Professional Documents
Culture Documents
1411-0199
ABSTRACT
Stock exchange is a means to acquire capital and accumulate funds, therefore it is important in
improving the public’s participation in generating fund so as to support the national development.
The meaning of IPO is when the company issues its stocks for the first time in the stock exchange.
Therefore an IPO will result in a number of reactions from the capital market, and one of such
reactions is return.
Purpose of this research was to investigate whether the performance of stock exchanges in
Indonesia is decreasing in the long run and whether there exists a difference between short term
stock performance and long term stock performance and also the performance of the securities
bought in first day’s closing price.
The survey method was used in this research. The research belong to deductive-quantitative by
tested stock performance in short term and long term period of IPO up to one year. The abnormal
return was calculated based on the total stock return, total market value, market adjusted model
and relative wealth. The sample was constructed using purposive sampling technique from a
population of 43 companies which conducted their IPO in the period from January 2002 up to
December 2002 in Jakarta Stock Exchange. The statistic method used here was normality test, in
which Kolmogorov-Smirnov Goodness-of-Fit test was first applied and then followed by
difference test using one sample t-test and Wilcoxon matched-pair signed rank test.
The result of this study showed that for the short term, the first day of trading resulted in positive
mean of abnormal return, which turned into negative in the long period. This means that in the
short term, the result is outperforming and in the long term the result is underperforming. For the
stocks acquired with initial price, the short term and long term performance did not indicate any
difference. However, for the stocks acquired with the first day’s closing price, the short term and
long term performance for a period of one month was found to be different from the performance
of one year. This shows that the significant difference occurred only for the fist day of trading.
475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
serangkaian pesan yang mungkin dapat dari IPO yang dilakukan di Italia.
digunakan oleh penerimanya untuk Didapatkan hasil bahwa pada sebagian besar
melakukan suatu tindakan mengubah bagi IPO yang terjadi mengalami overperformed
kesejahteraannya (Ahmad,1996). setelah 1, 5, dan 10 hari perdagangan dan
Reaksi atas suatu informasi setelah 2 atau 3 tahun perdagangan akan
biasanya diteliti dengan studi peristiwa mengalami underperformed di pasar,
(event study), yakni studi yang mempelajari meskipun return saham IPO yang terjadi
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang pada era 80an tidak menunjukkan perbedaan
informasinya dipublikasikan sebagai suatu yang signifikan dengan return saham-saham
pengumuman. Diharapkan event study ini lainnya. Ditunjukkan pula adanya hubungan
dapat dipergunakan untuk menguji negatif antara jumlah penawaran pada saham
kandungan informasi dari suatu IPO dengan underperformance jangka
pengumuman dan dapat juga digunakan panjang. Juga ditemukan adanya korelasi
untuk menguji efisiensi pasar bentuk negatif antara kinerja jangka panjang dengan
setengah kuat. Salah satu studi peristiwa aktivitas “flipping” (aktivitas ambil untung
yang mengandung informasi dan yang dari investor dengan menjual saham IPO
menjadi perhatian para pelaku pasar modal dengan memanfaatkan adanya underpricing)
adalah yang dikenal dengan Penawaran dari para investor.
Umum Perdana (Initial Public Offering Kooli dan Suret (2002) pada
disingkat IPO yang selanjutnya akan penelitiannya menguji tentang perilaku dari
digunakan dalam tulisan ini). Menurut Sakir saham IPO di Kanada. Didapatkan bahwa
(2002) yang dimaksud dengan penawaran secara signifikan kinerja jangka panjang dari
umum perdana atau IPO adalah saat dimana IPO di Kanada mengalami underperformed
suatu perusahaan untuk pertama kalinya pada pasar yang sama. Drobetz et al.,
mengeluarkan saham di pasar modal. (2002) meneliti tentang pengujian dari
Dengan dikeluarkannya IPO oleh underpricing dan kinerja jangka panjang
perusahaan, menyebabkan adanya reaksi yang didasarkan pada IPO di Swiss mulai
dari pasar modal yang muncul karena dari tahun 1983 hingga tahun 2000.
adanya pengujian terhadap kandungan Didapatkan hasil bahwa penelitian ini
iinformasi dari pengumuman yang dilakukan mendukung hipotesis dari ex ante
perusahaan, reaksi tersebut yang muncul uncertainty, hipothesis signalling dan
salah satunya merupakan return. Fenomena hipothesis market cyclicality yang
yang cukup menarik untuk diperhatikan memberikan penjelasan bahwa terdapat
ketika melakukan IPO adalah sering fenomena underpricing pada pasar IPO di
terjadinya underpricing. Hal ini terjadi Swiss. Ritter dan Welch (2002) dalam
apabila harga saham yang baru dicatat di penelitiannya menyatakan bahwa asimetris
pasar sekunder pada hari-hari awal listing informasi terkait erat dengan fenomena
ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan underpricing dalam penawaran IPO dan
harga hasil book-building. menemukan bahwa asimetris informasi
Dari penelitian Anlin dan Pan bukan satu-satunya fenomena utama dalam
(1998) tentang pengukuran terhadap kinerja setiap pengumuman IPO. Teker dan Ekit
jangka panjang dari saham IPO di Taiwan, (2003) meneliti kinerja keseluruhan IPO
didapatkan hasil bahwa kinerja jangka pada Istanbul Stock Exchange selama tahun
panjang dari saham IPO menunjukkan 2000 dan didapatkan bahwa dalam dua hari
adanya underperformed. Terlihat bahwa pertama dari keseluruhan IPO umumnya
underperformance yang sering terjadi pada menghasilkan abnormal return yang positif.
kinerja saham IPO dimungkinkan karena Sedangkan penelitian yang dilakukan pada
adanya mis-specification dari model perusahaan di Indonesia dilakukan oleh
pengukuran kinerja. Frederikslust dan Geest Nasirwan (1997) mengenai reputasi
(1999) dalam penelitiannya menguji tentang penjamin emisi, return 15 hari sesudah IPO,
initial returns dan kinerja jangka panjang dan kinerja perusahaan satu tahun sesudah
pada IPO di Belanda. Didapatkan hasil IPO di BEJ; didapatkan hasil bahwa kinerja
bahwa perusahaan yang berbasis pada modal perusahaan satu tahun sesudah IPO
sendiri mempunyai kinerja yang yang lebih mengalami penurunan.
baik dari perusahaan yang berbasis pada Prastiwi dan Kusuma (2001)
modal eksternal. Arosio et al., (2001) dalam meneliti mengenai kinerja surat berharga
penelitiannya menguji tentang fenomena setelah penawaran IPO di Indonesia dengan
underperformed pada kinerja jangka panjang melihat perbedaan dari kinerja jangka
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
pendek dan jangka panjang. Didapatkan penurunan? 2) (a) Apakah ada perbedaan
hasil bahwa kinerja surat berharga pada kinerja saham dalam jangka pendek dan
jangka waktu tersebut cukup baik dalam jangka panjang? (b). Bagaimanakah
(outperformed) sedangkan kinerja jangka kinerja dari surat berharga yang dibeli pada
panjang mengalami penurunan harga penutupan hari pertama?
(underperformed). Terdapat perbedaan yang Sesuai permasalahan diatas, maka tujuan
signifikan antara kinerja jangka pendek dan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk
kinerja jangka panjang pada surat berharga mengetahui apakah kinerja saham di
yang dibeli pada harga perdana. Rodoni Indonesia setelah melakukan IPO dalam
(2002) meneliti mengenai kinerja awal dan jangka panjang mengalami penurunan. 2) (a)
kinerja setelah dipasarkan Penawaran Saham Untuk mengetahui apakah ada perbedaan
Perdana (IPO) di BEJ, didapatkan hasil kinerja saham dalam jangka pendek dan
bahwa pada kinerja awal IPO timbul jangka panjang. (b) Untuk mengetahui
underpricing dan bahwa pada kinerja IPO bagaimanakah kinerja dari surat berharga
tidak berbeda secara signifikan, yang berarti yang dibeli pada harga penutupan hari
kinerja IPO untuk jangka panjang adalah pertama.
kurang baik atau negatif.
Bila penelitian mengenai reaksi
pasar modal diatas dihubungkan dengan METODE PENELITIAN
efisiensi pasar terutama pada saat IPO,
terlihat bahwa sebagian besar hasilnya ialah Pendekatan Penelitian
terdapat underpricing pada penawaran Penelitian ini dilakukan dengan
perdana. Hal ini akan mengakibatkan menggunakan metode penelitian survei,
terjadinya kelebihan permintaan dimana data dikumpulkan dengan studi
(oversubscribed) terhadap saham perusahaan pustaka, dokumentasi, dan mengumpulkan
yang akan melakukan IPO, dan sebaliknya data-data sekunder yang berhubungan
pada jangka panjang akan terjadi hal yang dengan penelitian tersebut.
sebaliknya, yakni terjadinya jumlah Jenis penelitian ini adalah kuantitatif-
permintaan saham yang terlalu rendah deduktif dengan cara mengembangkan
(undersubscribed) di bawah jumlah saham hipotesis melalui teori-teori yang sudah ada.
yang ditawarkan perusahaan tersebut di Inti penelitian ini adalah mengamati reaksi
pasar. Fenomena diatas yaitu oversubscribed investor atas dipublikasikannya laporan
dan undersubscribed merupakan hal yang keuangan dengan melihat variabel abnormal
sering terjadi pada saat penawaran perdana, return. Penelitian ini merupakan suatu event
yang mana secara tidak langsung bisa study.
mengundang spekulan untuk mendapatkan Penelitian ini bertujuan untuk menguji
abnormal return yang lebih besar di pasar reaksi pasar modal dengan menggunakan
modal, sehingga keinginan untuk pengujian kinerja hingga 1 tahun setelah
menjadikan pasar modal yang efisien IPO. Event study ini bertujuan untuk
menjadi jauh jadi harapan. Secara formal mengukur hubungan antara pengaruh
yang efisien didefinisikan sebagai pasar peristiwa terhadap return sekuritas, dan
yang harga sekuritasnya mencerminkan reaksi atas peristiwa ini yaitu dengan
semua informasi yang relevan. menggunakan pendekatan abnormal return .
Dari latar belakang diatas,
memberikan pemikiran lebih lanjut bagi Populasi dan Sampel Penelitian
penulis untuk melakukan penelitian lebih Populasi yang diambil dalam penelitian ini
lanjut tentang reaksi pasar modal terhadap adalah semua perusahaan yang telah
peristiwa IPO yaitu adanya perbedaan melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
kinerja saham pada kinerja jangka panjang dari Januari 2002 sampai dengan Desember
dan jangka pendek pada saat penawaran 2002. Pertimbangan pemilihan bulan Januari
saham perdana (IPO) di pasar modal 2002-Desember 2002 karena peneliti ingin
Indonesia. melihat reaksi pasar modal dengan kinerja
Dari uraian latar belakang yang telah hingga satu tahun sesudah IPO.
dikemukakan diatas maka dapat Teknik pengambilan sampel dilakukan
dikemukakan permasalahan utama yang dengan menggunakan metode purposive
diuji dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah sampling, sedangkan kriteria yang
kinerja saham di Indonesia setelah IPO dikehendaki peneliti adalah:
dalam jangka panjang mengalami
477
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
digunakan sebagai pengukur kinerja surat dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berharga dengan kriteria: yang dianalisa mewakili populasi yang ada
Return Abnormal > 0, menunjukkan atau tidak, sehingga dengan diketahui
kinerja yang outperformed. kenormalan data dapat dilakukan analisa
Return Abnormal < 0, menunjukkan lebih lanjut. Distribusi normal merupakan
kinerja yang underperformed. distribusi teoritis dari variabel random yang
kontinue.
Untuk menginterpretasikan total Dari hasil uji kenormalan data jika:
return secara kelompok (grup) setiap a. Data berdistribusi normal, maka teknik uji
periode dihitung Wealth Relative beda dua rerata yang digunakan adalah
sebagai pengukur kinerja. Rumus paired-samples t-test. Paired-samples t-test
yang digunakan adalah: merupakan statistik parametrik yang
N digunakan untuk menguji hipotesis
1 ( 1/N) Rit komparatif rata-rata dua sampel bila datanya
berbentuk interval atau rasio. b. Data tidak
WR i 1 berdistribusi normal, maka teknik uji beda
N dua rerata yang digunakan adalah wilcoxon
1 ( 1/N) Rmt matched-pairs signed rank test. Wilcoxon
matched-pairs signed rank test merupakan
i 1 statistik non parametrik yang digunakan
Kriteria pengukuran yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
adalah: sampel berkorelasi bila datanya berbentuk
WR >1 menunjukkan kinerja yang ordinal
outperformed
WR < 1 menunjukkan kinerja yang
underperformed HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Wealth Relative ini
dilakukan untuk mendukung hasil Analisis Statistik Deskriptif
pengujian yang dilakukan dengan
perhitungan sebelumnya. 1. Kinerja jangka Pendek dan jangka
panjang
Sumber Data dan Analisis Data
Sumber data yang digunakan dalam Hipotesis 1 (H11) adalah :
penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh melalui media Hasil yang didapatkan adalah pada periode
perantara. Data sekunder ini dapat diperoleh jangka pendek diketahui bahwa pada hari
melalui perusahaan yang diteliti atau data pertama perdagangan terdapat rata-rata
yang dipublikasikan untuk umum. (mean) abnormal return yang positif sebesar
Sedangkan tipe data yang digunakan adalah 4,646 persen. Penemuan ini konsisten
dengan menggunakan data eksternal yang dengan penelitian pasar modal yang
merupakan terbitan atau keluaran dari media dilakukan Prastiwi dan Kusuma (2001),
masa maupun perusahaan penerbit seperti hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Indonesian Capital Market Directory. Untuk pada hari pertama perdagangan terdapat
pengujian hipotesis 1, dilakukan dengan mean yang positif.
menggunakan one sample t-test. Dan
sebelum dilakukan pengujian hipotesis 2,
terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan
data. Uji kenormalan data atau distribusi Tabel 1. Kinerja saham setelah IPO tahun
H11 : Dalam kinerja jangka panjang, (Market adjusted abnormal
kinerja saham yang di beli pada harga return pada harga penawaran
perdana di pasar modal mengalami perdana)
underperformed.
Periode Sampel Mean Deviasi Statistik-t Prob Wealth
Standard Relative
Hari Pertama 43 4.646 13.951 2.184* 0.035 1.047
1 bulan 43 434.477 4879.800 0.584 0.562 4.481
2 bulan 43 419.394 3123.260 0.881 0.384 5.199
3 bulan 43 65.459 535.499 0.802 0.427 5.801
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
Dari 43 perusahaan yang diamati ada 17 Hipotesis yang pertama (H11) tidak dapat
perusahaan IPO yang kinerja sahamnya ditolak yang berarti bahwa dalam kinerja
negatif pada hari pertama perdagangan, jangka panjang kinerja saham di pasar modal
sedangkan 26 perusahaan lainnya Indonesia mengalami underperformed.
menunjukkan kinerja yang positif . Hal ini
menunjukkan secara rata-rata diperoleh 2. Perbedaan kinerja jangka pendek dan
abnormal return positif dari saham yang jangka panjang pada harga penawaran
dibeli pada harga perdana di hari pertama perdana
perdagangan. Rata-rata return awal sebesar Untuk pengujian yang kedua ini
4,646 persen cukup rendah bila membedakan abnormal return berdasarkan
dibandingkan dengan hasil dari penelitian jangka pendek dengan jangka panjang pada
Prastiwi dan Kusuma (2001) yang rata-rata harga perdana. Jangka pendek dalam
return awalnya sebesar 5,87 persen. Rata- penelitian ini terdiri dari hari pertama, 1
rata abnormal return pada bulan pertama bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
4,646 naik menjadi 434,477 persen pada sedangkan jangka panjang selama 1 tahun
bulan pertama. Ini merupakan puncak (12 bulan). Untuk memperoleh nilai
kenaikan abnormal return. Setelah itu ada perkiraan yang tidak bias dan efisien dari
kecenderungan terus menurun sampai suatu pengujian uji beda dua rerata, maka
dengan periode 1 tahun. Dari bulan pertama dalam pelaksanaan analisis data harus
mengalami penurunan dari 434,477 menjadi memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik
419,394 ke bulan kedua. Hasil perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Wealth Relative juga dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka yang lebih besar dari 1 Goodness of Fit Test. Tujuannya adalah
yaitu berturut-turut mulai dari hari pertama untuk menentukan statistik yang akan
sampai dengan 6 bulan sebesar 1,047; 4,481; digunakan parametrik atau non parametrik.
5,199; 5,801; 5,313; dan 2,074. Hal ini Jika distribusinya normal maka statistik
berarti sampai dengan periode 6 bulan yang dipilih adalah parametrik (Paired
kinerja saham menunjukkan kinerja yang Sample T-Test (uji t)) sedangkan jika
cukup baik (outperformed), Namun setelah datanya tidak normal maka statistik yang
sampai periode 1 tahun justru angka Wealth akan digunakan statistik non parametrik
Relative menunjukkan kinerja yang buruk (Wilcoxon Matched-Pairs Signed Rank Test)
yaitu sebesar –1,747. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam jangka 2.1 Hasil Pengujian Uji Normalitas
panjang kinerja sahamnya tidak bagus Distribusi normal merupakan distribusi
(underperformed). Dari hasil perhitungan teoretis dari variabel random yang kontinyu
dengan menggunakan one sample t test (Dajan, 1986b). Kurva yang menggambarkan
hanya pada hari pertama saja yang distribusi normal adalah kurva normal yang
menunjukkan hasil perhitungan yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah
signifikan, sedangkan periode yang lain sampel penelitian merupakan jenis distribusi
tidak menunjukkan angka yang signifikan. normal maka digunakan pengujian
Di pasar modal Indonesia bila seseorang Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test
membeli saham pada harga perdana dan dengan dasar abnormal return pada periode
menyimpannya selama 12 bulan (1 tahun) hari pertama, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4
akan memperoleh abnormal return negatif bulan dan 6 bulan dan jangka waktu 1 tahun
sebesar –322,456 walau tidak signifikan pada masing-masing saham yang dijadikan
pada level 5 %. Sedangkan perhitungan sampel (sebanyak 43 perusahaan yang
Wealth Relative menunjukkan penurunan melakukan IPO). Fungsi pengujian suatu
dari bulan keenam sebesar 2,074 menurun data dikategorikan sebagai distribusi normal
menjadi –1,747 pada bulan ke 12. Hal ini atau tidak adalah sebagai alat membuat
menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang kesimpulan populasi berdasarkan data
mengalami underperformed. Hasil sampel.
perhitungan ini menunjukkan bahwa
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
Z tabel 1,96
Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan taraf penutupan hari pertama atau sering disebut
signifikansi 5 persen, dari enam periode pasar setelah penutupan (after market).
yang diuji tidak ada satupun terdapat Faktor lain yang menyebabkan investor
perbedaan yang signifikan antara kinerja tidak mampu memberi harga perdana adalah
jangka pendek dan kinerja jangka panjang fenomena asimetris informasi. Hipotesis
pada saham yang dibeli pada harga perdana yang diuji pada kinerja saham pada harga
yang ditunjukkan dengan nilai Z hitung setelah penutupan hari pertama (H12) :
lebih kecil dibandingkan dengan Z table. Dalam kinerja jangka panjang, kinerja
Dengan demikian tidak ada perbedaan yang saham yang di beli pada harga penutupan
signifikan antara periode hari pertama hari pertama di pasar modal mengalami
dengan 1 tahun, 1 bulan dengan 1 tahun, 2 underperformed.
bulan dengan 1 tahun, 3 bulan dengan 1
tahun, 4 bulan dengan 1 tahun, dan 6 bulan Bila seseorang membeli surat berharga pada
dengan 1 tahun berdasarkan market adjusted harga penutupan hari pertama dan
abnormal return pada harga penawaran menyimpannya selama satu bulan maka
perdana. Hal ini berarti bahwa H211, H212, akan diperoleh abnormal return sebesar 174,
H213, H214, H215, dan H216 ditolak pada taraf 519 persen yang terus mengalami penurunan
level 5 persen sampai dengan bulan keempat sebesar 11,
718 persen. Angka ini masih lebih tinggi
3. Kinerja Pada Pasar Setelah Penutupan dibanding jika kita membeli pada saat
(After market) penawaran perdana dimana pada bulan
Sehubungan terdapatnya fenomena keempat didapatkan penurunan return yang
kecenderungan yang dilakukan oleh cukup tinggi yaitu -356.810.
underwriter untuk mendukung klien pada
saat penawaran saham baru, yang
mengakibatkan tidak semua investor mampu Tabel 4. Kinerja saham setelah IPO tahun
membeli saham pada harga perdana yang (Market adjusted abnormal
cenderung underpricing (Ritter, 2002), maka return pada harga penutupan
dalam penelitian ini dilakukan pengujian hari pertama)
kinerja saham yang dibeli pada harga
475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
Berdasarkan data tersebut dan kriteria yang bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
sudah ditentukan bahwa bila abnormal sedangkan jangka panjang selama 1 tahun
return lebih besar dari 0 maka kinerja (12 bulan).
dinyatakan outperformed, dapat disimpulkan Untuk memperoleh nilai pemerkira yang
bahwa kinerja jangka pendek pada pasar tidak bias dan efisien dari suatu pengujian
setelah penutupan (aftermarket) mengalami uji beda dua rerata, maka dalam pelaksanaan
outperformed sebesar 174,519 persen. analisis data harus memenuhi asumsi klasik.
Temuan ini didukung oleh nilai Wealth Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
Relative yang lebih besar dari 1 yaitu 3,262 penelitian ini adalah dengan menggunakan
yang berarti kinerja pada periode tersebut Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.
outperformed. Tujuannya adalah untuk menentukan
Pada Tabel 4 tampak bahwa bulan pertama statistik yang akan digunakan parametrik
sampai dengan 6 bulan terdapat abnormal atau non parametrik. Jika distribusinya
return berturut-turut sebesar 174,519; - normal maka statistik yang dipilih adalah
22,688; 8,531; 11,718; dan 306,445; tetapi parametrik (Paired Sample T-Test (uji t))
keenamnya tidak menunjukkan angka yang sedangkan jika datanya tidak normal maka
signifikan pada level 5 %. Hal ini dapat statistik yang akan digunakan statistik non
menjadi indikasi bahwa pasar setelah parametrik (Wilcoxon Matched-Pairs Signed
penutupan di pasar modal Indonesia cukup Rank Test)
efisien. Pada pasar setelah penutupan
(aftermarket) apabila investor membeli 4.1 Hasil Pengujian Uji Normalitas
saham pada harga penutupan hari pertama Distribusi normal merupakan distribusi
dan menyimpannya selama 12 bulan (1 teoretis dari variabel random yang kontinyu
tahun) akan diperoleh abnormal return (Dajan, 1986b). Kurva yang menggambarkan
negatif sebesar –303,715 persen. Sesuai distribusi normal adalah kurva normal yang
dengan kriteria bahwa bila abnormal return berbentuk simetris. Untuk menguji apakah
kurang dari 0 kinerja dianggap sampel penelitian merupakan jenis distribusi
underperformed, maka bisa dinyatakan normal maka digunakan pengujian
bahwa kinerja jangka panjang pada pasar Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test
setelah penutupan mengalami dengan dasar abnormal return pada periode
underperformed. Pernyataan ini didukung 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6
oleh nilai Wealth Relative sebesar –3,654 bulan dan jangka waktu 1 tahun pada
dalam waktu 12 bulan (1 tahun). Hasil masing-masing saham yang dijadikan
perhitungan ini menunjukkan bahwa sampel (sebanyak 43 perusahaan yang
Hipotesis yang pertama (H12) tidak dapat melakukan IPO). Fungsi pengujian suatu
ditolak yang berarti bahwa dalam kinerja data dikategorikan sebagai distribusi normal
jangka panjang kinerja saham di pasar modal atau tidak adalah sebagai alat membuat
Indonesia mengalami underperformed. kesimpulan populasi berdasarkan data
sampel.
4. Perbedaan kinerja jangka pendek dan Hasil pengujian untuk membuktikan
jangka panjang pada harga penutupan distribusi normal atau tidaknya data dapat
hari pertama. dicermati pada Tabel 5.
Untuk periode yang kedua ini membedakan
abnormal return berdasarkan jangka pendek
dengan jangka panjang pada harga Tabel 5. Uji Normalitas
penutupan hari pertama. Jangka pendek Distribusi terhadap abnormal
dalam penelitian ini terdiri dari 1 bulan, 2 return
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
Penghitungan uji normalitas distribusi atas melakukan IPO untuk saham yang dibeli
abnormal Return tersebut diperoleh hasil pada harga penutupan hari pertama.
bahwa pada keseluruhan periode memiliki
tingkat probabilitas yang ada di bawah 5%. H221: Terdapat perbedaan abnormal return
Data ini dapat dilihat pada kolom 2 tailed p, 1 tahun dan 1 bulan pada saham yang dibeli
kecuali pada abnormal return periode 1 pada harga penutupan hari pertama.
bulan, dan 3 bulan. Hal ini menunjukkan H222: Terdapat perbedaan abnormal return
bahwa distribusi Abnormal Return 1 tahun dan 2 bulan pada saham yang dibeli
merupakan distribusi tidak normal. Sehingga pada harga penutupan hari pertama.
untuk pengujian hipotesis yang kedua (H22) H223: Terdapat perbedaan abnormal return
digunakan statistik non parametrik 1 tahun dan 3 bulan pada saham yang dibeli
(wilcoxon matched-pairs signed rank test) pada harga penutupan hari pertama.
H224: Terdapat perbedaan abnormal return
4.2. Pengujian hipotesis II 1 tahun dan 4 bulan pada saham yang dibeli
Pengujian hipotesis II adalah untuk pada harga penutupan hari pertama.
mengetahui apakah terdapat perbedaan H225: Terdapat perbedaan abnormal return
abnormal return pada jangka pendek dan 1 tahun dan 6 bulan pada saham yang dibeli
jangka panjang setelah perusahaan pada harga penutupan hari pertama.
Berikut ini hasil rekapitulasi pengujian panjang (Saham yang dibeli pada
abnormal return. harga penutupan hari pertama)
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
(1997), Frederikslust dan Geest (1999), didapatkan bahwa dalam kinerja jangka
Arosio et al (2001). panjang kinerja sahamnya tidak bagus
(underperformed).
Implikasi Hasil Penelitian 2. Pada kinerja saham yang dibeli pada
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah : harga perdana didapatkan bahwa pada
1. Dengan melihat kenyataan bahwa kinerja jangka panjang mengalami
ternyata pada kinerja jangka panjang di underperformed sedang pada jangka
pasar modal Indonesia mengalami pendek mengalami outperformed.
underperformed bila dibandingkan Sedangkan pada hasil pengujian
dengan kinerja jangka pendeknya maka didapatkan bahwa tidak satupun
sebaiknya investor membeli saham terdapat perbedaan yang signifikan
sebagai investasi jangka pendek untuk antara kinerja jangka pendek dan kinerja
menghindari adanya abnormal return jangka panjang pada saham yang dibeli
yang negatif yang terjadi mulai bulan ke pada harga perdana.
4 atau 1 tahun. 3. Pada kinerja pasar setelah penutupan
2. Masalah kinerja saham perlu untuk (aftermarket) didapatkan bahwa pada
mendapatkan perhatian mengingat kinerja jangka panjang pada pasar
implikasi dari penelitian ini cukup besar setelah penutupan (aftermarket)
bagi pihak-pihak yang berhubungan mengalami underperformed sedang
dengan pasar modal diantaranya sebagai pada jangka pendek mengalami
pedoman bagi investor untuk outperformed. Sedangkan pada hasil
melakukan strategi perdagangan dan pengujian didapatkan bahwa terdapat
dapat membantu emiten agar dapat perbedaan yang cukup signifikan antara
memperkirakan ekuitas eksternal yang periode 1 bulan dengan 1 tahun
harus dikeluarkan sehubungan dengan sedangkan periode yang lain tidak
penawaran perdana. menunjukkan perbedaan yang signifikan
yaitu periode 2 bulan dengan 1 tahun, 3
bulan dengan 1 tahun, 4 bulan dengan 1
KESIMPULAN DAN SARAN tahun, dan 6 bulan dengan 1 tahun.
Kondisi ini terjadi karena investor di
Kesimpulan Indonesia memiliki kecenderungan
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk mengambil aktivitas ambil
pembahasan serta hasil analisis statistik yang untung, sehingga terdapat perbedaan
telah diuraikan sebelumnya maka dalam yang cukup signifikan hanya pada
penelitian ini dapat dikemukakan periode 1 bulan dengan 1 tahun saja
kesimpulan sebagai berikut : sedang bulan berikutnya tidak.
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan one sample t - test Saran – saran
didapatkan hasil bahwa meskipun pada
hari pertama menunjukkan hasil yang 1. Bagi emiten, dengan mengetahui bahwa
signifikan sedangkan pada periode 1 secara jangka panjang kienrja saham
bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 akan mengalami penurunan, atau
bulan tidak menunjukkan hasil yang menunjukkan reaksi yang cenderung
signifikan, yang berarti meskipun dalam menurun terhadap IPO, maka sebaiknya
jangka pendek kinerja saham terlihat memikirkan alternatif lain untuk
baik (outperfomed), tetapi sebenarnya memnuhi kebutuhan dana untuk
merupakan tanda-tanda bahwa dalam menunjang operasi dan investasi
jangka panjang kinerja saham usahanya seperti melalui pinjaman.
mengalami penurunan (underperfomed). Dengan kondisi investor yang
Pada hasil perhitungan dengan cenderung tidak rasional dalam
menggunakan Wealth Relative menyikapi adanya IPO ini, maka bagi
didapatkan hasil bahwa kinerja saham perusahaan yang ingin go public untuk
mulai dari hari pertama sampai dengan memperoleh dana, sebaiknya menahan
6 bulan menunjukkan bahwa kinerja dulu keinginan untuk melakukan IPO
saham sampai dengan periode 6 bulan karena pasar tidak merespon informasi
terjadi peningkatan dan menunjukkan IPO, sehingga dikhawatirkan nilai
kinerja yang cukup baik (outperformed), sahamnya kan dinilai rendah oleh pasar
sedangkan setelah periode 1 tahun
477
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
478
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199
479