Professional Documents
Culture Documents
Hadirin Jamaah Shalat Gerhana yang dicintai oleh Allah
Marilah sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah Subhanahu Wataala dengan sebenar-benar taqwa, yaitu
berusaha istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan demikian, mudah-mudahan
kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat ridlo dan
maunah dari Allah Subhanahu Wataala di dunia maupun di akhirat.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah
Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (QS.
Fushilat: 41)
Intinya
khutbah
di
atas
adalah,
Nabi shallallahu
alaihi
wa
sallam melakukan shalat sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat terdapat 2
kali ruku dan 2 kali sujud. Jadi keseluruhan rakaat shalat gerhana terdapat
4 kali ruku dan 4 kali sujud. Demikianlah tata cara shalat gerhana
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan inilah riwayat yang shahih yang
lebih kuat dari riwayat lainnya.
( )
2
Maksudnya: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua bukti tandatanda kebesaran Allah Taala di mana kedua-duanya terjadi bukan karena
kematian atau hidupnya seseorang. Maka apabila kamu melihat gerhana
berdoalah
kepada
Allah,
bertakbirlah,
dirikanlah
shalat
dan
bersedekahlah(H.R. Imam Bukhori)
Apa yang kita tunggu mari kita segera menjemput hidayah Allah dan
bertaubat dengan sebenar-benarnya bertaubat untuk meraih cinta dan
kasih-Nya.
Kita mohon kepada Allah keselamatan dan semoga kita dihindarkan dari
berbagai kedzoliman dan marabahaya. Semoga Allah menganugerahkan
pada kita taubat yang ikhlas, dan semoga Allah memberi kita taufik dalam
perkataan dan perbuatan sehingga kita menjadi hamba-Nya yang
senantiasa istiqomah menjalankan perintah-Nya.
Khutbah Kedua
:
.
.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua aamien.
-
: -
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana
matahari pada masa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW melakukan
shalat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama
sekira panjang surat Al-Baqarah, kemudian beliau SAW ruku' cukup lama,
kemudian bangun cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang
pertama. Kemudian beliau ruku' lagi dengan cukup lama tetapi tidak
selama ruku' yang pertama. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lebih utama bila pada rakaat pertama pada berdiri yang pertama setelah
Al-Fatihah dibaca surat seperti Al-Baqarah dalam panjangnya.
Sedangkan berdiri yang kedua masih pada rakaat pertama dibaca surat
dengan kadar sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran.
Sedangkan pada rakaat kedua pada berdiri yang pertama dibaca surat
yang panjangnya sekitar 250-an ayat, seperti An-Nisa. Dan pada berdiri
yang kedua dianjurkan membaca ayat yang panjangnya sekitar 150-an
ayat seperti Al-Maidah.
Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Terjadi gerhana matahari dan Rasulullah SAW
melakukan shalat gerhana. Beliau beridri sangat panjang sekira membaca
surat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku' sangat panjang lalu berdiri lagi
dengan sangat panjang namun sedikit lebih pendek dari yang pertama.
Lalu ruku' lagi tapi sedikit lebih pendek dari ruku' yang pertama. Kemudian
beliau sujud. Lalu beliau berdiri lagi dengan sangat panjang namun sidikit
lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku' panjang namun sedikit
lebih pendek dari sebelumnya.(HR. Bukhari dan Muslim).