You are on page 1of 24

PENGARUH CSR DAN GCG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN INTELLECTUAL CAPITAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI


Bella Rafina
Yvonne Augustine

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine: The effect of CSR on firm


performance, the effect of corporate governance on corporate performance, the effect of
CSR on the performance of companies with human capital as moderating variable, the
effect of CSR on firm performance with the structure of capital as moderating variables,
the effect of CSR on firm performance with customer/relation capital as moderating
variable, the effect of corporate governance on corporate performance with human
capital as moderating variable, the effect of corporate governance on corporate
performance with customer/relation capital as moderating variable, the effect of GCG
on the performance of companies with capital structure as moderating variable. There
are four companies that were taken in this study. Measurement study using a
questionnaire. The method of analysis in this research is simple regression analysis and
multiple regression analysis.
The results of this study indicate that the CSR & GCG variable positive and
significant effect on the performance of companies in improving corporate
performance. And moderating variables, namely Intellectual Capital which break down
into human capital, customer/relation capital, capital structure was not able to
moderate variable CSR and GCG on the Performance of the Firm.
Keyword: CSR, GCG, Intellectual Capital, Firm Performance

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan akuntansi yang pesat, membuat laporan akuntansi dijadikan sebagai
laporan pertanggungjawaban pada pemilik modal ataupun pemegang saham. Para
pemilik modal yang mementingkan laba, cenderung memaksakan orang-orang di dalam
perusahaan untuk bekerja keras, demi menjaga laba perusahaan agar tetap meningkat,
tanpa memikirkan kesejahteraan para pekerjanya. Saat perusahaan sangat berkembang,
munculah kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan dimana-mana. Perusahaan

diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal


tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat luas, serta lingkungan alam. Seiring
dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholder perusahaan maka
konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Karena itulah,
timbul suatu konsep atau strategi yang disebut sebagai Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate Social Responsibiliy (CSR).
Davis (1960) dan McGuire (1963) berpendapat bahwa perusahaan tidak hanya
tanggung jawab ekonomi dan hukum, tetapi juga orang-orang sosial tertentu yang
melampaui kewajiban ekonomi dan hukum (Bedenik, 2012). Seperti yang didefinisikan
oleh McWilliams dan Siegel (2001) dalam Choi (2014), tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tindakan yang diarahkan menyediakan baik sosial yang berada di
luar kepentingan perusahaan, dan yang tidak wajib di bawah hukum yang ada. Dua
karakteristik yang membedakan tanggung jawab sosial perusahaan dari investasi
perusahaan lain yang orientasinya terhadap kesejahteraan sosial dan hubungan
pemangku kepentingan (Barnett, 2007 dalam Kamal, 2010).
Selain karena CSR menjaga keseimbangan kehidupan dan lingkungan, CSR juga
dipercaya dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Seperti yang
dikemukakan oleh Comincioli, Poddi, Vergalli (2012) perusahaan yang menerapkan
CSR, yang lebih berbudi luhur, memiliki kinerja jangka panjang yang lebih baik.
Namun disisi lain, Heneetigala (2011) mengatakan dalam penelitian nya bahwa tidak
ada hubungan yang ditemukan pada CSR di tahun 2007 untuk tindakan berbasis
akuntansi atau berbasis pasar dari variabel kinerja perusahaan. Dan tidak ada pengaruh
yang ditemukan di Chile, negara yang paling maju di penelitian Amini (2015).
Pembahasan yang cukup erat kaitannya dengan Corporate Social Responsibility
adalah Good Corporate Governance (GCG). GCG sendiri adalah cara mengelola
perusahaan dengan baik yang melibatkan pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Tujuan dari sistem tata kelola perusahaan adalah untuk secara bersamaan meningkatkan
kinerja perusahaan dan akuntabilitas sebagai sarana untuk menarik sumber daya
keuangan dan manusia pada istilah terbaik mungkin dan mencegah kegagalan
perusahaan (Bhandari, 2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Corporate Governance memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Seperti yang ditemukan oleh Bhandari

(2014) bahwa mekanisme corporate governance memiliki peran penting untuk


meningkatkan kinerja tetapi faktor-faktor lain seperti tanggung jawab sosial perusahaan,
debt equity ratio dan iklan juga penting untuk mempengaruhi kinerja. Dan Azeem
(2013) menemukan bahwa tata kelola perusahaan yang berkualitas secara signifikan
menentukan kinerja perusahaan. Sedangkan penelitian menurut Dabor (2015)
menyatakan bahwa large board mengurangi profitabilitas terutama ketika board
didominasi dengan direktur eksekutif, sementara board independence memang memiliki
dampak yang signifikan terhadap profitabilitas. Keragaman board gender tidak
memiliki dampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Akhirnya, hasil
menunjukkan bahwa struktur kepemilikan tidak memiliki dampak signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan. Dan dari hasil penelitian di India menyatakan bahwa ketika
boards didominasi oleh direksi dalam, itu meningkatkan kinerja perusahaan. Hubungan
negatif ini juga dapat dikaitkan dengan fakta bahwa konsep dewan independen
merupakan fenomena baru bagi perusahaan India dan sebagainya, mungkin butuh
beberapa tahun lagi untuk memiliki dampak penting pada kinerja perusahaan.
Selanjutnya, frekuensi rapat dewan sebagai ukuran intensitas kegiatan dewan memiliki
hubungan afirmatif dengan kedua ukuran kinerja. Implikasinya adalah bahwa ketika
dewan direksi lebih sering bertemu, mereka cenderung untuk meningkatkan kinerja
perusahaan (Arora, 2012)
Sumber daya perusahaan tidak hanya berupa sumber daya yang berwujud, tetapi
juga sumber daya yang tidak berwujud yang jarang, tidak ternilai, tidak tergantikan dan
tak ada hentinya (Alipour, 2012). Dibawah kondisi seperti ini, asset tak berwujud dan
intellectual capital adalah dua faktor kunci kesuksesan perusahaan (Alipour, 2012).
Selain itu, ekonomi baru pada dasarnya bergantung pada pengetahuan dan informasi,
yang telah menyebabkan peningkatan perhatian terhadap modal intelektual (Anghel,
2008 dalam Alipour 2012). Meskipun literatur pada intellectual capital telah dibangun
di atas pernyataan bahwa intellectual capital adalah sumber utama keunggulan
kompetitif atau kinerja di tingkat perusahaan, sedikit yang diketahui tentang bagaimana
seharusnya proses itu menyangkut efek spesifik intellectual capital pada kinerja
perusahaan (Cao, 2015).
Menurut Alipour (2012), value added intellectual capital dan komponenkomponennya berdampak signifikan positif dengan kinerja perusahaan. Untuk dapat
mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya tujuan suatu perusahaan

maka perlu adanya suatu motivasi agar kinerja perusahaan dapat meningkat, terutama
kepada karyawan yang merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan memenuhi keinginan-keinginan karyawan antara lain: gaji atau
upah yang baik, pekerjaan yang aman, suasana yang kondusif, penghargaan terhadap
pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah
yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang di hargai masyarakat atau mengupayakan
insentif yang besarnya proposional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai
dengan jenjang karir, karena insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para
karyawan agar selalu ada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masingmasing.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Corporate Social Responsibility mempengaruhi kinerja perusahaan?
2) Bagaimana Good Corporate Governance mempengaruhi kinerja perusahaan?
3) Bagaimana Corporate Social Responsibility mempengaruhi kinerja perusahaan
dengan dimoderasi oleh Intellectual Capital?
4) Bagaimana Good Corporate Governance mempengaruhi kinerja perusahaan
dengan dimoderasi oleh Intellectual Capital?

3. Tujuan Penelitian
1) Untuk membuktikan bagaimana Corporate Social Responsibility mempengaruhi
kinerja perusahaan.
2) Untuk membuktikan bagaimana Good Corporate Governance mempengaruhi
kinerja perusahaan
3) Untuk membuktikan bagaimana Corporate Social Responsibility mempengaruhi
kinerja perusahaan dengan dimoderasi oleh Intellectual Capital.
4) Untuk membuktikan bagaimana Good Corporate Governance mempengaruhi
kinerja perusahaan dengan dimoderasi oleh Intellectual Capital.

4. Manfaat Penelitian
1) Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi manajemen perusahaan sebagai
gambaran mengenai pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan

untuk

meningkatkan

kesadaran

manajemen

perusahaan

untuk

mengkomunikasikan aktivitas ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dan juga tata


kelola perusahaan yang akan mempengaruhi keefektifan perusahaan dalam
menjalankan manajerialnya.
2) Bagi calon investor
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

perspektif

baru

dalam

mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi


yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.
3) Bagi penulis
Untuk memperoleh pemahaman akan pengaruh ketaatan terhadap CSR dan
GCG, dalam upaya pengembangan perusahaan. Dan juga memberikan penulis
wawasan yang lebih luas menngenai tanggung jawab sosial perusahaan.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan

Banyak pihak yang memperdebatkan mengenai pengaruh CSR terhadap kinerja


perusahaan, yang membuat beberapa peneliti pun menemukan hasil yang beragam..
Menerapkan CSR akan menangkap perhatian konsumen karena CSR sendiri dapat
meningkatkan citra perusahaan dan konsumen otomatis akan melihat perusahaan
sebagai perusahaan yang baik dan ikut berkontribusi terhadap masyarakat dengan ikut
mengedepankan keseimbangan sosial dan lingkungan. Dengan hal itu, reputasi
perusahaan juga akan terangkat. Dan otomatis penjualan dan pendapatan perusahaan
juga akan meningkat karena konsumen akan tertarik untuk membeli produk-produk
perusahaan. Dan hal itu otomatis meningkatkan jumlah saham yang akan ditanam oleh
investor terhadap perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Adanya pengaruh positif CSR terhadap kinerja perusahaan
Pengaruh GCG terhadap Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan dapat meningkat jika perusahaan menjalankan tata kelola nya
dengan baik. Dengan menerapkan GCG, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan

kecurangan karena prinsip-prinsip GCG yang menjunjung tinggi transparansi,


akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Dengan menerapkan prinsipprinsip GCG, perusahaan lagi-lagi akan mendapatkan reputasi yang baik, sehingga para
investor lebih mempercayakan investasinya. Perusahaan juga akan mengambil
keputusan yang baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Dari
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan jika GCG dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dengan hipotesa sebagai berikut:
H2: Adanya pengaruh positif GCG terhadap kinerja perusahaan
Pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi oleh Intellectual
Capital
Intellectual Capital adalah intangible asset yang penting dan berperan besar dalam
kemajuan perusahaan dan juga bagian dari pengetahuan yang dapat memberi manfaat
bagi perusahaan. Manfaat disini berarti bahwa pengetahuan tersebut mampu
menyumbangkan sesuatu atau memberikan kontribusi yang dapat memberi nilai tambah
dan kegunaaan yang berbeda bagi perusahaan. Intellectual Capital terdiri dari tiga aspek
yaitu human capital, structure capital, dan relation capital.
Amini dan Bianco (2015) menyatakan bahwa menurut hipotesis dampak sosial, tiga
saluran dapat menjelaskan hubungan positif antara CSR dan kinerja perusahaan. Ini
adalah: meningkatkan produktivitas karyawan dengan menyediakan lingkungan kerja
yang lebih baik (Turban dan Greening, 1997); meningkatkan manajerial know-how dan
sehingga meningkatkan efisiensi organisasi Orlitzky et al, 2003).; meningkatkan
reputasi sosial, kepercayaan (Bowman dan Haire, 1975), citra merek dan daya saing
produk (Porter dan Van derLinde, 1995).
Berdasarkan kutipan diatas, jika CSR dilaksanakan oleh perusahaan, otomatis
kesejahteraan karyawan akan terpenuhi. Dengan terpenuhinya kesejahteranaan
karyawanyang mana karyawan termasuk di dalam stakeholderkaryawan akan
bekerja dengan lebih baik untuk menjalankan operasional perusahaan. Pengaruh CSR
diperkuat oleh human capital yang mana dapat memberi dampak positif terhadap
kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan tadi, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3A: Adanya pengaruh positif CSR terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Human Capital
Begitu juga dengan meningkatkan manajerial know-how agar dapat meningkatkan
efisiensi organisasi yang disebutkan di kutipan diatas berkaitan dengan struktur internal

organisasi. Jika kemampuan seorang pemimpin baik dan mau mengayomi para
karyawan nya, otomatis kinerja perusahaan dapat meningkat. Pemimpin dengan
kemampuan, keahlian, keterampilan, dan pengetahuan yang baik akan memimpin
bawahan nya dengan baik pula. Pengaruh CSR diperkuat oleh structure capital yang
mana dapat memberi dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan
penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3B: Adanya pengaruh positif CSR terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Structure Capital
Masyarakat adalah konsumen yang juga pada akhirnya akan membeli dan
menikmati produk yang diproduksi oleh perusahaan. Penerapan CSR dalam hal ini
dapat berupa memproduksi barang yang berkualitas. Citra merk dan daya saing sangat
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk-produk perusahaan. Produk dengan
citra yang baik otomatis akan dibeli banyak konsumen. Setelah itu produk tersebut akan
terkenal di pasaran, sehingga konsumen yang belum tahu otomatis sudah percaya karena
rumor baik yang beredar di masyarakat. Tidak hanya hubungan perusahaan dengan
konsumen, melainkan hubungan antara perusahaan dan pemerintah juga. Jika hubungan
perusahaan dan pemerntahan baik maka akses untuk melakukan operasional perusahaan
dapat berjalan mudah juga. Dengan terciptanya hal-hal seperti itu perusahaan telah
menerapkan Customer/Relation Capital dengan baik. Pengaruh CSR diperkuat oleh
customer/relation capital yang mana memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3C: Adanya pengaruh positif CSR terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Customer/Relation Capital
Pengaruh GCG terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi oleh Intellectual
Capital
GCG sangat penting untuk diterapkan di perusahaan. Sama pentingnya seperti
Intellectual Capital yang merupakan intangible assets yang sangat penting demi
kelangsungan operasional perusahaan. Sumber perusahaan dapat mengambil beberapa
bentuk seperti modal atau sumber daya keuangan, intellectual capital adalah keuntungan
dari setiap organisasi. Mereka merupakan komponen vital dan aset strategis; mereka
mengolah pertumbuhan dan manajemen yang efisien merupakan faktor penting dari
kinerja yang sukses. Oleh karena itu, tidak cukup lagi bagi perusahaan untuk
memperoleh modal manusia (Safieddine, Jamali, dan Noureddine, 2009). Tata kelola

perusahaan

bertanggung

jawab

untuk

menciptakan,

mengembangkan,

dan

memanfaatkan intellectual capital yang berada di masyarakat, struktur, dan berbagai


proses perusahaan (Keenan dan Agestam, 2001 dalam Safieddine, Jamali, dan
Noureddine, 2009). GCG memiliki tanggung jawab untuk merumuskan fokus strategis,
yang melibatkan dirinya dalam keputusan kritis tentang, pemantauan pengelolaan, dan
menjadi bertanggung jawab untuk investasi gesit dari intellectual capital perusah
Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4A: Adanya pengaruh positif GCG terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Human Capital
H4B: Adanya pengaruh positif GCG terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Customer/Relation Capital
H4C: Adanya pengaruh positif GCG terhadap kinerja perusahaan dengan dimoderasi
oleh Structure Capital

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang memakai uji hipotesis yaitu
penelitian yang dilakukan unuk memahami permasalahan secara lebih mendalam atau
untuk mengembangkan teori yang sudah ada berdasarkan kuesioner yang akan disebar
ke beberapa perusahaan. Jika kita simak penelitian kali ini yang berupa pengujian
hipotesis dan banyaknya variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen,
serta variabel moderating yang turut memoderasi antara variabel dependen dan
independen. Maka tipe hubungan antara variabelnya yaitu hubungan korelasional.
Pengaturan studi di dalam penelitian ini adalah non-contrived situation.
Penelitian ini dibuat unuk mengetahui pengaruh CSR dan GCG terhadap kinerja
keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan yang tercantum di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015, dan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun

2015 dan menerapkan prinsip CSR dan GCG juga

menekankan konsep Intellectual Capital di dalamnya. Responden yang dituju adalah


karyawan yang sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 5 tahun. Jadi time horizon
yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian ini menggunakan metode nonprobabilita sampling, yaitu purposive sampling.

2. Variabel dan Pengukuran


a. Variabel Dependen
Penelitian ini juga mengukur Kinerja Perusahaan dengan teknik kuesioner yang
disebar ke beberapa perusahaan. Perbedaan nya adalah peneliti menyebarkan
kuesioner online dan offline selain ke manajer perusahaan perbankan, peneliti juga
menyebarkan kuesioner kepada karyawan di dalam perusahaan tersebut.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Dimana setiap pertanyaan
yang diberikan kepada para responden, pernyataan Sangat Tidak Setuju akan diberi
nilai 1, jika tidak setuju akan diberi nilai 2, dan jika setuju diberikan nilai 3, terakhir
jika responden sangat setuju dengan pernyataan atau pertanyaan yang diberikan
akan diberi nilai 4.
Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari kepuasan konsumen, loyalitas
konsumen, perkembangan perusahaan, dan juga pertumbuhan penjualan perusahaan.

b. Variabel Independen

1) CSR
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
dependen (terikat). Salah satu variabel independen dalam penelitian ini adalah
CSR. Penelitian ini mengukur CSR dengan teknik kuesioner yang disebar ke
beberapa perusahaan. Peneliti menyebarkan kusioner online dan offline kepada
pihak manajaer perusahaan perbankan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Dimana setiap
pertanyaan yang diberikan kepada para responden, pernyataan Sangat Tidak
Setuju akan diberi nilai 1, jika tidak setuju akan diberi nilai 2, dan jika setuju
diberikan nilai 3, terakhir jika responden sangat setuju dengan pernyataan atau
pertanyaan yang diberikan akan diberi nilai 4. Di dalam kuesioner akan
ditanyakan mengenai beberapa aspek, seperti aspek lingkungan, aspek
stakeholder, aspek ketenagakerjaan, aspek fair operating practices.
2) GCG
Variabel independen yang kedua adalah GCG atau tata kelola perusahaan.
Penelitian ini juga mengukur GCG dengan teknik kuesioner yang disebar ke
beberapa perusahaan. Perbedaan nya adalah peneliti menyebarkan kuesioner
online dan offline selain ke manajer perusahaan perbankan, peneliti juga
menyebarkan kuesioner kepada karyawan di dalam perusahaan tersebut.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Dimana setiap
pertanyaan yang diberikan kepada para responden, pernyataan Sangat Tidak
Setuju akan diberi nilai 1, jika tidak setuju akan diberi nilai 2, dan jika setuju
diberikan nilai 3, terakhir jika responden sangat setuju dengan pernyataan atau
pertanyaan yang diberikan akan diberi nilai 4. Kuesioner mengenai GCG ini
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan lima prinsip GCG.
Seperti akuntabilitas, fairness, transparansi responsibilitas, dan independensi.
c. Variabel Moderating
Penelitian ini juga mengukur Intellectual Capital dengan teknik kuesioner yang
disebar ke beberapa perusahaan. Perbedaan nya adalah peneliti menyebarkan
kuesioner online dan offline selain ke manajer perusahaan perbankan, peneliti juga
menyebarkan kuesioner kepada karyawan di dalam perusahaan tersebut.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Dimana setiap pertanyaan
yang diberikan kepada para responden, pernyataan Sangat Tidak Setuju akan diberi

10

nilai 1, jika tidak setuju akan diberi nilai 2, dan jika setuju diberikan nilai 3, terakhir
jika responden sangat setuju dengan pernyataan atau pertanyaan yang diberikan
akan diberi nilai 4. Kuesioner yang diajukan mengenai ketiga aspek dalam
Intellectual Capital yaitu Human Capital, Relation Capital, dan Structure Capital.
Aspek Human Capital bertanya tentang apakah karyawan mereka terampil dan
berbakat, apakah karyawan mereka pengetahuan dan keahlian yang cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka, dll. Aspek Relation Capital menanyakan tentang
apakah konsumen secara umum puas dengan produk yang dijual oleh perusahaan,
apakah pangsa pasar meningkat, apakah konsumen loyal terhadap perusahaan, dll.
Aspek Structural Capital menanyakan tentang apakah struktur organisasi tidak
membuat pegawai merasa jauh dengan pegawai lain, apakah operasional perusahaan
berjalan dengan efisien, dll.

3. Model Penelitian
Metode statistik yang digunakan dalam menganalisis pengaruh CSR dan GCG
terhadap kinerja perusahaan dengan Intellectual Capital sebagai variabel moderating
adalah metode regresi berganda. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan
dua jenis analisis regresi. Untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua digunakan uji
regresi linier sederhana. Sedangkan pada pengujian ketiga dan keempat digunakan uji
analisis regresi berganda. Model yang digunakan adalah sebagai berikut.
1)

Analisis regresi linier sederhana (simple regression analysis) H1:


Y = + 1X1 + e

2)

Analisis regresi linier sederhana (simple regression analysis) H2:


Y = + 2X2 + e

3)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H3a:


Y = + 1X1 + 3X3A + 4X1X3A+ e

4)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H3b:


Y = + 1X1 + 5X3B + 6X1X3B+ e

5)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H3c:


Y = + 1X1 + 7X3C + 8X1X3B+ e

6)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H4a:


Y = + 2X2 + 3X3A + 9X2X3B+ e

7)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H4b:

11

Y = + 2X2 + 5X3B + 10X2X3B+ e


8)

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) H4c:


Y = + 2X2 + 7X3C + 11X2X3C+ e

Keterangan:
Y : Kinerja Perusahaan
: Konstanta
1 4 : Koefisien regresi pada tiap variabel
X1 : Corporate Social Responsibility
X2 : Good Corporate Governance
X3A: Human Capital
X3B: Customer/Relation Capital
X3C: Structure Capital
e

: error

Salah satu cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating untuk hipotesis
kedua adalah dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Menurut Liana (2009),
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus
regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
(perkalian dua atau lebih variabel independen). Variabel perkalian antara CSR (X1) dan
GCG (X2) pada Intellectual Capital (X3) merupakan variabel moderating karena
menggambarkan pengaruh Intellectual Capital (X3) terhadap hubungan CSR (X1) dan
GCG (X2) pada kinerja perusahaan (Y).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Responden
Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 109 responden dari jumlah 136 kuesioner
yang disebar di 4 perusahaan swasta yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 dan juga
menerapkan prinsip CSR dan GCG juga menekankan intellectual capital di perusahaan
tersebut. Kuesioner terbagi menjadi 4 bagian yaitu kuesioner mengenai CSR, GCG,
Intellectual Capital, dan Kinerja Perusahaan.

12

Umur responden berkisar antara 20 sampai diatas 40 tahun. Dan mayoritas


responden berumur 31-40 tahun sebanyak 66 orang. Pendidikan responden adalah D3
Keuangan, S1 S3/sederajat. Mayoritas responden adalah lulusan S1/sederajat
sebanyak 89 orang. Jabatan responden di perusahaan adalah Staff, Kepala Bagian,
Manager, dan sekretaris. Mayoritas responden bekerja sebagai staff sebanyak 96 orang.
Kebanyakan responden pernah bekerja di perusahaan lain sebanyak 95 orang.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ialah metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan
penyajian data kedalam bentuk yang lebih informative. Analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan (memberikan gambaran) serta
meringkas data-data yang diperoleh. Sehingga pada dasarnya metode analisis ini adalah
untuk memberikan gambaran mengenai demografi serta karakteristik dari instrumen.
Pada variabel CSR, GCG, Kinerja Perusahaan, dan Intellectual Capital dari masingmasing variabel, jawaban terendah adalah 1 dimana angka tersebut menunjukkan
persepsi sangat sangat tidak setuju dan angka tertinggi yang dijawab adalah 6 dimana
angka tersebut menunjukkan persepsi sangat sangat setuju. Walaupun dibeberapa
pertanyaan ada yang paling rendah menjawab dengan poin 2,3, dan 4.

3. Uji Validitas
Pada penelitian ini menggunakan metode Anti-image Matrices, dimana jika antiimage correlation > 0.5 maka disebut valid dan jika anti-image correlation < 0.5 maka
disebut tidak valid.

No.

Variabel

Anti-Image

Keputusan

Correlation
1

CSR (Corporate Social Responsibility)


CSR1

0.735

Valid

CSR2

0716

Valid

CSR3

0.666

Valid

CSR4

0.576

Valid

CSR5

0.607

Valid

CSR6

0.893

Valid

CSR7

0.851

Valid

CSR8

0.856

Valid

13

CSR9

0.869

Valid

CSR10

0.901

Valid

CSR11

0.821

Valid

CSR12

0.892

Valid

CSR13

0.879

Valid

CSR14

0.834

Valid

CSR15

0.884

Valid

CSR16

0.907

Valid

CSR17

0.837

Valid

CSR18

0.819

Valid

CSR19

0.791

Valid

CSR20

0.827

Valid

GCG1

0.726

Valid

GCG2

0.804

Valid

GCG3

0.832

Valid

GCG4

0.858

Valid

GCG5

0.915

Valid

GCG6

0.874

Valid

GCG7

0.882

Valid

GCG8

0.873

Valid

GCG9

0.872

Valid

GCG10

0.836

Valid

GCG11

0.858

Valid

GCG12

0.860

Valid

GCG13

0.808

Valid

GCG14

0.848

Valid

GCG15

0.900

Valid

GCG16

0.848

Valid

GCG17

0.912

Valid

GCG18

0.854

Valid

GCG19

0.921

Valid

GCG20

0.869

Valid

IC1

0.850

Valid

IC2

0.914

Valid

IC3

0.884

Valid

IC4

0.839

Valid

IC5

0.860

Valid

GCG (Good Corporate Governance)

Intellectual Capital

14

IC6

0.688

Valid

IC7

0.721

Valid

IC8

0.883

Valid

IC9

0.842

Valid

IC10

0.823

Valid

IC11

0.893

Valid

IC12

0.878

Valid

IC13

0.897

Valid

IC14

0.713

Valid

IC15

0.786

Valid

KIN1

0.786

Valid

KIN2

0.838

Valid

KIN3

0.829

Valid

KIN4

0.790

Valid

KIN5

0.778

Valid

KIN6

0.808

Valid

KIN7

0.847

Valid

KIN8

0.824

Valid

KIN9

0.686

Valid

KIN10

0.835

Valid

Kinerja Perusahaan

Berdasarkan tabel penelitian diatas semua item pernyataan ataupun pertanyaan


menunjukkan nilai MSA > 0,5 sehingga dapat dinyatakan variabel penelitian sudah
memenuhi persyaratan uji validitas, dan item-item yang digunakan adalah valid, artinya
item-item yang terdapat dalam pernyataan yang digunakan dalam instrumen penelitian
memiliki validitas konstruk. Dengan kata lain, terdapat konsistensi internal dalam
pernyataan-pernyataan tersebut sehingga dapat membentuk konstruk dari CSR, GCG,
Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan.

4. Uji Realibilitas
Hair et al. (2008) dalam Jogiyanto (2011) mengatakan bahwa Rule of thumb nilai
Cronbachs Alpha dan Composite Reliablity adalah harus lebih besar dari 0.7 meskipun
nilai 0.6 masih dapat diterima.
a. Jika Cronbachs Alpha > 0,60 Cronbachs Alpha reliable
b. Jika Cronbachs Alpha < 0,60 Cronbachs Alpha tidak reliable

15

Variabel

Jumlah Item

Nilai Cronbach Alpha

Keputusan

CSR

20

0.923

Reliable

GCG

20

0.946

Reliable

IC

15

0.911

Reliable

Kinerja Perusahaan

10

0.849

Reliable

Berdasarkan dari tabel diatas, Koefisien Cronbachs Alpha dari masing-masing


variabel penelitian berkisar antara 0.849 dan 0,946 yang memenuhi kriteria reliablitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel dari penelitian ini yaitu CSR,
GCG, dan Intellectual Capital telah memenuhi uji kualitas data, yaitu sudah valid dan
reliable.
5. Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan model analisis KolmogorovSmirnov Test. Hasil uji kolmogorov-smirnov test memiliki nilai signifikansi 0,468
dimana lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima yang berarti model regresi yang
digunakan mempunyai standar error yang normal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
6. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013) uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dalam model. Uji R2
untuk variabel CSR dan GCG menunjukkan bahwa sebesar 67.6% kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh kedua variabel independen tersebut. Uji R2 untuk variabel CSR yang
dimoderasi human capital menunjukkan bahwa sebesar 77.8% kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut. Uji R2 untuk variabel CSR yang dimoderasi
structure capital menunjukkan bahwa sebesar 62.5% kinerja perusahaan dipengaruhi
oleh kedua variabel tersebut. Uji R2 untuk variabel CSR yang dimoderasi
customer/relation capital menunjukkan bahwa sebesar 72% kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut. Uji R2 untuk variabel GCG yang dimoderasi
human capital menunjukkan bahwa sebesar 70.2% kinerja perusahaan dipengaruhi oleh
kedua variabel tersebut. Uji R2 untuk variabel GCG yang dimoderasi structure capital
menunjukkan bahwa sebesar 60.2% kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kedua variabel

16

tersebut. Uji R2 untuk variabel GCG yang dimoderasi customer/relation capital


menunjukkan bahwa sebesar 62.4% kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kedua variabel
tersebut.
7. Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesa
Variabel

Sig.

CSR

.000

GCG

.000

CSR x Human Capital

.215

CSR x StructureCapital

.458

CSR x RelationCapital

.320

GCG x HumanCapital

.368

GCG x StructureCapital

.208

GCG x RelationCapital

.194

F=113.463

Dari tabel Uji Anova atau F test di atas menghasilkan nilai F hitung sebesar 113.463
dengan tingkat signifikansi 0,000. maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel Kinerja Perusahaan (Y) dengan kata lain seluruh variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
7.1 Pengaruh CSR dan GCG terhadap Kinerja Perusahaan
Dari hasil perhitungan, variable CSR memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti
lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel CSR berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Begitu juga dengan variabel GCG memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Maka dapat disimpulkan
bahwa artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel GCG
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
7.2 Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan dengan Human Capital sebagai
variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable CSR dan
human capital memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dibandingkan
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Sedangkan tingkat signifikansi pada variabel
CSR dengan human capital sebagai variabel moderasi, sebesar 0.215. Maka dapat
disimpulkan bahwa bahwa variabel CSR berpengaruh positif terhadap kinerja

17

perusahaan dan variabel human capital juga berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. Namun, human capital tidak mampu untuk memoderasi hubungan antara
CSR dan Kinerja Perusahaan.
7.3 Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan dengan Structure Capital sebagai
variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable CSR
memiliki nilai Sig sebesar 0.000 dan structure capital sebesar 0.021 yang berarti lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Sedangkan tingkat
signifikansi pada variabel CSR dengan structure capital sebagai variabel moderasi,
sebesar 0.458. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel CSR dan structure
capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Namun, structure capital tidak
mampu untuk memoderasi hubungan antara CSR dan Kinerja Perusahaan.
7.4 Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan dengan Customer/Relation
Capital sebagai variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable CSR dan
customer/relation capital sama-sama memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Sedangkan tingkat
signifikansi pada variabel CSR dengan customer/relation capital sebagai variabel
moderasi, sebesar 0.320. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel CSR dan
customer/relation capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Namun,
customer/relation capital tidak mampu untuk memoderasi hubungan antara CSR dan
Kinerja Perusahaan.
7.5 Pengaruh GCG terhadap Kinerja Perusahaan dengan Human Capital sebagai
variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable GCG dan
human capital sama-sama memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Sedangkan tingkat signifikansi
pada variabel GCG dengan human capital sebagai variabel moderasi, sebesar 0.368.
Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel GCG dan human capital sama-sama
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Namun, human capital tidak mampu
untuk memoderasi hubungan antara GCG dan Kinerja Perusahaan.

18

7.6 Pengaruh GCG terhadap Kinerja Perusahaan dengan Customer/Relation


Capital sebagai variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable GCG
memiliki nilai Sig sebesar 0.000 dan customer/relational capital memiliki nilai Sig
sebesar 0.02 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar
0.05. Sedangkan tingkat signifikansi pada variabel GCG dengan customer/relation
Capital sebagai variabel moderasi, sebesar 0.194. Maka dapat disimpulkan bahwa
bahwa variabel GCG dan variabel customer/relation capital berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan. Namun, customer/relation capital tidak mampu untuk
memoderasi hubungan antara GCG dan Kinerja Perusahaan
7.7 Pengaruh GCG terhadap Kinerja Perusahaan dengan Structure Capital sebagai
variabel moderasi
Berdasarkan atas hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas variable GCG
memiliki nilai Sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.05. Sedangkan variabel structure capital memiliki nilai Sig
sebesar 0.350 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar
0.000. Sedangkan tingkat signifikansi pada variabel GCG dengan structure capital
sebagai variabel moderasi, sebesar 0.208. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa
variabel GCG berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan variabel structure
capital tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dan, structure capital
tidak memiliki pengaruh untuk memoderasi hubungan antara GCG dan Kinerja
Perusahaan

7.8 Pembahasan Hasil Penelitian


7.8.1 Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh suatu hasil bahwa CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa besar atau kecilnya praktik CSR mempengaruhi peningkatan
kinerja perusahaan. CSR yang baik, ikut meningkatkan reputasi perusahaan, dimana itu
akan menguntungkan pihak perusahaan karena investor pasti akan melihat track record
perusahaan tersebut. Dan jika reputasi perusahaan itu baik, investor tentu tidak akan
ragu untuk menanamkan sahamnya. Dengan begitu kinerja perusahaan pun meningkat.

19

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Vergalli et al (2012) yang mengatakan bahwa CSR yang
berbudi luhur, mengalami kinerja jangka panjang yang baik.
7.8.2 Pengaruh GCG terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh suatu hasil bahwa GCG
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Perusahaan
memang sebaiknya tidak melulu mementingkan profit dan operasionalnya. Perusahaan
juga harus menjaga governance yang baik di dalamnya. Sesuai dengan 5 prinsip GCG.
Transparansi dalam perusahaan mencerminkan perusahaan yang jujur dan dapat
dipercaya. Akuntabilitas menuntut Dewan direksi untuk bertanggung jawab atas
keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh pemegang saham. Responsibilitas adalah pertanggung jawaban
perusahaan

adalah

kepatuhan

perusahaan

terhadap

peraturan

yang

berlaku.

Independensi mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada


benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Dan yang terakhir fairness Prinsip ini
menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
Dan penelitian yang dilakukan oleh Bhandari (2014) bahwa mekanisme corporate
governance memiliki peran penting untuk meningkatkan kinerja tetapi faktor-faktor lain
seperti tanggung jawab sosial perusahaan, debt equity ratio dan iklan juga penting untuk
mempengaruhi kinerja.
7.8.3 Pengaruh CSR dan GCG terhadap Kinerja Perusahaan dengan Intellectual
Capital sebagai variabel moderasi
Selanjutnya, dengan menggunakan variabel Intellectual Capital sebagai variabel
moderating diantara CSR dan GCG terhadap Kinerja Perusahaan, diperoleh bahwa
Intellectual Capital yang di break down menjadi human capital, customer/relation
capital, structure capital tersebut tidak mampu memoderasi CSR maupun GCG terhadap
Kinerja Perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya.
Mengenai variabel moderating yang tidak mampu memoderasi CSR dan GCG, dapat
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Daud dan Amri (2008) yang menyatakan
bahwa Intellectual Capital berpengaruh negatif terhadap Kinerja Perusahaan pada
perusahaan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan penelitian tersebut,

20

peneliti menyimpulkan bahwa Intellectual Capital yang di break down tidak


berpengaruh, juga dapat memicu variabel moderasi yang tidak mampu memoderasi
variabel independen terhadap variabel dependen. Namun, ketika Intellectual Capital
tidak di break down, ternyata bisa memoderasi variabel dependen dan kedua variabel
independennya. Ini adalah saran untuk dilakukan di penelitian berikutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan, hasilnya
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Variabel CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dimana reputasi
perusahaan meningkat sehingga laba yang diterima perusahaan ikut meningkat
karena kepercayaan stakeholder kepada perusahaan yang menerapkan CSR.
Variabel GCG juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Karena 5 prinsip GCG sangat membantu stakeholder dalam
menjalankan perannya ataupun melakukan penliaian terhadap perusahaan.
Perusahaan yang mematuhi peraturan yang berlaku, tentu memiliki nama baik di
mata Negara maupun masyarakat.
Dan yang terakhir, dapat terlihat dari hasil penelitian ini bahwa variabel
moderating yaitu Intellectual Capital yang di-breakdown tidak mampu memoderasi
variabel CSR dan GCG terhadap Kinerja Perusahaan. Kuat atau lemahnya human
capital, customer/relation capital, dan structure capital yang dimiliki suatu
perusahaan belum tentu dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Namun ketika
tidak di break down ternyata intellectual capital bisa memoderasi variabel dependen
dan kedua variabel independen.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan beberapa kelemahan yang
membatasi kesempurnaan. Oleh karena itu, keterbatasan ini perlu lebih diperhatikan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil penelitian yang lebih
maksimal. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan di 4 perusahaan swasta di
Jakarta. Sementara perusahaan swasta di Jakarta bahkan di Indonesia itu berjumlah

21

lebih dari sekedar 4 perusahaan sehingga penelitian ini hanya bisa mewakili
perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini. Penelitian hanya terbatas pada
karyawan di perusahaan swasta, dan belum termasuk karyawan di perusahaan
BUMN serta perusahaan diluar Jakarta. Pengambilan sampel perusahaan juga masih
terlalu luas dan kurang mengerucut sehingga cakupan fokusnya terlalu besar.
Saran
Terlepas dari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan saran bagi berbagai pihak. Saran yang bisa diberikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya, agar bisa menggunakan sampel perusahaan dari
berbagai perusahaan yang lebih banyak agar dapat memperkuat hasil penelitian.
2. Bagi penelitian selanjutnya, agar lebih mengetahui faktor-faktor selain CSR dan
GCG dalam terjadinya peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan.
3. Bagi pihak perusahaan, agar menambahkan segala macam bentuk pengawasan
untuk meningkatkan kualitas CSR dan GCG yang baik dalam perusahaan.
4. Intellectual Capital tidak di break down, ternyata bisa memoderasi variabel
dependen dan kedua variabel independennya. Ini adalah saran untuk dilakukan
di penelitian selanjutnya.
Implikasi
1. Implikasi Manajerial
Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan pelaksanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungan sebagai bentuk jaminan bagi stakeholders atas keterpenuhan
berbagai harapan mereka. Penerapan GCG yang baik juga merupakan bentuk
jaminan bagi stakeholders sebagai tercapainya harapan mereka juga. Hal ini sangat
penting untuk membangun reputasi sebagai perusahaan dengan aspek operasional
yang tidak hanya berpusat pada pencapaian laba secara optimal, tetapi juga sebagai
perusahaan yang mengutamakan kepentingan stakeholders.
2. Kebijakan bagi Pengambil Keputusan
Bagi investor dan kreditur, diharapkan lebih mempertimbangkan dampak sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang diberikan perusahaan, dengan ini investor dan
kreditur telah turut andil dalam menjaga keberlanjutan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Oleh karena itu pemerintah hendaknya menetapkan regulasi yang jelas
mengenai praktik (CSR) maupun GCG serta pengawasan terhadap pelaksanaannya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Vergalli, et al. 2012. Does Corporate Social Responsibility affect the Performance of
Firms?
Choi, Yanni Yu Yongrok. 2014. Corporate social responsibility and firm performance
through the mediating effect of organizational trust in Chinese firms
Amini, Chiara. 2015. Corporate Social Responsibility and Firm Performance:
Empirical Evidence from Developing Countries
Bedenik, Nidara Osmanagi. 2013. Corporate Social Responsibility And Company
Performance Evidence From Four European Countries
Kamal, MD. Shawkat. 2010. Corporate Social Responsibility and Company
Performance: Evidence from Sri Lanka
Bhandari, Varun. 2014. Does Corporate Governance Increases Firm Performance and
Value Among Specific Sectors in Indian Context? : An Empirical Analysis
Foote, et al. 2010. Corporate social responsibility: Implications for performance
Excellence
Arora, Akshita. 2012. Corporate Governance and Firm Performance in Indian
Pharmaceutical Sector
Dabor et al. 2015. Impact of Corporate Governance On Firms Performance
Alipour, Mohammad. 2012. The effect of intellectual capital on firm performance: an
investigation of Iran insurance companies
Heenetigala, Kumudini. 2011. Corporate Governance Practices and Firm Performance
of Listed Companies in Sri Lanka
Kouser et al. 2013. Impact of Quality Corporate Governance on Firm Performance: A
Ten Year Perspective
Cao dan Wang. 2015. Impact of Intellectual Capital on Firm Performance: the
Influence of Innovation Capability and Environmental Dynamism
Lecocq et al. 2013. Extending resource-based theory: considering strategic, ordinary
and junk resources
Cheng et al. 2010. Invested resource, competitive intellectual capital, and corporate
performance

23

Wuncharoen,

Chutima.

2013.

The

Relationship

between

Corporate

Social

Responsibility and Firm Performance from the Hotel Industry of Kho Samui Island,
Thailand
Tilakasiri, Korathotage Kamal. 2012. Corporate Social Responsibility and Company
Performance: Evidence from Sri Lanka
Talamo, Giuseppina. 2011. Corporate governance and capital flows
Santos dan Brito. 2012. Toward a Subjective Measurement Model for Firm
Performance
Shamsuddin et al. 2015. The Relationship Between Intellectual Capital and Firms
Performance in The Trading and Services Sector in Malaysia
Noureddine et al. 2009. Corporate governance and intellectual capital: evidence from
an academic institution

24

You might also like