You are on page 1of 8

e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

Evaluasi Pencapaian Program Keluarga Berencana


di Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2019

Widya Nengsih1 ,Adis Fitriyana2


Program Studi Kebidanan Universitas Fort de Kock Bukittinggi
Email :Widyanengsih1612@gmail.com

Submitted : 24-04-2020, Reviewer:26-04-2020, Accepted: 30-04-2020

Abstract
Family planning is an action that helps couples to avoid unwanted pregnancies, get births, and
determine the number of children in the family. It is known that the achievement of contraceptive use
in the City of Bukittinggi has a number of productive couple as many as 24,563 people, and the
number of active family planningwas 13,781 (56.11%). The research objective is to evaluate the
achievement of family planning programs in the City Health Center in Bukittinggi year 2018. This
research was a qualitative research with evaluation study method. This research was conducted at the
Health Center ofBukittinggi Cityon July 5th - August 15th 2018. The informants consisted of 4 heads
of Health Center, 4 midwives holding a family planning program, and 8 users of family planning
services. Data collection using in-depth interviews, then processed with the Miles and Huberman
models.The results of the study revealed that there was enough quality of Human Resources in the
implementation of family planning, and that adequate funds and facilities and infrastructure were
sufficient. Inhibiting factors / constraints include lack of involvement of cadres, lack of support in
using family planning, especially from husbands, and location of the Helath Center that are less
strategic and difficult to reach the community. The expected output has not reached the target, in
accordance with the findings in the field.
Keywords : Achievement of Family Planning Program

Abstrak
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga. Diketahui pencapaian penggunaan kontrasepsi KB di Kota Bukittinggi terdapat jumlah PUS
sebanyak 24.563 orang, dan jumlah Kb aktif 13.781 (56,11%). Tujuan penelitian untuk mengevaluasi
pencapaian program KB di Puskesmas Kota Bukittinggi tahun 2019 Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode evaluasi study. Penelitian ini di lakukan di puskesmas Kota Bukittinggi pada
tanggal 5 juli – 15 Agustus 2019. Informan terdiri dari 4 orang kepala Puskesmas, 4 orang bidan
pemegang program KB, dan 8 orang pengguna pelayanan KB. Pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara mendalam, kemudian diolah dengan model Miles dan Huberman. Hasil
penelitian diketahui bahwa sudah cukup kualitas Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan KB,dan
dana yang sudah memadai serta sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Faktor
penghambat/kendala diantaranya kurangnya keterlibatan kader, kurangnya dukungan dalam
menggunakan KB terutama dari suami, dan lokasi puskesmas yang kurang strategis dan susah di
jangkau masyarakat.
Kata Kunci : Pencapaian Program KB

478
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN (MOW) biasa disebut tubektomi


A. Latar Belakang sedangkan bagi pria biasanya dengan
Tujuan keluarga berencana cara pantang berkala, senggama terputus,
nasionalmeningkatkan kesejahteraan ibu, kondom dan medis operasi pria (MOP)
anak dalam rangka mewujudkan NKKBS atau vasektomi. Pilihan kontrasepsi yang
yang menjadi dasar terwujudnya tersedia bagi pria terbatas dibandingkan
masyarakat yang sejahtera dengan dengan yang tersedia bagi perempuan.
mengendalikan kelahiran sekaligus Sebagian besar penelitian telah ditujukan
menjamin terkendalinya pertambahan pada klien dimana wanita lebih mudah
penduduk, Meningkatkan jumlah menghentikan ovulasi bulanan daripada
penduduk untuk menggunakan alat pria dimana proses sperma yang terus
kontrasepsi, Menurunnya jumlah angka menerus (Everent, 2012)
kelahiran bayi, Meningkatnya kesehatan METODOLOGI PENELITIAN
keluarga berencana dengan cara Tempat dan waktu penelitian
penjarangan kelahiran. (Pinem,2014) Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli
Salah satu upaya yang dilakukan – Agustus 2019 di Puskesmas Kota
dalam mensukseskan program keluarga Bukittinggi
berencana tersebut adalah dengan
Jenis Penelitian
memberikan pelayananyang bermutu dan
Jenis penelitian ini kualitatif dengan
sesuai dengan kebutuhan. Tentunya
metode evaluasi studyyaitu penelitian
tersebut menuntun tenaga kesehatan
untuk menilai suatu program/pencapaian
untuk dapat memberikan pelayanan
yang sedang atau peningkatan program
dengan standar yang telah ditetapkan.
tersebut. Teknik penentuan informan yang
Kompetensi tenaga kesehatan sangat
peneliti gunakan adalah teknik purpose
dituntut dalam setiap pelayanan yang
sampling yaitu teknik penentuan sampel
diberikan ( Handayani, 2010)
sumber data dengan pertimbangan tertentu
Ada beberapa metode atau alat
(sugiyono, 2010)
kontrasepsi yang bisa digunakan, bagi
wanita dan pria antara lain pil KB, susuk
Informan Penelitian
atau implant, alat kontrasepsi dalam
Informan dalam penelitian ini
rahim (AKDR) dan medis operasi wanita
adalah 4 kepala puskesmas, 4 bidan
479
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

pemegang program KB, dan 8 pengguna dan sudah sesuai dengan peraturan mentri
pelayanan KB yang dirinci pada masing- kesehatan RI (Permenkes) tapiselama ini
masing lingkungan sebagai berikut : tidak ada kendala atau masalah, dan
Informan pada penelitian ini adalah : memberikan pelayanan cukup baik
dibuktikan dengan kepuasan dari
Puskesmas Mandiangin: 4 orang
masyarakat terhadap pelayanan yang
Puskesmas Tigo Baleh : 4 orang
diberikan oleh para tenaga kesehatan
Puskesmas Gulai Bancah: 4orang
(bidan). berdasarkan permenkes 75 tahun
Puskesmas Mandiangin Plus : 4orang
2014 standar ketenagaan merupakan
Pengumpulan Data
kondisi minimal yang diharapkan agar
Wawancara yaitu pengumpulan data
puskesmas dapat terselelnggara dengan
dengan menggali data secara luas namun
baik. Dan kualifikasi pendidikan sumber
mengarah pada masalah tertentu secara
daya manusia untuk pengelola program
detail. Peneliti menggunakan daftar
keluarga berencana di puskesmas sudah
pertanyaan yang sudah menjurus ke tujuan
sesuai atau mengacu pada peraturan
penelitian, dan mendorong partisipan
menteri kesehatan bahwa bidan dengan
mengekspresikan pandangan secara
berpendidikan diploma III sejak tahun
panjang lebar
2000, sehingga dengan keilmuan yang
Analisa Data
dimiliki oleh bidan mampu memberikan
langkah-langkahnya yaitu mulai dari
pelayanan program keluarga berencana
tahap pertama reduksi data, tahap kedua
kepada masyarakat mampu mencapai
display/penyajian data, dan tahap ketiga
program sesuai dengan target, kepuasan
dengan pengambilan kesimpulan lain
masyarakat terhadap pelayanan KB yang
diverifikasi. Ketiga tahapan tersebut
diberikan masyarakat merasa puas sebab
berlangsung secara stimulan atau
bidan (sumber daya manusia) sudah
merupakan siklus yang interaktif
berkompeten. Serta meningkatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan untuk menambah ilmu terbaru.
Komponen input
b. Dana
a. SDM
Di Puskesmas Kota Bukittinggi
Dari hasil penelitian Di
sumber dana di dapat dari pemerintah
Puskesmas Kota Bukittinggi untuk sumber
daerah (DAK) dan BKKBN tetapi
daya manusia kualifikasi pendidikan untuk
tergantung kepada pemegang program
tenaga bidan rata- rata diploma tiga (D3)
KB untuk lebih bijak dalam mengelola
480
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

dana untuk setiap kegiatan. sumber Peraturan pemerintah dalam pelayanan


pendanaan untuk kegiatan pelaksanaan KB yang diberikan sudah berjalan dengan
program KB di puskesmas sudah sesuai baik dan tepat sasaran yaitu untuk PUS
dengan undang- undang No. 23 tahun 2014 dan Akseptor yang ingin ikut KB, karena
c. Sarana dan prasarana semua PUS atau peserta KB yang ingin
sarana dan prasarana sudah ikut KB mereka langsung datang ke
memadai dan tidak menjadi masalah dalam Puskesmas untuk menggunakan alat
melakukan dalam pelayanan KB kepada kontrasepsi
masyarakat. Hal ini sama dengan b. Pengawasan
pernyataan dari pengguna pelayanan t Pengawasan dilakukan oleh
entang alat-alat yang digunakan dalam internal puskesmas atau supervisi kepada
pelayanan cukup memadai. sesuai dengan program KB, Dinas Kesehatan Kota
peraturan pemerintah seperti masih kurang Bukittinggi bersama pihak BKKBN yang
lengkapnya peralat artinya belum sesuai selalu melakukan Monitoring dan evaluasi
dengan peraturan pemerintah tentang terhadap kegiatan Program KB serta
ketersediaan sarana dan prasarana, namum kecukupan alat kontrasepsi. BKKBN
petugas pelaksana program KB masih bisa melakukan pengawasan terhadap peserta
melakukan pelayanan kepada sasaran KB safari, yang meliputi obat dan Alat
sarana seadanya, sebenarnya kondisi Kontrasepsi
seperti ini tidak bisa dibiarkan pihak c. Pencatatan
puskemas, harus ada daftar list segala semua Puskesmas di kota
kebutuhan pelaksanaan program KB yang Bukittinggi melakukan pencatatan KB
terstandarisasi sesuai dengan PP No. 87 secara rutin setelah melakukan pelayanan
tahun 2014. KB dan ada pengarsipan, bahwa semua
pengguna pelayanan memiliki pencatatan.
Komponen proses
sistem pencatatan secara rutin dari setiap
a. Pelaksanaan kegiatan KB dibuku kegiatan KB, dan
berdasarkan hasil wawancara adanya kartu kepesertaan yang diberikan
kepada informan Pelaksanaan KB 2 dari 4 kepada Akseptor, Sistem pencatatan untuk
Puskesmasmengatakan pelaksanaan kegiatan Program KB selalu dilakukan
program KB sudah sesuai dengan SOP sebagai bukti kegiatan KB sudah
dan sarana yang ada di Puskesmas tanpa dilakukan dan dilakukan secara rutin mulai
kendala untuk pelaksanaan program KB.
481
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

dari pengunaan obat oleh akseptor KB, dan kendala kurangnya kesadaran masyarakat
jumlah kepesertaan KB. tentang Program KB, walaupun
d. Pelaporan penyuluhan Program KB dan efek samping
puskesmas untuk Pelaporannya yang mereka rasakan setelah menggunakan
sudah bagus secara rutin dan terhadap KB, belum lagi suami tidak mengizinkan
pencapaiannya, Sistem Pelaporan yang untuk menggunakan KB.
dilakukan oleh pihak puskesmas sudah c. Solusi
secara rutin dilakukan pada setiap kegiatan program KB selalu memberikan
Program KB , yang dilaporkan secara penyuluhan tentang Program KB dan
berkala ke dinas kesehatan dan BKKBN memfasiltasi Masyarakat yang akan ikut
dari laporan ada evaluasi tentang tingkat menjadi Akseptor KB terutama PUS di
keberhasilan program KB di puskesmas usia Produktif yang telah mempunyai anak
Kota Bukittinggi lebih dari 2 orang serta menjelaskan
tentang manfaat ikut program KB. Untuk
komponen output
mengatasi efek samping dari pengunaan
a. Pencapaian
alat kontrasepsidan dilakukan pada
Pencapaian Program KB
perorangan atau kelompok, serta ada safari
diharapkan sesuai dengan target yang telah
KB
ditetapkan dari pihak Dinas kesehatan dan
Kesimpulan
BKKBN, artinya jumlah akseptor KB yang
Komponen Input
baru akan bertambah dan yang lama tetap
a. Sumber Daya Manusia
ikut menjadi peserta Program KB. Namun
Di Puskesmas Kota Bukittinggiuntuk
ada kendala dalam mencapai program KB
SDM sudah sesuai standar dari
antara lain masih tingginya keinginan PUS
kualifikasi pendidikan semua sudah
untuk memiliki anak kembali. PUS ada
berpendidikan minimal Diploma Tiga (
yang program hamil jadi out put dari
DIII) Kebidanan jadi sudah sesuai
pencapain program KB dan mampu
dengan Permenkes no. 369 tahun 2017
memenuhi Target yang ditetapkan
dalam pelaksanaan program KB.
b. Kendala
b. Dana
dalam pencapaian cakupan
Di Puskesmas untuk sumber dana
program KB, kurangnya keterlibatan kader
sesuai dengan Undang - undang no. 23
serta kurang kesadaran atau kurangnya
tahun 2014 bahwa bersumber dari APBD
pengetahuan masyarakat khususnya suami,
dan BKKBN yang di kelola langsung
482
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

oleh pemegang Program KB di pelaksanaan program KB dan alat


Puskesmas. kontrasepsi yang dibutuhkan.
c. SaranadanPrasarana Komponen Output
Di Puskesmas untuk sarana dan Luaran yang diharapkan oleh
prasarana sudah mencukupi hanya saja Puskesmas dari pelaksanaan Program
belum sesuai standar untuk pelaksanaan KB :
program pelaksanaan KB yaitu PP No. a. Pencapaian
87 tahun 2014. Untuk pencapaian
Komponen Proses pelaksanaan program KB belum
Pada proses pelaksanaan program sesuai dengan target yang
KB pada proses pelaksanaan sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
dilakukan dengan baik sesuai dengan dan BKKBN. Namun dinas
SOP dan Peraturan Pemerintah. kesehatan berharap 70% dari
a. Pelaksanaan target akan tercapai artinya PUS
Dalam pelaksanaan program untuk ikut menjadi Akseptor KB.
KB mengacu kepada SOP yaitu PP b. Kendala
No. 87 tahun 2014. Kurangnya keterlibatan
b. Pengawasan kader, serta kesadaran masyarakat
Untuk pengawasan program untuk ikut Program KB masih
KB dilakukan secara internal oleh adanya keingin masyarakat
pihak puskesmas sendiri dan mempunyai anak lagi walaupun
eksternal dari Dinas Kesehatan sudah mempunyai anak lebih dari 2
dan BKKBN secara berkala. orang dan ditambah lagi minimnya
c. Pencatatan dukungan dari keluarga atau suami.
Untuk sistem pencatatan c. Solusi
secara rutin dilakukan setelah Petugas program KB
pelaksanaan kegiatan program KB puskesmas selalu memberikan
oleh pemegang program KB dan informasi melalui penyuluhan dan
diarsipkan. KIE kepada Masyarakat tentang
d. Pelaporan program KB secara
Sistem pelaporan dilakukan berkesinambungan, yang bertujuan
secara berkala kepada Dinas untuk meningkatkan kesadaran
kesehatan dan BKKBN tentang masyarakat untuk ikut menjadi
483
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

Akseptor KB terutama PUS usia Bungin, 2011. Metodologi Penelitian


Produktif Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
UCAPAN TERIMAKASIH
Glasier, A. & Gabbie, A. 2004. Keluarga
Alhamdulillah puji syukur kepada
Berencana Dan Kesehatan
Allah SWT, karena kehendak dan ridha-
Reproduksi, Jakarta:EGC
Nya peneliti dapat menyelesaikan
Penelitian ini. Peneliti sadari penelitian ini Hartanto, 2010. Keluarga Berencana dan
tidak akan selesai tanpa doa, dukungan, Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
bimbingan dan dorongan dari berbagai Sinar Harapan
pihak.
Kepmenkes RI. 2014. Pedoman
manajemen pelayanan keluarga
REFERENSI
berencana

Abu Bakar, 2014. Kesehatan Reproduksi Kurniati dan Effendin. 2012. Kajian SDM
Dan Keluarga Berencana Kesehatan di Indonesia. jakarta
Dalam Tanya Jawab. Jakarta : selatan: Salemba Medika
Rajagrafindo Persada
Manuaba,2002.MemahamiKesehatanRepr
Affandi, 2014. Buku Panduan Praktis oduksiWanita.Jakarta :Arcan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Maziyyah. 2015. Evaluasi input program
: PT bina Pustaka Sarwono
KB MKJP di kabupaten
Prawiroharjo
magelang
Asnawi, 2008. Manajemen program
Menkes RI.2013. Situasi keluarga
keluarga berencana di kota
berencana di Indonesia.
Gorontalo.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi
Azwar, 2010. Pengantar Administrasi
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Kesehatan. Tangerang :
Rineka Cipta
Binarupa Aksara
Permenkes RI nomor 87. 2014. Tentang
BKKBN.2017. Review Program KKBPK.
perkembangan kependudukan
Sumatera Barat
dan pembangunan keluarga,

484
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care

keluarga berencana, dan sistem Sastroasmoro, 2012. Dasar-Dasar


informasi keluarga. Metodologi Klinis. Jakarta :
Sagung Seto
Permenkes RI nomor 39.2016. pedoman
penyelenggaraan program Suarli & bachtiar. 2010. Manajemen
indonesia sehat dengan Keperawatan dengan
pendekatan keluarga pendekatan praktis. Jakarta,
Erlangga.
Permenkes RI nomor 66. 2017.Petunjuk
operasional penggunaan dana Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
alokasi khusus fisik bidang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
kesehatan tahun anggaran 2018 Bandung : Alfabeta

Permenkes RI nomor 82. 2015. Petunjuk Sulistyawati, 2012. Pelayanan Keluarga


teknis penggunaan dana alokasi Berencana. Jakarta selatan :
khususBidang kesehatan, serta Salemba Medika
sarana dan
Suratun, 2013. Pelayanan Keluarga
prasaranaPenunjang subbidang
Berencana dan Pelayanan
sarpras kesehatan tahun
Kontrasepsi. Jakarta : KDT
anggaran 2016
Swarjana, 2016. Keperawatan Kesehatan
Pinem, 2014. Kesehatan Reproduksi Dan
Komunitas. Yogyakarta : ANDI
Kontrasepsi. Jakarta : KDT

Profil Dinas Kesehatan Indonesia, 2016

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra


Barat, 2016

Profil Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi,


2017

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: PT bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo

485

You might also like