Professional Documents
Culture Documents
Abstact_ Measurement of the performance of stock in the companies that make an Initial Public
Offering (IPO) is one of the activities for linking the interests of the company in obtaining
funding expansion purposes with the interests of investors in acquiring a high value of stock
returns. This research investigated to analyze performance of the stock through the measurement
of initial returns, abnormal returns, outperformed or underperformed of stock returns in the
short-term (3 months) and in the long-term (24 months), and to test of significance differences of
the stock performance in the short-term with the long-term. The purposive sampling method is
used to obtain the sample and there are 21 companies was conducted to make an Initial Public
Offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period of 2010. The research
method are descriptive and comparative analysis using historical data. Statistical test using a
one sample t-test and paired sample t-test. The results showed that the company stocks had
under-pricing that investors obtain positive initial returns, the short-term abnormal returns tend
to decrease, while the abnormal returns in the long-term is fluctuate. Performance of stock had
outperformed in the short-term and in the long-term. The results also showed that performance
of stock in the companies that do an IPO in 2010 in both of the short-term and in the long-term
are significantly different. There was no significant difference performance of stock in the shortterm with in the long-term in the Indonesian IPOs during the period.
Keywords:
Initial Public Offering, initial return, abnormal return, short-term stock return,
long-term stock return, outperformed, underperformed, performance of stock
I. PENDAHULUAN
pesat
perusahaan
memungkinkan
melakukan
banyak
penerbitan
obligasi
maupun
saham.
pemenuhan
setelah IPO.
initial
public
offering
(IPO).
Dengan
pada
menjual
saham
ke
publik
melalui
saat
di
(Kristanto 2012).
saham
setelah
perusahaan
terus
dengan
nilai
Nilai
peningkatan
transaksi
Indonesia
sekunder
melakukan IPO
Pasar
pasar
perusahaan
IHSG
saham
dan
mengalami
overpricing.
ataupun
perusahaan
dengan
underpricing.
merugikan
Melihat
saham
lanjut
pada
tahun
perkembangan
adalah
2007,
pasar
keselarasan
pesatnya
IPO
dengan
overpricing
saham
Kondisi
untuk
underpricing
merupakan
underpricing
perusahaan
yang
Fenomena
Fenomena
perkembangan
menunjukan
2
kinerja
underpricing
saham
yang
merupakan
harga
Lebih
(1993)
pada
lanjut
Ibbotson,
periode
et
2001-2010
al
mengalami
saham
dalam
Fenomena
jangka
kinerja
panjang
saham
yang
perusahaan
mengalami
20
return),
atau
perusahaan
73,68%
diantaranya
mengalami
Takarini
dan
Kustini
(2007).
Fenomena
underpricing
maupun
memiliki
investor.
Bagi
pasar
kesempatan
secara
untuk
maksimal.
memperoleh
Bagi
fenomena
underpricing
kesempatan
memperoleh
dana
perdana
initial return
di
dengan
demikian
fenomena
underpricing
implikasi
yang
yang
merupakan
kesepakatan
Dengan
market)
investor,
(primary
maka
antara
penjamin
perusahaan
emisi
emiten
(underwriter).
memiliki
dalam
penting
penawaran.
ini
akan
melalui
return,
abnormal
return,
initial
pengukuran
kinerja
perkalian
serta
ditawarkan
menguji
saham
perbedaan
kinerja
antara
jumlah
dengan
harga
saham
per
yang
saham,
jangka panjang.
Initial
merupakan
Public
proses
Offering
(IPO)
penawaran
saham
commitment,
dimana
underwriter
akan
Oleh
karena
itu
underwriter
untuk
(Jogiyanto,
hari
pasar
meminimisasi
pertama
pertama,
risiko
saham
memasuki
underpricing,
saham di
sebaliknya
pasar
fenomena
apabila
perdana
modal dengan
harga
Nikmah
(2006)
menjelaskan
terjadinya
lebih tinggi
memiliki
informasi
tentang
prospek
tidak
memiliki
informasi
prospek
yang
informasi
diperoleh
dari
go
public
tidak
akuntansi
juga
menyajikan
(underwriter
Dimana
dan
emiten).
mempunyai
5
return
merupakan
selisih
dimanfaatkan
oleh
investor
untuk
bahwa
initial
dengan
return
yang
dihitung
kinerja
saham
underperformed
mempertahankan
saham
untuk
jangka
jangka pendek.
perdana
Terdapat
beberapa
model
perhitungan abnormal return, yaitu meansadjusted model, market model, dan marketadjusted model (Ang & Boyer, 2009).
Dalam penelitian ini abnormal return
outperformed
underperformed
a. Menghitung return saham setiap
2.4. Kinerja Saham
periode:
Initial
Public
Offering
(IPO)
pada periode t
pada periode t
depresiasi
panjang
pada penawaran
perdana
jangka
harga
saham
(long-run
panjang
dalam
jangka
underperformance),
(underperformed)
yang
periode:
berbeda.
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
kinerja
saham
yang
bisa
menjelaskan
H3:
terjadinya
outperformed
menggambarkan
saham
positif
yang
atau
kinerja
mengalami
Penelitian ini termasuk kategori
ini
tiga
hipotesis, yaitu:
berbeda.
H2:
panjang.
secara
nyata
dilakukan
berbeda.
untuk
Pengujian
membuktikan
ini
dugaan
(24 bulan).
IV. PEMBAHASAN
sebagai sampel.
(2001).
3.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
pertama
perusahaan-perusahaan
kinerja
yang
melakukan
sampel
pasar
saham
apakah
di
menguji
saham
perdagangan
jangka
return)
apakah ada
dalam
(initial
awal
digunakan untuk
Return
yang
tahun 2010.
yang
9
Tabel 1
Initial Return Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2010
No.
Kode Emiten
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
PTPP
BIPI
TOWR
ROTI
GOLD
SKYB
BJBR
GREN
BUVA
BRAU
HRUM
ICBP
TBIG
KRAS
APLN
BORN
WINS
MIDI
BRMS
BSIM
MFMI
Offering Price
Closing Price
560
140
1050
1275
350
375
600
105
260
400
5200
5395
2025
850
365
1170
380
275
635
150
200
570
175
1150
1420
450
450
830
160
350
430
6000
6000
2150
950
470
1300
475
330
800
180
270
Initial Return
(%)
1,786
25
9,524
11,373
28,571
20
38,333
52,381
34,615
7,5
15,385
11,214
6,173
11,765
28,767
11,111
25
20
25,984
20
35
memberikan
dampak
emiten
mempunyai
yang
berbeda
bagi
10
implikasi
bahwa
kesempatan
sebelum
mendapatkan
dapat
pengambilan
dijadikan
Menurut
dasar
beberapa
diantaranya
penelitian,
adanya
underpricing
yang
konsisten.
Jangka Panjang
tentang
dari
yang
underpricing
realisasi
ini
nilai
sejalan dengan
Tabel 2
Rata-Rata Abnormal Return,
Hasil Pengujian Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang
AAR_3 bulan
-1.140
7.133
1.469857
.517823
2.372964
21
2.839
.38970
2.55002
.010
Minimum
Maximum
Mean Difference
Std Error Mean
Std Deviation
Valid N (listwise)
t (One-Sample Test)
95% Conf Interval of Difference: Lower
Upper
Sig (2-tailed)
11
AAR_24 bulan
-.935
8.448
1.104952
.428615
1.964162
21
2.578
.21088
1.99903
.018
maka
saham
ia
akan
mendapatkan
rata-rata
perusahaan-perusahaan
yang
panjang
secara
nyata
berbeda
dapat
mengalami
outperformed
(peningkatan
jangka
pendek
terdapat
fenomena
penurunan,
abnormal
positif
harga
kisaran
return
yang
bernilai
ini
yang
terjadi
karena
adanya
mencerminkan keseluruhan
harga
yang
mencerminkan
periode
1998-2000,
dimana
hasil
(underperformed).
panjang
Penelitian
ini
juga
kinerja
saham
terlihat
underperformed.
hasil
penelitiannya
penelitian
juga
sejalan
dengan
berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Beda Rata-Rata
Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1
AAR3_bln
AAR24_bln
Std.
Deviation
.364905
1.472554
Std. Error
Mean
.321338
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-.305394
1.035203
df
1.136
20
Sig. (2tailed)
.270
Berdasarkan
atas,
ketiga
tidak
jangka
pengujian
terhadap
tabel
hipotesis
di
13
terbukti
pendek
secara
dan
empiris.
jangka
Tidak
panjang
dengan
panjang.
kinerja
saham
jangka
REFERENSI
Prastiwi
dan
Kusuma
(2001),
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa:
1. Saham perusahaan yang melakukan
IPO
tahun
fenomena
2010
mengalami
underpricing
(initial
return positif).
2. Kinerja saham jangka pendek (3
bulan) diukur
melalui abnormal
(1).
15
16