You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

ISOLASI LAKTOSA DARI SUSU SKIM

Disusun Oleh:

Kelompok 12 KP E

Program Studi Ilmu Farmasi

Laboratorium Kimia Organik

Universitas Surabaya

TAHUN 2013
PUSTAKA
J.Cason and H.Rapoport, Laboratory Text in Organic Chemistry, Prentice-
Hall, New York, 1950, p.113

PROSEDUR
Place 25 grams of nonfat dairy milk powder in a 250-mL beaker (Note 1). Add
75 mL of warm water and stir to mix. Adjust the temperature of the mixture between
40 and 500C by heating or cooling. Add about 10 mL of 10% acetic acid solution
(Note 2) and stir the mixture to coagulate the casein. Precipitation can be judged to be
complete when the liquid changes form milky to clear.
Removed the precipitate casein by filtering the mixture by gravity through
cheesecloth (Note 3). Collect the filtrate in a 250-mL beaker. Add about 2 grams of
calcium carbonate powder to the filtrate, stir it well, and boil the suspension for about
10 minutes (Note 4). Add to the hot mixture as much decolorizing carbon as would
cover a nickel, stir the mixture thoroughly; and filter it by suction through a layer of
wet filter aid on a Buchner funnel (Note 5).
Transfer the filtrate to a 250-mL, beaker and concentrate it to a volume about
30 mL by boiling over a low flame with a wipe gauze between the flame and the
beaker (Note 6). When the volume has been reduced to 30 mL, turn off the burner and
add 125 mL of 95% of ethanol and about the same amount of decolorizing carbon as
used before. Stir the mixture well and filter it through a layer of wet filter aid on a
Buchner funnel (Note 5).
Allow the clear filtrate to stand for crystallization for at least 24 hours in a
stoppered Erlenmeyer flask. Collect the crystals of lactose by suction filtration. They
may be washed with a small amount of 95% ethanol. Yield: between 2,5 and 4,5
grams.

Notes
1. The powered milk is most easily measured by volume using a beaker; 25
grams is about 100-mL.
2. Ten percent acetic acid is prepared by diluting 10 mL of glacial acetic acid to
100-mL. more than 10-mL acetic acid seems to be required if the dry milk is
not fresh.
3. Use two pieces of cheesecloth about 12 inches square. Lay them over a conical
funnel large enough to contain all the curds. First, decant as much as possible
of the liquid form the coagulated casein into the funnel and then carefully
transfer the wet protein mass onto the cheesecloth. After most of the liquid has
drained through, a bit more can be recovered by wrapping the cheesecloth
around the curds and squeezing.
4. The mixture will foam occasionally.
5. Add about 5 grams of filter aid (we have use Celite) to about 25-mL of water
in a small beaker. Wet the filter paper on the Buchner funnel with water, fit the
funnel to the suction flask, and apply a gentle suction. Swirl the mixture of
filter aid and water to suspend the solid, and pour the suspension all at once
into the Buchner funnel. When the water has been drawn through the funnel, a
damp pad of filter aid should be in place on top of the filter paper. Remove the
funnel momentarily and pour the water out of the filter flask. Be careful not to
disturb the layer of filter aid when pouring the mixture to be filtered into the
funnel.
6. Some bumping and foaming occur.

DASAR TEORI
Laktosa dengan rumus molekul C12H22O11, mempunyai densitas 1.525 g/cm3,
titik lebur 202,80C dan titik didih 668,90C, serta kelarutan dalam air adalah 21,6g/100-
ml. Laktosa ditemukan pada susu pada tahun 1619 oleh Fabriccio Bartoletti, dan
diidentifikasi sebagai gula pada tahun 1780 oleh Carl Wilhelm Scheele.
Laktosa merupakan disakarida yang berasal dari kondensasi antara molekul D-
galaktosa dan D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan -1,4-galaktosidik, dimana
D-galaktopiranosa berhubungan ke posisi 4 dari D-glukopiranosa. Laktosa memiliki
gugus OH yang bebas pada atom C nomor 1 pada gugus glikosanya sehingga laktosa
mempunyai sifat pereduksi atau reduktor, yang memberi reaksi positif terhadap
fehling dan menunjukkan sifat mutarotasi. Campuran kesetimbangan mempunyai
rotasi spesifik +55o.
Laktosa adalah karbohidrat khas susu (gula susu) yang terdapat dalam semua
spesies dan tidak terdapat di tempat lain. Laktosa merupakan komponen utama bahan
kering dari susu sapi, karena mencakup hamper setengah dari jumlah seluruh bahan
padatnya.
Laktosa juga sering disebut sebagai saccharum lactis yang berupa serbuk
hablur, putih, rasa agak manis. Laktosa ini stabil dalam air, dalam farmasi sering
digunakan sebagai zat pembawa (pengisi) dalam tablet pengencer obat, dan dipakai
dalam campuran formalin atau untuk makanan bayi.
Laktosa termasuk karbohidrat golongan disakarida yang dapat dihidrolisa
dengan katatlisator asam atau enzim laktosa menjadi monosakarida yaitu glukosa dan
galaktosa. Laktosa dapat difermentasi oleh bakteri tertentu membentuk asam laktat,
sehingga jika reaksi fermentasi berlangsung pada susu, maka susu menjadi asam.
Laktosa diperoleh secara komersial sebagai hasil samping pabrik keju.
Laktosa merupakan disakarida alamiah yang dijumpai hanya pada binatang
menyusui, yaitu pada air susu sapi dan manusia (kira-kira 5 % laktosa).Pada protein
susu yang terkoagulasi akan membentuk dua lapisan, lapisanbawah disebut sebagai
bagian whey.
Dalam susu skim sudah tidak mengandung minyak / lemak, atau hampir tidak
mengandung lemak. Selain laktosa, di dalam susu juga terkandung beberapa
komponen protein seperti casein dan albumin yang mudah larut dalam air. Skimmed
milk / susu skim mengandung 4,5-5 % laktosa, 30 % casein, 0,7 % albumin, dan 1
% mineral.
Hasil penelitian kandungan laktosa yang dilakukan dalam beberapa macam
makanan antara lain :

Calcium and Lactose in Common Foods


Calcium Lactose
Vegetables
Content Content
Calcium-fortified orange juice, 1 cup 308344 mg 0
Sardines, with edible bones,
270 mg 0
3 oz.
Salmon, canned, with edible bones,
205 mg 0
3 oz.
Soymilk, fortified, 1 cup 200 mg 0
Broccoli (raw), 1 cup 90 mg 0
Orange, 1 medium 50 mg 0
Pinto beans, 1/2 cup 40 mg 0
Tuna, canned, 3 oz. 10 mg 0
Lettuce greens, 1/2 cup 10 mg 0
Dairy Products
Yogurt, plain, low-fat, 1 cup 415 mg 5g
Milk, reduced fat, 1 cup 295 mg 11 g
Swiss cheese, 1 oz. 270 mg 1g
Ice cream, 1/2 cup 85 mg 6g
Cottage cheese, 1/2 cup 75 mg 23 g

i. Susu Skim
Susu skim adalah susu tanpa lemak yang bubuk susunya dibuat dengan
menghilangkan sebagian besar air dan lemak yang terdapat di dalam susu.
Susu skim merupakan bagian dari susu yang krimnya diambil sebagian atau
seluruhnya. Kandungan lemak pada susu skim kurang lebih 1%. Susu skim
mengandung semua kandungan yang dimiliki susu pada umumnya , kecuali
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar susu atau keju tanpa lemak sehingga dapat berguna untuk
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Susu pada umumnya, setelah
dipasteurisasi akan mengalami homgenisasi kembali antara komponen-
komponen lemak dan protein yang tadinya telah terpisah. Homogenisasi
bertujuan agar susu memiliki tekstur yang stabil. Namun pada susu skim,
lemak akan dikurangi. Oleh karena itu membuat susu skim hamper tidak
mungkin dilakukan secara sederhana karena susu akan secara otomatis
terhomogenisasi.

ii. Asam Asetat


Asam asetat dengan rumus empiris C2H4O2 yang sering ditulis dalam
bentuk CH3COOH, asam asetat murni disebut sebagai asam asetat glacial
adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16.7oC. Asam
asetat juga sering disebut sebagai asam cuka. Asam asetat berfungsi sebagai
pelarut polar seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik
yaitu 6,2 sehingga dapat melarutkan baik senyawa polar dan non-polar. Asam
asetat bersifat korosif terhadap logam. Asam asetat mempunyai bau yang khas.

iii. Etanol
Etanol mempunyai nama lain yaitu etil alkohol, mempunyai rumus
molekul C2H5OH; massa molar 46,07g/mol; tidak berwarna; titik lebur
-114,3oC; titik didih 78,4oC. Etanol disebut juga etil alkohol, alcohol murni,
alkohol absolute, atau alcohol saja adalah cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar dan tak berwarna.
Etanol membentuk larutan azeotrop, karena itu pemurnian etanol yang
mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan
kemurnian 96%. Etanol murni ini dihasilkan pertama kali oleh Johan Tobias
Lowitz pada tahun 1796 dengan melakukan destilasi melalui arang. Etanol
adalah pelarut yang serba guna, larut dalam air dan pelarut organic lainnya
seperti: benzene, gliserol, dsb. Dan juga larut dalam pentane dan heksana.
iv. CaCO3
Kalsium karbonat mempunyai titik leleh 8250C, umumnya berwarna
putih dan sering dijumpai pada batu kapur, kalsit, marmer dan batu gamping.

TUJUAN
Mengerti dan mampu menjelaskan cara isolasi laktosa

ALAT
1. Gelas Piala
2. Gelas Ukur
3. Pengaduk
4. Termometer
5. Erlenmeyer
6. Corong Buchner
7. LabuHisap
8. Kertas Saring
9. Kapas
10. Kertas Perkamen
11. Alat Timbangan
12. Kaki Tiga dan Bunsen
13. Batu Didih
14. Pipet Tetes

BAHAN
1. Susu skim 9 gram
2. Asam Asetat Glacial 5,5 ml
3. CaCO3 1,88 gram
4. Etanol 65 ml
5. Air 75 ml

RUMUS STRUKTUR

CH2OH
O
CH2OH OH OH
HO O O
OH OH

OH
4-O (-D-galaktopironosil)-D-glukopiranosa

OH
CH2OH O
CH2OH O
O
HO
OH HO OH
OH

4-O (-D-galaktopironosil)-D-glukopiranosa

CARA KERJA
1. Menimbang susu skim sebanyak 9 gram, lalu dimasukkan ke dalam beaker
glass 500 ml, ditambahkan 75ml air, dan diaduk sampai semua susu larut.
2. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sampai 40C sambil diaduk dan
dijaga agar suhu pemanasannya tetap konstan. Pengaduk kaca disubstitusi
dengan termometer.
3. Selama pemanasan pada suhu konstan, ditambahkan asam asetat encer 5,5
ml yang ditambahkan tetes demi tetes dengan menggunakan pipet tetes sampai
terjadi endapan casein. (larutan menjadi keruh)
4. Campuran yang terbentuk endapan, kemudia disaring dengan corong yang
telah diberi kertas saring dan kapas.
5. Filtrat ditambah dengan 1,88 gram CaCO 3 dengan segera, diaduk sampai
homogen, lalu ditambahkan batu didih dan dipanaskan selama 10 menit
sampai albuminnya pun mengendap.
6. Larutan disaring dengan corong Buchner dan labu hisap dalam keadaan panas.
7. Beaker Glass dikalibrasi 13 ml, diberi tanda.
8. Filtrat diambil dan ditambah dengan batu didih baru, kemudian diuapkan
dalam beaker glass sampai volume tinggal 13 ml (sampai pada tanda kalibrasi)
9. Pada larutan panas, ditambahkan 65 ml etanol 95%. Apabila keruh, disaring
kembali dengan corong dan kertas saring dalam beaker glass sampai filtrat
yang didapat jernih.
10. Filtrat yang jernih dimasukkan kedalam botol hasil yang ditutup dengan kertas
perkamen yang dilubangi kemudian didiamkan 1 malam atau lebih.
11. Menyaring kristal dengan corong Buchner dan labu hisap.
12. Mengeringkan dan menimbang hasilnya.
SKEMA KERJA

Susu Skim 9 gram = air 75 ml

Dipanaskan pada suhu konstan 400C sambil diaduk, ditambahkan asam asetat
glacial 5,5 ml setetes demi setetes ad endapan casein terbentuk sempurna

Disaring dengan bantuan kertas saring dan juga kapas

Ditambahkan CaCO3 1,8 g dan batu didih, dipanaskan selama 10 menit sambil
diaduk sampai endapan albumin terbentuk.

Disaring dengan bantuan corong dan kertas saring, diambil filtratnya

Filtrat + batu didih, kemudian diuapkan ad volume 13 ml


Ditambahkan 65 ml etanol 95%

Apabila keruh, disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong

Filtrat yang jernih dimasukkan dalam botol bermulut lebar/botol hasil


(botol+kertas perkamen+tali, kemudian kertas perkamen dilubangi kecil-
kecil/ditusuk-tusuk agar etanol yang berlebih akan menguap sehingga
terbentuk kristal

Didiamkan kurang lebih 1 malam atau bisa lebih

Disaring dengan corong buchner dan labu hisap, dicuci dengan etanol 25%
(untuk menghilangkan pelarut induknya)

Dikeringkan di udara terbuka dan ditimbang hasilnya


GAMBAR PEMASANGAN ALAT

air 80 ml
Timbang
susu stim
10 gram

termometer
pengaduk
termometer

ditambah asam asetat encer


s.d.s ad terbentuk endapan saring dengan kertas saring
casein sempurna yang dilapisi dengan kapas
aduk, sambil
dipanaskan ad
400 C
pengaduk

Filtrat ditambah
2 gram CaCO3
botol hasil

ditambah etanol uapkan ad 13 ml, sambil


bila keruh, saring 65 ml diaduk dengan api kecil
waktu masih panas

filtrat didiamkan
semalam
botol hasil
timbang hasil
tutup dengan 2 kertas perkamen
yang dilubangi kecil-kecil

saring dengan corong


Buchner dan labu hisap,
terbentuk kristal laktosa
HASIL
1. Hasil Teoritis : 1,88 gram (hasil konversi)
2. Hasil Praktis : 750 mg
0,75 g
x 100
3. Presentase Hasil : 1,88 g = 39,89 %

4. Ketetapan Alam :-

PEMBAHASAN
Laktosa (gula susu) sering disebut sebagai saccharum lactis yaitu berupa
serbuk hablur, putih, rasa agak manis. Laktosa ini stabil dalam air dan dalam bidang
kefarmasian sering digunakan sebagai zat tambahan (pengisi sediaan) dan juga
sebagai pemanis dalam suatu sediaan. Untuk mendapatkan laktosa, bisa digunakan
cara isolasi dari susu skim, yaitu susu yang sudah dihilangkan bagian lemaknya. Pada
praktikum ini, mula-mula kami menimbang dahulu susu skim yang telah disediakan,
setelah itu mulai menghitung dan mengonversikan bahan-bahan lainnya yang
dibutuhkan sesuai dengan jumlah susu skim yang diberikan. Setelah itu barulah kami
melarutkan 9 gram susu skim dengan 75 ml air di dalam beaker glass dan dilakukan
pula pemanasan dengan suhu konstan 40oc. Setelah mencapai suhu 40oC, segera
ditambahkan dengan asam asetat encer yang telah dibuat dari asam asetat glacial dan
air dengan perbandingan 1:10. Adapun tujuan dari penambahan asam asetat ini adalah
untuk mengendapkan casein yang terdapat dalam susu skim tersebut. Akan tetapi
penambahan asam asetat ini juga tidak boleh terlalu banyak, karena jika berlebih
justru akan menghidrolisis laktosa menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan
galaktosa. Namun penambahan asam asetat encer yang terlalu sedikit (kurang) juga
akan menyebabkan laktosa yang terbentuk hasilnya kurang baik.
Pada suhu 40oC merupakan suhu konstan untuk pengendapan casein. Jika suhu
diatas 40oC maka endapan casein yang terbentuk menjadi tidak stabil karena mudah
terurai menjadi asam amino-asam amino yang lain, dan sebaliknya apabila suhu
berada dibawah 40oC, maka proses pengendapan casein pun tidak akan sempurna. Hal
ini dikarenakan jika terdapat kelebihan asam maka akan terhidrolisis menjadi
monosakaridanya, yang akan berakibat apabila dilakukan pendiaman selama 1
malam/lebih laktosa tidak akan dapat mengendap sempurna. Cara yang bisa dilakukan
untuk mengecek kembali apakah endapan casein telah terbentuk dengan sempurna
atau tidak, yaitu dengan menambahkan 1 tetes asam asetat encer, jika tidak terjadi
kekeruhan maka casein telah mengendap dengan sempurna. Kemudian larutan
tersebut segera disaring dengan menggunakan corong dan kertas saring yang telah
dilapisi oleh kapas ke dalam beaker glass yang lain. Diperlukan bantuan kapas, karena
casein merupakan senyawa polimorf, dimana casein memiliki bentuk yang sangat
beragam, untuk menghindari bentuk casein yang kecil dan halus lolos dari kertas
saring maka, ditambahkanlah kapas untuk menahan casein tersebut. Filtrat yang telah
tertampung ke dalam beaker glass diuji lagi dengan menggunakan 1 tetes asam asetat
encer, untuk memastikan tidak ada casein yang lolos dari kertas saring dan masuk ke
dalam hasil saringan (filtrat). Setelah dipastikan filtart benar-benar telah terpisah dari
endapan casein, barulah dilakukan langkah kerja selanjutnya.
Hasil filtrat yang telah terpisah dari endapan casein, kemudian ditambahkan
dengan CaCO3 sebanyak 1,88 gram. Ini bertujuan untuk mengendapan albumin yang
juga terdapat di dalam susu skim. Senyawa CaCO 3 akan bereaksi dengan mengikat
albumin dalam filtrat membentuk Ca albumin. Ke dalam campuran ini juga
ditambahkan pula batu didih dan kemudian dilakukan pemanasan selama 10 menit.
Saat melakukan pemanasan, harus sambil diaduk-diaduk untuk menghindari
terjadinya bumping. Pemanasan ini diperlukan karena garam albumin (Ca albumin)
memiliki kelarutan yang rendah pada suhu tinggi.
Setelah proses pemanasan ini selesai, kemudian larutan segera disaring dengan
bantuan corong dan kertas saring tanpa dilapisi kapas. Penyaringan ini bertujuan
untuk mendapatkan filtrat yang telah terpisah dari endapan garam albumin. Lalu filtrat
yang telah didapatkan segera diuapkan sampai volume mencapai 13 ml dengan tujuan
untuk menghilangkan air, sehingga filtrat yang didapatkan hasilnya lebih pekat.
Selama dilakukan proses penguapan juga harus sambil diaduk agar pada lapisan
bawah tidak terjadi karamelisasi dan agar pemanasannya merata. Setelah volume
filtrat mencapai 13 ml, kemudian filtrat tersebut ditambahkan dengan etanol 95%
sebanyak 65 ml dalam keadaan api yang digunakan untuk pemanasan sudah
dipadamkan. Hal ini penting dilakukan karena etanol memiliki sifat yang mudah
terbakar.
Dalam rekristalisasi ini digunakan pelarut etanol 95% karena etanol tersebut
merupakan pelarut yang berguna untuk mengendapkan laktosa. Lalu setelah itu
dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong gelas dan kertas saring hingga
diperoleh filtrat yang jernih. Setelah itu filtrat dimasukkan ke dalam botol hasil
bermulut lebar agar lebih mudah untuk mengambil hasilnya, karena laktosa yang
nantinya terbentuk akan menempel pada dinding botol. Botol tersebut juga harus
ditutup dengan kertas perkamen yang telah dilubangi agar etanol yang berlebih dapat
menguap. Kemudian hasil didiamkan selama 1 malam sampai laktosa mengendap
dengan sempurna.
Setelah dilakukan pendiaman selama 1 malam kemudian hasil disaring dengan
menggunakan corong buchner dengan penghisap serta labu hisap, dan kristal yang
didapatkan ini dicuci dengan menggunakan etanol 25% yang bertujuan untuk
menghilangkan pelarut induknya. Lalu kristal laktosa dikeringkan di udara bebas,
karena proses pengeringan tidak dilakukan di oven karena suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan laktosa mengalami karamelisasi. Barulah tahap terakhir kami
menimbang bobot kristal laktosa hasil praktikum kami.
Setelah dilakukan penimbangan, hasil praktikum kami tidak sesuai dengan
hasil teoritis yang ada, kami menganalisa bahwa kemungkinan telah terjadi human
error, dimana pada saat penambahan asam asetat encer berlebih, sehingga laktosa
mengalami hidrolisis menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Atau
mungkin juga pada proses penguapan, karena kesalahan yang kami perbuat telah
terjadi bumping sehingga beberapa filtrat telah tumpah.
Laktosa juga memiliki perbedaan dengan laktulosa, dimana laktosa merupakan
disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, sedangkan laktulosa adalah
disakarida yang terdiri dari galaktosa dan fruktosa. Laktulosa juga memiliki tingkat
kemanisan yang lebih tinggi dibanding dengan laktosa, karena gula penyusun
laktulosa yaitu fruktosa memiliki intensitas kemanisan yang tinggi. Laktulosa juga
memiliki perbedaan kegunaan dari laktosa, dimana biasanya laktulosa digunakan
sebagai obat urus-urus (laxansia)

Gambar struktur laktulosa

Skema Isolasi Laktosa dari Susu Skim

Susu skim ( laktosa, casein, albumin, mineral )


+ H2O panaskan 40 (suhu konstan)
sambil diaduk
+ asam asetat glacial tetes demi tetes, saring
Casein Filtrat
( mengendap ) ( laktosa, albumin, mineral )
+ CaCO3, panaskan 10,
saring panas

Albumin Filtrat
( mengendap ) ( laktosa, mineral )
uapkan ad volume10ml

H2O Laktosa, mineral


dibebaskan
+ etanol 95%
Saring, diam-
kan 1 malam

Laktosa terendap sempurna

KESIMPULAN
Laktosa yang merupakan gula susu dan termasuk dalam golongan disakarida
disusun dari monosakarida glukosa dan galaktosa. Lakosa ini bisa didapatkan melalui
isolasi yang dilakukan pada susu skim, yaitu susu yang telah dihilangkan lemaknya
dengan proses yang telah disebutkan diatas. Laktosa ini juga sangat berguna dalam
dunia farmasi yang umunya digunakan sebagai zat tambahan (pengisi) dan juga
sebagai pemanis dalam sediaan farmasi.

TANDA TANGAN PRAKTIKAN

You might also like