Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of health education on patient empowerment and self-
efficacy of Coronary Heart Disease (CHD). This study used a quasi-experimental design conducted in
June - October 2014 in Bukittinggi Hospital with a sample of 26 people who were divided into two
groups: intervention and control groups. Mean of empowerment and self-efficacy CHD patients
increased after receiving education in the intervention group and the control group did not show no
improvement. Mean of empowerment and self-efficacy of CHD patients was higher in the intervention
group compared with the control group. There is a significant difference between empowerment and self-
efficacy before and after education in the intervention group (p = 0.001). There is no significant
difference between empowerment and self-efficacy before and after education in the control group (p =
0.157; p = 0.213). There is a significant difference between empowerment and self-efficacy in the control
and intervention group (p = 0.001). It can be concluded that structured health education is effectively
increase the empowerment and self-efficacy of CHD patients. Recommendations from this study is
expected that nurses provide a structured education to patients as early as possible upon admission and
make a nursing intervention and modify health education system.
Keywords : Health Eduction, Self-efficacy, Empowerment, Coronary Heart Disease
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan edukasi kesehatan terhadap
pemberdayaan dan efikasi diri pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penelitian ini menggunakan
desain quasi experiment yang dilakukan pada bulan Juni Oktober 2014 di Rumah Sakit Kota
Bukittinggi dengan jumlah sampel 26 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi
dan kontrol. Rata-rata pemberdayaan dan efikasi diri pasien PJK meningkat setelah diberi edukasi pada
kelompok intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan ada peningkatan. Rata-rata
pemberdayaan dan efikasi diri pasien PJK pada kelompok intervensi didapatkan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ada perbedaan yang bermakna antara pemberdayaan dan
efikasi diri sebelum dan sesudah diberikan edukasi pada kelompok intervensi (p = 0,001). Tidak ada
perbedaan yang bermakna antara pemberdayaan dan efikasi diri sebelum dan sesudah diberikan edukasi
pada kelompok kontrol (p = 0,157; p = 0,213). Ada perbedaan yang bermakna antara pemberdayaan dan
efikasi diri pada kelompok kontrol dan intervensi (p = 0,001).Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
edukasi kesehatan terstruktur efektif meningkatkan pemberdayaan dan efikasi diri pasien PJK.
Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan agar perawat memberikan edukasi terstruktur kepada pasien
sedini mungkin saat masuk rumah sakit dan menjadikan sebagai intervensi keperawatan dan
memodifikasi sistem pendidikan kesehatan.
Kata Kunci: Edukasi Kesehatan, Efikasi Diri, Pemberdayaan, Penyakit Jantung Koroner
KOPERTIS WILAYAH X 28
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 29
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
edukasi kesehatan dan diberikan tidak hanya booklet pada saat responden datang untuk
satu kali namun terstruktur. kontrol paska rawat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kuesioner yang digunakan untuk
pengaruh penerapan edukasi kesehatan mengukur pemberdayaan yaitu dengan
terhadap pemberdayaan dan efikasi diri menggunakan the empowerment scale
pasien PJK. Penelitian ini dirasakan penting making decision yang dikembangkan oleh
dalam meningkatkan pemberdayaan dan Sally Rogers dari Centre for rehabilitation
keyakinan diri pasien sehingga berdampak Boston University (Marchinko, 2008) yang
dalam peningkatan kualitas hidup pasien. terdiri dari 28 pertanyaan dengan skala 1-4.
Instrument tersebut sudah pernah digunakan
METODE di Indonesia yaitu pada penelitian Widiastuti
Penelitian ini menggunakan desain quasi tahun 2012 dan sudah dinyatakan valid dan
experiment dengan pendekatan pre post test reliable. Kuesioner efikasi diri digunakan
control group design dan post test control dengan kuesioner General Self Efficacy oleh
group design. Responden berjumlah 26 Born tahun 1995, Cardiac Self Efficacy oleh
orang dibagi dalam dua kelompok yaitu 13 Sullivian tahun 1998, dan Cardiac Diet Self
orang kelompok kontrol dan 13 orang Efficacy yang dikembangkan oleh Hickey
kelompok intervensi. Penelitian pada tahun 1992 dan terdiri dari 45
dilaksanakan di Rumah Sakit yang ada di pernyatan dengan skala 1-4 (Chen & Shao,
Bukittinggi. Waktu pengambilan data 2009). Instrumen efikasi diri juga sudah
dilakukan pada bulan Juni Oktober 2014. digunakan di Indonesia oleh Wantiyah tahun
Responden berjumlah 26 orang dibagi dalam 2010 dan sudah dinyatakan valid dan
dua kelompok yaitu 13 orang kelompok reliable.
kontrol dan 13 orang kelompok intervensi
yang diambil dengan teknik purposive HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling. Karakteristik Responden Umur
Responden pada kelompok kontrol Hasil penelitian didapatkan rata-rata
diukur terlebih dahulu diuukur umur pasien PJK pada kelompok kontrol
pemberdayaan dan efikasi diri pasien 54,08 tahun dan rata-rata umur pasien PJK
kemudian menjalankan prosedur edukasi pada kelompok intervensi adalah 54,62
yang berlaku di rumah sakit tersebut. tahun. Perbedaan rata-rata umur antara
Responden pada kelompok intervensi kelompok kontrol dan intervensi adalah 0,54
terlebih dahulu di ukur pemberdayaan dan tahun. 95 % diyakini rata-rata umur pada
efikasi diri kemudian diberikan edukasi kelompok kontrol dan intervensi adalah
kesehatan (diberikan booklet sebagai diantara 52,16 sampai dengan 56,53 tahun.
panduan) selama tiga kali pasien selama Hasil statistik lebih lanjut menyimpulkan
dirawat. Peneliti mengukur kembali tidak ada perbedaan yang signifikan
pemberdayaan dan efikasi diri saat pasien menurut rata-rata umur antara kelompok
datang kontrol ke poliklinik yaitu minggu kontrol dan kelompok intervensi.
kedua. Untuk kelompok kontrol peneliti Rata-rata umur pada penelitian ini bila
mengukur pemberdayaan dan efikasi diri, digolongkan maka masuk kedalam
peneliti juga memberikan edukasi dan kelompok umur lebih dari 40 tahun atau
KOPERTIS WILAYAH X 30
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
yang disebut sebagai kelompok dewasa tahun merupakan usia yang rentan untuk
akhir. Rentang umur tersebut merupakan terserang PJK.
umur yang rentan muncul berbagai penyakit Kurangnya pengetahuan terhadap
salah satunya adalah PJK. Peningkatan penyakit salah satunya PJK akan
angka kesakitan dan kematian pada PJK memberikan dampak yang fatal pada
salah satunya disebabkan oleh umur, PJK seseorang karena PJK dapat datang secara
juga meningkat secara lambat laun pada usia tiba-tiba dan tanpa diketahui sebelumnya
30-50 tahun. Umur dapat mengubah bentuk terutama pada saat umur 40 tahun. Menurut
dan fungsi dari vaskuler dimana asetilkolin Khan et al (2007) sebanyak 74,6 % pasien
pada endotelium pembuluh darah menurun PJK yang berumur lebih dari 40 tahun
karena ketuaan serta memicu gangguan datang ke rumah sakit terlambat karena tidak
aliran darah koroner (Rahmawati, 2010). tahu tentang gejala-gejala PJK yaitu nyeri
Peningkatan umur pada seseorang termasuk dada yang menyerupai sakit pada lambung.
salah satu faktor resiko terjadinya PJK. Mengantisipasi hal tersebut cara yang tepat
Tanda dan gejala PJK terjadi umumnya pada dan baik menurut Khan et al (2007)
orang yang umurnya diatas 40 tahun (Black memberikan edukasi dan konseling baik
& Hawks 2009). Penelitian-penelitian yang dilakukan pada kelompok umur resiko PJK
dahulu banyak menunjukkan hasil bahwa (> 40 tahun) sebagai upaya preventif dan
umur PJK berkisar antara 30 84 tahun. promotif. Preventif dan promotif yang
Baas (2004) melaporkan bahwa 84 orang dilakukan oleh seseorang menunjukkan
pasien PJK memiliki umur dengan rentang mampu memberdayakan diri dan memiliki
36 81 tahun. Penelitian lain Steigelman et keyakinan untuk meningkatkan kesehatan.
al (2006) menyebutkan bahwa usia 30 60
KOPERTIS WILAYAH X 31
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 32
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 33
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
hasil yaitu 2 orang (15,4 %) responden tidak menyimpulkan tidak ada perbedaan yang
nikah dan 11 orang (84,6 %). Hasil lebih signifikan menurut status perkawinan antara
lanjut menyimpulkan tidak ada perbedaan kelompok kontrol dan kelompok yang diberi
yang signifikan menurut pernikahan antara intervensi.
kelompok kontrol dan kelompok yang diberi Jumlah serangan pada penelitian ini
intervensi. penting diteliti karena berhubungan dengan
Status perkawinan merupakan suatu pengalaman seeorang tentang PJK. Menurut
bentuk dukungan yang diberikan dalam hal Smeltzer, Bare, Hinkle dan Cheever (2010)
meningkatkan derajat kesehatan kepada menjelaskan bahwa PJK bisa menyerang
pasien. Moser dan Riegel (2008) siapa saja berkali-kali apabila seseorang
mengungkapkan pasien PJK yang menikah tersebut tidak bisa dan tidak tahu merubah
dan tinggal bersama lebih sedikit pola dan gaya hidup. Rawatan ulang dapat
mempunyai masalah psikis dibandingkan terjadi bila seseorang belum memahami
dengan pasien PJK yang tidak berstatus bagaimana perawatan PJK dirumah dan
nikah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa laki- apabila dibiarkan PJK akan bisa menjadi
laki penderita PJK yang tidak menikah akan komplikasi jantung lebih seperti gagal
mengalami masalah fisik dan kesehatan jantung. Pengalaman pasien tentang PJK
mental dibandingkan dengan wanita akan membantu pasien melakukan
penderita PJK yang tidak menikah karena perawatan intensif terhadap dirinya dalam
laki-laki yang menikah merasa terlindungi mencegah terjadinya serangan kembali.
dan psikologis terasa aman sehingga PJK Pasien PJK dengan jumlah serangan lebih
pada laki-laki dapat dicegah. Dukungan dari dari dua kali disebabkan oleh penyakit
pasangan sangat penting terutama laki-laki kelainan jantung lainnya yang harus
dalam menentukan prognosis setiba ditangani lebih lanjut.
dirumah, dukungan dari pasangan atau
adanya intimasi sangat berpengaruh dan Dukungan Keluarga
memegang peranan penting terhadap Hasil analisis didapatkan rata-rata
penyembuhan penyakit kardiovaskuler dukungan keluarga pada kelompok kontrol
(Wahyuni, Nurrahmah dan Gayatri 2011). adalah 18,09 dan rata-rata dukungan
keluarga pada kelompok intervensi adalah
Pengalaman Serangan PJK 17,86. Perbedaan rata-rata dukungan
Distribusi karakteristik responden keluarga antara kelompok kontrol dan
berdasarkan proporsi banyaknya intervensi adalah 0,23. Hasil statistik lebih
pengalaman serangan PJK menunjukkan lanjut menyimpulkan tidak ada perbedaan
bahwa dari 26 orang yang memiliki yang signifikan menurut rata-rata dukungan
pengalaman serangan PJK 1 kali yakni 24 keluarga antara kelompok kontrol dan
orang (92,3 %) dan sisanya 2 orang (7,7 %) kelompok intervensi.
memiliki jumlah serangan PJK sebanyak 2 Dukungan keluarga terdiri dari empat
kali. Pada kelompok kontrol dan intervensi dimensi yaitu dukungan instrumental,
memiliki hasil yang sama yaitu jumlah penghargaan, informasi dan emosional
serangan 1 kali 12 orang (92,3 %) dan 2 (Kaakinen, 2010). Penelitian Hasyim (2009)
kali yaitu 1 orang (7,7 %). Hasil lebih lanjut menjelaskan bahwa dukungan sosial
KOPERTIS WILAYAH X 34
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 35
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
Tabel. 2 Hasil Analisis Perbedaan Pemberdayaan dan Efikasi Diri (Juni Oktober) 2014
KOPERTIS WILAYAH X 36
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
signifikan meningkatkan efikasi diri pasien efikasi diri sebelum dan sesudah diberikan
artirtis karena pasien dapat menyiapkan edukasi pada kelompok kontrol. Ada
secara terencana pembelajaran yang ada di perbedaan yang bermakna antara
booklet. Pendidikan kesehatan berbasis pemberdayaan dan efikasi diri pada
promosi kesehatan meningkatkan self kelompok kontrol dan intervensi.
eficacy pada pasien transplantasi tulang
belakang dibandingkan dengan kelompok UCAPAN TERIMA KASIH
yang tidak diberikan pendidikan kesehatan Ucapan terima kasih ini di berikan
(p = 0,001). Edukasi kesehatan dapat penulis kepada :
meningkatkan kepercayaan diri pasien 1) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
dalam menjalankan proses perawatan diri Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
serta meningkatkan kualitas hidup pasien yang telah memberikan bantuan dana
(Fini, Hajbagheri, Fard, & Khachian, 2011). dalam penelitian ini;
Tidak pada pasien edukasi diberikan untuk 2) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
meningkatken self efficacy pada pasien akan Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi,
tetapi pendidikan dengan pendekatan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
kesadaran diri juga signifikan meningkatkan Bukittinggi, Direktur Rumah Sakit
efikasi diri perawat di klinik psikiatri Stroke Nasional Bukittinggi yang telah
(Ahmed &Elmasri, 2011). memberikan rekomendasi dan izin
kepada peneliti untuk melaksanakan
SIMPULAN penelitian.
Penelitian ini memberikan gambaran
bahwa pasien PJK yang dirawat di Kota DAFTAR PUSTAKA
Bukittinggi rata-rata berusia 54,35tahun, Ahmed, A. A. H., & Elmasri, Y. M,. (2011).
frekuensi jenis kelamin terbanyak adalah Effect of self awarenes education on
laki-laki, frekuensi pendidikan tertinggi the self efficacy and sociotropy
adalah SMU, berstatus kawin atau menikah, autonomy characteristic of nurses in
dan bila dilihat dari pengalaman serangan psychiatric clinic. Life science
PJK didapatkan pasien PJK sudah journal, 2011 ; 8 (2) Baas, L. S.
mengalami serangan 1 kali serangan. Rata- 2004. Self care resources and activity
rata pemberdayaan dan efikasi diri pasien as predictor of quality of life in
PJK meningkat setelah diberi edukasi pada persons after myocaldial infraction.
kelompok intervensi sedangkan kelompok Dimensions of critical nursing 23 (3)
kontrol tidak menunjukkan ada peningkatan. Black, J.M., & Hawks, J.H. 2009. Medical
Rata-rata pemberdayaan dan efikasi diri surgical nursing : Clinical
pasien PJK pada kelompok intervensi lebih management for positive outcomes.
tinggi bila dibandingkan dengan kelompok 8th ed. Philadelphia : Saunders
kontrol. Ada perbedaan yang bermakna Elsevier.
antara pemberdayaan dan efikasi diri Djohan. 2004. Penyakit Jantung Koroner
sebelum dan sesudah diberikan edukasi pada Dan Hipertensi. Diunduh pada
kelompok intervensi. Tidak ada perbedaan tanggal 13 Desember 2011. http ://
yang bermakna antara pemberdayaan dan library.usu.ac.id.
KOPERTIS WILAYAH X 37
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 38
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (28-39)
KOPERTIS WILAYAH X 39