You are on page 1of 9

PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN

LOAN DEPOSIT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET


PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK

Oleh :
IVAN AGUSTIYANSYAH
NIM. 2011051071.
(FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KUNINGAN)
ABSTRACT
Banks in obtaining operating income, one of which can be measured by
Return on Assets (ROA), the bank requires the ability to meet credit demand. This
capability is called the Loan to Deposit Loan (LDR). Each level has a credit
facility that realization of benefit payments of loan principal or interest by the
debtor which vary according to the product assets. In fact, not all the credit can
be restored completely and timely means it will appear a risk known as the Non
Performing Loan (NPL) where the credit risk can occur at any bank. Based on the
information, the researchers formulate problem, namely: (1) How does the nonperforming loans on Return On Asset banking 2005-2014 period ?, (2) How does
the Loan to Deposit Ratio Return On Asset banking ?, and the period 2005-2014 (
3) How will jointly Non Performing Loan and Loan to Deposit Ratio Return on
Asset banking 2005-2014 period ?. In accordance with the formulation of the
problem, then the purpose of this study were (1) To know the effect of nonperforming loans of the banking Return On Asset 2005-2014 period, (2) To know
the effect of the Loan to Deposit Ratio Return On Asset banking 2005-2014
period, and (3) To know the effect of jointly Non Performing Loan and Loan to
Deposit Ratio Return on Asset banking 2005-2014 period.
This research method using quantitative methods. While the sample used
in the study are the financial statements. Bank Rakyat Indonesia. Tbk period
2005-2014. The data analysis was done by simple linear regression analysis.
The results showed that (1) Loan to Deposit Ratio (LDR) has no effect on
return on assets, (2) Non Performing Loan (NPL) has no effect on return on
assets, and (3) Loan to Deposit Ratio (LDR) and Non Performing Loan (NPL) has
no effect on Return on Assets.
Keywords: Non-Performing Loan (NPL), Load Deposit Ratio (LDR) and Return
On Asset

PENDAHULUAN
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan (Michelle dan
Megawati, 2005). Sedangkan rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008). Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari pendapatan operasional Bank. Pada
dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba/keuntungan dari hasil penjualan dan pendapatan
investasi dan rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi suatu perusahaan. salah satu
rasio yang dapat menunjukkan pendapatan adalah Return on Asset (ROA). Return
on Asset adalah Rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba
dengan total asset perusahaan, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan
asset yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Setiap bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai lembaga
keuangan yang memberikan kredit terhadap debitur pasti akan menghadapi suatu
risiko. Siamat (2005) menyatakan, risiko usaha atau business risk bank merupakan
tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima.
Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian
pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang
dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang diinginkan.
Bank dalam memperoleh pendapatan operasional maka bank membutuhkan
kemampuan memenuhi permintaan kredit. Kemampuan ini dinamakan Loan to
Deposit Loan (LDR). Mulyono (2001) menjelaskan Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat
(kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Loans Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan
yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Dari penelitian yang telah dilakukan Luh Eprima
Dewi (2015) menunjukkan bahwa Loan to Deposit Loan (LDR) memberikan
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap profitabilitas pada Bank Swasta,
artinya semakin tinggi LDR maka semakin tinggi pula profitabilitas atau
sebaliknya semakin rendah LDR maka semakin rendah pula profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas Pengaruh
Non Performing Loan dan Loan Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk .
LANDASAN TEORI
A; Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2002) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya.
Sejalan dengan pengertian tersebut, menurut Atmajaya (2004) bahwa : Rasio

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam menghasilkanlaba.
Selanjutnya menurut Kasmir (2008), Rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Pada dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
Menurut Iswi Hariyani (2010), penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif faktor profitabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut :
1; Return On Asset (ROA)
2; Return On Equity (ROE)
3; Net Interest Margin (NIM)
4; Biaya Operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO)
5; Perkembangan laba operasional
6; Komposisi portofolio aktiva produktif dan diverifikasi pendapatan
7; Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
8; Prospek laba operasional
B; Return On Assets (ROA)
Menurut Brigham dan Houston (2001), Rasio laba bersih terhadap total
aktiva mengukurpengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.
Menurut Horne dan Wachowicz (2005:235), ROA mengukur efektivitas
keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk
menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Horne dan Wachowicz
menghitung ROA dengan menggunakan rumus laba bersih setelah pajak dibagi
dengan total aktiva.
Bambang Riyanto (2001) menyebut istilah ROA dengan Net Earning
Power Ratio (Rate of Return on Investment/ROI) yaitu kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
neto. Keuntungan neto yang beliau maksud adalah keuntungan neto sesudah
pajak.
Return On Asset adalah Rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan
antara laba dengan total asset perusahaan, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi
pengelolaan asset yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Rasio ROA
dapat dirumuskan sebagai berikut:
L a b a bersih
R O A=
X 100
T o t al Aktiva
C; Non Performing Loan (NPL)
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi
pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi
kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bungabunga yang telah disepakati keduabelah pihak dalam perjanjian kredit

(Dendawijaya, 2005). Kredit bermasalah menurut bank Indonesia merupakan


kredit yang digolongkan ke dalam Kolektibilitas Kurang Lancar (KLL), diragukan
(D), dan macet (M) (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Risiko kredit (default risk) juga dapat terjadi akibat kegagalan atau
ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima
dari bank serta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau
dijadwalkan. Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank
untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang
besar (Siamat, 2005).
NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (kriteria kurang
lancar, diragukan, macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank (Siamat,
2005). NPL mencerminkan rasio kredit. Semakin kecil NPL maka semakin kecil
pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam melakukan kredit
harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali
kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan
terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam
memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan dan pengikatan terhadap
agunan untuk memperkecil risiko kredit (Ali, 2004).
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004NPL dirumuskan sebagai berikut :
J u ml a h K r e d it B e r m a s al a h
x 1 00
NPL =
T ot al K r edit
D; Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan
dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang
menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan
dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan request) nasabahnya. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan
bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak
likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid
dengan kelebihan dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa, 1999).
LDR adalah rasio antara seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank.
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank membayar kembali penarikan
yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinngi rasio ini semakin rendah pula
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini karena jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga
merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian
praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah
sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya,
2005).
Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut :
K r edit
L D R=
x 10 0
D a n a P ih a k K e t i g a

METODE PENELITIAN
A; Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian
ini, peneliti ingin mengetahui atau menjelaskan ada atau tidaknya hubungan
kausal antara variabel-variabel yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis
yang diajukan. Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian penjelasan
(explanatory research).
B; Populasi dan Sampel
Sampel menurut Sugiono (2000), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan dari PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk. periode 2005-2014 dengan teknik sampel Purposive Sampling.
Dimana menurut Sugiyono (2000) bahwa : Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan objek penelitian.
C; Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukand dengan menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda. Berdasarkan variabel X1, X2 pada objek penelitian, untuk dapat
membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus
tersedia.Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan
persamaan melalui perhitungan. Maka didapat persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y
:
Variabel terikat ( Profitabilitas)
X1
:
Variabel bebas X1 (Non Performing Loan)
X2
:
Variabel bebas X2 (Loan Deposit Ratio)
a
:
Konstanta
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada data yang didapatkan oleh penulis, penulis melakukan
pengolahan data sehingga penulis dapat menggambarkan dan membandingkan
variabel-variabel yang penulis teliti. Pengolahan data tersebut berupa koefisien
korelasi dan analisis yang mendukung penulis dalam menganalisis.
Penelitian ini fokus pada pengaruh NPL dan LDR terhadap profitabilitas
PT. Bank BRI Tbk. Periode 2005-2014. Maka peneliti menganalisis kinerja
keuangan PT. Bank BRI Tbk. Periode 2005-2014. Hasil pengolahan data terhadap
kinerja keuangan PT. Bank BRI Tbk. periode 2005-2014 diperoleh data sebagai
berikut:
NPL, LDR dan ROA
PT. Bank BRI (Persero).TBk
Periode 2005 s.d. 2014
No
Tahun
NPL
LDR
ROA
1;
2005
4,69
67,8
3,1
2;
2006
4,83
63,1
2,8

3;
4;
5;
6;
7;
8;
9;
10;

2007
3,45
61,0
2,4
2008
2,78
71,5
2,4
2009
3,52
72,6
2,3
2010
2,78
66,7
2,8
2011
2,31
65,7
3,3
2012
1,8
68,1
3,4
2013
1,55
74,4
3,2
2014
1,69
68,8
3,1
Sumber : BEI, 2015
Berdasarkan data di atas, NPL periode 2005-2014 menunjukkan trand
penurunan yang signifikan dari 4,69 pada tahun 2005 menjadi 1,69 pada tahun
2014. Rasio LDR mengalami fluktuasi pada periode 2005-2014 namun secara
umum LDR periode 2005-2014 menunjukkan trand yang stabil 61% 72%.
Sedangkan ROA pada periode 2005-2014 mengalami fluktuasi peningkatan dan
penurunan pada kisaran 2,3 sampai 3,4.
Hasil analisis terhadap pada setiap tahunnya dengan mkenggunakan
analisis regresi linier berganda, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,524 - 0,173X1- 0,017X2
Nilai konstanta pada persamaan sebesar 4,524 menunjukkan bahwa
apabila semua variabel independen (NPL dan LDR) dianggap bernilai 0 maka
besarnya profitabilitas adalah sebesar 4,524. Nilai koefisien regresi NPL sebesar 0,173 artinya apabila NPL mengalami kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel
lainnya dianggap konstan, maka profitabilitas mengalami penurunan sebesar
0,173. Nilai koefisien regresi LDR sebesar -0,017 artinya apabila LDR mengalami
kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka
profitabilitas mengalami penurunan sebesar 0,017.
Besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat
dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,209. Dengan demikian
berarti bahwa pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan Deposit Ratio
(LDR) mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas pada PT. Bank BRI
(Persero).Tbk periode tahun 2005 sampai 2014 sebesar 20,9%. Pengaruh ini
dianggap sangat kecil, namun tetap dalam kinerja keuangan sekecil apapun
pengaruh yang diberikan oleh suatu faktor tetap harus diperhatikan pengaruhnya.
Kegiatan usaha yang paling utama dari suatu bank adalah melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari
bank itu sendiri, dari deposan/nasabah, pinjaman dari bank lain maupun Bank
Indonesia, dan dari sumber lainnya. Sedangkan, kegiatan penyaluran dana dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi
dalam bentuk aktiva tetap dan inventaris. Kegiatan penghimpunan dana bank
sebagian besar bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito berjangka.
Berkaitan dengan kegiatan usaha bank tersebut, bank agar dapat
memperoleh keuntungan maka bank harus dapat menjalankan kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana tersebut. Non Perfoming Loan (NPL) dan
Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio yang selalu menjadi

pertimbangan bank dalam menentukan rasio Return On Assets (ROA). LDR


menunjukkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana yang terhimpun
sedangkan NPL menunjukkan tingkat kredit macet. Sehingga untuk memperoleh
rasio Return On Assets (ROA) yang tinggi maka bank harus mampu menyalurkan
dana yang terhimpun semaksimal mungkin dan menghindari kredit macet.
Hasil analisis regresi linier berganda dan pengujian statistik maka
diperoleh gambaran bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing
Loan (NPL) secara simultan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
rasio Return On Assets (ROA) pada PT. Bank BRI (Persero). Tbk. periode 20052014. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian dengan uji F yang memperoleh
nilai Fhitung sebesar 0,926 dan nilai Ftabel sebesar 4,460 sehingga Fhitung < Ftabel maka
H3 ditolak artinya variabel bebas (Loan to Deposit Ratio dan Non Performing
Loan) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Return On
Assets) pada PT. Bank BRI (Persero).Tbk.
Rendahnya rasio LDR disatu sisi menunjukkan pendapatan bank yang
semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi mampu membayar
permintaan nasabah untuk menarik dananya yang disimpan dan memberikan
konsekuensi meningkatnya risiko yang harus ditanggung bank berupa
meningkatkan rasio Non Performing Loan atau Credit Risk yang mengakibatkan
bank mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang telah dititipkan oleh
nasabah karena kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah.
Di sisi lain, tinggi rasio LDR menunjukkan bahwa bank memiliki
kemampuan untuk mengembanlikan dana pihak ketiga tetapi menyebabkan bank
memiliki banyak dana menganggur atau tidak produktif yang apabila tidak
dimanfaatkan dapat menghilangkan kesempatan bank untuk memperoleh
pendapatan sebesar-besarnya dan menunjukkan bahwa fungsi utama bank sebagai
financial intermediary tidak berjalan.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Luh Eprima Dewi (2015),
berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan bahwa Net Interest Margin (NIM),
Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Loan
(NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hal tersebut, pada sisi pasiva bank harus mampu memenuhi
kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada
sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.
Bila kedua aspek atau salah satu aspek ini tidak dapat dipenuhi, maka bank akan
kehilangan kepercayaan masyarakat. Oleh sebab itu, bank dalam mempertahankan
tingkat LDR dan NPL tidak hanya memperhatikan ROA akan tetapi lebih penting
lagi harus memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi ROA.
Bank dalam mencari keuntungan dari menyalurkan dana perlu
mempertimbangkan risiko yang dihadapi sehingga dana tidak berhenti pada kredit
macet. Selain itu, bank dalam menyalurkan dana perlu memperhatikan
kemampuan dalam mengembalikan dana nasabah yang disimpan sehingga tidak
menimbulkan bank menjadi tidak dapat kepercayaan masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN


A; Kesimpulan
Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, maka penelitian dapat
menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1; Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
2; Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
3; Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) tidak
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
B; Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, saran-saran penulis sampaikan
sebagai berikut:
1; Hendaknya BRI memperhatikan tingkat LDR, hal ini karena tingginya LDR
memperbesar resiko NPL. Sehingga kondisi ini akan menurunkan rasio
Return On Asset (ROA) bank karena dengan meningkatnya NPL maka akan
menurunkan angka modal lancar.
2; Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan
menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk
penelitian yang akan datang.
3; Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen
yang masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang digunakan dalam
penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitianpenelitian
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmajaya, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi.
Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE Yogyakarta.
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II.
Jakarta:Salemba Empat.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen.
Keuangan. Penerbit Salemba 4, Jakarta.
Kasmir. 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Latumaerissa, Julius R, 1999. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum.
Jakarta : Bumi Aksara.
Luh Eprima Dewi, 2013. Skripsi: Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL
Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional

Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).


Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Michelle dan Megawati. 2005. Tingkat Pengembalian Investasi dapat Diprediksi
Melalui Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage. Kumpulan Jurnal
Ekonomi.com.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sugiono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfhabeta.
Sutrisno. 2002. Studi Manajemen Laba (Earnings Management) Evaluasi
Pandangan Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya.
KOMPAK. No, 5 Mei, hal 158179.
Taswan, SE. M.Si. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi.
Yogyakarta: STIM YKPN Yogyakarta
Teguh Pudjo Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil.
Yogyakarta: BPFE.

You might also like