Professional Documents
Culture Documents
VII, Agustus 2015
Indria Nuraini
Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS
ABSTRACT
22
Vol. VII, Agustus 2015
PENDAHULUAN
salah satu unsur kesejahteraan yang harus derajat kesehatan masyarakat yang
diwujudkan sesuai dengan cita – cita optimal khususnya kesejahteraan ibu dan
bangsa indonesia sebagaimana dimaksud anak, hal ini sejalan dengan pencapaian
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Salah satu target MDGs adalah
1945. Untuk mewujudkan hal tersebut, menurunkan angka kematian ibu saat
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk Indonesia masih cukup tinggi yaitu
upaya kesehatan maka diperlukan Tenaga tetapi angka kematian ibu disurabaya
23
Vol. VII, Agustus 2015
penyakit kronis. (Dinas Kesehatan Kota KB. Bidan Praktek Mandiri merupakan
resiko tinggi.
24
Vol. VII, Agustus 2015
salah satunya berdasar pada azas tahun Bidan Praktek Mandiri dikota
Loyalitas Pasien menjadi faktor yang dengan adanya bidan delima. Dari 316
Kualitas pelayanan akan dihasilkan oleh delima. Selain itu sering diadakannya
operasi yang dilakukan dan keberhasilan pelatihan, seminar, work shop. Tetapi
proses operasi ini ditentukan oleh semua ini tidak cukup jika masih banyak
beberapa faktor antara lain; faktor aspek yang penting yang belum
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada BPM diuji dari dimensi mutu
sarana dan prasarana yang diberikan oelh pelayanan yang diberikan oleh BPM
BPM diperoleh jawaban sebagai berikut telah memenuhi 4 dimensi mutu layanan
daya tanggap yang cukup baik, serta Muara pelayanan kesehatan yang
reliabel dan empati yang ditunjukkan diberikan oleh BPM adalah munculnya
oleh bidan merupakan kekuatan dari persepsi positif dari pasien yang
pelayanan yang diberikan oleh BPM, merupakan konsumen BPM, sehingga
sedangkan dari sisi sarana dan pra sarana dapat meningkatkan loyalitas pasien dan
(dimensi tangible), masih terdapat menjadi daya dukung yang positif bagi
kekurangan yaitu kenyamanan ruang BPM untuk mengembangkan
tunggu dan sarana parkir. pemasarannya. Persepsi yang diberikan
pendingin ruangan.
“Ditingkatkan pelayanannya
dan saya berharap agar disediakan
tempat untuk parkir dan ruang Pembahasan
tunggunya diberi AC atau kipas
angin” Informan 4
Standar Pelayanan Kebidanan
sudah cukup puas dengan pelayanan Jenis pelayanan yang diberikan oleh
yang diberikan oleh BPM namun pasien semua BPM : KB, pemeriksaan
pelayanan yang diberikan oleh bidan anak sakit (diare, batuk & pilek).
29
Vol. VII, Agustus 2015
Uji HB menggunakan Test Pack dan Hb sedikit menyimpang dari standar asuhan
Pack dan Tes HIV sesuai dengan standar. sebenarnya dalam memberikan pelayanan
dengan pemberian informasi dan diakhiri bersalin dan nifas, yang berorientasi
dengan pemberian penyuluhan. Semua pada penerapan kode etik dan standar
bidan melakukan SOP dari IBI dan pelayanan kebidanan, serta kepuasan
tidak ada SOP khusus. Peralatan yang yang mengacu pada penerapan semua
diteliti adalah standar dan tidak ada dimensi mutu pelayanan kebidanan
memiliki wewenang untuk memberikan Hal ini sesuai dengan Permenkes No.
dan anak dituntut untuk dapat bahwa bidan memiliki wewenang untuk
penerapan standar yang ketat tersebut persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
masyarakat sebagai
31
Vol. VII, Agustus 2015
dengan tujuan akhir menyelamatkan pasien, tetapi dalam penelitian ini tidak
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagian besar BPM di Kota Surabaya ketidak puasan pada pasien. Permasalahan
agar pasien dapat selamat saat dalam pasien untuk melakukan pengobatan atau
perawatan bidan. Bagi pasien standar perawatan di rumah sakit. Sebagian besar
terlalu bepengaruh, karena prinsip utama memiliki wewenang seperti halnya dokter
pasien adalah mendapatkan pelayanan yang secara khusus ditugaskan oleh negara
yang sebaik mungkin dan kondisi pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan
tetap terjaga. Kondisi ini tercermin berbiaya rendah. Persepsi ini tetap ada
adanya beberapa pasien yang memiliki walaupun di kota sebesar Surabaya. Hal
dimiliki oleh bidan, tetapi tetap memaksa dimiliki oleh bidan belum didefinisikan
untuk mendapatkan pelayanan dari bidan dengan jelas dimana bidan pada masa-
dengan alasan biaya yang dikeluarkan jauh masa tersebut melaksanakan tugas bukan
lebih murah daripada pemeriksaan yang hanya terbatas pada pelayanan KIA tetapi
diberikan oleh pihak rumah sakit maupun juga seluruh jenis pelayanan kesehatan
praktek sudah cukup banyak dan jumlah berpedoman kepada standar asuhan
rumah sakit semakin banyak. Kehadiran kebidanan yang telah ditetapkan, namun
hanya pada pelayanan kesehatan kepada bidan, namun pada sisi satunya
fisiologis pada ibu dan anak, oleh bidan tetap dituntut untuk melaksanakan
memberikan obat bebas untuk pengobatan oleh BPM dalam penelitian ini diukur
dan tetap melakukan rujukan kepada dari sudut pandang pasien, karena
pasien yang mengalami permasalahan pasienlah yang merasakan apa yang telah
diukur dari kontrol kualitas pelayanan bagi pelanggan, yang pada akhirnya dapat
bidan dalam hal ini adalah IBI Cabang produk/ jasa yang diberikan oleh BPM.
Kota Surabaya.
Prosedur pelayanan yang memudahkan
Teori yang dapat menjelaskan bagaimana dan cepat merupakan hal yang penting
yang diinginkan (Rodiah, 2009). Kualitas pelanggan secara cepat, merupakan salah
pelayanan bukti fisik dari suatu pemasaran satu factor yang harus diperhatikan dalam
jasa, sangat ditentukan bukti fisik berupa konsep manajemen jasa pelayanan
keramahan dan perhatian petugas sangatlah kondisi masyarakat yang datang untuk
penting karena dengan hal tersebut klien datang ke BPM biasanya tidak memiliki
merasa dihargai. Perasaan dihargai akan ekspektasi yang terlalu tinggi karena rata-
bawah, menyebabkan harapan yang telah terjalin lama ini menjadikan posisi
dimiliki tidak terlalu tinggi dalam artian bidan di masyarakat cukup disegani dan
misalnya pasien tidak berharap pelayanan kepada pasien mudah untuk mendapatkan
yang diberikan sampai 24 jam. Karena kepercayaan pasien dan pasien cenderung
harapan yang dimiliki tidak terlalu tinggi lebih terbuka sehingga permasalahan yang
selain itu juga peran petugas yang sedang dihadapi oleh pasien dapat
dianggap sudah cukup ramah dan peduli diketahui dengan segera dan dicarikan
akan keluhan pasien maka pasien dapat solusinya. Kondisi yang berbda akan
dengan mudah dipuaskan sehingga dalam dihadapi oleh tenaga kesehatan yang baru
pasiennya, hal ini memberikan dampak lain adalah kedekatannya dengan pasien.
antara bidan dengan pasien. Kuatnya bidan memiliki dua peran, selain sebagai
hubungan antara bidan dengan pasien yang tenaga kesehatan, juga memiliki peran
36
Vol. VII, Agustus 2015
kehandalannya, namun masih lemah pada Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil
dan memotivasi pasien sehingga pasien BPM lebih baik dibandingkan dengan
merasa diperhatikan dan pada akhirnya pelayanan di rumah sakit. Kondisi ini tidak
memunculkan kepuasan pada pasien. terlepas dari kondisi pasien yang sedang
bahwa empati bidan dapat memberikan dari para pemberi pelayanan kesehatan, di
dorongan yang cukup signifikan kepada rumah sakit dengan beban kerja yang
munculnya rasa puas pada pasien. Rasa tinggi, bidan atau perawat cenderung untuk
empati yang ditunjukkan oleh bidan bekerja secara praktis dan kurang
merupakan bentuk penghormatan dan rasa berbasa- basi, kondisi inilah membuat
pelayanan kesehatan, kondisi ini bahwa pelayanan di BPM lebih baik dari
menimbulkan rasa nyaman kepada pasien pada pelayanan di rumah sakit, walaupun
Kekuatan empati yang diberikan oleh fungsi dari perbedaan antara penampilan
bidan bahkan memberikan penilaian oleh yang dirasakan dan diharapkan. Kepuasan
38
Vol. VII, Agustus 2015
pasien adalah tingkat kepusan dari persepsi mempertimbangkan kepuasan dari sisi
pasien dan keluarga terhadap pelayanan perspektif pasien. Secara umum nampak
kesehatan dan merupakan salah satu bahwa menurut perspektif pasien mutu
indikator kinerja rumah sakit. Bila pasien layanan yang diberikan sudah cukup baik.
menunjukkan hal-hal yang bagus Kondisi ini terkait dengan beberapa hal
pelayanan keperawatan dan pasien BPM, misalnya terkait dengan jam kerja
terhadap pelayanan tersebut (Purnomo, bahwa bidan memiliki empati yang lebih
Bidan dalam melaksanakan tugasnya dalam posisi bukan hanya sebagai tenaga
yang dihadapi dan kondisi psikis masing- konselor sosial. Keadaan inilah yang
jawabnya. Kepedulian ini terbentuk bukan pada bidan yang dapat dipergunakan
apa yang dirasakan oleh pasien dalam dengan hasil pelayanan kesehatan, baik
pelaksanaan Tuntutan pasien akan mutu secara medis maupun non medis seperti
terpuaskan akan setiap pelayanan yang 1. Jenis pelayanan yang diberikan oleh
kepada BPM yang bersangkutan. periksa anak sakit (diare, batuk &
memberikan kepuasan yang maksimal bagi Test Pack dan Hb Sahli, Tes
mereka. Itu alasannya setiap bidan sebagai Kehamilan Menggunakan Test Pack
pemberi layanan kesehatan di dalam dan Tes HIV sesuai dengan standar.
puas apabila ada persamaan antara harapan SOP dari IBI dan tidak ada SOP
41
Vol. VII, Agustus 2015
42
Vol. VII, Agustus 2015
43