Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Arman Razak, S.AP
(Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado)
Abstrac :
Postmodernism was originally born as a critical and reflective reaction against modernism
paradigm that is deemed failed to complete the Enlightenment project and led to the emergence of
various pathologies of modernity. Pauline M. Rosenau, in her study of postmodernism and social
sciences, noted at least five important reasons postmodernism lawsuit against modernism. Modernism
began to lose grounding praxis to fulfill the emancipatory promises aloud unvoicing ago. Modernism
once hailed as the liberator of man from the bondage of myths and idols oppressive medieval culture,
is now shown to actually handcuff man with the myths and new idols are even more oppressive and
enslaving.
Post Modern Public Administration Public service understood as a new flow of discourse (policy)
postmodern. The essence of the policy lies in the spirit of postmodern philosophy major in public
administration, that is most important in any political process (policy) is how the policy is effective and
participatory
Postmodern view of public administration, the idea of discourse points to the importance of the fight
constellation of social discourse as a critical attitude toward the complex dynamics of the public to
wisely addressed by policy makers. That discourse looked at each other administrators and citizens
engage with each other, not only in the rational self-interest relationship, the more they are involved as
participants build relationships like among humans.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modern sangat berhubungan dengan segala hal yang berbau massal. Melalui
proses mekanisasi, modern akan menghasilkan berbagai produk yang akan
diproduksi secara massal. Dengan adanya penemuan mesin cetak, maka buku –
buku dan kitab suci dicetak secara massal dan didistribusikan secara
cepat.Dalam era modern, media juga sangat sangat berkembang pesat akibat
dari penemuan mesin cetak. Penyampaian informasi juga lebih cepat dan
informatif karena memiliki output yaitu hasil cetakan.
Modern sangat erat kaitannya dengan revolusi industri.Pada masa itu muncul
penemuan – penemuan baru seperti mesin cetak dan sebagainya.Hal ini
mendorong orang untuk membuka pabrik dan menciptakan industrialisasi.
Sehingga akan muncul golongan – golongan di masyarakat seperti golongan
pekerja, golongan pemilik pabrik dan sebagainya. Impilikasi lainnya adalah
akantimbul golongan kaya dan miskin. Hal ini kemudian berdampak pada produk
yang dipakai masyarakat.Contohnya, perbedaan antara piring bangsawan / orang
kaya dengan piring rakyat bisasa / golongan pekerja. Pring orang – rang kaya
didesain sedemikian rupa dengan tambahan bordir atau ukiran di pinggirnya. Dan
ini sangat jauh berbeda dengan apa yang digunakan oleh para pekerja. Ini
menimbulkan stereotype bahwa seni hanya milik orang – orang berkelas.Hal ini
memunculkan suatu statement bahwa modernism menampilkan suatu desain
sebagai suatu industri.Desain merupakan suatu kreasi dari sebuah benda
fungsional yang diproduksi secara massal.
Modern juga melahirkan budaya dan seni pop.Pop merupakan kependekan
dari populer yang artinya semua orang tahu dan menggemarinya. Menurut
sejarah, seni pop dunia berakar dari gerakan dadaisme di Eropa pada tahun
1916. Gerakan ini merupakan gerakan anti seni yang melakukan pemberontakan
terhadap kaidah – kaidah seni yang telah mapan dengan jalan menciptakan
lecehan dan gebrakan baru yang tidak terikat lagi oleh unsur formal yang
dragmatis.
Postmodernisme pada awalnya lahir sebagai reaksi kritis dan reflektif
terhadap paradigma modernisme yang dipandang gagal menuntaskan proyek
Pencerahan dan menyebabkan munculnya berbagai patologi modernitas. Pauline
M. Rosenau, dalam kajiannya mengenai postmodernisme dan ilmu-ilmu sosial,
mencatat setidaknya lima alasan penting gugatan postmodernisme terhadap
modernisme.
Pertama, modernisme dipandang gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan ke
arah masa depan kehidupan yang lebih baik sebagaimana diharapkan oleh para
pendukungnya. Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri
dari kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan otoritas keilmuan demi
kepentingan kekuasaan. Ketiga, terdapat banyak kontradiksi antara teori dan
fakta dalam perkembangan ilmu-ilmu modern. Keempat, ada semacam keyakinan
bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang
dihadapi manusia. Namun ternyata keyakinan ini keliru dengan munculnya
berbagai patologi sosial. Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan
dimensi-dimensi mistis dan metafisis manusia karena terlalu menekankan atribut
fisik individu.
Dengan latar belakang demikian, modernisme mulai kehilangan landasan
praksisnya untuk memenuhi janji-janji emansipatoris yang dahulu lantang
disuarakannya. Modernisme yang dulu diagung-agungkan sebagai pembebas
manusia dari belenggu mitos dan berhala kebudayaan abad pertengahan yang
menindas, kini terbukti justru membelenggu manusia dengan mitos-mitos dan
berhala-berhala baru yang bahkan lebih menindas dan memperbudak.
B. Identifikasi Masalah
Pelayanan public masih menjadi persoalan di Indonesia, ada berbagai macam
pendekatan yang ditempuh untuk memperbaiki kualitas Pelayanan di Indonesia
salah satunya adalah Post Modern yang lahir sebagai pemikiran alternative untuk
meningkatkan mutu layanan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan
adalahSejauhmana pengaruh pemikiran postmodern dalam meningkatkan kualitas
Pelayanan public.
D. Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemikiran Post Modern dalam Pelayanan
Publik.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
KESIMPULAN
1. Postmodernisme pada awalnya lahir sebagai reaksi kritis dan reflektif terhadap
paradigma modernisme yang dipandang gagal menuntaskan proyek Pencerahan dan
menyebabkan munculnya berbagai patologi modernitas
2. Inti dari kebijakan postmodern terletak pada spirit utama dalam filsafat administrasi
publik, bahwa yang paling penting dalam setiap proses politik (kebijakan) adalah
bagaimana kebijakan tersebut efektif dan partisipatif
3. Administrasi publik postmodern memandang, ide tentang diskursus menunjuk pada
pentingnya konstelasi pertarungan wacana sosial sebagai sikap kritis terhadap
dinamika publik yang kompleks untuk disikapi secara arif oleh para penentu
kebijakan. Bahwa diskursus memandang administrator dan warga Negara saling
terlibat satu sama lain, tidak hanya sebatas pada hubungan kepentingan pribadi yang
rasional
4. pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan
oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun
pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Badu Ahmad “ Kondisi Birokrasi Di Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Pelayanan
Publik” Jurnal Administrasi Publik, Volume IV No. 1 PKP2A II LAN
Makassar, 2008
Yeremias T. Keban, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori dan
Isu (Edisi Pertama) Gava Media, Yogyakarta, 2004
http://www.artikelilmiah.tk/2013/06/rangkuman-dan-komentar-terhadap.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Administrasi_publik
http://www.google.co.id/