Bab Iv-Wh Baru Fix

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu Fluida Panas Masuk
(Thi)
Th Qc = 2000 cm3/menit co-

current
Th Qc = 2000 cm3/menit co-current Tc Qc = 2000Tcm3/menit
c Qc = 2000 co-current
cm3/menit co-
current
Th Qc = 2000 cm3/menit
counter current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2000Tcm3/menit counter
3
c Qc = 2000 cm /menit
current
counter-current
current
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current Tc Qc = 2300 cm3/menit co 3current
Suhu (K) pada Laju Alir Fluida Panas (Qh)= 1800 cm3/menit dengan Suhucm
Tc Qc = 2300 Fluida
/menitPanas
co- Masuk (Thi)= 36oC
current
Th Qc = 2300 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2300counter-current
cm3/menit counter-current
Tc Qc = 2300 cm3/menit
counter-current
Th Qc = 2600 cm3/menit co-current Tc Qc = 2600current
cm3/menit co-current
co-current
Th Qc = 2600 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2600counter-current
Jarak Perpindahan Panas (m) Tc Qc = 2600 cm3/menit
counter-current
Gambar 4.1 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 1900 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36oC
3
Th Qc = 2000 cm /menit
Th Qc = 2000 cm3/menit co-current Tc Qc = 2000 cm3/menit co-current
co-current
co-current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2000 cm3/menit counter current
counter current
counter-current
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current Tc Qc = 2300 cm3/menit
co-currentco current
Suhu (K) pada Laju Alir Fluida Panas (Qh)= 2100 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi)= 36oC
co-current
Th Qc = 2300 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2300 cm3/menit counter-current
counter-current
counter-current
co-currentco-current
co-current
Th Qc = 2600 cm3/menit counter-current counter-current
Tc Qc = 2600 cm3/menit counter-current
Jarak Perpindahan Panas (m) counter-current
Th Qc = 2000 cm3/menit co-current co-current
Tc Qc = 2000 cm3/menit co-current
co-current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current counter current
Tc Qc = 2000 cm3/menit counter current
counter-current
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current co-current
Tc Qc = 2300 cm3/menit co current
Suhu (K) pada Fluida Panas (Qh)= 2300 cm3/menit dengan Suhu FluidaTPanas Masuk 3(Thi)= 36oC
c Qc = 2300 cm /menit
co-current
Th Qc = 2300 cm3/menit counter-current counter-current
Tc Qc = 2300 cm3/menit counter-current
counter-current
co-current
co-current
counter-current
Jarak Perpindahan Panas (m) Tc Qc = 2600 cm3/menit
counter-current
Fluida Panas (Qh) = 2300 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
co-current
co-current
counter current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2000 cm3/menit counter
Tc Qc = 2000 current
cm3/menit
counter-current
co-current
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current Tc Qc = 2300 cm3/menit co current
cm3/menit
Suhu (K) pada Fluida Panas (Qh)= 1900 cm3/menit dengan Suhu FluidaTPanas
c Qc = 2300
Masuk (Thi) = 41oC
co-current
counter-current
counter-current
co-current
co-current
counter-current
FluidaPanas (Qh) = 1900 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41oC
co-current
co-current
counter current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2000 cm3/menit counter
Tc Qc = 2200 current
cm3/menit
counter-current
co-current
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current Tc Qc = 2300 cm3/menit co current
cm3(Thi)=
Suhu (K) pada Fluida Panas (Qh)= 2100 cm3/menit dengan Suhu FluidaTPanas
c Qc = 2400
Masuk /menit 41oC
co-current
counter-current
counter-current
co-current
co-current
counter-current
co-current
Tc Qc = 2200co-current
cm3/menit
co-current
counter current
Th Qc = 2000 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2000 cm3/menit
Tc Qc = 2200counter current
cm3/menit
counter-current
co-current
3
Th Qc = 2300 cm3/menit co-current Tc Qc = 2400cocm
Tc Qc = 2300 cm3/menit /menit
current
Suhu (K) pada Laju Alir Fluida Panas (Qh)= 2300 cm3/menit denganco-current
Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41 oC
counter-current
Th Qc = 2300 cm3/menit counter-current Tc Qc = 2300 cm3/menit cm3/menit
Tc Qc = 2400counter-current
counter-current
co-current
Th Qc = 2600 cm3/menit co-current Tc Qc = 2600 cm3/menit cm3/menit
Tc Qc = 2600co-current
co-current
counter-current
counter-current
Jarak (m)
Gambar 4.6 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir Fluida
Panas (Qh) = 2600 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41 oC
Berdasarkan grafikgrafik tersebut, dapat dilihat bahwa sering bertambahnya

jarak (x), maka suhu fluida panas masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu
fluida dingin (Tci) cenderung meningkat.
Pada gambar 4.1 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 309,15 K untuk semua
data dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah 301,65 K untuk konfigurasi co-
current dan counter-current. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk
konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000 , 2300, dan 2600 cm3/menit
masing-masing adalah 307,65 K. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk
konfigurasi counter-current dengan Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit adalah 307,15 K; 306,65 K; dan 306,65 K. Suhu fluida panas keluar (Tho)
untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600
untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit adalah 307,05 K; 306,65 K; dan 306,15 K. Suhu pertengahan fluida dingin
masuk (Tcm) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturutturut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit adalah masing-masing 302,15 K. Suhu pertengahan fluida dingin
masuk (Tcm) untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300,
dan 2600 cm3/menit adalah maisg-masing 302,15 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco)
cm3/menit adalah 303,65 K; 303,65 K; dan 303,15 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco)
untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit adalah 303,45 K; 303,15 K; dan 303,15 K.
current dan konfigurasi counter-current. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm)
cm3/menit adalah masing-masing 307,65 K. Suhu pertengahan fluida panas masuk
(Thm) untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut turut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit adalah masing-masing 306,65 K. Suhu fluida panas keluar (Tho)
2600 cm3/menit masing-masing adalah 302,15. Suhu pertengahan fluida dingin
dan 2600 cm3/menit masing-masing adalah 302,15 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco)
konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit
adalah maisng-masing 306,65 K. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk
konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit adalah masing-masing 302,15 K. Suhu fluida panas keluar (Tho) untuk
adalah 307,65 K; 307,15 K; dan 307,15 K. Suhu fluida panas keluar (Tho) untuk
masuk (Tcm) untuk konfigurasi co-current dan counter-current dengan Qc berturut
turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah masing-masing 302,15 K. Suhu fluida
dingin keluar (Tco) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300
dan 2600 cm3/menit adalah 304,65 K; 303,65 K; dan 303,35 K. Suhu fluida dingin
keluar (Tco) untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300,
dan 2600 cm3/menit adalah 303,65 K; 303,65 K; dan 303,15 K.
adalah masing-masing 310,15 K. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk
cm3/menit adalah masining-masing 311,15 K. Suhu fluida panas keluar (Tho) untuk
masuk (Tcm) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan
dan 2600 cm3/menit adalah masing-masning 303,15 K. Suhu fluida dingin keluar
(Tco) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600
untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300. dan 2600
current dan (Tci) adalah 301,65 K untuk counter-current. Suhu pertengahan fluida
panas masuk (Thm) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut 2000, 2300,
dan 2600 cm3/menit adalah masing-masing 309,65 K; 308,65 K; dan 308,65 K. Suhu
pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk konfigurasi counter-current dengan Qc
berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah masng-masing 311,15 K,.
Suhu fluida panas keluar (Tho) untuk konfigurasi co-current dengan Qc berturut-turut
2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah 309,65 K; 308,65 K; dan 308,65 K. Suhu
fluida panas keluar (Tho) untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut-turut
2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah 310,15 K; 309,15 K; dan 308,15 K. Suhu
pertengahan fluida dingin masuk (Tcm) untuk konfigurasi co-current dengan Qc
berturutturut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah masing-masing 302,15 K.
Suhu pertengahan fluida dingin masuk (Tcm) untuk konfigurasi counter-current
dengan Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah masing-masing
303,15 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco) untuk konfigurasi co-current dengan Qc
berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah 304,65 K; 304,15 K; dan
303,95 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco) untuk konfigurasi counter-current dengan
Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit adalah 305,15 K; 304,15 K; dan
304,15 K.
adalah masing-masning 309,65 K. Suhu pertengahan fluida panas masuk (Thm) untuk
cm3/menit adalah masing-masing 311,15 K. Suhu fluida panas keluar (Tho) untuk
dan 2600 cm3/menit adalah masing-masing 303,15 K. Suhu fluida dingin keluar (Tco)
untuk konfigurasi counter-current dengan Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600
Secara teori, heat exchanger digunakan dalam indsutri kimia ada dua aliran
yang mengalir di dalam heat exchanger, yaitu aliran fluida panas dan fluida dingin.
Fluida panas memasuki heat exchanger dengan suhu tinggi dan keluar dengan suhu
lebih rendah, mentransfer panasnya ke fluida dingin, dimana fluida dingin tersebut
memasuki heat exchanger dengan suhu rendah ke suhu tinggi. Di dalam permodelan
heat exchanger terdapat dua pola aliran, yakni co-current dan counter current. Pada
co-current fluida panas dan dingin mengalir pada arah yang sama, sedangkan pada
counter current fluida panas dan dingin mengalir dengan arah yang berlawanan. Pola
aliran counter current lebih baik karena mentransfer panas lebih besar daripada co-
current pada panjang heat exchanger yang sama (Subramanian, 2013).
Secara teori, semakin besar jarak perpindahan panas maka suhu pada fluida
akan menurun, menunjukkan bahwa semakin panjang pipa alat penukar kalor akan
mengakibatkan rugi panas yang semakin besar (Putro, 2008).
Secara teori, pertukaran panas dengan aliran searah dimana pada pertukaran
panas jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi penukar panas yang
sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi yang sama pula.
Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari alat
penukar panas tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar dari alat
penukar panas sedangkan Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah dimana
pada penukar panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk pada penukar
panas dengan arah berlawanan, mengalir dengan arah berlawanan dan keluar pada
sisi yang berlawanan. Temperatur fluida dingin yang keluar dari penukar panas lebih
tinggi dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar dari penukar panas sehingga
dianggap lebih baik dari alat penukar panas aliran searah (Hartono, 2008).
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan
teori dimana semakin besar jarak maka suhu akan semakin menurun untuk fluida
panas karena sepanjang fluida panas mengalir di dalam pipa dengan jarak tertentu
akan terjadi pelepasan kalor yang diserap oleh fluida dingin. Oleh karena itu
penurunan suhu untuk fluida panas dan peningkatan suhu untuk fluida dingin
merupakan fungsi jarak daripada penampang yang dilalui.
Sedangkan ada beberapa hasil yang mengalami perubahan suhu fluktuatif.
Penyimpangan yang terjadi ini dapat disebabkan oleh:
1. Alat penunjuk laju alir fluida panas dan dingin kurang berfungsi dengan baik
dimana kedudukan alat tersebut dapat berubah dengan sendirinya ketika
didiamkan.
2. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
3. Adanya kalor yang lepas dari bak penampung sehingga suhu tidak konstan.
4.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh)
4.2.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE)
Adapun pengaruh laju alir fluida Panas (Qh) terhadap daya yang dilepas fluida
panas (WE) untuk suhu fluida panas masuk (Thi) 36 oC dan 41 oC ditampilkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut :
600
Qc = 2200 cm3/menit
co-current
500 Qc = 2400 cm3/menit
Qc = 2000 cm3/menit co-current Qc = 2300 cm3/menit co-current
co-current
400 Qc = 2600 cm3/menit
co-current
300 Qc = 2200 cm3/menit
Daya yang Dilepas Fluida Panas (WE (J/s))
counter-current
Qc = 2600 cm3/menit co-current 200 Qc = 2000 cm3/menit counter-current
Qc = 2400 cm3/menit
counter-current
100 Qc = 2600 cm3/menit
counter-current
Qc = 2300 cm3/menit counter-current 0 Qc = 2600 cm3/menit counter-current
17001800190020002100220023002400
Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))
Gambar 4.7 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas
(WE) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
1000
Qc = 2200 cm3/menit
900
co-current
800 Qc = 2400 cm3/menit
Qc = 2000 cm3/menit co-current Qc = 2300co-current
700
Qc = 2600 cm3/menit
600
co-current
500 Qc = 2200 cm3/menit
Daya yang Dilepas Fluida Panas (WE(J/s))
400 counter-current
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000Qcm3/menit counter-current
3
c = 2400 cm /menit
300
counter-current
200 Qc = 2600 cm3/menit
100 counter-current
1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400
Gambar 4.8 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas
Dari gambar 4.7 yaitu pengaruh laju alir fluida Panas (Qh) terhadap daya yang
dilepas fluida panas (WE) untuk suhu fluida panas masuk (Thi) 36 oC dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa hasil yang fluktuatif. Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa
pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data pada Qh berturut-turut
1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 236,6678;
290,6447; dan 238,7439 J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada data pada
Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing
sebesar 289,2607; 305,1770; dan 318,3252 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh
data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-
masing sebesar 381,2982; 305,1770; dan 318,3252 J/s. Sedangkan pada Qc 2000
cm3/menit untuk aliran counter-current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900,
2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 276,1125; 290,6447;
dan 286,4927 J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data data pada Qh berturut-turut
1900, 2100; dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 328,7053;
406,9026; dan 350,1577 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data data pada Qh
berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar
394,4464; 406,9026; dan 477,4878 J/s.
Dari gambar 4.8 yaitu pengaruh laju alir fluida Panas (Qh) terhadap daya yang
dilepas fluida panas (WE) untuk suhu fluida panas masuk (Thi) 41 oC dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa hasil yang fluktuatif. Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa
pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data pada Qh berturut-turut
1900, 2100 dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 656,8973;
653,4399; dan 636,1531 J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qh
berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar
683,1732; 798,6488; dan 715,6723 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada
Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing
sebesar 722,5870; 798,6488; dan 798,1914 J/s. Sedangkan pada Qc 2000 cm3/menit
untuk aliran counter-current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan
2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 656,8973; 580,8355; dan
636,1531 J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900,
2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 722,5870; 726,0444;
dan 795,1914 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut
1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WE masing-masing sebesar 788,2767;
871,2532; dan 874,7106J/s.
Secara teori dapat digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir
fluida panas terhadap panas yang dilepas fluida panas:
Q = m.cp dT (Bukhari dan Nofiandi, 2002)
W = Q dan W = P.t (Rohmah, 2015)

Maka W = P.t=P.v.cp.dT
W = .q.cp.dt
Secara teori, semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang
dilepas (WE) juga akan meningkat. Yang dituliskan menurut persamaan :
Wh.Cph (Th2-Th1) = qh (Bird, dkk, 2002)

(h.Vh)Cph(Th2-Th1) = qh
h(Qh.t)Cph(Th2-Th1) = qh
h .Qh.Cph(Th2-Th1) = WE
Dimana:
WE = Jumlah panas yang dilepas (J/s)
Wh = Massa fluida panas (gr)
Qh = Laju alir fluida panas (cm3/menit)
h = Densitas fluida panas (gr/cm3)
Cph = Kapasitas panas fluida panas (J/g.K)
Th1 = Suhu fluida dingin keluar (K)
Th2 = Suhu fluida dingin masuk (K)
t = Waktu (s)
(Bird, 2002)
Berdasarkan rumus diatas besarnya daya yang dilepas adalah sebanding dengan
besanya laju alir fluida panas (Qh). Dimana semakin besar laju panas maka akan
semakin besar pula daya yang dilepas (WE) (Putro, 2008). Secara teori, perpindahan
panas pada aliran counter-current lebih baik daripada perpindahan panas pada aliran
co-current (Bird, dkk, 2002).
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terdapat daya yang dilepas (WE)
fluktuasi seperti pada Qc = 2000 cm3/menit pada Thi= 36 oC pada aliran co-current
dan counter-current, dan Qc= 2000 cm3/menit untuk Thi= 41 oC pada aliran co-
current dan counter-current. Terdapat pula daya yang dilepas (WE) menurun sperti
pada Qc= 2600 cm3/menit pada aliran co-current untuk Thi = 36 oC dan dengan
bertambahnya laju alir fluida panas (Qh). Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan
oleh:
didiamkan.
4.2.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Diserap
Fluida Dingin (WA)
Adapun pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap daya yang diserap fluida
dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC ditampilkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
450 Qc = 2000 cm33/menit co-
Qc
400 current
co-current
350 Qc = 2000 cm33/menit co-
Qc
Qc = 2000 cm3/menit co-current Qc = 2300current
co-current
300 Qc = 2300 cm33/menit co-
Qc
250 current
co-current
Daya yang Diserap Fluida Dingin Qc = 2300 cm33/menit
Qc
(WA (Watt)) 200
counter-current
Qc = 2600 cm3/menit co-current 150 Qc = 2000counter-current
Qc = 2600 cm33/menit
Qc
100 counter-current
counter-current
50 Qc = 2600 cm33/menit
Qc
counter-current
counter-current
1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400
Gambar 4.9 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Diserap
Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
600
Qc = 2000 cm3/menit
co-current
500 Qc = 2000 cm3/menit
400 Qc = 2300 cm3/menit
co-current
Qc = 2300 cm3/menit
Daya yang Diserap Fluida Dingin 300
counter-current
(WA (Watt)) 3
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000Q c = 2600 cm
cm3/menit /menit
counter-current
200 counter-current
Qc = 2600 cm3/menit
100 counter-current
Qc = 2300 cm3/menit counter-current

0 Qc = 2600 cm3/menit counter-current
1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400
Gambar 4.10 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Diserap
Kedua gambar tersebut, menunjukkan grafik pengaruh laju alir fluida panas
(Qh) terhadap daya yang diserap (WA) pada suhu panas fluida masuk (Thi) 36oC dan
39oC.
Dari gambar 4.9 pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap daya yang diserap
fluida dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa hasil yang fluktuatif dan juga konstan. Pada gambar 4.9
dapat dilihat bahwa pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data
pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA masing-masing
sebesar 277,7127; 416,5690; dan 416,5690 J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh
data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA masing-
masing sebesar 319,3696 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh
berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar
270,7699; 361,0265 dan 306,8725 J/s. Sedangkan pada Qc 2000 cm3/menit untuk
aliran counter-current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300
cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar 249,9414; 263,8270; dan 277,7127
J/s. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100 dan
2300 cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar 239,52722; 239,5272; dan
319,3696 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900,
2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar 270,7699 J/s.
Dari gambar 4.10 pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap daya yang diserap
fluida dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 41 oC dapat dilihat
bahwa WA cendrung meningkat dengan bertambahnya laju alir fluida panas (Qh).
Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran co-
current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100 dan 2300 cm3/menit di
dapat WE masing-masing sebesar 444,4027; 479,1217; dan 555,5034 J/s. Pada Qc
2400 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300
cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar 479,1217; 505,5081; dan 558,9753
J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan
2300 cm3/menit di dapat WA masing-masing sebesar 451,3465; 486,0655 dan
541,6158 J/s. Sedangkan pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran counter-current
diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA
masing-masing sebesar 347,1409; 388,7978; dan 485,9972 J/s. Pada Qc 2300
cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di
dapat WA masing-masing sebesar 399,2120 J/s. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh
data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat WA masing-
masing sebesar324,9238; 451,2831; dan 451,2831 J/s.
Secara teori, dapat digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir
dari fluida panas terhadap WA:
Qh = - 2 . V2 .Cp2 ( T2 - T1 ) (Russel, 2008)
Qh = - 2 ( Qc .t) Cp2 ( T2 - T 1) (Russel, 2008)
Qh = - 2 . W A . Cp2 ( T2 - T 1 ) (Russel, 2008)
Dimana:
Qh = laju perpindahan panas (cm3/menit)
T2 = suhu fluida dingin keluar (K)
T1 = suhu fluida dingin masuk (K)
2 = densitas fluida dingin (gr/cm3)
V = volume benda (liter)
(Russel, 2008)
Berdasarkan rumus di atas besarnya daya yang diserap adalah sebanding
dengan besarnya laju alir fluida panas (Qh). Dimana semakin besar laju panas maka
akan semakin besar pula panas yang diserap.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa percobaan yang dilakukan belum
sesuai dengan teori, dimana daya yang diserap (WA) ada yang konstan pada Qc =
2300 cm3/menit aliran co-current dan counter-current pada Thi = 36 oC dan Qc =
2300 cm3/menit aliran counter-current pada Thi = 41 oC, serta mengalami fluktuasi
pada Qc = 2600 cm3/menit aliran co-current untuk Thi = 36 oC dengan bertambahnya
laju alir fluida panas (Qh). Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan oleh:
didiamkan.
4.2.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U)
Adapun pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap koefisien perpindahan panas
menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC ditampikan
dalam bentuk grafik sebaai berikut :
Q1600 3
c = 2000 cm /menit
co-current
1400
Qc = 2000 cm3/menit
Qc = 2000 cm3/menit co-current 1200
Qc = 2100co-current
3
Q1000
c = 2300 cm /menit
co-current
800 3
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U (Watt/m2.K)) Qc = 2300 cm /menit
counter-current
600
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000Qcm3/menit counter-current
3
c = 2600 cm /menit
400
counter-current
Qc = 2600 cm3/menit
200
counter-current
Qc = 2300 cm3/menit counter-current 0
1700 2200 2700
Gambar 4.11 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
1200
Qc = 2000 cm3/menit
co-current
Qc 1000
= 2000 cm3/menit
Qc = 2000 cm3/menit co-current Qc = 2300 cm3/menit co-current
co-current
Qc =800
2300 cm3/menit
co-current
2300 cm3/menit
Qc =600
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U (Watt/m2.K))counter-current
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000
Qccm3/menit
2600 cmcounter-current
=400 3
/menit
counter-current
2600 cm3/menit
Qc =200
counter-current
Qc = 2300 cm3/menit counter-current 0

1700 2200 2700
Gambar 4.12 Pengaruh Laju Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41 oC
Dari Gambar 4.11 yaitu hubungan pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) =
36 oC dapat dilihat bahwa terdapat hasil yang konstan dan juga fluktuatif. Pada
gambar 4.11 dapat dilihat bahwa pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran co-current
diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat U
masing-masing sebesar 770,7129; 1366,1130; dan 1265,9978 J/s.m2.K. Pada Qc 2300
dapat U masing-masing sebesar 931,7563; 919,7746; dan 908,2252 J/s.m2.K. Pada Qc
cm3/menit di dapat U masing-masing sebesar 811,4831; 1097,1981; dan 841,6427
J/s.m2.K.. Sedangkan pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran counter-current diperoleh
data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat U masing-
masing sebesar 672,3202; 709,5178; dan 740,2511 J/s.m2.K. Pada Qc 2400 cm3/menit
dapat U masing-masing sebesar775,0809; 759,1410; dan 775,0809 J/s.m2.K.
Dari Gambar 4.12 yaitu hubungan pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) =
41 oC dapat dilihat bahwa U cendrung naik terhadap peningkatan laju alir fluida
panas. Pada gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran
co-current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di
J/s.m2.K. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100,
dan 2300 cm3/menit di dapat U masing-masing sebesar 804,6022; 9248288; dan 965,
5226 J/s.m2.K. Sedangkan pada Qc 2000 cm3/menit untuk aliran counter-current
J/s.m2.K.
Secara teori, koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) adalah sebanding
dengan laju alir fluida panas (Qh) dan juga sebanding dengan laju alir fluida dingin
(Qc) (Sinnot, 2005).
Qh = U A Tm (Sinnot, 2005)
Dimana:
Qh = laju panas (J/s)
U =koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/m2K)
A = luas perpindahan panas (m2)
Tm =beda suhu rata-rata logaritmik (K)
Dari rumus diatas dapat diketaui bahwa laju alir fluida dingin (Qh) berbanding
lurus dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U), dalam arti jika laju alir
panas ditingkatkan maka koefiesien perpindahan panas menyeluruh juga akan
meningkat begitu juga sebaliknya.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil
percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terjadi fluktuasi
koefisien perpindahan panas pada Qc = 2000, 2600 cm3/menit aliran co-current dan
Qc= 2000 pada aliran counter-current untuk suhu Thi= 36 oC, fluktuasi juga terjadi
pada Qc = 2300 dan 2600 cm3/menit aliran counter-current pada Thi = 41oC.
Sedangkan mengalami penurunan pada Qc = 2300 cm3/menit aliran co-current untuk
Thi = 36 oC dengan meningkatnya laju alir fluida panas. Adapun penyimpangan yang
terjadi ini disebabkan:
didiamkan.
4.2.4 Hubungan Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
Adapun pengaruh laju alir fluida panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
dengan suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC ditampilkan dlaam bentuk
grafik sebagai berikut :
200 Qc = 2000 cm3/menit
180 co-current
Qc = 2000 cm3/menit
160
140 Qc = 2300 cm3/menit
120 co-current
Qc = 2300 cm3/menit
100 counter-current
Efisiensi Daya (EFFD (% ))
80 Qc = 2600 cm3/menit
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000 cm3/menit counter-current
counter-current
40 counter-current
20
0 Qc = 2600 cm3/menit counter-current
1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400
Gambar 4.13 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya
(EFFD) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
100
Qc = 2000 cm3/menit
90 co-current
Qc = 2000 cm3/menit co-current Qc = 2300 cm3/menit
co-currentco-current
70
Qc = 2300 cm3/menit
60 co-current
Efisiensi Daya (EFFD (% )) counter-current
40
Qc = 2600 cm3/menit co-current Qc = 2000 cm3/menit
Qc = 2600 counter-current
cm3/menit
30 counter-current
counter-current
10
0
Qc = 2300 cm3/menit counter-current Qc = 2600 cm3/menit counter-current
1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400
Gambar 4.14 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya
Dari gamabr 4.13 di atas menunjukkan grafik pengaruh laju alir fluida panas
(Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada
suhu masuk fluida panas (Thi) 36 oC yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk
cendrung berflutuasi suatu efesiensi daya seiring bertambahnya laju alir fluida panas.
current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di
dapat EFFD masing-masing sebesar 117,34; 143,33; dan 174,48 %. Pada Qc 2300
dapat EFFD masing-masing sebesar 110,41; 104,65; dan 100,33%. Pada Qc 2600
cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100 dan 2300 cm3/menit di
dapat EFFD masing-masing sebesar 71,01; 99,37 dan 96,40 %. Sedangkan pada Qc
2000 cm3/menit untuk aliran counter-current diperoleh data pada Qh berturut-turut
1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 90,52; 90,77;
dan 96,94 %. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900,
2100; dan 2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 72,87; 74,92 dan
91,21 %. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100,
dan 2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 68,65; 66,54; dan 56,71
%.
Dari gamabr 4.14 di atas menunjukkan grafik pengaruh laju alir fluida panas
(Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada
suhu masuk fluida panas (Thi) 36 oC yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk
cendrung naik untuk suatu efesiensi daya seiring bertambahnya laju alir fluida panas.
current diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di
dapat EFFD masing-masing sebesar 67,65; 74,39; dan 87,32 %. Pada Qc 2300
dapat EFFD masing-masing sebesar 70,13; 59,99; dan 78,10%. Pada Qc 2600
dapat EFFD masing-masing sebesar 62,46; 63,30; dan 68,11 %. Sedangkan pada Qc
2000 cm3/menit untuk aliran counter-current diperoleh data pada Qh berturut-turut
1900, 2100, dan 2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 52,85; 55,25;
dan 41,22 %. Pada Qc 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qh berturut-turut 1900,
2100, dan 2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 55,25; 54,98; dan
50,20 %. Pada Qc 2600 cm3/menit diperoleh data Qh berturut-turut 1900, 2100, dan
2300 cm3/menit di dapat EFFD masing-masing sebesar 41,22; 51,80; dan 51,59 %
Secara teori, efisiensi daya memiliki hubungan terbalik dengan laju alir fluida
panas (Qh) dan fluida dingin (Qc), yang dinyatakan dalam persamaan:
Qc
= 100 (Maheshwari dan Trivedi, 2016)
Qh
Qh = mh.Cph.(Thi-Tho)
Qc = mc.Cpc.(Tco-Tci) (Jin dan Hrnjak, 2016)
Dimana :
= efisiensi (%)
Qh = laju kalor fluida panas (J/s)
Qc = laju kalor fluida dingin (J/s)
mh = laju massa fluida panas (kg/s)
mc = laju massa fluida dingin (kg/s)
Cp = kapasitas panas spesifik fluida (J/kg.K)
(Jin dan Henjak, 2016)
Dari persamaan di atas menunujkkan bahwa efesiensi daya () memiliki
hubungan yang berbanding terbalik dengan laju alir fluida panas (Qh). Sehingga
apabila laju alir fluida panas meningkat maka efisioen daya yang diperoleh haruslah
lebih kecil.
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terjadi fluktuasi pada efisiensi pada
Qc 2600 cm3/menit untuk aliran co-current, Qc 2300 dan 2600 cm3/menit untuk aliran
counter-current pada Thi 36 oC. Fluktuasi juga terjadi pada Qc 2300 cm3/menit untuk
aliran co-current dan Qc 2300 dan 2600 untuk aliran counter-current pada Thi 41 oC
dengan meningkatnya laju aliran fluida panas. Juga dibeberapa titik terjadi
peningkatan efesiensi daya seiring bertambah besarnya laju alir fluida panas. Adapun
penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
didiamkan.
4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin

4.3.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE)
Adapun pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap daya yang dilepas (WE)
terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC ditampilkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut :
600
Qh = 1900 cm3/menit
co-current
500
Qh = 2100 cm3/menit
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2100co-current
400 Qh = 2300 cm3/menit
co-current
300 Qh = 1900 cm3/menit
Daya yang Dilepas Fluida Panas (WE (J/s))
counter-current
Qh = 2300 cm3/menit co-current 200 Qh = 1900Qcm3/menit counter-current
3
h = 2100 cm /menit
counter-current
100 Qh = 2300 cm3/menit
counter-current
Qh = 2100 cm^3/menit counter-current 0 Qh = 2300 cm^3/menit counter-current
1700 1900 2100 2300 2500 2700
Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))
Gambar 4.15 Pengaruh Laju FluidaDingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas
1000
Qh = 1900 cm3/menit
900 co-current
800 Qh = 2100 cm3/menit
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2100 cm3/menit co-current
co-current
700
Qh = 2300 cm3/menit
600 co-current
Daya yang Dilepas Fluida Panas 500 Qh = 1900 cm3/menit
(WE (J/s)) counter-current
400
Qh = 2300 cm3/menit co-current Qh = 1900
Qh cm3/menit
= 2100 cmcounter-current
3
/menit
300 counter-current
200 Qh = 2300 cm3/menit
counter-current
100
Qh = 2100 cm3/menit counter-current
0 Qh = 2300 cm3/menit counter-current
1700 1900 2100 2300 2500 2700
Gambar 4.16 Pengaruh Laju Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas
Dari gambar 4.15 yaitu hubungan pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap
daya yang dilepas (WE) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC, dimana dapat
dilihat bahwa grafik yang terbentuk cendrung naik yaitu daya yang dilepas (WE)
meningkat seiring dengan pertambahan laju alir fluida dingin (Qc). Pada gambar 4.15
terlihat bahwa pada Qh 1900 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data pada
Qc berturut turut 2000, 2300 dan 2600 cm3/menit didapat WE sebesar 236,6678;
289,2607; dan 381,2982 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada Qc
berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE sebesar 236,6678;
289,2607; dan 381,2982. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut
turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar 238,7439;
318,3252; dan 318,3252J/s. Sedangkan untuk aliran counter-current dengan Qh 1900
cm3/menit diperoleh data pada pada Qc berturut turut 2000, 2300 dan 2600 cm3/menit
didapat WE masing-masing sebesar 276,1125; 328,7053; dan 394, 4464 J/s. Pada Qh
2100 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar 290,6447; 319,7092 dan 406,9026 J/s.
Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut turut 2000, 2300 dan 2600
cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar 286,4927; 350,1577; dan 477,4878 J/s.
daya yang dilepas (WE) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC, dimana dapat
dilihat bahwa grafik yang terbentuk cendrung naik yaitu daya yang dilepas (WE)
meningkat seiring dengan pertambahan laju alir fluida dingin (Qc). Pada gambar 4.16
terlihat bahwa pada Qh 1900 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data pada
Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar
656,8973; 683,1732; dan 722,5870 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada
pada Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing
sebesar 653,4339; 798,6488; dan 798,6488 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh
data pada pada Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-
masing sebesar 636,1531; 715,6723; dan 795,1914 J/s. Sedangkan untuk aliran
counter-current dengan Qh 1900 cm3/menit diperoleh data pada pada Qc berturut turut
2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar 656,897;
722,5870; dan 788,2767 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada pada Qc
berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar
580,8355; 726,0444; dan 871,2532 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data pada
Qc berturut turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WE masing-masing sebesar
636,1531; 795,194; dan 874,7106 J/s.
Secara teori dapat digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir
fluida dingin terhadap panas yang dilepas fluida panas:
Q = m.cp dT (Bukhari dan Nofiandi, 2002)
W = Q dan W = P.t (Rohmah, 2015)
Maka W = P.t =P.v.cp.dT
W = .q.cp.dT
Maka c .Qc.Cpc (Th2-Th1) = WE (Bird, dkk, 2002)
Dimana :
WE = Jumlah panas yang dilepas (J/s)
Qc = Laju alir fluida dingin (cm3/menit)
c = Densitas fluida dingin (gr/cm3)
Cpc = Kapasitas panas fluida dingin (J/g.K)
Tc1 = Suhu fluida dingin masuk (K)
Tc2 = Suhu fluida dingin keluar (K)
t = Waktu (s)
(Bird, dkk., 2002)
Berdasarkan rumus diatas besarnya daya yang dilepas adalah sebanding dengan
besanya laju alir fluida dingin (Qc). Dimana semakin besar laju dingin maka akan
semakin besar pula daya yang dilepas (WE). Secara teori, perpindahan panas pada
aliran counter-current lebih baik daripada perpindahan panas pada aliran co-current
(Bird, dkk, 2002).
yang diperoleh belum sesuai dengan teori terdapat beberapa data yang energi yang
dilepas terlihat fluktuasi yaitu pada data co-current dengan Qh 2300 cm3/menit dan
pada counter-current dengan Qh 2100 cm3/menit Adapun penyimpangan ini dapat
terjadi karena :
didiamkan.
4.3.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang
Diserap Fluida Dingin (WA)
Adapun pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap daya yang diserap fluida
dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC ditampilakan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
450
400 Qh = 1900 cm3/menit
350 co-current
Qh cm3/menit
= 2100 cmco-current
3
/menit
300
co-current
250 Qh = 2300 cm3/menit
Daya yang Diserap Fluida Dingin (WA (Watt)) 200 co-current
3
Qh = 2300 cm3/menit co-current Qh cm3/menit
150Qh = 1900 = 1900 cmcounter-current
/menit
counter-current
100 Qh = 2100 cm3/menit
50 counter-current
Qh = 2300 cm3/menit
0Qh = 2300
Qh = 2100 cm3/menit counter-current cm3/menit counter-current
counter-current
1700 1900 2100 2300 2500 2700
Gambar 4.17 Pengaruh Laju Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang
Diserap Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
1200
Qh = 1900 cm3/menit
1000 co-current
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2000 cm3/menit cm3/menit
Qh = 2100co-current
800 co-current
Qh = 2300 cm3/menit
600 co-current
Daya yang Diserap Fluida Dingin (WA(Watt)))
Qh = 1900 cm3/menit
Qh = 2300 cm3/menit co-current Qh
400 = 1900 cm3/menit counter-current
counter-current
Qh = 2100 cm3/menit
200 counter-current
Qh = 2300 cm3/menit
Qh = 2000 cm3/menit counter-current 0 = 2300 cm3/menit counter-current
Qh
1700 1900 2100 2300 2500 2700
Gambar 4.18 Pengaruh Laju Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Diserap
Dari gamabr 4.17 yaitu hubungan pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap
daya yang diserap fluida dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC
dapat dilihat bahwa hasil cendrung fluktuatif ada gambar 4.17 dapat dilihat bahwa
pada Qh 1900 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data pada Qc berturut-turut
2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar 277,712;
319,3696; dan 270,7699 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada Qc
berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar
416,5690; 319,3696; dan 361,0265 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data
416,5690; 319,3696; dan 306,8725 J/s. Sedangkan untuk aliran counter-current
dengan Qh 1900 cm3/menit diperoleh data pada Qc 249,9414; 239,5272; dan 270,7699
J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar 263,8370; 239,5272; dan
270,7699 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data pada 277,7127; 319,3696; dan
270,7699J/s.
Dari gamabr 4.18 yaitu hubungan Adapun pengaruh laju fluida dingin (Qc)
terhadap daya yang diserap fluida dingin (WA) terhadap suhu fluida panas masuk
(Thi) = 41 oC dapat dilihat bahwa hasil cendrung fluktuatif. Pada gambar 4.18 dapat
dilihat bahwa pada Qh 1900 cm3/menit untuk aliran co-current diperoleh data Qc
444,4027; 479,1217 dan 451,3465 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data Qc
486,0655; 479,1217 dan 505,5081 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data pada
Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar
555,5034; 558,9753 dan 541,6158 J/s. Sedangkan untuk aliran counter-current
dengan Qh 1900 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar 347,1409; 309,2120; dan
324,9324 J/s. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut-turut 2000,
2300, dan 2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar 388,7978; 399,2120;
dan 451,12831 J/s. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data Qc berturut-turut 2000,
2300, dan 2600 cm3/menit didapat WA maisng-masing sebesar 485,9972; 399,2120;
dan 451,2831 J/s.
Secara teori, dapat digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir
fluida dingin terhadap WA:
Q c = - 2 . V2 .Cp2 ( T2 - T1 ) (Russel, 2008)
Qc = - 2 ( Qc .t) Cp2 ( T2 - T 1 )
Qc = - 2 . W A . Cp2 ( T2 - T 1 )
Dimana:
Qc = laju perpindahan panas (cm3/menit)
T2 = suhu fluida dingin keluar (K)
T1 = suhu fluida dingin masuk (K)
2 = densitas fluida dingin (gr/cm3)
V = volume benda (liter)
(Russel, 2008)
Berdasarkan rumus di atas besarnya panas yang diserap (WA) adalah sebanding
dengan besarnya laju alir fluida dingin (Qc). Dimana semakin besar laju panas maka
akan semakin besar pula daya yang diserap.
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana daya yang diserap fluida dingin
(WA) mengalami fluktuasi pada Qh= 1900 cm3/menit pada aliran co-current juga Qh
= 1900, 2100 dan 2300 cm3/menit aliran counter-current pada Thi 36 oC dan pada Qh
= 2000 cm3/menit aliran counter-current Thi 41 oC dengan bertambahnya laju alir
fluida dingin (Qh). Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan oleh:
didiamkan.
4.3.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U)
Adapun pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap koefisien perpindahan panas
menyeluruh (U) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC
Qh 1400
= 1900 cm3/menit
co-current
Qh 1200
= 2100 cm3/menit
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2100 cm3/menit
co-current co-current
1000
Qh = 2300 cm3/menit
co-current
800
Qh = 1900 cm3/menit
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U (Watt/m2.K))
counter-current
600
Qhcm3/menit
3
/menit
400
counter-current
Qh = 2300 cm3/menit
200
counter-current
Qh = 2100 cm3/menit counter-current 0
1700 2200 2700
Gambar 4.19 Pengaruh Laju Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
1200
Qh = 1900 cm3/menit
co-current
1000
3
Qh = 1900 cm3/menit co-current Q h = 2100 cm /menit
Qh = 2000 cm3/menit co-current
co-current
800
Qh = 2300 cm3/menit
co-current
600
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U (Watt/m2.K)) Q = 1900 cm3/menit
h
Qh = 2300 cm3/menit co-current Qh = 1900 cm3/menit
400 counter-current
counter-current
Qh = 2100 cm3/menit
counter-current
200
Qh = 2300 cm3/menit
counter-current
0 counter-current
Qh = 2000 cm3/menit counter-current Qh = 2300 cm3/menit
1700 2200 2700
Gambar 4.20 Pengaruh Laju Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindaha
Panas Menyeluruh (U) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41 oC
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi)
= 36 oC dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk cendrung fluktuatif. Pada gambar
4.19 dapat dilihat bahwa pada Qh 1900 cm3/menit diperoleh data pada Qc berturut-
turut 2000, 2100, dan 2300 cm3/menit untuk aliran co-current didapat U masing-
masing sebesar 770,7129; 931,7563; dan 811,4838 J/s m2K. Pada Qh 2100 cm3/menit
diperoleh data pada Qc berturut-turut 2000, 2100, dan 2300 cm3/menit didapat U
masing-masing sebesar 1366,113; 919,7746; dan 1097,198 J/s m2K. Pada Qh 2300
cm3/menit diperoleh Qc berturut-turut 2000, 2100, dan 2300 cm3/menit didapat U
masing-masing sebesar 1265,9978; 908,2252; dan 841,6427 J/s m2K. Sedangkan
untuk aliran counter-current pada Qh 1900 cm3 pada Qc berturut-turut 2000, 2100,
dan 2300 cm3/menit didapat U masing-masing sebesar 672,3202; 651,8055; dan
775,0809 J/s m2K. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data Qc berturut-turut 2000,
2100, dan 2300 cm3/menit didapat U masing-masing sebesar 709,5178; 633,5604;
dan 759,141 J/s m2K. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data Qc berturut-turut 2000,
2100, dan 2300 cm3/menit didapat U masing-masing sebesar 740,2513; 882,825; dan
775,0809 J/s m2K.
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi)
= 41 oC dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk cendrung fluktuatif. Pada gambar
4.20 dapat dilihat bahwa pada Qh 1900 cm3/menit diperoleh data pada Qc berurut-urut
2000, 2300, dna 2600 cm3/menit untuk aliran co-current didapat U masing-masing
sebesar 805,9216; 868,8842; dan 804,6022 J/s m2K. Pada Qh 2100 cm3/menit
diperoleh data pada Qc berurut-urut 2000, 2300, dna 2600 cm3/menit didapat U
maisng-masing sebesar 866,4947; 892,5141; dan 924,8288 J/s m2K. Pada Qh 2300
cm3/menit diperoleh data Qc berurut-urut 2000, 2300, dna 2600 cm3/menit didapat U
maisng-masing sebesar 990,2790; 996,5689 dan 965,5226J/s m2K. Sedangkan untuk
aliran counter-current pada Qh 1900 cm3 pada Qc berurut-urut 2000, 2300 dna 2600
cm3/menit didapat U maisng-masing sebesar 596,2126; 708,4025; dan 575,535 J/s
m2K. Pada Qh 2100 cm3/menit diperoleh data Qc berurut-urut 2000, 2300, dna 2600
cm3/menit didapat U maisng-masing sebesar 638,6135, 685,6485; dan 829,0194 J/s
m2K. Pada Qh 2300 cm3/menit diperoleh data Qc berurut-urut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit didapat U maisng-masing sebesar 829,2188; 685,648029; dan 800,8029
J/s m2K.
Secara teori, koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) adalah sebanding
dengan laju alir fluida panas (Qh) dan juga sebanding dengan laju alir fluida dingin
(Qc) (Sinnot, 2005).
(Sinnot, 2005)
Qc = U A Tm
Dimana:
Qc = laju panas (J/s)
U = koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/m2K)
A = luas perpindahan panas (m2)
Tm = beda suhu rata-rata logaritmik (K)
Dari rumus diatas dapat diketaui bahwa laju alir fluida dingin (Qc) berbanding
lurus dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U), dalam arti jika laju alir
dingin ditingkatkan maka koefiesien perpindahan panas menyeluruh juga akan
meningkat begitu juga sebaliknya.
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terjadi fluktuasi koefisien
perpindahan panas untuk laju alir fluida panas (Qh) = 1900 cm3/menit aliran counter-
current pada Thi 360C dan pada Qh = 1900 dan 2100 cm3/menit aliran counter-
current Thi 41 oC dengan bertambahnya laju alir fluida dingin (Qc). Adapun
penyimpangan yang terjadi ini disebabkan:
didiamkan.
4.3.4 Hubungan laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya
(EFFD)
Adapun pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap efisiensi daya (EFFD)
dengan suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dan 41 oC ditampilkan dalma bentuk
grafik sebagai berikut :
200
180 Qh = 1900 cm3/menit
co-current
160 Qh = 2100 cm3/menit
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2100 cm3/menit co-current
co-current
140
Qh = 2300 cm3/menit
120 co-current
100 Qh = 1900 cm3/menit
80
Qhcm3/menit
3
/menit
60 counter-current
40 Qh = 2300 cm3/menit
counter-current
20
0 Qh = 2300 cm3/menit counter-current
1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700
Gambar 4.21 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya
(EFFD)dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 36 oC
100 QQh
h = =
1900 3
cmcm /menit
3
1900 /menit
90 co-current
co-current 3
80 QQh
h = =
2100
2100cmcm /menit
3
/menit
Qh = 1900 cm3/menit co-current Qh = 2100co-current
cm3/menit
co-current co-current
70 QQh 3
h = =
2300
2300cmcm /menit
3
/menit
60 co-current
co-current 3
50 QhQh= =1900
1900cmcm/menit
3
/menit
40 counter-current
3
Qh = 2300 cm3/menit co-current Qh = 1900Qcm3/menit
h = =
Qh 2100
2100cm /menit
counter-current
cm 3
/menit
30 counter-current
counter-current
3
20 QQh
h = =
2300
2300cmcm /menit
3
/menit
10 counter-current
counter-current
0
Qh = 2100 cm3/menit counter-current Qh = 2300 cm3/menit counter-current
17001800190020002100220023002400250026002700
Gambar 4.22 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya
Dari gambar 4.21 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap
efisiensi daya (EFFD) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) = 36 oC dapat dilihat
grafik cendrung menurun yaitu efesiensi daya cendrung menurun seiring
bertambahnya laju alir fluidi dingin. Dari gambar 4.21 dapat dilihat bahwa pada Qh
1900 cm3/menit untuk aliran co-current pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600
cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 117,34; 110,41; dan 71,01%. Pada
Qh 2100 cm3/menit pada Qc berturut-turut 2000, 2300 dan 2600 cm3/menit diperoleh
EFFD maisng-maisng sebesar 143,33; 104,65; dan 99,37%, pada Qc berturut-turut
2000, 2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 174,48;
100,33; dan 96,4%. Sedangkan pada Qh 1900 cm3/menit untuk aliran counter-current
data pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-
maisng sebesar 90,52; 72,87; dan 68,65 %. Pada Qh 2100 cm3/menit pada Qc
berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng
sebesar 90,77; 74,92; dan 66,54%. Pada Qh 2300 cm3/menit Qc berturut-turut 2000,
2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 96,94; 92,21; dan
56,71%.
Dari gambar 4.22 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap
efisiensi daya (EFFD) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) = 41 oC dapat dilihat
grafik cendrung fluktuasi. Dari gambar 4.22 dapat dilihat bahwa pada Qc berturut-
turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 67,65;
70,13; dan 62,46%. Pada Qh 2100 cm3/menit pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 74,39; 59,99; dan 63,30%.
Pada Qh 2300 cm3/menit pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit
diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 87,32; 78,10, dan 68,11%. Sedangkan pada
Qh 1900 cm3/menit untuk aliran counter-current diperoleh data pada Qc berturut-
turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 52,85;
55,25; dan 41,25%. Pada Qh 2100 cm3/menit pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan
2600 cm3/menit diperoleh EFFD masing-masing sebesar 66,94; 54,98; dan 51,80 %.
Pada Qh 2300 cm3/menit pada Qc berturut-turut 2000, 2300, dan 2600 cm3/menit
diperoleh EFFD maisng-maisng sebesar 76,40; 50,2; dan 51,9%.
Secara teori, efisiensi daya memiliki hubungan dengan laju alir fluida dingin,
yang dinyatakan dalam persamaan:
Qc
= 100 (Maheshwari dan Trivedi,
Qh
2016)
Qh = mh.Cph.(Thi-Tho) (Jin dan Hrnjak, 2016)
Qc = mc.Cpc.(Tco-Tci)
Dimana :
= efisiensi (%)
Qh = laju kalor fluida panas (J/s)
Qc = laju kalor fluida dingin (J/s)
mh = laju massa fluida panas (kg/s)
mc = laju massa fluida dingin (kg/s)
(Jin dan Hrjank, 2016)
Dari persamaan di atas menunujkkan bahwa efesiensi daya () memiliki
hubungan yang berbanding lurusd engan laju alir fluida dingin (Qc). Sehingga apabila
laju alir fluida dingin meningkat maka efisioen daya yang diperoleh haruslah lebih
meningkat pula.
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana hasil yuang didapat cendrung
menurun terhadap peningkatan laju alir fluidi dingin serta terjadi fluktuasi pada Qh =
1900 cm3/menit aliran counter-current pada Thi 36 oC dan pada Qh = 1800 cm3/menit
aliran co-current, Qh = 1800 dan 2600 cm3/menit aliran counter-current Thi 41 0C.
Adapun penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
didiamkan.
3. Adanya kalor yang lepas dari bak penampung sehingga suhu tidak konstan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Aliran counter-current lebih efisien daripada aliran co-current pada daya yang
dilepas (WE), daya yang diserap (WA), koefisien perpindahan panas
menyeluruh(U) dan efisiensi daya (EFFD).
2. Semakin besar laju alir fluida panas (Qh) dan laju alir fluida dingin (Qc), maka
semakin besar pula daya yang dilepas (WE).
3. Semakin besar laju alir fluida panas (Qh) dan laju alir fluida dingin (Qc), maka
semakin besar pula daya yang diserap (WA).
4. Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) berbanding lurus dengan laju alir
fluida panas (Qh) dan laju alir fluida dingin (Qc).
5. Efisiensi daya (EFFD) berbanding lurus dengan laju alir fluida dingin (Qc) dan
berbanding terbalik dengan laju alir fluida panas (Qh).
6. Padadaya yang dilepas (WE) dan daya yang diserap (WA), suhu fluida masuk
yang lebih tinggi lebih bagus daripada yang lebih rendah.
7. Pada koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dan efisiensi daya (EFFD),
suhu fluida masuk yanglebih tinggi lebih bagus daripada yang lebih rendah
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Disarankan melakukan pengukuran pressure drop, sehingga diketahui pengaruh
pressure drop pada perpindahan panas.
2. Sebaiknya digunakan sampel dengan viskositas yang lebih besar dari pada air
sehingga dapat dijadikan perbandingan, contohnya minyak.
3. Sebaiknya bak air panas ditutup sehingga fluida yang dipanaskan tidak menguap
dan menyebabkan berkurangnya fluida panas.
4. Disarankan agar dilakukan perbaikan pada pipa aliran fluida yang bocor
sehingga dapat diperoleh hasil yang tepat.
5. Sebaiknya koil pemanas diganti dengan pemanas lain yang mrmpenyai
pengaturan suhu

Bab Iv-Wh Baru Fix

Uploaded by

Document Information

Original Description:

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Bab Iv-Wh Baru Fix

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Th Qc = 2000 cm3/menit co-

Berdasarkan grafikgrafik tersebut, dapat dilihat bahwa sering bertambahnya

W = Q dan W = P.t (Rohmah, 2015)

Wh.Cph (Th2-Th1) = qh (Bird, dkk, 2002)

Qc = 2300 cm3/menit counter-current

Qh = - 2 ( Qc .t) Cp2 ( T2 - T 1) (Russel, 2008)

Qh = - 2 . W A . Cp2 ( T2 - T 1 ) (Russel, 2008)

Qc = 2300 cm3/menit counter-current 0

4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin

Panas Menyeluruh (U) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 41 oC

You might also like