Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Kosta goat represent one of Indonesian goats which is formed by crossbreeding between Kacang goat and
one imported goat (Kashmir, Angora or Etawah). Kosta goat has high fertility with litter size usually more
than one and does not show the seasonal sexual activity, so they can bear any time along the year. Puberty can
be defined as age or time of when reproductive organ have started to functioning and propagating. Puberty of
male kids livestock marked with its readyness to produce sperma and to breed ewes beside same changes of
secondary reproductive organ, while for ewes marked with onset of oestrus and ovulation. Research was
conducted in Research Institut of Animal Production at Cilebut on 13 male kids and 11 female kids. All
livestock were given fresh grass unlimitedly and concentrate of GT 03. Observation of male reproduction was
done based on Pretorius and Maricowitz method, while for the female by introducing male goat into ewes
flock every morning and evening, of 10 minutes, and continued by oestrus checking, every 2 hours to know
the amorous duration. Parameters measured were age at complete penis growth, female and male age at
puberty, oestrus, male Iibido and semen quality. Result indicates that early male Kosta kids puberty reached
at age 253.68 18.46 day, body wight 12.00 0.82 kg, scrotum length 9.30 0.18 cm and scrotum circle
19.35 0.29 cm and sperma concentration 2430 840.00 x 106/ml; while early female Kosta kids puberty
was at age 7 month; with the body wight of 10.9 0.57 kg, oestrus duration 46 2.83 hours. It is concluded
that age and body weigth of the kid influence the onset of puberty.
Key Words: Goat Kosta, Puberty, Oestrus
ABSTRAK
Kambing Kosta merupakan salah satu jenis kambing lokal Indonesia yang terbentuk dari persilangan
kambing Kacang dengan salah satu kambing impor (Kashmir, Angora dan Etawah). Kambing Kosta
mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi dengan jumlah anak biasanya lebih dari satu dan tidak
menunjukkan aktivitas seksual musiman, sehingga dapat beranak sepanjang tahun. Perlu dilakukan
pengamatan perkembangan seksual dari ternak kambing Kosta dengan cara mengetahui kapan terjadinya
pubertas. Pubertas dapat didefinisikan sebagai umur atau waktu dimana organ-organ reproduksi sudah mulai
berfungsi dan perkembangbiakan dapat terjadi. Pubertas pada ternak jantan ditandai dengan kesanggupannya
menghasilkan sperma dan berkopulasi disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain, sedangkan
pada ternak betina ditandai dengan terjadinya estrus (berahi) dan ovulasi. Penelitian dilakukan di kandang
percobaan Cilebut, Balai Penelitian Ternak yang terdiri dari 13 ekor anak jantan dan 11 ekor anak betina.
Semua ternak diberi rumput Gajah segar secara tak terbatas dan konsentrat GT 03. Pengamatan
perkembangan alat reproduksi jantan digunakan metode Pretorius dan Maricowitz, sedangkan untuk ternak
betina dengan cara memasukkan kambing pejantan ke dalam kandang kambing betina setiap hari pagi dan
sore selama 10 menit, dan setelah berahi dilanjutkan pengetesan setiap 2 jam sekali untuk mengetahui
lamanya berahi. Parameter yang diukur adalah umur perkembangan penis sempurna, umur pubertas jantan
dan betina, lama berahi, libido ternak jantan dan kualitas semen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa awal
pubertas kambing Kosta jantan tercapai pada umur 253,68 18,46 hari, bobot hidup 12,00 0,82 kg dengan
ukuran panjang scrotum 9,3 0,18 cm dan lingkar scrotum 19,35 0,29 cm serta konsentrasi sperma 2430
840,00 x 106/ml; sedangkan awal pubertas kambing Kosta betina pada umur 7 bulan dengan bobot hidup 10,9
0,57 kg dan lamanya berahi 46 2,83 jam. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa umur
dan bobot hidup mempengaruhi awal pubertas.
Kata Kunci: Kambing Kosta, Pubertas, Berahi
381
PENDAHULUAN
Kambing Kosta merupakan salah satu jenis
kambing lokal Indonesia yang terbentuk dari
persilangan kambing Kacang dengan salah satu
kambing impor (Kashmir, Angora dan
Etawah), tetapi kambing Kosta bukan kambing
Peranakan Etawah dan berasal dari Parsi,
sehingga dihubungkan dengan nama yang
diberikan kosta kemungkinan berasal dari kata
Kashmir yang diimpor oleh pemerintah Hindia
Belanda pada jaman dahulu (ISA, 1953).
Lokasi penyebaran kambing Kosta di sekitar
DKI Jakarta dan daerah Serang tepatnya di
daerah Karesidenan Banten. Kambing ini
mempunyai ciri-ciri khusus yaitu berbulu
pendek, pada kambing jantan biasanya
memiliki warna hitam polos atau berwarna
coklat dengan garis hitam dari atas kepala
hingga punggung, sedangkan kambing betina
berwarna dominan putih. Bentuk tubuh
kambing Kosta sedang, kokoh dan agak besar
dengan panjang badan (51 65 cm) lebih
panjang dibandingkan dengan kambing kacang.
Selain itu kambing Kosta mempunyai hidung
rata, kadangkala ada yang melengkung dengan
telinga agak panjang (10 13 cm) dan
bertanduk pendek.
Kambing Kosta mempunyai tingkat
kesuburan yang tinggi dengan jumlah anak
lebih dari satu dan tidak menunjukkan aktivitas
sexual musiman, sehingga dapat beranak
sepanjang
tahun.
Informasi
tentang
perkembangan sexual khususnya kambing
Kosta masih terbatas, pada umumnya
dilaporkan pubertas pada ternak kambing
terjadi pada umur 5 10 bulan dengan bobot
hidup berkisar 14 18 kg. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan, untuk mengamati
perkembangan seksual pada kambing Kosta
sehingga diperoleh informasi kapan umur/saat
yang tepat ternak kambing tersebut dapat
dikawinkan dan sebagai pemacek untuk anak
jantan.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilakukan di kandang percobaan
Cilebut, Balai Penelitian Ternak. Ternak yang
diamati adalah anak-anak kambing Kosta lepas
sapih sebanyak 24 ekor yang terdiri dari 13
ekor anak jantan dan 11 ekor anak betina.
382
Bobot hidup
(kg)
90
6,89 2,06
Penis sempurna
213,28 5,85
10,9 0,77
Pubertas
253,68 18,46
12,00 0,82
Sapih
383
384