Professional Documents
Culture Documents
Altitude
Altitude
id
Tinjauan Pustaka
HIGH-ALTITUDE ILLNESS
Dwitya Elvira
Abstrak
High-altitude illness (HAI) merupakan sekumpulan gejala paru dan otak yang terjadi pada orang yang baru
pertama kali mendaki ke ketinggian. HAI terdiri dari acute mountain sickness (AMS), high-altitude cerebral edema
(HACE) dan high-altitude pulmonary edema (HAPE). Tujuan tinjauan pustaka ini adalah agar dokter dan wisatawan
memahami risiko, tanda, gejala, dan pengobatan high-altitude illness. Perhatian banyak diberikan terhadap penyakit ini
seiring dengan meningkatnya popularitas olahraga ekstrim (mendaki gunung tinggi, ski dan snowboarding) dan
adanya kemudahan serta ketersediaan perjalanan sehingga jutaan orang dapat terpapar bahaya HAI. Di Pherice,
Nepal (ketinggian 4343 m), 43% pendaki mengalami gejala AMS. Pada studi yang dilakukan pada tempat wisata di
resort ski Colorado, Honigman menggambarkan kejadian AMS 22% pada ketinggian 1850 m sampai 2750 m,
sementara Dean menunjukkan 42% memiliki gejala pada ketinggian 3000 m. Aklimatisasi merupakan salah satu
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan sebelum pendakian, selain beberapa pengobatan seperti asetazolamid,
dexamethasone, phosopodiestrase inhibitor, dan ginko biloba.
Kata kunci: high-altitude illness, acute mountain sickness, edema cerebral, pulmonary edema
Abstract
High-altitude illness (HAI) is symptoms of lung and brain that occurs in people who first climb to altitude. HAI
includes acute mountain sickness (AMS), high-altitude cerebral edema (HACE) and high altitude pulmonary edema
(HAPE). The objective of this review was to understand the risks, signs, symptoms, and treatment of high-altitude
illness. The attention was given to this disease due to the rising popularity of extreme sports (high mountain climbing,
skiing and snowboarding) and the ease and availability of the current travelling, almost each year, millions of people
could be exposed to the danger of HAI. In Pherice, Nepal (altitude 4343 m), 43% of climbers have symptoms of AMS.
Furthermore, in a study conducted at sites in Colorado ski resort, Honigman describe AMS incidence of 22% at an
altitude of 1850 m to 2750 m, while Dean showed that 42% had symptoms at an altitude of 3000 m. Acclimatization is
one of the prevention that can be done before the climbing, in the addition of several treatment such as acetazolamide,
dexamethasone, phospodiestrase inhibitor and gingko biloba.
Keywords: high-altitude illness, acute mountain sickness, edema cerebral, pulmonary edema
Affiliasi penulis: Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil
Korespondensi: Dwitya Elvira, E-mail : dwitya.elvira@yahoo.com,
Telp : 081363102933
muntah.
PENDAHULUAN
High
altitude
1,2
illness
(HAI)
merupakan
582
http://jurnal.fk.unand.ac.id
3,4
Peningkatan
ekstrim
popularitas
olahraga
exercise.
Berbagai
faktor
mempengaruhi
pertukaran
sampai
lain
3000 m.
2750
m,
sementara
penelitian
Penurunan
PaO2
menurunkan
kandungan
RESPON
FISIOLOGIS
TUBUH
PADA
HIGH-
ALTITUDE
pada setiap
PaO2
Pada
dapat
melalui
disosiasi
beradaptasi
keadaan
pada
normal,
kondisi
manusia
high-altitude
bergeser
ke
kanan
sebagai
respon
1. Ventilasi
6,7
Pada
high-altitude,
hypoxic
hipoksia
pulmonary
alveolar
menyebabkan
vasocontriction
bertambahnya
ketinggian,
sehingga
4.
Mekanik Paru
pada
pulmonar,
high-altitude,
pernafasan.
oedem
diduga
intersisial
terjadi
ringan,
beberapa
peningkatan
583
http://jurnal.fk.unand.ac.id
peningkatan,
ada
2-3
penurunan
maupun
tidak
minggu
pada
ketinggian
2000-2500
m,
FISIOLOGI ADAPTASI
Mekanisme
aklimatisasi
ini
meningkatkan
darah,
jantung
menetap
peningkatan
tekanan
darah
peningkatan
aktivitas
simpatis,
8.000 m.
selanjutnya
yang
lebih
lebih
meningkatkan
lambat,
lama
kemampuan
pada
serta
sesak
high-altitude,
karena
yang
terjadi
adanya
dimana
pada
mmHg.
PATOFISIOLOGI HIGH-ALTITUDE
dihambat
oleh
vasodilatasi
perifer
yang
secara
9,10
pendakian
dan
tinggi
maksimal
yang
dicapai.
memiliki
mengalami
predisposisi
penyakit
lebih
high-altitude
besar
akut.
untuk
Pola
ini
12,13
hipoksia
paru
nonuniform
yang
(10)
15,16
584
http://jurnal.fk.unand.ac.id
dan
tingkat
585
keparahan
berhubungan
dengan
rendahnya
aktivitas
NO
high-altitude
berbeda.
13,14
gradien
alveolar-arterial
oksigen
rendah,
HIGH-ALTITUDE ILLNESSES
13,14
dataran rendah.
Angiotensin-1-
(ACE),
ketinggian.
AMS
sepertinya
bekerja
converting
lebih
baik
enzyme
pada
13,14
pada
penambang
Chili
yang
bekerja
di
yang
terlihat
NO
berhubungan
terhadap
pada
adaptasi
dengan
HAPE.
Pada
terhadap
ketinggian.
peningkatan
suku
kerentanan
Kaukasian
mengalami
kecemasan.
Keluhan-keluhan
tidak
8-10
http://jurnal.fk.unand.ac.id
(8)
terjadi
jam
pemeriksaan
Kriteria
AMS
48
kemudian.
fisik,
Pada
radiologi
HACE
thorax
dan
berat,
autopsi
10
keluhan
gastrointestinal
(mual,
HACE
Pulmonary
Edema
(HAPE)
kaki)
mengeluhkan
sakit
kepala
hebat,
dan
Sekurang-kurangnya 2 dari tanda berikut:
Keterangan :
12
sputum
48
m.
jam
setelah
mencapai
diperkirakan 0,5-1%.
ketinggian
4000
perubahan
sianosis
dan
rhonki
paru.
9,10
berdarah,
tingkah
laku
biasanya
13
tidak
yang
digunakan
dalam
acetazolamide,
sangat
rendah
dalam
hubungannya
dengan
dexamethasone,
phospodiesterase
16
1. Aklimatisasi
Aklimatisasi
merupakan
suatu
proses
kondisi
hipoksia
penyesuaian
corpus callosum.
tubuh
terhadap
9,10
yang
kesempatantubuh
pelan
untuk
sehingga
memberi
beradaptasi
terhadap
586
http://jurnal.fk.unand.ac.id
ketinggian
dan
meminimalisir
risiko
high-altitude
illness.
Rekomendasi
aklimatisasi
yang
dianjurkan
20
paparan high-altitude.
rendah.
ekspresi
istirahat.
Bila
dianjurkan
rendah.
jangan
mendaki
keluhan
untuk
aktivitas
konsentrasi
cGMP,
vasodilator
paru.
lebih
semakin
turun
ke
tinggi
dan
meningkat,
ketinggian
lebih
eNOS
sesuai
seperti
halnya
perannya
Dexamethasone
sebagai
juga
dapat
sebaiknya
dan
endotel
kapiler
paru.
Mekanisme
alveolar
channel
dengan
epitelial
meningkatkan
sodium
aktivitas Na-K-ATPase.
dan
ditambah
ekspresi
dengan
7,21
(18)
4. Inhibitor Phospodiesterase
2. Acetazolamide
yang
dalam
lokal;
pencegahan AMS.
poten;
keefektivannya
18
hari
sebelum
penghambatannya
dapat
sehingga
pendakian
PVR
menurunkan
19
beberapa
hari
meningkatkan
3. Dexamethasone
hipertensi
setelah
sampai
ke
high-altitude
pertukaran
gas
dan
mengurangi
pulmonar
tanpa
efek
yang
signifikan
7.23
587
http://jurnal.fk.unand.ac.id
KESIMPULAN
High
Altitude
Illness
(HAI)
merupakan
21,
Penatalaksanaan
pemberian
obat-obatan
HAI
seperti
adalah
dengan
acetazolamide,
DAFTAR PUSTAKA
1. Zielinski J. Effects of intermittent hypoxia on
pulmonary haemodynamics: animal models versus
studies in humans. Eur Resp J. 2005; 25:173-80.
2. DeLellis SM. Acetazolamide or not, prior to ascent.
Journal of Special Operations Medicine. 2010;10:
1-4.
Gambar 2. Mekanisme kerja obat
(21)
6. Gingko biloba
Beberapa suplemen antioksidan telah diuji
2006;82:748-53.
mampu
menurunkan
memperlihatkan
vasodilatasi
adanya
hubungan
arteri,
yang
NO
dan
29:770-92.
6. Barry PW, Pollard AJ. Altitude illness. BMJ. 2003;
326:915-19.
Care. 2007;11:203-8.
(23)
588
http://jurnal.fk.unand.ac.id
prevention
589
and
treatment.
Am
Fam
basis
of
high
altitude
pulmonal
edema.
mountain
sickness
and
high
altitude
2008;19:293-303.
2005;3:199-211.
edema.
Respiratory
Physiology
Neurobiology. 2007;159:338-49.
&