You are on page 1of 6

Kemampuan Susu Fermentasi Lactobacillus plantarum Menghambat

Salmonella typhymurium Secara In Vitro


(The ability of Lactobacillus plantarum fermented milk to inhibit Salmonella
typhymurium in vitro)

Zuraida Hanum1
1
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRACT This research used Lactobacillus peroksidase enzime completely dissappear and
plantarum as a milk starter (concentration 3, 4, 5 %) milk completely pasturization. The ability of
and incubated for 48 hours at room temperature. suppresing observed by Salmonella typhymurium
Observation fermented begin from the first day of in Nutrient Agar and challenge with Lactobacillus
this product until 7 days and its still stored at room plantarum fermented milk 3%, 4% and 5% (50
temperature. First analysis conducted on milk in l/well). Tetracyline, chloramphenicol and a plain
this research were Storch, pH, acidity titration, fat, paper disc are used as control. Lactobacillus
and dry matter. Milk fermentation analysis of plantarum fermented milk of starter concentration
Lactobcillus plantarum including pH, degre of 5%-first day has the biggest inhibitation zone by
dornik acidity and microbe activity test. Salmonella typhimurium (9.39 mm). Range of pH
Experimental design used is Repeated showed between 4.84 to 4.14 and the acidity
Measurement with three replications. Data colected between 114.67 0D to 365.67 0D. Sensitivity test
analyzed by ANOVA test. If there is significant showed that Salmonella typhymurium more
different between treatments, followed by Least sensitive than chloramphenicol and tetracyline
Significant Test. Complete pasturization result test antibiotic.
(Storch) found that milk stay white, it means that

Key words : Fermented Milk, Lactobacillus plantarum and Salmonella typhymurium


2010 Agripet : Vol (10) No. 2: 34-39

PENDAHULUAN1 Arab Saudi dikenal nama Torba, Kurut, di Irak


dikenal dengan Leben dan Kushuk, dari Iran
Susu merupakan bahan pangan sumber
terdapat Daough dan Kashk, di Libanon
protein hewani dengan kandungan gizi
dikenal Laban, Jamid dan Rawbah, selanjutnya
lengkap. Gangguan pencernaan berupa
dari Finlandia ada Villi dan Vellia, dari Eropa
kembung dan diare yang timbul setelah
Timur ada Yoghurt dan Bulgarian milk.
mengkonsumsi susu, biasanya disebabkan
Produk-produk susu dari Asia adalah Koumiss,
adanya akumulasi laktosa yang tidak terurai
Shubat, Dahi, Susu fermentasi dan banyak lagi
menjadi monosakarida yakni glukosa dan
produk fermentasi lainnya (Kanbe, 1992).
galaktosa dalam saluran pencernaan, yang
Jenis mikroba yang memegang
dikenal dengan istilah lactose intolerance.
peranan penting dalam proses fermentasi susu
Susu fermentasi didefinisikan sebagai
digolongkan sebagai bakteri asam laktat
produk susu yang melibatkan mikroorganisme
(BAL), yaitu beberapa spesies dari
untuk menghasilkan flavour, warna, tekstur
Streptococcus dan Lactobacillus. Asam laktat
dan konsistensi yang diinginkan dan mampu
sebagai salahsatu asam organik, dapat
mencegah lactose intolerance (Vinderola et
dihasilkan secara alami oleh tumbuhan maupun
al., 2002). Di wilayah bekas kekuasaan Uni
hewan. Asam organik merupakan bahan
Sovyet terdapat lebih dari 200 jenis susu
preservasi makanan yang aman digunakan (Lin
fermentasi seperti Prostokvasha, Caucasian
et al., 2002).
kefir, Matsum, Syuzma dan lain-lain. Dari
Sejak ditemukannya berbagai keun-
tungan mengkonsumsi minuman yang
mengandung asam laktat terhadap perkembangan
Corresponding author:zuraidahanum@gmail.com

Agripet Vol 10, No. 2, Oktober 2010

34
mikroflora dalam saluran pencernaan, BAL dapat terjadi dimana-mana, terutama di daerah
sering digunakan sebagai kultur starter untuk beriklim tropis.
memfermentasi susu (Svenson, 1992). Dalam produk pangan bakteri asam
Elida (2002) mengatakan bahwa laktat tidak berbahaya bagi kesehatan dan
Lactobacillus plantarum tergolong bakteri asam memenuhi status Generally Recognize as Safe
laktat homofermentatif yang tumbuh pada suhu (GRAS). Sifat antimikroba yang dimiliki bakteri
15 - 37 0C, masih dapat tumbuh pada pH 3.0-4.6, asam laktat disebabkan ketersedian nutrisi yang
dengan ciri-ciri sel berbentuk batang pendek, cocok, sehingga unggul dalam persaingan dengan
warna koloni putih susu sampai abu-abu, serta bakteri patogen (Surono, 1999).
mempunyai viabilitas tinggi untuk digunakan
sebagai starter. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Di Nigeria, L. plantarum yang diisolasi
dari makanan fermentasi mampu memproduksi Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
bakteriosin dan mampu menghambat aktivitas Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen
beberapa bakteri patogen. Bakteriosin yang Kitwan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan
diproduksi dari L. plantarum dihasilkan pada Institut Pertanian Bogor.
suhu 20 - 30 0C (Ogunbawo et al., 2003). Bahan yang digunakan dalam penelitian
Sedangkan di Jerman, L. plantarum juga ini adalah susu sapi segar dari Rumah Sakit
ditemukan dalam makanan seperti es krim rendah Hewan, FKH-IPB, media deMan Rogosa Sharpe
lemak dan bubur gandum yang difermentasi (MRS) (CM 359 Oxoid) dan lainnya. Isolat
dengan pemberian flavor aneka rasa seperti bakteri yang digunakan Lactobacillus. plantarum
strawberry dan blueberry. Penambahan L. BCC B2249 dan kultur bakteri patogen yang
plantarum pada bubur gandum sebanyak 5 x 107 digunakan Salmonella typhimurium ATCC
CFU/ml, memperlihatkan potensial menghambat 14028.
bakteri patogen dan membantu kerja saluran Penelitian ini meliputi dua tahap yaitu
pencernaan (Gabby dan Matt, 2002). penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Gangguan saluran pencernaan sering Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
terjadi akibat pencemaran oleh golongan menentukan metode pembuatan susu fermentasi
Enterobacteriacea terutama Salmonella. Hal ini yang paling sesuai yang akan digunakan pada
sering terjadi di negara Berkembang yang penelitian utama. Gambar 1 memperlihatkan
kurang memperhatikan sanitasi. Salmonellosis proses persiapan starter yang digunakan dalam
pembuatan susu fermentasi Lactobacillus
plantarum.

Kultur starter kering L. plantarum

Susu murni
Disegarkan dalam MRS Broth
1 hari pada suhu 35 0C

Pengentalan susu hingga + 50%


Kultur stok dalam MRS agar
(dihitung jumlah koloni)

Didinginkan pada suhu kamar


Disegarkan dalam MRS Broth
1 hari pada suhu 37 0C

Penuangan dalam gelas piala


Starter kerja dalam susu skim diinkubasi 1 hari
pada 37 0C
Inkubasi 48 jam pada suhu kamar
Inokulasi starter (3%, 4%, 5%)

Susu fermentasi

Gambar 1. Skema proses persiapan starter dan pembuatansusu fermentasi Lactobacillus plantarum

Kemampuan Susu Fermentasi Lactobacillus plantarum Menghambat Salmonella typhymurium Secara In Vitro (Zuraida Hanum, S.Pt, M.Si)

35
Pada penelitian pendahuluan, digunakan isolat Tabel 1. Hasil Pengamatan Karakteristik Susu
dalam bentuk kering beku, sedangkan untuk Sebelum Proses Pembuatan fermentasi
penelitian utama disimpan dalam MRS Broth Susu Lactobacillus plantarum
dan starter kerja dalam skim. Pengamatan
N Pengamatan susu
Pemeriksaan susu setelah
Penelitian utama bertujuan untuk o segar
pasteurisasi
mengetahui daya hambat susu fermentasi 1 Organoleptik:
Lactobacillus plantarum terhadap Salmonella -warna - putih kekuningan -putih
-bau dan rasa - khas susu, agak -khas susu, agak
typhymurium secara in vitro dan mengetahui manis manis
sensitivitas Salmonella typhymurium yang -konsistensi -encer -kental
digunakan dalam penelitian terhadap 2 pH 6.59 6.45

antibiotika. Susu yang akan digunakan 3 Derajat asam(0 D) 14.6 17.68


penelitian, akan diuji terlebih dahulu terhadap 4 Kadar Lemak(%) 3.5 5.3
kesempurnaan pasteurisasi (uji Storch). 5 Berat Jenis 1.026 1.041
Analisis awal dilakukan pada susu yang
6 Bahan Kering (%) 11.44 17.77
digunakan dalam penelitian meliputi: uji
Storch, uji pH, titrasi keasaman, kadar lemak, 7 Kadar Air (%) 64.50

uji berat jenis dan kadar bahan kering. Analisis


susu fermentasi Lactobcillus plantarum Hasil pengujian kesempurnaan
meliputi pH, derajat keasaman dornik dan pasteurisasi (uji Storch) ditemukan susu tetap
pengujian aktivitas mikroba. berwarna putih, hal ini menandakan enzim
Rancangan percobaan yang peroksidase telah musnah dan susu telah
dipergunakan adalah rancangan percobaan mengalami pasteurisasi sempurna.
dengan pengamatan berulang (Repeated Nilai pH yang diperoleh berdasarkan
Measurement) dengan tiga kali ulangan. pengamatan sesuai dengan sifat fisik susu segar
Peubah yang diamati yaitu konsentrasi starter yang dinyatakan oleh Soejodono (1999)
(3%, 4%, 5%) dan waktu penyimpanan sebesar 6.5 sampai dengan 6.7. Susu yang
sebagai perlakuan berulang (0 hari sampai digunakan dalam batas normal yang
dengan 7 hari). dinyatakan oleh (Soejodono 1999) sebesar 15-
Data hasil penelitian dianalisis dengan 180 D dan yang dinyatakan (Niro, 2000)
analisis sidik ragam ANOVA. Bila diantara sebesar 14 - 170 D.
perlakuan terdapat perbedaan yang nyata
(p<0,05) dan (p<0.01), maka dilanjutkan
dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Mattjik
dan Sumertajaya, 2002). Hasil pengujian
terhadap antibiotika disajikan dalam bentuk
grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada analisis awal diperoleh kualitas
susu yang digunakan sebelum fermentasi
tertera pada Tabel 1.
Uji organoleptik susu yang digunakan
untuk pembuatan fermentasi susu
Lactobacillus plantarum telah sesuai dengan
syarat normal susu (menurut Kodeks susu).
Hasil pengujian kesempurnaan pasteurisasi (uji Gambar 2. Hasil uji Storch (a): Susu Mentah
Storch) ditemukan susu tetap berwarna putih, berwarna biru (b): Susu Setelah
hal ini menandakan enzim peroksidase telah Pemanasan berwarna putih.
musnah dan susu telah mengalami pasteurisasi
sempurna.

Agripet Vol 10, No. 2, Oktober 2010

36
pH Susu fermentasi Lactobacillus plantarum Tabel 3. Nilai keasaman (0D) susu fermentasi
Nilai pH yang diperoleh dari susu Lactobacillus plantarum dikaitkan dengan
fermentasi Lactobacillus plantarum yang konsentrasi starter dan lama penyimpanan
dikaitkan dengan konsentrasi starter dan lama %
Waktu penyimpanan (hari)

penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 2. Starter


0 1 2 3 4 5 6 7

114.67a 129.67a 128.67a 170.67b 168.67b 214.00c 189.00bc 277.67d


Tabel 2. Nilai pH susu fermentasi dikaitkan dengan 3

konsentrasi starter dan lama penyimpanan 4 127.33a 142.67a 190.00b 224.00c 280.00e 254.67d 339.67f 358.00g

% Waktu penyimpanan (hari) 5 136.67a 172.33b 212.00c 226.67cd 242.00d 338.33e 354.67ef 365.67f
Starter

0 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama
pada baris yang sama berarti berbeda tidak nyata
3 4.84d 4.62c 4.51bc 4.54bc 4.16a 4.43b 4.17a 4.17a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
4 4.72 d
4.58 cd
4.46 bc
4.46 bc
4.39 ab
4.24 a
4.76 d
4.41 abc
konsentrasi starter yang diberikan dan waktu
5 4.73 e
4.59 d
4.53 c
4.42 b
4.76 e
4.52 c
4.15 a
4.14a
penyimpanan sangat mempengaruhi terhadap
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama nilai total keasaman dalam susu fermentasi
pada baris yang sama berarti berbeda tidak nyata Lactobacillus plantarum yang dihasilkan
Tabel 2 memperlihatkan bahwa faktor (Tabel 3). Semakin tinggi konsentrasi starter
konsentrasi starter dan waktu penyimpanan dan lama penyimpanan yang dilakukan
berpengaruh nyata terhadap nilai pH. Susu meningkatkan jumlah total asam pada susu
fermentasi starter 3 % pH terendah dicapai fermentasi Lactobacillus plantarum.
pada hari ke - 4, ke -6 dan ke - 7. Susu Sudarwanto dan Lukman (1993)
fermentasi konsentrasi 4% pH terendah adalah menyatakan susu fermentasi (yoghurt)
hari ke - 5 sedangkan susu fermentasi starter mempunyai derajat asam berkisar antara 45
5% nilai pH terendah terjadi pada hari ke 7, 55 0SH. Jika angka ini dikonversikan kedalam
adanya kenaikan pH seiring dengan rusaknya derajat asam dornik diperoleh 112.5 - 137.5 0D
susu fermentasi Hal ini ditandai dengan , sehingga jika dibandingkan pada susu
pecahnya padatan dalam susu fermentasi, fermentasi Lactobacillus plantarum yang
tekstur yang berubah menjadi kasar, dihasilkan, pemberian konsentrasi starter
meningkatnya cairan yang memisah dari optimum dicapai pada tingkat 3%, sedangkan
padatan dan timbulnya bau yang kurang sedap. pada waktu penyimpanan dicapai pada hari ke
0. Hal ini menyimpulkan bahwa dengan
Derajat Keasaman (0Dornik) Susu konsentrasi 3% dan lama waktu penyimpanan
fermentasi Lactobacillus plantarum 0 hari diperoleh susu fermentasi Lactobacillus
Dalam pengukuran pH yang terukur plantarum dengan kualitas terbaik. Waktu
sebenarnya adalah konsentrasi ion hidrogen penyimpanan akan meningkatkan nilai total
yang ada pada saat itu, yaitu bentuk asam pada susu fermentasi Lactobacillus
terdisosiasi. Sedangkan dalam pengukuran plantarum.
total asam yang terukur adalah jumlah
hidrogen total, baik dalam bentuk yang Daya Hambat Susu Fermentasi
terdisosiasi dan tidak terdisosiasi, sehingga Lactobacillus plantarum terhadap
nilai pH berbanding terbalik dengan total Salmonella typhimurium
keasaman (Cahyadi et al., 1995). Hasil pengamatan, ditemukan adanya
Lee dan Wong (1998) menyatakan daya hambat susu fermentasi Lactobacillus
penurunan pH susu fermentasi, akan plantarum terhadap pertumbuhan S.
meningkatkan jumlah total asam yakni hasil typhimurium.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
penguraian laktosa menjadi asam laktat. Secara statistik terlihat perlakuan
Perubahan Keasaman (0D) susu konsentrasi starter yang ditambahkan dan
fermentasi Lactobacillus plantarum yang lamanya penyimpanan yang dilakukan, tidak
dikaitkan dengan konsentrasi starter dan lama berpengaruh nyacta pada daya hambat susu
penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 3.

Kemampuan Susu Fermentasi Lactobacillus plantarum Menghambat Salmonella typhymurium Secara In Vitro (Zuraida Hanum, S.Pt, M.Si)

37
fermentasi Lactobacillus plantarum terhadap S. Tingkat kepekaan yang diperoleh
typhimurium. terhadap kedua jenis antiotika ini terlihat pada
Gambar 3 di atas.
Tabel 4. Daya hambat dadih dikaitkan dengan
Berdasarkan gambar diatas terlihat
konsentrasi starter dan lama
penyimpanan terhadap Salmonella bahwa bakteri yang digunakan dalam
typhimurium (mm) penelitian masih menunjukkan sensitivitas
terhadap antibiotika.
% Waktu penyimpanan (hari)
Starter
Terlihat kepekaan kloramfenikol yang
0 1 2 3 4 5 6 7 digunakan dalam penelitian ini masih tinggi
3 7.25 6.06 6.75 6.07 5.15 4.28 4.02 3.75 terhadap Salmonella typhymurium. Antibiotika
4 8.10 7.20 7.43 7.42 6.92 5.11 4.78 4.79
kloramfenikol masih dipakai sebagai obat
standar, dibandingkan antibiotik lainnya dalam
5 9.30 9.39 8.27 8.07 5.26 6.98 6.07 6.29
kemampuannya membunuh kuman. Untuk
strain kuman yang sensitif terhadap
Untuk konsentrasi starter 3% diperoleh
kloramfenikol, antibiotika ini memberikan
hari penyimpanan hari ke - 1 yang membentuk
efek klinis paling baik dibandingkan obat lain,
zona hambat tertinggi, sedangkan untuk
tetapi kloramfenikol mempunyai efek toksik
konsentrasi 4%, zona hambat tertinggi juga
terhadap sumsum tulang (Karsinah et a.,l
diperoleh hari ke - 1. Konsentrasi starter yang
1994).
paling paling baik digunakan dalam
menghambat S. typhimurium, dadih dengan
SIMPULAN DAN SARAN
starter 5% dan waktu penyimpanan hari ke - 1
dengan zona hambatan sebesar terbentuk 9.39 Simpulan
mm, hal ini dimungkinkan dari total bakteri Dari penelitian ini dapat disimpulkan
asam laktat yang terbentuk pada penambahan bahwa dadih susu sapi dapat menghambat laju
starter tertinggi. pertumbuhan Salmonella typhymurium sebesar
9.39 mm. Kerusakan pada susu fermentasi
Kontrol Antibiotika Kloramfenikol dan Lactobacillus plantraum mulai terjadi pada
Tetrasiklin hari ke 4, ditandai dengan meningkatnya kadar
Tingkat kepekaan bakteri S. air dan tekstur dadih mulai pecah. Untuk tujuan
typhimurium yang digunakan dalam kesehatan dianjurkan menggunakan dadih pada
penelitian ini terhadap Tetrasiklin dan konsentrasi 5% tanpa penyimpanan atau dadih
kloramfenikol dengan menggunakan cakram dengan konsentrasi starter 3% dengan
30 g. Penggunaan kedua jenis antibiotika penyimpanan sampai dengan hari ke-3 dalam
karena daya kerjanya yang luas dalam merusak suhu ruang.
ribosom dari bakteri patogen antara lain pada
S. typhimurium. Saran
Perlu disosialisasikan kepada masya-
Sensitfitas S almonella typhimurium TerhadapAntibiotika
rakat bahwa susu fermentasi lactobacillus
20
18
plantarum baik digunakan untuk menghambat
16 laju pertumbuhan bakteri patogen spesies
14
Salmonella typhymurium.
Kepekaan (mm)

12
10
8 DAFTAR PUSTAKA
6
4
Cahyadi, N., Sirait, C.H., Panggabean, T.,
2
0 Putu, I.G., 1995. Peningkatan mutu
1 2 3 4
Waktu (hari)
5 6 7 8 olahan dadih. Kumpulan Hasil-hasil
T etrasiklin kloramfenikol Penelitian APBN 1994/1995. Balai
Penelitian Ternak Ciawi. Bogor: 67-
Gambar 3 . Sensitifitas Salmonella typhymurium 71.
terhadap Tetrasiklin dan Kloramfenikol

Agripet Vol 10, No. 2, Oktober 2010

38
Elida, M., 2002. Profil bakteri asam laktat dari
dadih yang difermentasi dalam
berbagai jenis bambu dan potensinya
sebagai probiotik [Tesis].Bogor.
Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Gabby, A.R., Matt, B., 2002. Documentation
of Lactobacillus plantarum 299v.
http://www.newhope.com/new.cfm [6
Okt 2004].
Kanbe, M., 1992. Traditional fermented milk
of the world. Di dalam : Nakazawa Y,
Hosono ADN, editor. Functions of
Fermented Milk Challenges for the
Health Science. London and New
York : Elsevier Science.
Karsinah, Lucky, H.M., Suharto, Mardiastuti,
H.W., 1994. Batang Negatif Gram, Ed
revisi. Di dalam: Staf Pengajar FKUI,
Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: UI-
Pr.
Lee, Y.K., Wong, S.F., 1998. Stability of
Lactic Acid Bacteria In Fermented
Milk. Di dalam: Salminen, Wright,
editor. Lactic Acid Bacteria. New
York: Marcell Dekker Inc.
Lin, M.C., Moon, S.S., Doyle, M.P., Watter,
K.Y., 2002. Inactivation of
Escherichia coli O157H17, Salmonella
enteritica Serotype enteritidis and
Listeria monocytogenes on lettuce by
hydrogen peroxide and lactic acid with
mild heat. J Food Pro 65:1215-1220.
Vinderola, C.G., Mocchiutti, P., Reinheimer,
J.A., 2002. Interactions among lactic
acid starter and probiotic bacteria used
for fermented dairy products. J Dairy
Sci 85: 721-729.

Kemampuan Susu Fermentasi Lactobacillus plantarum Menghambat Salmonella typhymurium Secara In Vitro (Zuraida Hanum, S.Pt, M.Si)

39

You might also like