You are on page 1of 50

Dosen:

Prof.Dr.Azhar Kasim,MPA
 In1887 Woodrow Wilson in his essay
“The Study of Administration,” wrote that
administration “is removed from the
hurry and strife of politics…Administrative
questions are not political questions.
Although politics sets the tasks for
administration, it should not be suffered
to manipulate its offices.”

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


2
 The concept of a dichotomy between
politics and administration was widely
accepted during this period, based on
not only the writings of Wilson but also
the first textbook in the field by Frank
Goodnow, entitled “Politics and
Administration” and published in 1900

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


3
 Thenext phase in development of the
discipline was the movement toward
discovering “principles” of public
administration. This was an offshoot of the
scientific approach to administration and was
based on the belief that there existed certain
permanent principles of administration (e.g.
F.W Willoughby, 1927; Luther Gulick and
Lyndall Urwick, 1937)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


4
 Gulick and Urwick’s papers on the science of
Aministration, defined seven priciples that have
become professional watchwords: planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, and
budgeting (known by the acronym POSDCORB).
 They reamphasized the importance of these
administrative principles, declared their applicability
to almost any human organization regardless of what
the organization was or why it existed, and stressed the
fundamental desirability of efficiency as underlying
administrative “science”.

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


5
 Penulis lain yang berkontribusi terhadap prinsip-
prinsip administrasi adalah Henri Fayol ttg prinsip-
prinsip administrasi ( General and Industrial
Management, 1916) dan Max Weber ttg prinsip legal
rational bureaucracy( The Theory of Social and
Economic Organization, 1947)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


6
 In 1930s, the Wilsonian dichotomy between politics
and administration—was no longer as widely shared.
The New Deal of Franklin D. Roosevelt accompanied by
a vastly expanded government role anf the creation of
scores of new administrative agencies in Federal
government, significantly changed the social and
political context of American public administration and
set off a crisis for the field:
1. drastic expansion in the public conception of the
obligations and responsibilities of government in social
and economic affairs

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


7
2. The emergence of an enduring emphasis upon
presidential leadership;
3. The change in the nature of the federal system, with a
shift to the national scene of the responsibility for
most of the important policy decisions, in the
economy and society at large (Chester I. Barnard
menulis tentang The Fuction of Executive, 1958)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


8
 Perkembangan Teori Administrasi Publik yang
Ditandai oleh Perdebatan Tentang Isu Berikut:
Administrasi Versus Politik

Fakta Versus Nilai

Ilmu (Science) Versus Seni (Art)

Logical Versus Methphysics


Positivism

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


9
 Ada dua pendapat yang berbeda tentang ilmu
pengetahuan administrasi publik, pertama,
dapat diajarkan kepada calon administrator
melalui pendidikan dan pelatihan, di lain pihak,
ada pendapat yang menganggap administrasi
negara sebagai seni dan kompetensi
administrator adalah bawaan dari lahir (natural
born administrator), intuisi dan pengalaman
kerja

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


10
 Apakah teori administrasi publik
dibangun dari data empiris hasil
penelitian yang obyektif dan bebas nilai
atau teori yang berasal dari pemikiran
berdasarkan nilai yang ingin
diperjuangkan sebagai suatu kebenaran

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


11
 Logical positivism mengatakan bahwa
nilai (values) adalah di luar ranah dunia
empiris jadi tidak ilmiah
 Metaphysical berdasarkan nilai yang
berasal dari Speculative philosophy
misalnya tentang nilai yang dianggap
sebagai suatu kebenaran

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


12
 Administrasi publik …adalah bagian
tindakan pemerintah, untuk
merealisasikan maksud dan tujuan
pemerintah (“Public administration…is
the action part of government, the means
by which the purpose and goals of
government are realized.”) ( Corson and
Harris in Rosenbloom and Kravchuk.
2005:4)
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
13
 Administrasi publik adalah sebagai
suatu bidang yang terutama berkenaan
dengan cara –cara untuk
mengimplementasikan nilai-nilai
politik… (“Public administration as a field
is mainly concerned with the means for
implementing political values…” )
(Pfiffner and Presthus in Rosenbloom
and Kravchuk. 2005:4)
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
14
 Administrasi publik dapat
diidentifikasikan sebagai cabang
eksekutif pemerintah )(“…Public
administration can be best identified with
the executive branch of
government.” )(Davis, in Rosenbloom and
Kravchuk. 2005:4)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


15
 Proses administrasi publik terdiri dari tindakan-
tindakan yang berkaitan dengan upaya
mempengaruhi maksud dan keinginan suatu
pemerintah. Dengan demikian bagian dari
bisnis pemerintah yang selalu aktif, berkenaan
dengan pelaksanaan undang-undang, yang
dibuat oleh badan legislatif atau lembaga lain
yang mempunyai kewenanngan, dan di-
interpretasikan oleh badan peradilan, melalui
proses organisasi dan manajemen (Henry and
Waldo in Rosenbloom and Kravchuk. 2005:4)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


16
 “The process of public administration consists
of the actions involved in effecting the intent
or desire of a government. It is thus the
continuously active, ‘business’ part of
government, concerned with carrying out the
law, as made by legislative bodies (or other
authoritative agents) and interpreted by the
courts, through the processes of organization
and management (Henry and Waldo in
Rosenbloom and Kravchuk. 2005:4)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


17
 Administrasi publik (a) adalah suatu upaya
bersama dalam ranah publik; (b) meliputi ketiga
cabang pemerintahan—eksekutif, legislatif, dan
peradilan—dan hubungan diantara ketiganya; (c)
mempunyai peranan penting dalam formulasi
kebijakan publik, dan dengan demikian
merupakan bagian dari proses politik; (d) adalah
berbeda secara siqnifikan dari administrasi
privat; dan (e) adalah berhubungan erat dengan
sejumlah individu dan kelompok privat. (Nigro
and Nigro in in Rosenbloom and Kravchuk.
2005:4)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


18
 (Public administration: (a) is a cooperative
group effort in a public setting; (b) covers all
three branches—executive, legislative and
judicial—and their interrelationship; (c) has
an important role in the formulation of public
policy, and is thus part of the political
process; (d) is different in siqnificant ways
from private administration; and (e) is closely
associated with numerous private groups and
individuals) (Nigro and Nigro in in
Rosenbloom and Kravchuk. 2005:4)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


19
 Rosenbloom dan Kravchuk (2005:5)
membuat definisi sebagai berikut:
Administrasi publik adalah penggunaan
teori dan proses manajemen, politik dan
hukum untuk memenuhi mandat
legislatif, eksekutif dan peradilan untuk
menyelenggarakan fungsi pengaturan
dan pelayanan pemerintahan.

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


20
 Rosenbloom dan Kravchuk (2005:5)
“Public administration is the use of
managerial, political, and legal theories
and processes to fulfill legislative,
executive, and judicial mandates for the
provision of governmental regulatory and
service functions”

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


21
 Menurut George J.Gordon (1982:6) Administrasi
publik adalah semua proses, organisasi, dan
individu (yang bertindak dalam posisi dan
peranan resmi) sehubungan dengan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang diadopsi atau dibuat oleh
badan legislatif, eksekutif dan badan peradilan.
Definisi administrasi publik ini secara implisit
mencakup keterlibatan administratif yang cukup
berarti dalam kegiatan formulasi maupun
implementasi kebijakan khususnya peraturan
perundang-undangan.

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


22
 Menurut George J.Gordon (1982:6) “Public
administration may be defined as all
processes, organizations, and individuals (the
later acting in official positions and roles)
associated with carrying out laws and other
rules adopted or issued by legislature,
executives, and courts. This definition should
be understood to include considerable
administrative involvement in formulation as
well as implementation of legislation and
executive orders…”

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


23
 Kegiatan administrasi publik mencakup
formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan
 Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah
untuk mengatur berbagai bidang kehidupan
dalam negara
 Analisis kebijakan publik adalah proses formulasi
berbagai alternatif kebijakan publik. dan
pemilihan alternatif keputusan yang terbaik
 Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai
disiplin ilmu seperti ilmu politik, ilmu
administrasi, ilmu ekonomi dan sebagainya
policy is whatever governments
 “Public
choose to do or not to do” (Dye in
Anderson, 1978:2)
1. Elite Theory
2. Institutionalism
3. Group Theory
4. Political System Theory
 Ilmu administrasi publik bukan seperti normal
science yaitu bukan suatu ilmu pengetahuan
yang bisa diurut asal usulnya menurut pohon
ilmu. Ilmu administrasi negara adalah ilmu
terapan dengan pendekatan interdisiplin. Norma
Riccucci (2010) menyebutnya sebagai
postnormal science yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan berbagai norma dan
tradisi. Jadi ilmu administrasi publik sebagai
postnormal science berarti dapat dipelajari
melalui berbagai lensa epistemologi dan
ontology.
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
27
 Ravetz (dalam Riccucci, 2010 :28)
mengatakan bahwa elemen penting
dalam analisis postnormal science adalah
memperhitungkan ketidakpastian sistem
(systems uncertainties) dan taruhan
keputusan (decision stakes).

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


28
Rasionalism

Interpretivism
(Antipositivism) Empiricism
Epistemic
Approaches to
Study in Public
Administration

Postmodernism Positivism
/Critical Theory
Postpositivism
Interpretivi Rationalism Empiricism Positivism Post Post
sm Positivism Modernism

Worldwide Knowledge Knowledge Through Through Through Social


views through Reason through Senses Empirical Conjecture Construction
Testing (dugaan)

History Normative Best Practices of Verification Subject to Scientific


Discourse Government Hypotheses falsification Approach to
Governance

Culture Conseptual Knowledge Driven by Use of Q Critical


Analysis through Immutable Methods Analysis
Experiences

Narrative Methaetical Pengetahuan: Explanatory Use of Mixed Cognitif Factor


Analysis Analysis -intuitif and Methods
-reflektif Nomothetic
-empirikal.

Experiances Based on Filsafat Metode Qualitative Ontological


Intuition. materialisme Induksi Traditions Presuppositions
(bendawi)
1. Mewakili tradisi filsafat yang berdasarkan pada hakekat
interpretasi pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibangun
melalui interpretasi menurut pandangan mereka
terhadap dunia, sejarah, budaya dan pengalaman
mereka. Ilmu pengetahuan tidak “exist independent of
consiousness”
2. Para interpretativist percaya bahwa perilaku manusia
dan sosial adalah sangat kompleks sehingga tidak
selalu bisa dikuantifikasi, karena itu nilai dan
pengalaman peneliti sangat penting dalam menguji
fenomena dan hasil tulisan. Sangat mengandalkan
metode enthografi dan analisis narasi
1. Adalah pandangan filosofis dalam mendapatkan
pengetahuan melalui akal. Dilain pihak, seorang
rasionalis percaya bahwa ilmu pengetahuan dilahirkan
berdasarkan intuisi.
2. Rasionalism berdasarkan pada kepercayaan bahwa
akal dan intelek adalah alat terbaik untuk konstruksi
tentang kebenaran dan kenyataan (truth and reality)
dari pada persepsi indera.
3. Manggunakan metode kualitatif seperti meta-ethical
inquiry dan conceptual analyses
1. Empirisme adalah suatu filosofi yang percaya pada
keberadaan kenyataan dan pengetahuan (reality and
knowledge) melalui pengalaman, terutama persepsi
indera. Mitos tentang empirisme adalah metodenya
adalah kuantitatif, tetapi sebenarnya bisa juga dengan
metode kualitatif seperti case study dan narative
1. Disebut juga sebagai logical positivism, adalah sebagai
pandangan filsafat yang berpendapat bahwa kenyataan
dapat dicapai dengan menguji secara empiris dan
memverifikasi hipotesis yang diturunkan secara logis.
2. Dalam hal ini ini, pengetahuan dan kenyataan didorong
oleh hukum universal yang tidak berubah, bebas dari
pengaruh si peneliti.
3. Penelitian positivis adalah explanatory dan naif
(nomothetic) karena berusaha menjelaskan variasi
fenomena, mengidentifikasi dan menciptakan hukum
umum atau universal atau standar universal atau
undang-undang
1. Postpositivisme berpendapat bahwa semua observasi
adalah tidak sempurna atau keliru (fallible) dan tidak akurat
(subject to inacuracies).
2. Ilmu pengetahuan dan riset dapat berusaha mencapai
realitas tetapi tujuannya tidak akan pernah bisa terwujud.
3. Postpositivisme mengakui keberadan kesalahan (error) dan
menganggap hasil atau temuan peneliian sebagai
kemungkinan sampai dipalsukan (probable until falsified).
4. Postpositivisme secara tradisional berdasarkan tradisi
kuantitatif terutama dalam kasus adminitrasi publik, tetapi
Crewell (2009) mengatakan bahwa postpositivisme tidak
hanya berdasarkan metode kuantitatif tetapi juga kualitatif
atau mixed methods
1. Postmodernis menginginkan pemikiran bebas dan
analisis-kritis (freethinking and critical analysis), ini
diambil berdasarkan sejumlah makna tergantung
konteks disiplin ilmu pengetahuan tetapi tidak ada
konsensus tetntang makna yang sebenarya.
2. Pada umumnya postmodernis menentang dan
medekonstruk teori dan asumsi-asumsi orthodoks
seperti tentang esensi representative bureaucracies
dan citra gender dalam administrasi publik.
3. Pemikiran postmodernisme mempertanyakan intuisi
sebagai mana yang kita ketahui dan menentang
prasangka ontologis (ontological presuppositions)
tentang masyarakat danindividu.
Prinsip-Prinsip Modern Postmodern
Planning 1. Short term perspective 1. Long term perspective
2. Planning lead to order 2. Planning lead to disorder
3. Vertical planning 3. Horizontal planning
4. Top-down focus 4. Internal and external
5. Worker is a cost stakeholders focus
6. Mass production 5. Worker is an investment
6. Flexible production
Organizing 1. One man one job and 1. Work teams, multiskilled
deskilled jobs workers
2. Labor-management 2. Labor-management cooperaton
confrontation 3. Flexible network with
3. Division of departments permeable boundaries
4. Tall is better 4. Flat is better
5. Homogeneity is strength 5. Diversity is strength
6. Top ha voice & diversity is 6. Many voices and diversity is an
tolerable asset
7. Efficiency increase with 7. Efficiency decrease with
specialization, specialization, formalization
formalization ,routinization, fragmentation,
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
,routinization, division of labor 37
Prinsip- Modern Postmodern
Prinsip
Inluencing 1. Authority vested in 1. Authority delegated to
superior leaders by teams
2. Extrinsic rewards and 2. Intrinsic, empowered,
punishment ownership over work
3. Surveillance process
mechanism everywhere 3. People are self-disciplined
4. Individual incentive 4. Team incentives
5. Discourse is white 5. Polyvocal/polylogic
male-based discourse
Leading 1. Theory X or Y 1. Theory S (Servant
2. Centralized with many Leadership)
layers and rules 2. Decentralized with few
3. Boss centered layers and wide spans
4. Tell them what to do 3. People centered
4. Visionary
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
38
Prinsip- Modern Postmodern
prinsip
Controlling 1. Centralized control 1. Decentralized control
2. End-of-line inspection 2. Quality control is
3. Micro surveillance everyone’s job
4. Red tape 3. Two-way surveillance
5. Lots of procedures, MBO 4. Cut red tape
& computers for 5. Dump procedures
surveillance 6. Train people
6. Train top of pyramid 7. Measure process criteria
7. Measure result criteria 8. Information is give to all
8. Hoard information 9. Self-control
9. Fear-based information

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


39
Ilmu administrasi publik adalah
ilmu yang kontekstual,yaitu ilmu
yang keberlakuannya tergantung
pada sistem politik, sistem
hukum dan sistem sosial dan
budaya di suatu negara

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


40
 Tulisanyang paling tua tentang ilmu
administrasi publik adalah tulisan
Woodrow Wilson yang berjudul The
Study of Administration (1887) dimana ia
menebut”administrasi” sebagai ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana
cara mengelola organisasi pemerintahan
agar lebih efisien

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


41
 Sama seperti ilmu sosial lainnya, pada
awalnya penekatan teori administrsi
negara/publik adalah pendekatan linear,
yaitu berdasarkan prinsip sebab-akibat,
oleh karena itu kemampuan kita
menyelesaikan masalah administrasi
negara tergantung kepada kemampuan
kita mempengaruhi faktor penyebab
masalah yang bersangkutan
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
42
Policy Formulation: Politics
(Choose and Instruct)

Policy Implementation:
Administrative (Deliver)

POLICY OUTPUT

ASUMSI:
 The ends or goals of administrative action were fixed by statue or
by directive of a responsible political official
 The administrative’s discretion
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmuextended
Administrasi only to decision on
43
 Pendekatan linear dalam ilmu
administrasi ini pada hakekatnya adalah
pendekatan tentang bagaimana cara
manajemen suatu organisasi agar lebih
efisien dan efektif mencapai tujuannya.

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


44
 Dalam literatur ilmu administrasi
(termasuk organisasi dan manajemen)
pendekatan linear ini mendominasi
pemikiran mazhab klasik dan neo-klasik
yang ditandai oleh keinginan
menemukan suatu cara terbaik (one best
way)bagi mengelola suatu organisasi
baik di sektor bisnis maupun di sektor
publik.
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
45
A discipline of seeing wholes. It is a
framework for seeing interrelationships
rather than linear cause-effect chains, for
seeing patterns of change rather than
static “snapshots”.

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


46
Sistem governance akan tetap
relevan dan efektif apabila
selalu menyesuaikan, inovatif
dan menyesuaikan dengan
perubahan kebutuhan
masyarakat di lingkungan
yang berubah
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
47
1. Era Dikotomi Politik dan Administrasi (1887-
1926)
2. Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937)
3. Era Tantangan (1938-1949)
4. Administrasi Publik sebagai Ilmu Administrasi
(1950-1970)
5. Administrasi sebagai domain Manajemen
(1970-sekarang)
6. Administrasi Publik sebagai domain Ilmu
Administrasi Publik (1970-sekarang)

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


48
 Prinsip Birokrasi dianggap terpisah dari Prinsip
Demokrasi, tetapi keduanya merupakan komplementer
 Governance adalah konsep adalah proses pengelolaan
berbagai bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik,
dll) dalam suatu negara dengan melibatkan berbagai
pihak yang berkepentingan, serta penggunaan sumber
daya (alam, keuangan, dan manusia) dengan cara yang
sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas.
 Baik institusi birokrasi (administrasi) maupun institusi
politik (demokrasi) harus menerapkan governance
yang baik
Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi
49
STATE and SOCIETY STATE and SOCIETY

Public Sector
Public Sector
Government
Government

Voluntary Voluntary
Business Sector Business Sector
Sector (civil society) Sector (civil
society)

Di negara yang sedang berkembang


Di negara maju

Pengantar Paradigma dan Teori Ilmu Administrasi


50

You might also like