You are on page 1of 11

Peran Endonuclease-G sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion pada

Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini

(The Role of Endonuclease-G for Amniotic Cell Apoptosis Biomarker Determination


in Pregnancies with Premature Rupture of the Membrane)

Benedictus Triagung Ruddy Prabantoro*, Prajitno Prabowo**, Ni Made Mertaniasih**, Fedik Abdul Rantam***

ABSTRACT
The aim of this study was to identify whether there is an association between endonuclease-G and the apoptosis of amniotic cells in

with premature rupture of the membranes, it is possible to know whether endonuclease-G is the biomarker of amnion cells apoptosis

the ruptured amniotic membrane of 41 pregnant women with premature rupture of the membranes were taken and processed to be
analyzed further; TUNEL methods were used for obtaining the apoptosis index analysis of amnion tissue; Western-Blotting methods
were used in both the analysis of endonuclease-G (30 kDa/full length) expression and also the analysis of caspase-3 (35 kDa/full

Hence it can be concluded from the results of this study that high level detection of endonuclease-G is a biomarker of apoptosis of

Key words: Endonuclease-G, Caspase-independent, PROM/PPROM

PENDAHULUAN mekanisme aktivasi jalur caspase (Tilly et al., 1991; Otsuki


Perubahan patobiologis pada kejadian ketuban et al., 1994; Paavola et al., 1995; Parry and Strauss, 1998;
pecah dini (Premature rupture of membrane/PROM) McLaren et al., 1999; Levy and Nelson, 2000); namun ada
sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa penelitian pula dugaan bahwa apoptosis yang terjadi tanpa melalui
patogenesis PROM yang telah dilaporkan antara lain jalur caspase (Menon et al., 2000); dengan demikian
menjelaskan proses biokimia, termasuk extracelluler apoptosis pada kejadian ketuban pecah dini hingga kini
matrix remodeling lewat perubahan enzimatik (tissue masih belum jelas.
inhibitor matrix metalloproteinase/TIMP dan membrane Dari seluruh kehamilan, 510% mengalami ketuban
matrix metalloproteinase /MMP) pada jaringan selaput pecah dini. Pada persalinan kurang bulan, sepertiga
ketuban (Gravett , 1994; Gomez et al., 1997; Romero diantaranya mengalami ketuban pecah dini; sedangkan
et al., 1998; Romero et al., 2002; Xu et al., 2002; Fortunato dari kasus ketuban pecah dini, 60% di antaranya terjadi
et al., 2002); dan ada yang melaporkan proses cell death pada kehamilan cukup bulan. Pada kehamilan dengan
(apoptosis) pada sel jaringan selaput ketuban melalui ketuban pecah dini, sebagian besar kasus ditemukan mulut

* RSK St. Vincentius a Paulo (RKZ Surabaya)


** Fakultas Universitas Airlangga
*** Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011 27


rahim yang belum matang, 3040% mengalami gagal bacterial vaginosis dan 19,5% dengan bacterial vaginosis,
induksi sehingga diperlukan tindakan operasi, sedangkan (Joesoef dkk, 1996).
sebagian lain mengalami hambatan kemajuan persalinan Apoptosis merupakan suatu mekanisme kematian sel
dengan peningkatan resiko infeksi pada ibu dan janin yang terprogram, melibatkan peran famili enzim protease
(Cunningham, 2001; Carson de Witt, 1999). Kejadian spesifik yang mengandung sistein dan dikenal sebagai
amnionitis dilaporkan 1523% pada penderita hamil dengan famili caspase (Kumagai et al., 2001), tetapi pada penyakit
ketuban pecah dini (Carson de Witt, 1999). Komplikasi degeneratif sel saraf dilaporkan adanya apoptosis tanpa
pada janin akibat kasus ketuban pecah dini tergantung melalui aktivitas caspase (Kumagai et al., 2001). Pada
usia kehamilan dan kejadian selama proses persalinan. keadaan sel yang mengalami infeksi atau stres, biasanya
Komplikasi ketuban pecah dini dapat mengakibatkan jalur apoptosis klasik atau caspase dependent pathway tidak
infeksi perinatal, kompresi tali pusat, solusio plasenta, berjalan, oleh karena itu diduga mekanisme apoptosis yang
serta adanya sindrom distress pada napas bayi baru lahir. terjadi melalui jalur lain yang disebut caspase independent
Akibat lain yang terjadi adalah enterocolitis necrotizing, pathway dengan melibatkan anggota famili proapoptosis
perdarahan intraventrikular, sepsis neonatorum terjadi pada Bcl-2 yaitu bax (Numazaki et al., 2003; Burdon et al.,
220% dari kasus ketuban pecah dini, serta dapat terjadi 2006). Penelitian tentang apoptosis pada sel yang terinfeksi
kematian sekitar 5% kasus, sedangkan komplikasi jangka Chlamydia serta peranan dari Bax yang utama, antara lain
panjang dapat memberikan kecacatan (Miller et al., 1990; pergerakan Bax dari sitosol menuju mitochondria (Wolter
Parry and Strauss, 1998). et al., 1997); Apoptosis pada sel epitel dan makrofag
Kehamilan normal dengan umur kehamilan 3742 (Ojcius et al., 1998); target Bax di mitokondria (Goping
minggu, dikenal sebagai hamil cukup bulan. Pada hamil et al., 1998); dan peranan famili Bcl-2 pada apoptosis jalur
cukup bulan, proses persalinan yang terjadi diawali dengan caspase-independent karena infeksi Chlamydia (Perfettini
kontraksi otot uterus yang berulang kemudian diikuti et al., 2002), menunjukkan adanya peranan protein Bcl-2
dengan penipisan serviks dan keluar cairan lalu diikuti di mitokondria yang menyebabkan terjadinya fragmentasi
dengan fase dilatasi sebagai persiapan persalinan. Pada DNA. Pada kasus PPROM dan PROM dilaporkan terjadinya
fase kritis awal proses persalinan seringkali terjadi selaput proses apoptosis yang dipercepat terutama di daerah robekan
ketuban mengalami perobekan (rupture) terlebih dahulu selaput ketuban pada PPROM dan PROM (Menon et al.,
sebelum adanya tanda persalinan (before start of labor), 2000). Pada temuan yang telah dilaporkan dapat dinyatakan
keseluruhan proses ini dikenal sebagai ketuban pecah dini mekanisme apoptosis pada kejadian ketuban pecah dini
atau premature rupture of the membrane (PROM). Pada tanpa melalui aktivasi caspase masih belum jelas.
kehamilan cukup bulan, kejadian PROM berkisar 10% Perhatian pada angka kejadian ketuban pecah dini
(Carson de Witt, 1999). Pada kehamilan kurang bulan yang tinggi dan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan
(preterm), yaitu dibawah 37 minggu, dikenal sebagai serta morbiditas serta mortalitas neonatal dan perinatal,
Preterm with premature rupture of the membrane (PPROM) mendorong penelitian yang bertujuan mempelajari
Kejadian PPROM dilaporkan 20% di antara kehamilan mekanisme terjadinya ketuban pecah dini. Pada laporan
preterm (Carson de Witt, 1999; Parry and Strauss, 1998). Guimaraes and Linden, 2004; Kogel and Prehn, 2002
Penyebab kasus ketuban pecah dini, PPROM atau PROM dibuktikan bahwa proses apoptosis dapat melalui jalur
hingga kini masih belum jelas. Salah satu faktor resiko yang aktivasi caspase-dependent dan caspase-independent. Jalur
dapat menyebabkan PROM dan PPROM adalah infeksi caspase atau jalur klasik, melalui induksi apoptosis dengan
bakteri pada traktus genitalis (Cunningham, 2001). Salah terjadinya orkestra serangkaian reaksi yang melibatkan
satu bakteri yang potensial yaitu: Chlamydia trachomatis, beberapa senyawa caspase dengan eksekutor utama adalah
di mana infeksi bakteri ini pada kehamilan dapat memicu caspase-3, sehingga parameter untuk proses apoptosis
terjadinya abortus spontan, PPROM, PROM dan berat jalur dependent adalah caspase-3. Sedangkan apoptosis
badan lahir rendah (Korn, 2000). Angka prevalensi jalur independent lewat peningkatan ekspresi protein bax
pada kehamilan bervariasi antara 235% berlanjut dikeluarkan beberapa faktor reaksi ensimatis antara
(Savoia, 2004). Pada pemeriksan prenatal ibu hamil di lain AIF/Apoptotic inducing factor, EndoG/Endonuclease-
USA pada 28 negara bagian tahun 2002 didapatkan angka G dan L-Dnase I/Leucocyte Elastase Inhibitor-Dnase II,
kejadian 10,1% (Cunningham et al., 2005), di Indonesia di mana faktor ini dapat menginduksi apoptosis melalui
tahun 1996 didapatkan angka 8,2% dari ibu hamil tanpa terjadinya fragmentasi DNA. Keadaan ini menimbulkan

28 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 2737


peningkatan ekspresi protein p-53 dengan akibat terjadi Sampel adalah jaringan amnion yang diambil dari
peningkatan induksi MMPs, sehingga sintesis matriks selaput ketuban pada sisi robekan dari ibu bersalin
selaput ketuban menurun dan mengalami kerapuhan, dengan ketuban pecah dini. Pemilihan sampel dilakukan
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini (Fortunato secara: Consecutive sampling, dimana sampel diambil dari
et al., 2000). Parameter yang digunakan untuk mengetahui ibu hamil yang datang di Kamar Bersalin BKIA RSK St
terjadinya peningkatan apoptosis melalui jalur caspase- Vincentius A Paulo Surabaya dan memenuhi kriteria inklusi
independent adalah peningkatan endonuclease-G, hal dan eksklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian serta
ini disebabkan faktor peningkatan endonuclease-G ini bersedia sebagai sampel penelitian dan menanda-tangani
muncul paling awal dan dominan sebagai bentuk respons informed consent; sampai jumlah sampel yang diperlukan
adanya apoptosis melalui caspase-independent (Zhang terpenuhi.
2003). Koleksi sampel penderita ibu hamil dengan ketuban
Konsep ilmiah yang diajukan adalah PPROM dan pecah dini dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
PROM disebabkan terutama oleh infeksi pada traktus (PPROM) dan lebih dari 37 minggu (PROM) berasal dari
genitalis, dapat berupa infeksi bakteri (ekstraselular) atau Kamar Bersalin RSK St Vincentius a Paulo Surabaya.
bakteri obligat intraselular. Infeksi traktus genitalis dapat Jaringan amnion diambil dari bagian robekan pada selaput
menyebabkan terjadinya apoptosis sel amnion pada selaput ketuban. Jaringan tersebut dimasukan dalam media
ketuban, di mana infeksi bakteri (ekstraselular) melalui jalur transport Phosphate Buffer Saline (PBS) steril dan dibawa
caspase dependent dan infeksi bakteri obligat intraselular ke Lembaga Penyakit Tropis Unair.
melalui jalur caspase independent, jalur dependent dengan Tahapan penelitian meliputi: (a) Preparasi supernatan
parameter caspase-3 dan jalur independent dengan parameter homogenat sel / jaringan amnion. Sebagian jaringan amnion
endonuclease-G. hasil koleksi digerus, lalu ditambahkan PBS dengan volume
Faktor infeksi intraseluler terutama merupakan pencetus 10 ml, kemudian dilakukan sonikasi (homogenizer) selama
percepatan mekanisme apoptosis melalui jalur caspase- 4 15 menit, kemudian disentrifus 10.000 rpm selama
independent dengan parameter utama endonuclease-G, 15 menit, lalu supernatan diambil untuk kepentingan
dengan tingginya kasus infeksi intraseluler asimptomatis analisis endonuclease-G dan caspase-3; (b) Deteksi dan
diantara ibu hamil atau wanita usia reproduksi, dirumuskan
permasalahan apakah endonuclease-G dapat berperan metode TUNEL; (c) Deteksi ekspresi endonuclease-G
sebagai biomarker penentu pada apoptosis sel amnion untuk dengan metode Western Blotting; (d) Deteksi ekspresi
prediksi PROM atau PPROM pada ibu hamil. caspase-3 dengan metode Western Blotting.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Membuktikan Data yang diperoleh meliputi umur kehamilan, tingkat
adanya hubungan antara tingkat deteksi endonuclease- deteksi endonuclease-G, caspase-3 dan indeks apoptosis
G (independent pathway) dengan kejadian apoptosis (histopatologis dari jaringan amnion). Analisis hubungan
(indeks apoptosis) pada kehamilan dengan ketuban pecah antara variabel tersebut menggunakan uji chi-square (data
dini; (2) Membuktikan adanya hubungan antara tingkat nonparametrik) dan uji T (data parametrik) (Steel dan
deteksi endonuclease-G dengan umur kehamilan ketuban Torrie, 1980).
pecah dini (PROM/PPROM); (3) Membuktikan adanya
hubungan antara tingkat deteksi caspase-3 (dependent HASIL DAN DISKUSI
pathway) dengan kejadian apoptosis (indeks apoptosis) pada Menurut Creasy yang dikutip oleh Abadi (1999)
kehamilan dengan ketuban pecah dini; (4) Membuktikan menyebutkan bahwa secara garis besar persalinan kurang
adanya hubungan antara tingkat deteksi caspase-3 dengan bulan dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni pertama
umur kehamilan ketuban pecah dini (PROM/PPROM). kelompok persalinan kurang bulan yang terjadi secara
spontan dan seringkali disertai dengan pecah ketuban
MATERI DAN METODE sebelum waktunya. Kelompok ini meliputi 7980% dari
Populasi berasal dari ibu hamil dengan ketuban pecah semua kejadian persalinan kurang bulan. Adapun kelompok
dini dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu kedua merupakan kelompok persalinan kurang bulan yang
(PPROM) dan kehamilan cukup bulan/lebih dari 37 minggu disertai dengan kelainan pada alat reproduksi misalnya
(PROM) yang datang di Kamar Bersalin BKIA RSK kelainan bentuk rahim, tumor dan kelainan yang merupakan
St Vincentius A Paulo Surabaya. penyulit kehamilan yakni perdarahan pada kehamilan,

Prabantoro dkk.: Peran Endonuclease-g sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion 29
hidroamnion, kehamilan ganda atau penyakit ibu yang
menyertai kehamilan seperti hipertensi dalam kehamilan,
diabetes melitus dengan kehamilan yang sering kali harus
dilakukan pengakhiran kehamilan sebelum waktunya oleh
Varibel PROM PPROM
karena bahaya yang mengancam bayi, ibu atau keduanya.
Jumlah Kasus 30 11
Berdasarkan data ibu hamil yang masuk Kamar Proses Inpartu Induksi 24 10
Bersalin RS St Vincentius a Paulo Surabaya selama Inpartu 6 1
periode pengumpulan sampel yaitu 4 bulan dengan distribusi Spontan
menurut umur kehamilan dan cara persalinan (lihat Cara Persalinan Spontan 29 11
Tabel 1). Sectiocaesarea 1 0
Lama keluar air ketuban < 12 jam 9 2
Tabel 1. Jumlah persalinan, umur kehamilan dan cara > 12 jam 21 9
persalinan selama bulan September sampai Status kehamilan Primigravida 23 3
Multigravida 7 8
dengan Desember 2006
Umur
Jumlah Cara Persalinan
Kehamilan (1,8%). Dari 41 ibu hamil dengan ketuban pecah dini mulai
Bulan Per-
salinan Aterm Preterm
Sectio Ekstraksi
Spontan
bulan September sampai bulan Desember 2006, didapatkan
caesarea vaccum beberapa variabel seperti tabel 2. Dari 587 persalinan yang
September 137 129 8 9 2 126
terjadi di BKIA RSK St Vincentius a Paulo Surabaya selama
Oktober 160 146 14 16 4 140
bulan September sampai dengan Desember 2006, 30 kasus
Nopember 160 142 18 12 3 145
Desember 130 120 10 9 2 119 kehamilan dengan PROM dan 11 kasus kehamilan dengan
TOTAL 587 537 50 46 11 530 PPROM. Dilihat dari cara persalinan dan proses inpartu
yang dikaitkan dengan kehamilan ketuban pecah dini
Sampel penelitian diambil dari kamar bersalin (PROM atau cukup bulan) hanya satu persalinan dengan
BKIA RSK St Vincentius a Paulo Surabaya selama operasi sectiocesarea, 29 persalinan spontan, enam kasus
bulan September 2006 sampai dengan Desember 2006, inpartu spontan, 24 kasus dilakukan induksi. Adapun bila
di mana total jumlah persalinan adalah 587 kasus dengan dikaitkan dengan ketuban pecah dini (PPROM atau kurang
537 persalinan (91,48%) dengan kehamilan cukup bulan bulan) didapatkan 10 induksi persalinan, satu inpartu
atau aterm dan 50 persalinan (8,52%) dengan kehamilan spontan, 11 persalinan spontan dan tidak ada yang dilakukan
kurang bulan atau preterm. Dari cara persalinan didapatkan sectiocesarea. Dilihat dari lama keluar air ketuban dikaitkan
46 persalinan dengan sectiosesarea, 11 persalinan dengan dengan PROM, sembilan kasus kurang dari 12 jam dan 21
ekstraksi vakum dan 530 persalinan secara spontan. Secara kasus lebih dari 12 jam, bila dikaitkan dengan PPROM
persentase jumlah operasi sectiocaesarea di BKIA RSK terlihat dua kasus kurang dari 12 jam dan sembilan kasus
St Vincentius a Paulo Surabaya: 8,68%, lebih sedikit lebih dari 12 jam. Dilihat dari status kehamilan dikaitkan
dari angka Sectiocaesarea di Indonesia: 2025% (2008), dengan PROM, 23 kasus pada primigravida dan tujuh kasus
USA (2006): 23,6%, hal ini karena Kasus-kasus yang multigravida, sedang dikaitkan dengan PPROM didapatkan
ditangani di Kamar Bersalin BKIA RSK St Vincentius a tiga kasus primigravida dan delapan kasus multigravida.
Paulo umumnya merupakan kasus-kasus yang melakukan Pada tabel 3 terlihat bahwa berdasarkan uji Fishers
perawatan antenatal kehamilan di Poli BKIA sendiri, sangat Exact test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat
sedikit yang merupakan kasus rujukan dari bidan luar. bermakna antara endonuclease-G dengan kejadian apoptosis
Sampel jaringan amnion diambil dari selaput ketuban pada sampel kehamilan dengan ketuban pecah dini (p <
ibu hamil dengan ketuban pecah dini yang bersalin di Kamar 0,01). Hal ini disebabkan endonuclease-G positip hanya
Bersalin BKIA RSK St Vincentius a Paulo Surabaya mulai ditemukan pada apoptosis sel amnion yang positip (68,29%)
bulan September 2006, jumlah sampel diambil sampai sedangkan pada apoptosis sel amnion yang negatip tidak
terpenuhinya jumlah sampel (Consecutive sampling), ditemukan ekspresi endonuclease-G (0%). Adapun pada
sehingga pengumpulan sampel sampai bulan Desember endonuclease-G negatip akan tetapi ditemukan apoptosis
2006. Didapatkan jumlah total: 587 persalinan, dengan sel amnion yang positip (17,07%) dan apoptosis sel amnion
persentase PROM: 30/587 (5,1%) dan PPROM: 11/587 yang negatip (14,63%). Adapun pada tabel 4 terlihat bahwa

30 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 2737


berdasarkan T-tes menunjukkan bahwa ada perbedaan Adapun jalur non caspase, umumnya terjadi pada
yang sangat bermakna antara endonuclease-G dan indeks keadaan tertentu misalnya keadaan patologis dimana terjadi
apoptosis pada sampel kehamilan dengan ketuban pecah hambatan pengeluaran senyawa caspase, dimana pada
dini (p 0,01). Hal ini disebabkan nilai indeks apoptosis keadaan ini akan terjadi peningkatan Bax yaitu protein dari
sel amnion pada endonuclease-G positip (0,16 0,05) anggota famili Bcl-2 serta dihasilkan senyawa lain yang
lebih tinggi secara bermakna terhadap indeks apoptosis sel dapat menginduksi apoptosis seperti apoptotic inducing
amnion pada endonuclease-G negatip (0,10 0,04). factor (AIF), endonuclease-G (Endo-G) dan Leucocyte
elastase inhibitor (LEI)-Dnase II (L-Dnase II) (Guimaraes
Tabel 3. Hubungan endonuclease-G dengan kejadian and Linden, 2004; Kogel and Prehn, 2002).
apoptosis Mekanisme kerja dari endonuclease-G memperlihatkan
bahwa pada saat aktivasi apoptosis, endonuclease-G dilepas
Apoptosis
Jenis Marker dari ruang intermembran mitokondrial menuju inti sel
Negatip () Positip (+) Total
untuk menginduksi fragmentasi DNA (Li et al., 2001). Di
Endonuclease-G (-) 7 (17,07) 6 (14,63%) 13 (31,71%)
Endonuclease-G (+) 0 (0,0%) 28 (68,29%) 28 (68,29%) mana endonuclease-G akan membelah kromosomal DNA
Total 7 (17,07%) 34 (82,93%) 41 (100%) pada jalur caspase-independent (Li et al., 2001). Studi
genetik menunjukkan bahwa mutasi endonuclease-G pada
Fishers Exact test; p = 0,000; p < 0,01
menghasilkan penurunan degradasi DNA dan
penghambatan proses apoptosis in vivo (Li et al., 2001). Dari
Tabel 4. Hubungan endonuclease-G dengan indeks
hasil studi biokimiawi dan genetik tersebut menunjukkan
apoptosis bahwa endonuclease-G terlibat dalam fragmentasi DNA
Jenis Marker Indeks Apoptosis melalui jalur mitokondria, karena endonuclease-G terletak
Endonuclease-G negatip () 0,10a 0,04 didalam mitokondria sehingga bila terjadi kerusakan
Endonuclease-G positip (+) 0,16b 0,05 mitokondria akan menyebabkan endonuclease-G keluar
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan ke arah nukleus, terjadilah fragmentasi DNA dan proses
apoptosis.
Pada tabel 5 terlihat bahwa berdasarkan uji Fishers
Parameter yang digunakan untuk mengetahui Exact test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
terjadinya peningkatan apoptosis melalui jalur caspase- bermakna antara endonuclease-G dengan umur kehamilan
independent adalah endonuclease-G, hal ini disebabkan pada ketuban pecah dini pada kehamilan pada sampel
faktor endonuclease-G ini muncul paling awal dan dominan kehamilan dengan ketuban pecah dini (p > 0,05). Hal ini
sebagai bentuk respons adanya apoptosis melalui caspase- disebabkan endonuclease-G positip ditemukan baik pada
independent (Zhang et al., 2003). PROM (43,90%) maupun PPROM (24,39%) demikian
Tabel 3 dan tabel 4 memperlihatkan bahwa apoptosis pula meskipun pada endonuclease-G negatip akan tetapi
yang terjadi pada ketuban pecah dini berhubungan secara ditemukan baik pada PROM (29,2%) dan PPROM
bermakna dengan tingkat deteksi endonuclease-G. Hal (2,44%).
ini sesuai dengan Menon et al (2000) yang mengatakan
bahwa adanya jalur caspase-independent yang terlibat di Tabel 5. Hubungan endonuclease-G dengan umur
dalam apoptosis terutama pada kasus kehamilan dengan kehamilan ketuban pecah dini
ketuban pecah dini. Bahkan Van Loo et al (2001) telah Umur kehamilan ketuban pecah dini
membuktikan bahwa meskipun apoptosis merupakan suatu Jenis Marker
PROM PPROM Total
proses fragmentasi DNA inti yang terkait dengan caspase- Endonuclease-G () 12 (29,27%) 1 (2,44%) 13 (31,71%)
3-dependent-DNAse (CAD/caspase activated DNAse), Endonuclease-G (+) 18 (43,90%) 10 (24,39%) 28 (68,29%)
ternyata fragmentasi DNA inti juga dapat terjadi secara Total 30 (73,17%) 11 (26,83%) 41 (100%)
terpisah tidak terkait dengan CAD yaitu melalui pelepasan Fishers Exact test; p = 0,127; p > 0,05
endonuclease-G dari mitokondria. Di mana dengan western
blotting menunjukkan protein endonuclease-G memiliki Patobiologi dari kehamilan dengan ketuban pecah dini
berat molekul 30 kDa.(Widlak et al., 2001), dengan masih belum banyak diketahui. Banyak faktor dan jalur
pengenceran 1/500 (0,54 g/ml). yang dapat menyebabkan degradasi dari matriks selaput

Prabantoro dkk.: Peran Endonuclease-g sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion 31
membran ekstrasellular antara lain: 1) jumlah kolagen Tabel 6. Hubungan ca spas e-3 dengan kej a di a n
diselaput membran ekstrasellular; 2) keseimbangan antara apoptosis
Apoptosis
Jenis Marker
Negatip () Positip (+) Total
Caspase-3 () 1 (2,44%) 1 (2,44%) 2 (4,88%)
Infeksi terkait dengan keseimbangan enzim yang dihasilkan Caspase-3 (+) 6 (14,63%) 33 (80,49%) 39 (95,12%)
pada selaput membran ekstrasellular. 5) Aktivitas adanya Total 7 (17,07%) 34 (82,93%) 41 (100%)
peningkatan apoptosis pada daerah robekan selaput amnion
Fishers Exact tes; p = 0,316; p > 0,05
(Menon et al., 2000).
Penelitian lain melaporkan pada keadaan sel
Tabel 7. Hubungan caspase-3 dengan indeks apoptosis
mengalami infeksi atau stres, biasanya apoptosis jalur
caspase-dependent tidak berjalan. Sehingga timbul dugaan Jenis Marker Indeks Apoptosis
adanya apoptosis dipercepat pada kehamilan dengan Caspase-3 negatip () 0,11a 0,04
ketuban pecah dini tanpa melalui jalur caspase, diduga Caspase-3 positip (+) 0,14a 0,05
jalur lain yang disebut dengan jalur caspase independent
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
melibatkan anggota famili proapoptosis yaitu Bcl-2 yaitu
bax (Numazaki et al., 2003).
Pada penelitian ini menggunakan sampel selaput
Menurut Kim et al (2001) bahwa plasenta pada
ketuban dari kehamilan ketuban pecah dini baik kehamilan
manusia merupakan organ penting untuk pemeliharaan
cukup bulan (aterm) dan kurang bulan (preterm). Dari tabel 5
kehamilan, baik berkaitan dengan hubungan fungsional
memperlihatkan bahwa endonuclease-G tidak berhubungan
maupun mekanik antara ibu dan janin. Dari awal kehamilan,
dengan umur kehamilan pada kehamilan dengan ketuban
plasenta itu sendiri tumbuh dan matang sampai akhir
pecah dini (PROM/PPROM), ini menunjukkan bahwa
kehamilan. Seperti selama kehamilan berlangsung, vili dan
apoptosis melalui jalur caspase independent (endonuclease-
lapisan dari plasenta menunjukkan bukti terjadi pematangan
G) dapat terjadi pada kehamilan ketuban pecah dini pada
dan diferensiasi trophoblasts, dan menurun secara bertahap
umur kehamilan kapanpun tergantung dari faktor penyebab
setelah 3436 minggu kehamilan. Menimbang bahwa
(Parry and Strauss, 1998).
kematian sel terprogram atau apoptosis merupakan salah
Pada tabel 6 terlihat bahwa berdasarkan uji Fishers
satu proses penting selama perkembangan janin, maka
Exact test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
proses apoptosis diduga juga memegang peranan penting
bermakna antara caspase-3 dengan kejadian apoptosis
terhadap proses pematangan dan perkembangan dari
pada sampel kehamilan dengan ketuban pecah dini
plasenta termasuk terkait dengan proses penuaan dari
(p > 0,05). Hal ini disebabkan caspase-3 positip ditemukan
plasenta dan penyebab kompleksitas kasus kehamilan lain.
baik pada apoptosis sel amnion yang positip (80,49%)
(Straszewski-Chavez et al., 2005).
maupun apoptosis sel amnion yang negatip (14,63%)
Berbagai jenis zat penting, termasuk beberapa
demikian pula meskipun pada caspase-3 negatip akan tetapi
jenis produk onkogen yang diketahui memiliki fungsi
ditemukan apoptosis sel amnion yang positip (2,44%) dan
Kim et al., 2001). Antara lain,
apoptosis sel amnion yang negatip (2,44%). Pada tabel
Bcl-2 merupakan suatu protoonkogen pada kromosom
7 terlihat bahwa berdasarkan T-tes menunjukkan bahwa
18 yang mampu memperpanjang kelangsungan hidup
tidak ada perbedaan bermakna antara caspase-3 dan indeks
jenis sel tertentu melalui penghambatan kematian sel
apoptosis pada sampel kehamilan dengan ketuban pecah
terprogram (apoptosis) yang dikuti oleh Kim et al (2001)
dini (p > 0,05). Hal ini disebabkan antara nilai indeks
menggambarkan bahwa ekspresi Bcl-2 kuat dalam
apoptosis sel amnion pada caspase-3 positip (0,14 0,05)
tropoblasts plasenta dan menduga bahwa Bcl-2 dapat
dan indeks apoptosis sel amnion pada caspase-3 negatip
bertindak sebagai perantara terhadap mekanisme umpan balik
(0,11 0,04) secara statistik adalah sama.
endokrin serta memainkan peranan dalam mempertahankan

32 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 2737


jaringan janin dari kematian yang disebabkan oleh sistem matriks selaput ketuban dapat dihambat dengan pemberian
kekebalan tubuh ibu. Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa antibiotika (Parry and Strauss, 1998).
pada kehamilan manusia baik yang normal dan abnormal Pencegahan dapat dilakukan dengan mengawasi dan
dapat mengalami apoptosis. Thief et al yang dikutip oleh menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan kasus
Kim et al (2001) melaporkan DNA ladder pada plasenta, PROM, antara lain merokok atau infeksi dan memberikan
demikian juga Smith et al yang dikutip oleh Kim et al (2001),
telah mampu mengidentifikasi sel-sel apoptosis dalam (Carson de Witt, 1999; Kenyon et al., 2001; Rastogi
plasenta manusia dengan metode TUNEL. Adapun Lea et al et al., 2003).
yang dikutip oleh Kim et al (2001) menjelaskan lebih baik Pada tabel 8 terlihat bahwa berdasarkan uji Fishers
menggunakan bcl-2 immunostaining di syncytiotropoblast Exact test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
pada kehamilan normal dibandingkan pada aborsi yang bermakna antara caspase-3 dengan umur kehamilan pada
berulang atau sporadis. ketuban pecah dini pada sampel kehamilan dengan ketuban
Menurut (Guimaraes and Linden, 2004; Kogel and pecah dini (p > 0,05). Hal ini disebabkan caspase-3 positip
Prehn, 2002) bahwa proses apoptosis dapat melalui jalur ditemukan baik pada PROM (68,29%) maupun PPROM
aktivasi caspase-dependent dan caspase-independent. (26,83%) demikian pula meskipun pada caspase-3 negatip
Jalur caspase atau jalur klasik, melalui induksi apoptosis akan tetapi ditemukan PROM (4,88%) sedangkan PPROM
dengan terjadinya orkestra yang melibatkan beberapa (0%).
senyawa caspase dengan eksekutor utama adalah Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa salah
caspase-3. Bahkan Mu et al (2003) telah menunjukkan satu penyebab kehamilan dengan ketuban pecah dini
terjadinya apoptosis pada plasenta dikaitkan dengan adalah terjadinya proses apoptosis dipercepat pada daerah
peningkatan ekspresi protein caspase-3, di mana dengan robekan selaput ketuban, di mana proses apoptosis yang
metode western blotting menunjukkan berat molekul terjadi melalui mekanisme aktivasi jalur caspase dengan
17-20 kDa sedangkan untuk apoptosis digunakan metode eksekutor caspase-3 (Parry and Strauss, 1998; McLaren
TUNEL. Adapun pada jalur non caspase maka proses et al., 1999; Levy and Nelson, 2000).
apoptosis melalui jalur pengaktifan apoptotic inducing Dari tabel 8 memperlihatkan bahwa caspase-3 tidak
factor (AIF), endonuclease-G (Endo-G) dan Leucocyte berhubungan dengan umur kehamilan pada kehamilan
elastase inhibitor (LEI)-Dnase II (L-Dnase II). Walaupun dengan ketuban pecah dini (tidak tergantung dari umur
demikian pada beberapa kasus tertentu seperti infeksi kehamilan, PROM/PPROM), ini menunjukkan bahwa
maka jalur caspase-independent lebih apoptosis melalui jalur caspase dependent (caspase-3)
dominan dibandingkan dengan jalur caspase-dependent dapat terjadi pada kehamilan ketuban pecah dini pada
caspase- umur kehamilan kapanpun tergantung dari faktor penyebab
dependent merupakan jalur yang utama terjadinya apoptosis (Parry and Strauss, 1998).
(Numazaki et al., 2003).
Data penelitian (lihat tabel 6 dan tabel 7) ternyata Tabel 8. Hubungan caspase-3 dengan umur kehamilan
memperlihatkan bahwa apoptosis yang terjadi pada ketuban ketuban pecah dini
pecah dini tidak berhubungan bermakna dengan caspase-3
Umur Kehamilan Ketuban Pecah Dini
Jenis Marker
PROM PPROM Total
pecah dini merupakan suatu keadaan yang patologis dan
Caspase-3 () 2 (4,88%) 0 (0%) 2 (4,88%)
Caspase-3 (+) 28 (68,29%) 11 (26,83%) 39 (95,12%)
terjadinya ketuban pecah dini seperti infeksi bakteri traktus Total 30 (73,17%) 11 (26,83%) 41 (100%)
genitalis, infeksi ini dipercaya merupakan penyebab utama
kejadian ketuban pecah dini. (Carson de Witt, 1999; Fishers Exact test; p = 1,000; p > 0,05
Cunningham 2005). Beberapa organisme yang
umum terdapat sebagai flora vagina seperti kelompok Selaput ketuban memegang peranan penting untuk
B-streptococci, Staphylococcus aureus, Trichomonas mempertahankan kehamilan, adanya gangguan pada
vaginalis serta beberapa mikroorganisme lain yang keseimbangan antara kematian sel dan sel yang bertahan
mengakibatkan vaginosis, akan melepaskan enzim protease hidup akan menimbulkan gangguan pada fungsi dari selaput
yang dapat mendegradasi collagen sehingga selaput ketuban ketuban, dan adanya infeksi dan keradangan menyebabkan
menjadi rapuh. Secara in vitro, proses proteolisis dari gangguan keseimbangan ini (Murtha et al., 2002). Penyebab

Prabantoro dkk.: Peran Endonuclease-g sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion 33
terbanyak terjadinya ketuban pecah dini pada kehamilan baik dari penelitian ini didapatkan bahwa endonuclease-G dapat
PROM maupun PPROM adalah infeksi traktus genitalis, digunakan sebagai biomarker penentu terjadinya proses
dapat berupa infeksi bakteri atau virus (Cunningham, apoptosis dipercepat pada kehamilan dengan ketuban
2001). Adanya infeksi akan meningkatkan apoptosis sel pecah dini.
amnion pada selaput ketuban sehingga terjadi peningkatan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan
ekspresi dari protein bax dan protein p-53 (pro apoptosis) apoptosis sel amnion pada ibu hamil yang menyebabkan
dan penurunan ekspresi dari protein bcl-2 (antiapoptosis), terjadinya ketuban pecah dini kemungkinan besar disebabkan
yang menyebabkan induksi MMPs sehingga sintesis oleh adanya infeksi dan berhubungan dengan endonuclease-
matriks selaput ketuban menurun dan terjadi penurunan G karena adanya hambatan pada jalur caspase dependent.
elastisitas selaput ketuban, di mana hal ini menyebabkan Di mana infeksi yang menyebabkan hal ini berkaitan
kerusakan selaput ketuban dan terjadilah ketuban pecah dengan infeksi kuman-kuman obligat intraselular, karena
dini (Fortunato et al., 2001). kuman-kuman obligat intraselular tersebut merupakan
Proses apoptosis dipercepat pada terjadinya robekan infeksi dengan kemampuan merusak mitokondria. Di
selaput ketuban pada kehamilan dengan ketuban pecah antara kuman-kuman tersebut yang paling penting adalah
dini baik melalui jalur caspase-dependent dan caspase- Chlamydia trachomatis. Hal ini dapat dipakai sebagai
independent, dapat dilihat untuk jalur caspase-dependent dasar kebijakan untuk perawatan dan tindakan pencegahan
dengan memeriksa eksekutor utama apoptosis yaitu PROM dan PPROM, dengan memberikan terapi antibiotika
caspase-3 dan jalur caspase independent dengan parameter pencegahan untuk kasus-kasus resiko tinggi terjadinya
endonuclease-G, hal ini disebabkan faktor endonuclease- ketuban pecah dini. Terapi antibiotika yang diberikan
G ini muncul paling awal dan dominan sebagai bentuk
respons adanya apoptosis melalui caspase-independent intraselular (Korn, 2000; Cunningham et al., 2005).
(Zhang 2003). Penelitian ini mencoba mengungkap Salah satu bakteri obligat intraselular yang potensial
patogenesis ketuban pecah dini dengan memeriksa yaitu: Chlamydia trachomatis, di mana angka prevalensi
parameter endonuclease-G dan caspase-3. pada kehamilan bervariasi antara 235%
Terdapat laporan pada sel yang terinfeksi Chlamydia (Savoia, 2004); pada pemeriksan prenatal ibu hamil di
mampu menghambat proses apoptosis di mana terjadi USA pada 28 negara bagian tahun 2002 didapatkan angka
penghambatan pada aktivitas jalur caspase-3 dan kejadian 10,1% (Cunningham et al., 2005); di Indonesia
mitochondrial cytochrome c. Tujuan dari penghambatan tahun 1996 didapatkan angka 8,2% dari ibu hamil tanpa
ini untuk memungkinkan Chlamydia sebagai obligat bacterial vaginosis dan 19,5% dengan bacterial vaginosis,
intraseluler dapat berkembang (Fan et al., 1998) Mekanisme (Joesoef , 1996).
yang diduga dapat menghambat proses apoptosis jalur Pada penelitian Prabantoro pada bulan September
caspase pada infeksi Chlamydia antara lain: (a) Chlamydia 2006 sampai dengan bulan Desember 2006, diteliti infeksi
mampu menghambat faktor proapoptosis yang menuju Chlamydia trachomatis pada spesimen jaringan amnion
mitokondria; (b) Chlamydia mampu meningkatkan Bcl-2 diantara ibu hamil dengan PROM/PPROM dan tanpa
pada mitokondria yang mampu menghambat pengeluaran keluhan/gejala infeksi Chlamydia, menggunakan tehnik
cytochrome dan aktifasi caspase-3; (c) Chlamydia
mampu menghasilkan beberapa faktor antiapoptosis tidak dapat dideteksi Chlamydia trachomatis.
yang memungkinkan Chlamydia berkembang tetapi tidak Kemungkinan di antara kasus kehamilan dengan PROM/
mempengaruhi sintesis protein dari sel host (Fan et al., PPROM pada penelitian ini terjadi infeksi asimptomatis
1998; Fischer et al., 2000). Penghambatan apoptosis karena pada anamnesis historis pernah ada keluhan nyeri
ini terjadi pada fase Reticulate Body (RB) dari infeksi atau panas daerah perkemihan dan Infeksi Chlamydia
Chlamydia, sedangkan pada fase Elementary Body (EB) pada wanita sering asimptomatis (Joesoef et al., 1996).
akan terjadi kerusakan mitokondria dan terjadi apoptosis Selain itu sampel spesimen jaringan amnion kemungkinan
melalui jalur endonuclease-G (Fan et al., 1998). memerlukan tehnik khusus dalam hal prosessing spesimen
Dari data penelitian (lihat tabel 3 dan 4) ternyata untuk isolasi DNA
memperlihatkan bahwa apoptosis yang terjadi pada ketuban Dengan demikian deteksi Endonuclease-G sebagai alat
pecah dini berhubungan secara bermakna dengan ekspresi diagnostik dapat berperan pada diagnosis dini adanya infeksi
endonuclease-G tapi tidak berhubungan bermakna dengan terutama intrasellular yang cenderung mengakibatkan
tabel 6 dan 7). Oleh karena itu PROM/PPROM; sehingga dapat dikaji selanjutnya untuk

34 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 2737


dasar menentapkan prosedur standar pencegahan dan SIMPULAN
perawatan PROM/PPROM sepertai pemberian antimikroba 1. Ada hubungan antara tingkat deteksi endonuclease-
terhadap Chlamydia trachomatis dan antimikroba lain G (independent pathway) dengan kejadian apoptosis
terhadap bakteri ekstraselular yang berkaitan dengan pada kehamilan ketuban pecah dini. Sehingga deteksi
PROM/PPROM. endonuclease-G (tingkat deteksi dengan konsentrasi
tinggi) dapat digunakan sebagai kandidat biomarker
kejadian apoptosis sel amnion pada kehamilan dengan
ketuban pecah dini.
2. Tidak ada hubungan antara tingkat deteksi endonuclease-
G (independent pathway) dengan jenis kehamilan
ketuban pecah dini (PROM dan PPROM).
3. Tidak ada hubungan antara tingkat deteksi caspase-3
(dependent pathway) dengan kejadian apoptosis pada
kehamilan ketuban pecah dini.
4. Tidak ada hubungan antara tingkat deteksi caspase-3
Gambar 1. Analisis protein, deteksi caspase-3 dengan metode (dependent pathway) dengan jenis kehamilan ketubah
Western Blotting pada sampel supernatan homogenat
pecah dini (PROM dan PPROM).
sel / jaringan amnion dari kehamilan dengan ketuban
pecah dini ( M: marker; Lajur 1 18 : sampel).
SARAN
1. Det eksi pe ni ngkat an endonucle ase -G da pa t
dipertimbangkan sebagai kandidat diagnosis dini
untuk kecenderungan terjadinya PROM/PPROM,
sehingga berguna sebagai dasar kebijakan perawatan
dan tindakan pencegahan PROM/PPROM dengan

obligat intraselular pada ibu hamil resiko tinggi


terjadinya PROM/PPROM.
2. Penelitian eksperimental infeksi intrasellular maupun
Gambar 2. Analisis protein, deteksi endonuclease-G dengan ekstrasellular untuk menentukan peran deteksi biomarker
metode Western Blotting pada sampel supernatan Endonuclease-G atau yang lain untuk penentu apoptosis,
homogenat sel / jaringan amnion dari kehamilan sehingga dapat menetapkan prosedur pencegahan dan
dengan ketuban pecah dini (M: marker; Lajur 1725: penanganan ibu hamil dengan resiko tinggi PROM/
sampel). PPROM.

DAFTAR PUSTAKA
Abadi A, 1999. Radang selaput ketuban dan plasenta
serta interleukin-6 dalam air ketuban sebagai faktor
penentu terjadinya persalinan pada persalinan kurang
bulan membakat. Disertasi. Program Pascasarjana
Ilmu Kedokteran-Universitas Airlangga.
Burdon C, Mann C, Cindrova-Davies T, Ferguson-
Smith AC, Burton GJ, 2006. Oxidative stress
and the induction of cyclooxygenase enzymes and
apoptosis in the murine placenta. J. Placenta 28:
Gambar 3. Analisis indeks apoptosis dengan metode TUNEL- 724733.
Assay (tanda panah menunjukkan apoptosis sel Carson-DeWitt R, 1999. Premature rupture of membranes.
amnion pada jaringan amnion dari ibu hamil dengan Gale Encyclopedia of Medicine. Gale research.
ketuban pecah dini)
14.

Prabantoro dkk.: Peran Endonuclease-g sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion 35
Cunningham FG, 2001. Preterm birth. In: William Joes oef M R, Wi knyosastro G , Norojono W ,
Obstetrics Text Book. 21st. Ed. McGraw-Hill Medical Sumampouw H, Linnan MJ, Hansell SE, 1996.
Publishing Company. 689725. Coinfection with chlamydia and gonorrhoea among
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, pregnant women with bacterial vaginosis. Int J STD
Gilstrap III L, Wenstrom KD, 2005. Sexually AIDS 1996; 7: 6164.
transmitted diseases. In: Williams Obstetrics. 22nd Kenyon SL, Taylor DJ, Tarnow-Mordi W, 2001. Broad-
Ed. McGraw-Hill Medical Publishing Company. spectrum antibiotics for preterm, prelabour rupture of
13011325. fetal membranes: the ORACLE I randomized trial.
Fan T, Lu H, Hu H, Shi L, McClarty GA, Nance DM, The Lancet. 357: 97988.
1998. Inhibition of apoptosis in Chlamydia-infected Kim YB, Kim JK, Hong SH, Won CH, Kee SJ, Hong
Cells: Blockade of mitochondrial cytochrome c CS, Ji IW, Jeong EH, Kim HS, 2001. Programmed
release and caspase activation. 1998. J. Exp. Med. cell death in Placenta. Chungbuk Med. J. 11(2):
187. 487496. 105116.
Fischer SF, Vier J, Kirschnek S, Klos A, Hess S, Kogel D and Prehn JHM, 2002. Caspase-independent cell
Ying S, Hacker G, 2000. Chlamydia inhibit host cell death mechanism in caspases their role in cell death
apoptosis by degradation of proapoptotic BH3-only and cell survival (Malek Los and Henning Walczak
proteins. J. Exp. Med. 200; 7: 905916. eds). Landes series: Molecular Biology Intelligence
Fortunato SJ, Menon R, Bryant C, Lombardi SJ, 2000. Unit 24. Plenum Publishers, New York.
Programmed cell death (apoptosis) as a possible Korn AP, 2000. Chlamydia trachomatis infections in
pathway to metalloproteinase activation and fetal pregnancy. Contemporary ob/gyn. 4. 6575.
membrane degradation in premature rupture of Kumagai K, Otsuki Y, Ito Y, Shibata MA, Abe H,
membranes. American. J Obstetrics & Gynecology. Ueki M, 2001. Implantation and Pregnancy: Apoptosis
182: 146876. in the normal human amnion at term, independent of
Fortunato SJ, Menon R, Lombardi SJ, LaFleur B, Bcl-2 regulation and onset of labour. Mol. Human
2001. Interleukin-10 inhibition of gelatinases in Reprod. 7. 681689.
fetal membranes: Therapeutic implication in preterm Levy R and Nelson DM, 2000. To be, or not to, that is the
rupture of membranes. Obstet & Gynecol. 98: question. Apoptosis in human trophoblast. Placenta.
284288. 21. 113.
Fortunato SJ, Menon R, Lombardi SJ, 2002. Role of Li LY, Luo X, Wang X, 2001. Endonuclease G is an
apoptotic DNase when released from mitochondria.
membranes and preterm labor pathways. American. Nature 412: 95 99.
J Obstetrics & Gynecology. 187: 11591162. McLaren J, Taylor DJ, Bell SC, 1999. Increased incidence
Gomez R, Romero R, Edwin SS, David C, 1997. of apoptosis in non-labour-affected cytotrophoblast
Pathogenesis of PTL and preterm premature rupture cells in term fetal membranes overlying the cervix.
of membranes associated with intraamniotic infection. Hum. Reprod. 14. 28952900.
Infect. Dis. Clin.North. Am. 11. 135176. Menon R, Lombardi SJ, Fortunato SJ, 2000. Activation
Goping IS, Gross A, Lavoie JN, Nguye n M, of apoptosis in PROM : Caspase independent ? J.
Jemmerson R, Roth K, Korsmeyer SJ, Shore GG, Obstet Gynecol. 240244.
1998. Regulated targeting of BAX to mitochondria. Miller JM Jr, Kho MS, Brown HL, Gabert HA, 1990.
J. Cell. Biol. 143. 207215. Clinical chorioamnionitis is not predicted by an
Guimaraes CA and Linden, R. 2004. Programmed cell ultrasonic biophysical profile in patients with
death. Apoptosis and alternative death styles. FEBS. premature rupture of membranes. J. Obstet Gynecol.
271. 16381650. 76. 1051.
Gravett MG, Witkins SS, Haluska GJ, Edwards JL, Modena AB, Kaihura C, Fieni S, 2004. Prelabour rupture
Cook MJ, Novy MJ, 1994. An experimental model of the membranes: recent evidence. Acta Biomedica
for intraamniotic infection and preterm labor in rhesus Ateneo Parmense. 75; Suppl. 1: 510.
monkey. American. J Obstetrics & Gynecology. 171. Mu J, Kanzaki T, Si X, Tomimatsu T, Fukuda H,
16601667. Shioji M, Murata Y, Sugimoto Y, Ichikawa A,

36 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 2737


2003. Apoptosis and related proteins in placenta of are elevated in preterm premature rupture of the
intrauterine fetal death in prostaglandin F receptor- membranes. American J. of Obstetric and Gynecol.
187; 5: 11251130.
Murtha AP AP, Auten R, Herbert NP, 2002. Apoptosis in Savoia MC, 2004. Bacterial, fungal and parasitic disease. In
the chorion laeve of term patients with histologic : Medical Complications during Pregnancy (Burrow
chorioamnionitis. Infect. Dis. Obstet & Gynecol GN, Duffy TP, Copel JA, eds.). 6 th ed. The Curtis
2002; 10: 9396. Center, Philadelphia: 305345.
Numasaki K, Asanuma H, Niida Y, 2003. Chlamydia Straszewski-Chavez S, Abrahams VM, Mor G, 2005.
trachomatis infection in early neonatal period. BMC The role of apoptosis in the regulation of trophoblast
Infect. Dis. 3(1): 2. survival and differentiation during pregnancy.
Ojcius DM, Souque P, Perfettini JL, Varsat AD, 1998. Endocrine Reviews 26: 877897.
Apoptosis of epithelial cells and macrophage due Tilly JL, Kowalski KI, Johnson AI, 1991. Involvement
to infection with the obligate intracellular pathogen of apoptosis in ovarian follicular atresia and
Chlamydia psittaci. J. Immunol. 161, 42204226. postovulatory regression. Endocrinology. 129.
Otsuki Y, Misaki O, Sugimoto O, 1994. Cyclic Bcl-2 gene 27992801.
expression in human uterine endometrium during Van Loo G, Schotte P, van Gurp M, Demol H,
menstrual cycle. Lancet. 344. 2829. Hoorelbeke B, Gevaert K, Rodriguez I, Ruiz-
Paavola LG, Furth EE, Delgado V, 1995. Striking Carillo A, Vandekerckhove J, Declerq W, Beyaert
changes in the structure and organization of rat fetal W, Vandenabeele P, 2001. Endonuclease G: a
membranes preced parturition. Biol. Reprod. 53. mitochondrial protein released in apoptosis and
321328. involved in caspase-independent DNA degradation.
Parry S and Strauss JF, 1998. Premature rupture of fetal Cell death and differentiation. 8: 11361142.
membranes. New Enland J. Med. 338. 663670. Widlak P, Li LY, Wang X, Garrard WT, 2001. Action
Peltier MR, 2003. Immunology of term and preterm labor. of recombinant human apoptotic endonuclease G on
Reproductive Biology and Endocrinology. 1: 122. naked DNA and chromatin substrates. J. Biol. Chem.
Perfettini JL, Reed JC, Israel N, Martinou JC, Varsat 276: 4840448409.
AD, Ojcius DM, 2002. Role of Bcl-2 family members Wolter KG, Hsu YT, Smith CL, Nechushtan A, Xi XG,
in caspase-independent apoptosis during Chlamydia Youle RJ, 1997 . Movement of Bax from the cytosol
infection. Nfection and immunity. 70. 5561. to mitochondria during apoptosis. J. Cell. Biol. 139.
Rastogi S, Das B, Salhan S, Mittal A, 2003. Effect 12811292.
of treatment for Chlamydia trachomatis during Xu P, Alafaidy N, Challies JRG, 2002. Expression of
pregnancy. International Journal of Gynecol and matrix metalloproteinase (MMP)-2 and MMP-9 in
Obstetrics. 80: 129137. human placenta and fetal membranes in relation to
Romero R, Gomez R, Ghezzi F, Yoon BH, Mazor M, preterm and term labor. J. Clin. Endocrin. Metabol.
Edwin SS, 1998. A fetal systemic inflammatory 87. 13521361.
response is followed by the spontaneous onset of Zhang JH, Dong M, Li L, Fan YX, Pathre P, Dong
preterm parturition. Am. J. Obstet Gynecol. 179. J, 2003. Endonuclease-G is required for early
183193. embryogenesis and normal apoptosis in mice. The
Romero R, Chaiworapongsa T, Espinoza J, Gome National Academy of Sciences of the USA. Vol. 100,
R, Yoon BH, Edwin S, Mazor M, Maymon E, 26: 1578215787.
Berry S, 2002. Fetal plasma MMP-9 concentrations

Prabantoro dkk.: Peran Endonuclease-g sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion 37

You might also like