You are on page 1of 4

Marina Chimica Acta, Oktober 2005, hal.17-20 Vol.

6 No2
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132

ANALISIS LOGAM BERAT (Pb, Cd, dan Cr) PADA KERANG LAUT
(Hiatula chinensis, Anadara granosa, dan Marcia optima)

M. Noor Jalaluddin1) dan Ambeng2)


1)
Staf Jurusan Kimia FMIPA Unhas , 2) Staf Jurusan Biologi FMIPA Unhas

ABSTRACT
Sea shellfishs is filter feeder organisms with little movement. heavy metals, along with food around them
freely get into the body and accumulating here. Consequently, a heavy metal in the shellfishs body is
sometimes higher than the concentration of the metal in surroundings. If someone consume numerous
high heavy metals shellfish, they will suffer the negative consequence and get to the dangerous health.
The research is aims to analyze heavy metals Plumbum (Pb), Cadmium (Cd), and Chromium (Cr).
Analysis of heavy metals is conducted using Atomic Absorbency Spectrophotometer (AAS). Analyses of
heavy metal Pb content on shellfish sample, Anadara granosa showed the value of 2.501 mg/kg to
22.876; Cd content of Hiatula chinensis is 1.427 mg/kg; furthermore, on Marcia opima, Cd content is
undetectable. Cr content of H. chinensis is 1.105 mg/kg, M. opima is 0.121, whilst on A. granosa is
undetectable. It is concluded that the heavy metal content of the three samples of shellfish is over the
recommended value.
Key words: Sea shellfish, Pb, Cd, Cr.

PENDAHULUAN organisme. Hal ini mengakibatkan kandungan logam


berat dalam tubuh kerang tersebut akan lebih tinggi
Potensi sumber daya alam laut yang dapat dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya (Webb,
dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk 1999). Apabila manusia mengkonsumsi kerang yang
kehidupan manusia adalah kerang laut. Kerang laut mengandung kadar logam berat dalam jumlah yang
tersebut banyak ditemukan disekitar perairan pantai, cukup tinggi maka berdampak negatif atau
dekat muara sungai atau sekitar hutan mangrove membahayakan kesehatan. Seperti halnya logam berat
(Tomascik, 1997). Plumbum (Pb), pada tubuh manusia, Pb dapat
Pemanfaatan kerang laut sebagai sumber bersenyawa dengan enzim aktif menjadi enzim tidak
bahan makanan cukup banyak digemari oleh aktif, sehingga sintesis butir darah merah (Hb) dapat
masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang dihambat, akibatnya dapat menimbulkan penyakit
hidup di sekitar pesisir perairan pantai. Bagian kerang anemia (Sorensen, 1991).
yang dapat dimakan adalah seluruh bagian dagingnya Kadmium (Cd) adalah logam berat yang dapat
termasuk alat pencernaan makanan. Pada jenis menyebabkan pencemaran dan berbahaya bagi
tertentu misalnya kima, otot penutupnya sering manusia. Salah satu kasus terkenal di Jepang yang
dimakan langsung tanpa melalui proses pemasakan disebabkan pencemaran logam Cd adalah Itai-itai
terlebih dahulu. Kerang dimanfaatkan sebagai desease (Darmono, 1995). Sumber Kadmium yang
pengganti daging, unggas, telur, dan lain-lain (Martin, penting adalah berasal dari tanah-tanah pertanian
1990). Daging kerang merupakan sumber protein yang tercemar, sampah pertambangan dan limbah
yang bermutu tinggi, yang setaraf dengan sumber industri. Kadmium dapat dapat terakumulasi pada
protein hewani lainnya (Piggot, 1990), dan telah jaringan tubuh kerang-kerangan, sedangkan pada
berabad-abad manusia mengkonsumsi kerang, manusia terjadi di hati, tulang, ginjal, pankreas dan
meskipun kadang-kadang mengakibatkan penyakit kelenjar gondok (Palar, 1994).
atau bahkan mematikan (Bligh, 1992). Kadmium diketahui merupakan logam yang
Kerang adalah organisme yang hidup dengan tidak esensial untuk tumbuhan, hewan dan manusia
cara menyaring makanan, (filter feeders), terhadap tetapi ada beberapa tulisan yang mengklaim bahwa
material yang tersuspensi di perairan atau dari kadmium esensial untuk hewan. Pada dosis yang
sedimen (Parson, 1984). Karena mereka hanya sedikit tinggi, kadmium dapat bersifat toksik pada
bergerak, maka mereka hanya sedikit bergerak, maka pencernaan dan pernapasan manusia (Stoeppler,
akan terpengaruh oleh adanya logam berat yang ada 1992).
di sekitarnya dapat masuk dalam tubuh kerang Khromium (Cr) adalah elemen yang
tersebut (Hutagalung, 1991). Unsur logam berat yang mempunyai beberapa peranan dalam kehidupan
terakumulasi sebagai akibat terjadinya interaksi sehari-hari. Pada konsentrasi rendah merupakan
antara logam berat dengan sel atau jaringan tubuh mikronutrient esensial pada nutrisi hewan dan

17
M. Noor Jalaluddin, Ambeng Mar. Chim . Acta

manusia tetapi pada konsentrasi tinggi, diketahui (Spektrofotometer Serapan Atom) disajikan pada
bersifat karsinogen ketika hadir dalam bentuk Tabel 1, kandungan logam Pb berkisar antara
kromate. Hasil studi memperlihatkan bahwa manusia 2,501 mg.kg-1 hingga 5,337 mg.kg-1, logam Cd
dapat memperbaikii metabolisme glukosa atau lemak berkisar antara 1,427 hingga 22,876 mg.kg-1, dan
dengan mengkonsumsi yang mengandung rivalent logam Cr antara 0,121 hingga 1,105 mg.kg-1.
kromium. Rekomendasi batas aman kromium dalam
makanan manusia adalah 50 sampai 200 g per hari Tabel 1
Hasil analisis kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cr pada
(Miller-Ihli, 1992).
kerang (Hiatula chinensis, Anadara granosa, dan Marcia opima)
Sumber cemaran kromium adalah proses
pembakaran batu bara dan minyak bumi. Debu-debu Rata-rata Rata-rata Rata-rata
atau partikel Cr yang ada dalam strata lapisan udara kandungan kandungan kandungan
Sampel
masuk kedalam badan perairan terutama terbawa logam Pb logam Cd logam Cr
turun oleh air hujan. Sebagai logam berat, Cr (mg.kg-1 ) (mg.kg-1) (mg.kg-1)
termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi,
terutama ion Cr6+ bersifat karsinogenik yang dapat A 2,501 1,427 1,105
memicu timbulnya sel-sel kanker (Sorensen, 1991) B 5,337 22,876 -
C 3,050 - 0,121
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat
kualitas kerang Hiatula chinensis, Anadara granosa,
dan Marcia optima sebagai sumber makanan Keterangan :
berprotein ditinjau dari aspek kandungan logam A = Hiatula chinensis B = Anadara granosa, dan
beratnya. Logam berat yang akan dianalisis adalah C = Marcia opima - = Tidak terdeteksi.
Plumbum (Pb), Kadmium (Cd), dan kromium (Cr).
Kandungan logam Pb terendah terdapat pada
sampel A yaitu pada sampel kerang laut Hiatula
BAHAN DAN METODE chinensis, sedangkan yang mempunyai kandungan
tertinggi terdapat pada sampel B yaitu sampel kerang
Bahan yang digunakan adalah stok masing- Anadara granosa, sedangkan pada sampel C yaitu
masing logam Pb, Cd, dan C; HCl, HNO3; HClO4, kerang Marcia opima, kandungan logam berat Pb-nya
tiga jenis sampel kerang dan aquades. adalah 3,050 mg per kg. Perbedaan kandungan logam
Pengambilan sampel dilakukan secara acak Pb mungkin disebabkan oleh pengaruh perbedaan
disekitar gusung tanjung bunga, Makassar. Sampel substrat atau habitat kerang tersebut Telah dibuktikan
yang diperoleh dari lapangan selanjutnya dianalisis di bahwa logam berat secara alami terdapat pada
laboratorium untuk mengetahui kandungan logam sedimen yang dibawa oleh aliran sungai, erosi atau
beratnya. Analisis sampel dilakukan dengan tiga kali jatuhan dari udara, sehingga habitat yang
ulangan. mengandung logam-logam dengan konsentrasi yang
berbeda akan berpengaruh juga pada kerang yang
Analisis Akumulasi Logam Berat hidup dihabitat tersebut.
Sampel yang akan dianalisis adalah semua Selain perbedaan susbstrat, perbedaan
bagian tubuh yang ada dalam cangkang kerang. kandungan logam berat pada kerang juga dapat
Untuk keperluan destruksi, diambil sekitar 2 gram disebabkan oleh perbedaan umur kerang. Telah
berat sampel kemudian dimasukan ke dalam labu diketahui bahwa kerang laut (Hiatula chinensis,
kjeldahl, kemudian ditambahkan 1 ml HCl, 2 ml Anadara granosa, dan Marcia opima) bersifat filter
HNO3 pekat dan dipanaskan pada suhu 70 C. feeder dalam hal mendapatkan makanan, sehingga
Kemudian ditambahkan HClO4, sampai larutan jenuh. semakin tua umur kerang tersebut akan
Selanjutnya disaring dan ditepatkan volumenya memungkinkan semakin meningkatnya kandungan
dengan menggunakan labu ukur 50 ml, kemudian logam berat yang terakumulasi didalam tubuh
dianalisis dengan SSA (Spektrofotometer Serapan kerangnya. Sumber logam Pb dapat berasal dari
Atom). limbah baterei atau asap kendaraan bermotor, cat, dan
kegiatan industri keramik, atau penggunaan timbal
arsenal sebagai insektisida.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan logam Cd pada sampel daging
kerang Hiatula chinensis adalah rata-rata sebesar
Hasil analisis kandungan logam berat pada 1.427 mg.kg-1, sedangkan pada kerang Anadara
kerang laut (Hiatula chinensis, Anadara granosa, dan granosa diperoleh nilai kandungan logam Cd cukup
Marcia opima) yang dianalisa dengan SSA tinggi yaitu rata-rata 22.876 mg.kg-1. Tingginya

18
Vol. 6 No. 2 Analisis Logam Berat (Pb, Cd, dan Cr)

konsentrasi logam Cd pada Anadara granosa rata 0.121 mg.kg-1. Kandungan logam Cr pada sampel
dimungkinkan oleh perbedaan daya absorbsi terhadap kerang yang dianalisis relatif rendah dibandingkan
logam-logam berat oleh masing-masing jenis kerang. kandungan logam Pb dan Cd. Berdasarkan hasil
Hal ini tersebut didukung oleh Denton dan Burdon- analisis kandungan Cr pada sampel kerang
Jones, (1981) dalam Darmono (1995), yang menunjukkan nilai yang cukup tinggi, dibandingkan
mengemukakan bahwa pada kerang Saccostrea rekomendasi batas aman kromium dalam makanan
echinata mengabsorbsi Hg lebih besar dari pada Cd, manusia yaitu 50 sampai 200 g perhari (Miller-Ihli,
dan Cd lebih besar dari Pb pada temperatur 20 oC 1992).
absorbsi tersebut paling efisien terjadi pada Hasil analisis kandungan logam berat (seperti
temperatur 30 oC. Pada kerang Marcia opima , disajikan pada Tabel 1), menunjukkan bahwa
analisis kandungan logam Cd ternyata tidak kandungan logam yang terdapat pada kerang juga
ditemukan hasil atau tidak terdeteksi. disebabkan oleh sifat atau cara hidup yang sangat
Kandungan logam Cd pada sampel kerang sedikit melakukan pergerakan atau hidup menetap
yang dianalisis tergolong cukup tinggi jika akan dan memperoleh makanannya dengan cara filter
dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Diperkirakan feeder, sehingga dapat mengakumulasikan logam-
bahwa rata-rata orang Amerika mengkomsumsi 25-60 logam jauh diatas lingkungannya sendiri. Adanya
g perhari: dibawah konsumsi maksimum yang perbedaan spesies juga menyebabkan tingkat
dianjurkan oleh WHO/FAO (57-71 g) (Spivey-Fox, akumulasi yang berbeda. Selain hal tersebut, juga
1982 dalam Linder, 1992). Setelah masuk kedalam dapat disebabkan perbedaan substrat tempat hidup
tubuh, Cd berakumulasi terutama dalam ginjal dan umur kerang Kerang yang lebih tua lebih
(terutama dalam kortex) dan dalam hati. Jika memungkinkan untuk mengakumulasikan logam
konsentrasi mencapai 200 g per gram atau lebih, lebih banyak dibandinglkan dengan kerang yang lebih
kerusakan ginjal rupanya tidak dapat kembali normal, muda.
gejala yang ditimbulkan oleh konsentrasi Cd yang
tinggi yaitu suatu penyakit yang dikenal di Jepang
dengan nama itai-itai disease. Sumber logam Cd KESIMPULAN
dapat berasal dari logam-logam yang dapat disepuh
dengan Cd, bahan-bahan eksplorating, atau Hasil analisis kandungan logam berat Pb, Cd,
insektisida. dan Cr pada daging sampel kerang menunjukan nilai
Kandungan Cr pada kerang Hiatula chinensis yang cukup tinggi, dan berdasarkan kriteria kualitas
yaitu rata-rata 1.105 mg.kg-1, pada Anadara granosa makanan termasuk sudah kurang baik untuk
kandungan Cr tidak terdeteksi, sedangkan pada dikonsumsi.
kerang Marcia opima mengandung logam Cr rata-

DAFTAR PUSTAKA

Baird, C., 1999, Enviromental Chemistry, Second Edition, W.H. Freeman and company New York.

Bligh, E.G., 1992, Seafood Science and Technology, Fishing New Books, Great Britain.

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Forstner, U. And G.T.W. Witman, 1981. Metal Pollution in The Aquatic Environment. Springer verlag North,
Holland Inc., New York.

Hutagalung, H.P., 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat, dalam Status Pencemaran Laut Di Indonesia dan
Teknik Pemantauannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Air Tawar, LIPI,
Jakarta.

Linder, M.C., 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Manahan, S.E., 1994, Environmental Chemistry, Sixth Edition, Lewis Publishing, New York.

19
M. Noor Jalaluddin, Ambeng Mar. Chim . Acta

Martin R.E., George J. Flick, 1990, The Sea Food Industry, Osprey Book, Van Nostrand reinhold, New York.

Miller-Ihli, N.J. 1992. Chromium, USDA, Nutrient Composition Laboratory. In Stoepler, M. (Editor). Hazardous
Metals In The Environment. Institud Fur Chemie, Forschungszentrum Julich Gmbh, Institut 4, Germany.

Nybaken, J. 1992. Biologi Laut suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.

Otwell, W.S., 1989, Molluscan Shellfish Depuration, CRC Press Inc. Boca Raton, Florida.

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.

Parsons, T.R., M. Takahashi., and., and Barry Hargrave. 1984. Biological Oceanographic Processes, 3 rd Edition.
Pergamon Press, Germany.

Pigott, G.M.; and B. W., Tucker, 1990, Seafood, Effects of Technology on Nutrition, Marcell Dekker Inc. New
York.

Sorensen, E.M., 1991. Metal Poisoning In Fish. Ellish Horwood Limited, England.

Stoeppler, M. 1992. Cadmium. Institude of Applied Physical Chemistry, Research Center (KFA) Juliech,
Germany. In Stoeppler, M. (Editor) Hazardous Metals In The Environment. Institut Fur Chemie,
Forschungszentrum Julich Gmbh, Institut 4, Germany.

Tomascik, T, et al. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas. Part II. Periplus Editions (HK) Ltd. Singapore.

Webb, N.A., Chris M. Wood. 1999. Bioaccumulation and Distribution of Silver in Four Marine teleosts an Two
Marine Elasmobranchs: Influence of Exposure Duration, Concentration, and Salinity, 1280 Main St. W.,
Hamilton, Ont, Canada. www. Alsevier. Com/locate/aquatox.

20

You might also like