You are on page 1of 14

WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN.

1411-0199

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL SETELAH PENGUMUMAN INITIAL PUBLIC


OFFERING (IPO) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
JAKARTA
Analysis Stock Market Reaction Under Initial Public Offering (IPO) at Company Listed in Jakarta
Stock Exchange

SAINT PAULIA Y.S


Mahasiswa Program Magister Manajemen , PPSUB

Armanu Thoyib dan M. Syafiie Idrus


Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB

ABSTRACT

Stock exchange is a means to acquire capital and accumulate funds, therefore it is important in
improving the public’s participation in generating fund so as to support the national development.
The meaning of IPO is when the company issues its stocks for the first time in the stock exchange.
Therefore an IPO will result in a number of reactions from the capital market, and one of such
reactions is return.
Purpose of this research was to investigate whether the performance of stock exchanges in
Indonesia is decreasing in the long run and whether there exists a difference between short term
stock performance and long term stock performance and also the performance of the securities
bought in first day’s closing price.
The survey method was used in this research. The research belong to deductive-quantitative by
tested stock performance in short term and long term period of IPO up to one year. The abnormal
return was calculated based on the total stock return, total market value, market adjusted model
and relative wealth. The sample was constructed using purposive sampling technique from a
population of 43 companies which conducted their IPO in the period from January 2002 up to
December 2002 in Jakarta Stock Exchange. The statistic method used here was normality test, in
which Kolmogorov-Smirnov Goodness-of-Fit test was first applied and then followed by
difference test using one sample t-test and Wilcoxon matched-pair signed rank test.
The result of this study showed that for the short term, the first day of trading resulted in positive
mean of abnormal return, which turned into negative in the long period. This means that in the
short term, the result is outperforming and in the long term the result is underperforming. For the
stocks acquired with initial price, the short term and long term performance did not indicate any
difference. However, for the stocks acquired with the first day’s closing price, the short term and
long term performance for a period of one month was found to be different from the performance
of one year. This shows that the significant difference occurred only for the fist day of trading.

Keywords: abnormal return, stock performance

PENDAHULUAN daya serap informasi, dan hal ini tercermin


pada harga efek. Tantangan utama dari pasar
Pasar Modal merupakan sarana modal adalah bagaimana menjadikan pasar
pembentuk modal dan akumulasi dana yang modal tersebut efisien, baik itu secara makro
diarahkan untuk meningkatkan partisipasi yakni kemampuan pasar modal tersebut
masyarakat dalam pengerahan dana guna untuk menghimpun dana dari masyarakat,
menunjang pembiayaan pembangunan juga efisien secara mikro yakni kecepatan
nasional. Dengan adanya pasar modal informasi yang relevan dan hal ini tercermin
diharapkan perusahaan memperoleh dana pada harga saham. Pasar modal yang efisien
yang murah dari masyarakat. Perkembangan ditandai dengan tersedianya semua informasi
aktifitas pasar modal yang pesat membawa terhadap aset yang diperdagangkan sehingga
perubahan yang besar terhadap tuntutan dengan adanya perubahan informasi baru
kualitas informasi. Efisiensi pasar modal diharapkan cepat untuk direfleksikan ke
tidak hanya dilihat dari sudut biaya tetapi dalam bentuk penyesuaian harga saham.
juga dilihat dari kecepatan penyebaran dan Informasi disini didefinisikan sebagai

475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

serangkaian pesan yang mungkin dapat dari IPO yang dilakukan di Italia.
digunakan oleh penerimanya untuk Didapatkan hasil bahwa pada sebagian besar
melakukan suatu tindakan mengubah bagi IPO yang terjadi mengalami overperformed
kesejahteraannya (Ahmad,1996). setelah 1, 5, dan 10 hari perdagangan dan
Reaksi atas suatu informasi setelah 2 atau 3 tahun perdagangan akan
biasanya diteliti dengan studi peristiwa mengalami underperformed di pasar,
(event study), yakni studi yang mempelajari meskipun return saham IPO yang terjadi
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang pada era 80an tidak menunjukkan perbedaan
informasinya dipublikasikan sebagai suatu yang signifikan dengan return saham-saham
pengumuman. Diharapkan event study ini lainnya. Ditunjukkan pula adanya hubungan
dapat dipergunakan untuk menguji negatif antara jumlah penawaran pada saham
kandungan informasi dari suatu IPO dengan underperformance jangka
pengumuman dan dapat juga digunakan panjang. Juga ditemukan adanya korelasi
untuk menguji efisiensi pasar bentuk negatif antara kinerja jangka panjang dengan
setengah kuat. Salah satu studi peristiwa aktivitas “flipping” (aktivitas ambil untung
yang mengandung informasi dan yang dari investor dengan menjual saham IPO
menjadi perhatian para pelaku pasar modal dengan memanfaatkan adanya underpricing)
adalah yang dikenal dengan Penawaran dari para investor.
Umum Perdana (Initial Public Offering Kooli dan Suret (2002) pada
disingkat IPO yang selanjutnya akan penelitiannya menguji tentang perilaku dari
digunakan dalam tulisan ini). Menurut Sakir saham IPO di Kanada. Didapatkan bahwa
(2002) yang dimaksud dengan penawaran secara signifikan kinerja jangka panjang dari
umum perdana atau IPO adalah saat dimana IPO di Kanada mengalami underperformed
suatu perusahaan untuk pertama kalinya pada pasar yang sama. Drobetz et al.,
mengeluarkan saham di pasar modal. (2002) meneliti tentang pengujian dari
Dengan dikeluarkannya IPO oleh underpricing dan kinerja jangka panjang
perusahaan, menyebabkan adanya reaksi yang didasarkan pada IPO di Swiss mulai
dari pasar modal yang muncul karena dari tahun 1983 hingga tahun 2000.
adanya pengujian terhadap kandungan Didapatkan hasil bahwa penelitian ini
iinformasi dari pengumuman yang dilakukan mendukung hipotesis dari ex ante
perusahaan, reaksi tersebut yang muncul uncertainty, hipothesis signalling dan
salah satunya merupakan return. Fenomena hipothesis market cyclicality yang
yang cukup menarik untuk diperhatikan memberikan penjelasan bahwa terdapat
ketika melakukan IPO adalah sering fenomena underpricing pada pasar IPO di
terjadinya underpricing. Hal ini terjadi Swiss. Ritter dan Welch (2002) dalam
apabila harga saham yang baru dicatat di penelitiannya menyatakan bahwa asimetris
pasar sekunder pada hari-hari awal listing informasi terkait erat dengan fenomena
ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan underpricing dalam penawaran IPO dan
harga hasil book-building. menemukan bahwa asimetris informasi
Dari penelitian Anlin dan Pan bukan satu-satunya fenomena utama dalam
(1998) tentang pengukuran terhadap kinerja setiap pengumuman IPO. Teker dan Ekit
jangka panjang dari saham IPO di Taiwan, (2003) meneliti kinerja keseluruhan IPO
didapatkan hasil bahwa kinerja jangka pada Istanbul Stock Exchange selama tahun
panjang dari saham IPO menunjukkan 2000 dan didapatkan bahwa dalam dua hari
adanya underperformed. Terlihat bahwa pertama dari keseluruhan IPO umumnya
underperformance yang sering terjadi pada menghasilkan abnormal return yang positif.
kinerja saham IPO dimungkinkan karena Sedangkan penelitian yang dilakukan pada
adanya mis-specification dari model perusahaan di Indonesia dilakukan oleh
pengukuran kinerja. Frederikslust dan Geest Nasirwan (1997) mengenai reputasi
(1999) dalam penelitiannya menguji tentang penjamin emisi, return 15 hari sesudah IPO,
initial returns dan kinerja jangka panjang dan kinerja perusahaan satu tahun sesudah
pada IPO di Belanda. Didapatkan hasil IPO di BEJ; didapatkan hasil bahwa kinerja
bahwa perusahaan yang berbasis pada modal perusahaan satu tahun sesudah IPO
sendiri mempunyai kinerja yang yang lebih mengalami penurunan.
baik dari perusahaan yang berbasis pada Prastiwi dan Kusuma (2001)
modal eksternal. Arosio et al., (2001) dalam meneliti mengenai kinerja surat berharga
penelitiannya menguji tentang fenomena setelah penawaran IPO di Indonesia dengan
underperformed pada kinerja jangka panjang melihat perbedaan dari kinerja jangka

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

pendek dan jangka panjang. Didapatkan penurunan? 2) (a) Apakah ada perbedaan
hasil bahwa kinerja surat berharga pada kinerja saham dalam jangka pendek dan
jangka waktu tersebut cukup baik dalam jangka panjang? (b). Bagaimanakah
(outperformed) sedangkan kinerja jangka kinerja dari surat berharga yang dibeli pada
panjang mengalami penurunan harga penutupan hari pertama?
(underperformed). Terdapat perbedaan yang Sesuai permasalahan diatas, maka tujuan
signifikan antara kinerja jangka pendek dan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk
kinerja jangka panjang pada surat berharga mengetahui apakah kinerja saham di
yang dibeli pada harga perdana. Rodoni Indonesia setelah melakukan IPO dalam
(2002) meneliti mengenai kinerja awal dan jangka panjang mengalami penurunan. 2) (a)
kinerja setelah dipasarkan Penawaran Saham Untuk mengetahui apakah ada perbedaan
Perdana (IPO) di BEJ, didapatkan hasil kinerja saham dalam jangka pendek dan
bahwa pada kinerja awal IPO timbul jangka panjang. (b) Untuk mengetahui
underpricing dan bahwa pada kinerja IPO bagaimanakah kinerja dari surat berharga
tidak berbeda secara signifikan, yang berarti yang dibeli pada harga penutupan hari
kinerja IPO untuk jangka panjang adalah pertama.
kurang baik atau negatif.
Bila penelitian mengenai reaksi
pasar modal diatas dihubungkan dengan METODE PENELITIAN
efisiensi pasar terutama pada saat IPO,
terlihat bahwa sebagian besar hasilnya ialah Pendekatan Penelitian
terdapat underpricing pada penawaran Penelitian ini dilakukan dengan
perdana. Hal ini akan mengakibatkan menggunakan metode penelitian survei,
terjadinya kelebihan permintaan dimana data dikumpulkan dengan studi
(oversubscribed) terhadap saham perusahaan pustaka, dokumentasi, dan mengumpulkan
yang akan melakukan IPO, dan sebaliknya data-data sekunder yang berhubungan
pada jangka panjang akan terjadi hal yang dengan penelitian tersebut.
sebaliknya, yakni terjadinya jumlah Jenis penelitian ini adalah kuantitatif-
permintaan saham yang terlalu rendah deduktif dengan cara mengembangkan
(undersubscribed) di bawah jumlah saham hipotesis melalui teori-teori yang sudah ada.
yang ditawarkan perusahaan tersebut di Inti penelitian ini adalah mengamati reaksi
pasar. Fenomena diatas yaitu oversubscribed investor atas dipublikasikannya laporan
dan undersubscribed merupakan hal yang keuangan dengan melihat variabel abnormal
sering terjadi pada saat penawaran perdana, return. Penelitian ini merupakan suatu event
yang mana secara tidak langsung bisa study.
mengundang spekulan untuk mendapatkan Penelitian ini bertujuan untuk menguji
abnormal return yang lebih besar di pasar reaksi pasar modal dengan menggunakan
modal, sehingga keinginan untuk pengujian kinerja hingga 1 tahun setelah
menjadikan pasar modal yang efisien IPO. Event study ini bertujuan untuk
menjadi jauh jadi harapan. Secara formal mengukur hubungan antara pengaruh
yang efisien didefinisikan sebagai pasar peristiwa terhadap return sekuritas, dan
yang harga sekuritasnya mencerminkan reaksi atas peristiwa ini yaitu dengan
semua informasi yang relevan. menggunakan pendekatan abnormal return .
Dari latar belakang diatas,
memberikan pemikiran lebih lanjut bagi Populasi dan Sampel Penelitian
penulis untuk melakukan penelitian lebih Populasi yang diambil dalam penelitian ini
lanjut tentang reaksi pasar modal terhadap adalah semua perusahaan yang telah
peristiwa IPO yaitu adanya perbedaan melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
kinerja saham pada kinerja jangka panjang dari Januari 2002 sampai dengan Desember
dan jangka pendek pada saat penawaran 2002. Pertimbangan pemilihan bulan Januari
saham perdana (IPO) di pasar modal 2002-Desember 2002 karena peneliti ingin
Indonesia. melihat reaksi pasar modal dengan kinerja
Dari uraian latar belakang yang telah hingga satu tahun sesudah IPO.
dikemukakan diatas maka dapat Teknik pengambilan sampel dilakukan
dikemukakan permasalahan utama yang dengan menggunakan metode purposive
diuji dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah sampling, sedangkan kriteria yang
kinerja saham di Indonesia setelah IPO dikehendaki peneliti adalah:
dalam jangka panjang mengalami

477
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Keterangan Jumlah perusahaan

Perusahaan yang melakukan IPO periode Populasi = 59


Januari 2002-Desember 2002

Perusahaan yang memperdagangkan saham Sampel = 43


setelah IPO selama 1 tahun

Definisi Operasional Variabel akan banyak diperoleh data yang


Variabel penelitian yang digunakan untuk kosong.
menguji kinerja saham setelah IPO yang
sesuai dengan hipotesis adalah abnormal Menghitung Return Pasar setiap periode
return. Hartono (1998) menyatakan bahwa dengan rumus :
abnormal return atau excess return
merupakan kelebihan dari return yang IHSGt IHSGt 1
sesungguhnya terjadi terhadap return normal Rmt =
dihitung dengan mengurangkan return yang IHSGt 1
diharapkan terhadap return yang
sesungguhnya terjadi. Dalam penelitian ini, atau dapat diturunkan sebagai berikut:
digunakan variabel abnormal return yang IHSGt
sesuai dengan penelitian Prastiwi dan Rm t = 1
Kusuma (2001) dan Sakir (2002) yang IHSGt-1
menggunakan Market Adjusted Model.
Metode Analisis Data dimana: Rmt = Return indeks pasar;
Sebelum dilakukan uji statistik dihitung IHSGt= Nilai indeks pasar pada saat t;
terlebih dahulu return abnormal sebagai IHSGt-1= Nilai indeks pasar pada saat
ukuran kinerja untuk periode jangka pendek penawaran
(6 bulan) dan jangka panjang (1 tahun)
berdasarkan harga perdana dan harga Indeks pasar yang digunakan dalam
penutupan pada hari pertama perdagangan perhitungan ini adalah Indeks Harga
dengan menggunakan persamaan (Aggarwal Saham Gabungan secara gabungan mulai
et al dalam Prastiwi dan Kusuma, 2001) Januari 2002 sampai dengan Desember
sebagai berikut : 2002. Apabila pada tanggal tertentu tidak
terjadi perdagangan maka nilai IHSG
Menghitung Return Total saham setiap yang digunakan adalah tanggal terakhir
periode dengan rumus: sebelum tanggal tersebut.
Pit
Rit = 1 Menghitung Market Adjusted
Pi 0 Abnormal Return untuk setiap
perusahaan yang IPO pada hari ke t,
dimana: Rit = Return Total; Pit = dengan rumus:
Harga saham pada saat t; Pio = Harga
saham saat penawaran
(1 + Rit )
ARit = 1×100%
Harga saham yang digunakan dalam (1 + Rm t )
penelitian ini adalah harga saham
bulanan mulai dari Januari 2002 Dimana: ARit= Market-Adjusment
sampai dengan Desember 2002. Data Abnormal Return; Rit =
harga bulanan digunakan untuk Total Return Saham; Rmt =
perhitungan return abnormal periode 1 Total Return Pasar
bulan sampai 1 tahun mengingat
sebagian besar saham tidak Selanjutnya return abnormal yang
diperdagangkan setiap hari, sehingga dihitung dengan persamaan ini akan
bila data harian yang digunakan maka

475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

digunakan sebagai pengukur kinerja surat dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berharga dengan kriteria: yang dianalisa mewakili populasi yang ada
Return Abnormal > 0, menunjukkan atau tidak, sehingga dengan diketahui
kinerja yang outperformed. kenormalan data dapat dilakukan analisa
Return Abnormal < 0, menunjukkan lebih lanjut. Distribusi normal merupakan
kinerja yang underperformed. distribusi teoritis dari variabel random yang
kontinue.
Untuk menginterpretasikan total Dari hasil uji kenormalan data jika:
return secara kelompok (grup) setiap a. Data berdistribusi normal, maka teknik uji
periode dihitung Wealth Relative beda dua rerata yang digunakan adalah
sebagai pengukur kinerja. Rumus paired-samples t-test. Paired-samples t-test
yang digunakan adalah: merupakan statistik parametrik yang
N digunakan untuk menguji hipotesis
1 ( 1/N) Rit komparatif rata-rata dua sampel bila datanya
berbentuk interval atau rasio. b. Data tidak
WR i 1 berdistribusi normal, maka teknik uji beda
N dua rerata yang digunakan adalah wilcoxon
1 ( 1/N) Rmt matched-pairs signed rank test. Wilcoxon
matched-pairs signed rank test merupakan
i 1 statistik non parametrik yang digunakan
Kriteria pengukuran yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
adalah: sampel berkorelasi bila datanya berbentuk
WR >1 menunjukkan kinerja yang ordinal
outperformed
WR < 1 menunjukkan kinerja yang
underperformed HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Wealth Relative ini
dilakukan untuk mendukung hasil Analisis Statistik Deskriptif
pengujian yang dilakukan dengan
perhitungan sebelumnya. 1. Kinerja jangka Pendek dan jangka
panjang
Sumber Data dan Analisis Data
Sumber data yang digunakan dalam Hipotesis 1 (H11) adalah :
penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh melalui media Hasil yang didapatkan adalah pada periode
perantara. Data sekunder ini dapat diperoleh jangka pendek diketahui bahwa pada hari
melalui perusahaan yang diteliti atau data pertama perdagangan terdapat rata-rata
yang dipublikasikan untuk umum. (mean) abnormal return yang positif sebesar
Sedangkan tipe data yang digunakan adalah 4,646 persen. Penemuan ini konsisten
dengan menggunakan data eksternal yang dengan penelitian pasar modal yang
merupakan terbitan atau keluaran dari media dilakukan Prastiwi dan Kusuma (2001),
masa maupun perusahaan penerbit seperti hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Indonesian Capital Market Directory. Untuk pada hari pertama perdagangan terdapat
pengujian hipotesis 1, dilakukan dengan mean yang positif.
menggunakan one sample t-test. Dan
sebelum dilakukan pengujian hipotesis 2,
terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan
data. Uji kenormalan data atau distribusi Tabel 1. Kinerja saham setelah IPO tahun
H11 : Dalam kinerja jangka panjang, (Market adjusted abnormal
kinerja saham yang di beli pada harga return pada harga penawaran
perdana di pasar modal mengalami perdana)
underperformed.
Periode Sampel Mean Deviasi Statistik-t Prob Wealth
Standard Relative
Hari Pertama 43 4.646 13.951 2.184* 0.035 1.047
1 bulan 43 434.477 4879.800 0.584 0.562 4.481
2 bulan 43 419.394 3123.260 0.881 0.384 5.199
3 bulan 43 65.459 535.499 0.802 0.427 5.801

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

4 bulan 43 -356.810 3210.341 -0.729 0.470 5.313


6 bulan 43 354.149 2578.087 0.901 0.373 2.074
1 tahun 43 -322.456 2159.277 -0.979 0.333 -1.747
*Signifikan pada level 5 %

Dari 43 perusahaan yang diamati ada 17 Hipotesis yang pertama (H11) tidak dapat
perusahaan IPO yang kinerja sahamnya ditolak yang berarti bahwa dalam kinerja
negatif pada hari pertama perdagangan, jangka panjang kinerja saham di pasar modal
sedangkan 26 perusahaan lainnya Indonesia mengalami underperformed.
menunjukkan kinerja yang positif . Hal ini
menunjukkan secara rata-rata diperoleh 2. Perbedaan kinerja jangka pendek dan
abnormal return positif dari saham yang jangka panjang pada harga penawaran
dibeli pada harga perdana di hari pertama perdana
perdagangan. Rata-rata return awal sebesar Untuk pengujian yang kedua ini
4,646 persen cukup rendah bila membedakan abnormal return berdasarkan
dibandingkan dengan hasil dari penelitian jangka pendek dengan jangka panjang pada
Prastiwi dan Kusuma (2001) yang rata-rata harga perdana. Jangka pendek dalam
return awalnya sebesar 5,87 persen. Rata- penelitian ini terdiri dari hari pertama, 1
rata abnormal return pada bulan pertama bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
4,646 naik menjadi 434,477 persen pada sedangkan jangka panjang selama 1 tahun
bulan pertama. Ini merupakan puncak (12 bulan). Untuk memperoleh nilai
kenaikan abnormal return. Setelah itu ada perkiraan yang tidak bias dan efisien dari
kecenderungan terus menurun sampai suatu pengujian uji beda dua rerata, maka
dengan periode 1 tahun. Dari bulan pertama dalam pelaksanaan analisis data harus
mengalami penurunan dari 434,477 menjadi memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik
419,394 ke bulan kedua. Hasil perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Wealth Relative juga dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka yang lebih besar dari 1 Goodness of Fit Test. Tujuannya adalah
yaitu berturut-turut mulai dari hari pertama untuk menentukan statistik yang akan
sampai dengan 6 bulan sebesar 1,047; 4,481; digunakan parametrik atau non parametrik.
5,199; 5,801; 5,313; dan 2,074. Hal ini Jika distribusinya normal maka statistik
berarti sampai dengan periode 6 bulan yang dipilih adalah parametrik (Paired
kinerja saham menunjukkan kinerja yang Sample T-Test (uji t)) sedangkan jika
cukup baik (outperformed), Namun setelah datanya tidak normal maka statistik yang
sampai periode 1 tahun justru angka Wealth akan digunakan statistik non parametrik
Relative menunjukkan kinerja yang buruk (Wilcoxon Matched-Pairs Signed Rank Test)
yaitu sebesar –1,747. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam jangka 2.1 Hasil Pengujian Uji Normalitas
panjang kinerja sahamnya tidak bagus Distribusi normal merupakan distribusi
(underperformed). Dari hasil perhitungan teoretis dari variabel random yang kontinyu
dengan menggunakan one sample t test (Dajan, 1986b). Kurva yang menggambarkan
hanya pada hari pertama saja yang distribusi normal adalah kurva normal yang
menunjukkan hasil perhitungan yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah
signifikan, sedangkan periode yang lain sampel penelitian merupakan jenis distribusi
tidak menunjukkan angka yang signifikan. normal maka digunakan pengujian
Di pasar modal Indonesia bila seseorang Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test
membeli saham pada harga perdana dan dengan dasar abnormal return pada periode
menyimpannya selama 12 bulan (1 tahun) hari pertama, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4
akan memperoleh abnormal return negatif bulan dan 6 bulan dan jangka waktu 1 tahun
sebesar –322,456 walau tidak signifikan pada masing-masing saham yang dijadikan
pada level 5 %. Sedangkan perhitungan sampel (sebanyak 43 perusahaan yang
Wealth Relative menunjukkan penurunan melakukan IPO). Fungsi pengujian suatu
dari bulan keenam sebesar 2,074 menurun data dikategorikan sebagai distribusi normal
menjadi –1,747 pada bulan ke 12. Hal ini atau tidak adalah sebagai alat membuat
menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang kesimpulan populasi berdasarkan data
mengalami underperformed. Hasil sampel.
perhitungan ini menunjukkan bahwa

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Hasil pengujian untuk membuktikan


distribusi normal atau tidaknya data dapat Tabel 2 Uji Normalitas Distribusi terhadap
dicermati pada Tabel 2. abnormal return

Periode Positif Negatif K-S Z* 2 tailed p.**

Hari Pertama 0.124 -0.093 0.811 0.526

1 bulan 0.346 -0.261 2.270 0.000

2 bulan 0.347 -0.268 2.276 0.000

3 bulan 0.087 -0.171 1.119 0.163

4 bulan 0.299 -0.404 2.648 0.000

6 bulan 0.315 -0.253 2.065 0.000

1 tahun 0.161 -0.285 1.869 0.002


Keterangan: *) K-S Z : Kolmogorov-Smirnov test Z
**) 2 tailed p. Asymp. Sig. 2-tailed

Penghitungan uji normalitas H212 : Terdapat perbedaan abnormal return


distribusi atas abnormal return tersebut 1 tahun dan 1 bulan pada saham yang dibeli
diperoleh hasil bahwa pada keseluruhan pada harga perdana.
periode memiliki tingkat probabilitas yang H213 : Terdapat perbedaan abnormal return
ada di bawah 5%. Data ini dapat dilihat pada 1 tahun dan 2 bulan pada saham yang dibeli
kolom 2 tailed p, kecuali pada abnormal pada harga perdana.
return hari pertama dan pada periode 3 H214 : Terdapat perbedaan abnormal return
bulan. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi 1 tahun dan 3 bulan pada saham yang dibeli
Abnormal Return merupakan distribusi tidak pada harga perdana.
normal. Sehingga untuk pengujian hipotesis H215 : Terdapat perbedaan abnormal return
yang kedua (H2) digunakan statistik non 1 tahun dan 4 bulan pada saham yang dibeli
parametrik (Wilcoxon Matched-Pairs Signed pada harga perdana.
Rank Test) H216 : Terdapat perbedaan abnormal return
1 tahun dan 6 bulan pada saham yang dibeli
2.2. Pengujian hipotesis II pada harga perdana.
Pengujian hipotesis II adalah untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan Berikut ini hasil rekapitulasi dari
abnormal return pada jangka pendek dan perhitungan pengujian abnormal return:
jangka panjang setelah perusahaan
melakukan IPO untuk saham yang dibeli
pada harga perdana. Adapun hipotesis dapat Tabel 3. Perbedaan Pengujian abnormal
dijabarkan sebagai berikut : return jangka pendek dan jangka
H211 : Terdapat perbedaan abnormal return panjang (Saham yang dibeli pada
1 tahun dan hari pertama pada saham yang harga perdana)
dibeli pada harga perdana.

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Wilcoxon Signed Prob Kesimpulan


Rank Test
(Z hitung)

1 tahun - Hari Pertama -0.26565 0.790510 H211 ditolak

1 tahun - 1 bulan -1.02637 0.304717 H212 ditolak

1 tahun - 2 bulan -0.60375 0.546011 H213 ditolak

1 tahun - 3 bulan -0.43470 0.663781 H214 ditolak

1 tahun - 4 bulan -0.02415 0.980733 H215 ditolak

1 tahun - 6 bulan -0.72450 0.468761 H216 ditolak

Z tabel 1,96

Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan taraf penutupan hari pertama atau sering disebut
signifikansi 5 persen, dari enam periode pasar setelah penutupan (after market).
yang diuji tidak ada satupun terdapat Faktor lain yang menyebabkan investor
perbedaan yang signifikan antara kinerja tidak mampu memberi harga perdana adalah
jangka pendek dan kinerja jangka panjang fenomena asimetris informasi. Hipotesis
pada saham yang dibeli pada harga perdana yang diuji pada kinerja saham pada harga
yang ditunjukkan dengan nilai Z hitung setelah penutupan hari pertama (H12) :
lebih kecil dibandingkan dengan Z table. Dalam kinerja jangka panjang, kinerja
Dengan demikian tidak ada perbedaan yang saham yang di beli pada harga penutupan
signifikan antara periode hari pertama hari pertama di pasar modal mengalami
dengan 1 tahun, 1 bulan dengan 1 tahun, 2 underperformed.
bulan dengan 1 tahun, 3 bulan dengan 1
tahun, 4 bulan dengan 1 tahun, dan 6 bulan Bila seseorang membeli surat berharga pada
dengan 1 tahun berdasarkan market adjusted harga penutupan hari pertama dan
abnormal return pada harga penawaran menyimpannya selama satu bulan maka
perdana. Hal ini berarti bahwa H211, H212, akan diperoleh abnormal return sebesar 174,
H213, H214, H215, dan H216 ditolak pada taraf 519 persen yang terus mengalami penurunan
level 5 persen sampai dengan bulan keempat sebesar 11,
718 persen. Angka ini masih lebih tinggi
3. Kinerja Pada Pasar Setelah Penutupan dibanding jika kita membeli pada saat
(After market) penawaran perdana dimana pada bulan
Sehubungan terdapatnya fenomena keempat didapatkan penurunan return yang
kecenderungan yang dilakukan oleh cukup tinggi yaitu -356.810.
underwriter untuk mendukung klien pada
saat penawaran saham baru, yang
mengakibatkan tidak semua investor mampu Tabel 4. Kinerja saham setelah IPO tahun
membeli saham pada harga perdana yang (Market adjusted abnormal
cenderung underpricing (Ritter, 2002), maka return pada harga penutupan
dalam penelitian ini dilakukan pengujian hari pertama)
kinerja saham yang dibeli pada harga

Periode Sampel Mean Deviasi Statistik-t Prob Wealth


Standard Relative
1 bulan 43 174.519 1342.567 0.852 0.399 3.262
2 bulan 43 -22.688 1989.031 -0.075 0.941 3.644
3 bulan 43 8.531 489.448 0.114 0.910 3.742
4 bulan 43 11.718 651.383 0.118 0.907 2.968
6 bulan 43 306.445 1223.217 1.643 0.108 -0.247
1 tahun 43 -303.715 1510.104 -1.319 0.194 -3.654

475
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Berdasarkan data tersebut dan kriteria yang bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
sudah ditentukan bahwa bila abnormal sedangkan jangka panjang selama 1 tahun
return lebih besar dari 0 maka kinerja (12 bulan).
dinyatakan outperformed, dapat disimpulkan Untuk memperoleh nilai pemerkira yang
bahwa kinerja jangka pendek pada pasar tidak bias dan efisien dari suatu pengujian
setelah penutupan (aftermarket) mengalami uji beda dua rerata, maka dalam pelaksanaan
outperformed sebesar 174,519 persen. analisis data harus memenuhi asumsi klasik.
Temuan ini didukung oleh nilai Wealth Uji asumsi klasik yang digunakan dalam
Relative yang lebih besar dari 1 yaitu 3,262 penelitian ini adalah dengan menggunakan
yang berarti kinerja pada periode tersebut Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.
outperformed. Tujuannya adalah untuk menentukan
Pada Tabel 4 tampak bahwa bulan pertama statistik yang akan digunakan parametrik
sampai dengan 6 bulan terdapat abnormal atau non parametrik. Jika distribusinya
return berturut-turut sebesar 174,519; - normal maka statistik yang dipilih adalah
22,688; 8,531; 11,718; dan 306,445; tetapi parametrik (Paired Sample T-Test (uji t))
keenamnya tidak menunjukkan angka yang sedangkan jika datanya tidak normal maka
signifikan pada level 5 %. Hal ini dapat statistik yang akan digunakan statistik non
menjadi indikasi bahwa pasar setelah parametrik (Wilcoxon Matched-Pairs Signed
penutupan di pasar modal Indonesia cukup Rank Test)
efisien. Pada pasar setelah penutupan
(aftermarket) apabila investor membeli 4.1 Hasil Pengujian Uji Normalitas
saham pada harga penutupan hari pertama Distribusi normal merupakan distribusi
dan menyimpannya selama 12 bulan (1 teoretis dari variabel random yang kontinyu
tahun) akan diperoleh abnormal return (Dajan, 1986b). Kurva yang menggambarkan
negatif sebesar –303,715 persen. Sesuai distribusi normal adalah kurva normal yang
dengan kriteria bahwa bila abnormal return berbentuk simetris. Untuk menguji apakah
kurang dari 0 kinerja dianggap sampel penelitian merupakan jenis distribusi
underperformed, maka bisa dinyatakan normal maka digunakan pengujian
bahwa kinerja jangka panjang pada pasar Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test
setelah penutupan mengalami dengan dasar abnormal return pada periode
underperformed. Pernyataan ini didukung 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6
oleh nilai Wealth Relative sebesar –3,654 bulan dan jangka waktu 1 tahun pada
dalam waktu 12 bulan (1 tahun). Hasil masing-masing saham yang dijadikan
perhitungan ini menunjukkan bahwa sampel (sebanyak 43 perusahaan yang
Hipotesis yang pertama (H12) tidak dapat melakukan IPO). Fungsi pengujian suatu
ditolak yang berarti bahwa dalam kinerja data dikategorikan sebagai distribusi normal
jangka panjang kinerja saham di pasar modal atau tidak adalah sebagai alat membuat
Indonesia mengalami underperformed. kesimpulan populasi berdasarkan data
sampel.
4. Perbedaan kinerja jangka pendek dan Hasil pengujian untuk membuktikan
jangka panjang pada harga penutupan distribusi normal atau tidaknya data dapat
hari pertama. dicermati pada Tabel 5.
Untuk periode yang kedua ini membedakan
abnormal return berdasarkan jangka pendek
dengan jangka panjang pada harga Tabel 5. Uji Normalitas
penutupan hari pertama. Jangka pendek Distribusi terhadap abnormal
dalam penelitian ini terdiri dari 1 bulan, 2 return

Periode Positif Negatif K-S Z* 2 tailed p.**

1 bulan 0.160 -0.179 1.176 0.126

2 bulan 0.224 -0.384 2.520 0.000

3 bulan 0.107 -0.153 1.005 0.264

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

4 bulan 0.216 -0.212 1.416 0.036

6 bulan 0.260 -0.200 1.703 0.006

1 tahun 0.150 -0.287 1.880 0.002


Keterangan: *K-S Z : Kolmogorov-Smirnov test Z
**2 tailed p. Asymp. Sig. 2-tailed

Penghitungan uji normalitas distribusi atas melakukan IPO untuk saham yang dibeli
abnormal Return tersebut diperoleh hasil pada harga penutupan hari pertama.
bahwa pada keseluruhan periode memiliki
tingkat probabilitas yang ada di bawah 5%. H221: Terdapat perbedaan abnormal return
Data ini dapat dilihat pada kolom 2 tailed p, 1 tahun dan 1 bulan pada saham yang dibeli
kecuali pada abnormal return periode 1 pada harga penutupan hari pertama.
bulan, dan 3 bulan. Hal ini menunjukkan H222: Terdapat perbedaan abnormal return
bahwa distribusi Abnormal Return 1 tahun dan 2 bulan pada saham yang dibeli
merupakan distribusi tidak normal. Sehingga pada harga penutupan hari pertama.
untuk pengujian hipotesis yang kedua (H22) H223: Terdapat perbedaan abnormal return
digunakan statistik non parametrik 1 tahun dan 3 bulan pada saham yang dibeli
(wilcoxon matched-pairs signed rank test) pada harga penutupan hari pertama.
H224: Terdapat perbedaan abnormal return
4.2. Pengujian hipotesis II 1 tahun dan 4 bulan pada saham yang dibeli
Pengujian hipotesis II adalah untuk pada harga penutupan hari pertama.
mengetahui apakah terdapat perbedaan H225: Terdapat perbedaan abnormal return
abnormal return pada jangka pendek dan 1 tahun dan 6 bulan pada saham yang dibeli
jangka panjang setelah perusahaan pada harga penutupan hari pertama.

Berikut ini hasil rekapitulasi pengujian panjang (Saham yang dibeli pada
abnormal return. harga penutupan hari pertama)

Tabel 6. Perbedaan Pengujian abnormal


return jangka pendek dan jangka

Wilcoxon Signed Prob Kesimpulan


Rank Test
(Z hitung)
1 tahun - 1 bulan -1.666 0.096 H221 Tidak ditolak
1 tahun - 2 bulan -0.930 0.352 H222 ditolak
1 tahun - 3 bulan -0.471 0.638 H223 ditolak
1 tahun - 4 bulan -0.205 0.837 H224 ditolak
1 tahun - 6 bulan -0.302 0.763 H225 ditolak
Z table ( α = 5 %) 1,96
Z table ( α = 10 %) 1,65

bulan dengan 1 tahun, 4 bulan dengan 1


Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa dengan tahun, dan 6 bulan dengan 1 tahun. Dengan
taraf signifikansi 10 persen, dari enam demikian ada perbedaan yang signifikan
periode yang diuji terdapat perbedaan yang antara kinerja jangka pendek dan kinerja
cukup signifikan antara periode 1 bulan jangka panjang pada saham yang dibeli
dengan 1 tahun yang ditunjukkan dengan pada harga penutupan. Hal ini berarti bahwa
besarnya nilai z hitung yang lebih besar H221 tidak dapat ditolak sedangkan H222,
dibandingkan dengan Z table (1,666 > 1,65), H223, H224, H225 ditolak pada taraf signifikan
sedangkan periode yang lain tidak 5 persen.
menunjukkan perbedaan yang signifikan
yaitu periode 2 bulan dengan 1 tahun, 3

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Pembahasan Hasil Penelitian antara kinerja jangka pendek dan jangka


panjang pada surat berharga yang dibeli
1. Kinerja saham di Indonesia setelah pada harga perdana. Ketidak konsistenan ini
IPO dalam jangka panjang mengalami terjadi karena kenaikan dan penurunan
penurunan abnormal return yang terjadi baik dalam
Pengujian mengenai penurunan kinerja periode jangka panjang dan periode jangka
saham dalam jangka panjang dilakukan pendek secara rata-rata memang tidak
dengan menguji pada harga perdana dan mengalami perbedaan yang signifikan. Hal
harga penutupan pada hari pertama. ini dimungkinkan karena pada saat setelah
Berdasarkan penelitian terdahulu yang terjadinya krisis di Indonesia, perusahaan-
dilakukan oleh Prastiwi dan Kusuma (2001), perusahaan yang go publik pada saat itu
Anlin dan Pan (1998), Arosio et al (2001), mudah untuk mengalami ketidak stabilan
Kooli dan Suret (2002) menyatakan bahwa harga saham yang disebabkan oleh kondisi
dalam kinerja jangka panjang kinerja saham ekonomi, seperti naik turunnya nilai mata
mengalami underperformed. Dari hasil uang hingga kondisi sosial politik yang tidak
pengujian didapatkan temuan yang konsisten stabil di negara ini. Indikasi ini terlihat dari
dengan hasil penelitian tedahulu bahwa kenaikan dan penurunan harga saham yang
dalam jangka pnajang kinerja saham baik tidak mengalami perbedaan pada periode
pada harga perdana maupun harga jangka panjang dan periode jangka pendek.
penutupan hari pertama Pada saat satu perusahaan mengalami
mengalamipenurunan (underperformed). kenaikan harga saham, perusahaan lain juga
Hal ini terjadi dikarenakan pada kondisi mengalami kenaikan harga saham juga,
setelah krisis ini, investor hanya mengejar begitu pula pada saat terjadi penurunan
adanya keuntungan jangka pendek dimana harga saham dan hal ini berpengaruh pada
dengan melakukan aktivitas ambil untung, nilai abnormal returnnya. Adapun hasil ini
yaitu dengan menjual saham pada saat masih konsisten dengan temuan dari Nasirwan
terjadi adanya underpricing. Sehingga (1997), Frederikslust dan Geest (1999),
didapatkan sesuai dengan Tabel 1 yang Arosio et al (2001).
menunjukkan adanya rata-rata abnormal
return yang positif signifikan hanya pada 3. Kinerja dari surat berharga yang dibeli
hari pertama saja, dimana selain menjadi pada harga penutupan hari pertama
indikator adanya underpricing, pada periode Pada kinerja dari surat berharga yang dibeli
sesudahnya didapatkan hasil yang positif pada harga penutupan hari pertama
namun tidak signifikan. Hal ini didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
dimungkinkan karena investor setelah yang signifikan pada periode 1 bulan dengan
menerima untung pada hari pertama, 1 tahun sedang periode yang lainnya tidak
kemudian melakukan aktivitas menjual terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ini
saham saat harga masih dalam kondisi tidak konsisten dengan penelitian Prastiwi
underpricing. Dan hal ini menyebabkan dan Kusuma (2003) yang menyatakan
meskipun dalam jangka pendek tampak adanya perbedaan yang signifikan pada
outperformed tetapi sebenarnya merupakan kinerja jangka panjang dan kinerja jangka
tanda-tanda akan mengalami pendek pada harga penutupan hari pertama.
underperformed pada kinerja jangka Hal ini dimungkinkan karena seperti yang
panjang. telah dikemukakan diawal, bahwa investor
di Indonesia mempunyai kecenderungan
2. Perbedaan kinerja saham dalam untuk melakukan aktivitas ambil untung,
jangka pendek dan dalam jangka panjang dimana terlihat bahwa keuntungan yang
Untuk pengujian ini membedakan abnormal paling mungkin untuk diambil adalah pada 1
return berdasarkan jangka pendek dengan bulan pertama yang kemudian menurun
jangka panjang pada harga perdana. Jangka hingga pada 1 tahun. Kondisi yang hampir
pendek dalam penelitian ini terdiri dari hari sama juga terlihat pada kinerja saham jika
pertama, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dibeli pada harga perdana bahwa diluar
dan 6 bulan sedangkan jangka panjang adanya perbedaan yang signifikan pada
selama 1 tahun (12 bulan). Pada harga kinerja 1 bulan dan 1 tahun, kenaikan dan
perdana didapatkan hasil yang tidak penurunan abnormal return secara rata-rata
konsisten dengan hasil penelitian dari tidak berbeda antara kinerja jangka pendek
Prastiwi dan Kusuma (2001) dimana dan jangka panjang. Adapun hasil ini
didapatkan adanya perbedaan signifikan konsisten dengan temuan dari Nasirwan

476
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

(1997), Frederikslust dan Geest (1999), didapatkan bahwa dalam kinerja jangka
Arosio et al (2001). panjang kinerja sahamnya tidak bagus
(underperformed).
Implikasi Hasil Penelitian 2. Pada kinerja saham yang dibeli pada
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah : harga perdana didapatkan bahwa pada
1. Dengan melihat kenyataan bahwa kinerja jangka panjang mengalami
ternyata pada kinerja jangka panjang di underperformed sedang pada jangka
pasar modal Indonesia mengalami pendek mengalami outperformed.
underperformed bila dibandingkan Sedangkan pada hasil pengujian
dengan kinerja jangka pendeknya maka didapatkan bahwa tidak satupun
sebaiknya investor membeli saham terdapat perbedaan yang signifikan
sebagai investasi jangka pendek untuk antara kinerja jangka pendek dan kinerja
menghindari adanya abnormal return jangka panjang pada saham yang dibeli
yang negatif yang terjadi mulai bulan ke pada harga perdana.
4 atau 1 tahun. 3. Pada kinerja pasar setelah penutupan
2. Masalah kinerja saham perlu untuk (aftermarket) didapatkan bahwa pada
mendapatkan perhatian mengingat kinerja jangka panjang pada pasar
implikasi dari penelitian ini cukup besar setelah penutupan (aftermarket)
bagi pihak-pihak yang berhubungan mengalami underperformed sedang
dengan pasar modal diantaranya sebagai pada jangka pendek mengalami
pedoman bagi investor untuk outperformed. Sedangkan pada hasil
melakukan strategi perdagangan dan pengujian didapatkan bahwa terdapat
dapat membantu emiten agar dapat perbedaan yang cukup signifikan antara
memperkirakan ekuitas eksternal yang periode 1 bulan dengan 1 tahun
harus dikeluarkan sehubungan dengan sedangkan periode yang lain tidak
penawaran perdana. menunjukkan perbedaan yang signifikan
yaitu periode 2 bulan dengan 1 tahun, 3
bulan dengan 1 tahun, 4 bulan dengan 1
KESIMPULAN DAN SARAN tahun, dan 6 bulan dengan 1 tahun.
Kondisi ini terjadi karena investor di
Kesimpulan Indonesia memiliki kecenderungan
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk mengambil aktivitas ambil
pembahasan serta hasil analisis statistik yang untung, sehingga terdapat perbedaan
telah diuraikan sebelumnya maka dalam yang cukup signifikan hanya pada
penelitian ini dapat dikemukakan periode 1 bulan dengan 1 tahun saja
kesimpulan sebagai berikut : sedang bulan berikutnya tidak.
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan one sample t - test Saran – saran
didapatkan hasil bahwa meskipun pada
hari pertama menunjukkan hasil yang 1. Bagi emiten, dengan mengetahui bahwa
signifikan sedangkan pada periode 1 secara jangka panjang kienrja saham
bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 6 akan mengalami penurunan, atau
bulan tidak menunjukkan hasil yang menunjukkan reaksi yang cenderung
signifikan, yang berarti meskipun dalam menurun terhadap IPO, maka sebaiknya
jangka pendek kinerja saham terlihat memikirkan alternatif lain untuk
baik (outperfomed), tetapi sebenarnya memnuhi kebutuhan dana untuk
merupakan tanda-tanda bahwa dalam menunjang operasi dan investasi
jangka panjang kinerja saham usahanya seperti melalui pinjaman.
mengalami penurunan (underperfomed). Dengan kondisi investor yang
Pada hasil perhitungan dengan cenderung tidak rasional dalam
menggunakan Wealth Relative menyikapi adanya IPO ini, maka bagi
didapatkan hasil bahwa kinerja saham perusahaan yang ingin go public untuk
mulai dari hari pertama sampai dengan memperoleh dana, sebaiknya menahan
6 bulan menunjukkan bahwa kinerja dulu keinginan untuk melakukan IPO
saham sampai dengan periode 6 bulan karena pasar tidak merespon informasi
terjadi peningkatan dan menunjukkan IPO, sehingga dikhawatirkan nilai
kinerja yang cukup baik (outperformed), sahamnya kan dinilai rendah oleh pasar
sedangkan setelah periode 1 tahun

477
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

yang akan berakibat akan menurunnya Management, 6th edition, Harcourt


nilai perusahaan. Brace College.
2. Bagi investor, dengan adanya hasil Drobetz, W., M. Kammerman, U. Wälchli.
temuan ini diharapkan dapat lebih 2002. Performance of Initial Public
meningkatkan kualitas keputusan Offerings: The Evidence for
terutama pada saham-saham yang Switzerland, SSRN Electronic
melakukan IPO. Hal ini perlu dilakukan Paper Collection.
karena dalam mengambil keputusan Frederikslust, R.A.I. dan R.A.Geest.1999.
investasi pada saham-saham IPO, Initial returns and long-run
perusahaan cenderung melebih-lebihkan performance of private equity-
kinerja sahamnya. backed initial public offerings on
3. Bagi pemerintah dalam hal ini Bapepam the Amsterdam Stock Exchange,
dan BEJ sebagai pembuat regulasi pasar SSRN Electronic Paper Collection
modal indonesia, hendaknya temuan ini Gujarati D. 1997. Ekonometrika Dasar,
lebih meningkatkan kemampuannya Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga
dalam usaha untuk meningkatkan Jakarta.
kepercayaan pasar (investor) terhadap Harianto, F. dan S. Sudomo. 1998.
bursa akibat diterpa krisis yang Perangkat dan Teknik Analisis
berkepanjangan. Hal ini perlu diakukan Investasi, Edisi Pertama, Penerbit
agar BEJ bisa menajdi alternatif yang PT Bursa Efek Jakarta.
tepat dan efisien untuk memenuhi Hartono, M.J. 2003. Teori Portfolio dan
kebuthan dana perusahaan. Analisis Investasi. Edisi Ketiga,
4. Untuk akademisi, penelitian ini BPFE Yogyakarta.
merupakan pengembangan dari Husnan. 1998. Dasar-dasar Teori Portfolio
keterbatasan penelitian sebelumya dan Analisis Sekuritas, Edisi
(Prastiwi dan Kusuma, 2001) yaitu Ketiga, UPP AMP YKPN,
dengan menggunakan data harga, dan Yogyakarta.
IHSG yang sesuai dengan tanggal IPO. Jones, C.P. 2002. Investment Analysis and
Bila pada penelitian sebelumnya Management, 8th Edition, John
menggunakan periode jangka pendek Wiley & Sons, Inc. New York.
mulai dari hari pertama sampai dengan Kaplan, C.J. 2003. Initial Public Offerings
3 bulan sedang periode jangka of Securities, Equity Analytics,
penjangnya menggunakan periode 24 Ltd., www.e-analytics.com
bulan, pada penelitian ini periode Kooli,M. dan J.M. Suret. 2002. The
jangka pendeknya ditambah menjadi 6 aftermarket performance of initial
bulan. Untuk penelitian selanjutnya public offerings in Canada, SSRN
sebaiknya menggunakan periode jangka Electronic Paper Collection
panjang yang lebih lama dan dengan Maringka,T.S. 2002. Reaksi Harga Saham
menggunakan penghitungan abnormal Terhadap Penawaran Umum
return dengan market model. Perdana (IPO) Obligasi: Analisis
Aspek Asimetri Informasi Dan
Jatuh Tempo Hutang (Studi Pada
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan-Perusahaan Go Public
Di Pasar Modal Indonesia), Tesis
Ahmad. 1996. Dasar-dasar Manajemen Program Pasca Sarjana Magister
Investasi, Cetakan pertama, Sains Universitas Gadjah Mada.
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Mok, H.M.K and Y.V. Hui. 1998.
Anlin, C. dan K. Pan. 1998. An Answer to Underpricing and Aftermarket
the Long-Run Performance Puzzle Performance Of IPOs in Shanghai,
of IPOs in Taiwan: An Application China, Pasific-Basin Finance
of the Fama-French Model, SSRN Journal 6, 453-474.
Electronic Paper Collection. Nasirwan. 1997. Reputasi Penjamin Emisi,
Arosio,R., G.Giudici, S. Paleari. 2001. The Return Awal, Return 15 Hari
Market Performance of Italian IPOs Sesudah IPO, Dan Kinerja
in the Long-Run, SSRN Electronic Perusahaan Satu Tahun Sesudah
Paper Collection. IPO, Simposium Nasional
Brigham E.F. and L.C. Gapenski. 1999. Akuntansi III, Sesi Pertama, hal
Intermediate Financial 573-598.

478
WACANA Vol. 13 No. 3 Juli 2010 ISSN. 1411-0199

Prastiwi, A. dan I.J. Kusuma. 2001. Analisis


Kinerja Surat Berharga Setelah
Penawaran Perdana (IPO) Di
Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol.16, No. 2,
177-178.
Ritter J. dan I. Welch. 2002. A Review Of
IPO Activity, Pricing, And
Allocation,NBER Working Paper
Series.
Rodoni, A. 2002. Penawaran Saham
Perdana: Pengalaman Di Bursa
Efek Jakarta 1990-1998, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.
17, No. 4, 398-419.
Sakir. 2002. Analisis Reaksi Pasar Modal
Terhadap Initial Public Offering
(IPO) Pada Industri Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta, Tesis Program
Pasca Sarjana Universitas
Brawijaya.
Santoso S. 2003. Buku Latihan SPSS
Statistik Non Parametrik, Penerbit
PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sartono A. 2001. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi, Cetakan
keempat, BPFE Yogyakarta.
Singarimbun dan E. Sofian . 1989. Metode
Penelitian Survai, Edisi Revisi,
LP3S, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan Kelima, Penerbit CV
Alfabeta, Bandung.
Teker S. dan Ö. Ekit. 2003. The
Performance Of IPOs In Istanbul
Stock Exchange In Year 2000,
Do_u_ Üniversitesi Dergisi, 4 (1),
117-128.

479

You might also like