Professional Documents
Culture Documents
Abstract :Documentation of nursing care in health centers is very diverse and not according to appropriate
standards thus causing lower quality of care in health centers. The quality of nursing documentation can be
improved by training. This study aimed to determine whether training the family nursing process could improve the
ability of health center on family care nursing documentation. Quasi- experimental using a one group pre / post test
design was used as a research method. Documentation of family nursing care was assessed by using nursing care
checklist before and after intervention.The results showed that the family nursing care training could increased the
ability of nurses to perform family care nursing documentation family (p = 0.000 , p <0.05 ) . The average
documentation capability before training was 4.72 and increased to 8.63 after training. This training also showed
positive results for 3 months after the training, the average ability of the documentation is still high, at 8.21. The
results of the study can be recommended as a good input for educational institutions as well as the Health
Department of Health that oversees health centers.
Keyword : nursing training process , standard nursing care , family care nursing documentation
Abstrak: Pendokumentasian asuhan keperawatan di puskesmas sangat beragam dan tidak sesuai standar sementara
pendokumentasian yang tidak sesuai standar mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan di puskesmas. Peningkatan
kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah pelatihan proses keperawatan keluarga dapat meningkatkan kemampuan perawat puskesmas dalam
melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan
menggunakan one group pre/post test design. Sampel penelitian adalah 44 perawat yang berasal dari 22 puskesmas
di Kabupaten Agam. Dokumentasi asuhan keperawatan keluarga dinilai dengan menggunakan checklist asuhan
keperawatan (nursing care checklist). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan proses keperawatan dapat
meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan (p=0,000;p<0,05). Rata-rata
kemampuan dokumentasi sebelum pelatihan adalah 4,72 dan meningkat menjadi 8,63 setelah pelatihan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi dinas kesehatan kota dan institusi pendidikan dalam
menyusun model asuhan keperawatan di puskesmas.
Kata kunci: pelatihan proses keperawatan, standar asuhan keperawatan, dokumentasi asuhan keperawatan
20
NERS JURNAL KEPERAWATAN Volume 10, No 1, Maret 2014 : 20-27
diperkirakan akan berada pada fase tiga mendukung tercapainya tujuan pembangunan
beban ganda kesehatan (The age of triple kesehatan nasional bagi setiap orang yang
health burden). Beban pertama yang bertempat tinggal di wilayah kerja
dihadapi Indonesia adalah masih tingginya Puskesmas dalam rangka mewujudkan
angka kesakitan penyakit menular “klasik”, Indonesia Sehat 2015.Selanjutnya
contohnya seperti Tuberkulosis (Tbc), Kusta, dinyatakan bahwa fungsi dari Puskesmas
Diare dan Malaria. Beban kedua adalah adalah sebagai pusat penggerak
tingginya angka kesakitan dan kematian pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
akibat penyakit tidak menular (non- pemberdayaan masyarakat dan pusat
communicable disease), contohnya seperti pelayanan kesehatan strata pertama yang
Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Kanker. meliputi pelayanan kesehatan perorangan
Beban ketiga adalah munculnya penyakit dan pelayanan kesehatan masyarakat.
baru (new emerging infectious disease), Kegiatan puskesmas meliputi enam upaya
contohnya seperti HIV (1983), SARS (2003), wajib puskesmas dan upaya pengembangan
Avian Influenza (2004), dan H1N1 (2009). puskesmas yang didasarkan pada
Kondisi kesehatan yang memprihatinkan ini kemampuan puskesmas untuk
sangat berpengaruh terhadap status kesehatan mengembangkan upaya tersebut, antara lain
masyarakat Indonesia (Bappenas, 2008). adalah perawatan kesehatan masyarakat atau
Mendukung percepatan Millenium perkesmas (Depkes, 2004).
Development Goal’s (MDGs) tahun 2015 Terlaksananya pengelolaan program
dan untuk meningkatkan status kesehatan perkesmas dapat dilihat melalui observasi
masyarakat di Indonesia, Kementerian rutin dan berkala atau dapat juga melalui
Kesehatan melalui visi “Masyarakat Sehat ketersediaan bukti fisik yang dapat
yang Mandiri dan ditunjukkan oleh puskesmas sebagai hasil
Berkeadilan”,mengarahkan tujuan pelaksanaan perkesmas.Salah satu indikator
pembangunan kesehatan untuk penilaian perkesmas adalah adanya laporan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang (Depkes, 2006).Laporan ini dilakukan
agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dengan menggunakan pendekatan proses
yang optimal. Puskesmas sebagai fasilitas keperawatan. Proses keperawatan adalah
pelayanan kesehatan yang memberikan suatu metode yang sistematis untuk mengkaji
pelayanan kesehatan dasar kepada respon manusia terhadap masalah-masalah
masyarakat memiliki peranan penting untuk kesehatan dan membuat rencana
meningkatkan status kesehatan masyarakat keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi
lewat berbagai upaya yang dilakukan masalah-masalah tersebut. Proses
puskesmas (Sedyaningsih, 2011). keperawatan didokumentasikan sebagai
Merujuk kepada Keputusan Menteri asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2009).
Kesehatan Republik Indonesia nomor Dokumentasi asuhan keperawatan
128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan mencakup pernyataan dan pelaporan tentang
dasar Pusat Kesehatan masyarakat, pengkajian (pengumpulan data), diagnosis
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana teknis keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang tindakan dan evaluasi
bertanggung jawab menyelenggarakan keperawatan.Dokumentasi yang efektif
pembangunan kesehatan di suatu wilayah menjamin kesinambungan pelayanan,
kerja. Tujuan pembangunan kesehatan yang menghemat waktu, dan meminimalisasi
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah resiko kesalahan (Potter & Perry,
21
Fitra, Pengaruh pelatihan proses keperawatan Terhadap dokumentasi.....
22
NERS JURNAL KEPERAWATAN Volume 10, No 1, Maret 2014 : 20-27
23
Fitra, Pengaruh pelatihan proses keperawatan Terhadap dokumentasi.....
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa Kongres Nasional II Ikatan Perawat
yang disampaikan oleh Lees (2010), bahwa Kesehatan Komunitas Indonesia (2013)
peningkatan kualitas pendokumentasian melaporkan bahwa pendokumentasian asuhan
asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui keperawatan di puskesmas sangat beragam
pelatihan-pelatihan. Lebih lanjut Lees (2010) dan tidak sesuai standar. Gugerty, dkk (2007)
menjelaskan bahwa peningkatan pengetahuan menyebutkan bahwa dokumentasi asuhan
atau pemahaman yang diperoleh melalui keperawatan tidak menggambarkan apa yang
pelatihan akan mendukung dilakukan perawat secara lengkap dan tidak
pendokumentasian yang lebih lengkap. sesuai dengan standar pendokumentasian. Hal
Penelitian yang dilakukan Tanasale (2003) ini juga terlihat dari hasil penelitian yang
juga menunjukkan bahwa peningkatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pengetahuan melalui pelatihan berkorelasi dokumentasi asuhan keperawatan sebelum
dengan peningkatan ketepatan pelatihan jauh dari standar, yakni 4,72.
pendokumentasian dan kinerja perawat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dokumentasi asuhan kualitatif yang diadakan oleh Ramli &
keperawatanmencakup pernyataan dan Kusnanto (2006) di Kabupaten Agam, bahwa
pelaporan tentang pengkajian (pengumpulan pencapaian target program perawatan
data), diagnosis keperawatan, rencana kesehatan masyarakatyang dinilai dari
tindakan keperawatan, tindakan dan evaluasi pendokumentasian asuhan keperawatan
keperawatan.Dokumentasi yang efektif keluarga masih jauh dibawah indikator
menjamin kesinambungan pelayanan, targetprogram.
menghemat waktu, dan meminimalisasi Menyikapi hal tersebut di atas,
resiko kesalahan (Potter & Perry, Kongres Nasional II Ikatan Perawat
2009).Dokumentasi asuhan keperawatan Kesehatan Komunitas Indonesia (2013)
yang baik dan berkualitas haruslah akurat, merekomendasikan perlunya standar
lengkap dan sesuai standar. Apabila asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan di
keperawatan tidak didokumentasikan dengan puskesmas. Rekomendasi ini juga didukung
akurat dan lengkap maka sulit untuk olehCollege of Registered Nurses of British
membuktikan bahwa asuhan keperawatan Columbia(2013) yang menyebutkan bahwa
telah dilakukan dengan benar (Hidayat, perlunya ditetapkan sebuah standar yang
2004). Pendokumentasian asuhan mengatur tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan merupakan suatu proses yang keperawatan karena pendokumentasian yang
harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana dilakukan perawat belum akurat
sebagai bagian dari standar kerja yang telah menggambarkan tindakan yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2007). dilakukan. Penelitian yang dilakukan
Sulistyowati (2009) menyebutkan bahwa
24
NERS JURNAL KEPERAWATAN Volume 10, No 1, Maret 2014 : 20-27
pendokumentasian yang tidak sesuai standar menjadi 8,63. Artinya bahwa pelatihan proses
berkorelasi dengan rendahnya mutu keperawatan yang dilakukan mampu
pelayanan di puskesmas. meningkatkan kemampuan perawat dalam
Menurut Ramli & Kusnanto (2006), melakukan asuhan keperawatan keluarga.
salah satu penyebab rendahnya Dampak pelatihan masih bermakna setelah
pendokumentasian asuhan keperawatan tiga bulan berikutnya karena nilai rata-rata
keluarga pada program perkesmas di dokumentasi asuhan keperawatan masih
Kabupaten Agam adalah kurangnya frekuensi tinggi dibandingkan sebelum pelatihan, yaitu
pelatihan bagi perawat puskesmas. Hal yang 8,21. Menurut Gillies (1996), pelatihan
sama juga disampaikan oleh Prayogi (2013), dibidang keperawatan merupakan salah satu
bahwa kegiatan pelatihan perlu dilakukan kegiatan pengembangan staf yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan perawat untuk meningkatkan mutu sumberdaya
puskesmas dalam melakukan perawat (Gillies, 1996).
pendokumentasian asuhan keperawatan. Menurut peneliti, peningkatan
Selanjutnya Prayogi (2013) menyatakan kemampuan dalam melakukan asuhan
perlunya keterlibatan Persatuan Perawat keperawatan keluarga setelah pelatihan
Nasional Indonesia (PPNI) dan institusi sangat terkait dengan model
pendidikan keperawatan untuk merumuskan pendokumentasian yang lebih sederhana
model pendokumentasian asuhan namun telah disesuaikan dengan standar.
keperawatan yang sesuai dengan standar. Model ini memudahkan perawat puskesmas
Berdasarkan KMK. RI. karena menggunakan sistem checklist mulai
No.725/Menkes/SK/V/2003, pelatihan adalah dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
proses pembelajaran dalam rangka Dilengkapi dengan booklet pendidikan
meningkatkan kinerja, profesionalisme dan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
atau menunjang karier tenaga kesehatan yang dialami keluarga, maka apa yang
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya disampaikan perawat dapat
(Daryanto & Bintoro, 2014). Gomes (2003) dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
mengemukakan bahwa pelatihan adalah Sebagai langkah awal, model ini dapat
setiap usaha untuk memperbaiki performansi mengkondisikan perawat untuk bekerja
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sesuai standar. Sayangnya belum ada standar
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pendidikan kesehatan terkait masalah
pekerjaan yang ada kaitan dengan kesehatan keluarga di puskesmas sehingga
pekerjaannya. Pelatihan dimaksudkan untuk perlu adanya tim yang dapat menindaklanjuti.
memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja KESIMPULAN DAN SARAN
tertentu, terinci dan rutin. Pelatihan
diharapkan dapat mengembangkan perawat Berdasarkan hasil penelitian dapat
bekerja secara efektif dan efisien, termasuk disimpulakan bahwa terdapat pengaruh
meningkatkan kemampuan dalam pelatihan proses keperawatan terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan di dokumentasi asuhan keperawatan (p<0.05),
puskesmas. dimana nilai rata-rata dokumentasi asuhan
Sejalan dengan penjelasan di atas, keperawatan setelah pelatihan meningkat
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 4,72 menjadi 8,63. Dampak pelatihan
terdapat peningkatan nilai rata-rata masih bermakna setelah tiga bulan berikutnya
dokumentasi asuhan keperawatan yang karena nilai rata-rata dokumentasi asuhan
dilakukan perawat puskesmas dari 4,72
25
Fitra, Pengaruh pelatihan proses keperawatan Terhadap dokumentasi.....
26
NERS JURNAL KEPERAWATAN Volume 10, No 1, Maret 2014 : 20-27
27