. Kesemua hal tersebut,
kemudian terlihat dalam Personality
dari pimpinan itu sendiri.
Adanya persepsi atau
pandangan pribadi (personality) dalam
diri pimpinan akan manampilkan suatu
gaya kepemimpinan (leadership style)
tertentu. Apakah ia akan menampilkan
gaya kepemimpinan otoriter atau
demokratis. Di sisi lain gaya
kepemimpinan yang berorientasi
kepada tugas atau justru berorientasi
pada manusia (Margono Slamet,
2006).
Dengan demikian, dengan
adanya ketepatan peran yang
ditampilkan oleh tiap-tiap anggota
organisasi serta persepsi pribadi
(kepribadian) yang melekat pada tiap-
tiap anggota baik atasan dan bawahan
akan sangat menentukan gaya
kepemimpinan dalam Kantor
Kecamatan Kemayoran.
Kedua, gaya kepemimpinan
yang diperankan oleh pemimpin sangat
menentukan atau menggiring seorang
pemimpin dalam berperilaku. Menurut
Mintberg dalam Gannon ( 1979 : 202
206) yang menyatakan bahwa pola
perilaku pemimpin tersebut pada
dasarnya terkait dengan fungsi
pemimpin sebagai fungsi
interpersonal, fungsi informasional
dan fungsi pengambilan keputusan.
Di dalam fungsi interpersonal
merupakan kegiatan hubungan antara
manajer (pimpinan) dengan orang lain,
baik yang ada di dalam organisasi atau
di luar organisasi. Dalam hal ini
pimpinan harus memainkan tiga
peranan yang sebagai figur
(figurehead), pemimpin (leader) dan
penghubung (liaison).
Di sisi lain perilaku
kepemimpinan seorang pemimpim
akan sangat menentukan dan
mempengaruhi terhadap iklim
organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat,
apakan iklim organisasi yang kondusif
atau tidak kondusif.
Efektivitas pengaruh perilaku
kepemimpinan terhadap pembentukan
iklim organisasi pada Kantor
Kecamatan Kemayoran Kotamadya
J akarta Pusat dapat diperjelas dengan
menggunakan Pendekatan sistem.
Berdasarkan pendekatan sistem
tersebut proses pengaruh perilaku
kepemimpinan terhadap iklim
organisasi adalah sebagai berikut:







Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
8










Gambar 4. Proses pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap iklim organisasi

Proses di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tahap input/masukan. Dalam
tahap ini (perilaku
kepemimpinan) dari seorang
pemimpin menampilkan
karakteristik personalnya yang
menyangkut kemampuan personal
(personal ability), pengaruh
personal (personal influence) dan
kekuatan/loyalitas bawahan
sebagai konsekuensi dari setatus
dan kewenangan yang melekat
pada dirinya. Dalam menampilkan
karakteristik personalnya,
pemimpin memainkan fungsinya
sebagai interpersonal,
informasional dan pengambilan
keputusan.
2. Tahap proses. Dalam tahap ini
(proses komunikasi dan interaksi),
pimpinan mulai menyebarkan
pengaruhnya dalam organisasi
yaitu dengan melakukan proses
komunikasi dan interaksi. Proses
tersebut menyangkut antara lain
melakukan sosialisasi nilai-nilai
politik, terutama menyangkut
nilai-nilai politik pemerintahan
serta sosialisasi nilai pribadi yang
melakat dalam diri pimpinan
tersebut. Berdasarkan kegiatan
sosialisasi tersebut diharapkan
terdapat saling pengertian
antara pimpinan dengan
bawahannya sesuai dengan
prinsip keserasian dan kongruensi
yang dikembangkan oleh
pimpinan.
3. Tahap Output/keluaran. Dalam
tahap ini sudah terbentu iklim
organisasi . Dalam hal ini telah
menunjukkan adanya penerimaan
atau internalisasi dari
karakteristik-karakteristik
perilaku kepemimpinan untuk
dapat diimplementasikan dalam
kegiatan organisasi Kantor
Kecamatan Kemayoran
Kotamadya J akarta Pusat. Pada
tahap ini semua anggota
INPUT/MASUKAN
Perilaku
Kepemimpinan a.l:
Kemampuan
personal
Pengaruh
personal
Kekuatan/loyal
itas bawahan

OUTCOME/
MANFAAT
Yaitu : menyangkut
pelayanan yang
baik kepad
masyarakat
OUTPUT/
KELUARAN
Iklim Organisasi a.l:
Kepercayaan/
keyakinan
Orientasi nilai-
nilai organisasi
Sikap terhadap
pekerjaan

PROSES
Proses Komunikasi
& Interaksi a.l:
Sosialisasi
nilai-nilai politik
Sosialisasi
nilai-nilai
pribadi
pimpinan

FEEDBACK

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
9

organisasi sudah memiliki
komitmen yang sama terhadap
nilai-nilai organisasi yang dibawa
oleh pimpinannya.
4. Tahap Outcome/Manfaat. Pada
tahap ini sudah terbentuk iklim
organisasi yang sesuai dengan
harapan-hrapan dari semua
elemen yang terlibat dalam
organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta
Pusat tersebut, baik pelaksana dari
organisasi itu sendiri ataupun
masyarakat sebagai pihak yang
mendapatkan pelayanan dari
organisasi tersebut. Wujud dari
outcome tersebut adalah suatu
bentuk pelayanan yang baik dari
organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta
Pusat.
Ketiga, Pada akhirnya iklim organisasi
Kantor Kecamatan Kemayoran
Kotamadya J akarta Pusat memiliki
korelasi yang nyata terhadap peran dan
keperibadian dari masing-masing
pegawai.
Di dalam peran tersebut pada
dasarnya terdapat tekanan sosial.
Tekanan sosial yang dimaksudkan
tersebut adalah berasal dari organisasi
itu sendiri ataupun bersumber dari luar
organisasi. Tekanan sosial yang
berasal dari internal organisasi berupa
aturan-aturan formal yang telah
ditentukan oleh organisasi atau hak
dan kewajiban dari tiap-tiap pegawai.
Sedangkan tekanan yang berasal dari
luar adalah tuntutan dari masyarakat
kepada pegawai Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat
untuk memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat sebagai
pelanggan.
Di sisi lain iklim organisasi
juga memiliki korelasi yang sangat
nyata terhadap kepribadian dari tiap-
tiap pegawai di Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat
tersebut. Kepribadian yang
dimaksudkan di sini adalah adanya
pemenuhan kebutuhan bagi tiap-tiap
pegawai, mulai dari kebutuhan
fisiologis, keamanan, sosial,
penghargaan dan aktualisasi.
Kedua hal tersebut (peran dan
keperibadian pegawai) sangat
bergantung kepada sejauh mana iklim
yang ada pada Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta Pusat.
Di sisi lain juga kedua hal tersebut
juga akan sangat menentukan terhadap
tingkat kondusifitas organisasi.
Artinya ketiga variabel tersebut (iklim
organisasi, peran dan kepribadian)
memiliki tingkat korelasi yang sangat
nyata.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan analisis
di atas terdapat beberapa hal yang
dapat dijadikan kesimpulan antara lain:
1. Bahwa perilaku kepemimpinan
sangatlah berpengaruh dan
penentukan terhadap iklim dari
organisasi di Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta
Pusat
2. Bahwa kejelasan peran dalam
organisasi Kantor Kecamatan
Kemayoran Kotamadya J akarta
Pusat akan sangat menentukan

Jurnal Adminsitrasi Publik Volume 3 Nomor 1, Juni 2012
10

terhadap gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan oleh pimpinan .
Dalam jangka panjang, hal
tersebut akan berpengaruh
terhadap iklim organisasi.
3. Bahwa iklim organisasi memiliki
korelasi yang sangat nyata dengan
aspek peran serta kepribadian dari
tiap-tiap pegawai, baik pegawai
pada level bawah ataupun
pimpinan. Disisi lain peran dan
kepribadian juga memiliki korelasi
terhadap terbentuknya iklim
organisasi yang kondusif.

DAFTAR RUJUKAN
Gannon, Martin J . 1979.
Organizational Behavior: A
Managerial and
Organizational Perspective,
Boston-Toronto: Little Brown
and Company

Luthans, Fred. 1981. Organizational
Behavior, Third Edition,
Kogakusha, Mc.Graw-Hill

Margono Slamet. 2006. Materi
Perkuliahan. Manajemen,
Kelompok dan Organisasi .
Bogor: Pascasarjana PPN IPB.

Richard Lumintang. 2006. Materi
Perkuliahan Administrasi Dan
Supervisi Penyuluhan. Bogor.
Pascasarjana PPN IPB.

You might also like