Professional Documents
Culture Documents
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
2
1. Implementasi RSPP
3
1. Implementasi RSPP
• Penyesuaian istilah
• Penghapusan menu isian Realisasi Indikator Output (Realisasi IKK)
• Penambahan dashboard, menu monitoring, dan metode perhitungan KRO
• Penyesuaian menu Evaluasi Kinerja Anggaran atas Aspek Konteks
Aplikasi • Penambahan struktur baru (KRO)
4
1. Implementasi RSPP
What’s next : mewujudkan pengukuran capaian kinerja yang lebih berbasis outcome
Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Dapat Dilakukan Setelah didapat Gambaran yang Jelas Hubungan Input-Output-Outcome
5
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Kebijakan Umum
1. Meningkatkan kualitas belanja yang lebih efisien, efektif, produktif dan bermanfaat > nyata bagi perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat;
2. Mendukung pelaksanaan reformasi struktural di bidang pembangunan sumber daya manusia khususnya di
bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial;
3. Menyelesaikan pembangunan infrastruktur strategis yang terkait dengan pelayanan dasar dan mendukung
produktivitas; dan
4. Mendukung reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.
1. Mendukung peningkatan profesionalisme, integritas, dan produktivitas pegawai dalam memberikan pelayanan
publik;
2. engendalian belanja dengan tetap mempertahankan daya beli dan konsumsi aparatur negara;
3. Melanjutkan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan layanan kepada masyarakat.
4. Meningkatan efisiensi belanja pegawai, seiring dengan kebijakan digitalisasi
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Kebijakan Belanja Barang
1. Melanjutkan upaya efisiensi belanja barang operasional dan belanja non prioritas sejalan
dengan pola kerja baru dan optimalisasi pemanfaatan IT;
2. Penyediaan belanja pemeliharaan untuk menjaga nilai aset dengan efisien;
3. Efisiensi belanja barang yang diserahkan kepada Pemda/Masyarakat (lebih fokus dan
sinergi dengan pendanaan lainnya)..
Kebijakan Belanja Modal
1. Mendukung pendanaan program prioritas dan strategis untuk pelayanan dasar dan
meningkatkan produktivitas secara selektif.
2. Mendukung agenda digitalisasi dan sektor strategis yang mempercepat pemulihan
ekonomi.
3. Pengembangan infrastruktur dasar pada Kawasan perbatasan tertinggal, terluar dan
terdepan (3T) serta permukiman kumuh perkotaan.
4. Mendukung akselerasi pembangunan energi terbarukan khususnya PLTS atap
Gedung Kementerian/Lembaga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Belanja Bantuan Sosial
1. Melanjutkan penyaluran bansos reguler seperti PKH, Kartu Sembako, KIP Kuliah,
dan bantuan premi PBI JKN;
2. Mendorong pelaksanaan integrasi program perlinsos secara bertahap, antara lain
integrasi PKH dan PIP, integrasi komponen lansia dan disabilitas ke dalam
program bansos lansia dan disabilitas di luar PKH, transformasi subsidi energi ke
bansos;
3. Melakukan verifikasi dan validasi DTKS secara regular dan mendorong
pembangunan sistem yang terintegrasi antara DTKS, Dukcapil, dan data terkait
lainnya:
4. Meningkatkan kualitas implementasi program melalui koordinasi antar
stakeholder, harmonisasi peraturan, dan meningkatkan pengawasan penyaluran
bansos.
2. Kebijakan Penganggaran 2022
1. Penguatan Redesain Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)
a. K/L agar melakukan penyempurnaan rumusan informasi kinerja sesuai pedoman penerapan RSPP
b. Anggaran untuk Belanja Operasional (Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional) dialokasikan
dengan menggunakan RO Layanan Perkantoran di dalam KRO Layanan Dukungan Manajemen Internal
c. Pemenuhan kebutuhan BMN sesuai RKBMN yang berpedoman pada Renstra K/L, Standar Barang dan
Standar Kebutuhan;
d. K/L agar memastikan keselarasan rumusan informasi kinerja dalam RKA-K/L dengan target-target kinerja di
dalam RKP dan Renja K/L
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan
13
1. Kebijakan Reward & Punishment
kepada K/L
dikategorikan REKAP K/L
SMART berdasarkan =
(60%) pagu: NILAI AKHIR DILAKUKAN
KINERJA BESAR
DAN PEMERINGKATAN
ANGGARAN IKPA SEDANG
(40%) KECIL NILAI KPBB
“SANGAT
K/L
BAIK”
KPPB NILAI KPPB
*bagi K/L tertentu
PERPRES
42/2020
PENGHARGAAN SANKSI
KINERJA PEMDA
PEMDA FINANSIAL FINANSIAL
NON-FINANSIAL NON-FINANSIAL
PTSP
3 K/L DENGAN NILAI TERTINGGI K/L DENGAN NILAI AKHIR
K/L DENGAN NILAI AKHIR
PADA MASING2 KATEGORI KURANG DAN SANGAT KURANG
SANGAT BAIK
KPPB
DISINSENTIF
PIAGAM / PUBLIKASI ANGGARAN TEGURAN TERTULIS/
*PIC: DJPK, Kemendagri dan BKPM INSENTIF PADA MEDIA MASA PUBLIKASI PADA
MEDIA MASA
15
DITETAPKAN OLEH MENKEU DALAM KMK
1. Kebijakan Reward & Punishment
What’s next : mewujudkan kebijakan Reward & Punishment yang lebih menantang
Reward & Punishment sebagai instrumen kebijakan untuk mendorong perbaikan dan penggunaan hasil evaluasi
1 Isian Error
2018
0,2%
2019
0,6%
2020
0,3%
2021
0,2%
c) Penetapan target yang terlalu rendah
2
3
<
> 0% s.d
0%
1%
0,0%
21,1%
0,0%
10,3%
0,0%
3,9%
0,0%
1,4% d)Kesalahan pengisian pada aplikasi,
4 > 1% s.d 50% 4,4% 3,5% 4,1% 1,7%
5
6
>
>
50%
60%
s.d
s.d
60%
80%
0,9%
2,8%
0,7%
2,2%
0,9%
2,8%
0,5%
1,4%
4.Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas data capaian output
7 > 80% s.d 90% 1,9% 1,8% 2,0% 1,2% satker yang dilaporkan, diperlukan adanya upaya untuk terus
8 > 90% s.d < 100% 3,8% 5,2% 5,8% 12,8%
9 = 100% 51,8% 54,2% 55,0% 48,4% memperbaiki kualitas informasi kinerja serta identifikasi dan
10 > 100% s.d 120% 2,4% 3,8% 4,7% 6,5%
11 > 120% s.d 200% 3,8% 6,1% 7,6% 13,2% analisis terhadap validitas data capaian kinerja, khususnya pada
12 > 200% 6,8% 11,6% 12,9% 12,6%
Total Output 182.402 191.450 155.876 229.534 data capaian output yang melebihi target.
2. EKA Reguler Tahun 2022
Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Aspek Manfaat
1.Hasil EKA Aspek Manfaat nasional tahun 2021 secara umum menunjukkan
adanya peningkatan Capaian Sasaran Strategis dan Capaian Sasaran Program
dibandingkan tahun 2020
2.Pada Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) tahun 2021 sebanyak 75%
telah tercapai sehingga menghasilkan rata-rata capaian sebesar 74,25%
periode 2018-2021. Dari 75% IKSS yang tercapai, sebanyak 14% capaiannya
melebihi target 120% dan cenderung meningkat sejak 2018
3.Pada Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) tahun 2021 sebanyak 80% telah
tercapai sehingga menghasilkan rata-rata capaian sebesar 77,94% periode
2018-2021. Dari 80% IKP yang tercapai, sebanyak 13% capaiannya melebihi
target 120% dan cenderung meningkat sejak 2018
Evaluasi sebagai salah satu instrument PBK harus dimanfaatkan guna mewujudkan continuous improvement
Pemahaman internal DJA bahwa EKA bukan Bimtek/workshop internal, diklat, Focused Group
sekedar formalitas Discussion
Bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi dalam rangka peningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi
anggaran pada objek yang dievaluasi dan sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan kualitas
kebijakan pada tahun selanjutnya.
Dalam pelaksanaannya evaluasi kinerja anggaran non-reguler turut melibatkan Direktorat Anggaran Bidang,
akademisi, praktisi, serta Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan tema yang ditentukan terutama
untuk pengumpulan data dan informasi di lapangan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas Evaluasi Kinerja Anggaran Non-Reguler, telah dikembangkan dua
pendekatan/metode baru:
1. pendekatan model logika (logic model),dan
2. Metode Cost Benefit Analysis
Pendekatan/Metode ini disusun dalam bentuk modul/pedoman sebagai salah satu pendekatan dalam
melaksanakan evaluasi.
3. EKA Non-Reguler
Topik Evaluasi Kinerja Anggaran Non-Reguler Tahun Sebelumnya
EKA Non-Reguler didesain khusus sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang tajam
Fleksibilitas EKA Non-Reguler terkait desain evaluasi, alat analisis, serta pelaksanaannya yang
melibatkan berbagai pihak membuat EKA Non-Reguler memiliki potensi besar untuk dapat
dikolaborasikan guna memperluas cakupan topik yang dievaluasi.
Perluasan cakupan topik evaluasi akan membuat EKA Non-Reguler menjadi lebih inklusif sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar guna meningkatkan kualitas penganggaran berbasis
kinerja dan mewujudkan value for money.
EKA Non-Reguler juga dapat digunakan untuk evaluasi sebelum kegiatan dilaksanakan (ex-ante
evaluation), saat kegiatan sedang berlangsung (on-going evaluation), atau setelah kegiatan selesai
(ex-post evaluation).
4. Integrasi Sistem Informasi
Tahun 2021
SAS/SAKTI
dan SMART
telah
menerapkan
kebijakan
interkoneksi
data capaian
RO
4. Integrasi Sistem Informasi
Meski begitu, sistem informasi monev masih terpisah dengan mekanisme
pelaporan yang berbeda-beda
• PPK merekam dan mengonsolidasikan seluruh data transaksi dan capaian RO di SAS
• KPPN memvalidasi data transaksi dan capaian RO,
1 • Jika terdapat kekurangan, akan dikembalikan ke satker untuk diperbaiki
• Jika benar dan maka akan disimpan di database OMSPAN dan diperhitungkan dalam IKPA
• Data 25 ribu RO diisikan oleh 19 ribu satker di seluruh Indonesia
• Data anggaran, realisasi, target, dan RVRO diisi secara manual oleh operator
• Data 25 ribu RO diisikan oleh penanggungjawab RO pada satker pusat berdasarkan data
sebaran RO satker
3 • Pengisian data tersebut dilakukan dengan mengacu pada aplikasi monev lain, atau aplikasi
monev internal K/L
4. Integrasi Sistem Informasi
What’s next : mewujudkan integrasi/keselarasan data antar-Sistem Informasi
Integrasi KRISNA-SAKTI di “hulu” perlu ditindaklanjuti dengan Integrasi SAS/OMSPAN – SMART – E-Monev di “hilir”
• Banyaknya aplikasi monev kinerja dengan mekanisme input yang berbeda membuat
data capaian output antar aplikasi berpotensi berbeda
• Hal tersebut juga membuat K/L harus melakukan input data pelaporan berulang kali
untuk sesuatu yang sama
• Untuk meminimalisir proses input data yang berulang dan kesalahan input data
diperlukan integrasi/interkoneksi data antar aplikasi monev.
• Data yang akan diinterkoneksikan adalah data anggaran, realisasi, target, dan
capaian RO yang sudah dikonfirmasi oleh satker serta operator Unit Eselon I
3 Penganggaran DKTP dan Prioritas
Pembangunan Kewilayahan di
Daerah
27
1. DASAR HUKUM DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN
01 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
03
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
28
2. RANCANGAN PERUBAHAN PERATURAN TTG DEKON DAN TP
❑ Sebagai turunan dari UU 32/2004 tentang Pemerintah ❑ Sebagai turunan dari UU 23/20014 tentang Pemerintah
Daerah dan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah (dalam draft RUU tentang Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tidak lagi
❑ Mengatur secara detail pengaturan tentang Dekonsentrasi mengatur substansi terkait Dana Dekonsentrasi dan
dan Tugas Pembantuan (16 Bab dan 81 Pasal).
Dana Tugas Pembantuan).
30
4. DIPA ALOKASI BELANJA PUSAT DI DAERAH
K/L
31
Alokasi dana Dekon dan TP TA 2021 dan 2022
Dekon TP
No Kementerian/Lembaga
2021 2022 2021 2022
1 010 KEMENDAGRI 101.020.000.000 2.850.000.000
2 018 KEMENTAN 1.269.685.150.000 651.836.810.000 5.532.918.801.000 2.586.361.398.000
3 019 KEMENPERIND 41.806.000.000 40.066.000.000
4 024 KEMENKES 1.191.952.189.000 1.093.811.443.000
5 026 KEMENAKER 110.221.436.000 128.898.534.000
6 027 KEMENSOS 233.618.485.000 233.618.485.000
7 029 KEMEN LHK 160.000.000.000 94.089.220.000
8 032 KEMEN KP 111.688.108.000 106.271.637.000 115.838.017.000 85.357.683.000
9 033 KEMEN PU & PERA 1.452.943.045.000 1.294.903.415.000
10 044 KEMEN KOP & UKM 107.493.904.000 433.718.919.000
11 055 KEMENPPN/BAPPENAS 31.115.821.000 32.368.712.000
12 057 PNRI 16.227.500.000 15.812.092.000
13 065 BKPM 15.000.000.000 10.000.000.000
14 067 KEMEN DES PDTT 144.233.848.000 131.070.780.000 358.975.021.000 190.275.819.000
15 068 BKKBN 16.400.265.000
16 090 KEMENDAG 55.697.809.000 40.300.000.000
17 092 KEMENPORA 114.300.000.000 80.000.000.000
32
❑ Konsolidasi Satker
SKPD penerima dana dekon/tp dari beberapa eselon I, mengelola DIPA sesuai jumlah eselon I yang
tidak duplikasi dan sinergi dengan alokasi untuk TKDD (DAK Fisik)
33
5. Ilustrasi Desain Sistem Eksisting dan Perubahan
Eksisting Perubahan
K/L K/L
34
Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
35
Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
Terima Kasih
081 1830 0931 anggaran.kemenkeu.go.id wise.kemenkeu.go.id
36