You are on page 1of 36

Direktorat Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan
Republik Indonesia

Evaluasi Kinerja Anggaran &


Dinamika Kebijakan Anggaran
TA 2022
Direktorat Sistem Penganggaran

Jakarta, 12 April 2022 1


1. Kebijakan Penganggaran TA 2022
dan Dinamikanya

2
1. Implementasi RSPP

Diatur melalui: Substansi Pengaturan:

Program/kegiatan dapat bersifat lintas


Peraturan Direktur Jenderal Anggaran
Nomor PER-5/AG/2021 tentang Juksunlah
RKA-K/L dan Pengesahan DIPA
Penerapan KRO dan RO

Perubahan/penambahan istilah dan/atau


Surat Bersama Kemenkeu No. S- definisi dalam Juksunlah Renja dan RKA-K/L
122/MK.2/2020 dan Kementerian
PPN/Bappenas No.
B.517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 tanggal
24 Juni 2020 tentang Pedoman RSPP Penambahan struktur: volume output program,
KRO, dan Indikator KRO

3
1. Implementasi RSPP

Dampak Implementasi RSPP Terhadap Evaluasi Kinerja Anggaran:

• PMK 214/2017 > PMK 22/2021


• Perdirjen 1/2018 > Perdirjen 7/2021
• Penyesuaian istilah
• Penyesuaian pengukuran capaian
Regulasi • Penyesuaian pengaturan

• Penyesuaian istilah
• Penghapusan menu isian Realisasi Indikator Output (Realisasi IKK)
• Penambahan dashboard, menu monitoring, dan metode perhitungan KRO
• Penyesuaian menu Evaluasi Kinerja Anggaran atas Aspek Konteks
Aplikasi • Penambahan struktur baru (KRO)

4
1. Implementasi RSPP
What’s next : mewujudkan pengukuran capaian kinerja yang lebih berbasis outcome
Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Dapat Dilakukan Setelah didapat Gambaran yang Jelas Hubungan Input-Output-Outcome

• Informasi outcome mana yang paling


tepat menjadi basis pengukuran?
RPJMN/RKP atau Renstra/Renja?

• Apakah struktur informasi kinerja


saat ini sudah memberikan gambaran
yang jelas keterkaitan output-
outcome?

• Sejauh mana ketersediaan data dan


kemampuan teknis yang dibutuhkan
untuk mengukur output-outcome?

• Apakah pengukuran efisiensi saat ini


sudah benar-benar dapat meng-
capture pengalokasian anggaran
yang baik?

5
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Kebijakan Umum
1. Meningkatkan kualitas belanja yang lebih efisien, efektif, produktif dan bermanfaat > nyata bagi perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat;
2. Mendukung pelaksanaan reformasi struktural di bidang pembangunan sumber daya manusia khususnya di
bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial;
3. Menyelesaikan pembangunan infrastruktur strategis yang terkait dengan pelayanan dasar dan mendukung
produktivitas; dan
4. Mendukung reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.

Kebijakan Belanja Pegawai

1. Mendukung peningkatan profesionalisme, integritas, dan produktivitas pegawai dalam memberikan pelayanan
publik;
2. engendalian belanja dengan tetap mempertahankan daya beli dan konsumsi aparatur negara;
3. Melanjutkan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan layanan kepada masyarakat.
4. Meningkatan efisiensi belanja pegawai, seiring dengan kebijakan digitalisasi
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Kebijakan Belanja Barang

1. Melanjutkan upaya efisiensi belanja barang operasional dan belanja non prioritas sejalan
dengan pola kerja baru dan optimalisasi pemanfaatan IT;
2. Penyediaan belanja pemeliharaan untuk menjaga nilai aset dengan efisien;
3. Efisiensi belanja barang yang diserahkan kepada Pemda/Masyarakat (lebih fokus dan
sinergi dengan pendanaan lainnya)..
Kebijakan Belanja Modal

1. Mendukung pendanaan program prioritas dan strategis untuk pelayanan dasar dan
meningkatkan produktivitas secara selektif.
2. Mendukung agenda digitalisasi dan sektor strategis yang mempercepat pemulihan
ekonomi.
3. Pengembangan infrastruktur dasar pada Kawasan perbatasan tertinggal, terluar dan
terdepan (3T) serta permukiman kumuh perkotaan.
4. Mendukung akselerasi pembangunan energi terbarukan khususnya PLTS atap
Gedung Kementerian/Lembaga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.
2. Kebijakan Penganggaran 2022
Belanja Bantuan Sosial

1. Melanjutkan penyaluran bansos reguler seperti PKH, Kartu Sembako, KIP Kuliah,
dan bantuan premi PBI JKN;
2. Mendorong pelaksanaan integrasi program perlinsos secara bertahap, antara lain
integrasi PKH dan PIP, integrasi komponen lansia dan disabilitas ke dalam
program bansos lansia dan disabilitas di luar PKH, transformasi subsidi energi ke
bansos;
3. Melakukan verifikasi dan validasi DTKS secara regular dan mendorong
pembangunan sistem yang terintegrasi antara DTKS, Dukcapil, dan data terkait
lainnya:
4. Meningkatkan kualitas implementasi program melalui koordinasi antar
stakeholder, harmonisasi peraturan, dan meningkatkan pengawasan penyaluran
bansos.
2. Kebijakan Penganggaran 2022
1. Penguatan Redesain Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)
a. K/L agar melakukan penyempurnaan rumusan informasi kinerja sesuai pedoman penerapan RSPP
b. Anggaran untuk Belanja Operasional (Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional) dialokasikan
dengan menggunakan RO Layanan Perkantoran di dalam KRO Layanan Dukungan Manajemen Internal
c. Pemenuhan kebutuhan BMN sesuai RKBMN yang berpedoman pada Renstra K/L, Standar Barang dan
Standar Kebutuhan;
d. K/L agar memastikan keselarasan rumusan informasi kinerja dalam RKA-K/L dengan target-target kinerja di
dalam RKP dan Renja K/L

2. Pengamanan kegiatan tertentu


a. Belanja TIK
b. Mendorong pelaksanaan integrasi program Perlinsos secara bertahap, antara lain integrasi PKH dan PIP
c. Program/Kegiatan/Rincian Output yang berkaitan dengan Riset mengacu pada Peraturan Presiden Nomor
38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional.
d. Upaya percepatan penurunan stunting mengacu pada Strategi Nasional Penurunan Stunting.
2. Kebijakan Penganggaran 2022)
• Pencadangan anggaran (automatic adjustment) sebesar 5% pada tiap Kementerian/Lembaga (K/L).
• Automatic adjustment dilakukan dengan mencantumkan beberapa KRO/RO/kegiatan K/L dalam catatan
halaman IV DIPA (blokir).
2. Kebijakan Penganggaran 2022)

Dampak Kebijakan Penganggaran Terhadap Evaluasi Kinerja Anggaran:

Evaluasi kinerja anggaran non regular perlu dilakukan agar


kebijakan kebijakan penganggaran dapat berjalan baik
pada tataran pelaksanaan penganggaran

Evaluasi Kinerja Anggaran aspek implementasi alokasi


anggaran yang diblokir (AA)
• Undang undang nomor 23 tahun 2014 tentang Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 2 Tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-
Undang;

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 sebagaimana telah diubah dengan


248/PMK.07/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
2. Evaluasi Kinerja Anggaran

13
1. Kebijakan Reward & Punishment

Dasar Hukum dan Tujuan


• UU Nomor 6 Tahun 2021 tentang APBN TA 2022
Pasal 18 >> “Dalam rangka efisiensi dan efektivitas anggaran kementerian
negara/lembaga, Pemerintah melaksanakan kebijakan pemberian penghargaan
dan/atau pengenaan sanksi atas kinerja anggaran kementerian negara/lembaga
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
• Perpres Nomor 42 Tahun 2020 tentang Pemberian Penghargaan dan/atau
Pengenaan Sanksi kepada K/L dan Pemda
• PMK Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan
dan/atau Pengenaan Sanksi atas Kinerja Anggaran K/L
1. Kebijakan Reward & Punishment
Skema Kebijakan
Penghargaan dan Sanksi NILAI AKHIR,

kepada K/L
dikategorikan REKAP K/L
SMART berdasarkan =
(60%) pagu: NILAI AKHIR DILAKUKAN
KINERJA BESAR
DAN PEMERINGKATAN
ANGGARAN IKPA SEDANG
(40%) KECIL NILAI KPBB
“SANGAT
K/L
BAIK”
KPPB NILAI KPPB
*bagi K/L tertentu
PERPRES
42/2020
PENGHARGAAN SANKSI
KINERJA PEMDA
PEMDA FINANSIAL FINANSIAL
NON-FINANSIAL NON-FINANSIAL
PTSP
3 K/L DENGAN NILAI TERTINGGI K/L DENGAN NILAI AKHIR
K/L DENGAN NILAI AKHIR
PADA MASING2 KATEGORI KURANG DAN SANGAT KURANG
SANGAT BAIK

KPPB
DISINSENTIF
PIAGAM / PUBLIKASI ANGGARAN TEGURAN TERTULIS/
*PIC: DJPK, Kemendagri dan BKPM INSENTIF PADA MEDIA MASA PUBLIKASI PADA
MEDIA MASA

15
DITETAPKAN OLEH MENKEU DALAM KMK
1. Kebijakan Reward & Punishment
What’s next : mewujudkan kebijakan Reward & Punishment yang lebih menantang
Reward & Punishment sebagai instrumen kebijakan untuk mendorong perbaikan dan penggunaan hasil evaluasi

1.Nilai Kinerja Anggaran (NKA) secara nasional pada


tingkat K/L, Unit, dan Satker menunjukkan kenaikan
tahun 2018-2021.

2.Hal ini mengindikasikan peningkatan awareness dan


compliance pengisian capaian kinerja melalui SMART.

3.Apakah kenaikan NKA telah diimbangi dengan


perbaikan kualitas informasi kinerja? Perbaikan
efisiensi penggunaan anggaran? Apakah target kinerja
telah ditetapkan secara SMART dan menantang?
Apakah hasil evaluasi tahun sebelumnya telah
ditindaklanjuti dan tercermin dalam nilai NKA?
2. EKA Reguler Tahun 2022
Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Aspek Implementasi
No Uraian 2018 2019 2020 2021
1.NKA 2018-2021 menunjukkan tren kenaikan yang
Jumlah Output Pada Range Capaian
mengindikasikan peningkatan awareness dalam melaporkan
1 No Kinerja K/LRange Capaian (%)
Nilai 85,32 92,57 92,93 93,17
2018 2019 2020 2021 capaian kinerja melalui SMART
2 Nilai
1 Kinerja Unit
Isian Error 79,58
333 88,731.143 88,31 514 89,55 481
3 2 Kinerja
Nilai < Satker 0% 52,200 74,67 0 75,13 0 87,39 63
4 3
Penyerapan
4
> Anggaran
>
0%
1%
s.d
s.d
1%
50%
38.474
91,7%
8.061
92,1%19.812
6.639
94,6% 6.022
6.453
95,5% 3.238
3.924
2.Sebagian besar capaian output berada pada zona hijau (61,0%
5 Konsistensi Atas RPD
5 > 50% s.d 60% 80,5%
1.709 80,9%
1.381 83,7% 1.37788,2% 1.045 dari total output), selain itu, capaian output yang melebihi target
6 Capaian
6 Keluaran
> 60%Programs.d 80% 84,63
5.154 94,694.140 94,67 4.34091,46 3.118
7 7
Efisiensi > 80%
Keluaran Programs.d 90% 3.476
2,84 3.452
7,04 7,53 3.063 3,29 2.765
pada zona biru juga cenderung meningkat setiap tahun
8 > 90% s.d < 100% 6.978 9.970 9.037 29.468
8 Capaian Output 48,79 76,74 76,60 97,18
9
9
Efisiensi
10
=
Output
> 100% s.d
100%
120%
94.500
-5,90
4.414
103.726
4,09
7.313
85.805 111.133
4,25 7.309 7,37 14.985 3.Capaian output yang melebihi 100% mengindikasikan beberapa
11 > 120% s.d 200% 6.901 11.583 11.808 30.409
hal antara lain:
12 > 200% 12.402 22.291 20.148 28.905
Pagu (Rp Triliun) 923,37 943,45 1.118,18 1.235,72
Total Output
Realisasi (Rp Triliun)
182.402
846,56
191.450
868,86 1.057,74
155.876 229.534
1.180,12 a)Optimalisasi pencapaian target kinerja
Jumlah Output pada Range Capaian / Total Output
b)Pengalokasian anggaran yang terlalu tinggi
No Range Capaian (%)

1 Isian Error
2018
0,2%
2019
0,6%
2020
0,3%
2021
0,2%
c) Penetapan target yang terlalu rendah
2
3
<
> 0% s.d
0%
1%
0,0%
21,1%
0,0%
10,3%
0,0%
3,9%
0,0%
1,4% d)Kesalahan pengisian pada aplikasi,
4 > 1% s.d 50% 4,4% 3,5% 4,1% 1,7%
5
6
>
>
50%
60%
s.d
s.d
60%
80%
0,9%
2,8%
0,7%
2,2%
0,9%
2,8%
0,5%
1,4%
4.Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas data capaian output
7 > 80% s.d 90% 1,9% 1,8% 2,0% 1,2% satker yang dilaporkan, diperlukan adanya upaya untuk terus
8 > 90% s.d < 100% 3,8% 5,2% 5,8% 12,8%
9 = 100% 51,8% 54,2% 55,0% 48,4% memperbaiki kualitas informasi kinerja serta identifikasi dan
10 > 100% s.d 120% 2,4% 3,8% 4,7% 6,5%
11 > 120% s.d 200% 3,8% 6,1% 7,6% 13,2% analisis terhadap validitas data capaian kinerja, khususnya pada
12 > 200% 6,8% 11,6% 12,9% 12,6%
Total Output 182.402 191.450 155.876 229.534 data capaian output yang melebihi target.
2. EKA Reguler Tahun 2022
Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Aspek Manfaat

1.Hasil EKA Aspek Manfaat nasional tahun 2021 secara umum menunjukkan
adanya peningkatan Capaian Sasaran Strategis dan Capaian Sasaran Program
dibandingkan tahun 2020

2.Pada Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) tahun 2021 sebanyak 75%
telah tercapai sehingga menghasilkan rata-rata capaian sebesar 74,25%
periode 2018-2021. Dari 75% IKSS yang tercapai, sebanyak 14% capaiannya
melebihi target 120% dan cenderung meningkat sejak 2018

3.Pada Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) tahun 2021 sebanyak 80% telah
tercapai sehingga menghasilkan rata-rata capaian sebesar 77,94% periode
2018-2021. Dari 80% IKP yang tercapai, sebanyak 13% capaiannya melebihi
target 120% dan cenderung meningkat sejak 2018

4.IKSS dan IKP memiliki karakteristik outcome/impact sehingga banyak distorsi


time lag saat melaporkan capaian kinerja. Oleh karena itu perlu identifikasi dan
analisis mendalam terhadap mekanisme serta waktu perolehan data capaian
guna meningkatkan validitas data capaian kinerja yang dilaporkan.
2. EKA Reguler Tahun 2022
Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Aspek Konteks
1. Hasil EKA Aspek Konteks nasional tahun 2021 secara umum
menunjukkan masih adanya permasalahan informasi kinerja
sebagaimana tabel di samping
2. Saat ini telah diatur standardisasi KRO-RO generik dalam
Juksunlah RKA-K/L. Namun masih terdapat KRO-RO pada
program dukman yang belum sesuai standar. Variasi
informasi kinerja program dukman pada level IKP, OP, IOP,
KRO & RO perlu dilakukan standardisasi agar dapat dilakukan
benchmarking anggaran dan memudahkan pengukuran
kinerja.
3. Pada masing-masing K/L masih terdapat rumusan informasi
kinerja terkait penelitian, pengembangan, dan penerapan
(Litbangrap). Sebagaimana Perpres 78/2021 dan Perpres
104/2021 informasi ini perlu dipindahkan ke BRIN.
4. Hasil EKA Aspek konteks dapat digunakan sebagai salah satu
acuan untuk meningkatkan kualitas informasi kinerja
anggaran. Langkah perbaikan informasi kinerja sebagaimana
ketentuan perlu dikoordinasikan dengan masing-masing mitra
DJA dan BAPPENAS
2. EKA Reguler Tahun 2022
What’s next : mengoptimalkan pemanfaatan hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Reguler

Evaluasi sebagai salah satu instrument PBK harus dimanfaatkan guna mewujudkan continuous improvement

Masukan Tindak Lanjut


Penyesuaian waktu penutupan aplikasi SMART
Waktu pelaksanaan EKA, agar timing-nya sesuai
dari 20 Februari menjadi 15 Januari T+1

Hasil EKA dapat benar-benar digunakan sebagai


Kajian/reviu kebijakan, diskusi terkait kebutuhan,
salah satu bahan penyusunan anggaran tahun
improvement konten laporan serta hasil analisis
berikutnya (reviu baseline dan alokasi)

Pemahaman internal DJA bahwa EKA bukan Bimtek/workshop internal, diklat, Focused Group
sekedar formalitas Discussion

Pemahaman K/L agar memperhatikan kualitas


Laporan EKA Aspek Konteks, laporan dan
pelaporan dan waktu pelaksanaan sesuai
bimtek triwulanan, surat himbauan
ketentuan

Survey, reviu kebijakan, Focused Group


Memastikan hasil EKA telah dimanfaatkan
Discussion, improvement konten laporan,
dengan optimal
improvement menu aplikasi
3. EKA Non-Reguler
EKA Non-Reguler Didesain Khusus untuk memperdalam topik tertentu dengan mempertimbangkan hasil
evaluasi kinerja anggaran reguler, isi-isu strategis, mandatori, berulang, dan/atau prioritas lainnya.

Bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi dalam rangka peningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi
anggaran pada objek yang dievaluasi dan sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan kualitas
kebijakan pada tahun selanjutnya.

Dalam pelaksanaannya evaluasi kinerja anggaran non-reguler turut melibatkan Direktorat Anggaran Bidang,
akademisi, praktisi, serta Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan tema yang ditentukan terutama
untuk pengumpulan data dan informasi di lapangan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas Evaluasi Kinerja Anggaran Non-Reguler, telah dikembangkan dua
pendekatan/metode baru:
1. pendekatan model logika (logic model),dan
2. Metode Cost Benefit Analysis

Pendekatan/Metode ini disusun dalam bentuk modul/pedoman sebagai salah satu pendekatan dalam
melaksanakan evaluasi.
3. EKA Non-Reguler
Topik Evaluasi Kinerja Anggaran Non-Reguler Tahun Sebelumnya

2019 2020 2021

• Evaluasi program • Bantuan • Program Padat


stunting Pemerintah sektor Karya Kementan
• Evaluasi Tanaman Pangan • Program Keluarga
penyelesaian • Pembangunan dan Harapan
perkara pidana Pemberdayaan • Program Penyiaran
• Evaluasi Program Masyarakat Desa Publik LPP TVRI
Tol Laut • Program • Anggaran Regulasi
Pembinaan dan Kementerian ESDM
Pemberdayaan Tahun 2016-2021
Kemasyarakatan
• Dampak Program
Pengembangan
Kepariwisataan
• Prioritas Nasional
Kemenkeu
3. EKA Non-Reguler
What’s next : memperluas cakupan dan mendorong optimalisasi pemanfaatan EKA Non-Reguler

EKA Non-Reguler didesain khusus sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang tajam

Fleksibilitas EKA Non-Reguler terkait desain evaluasi, alat analisis, serta pelaksanaannya yang
melibatkan berbagai pihak membuat EKA Non-Reguler memiliki potensi besar untuk dapat
dikolaborasikan guna memperluas cakupan topik yang dievaluasi.

Perluasan cakupan topik evaluasi akan membuat EKA Non-Reguler menjadi lebih inklusif sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar guna meningkatkan kualitas penganggaran berbasis
kinerja dan mewujudkan value for money.

EKA Non-Reguler juga dapat digunakan untuk evaluasi sebelum kegiatan dilaksanakan (ex-ante
evaluation), saat kegiatan sedang berlangsung (on-going evaluation), atau setelah kegiatan selesai
(ex-post evaluation).
4. Integrasi Sistem Informasi

Tahun 2021
SAS/SAKTI
dan SMART
telah
menerapkan
kebijakan
interkoneksi
data capaian
RO
4. Integrasi Sistem Informasi
Meski begitu, sistem informasi monev masih terpisah dengan mekanisme
pelaporan yang berbeda-beda

No Instansi Aplikasi Mekanisme Pelaporan Capaian RO

• PPK merekam dan mengonsolidasikan seluruh data transaksi dan capaian RO di SAS
• KPPN memvalidasi data transaksi dan capaian RO,
1 • Jika terdapat kekurangan, akan dikembalikan ke satker untuk diperbaiki
• Jika benar dan maka akan disimpan di database OMSPAN dan diperhitungkan dalam IKPA
• Data 25 ribu RO diisikan oleh 19 ribu satker di seluruh Indonesia

• Data anggaran, realisasi, dan target RO terisi otomatis dari OMSPAN


• Data RVRO satker dialirkan dari Data RVRO yang dilaporkan oleh operator PPK melalui
aplikasi SAS/OMSPAN
2 • Terhadap aliran data tersebut, operator satker SMART dimungkinkan untuk melakukan
koreksi
• Jika terdapat koreksi, maka Unit Eselon I akan melakukan approval. Jika tidak, automatically
approved by system

• Data anggaran, realisasi, target, dan RVRO diisi secara manual oleh operator
• Data 25 ribu RO diisikan oleh penanggungjawab RO pada satker pusat berdasarkan data
sebaran RO satker
3 • Pengisian data tersebut dilakukan dengan mengacu pada aplikasi monev lain, atau aplikasi
monev internal K/L
4. Integrasi Sistem Informasi
What’s next : mewujudkan integrasi/keselarasan data antar-Sistem Informasi
Integrasi KRISNA-SAKTI di “hulu” perlu ditindaklanjuti dengan Integrasi SAS/OMSPAN – SMART – E-Monev di “hilir”

• Banyaknya aplikasi monev kinerja dengan mekanisme input yang berbeda membuat
data capaian output antar aplikasi berpotensi berbeda

• Hal tersebut juga membuat K/L harus melakukan input data pelaporan berulang kali
untuk sesuatu yang sama

• Untuk meminimalisir proses input data yang berulang dan kesalahan input data
diperlukan integrasi/interkoneksi data antar aplikasi monev.

• Data yang akan diinterkoneksikan adalah data anggaran, realisasi, target, dan
capaian RO yang sudah dikonfirmasi oleh satker serta operator Unit Eselon I
3 Penganggaran DKTP dan Prioritas
Pembangunan Kewilayahan di
Daerah

27
1. DASAR HUKUM DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN

01 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

02 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman


Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan

03
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan

28
2. RANCANGAN PERUBAHAN PERATURAN TTG DEKON DAN TP

PP NO. 7 TAHUN 2008 DEKONSENTRASI RPP DEKONSENTRASI DAN TUGAS


DAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBANTUAN

❑ Sebagai turunan dari UU 32/2004 tentang Pemerintah ❑ Sebagai turunan dari UU 23/20014 tentang Pemerintah
Daerah dan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah (dalam draft RUU tentang Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tidak lagi
❑ Mengatur secara detail pengaturan tentang Dekonsentrasi mengatur substansi terkait Dana Dekonsentrasi dan
dan Tugas Pembantuan (16 Bab dan 81 Pasal).
Dana Tugas Pembantuan).

❑ Peraturan Pelaksanaan: ❑ Mengatur secara ringkas tentang Dekonsentrasi dan


PMK 156/2008 diubah dengan PMK 248/2010 ttg Tugas Pembantuan (8 Bab dan 28 Pasal). Pengaturan
Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas lebih teknis mengikuti ketentuan peraturan
Pembantuan perundangan yang terkait.
Rekomendasi MK ttg Keseimbangan Pendanaan untuk ❑ Perlu perubahan PMK yang mengatur mengenai Dana
Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dekonsetrasi dan Tugas Pembantuan
❑ Prinsip Pendanaan kegiatan, ❑ Prinsip Pendanaan kegiatan
1. Dekonsentrasi untuk kegiatan bersifat Non Fisik 1. Dekonsentrasi untuk kegiatan bersifat Binwas
2. Tugas Pembantuan bersifat Fisik. 2. Tugas Pembantuan untuk urusan pemerintahan
konkuren
29
3. JENIS ALOKASI BELANJA PUSAT DI DAERAH

▪ Kegiatan Satker Pusat Kementerian/Lembaga yang dilaksanakan di daerah


▪ Kegiatan Satker Vertikal Kementerian/Lembaga di Daerah
▪ Dana Dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
pemerintah sebagai pelimpahan wewenang dari Pemerintah
▪ Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan oleh daerah (prov/kab/kota)
berupa penugasan dari Pemerintah dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan

30
4. DIPA ALOKASI BELANJA PUSAT DI DAERAH

K/L

Sekjen KL UE I (A) UE I (B)

Menjalankan Menjalankan: Menjalankan:


Program Dukman 1. Program Dukman 1. Program Dukman
2. Program Teknis A 2. Program Teknis B

Satker SEKJEN Satker DITJEN A Satker DITJEN B Satker Pusat


Menjalankan Menjalankan Menjalankan
1.Program Dukman 1.Program Dukman 1.Program Dukman

KANWIL XX (UE KANWIL XX (UE


SKJ) KANWIL XX (UE A)
B) Satker Vertikal
Menjalankan Menjalankan Menjalankan
1.Program Dukman 1.Program Dukman 1.Program Dukman
2.Program Teknis A 2.Program Teknis B

DINAS YY (UE1 A) DINAS YY (UE1 B)


Menjalankan Satker Dekon/TP
Menjalankan
1.Program Teknis A 1.Program Teknis B

31
Alokasi dana Dekon dan TP TA 2021 dan 2022
Dekon TP
No Kementerian/Lembaga
2021 2022 2021 2022
1 010 KEMENDAGRI 101.020.000.000 2.850.000.000
2 018 KEMENTAN 1.269.685.150.000 651.836.810.000 5.532.918.801.000 2.586.361.398.000
3 019 KEMENPERIND 41.806.000.000 40.066.000.000
4 024 KEMENKES 1.191.952.189.000 1.093.811.443.000
5 026 KEMENAKER 110.221.436.000 128.898.534.000
6 027 KEMENSOS 233.618.485.000 233.618.485.000
7 029 KEMEN LHK 160.000.000.000 94.089.220.000
8 032 KEMEN KP 111.688.108.000 106.271.637.000 115.838.017.000 85.357.683.000
9 033 KEMEN PU & PERA 1.452.943.045.000 1.294.903.415.000
10 044 KEMEN KOP & UKM 107.493.904.000 433.718.919.000
11 055 KEMENPPN/BAPPENAS 31.115.821.000 32.368.712.000
12 057 PNRI 16.227.500.000 15.812.092.000
13 065 BKPM 15.000.000.000 10.000.000.000
14 067 KEMEN DES PDTT 144.233.848.000 131.070.780.000 358.975.021.000 190.275.819.000
15 068 BKKBN 16.400.265.000
16 090 KEMENDAG 55.697.809.000 40.300.000.000
17 092 KEMENPORA 114.300.000.000 80.000.000.000

32
❑ Konsolidasi Satker

SKPD penerima dana dekon/tp dari beberapa eselon I, mengelola DIPA sesuai jumlah eselon I yang

memberikan dana dekon/TP

❑ Harmonisasi Belanja K/L dan TKDD (DAK Fisik)

Alokasi belanja Kementerian/Lembaga yang berbasis kewilayahan (dilaksanakan di daerah) harus

tidak duplikasi dan sinergi dengan alokasi untuk TKDD (DAK Fisik)

33
5. Ilustrasi Desain Sistem Eksisting dan Perubahan
Eksisting Perubahan
K/L K/L

Sekjen KL UE I (A) UE I (B) Sekjen KL UE I (A) UE I (B)

Menjalankan Menjalankan: Menjalankan: Menjalankan Menjalankan: Menjalankan:


Program Dukman 1. Program Dukman 1. Program Dukman 1. Program Dukman 1. Program Dukman 1. Program Dukman
2. Program Teknis A 2. Program Teknis B 2. Program Teknis A 2. Program Teknis A 2. Program Teknis B
3. Program Teknis B
Satker SEKJEN Satker DITJEN A Satker DITJEN B
Satker SEKJEN Satker DITJEN A Satker DITJEN B
Menjalankan Menjalankan Menjalankan
1.Program Dukman 1.Program Dukman Menjalankan Menjalankan Menjalankan
1.Program Dukman
1.Program Dukman 1.Program Dukman 1.Program Dukman
2. Program Teknis A 2.Program Teknis B
KANWIL XX (UE KANWIL XX (UE KANWIL XX (UE SKJ)
SKJ) KANWIL XX (UE A)
B) Menjalankan
Menjalankan Menjalankan Menjalankan 1.Program Dukman
1.Program Dukman 1.Program Dukman 1.Program Dukman 2.Program Teknis A
2.Program Teknis A 2.Program Teknis B 3. Program Teknis B
DINAS YY (UE1 A) DINAS YY (UE1 B) DINAS YY (UE SKJ)
Menjalankan Menjalankan Menjalankan
1.Program Teknis A 1.Program Teknis B 1.Program Teknis A
2. Program Teknis B

34
Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia

Dalam rangka implementasi zona integritas dan wilayah bebas


korupsi (ZIWBK), Direktorat Sistem Penganggaran berkomitmen
untuk selalu memberikan layanan secara
GRATIS (Gampang, Responsif, Amanah,
Terpadu, Inovatif, Sinergi)

35
Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia

Terima Kasih
081 1830 0931 anggaran.kemenkeu.go.id wise.kemenkeu.go.id

14090 ext.2 Ditjen Anggaran pengaduan.dja@kemenkeu.go.id


Telp. (021) 3866116
hai.anggaran@kemenkeu.go.id ditjenanggaran
WhatsApp 0811 8300 931

36

You might also like