Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Family planning is an action that helps couples to avoid unwanted pregnancies, get births, and
determine the number of children in the family. It is known that the achievement of contraceptive use
in the City of Bukittinggi has a number of productive couple as many as 24,563 people, and the
number of active family planningwas 13,781 (56.11%). The research objective is to evaluate the
achievement of family planning programs in the City Health Center in Bukittinggi year 2018. This
research was a qualitative research with evaluation study method. This research was conducted at the
Health Center ofBukittinggi Cityon July 5th - August 15th 2018. The informants consisted of 4 heads
of Health Center, 4 midwives holding a family planning program, and 8 users of family planning
services. Data collection using in-depth interviews, then processed with the Miles and Huberman
models.The results of the study revealed that there was enough quality of Human Resources in the
implementation of family planning, and that adequate funds and facilities and infrastructure were
sufficient. Inhibiting factors / constraints include lack of involvement of cadres, lack of support in
using family planning, especially from husbands, and location of the Helath Center that are less
strategic and difficult to reach the community. The expected output has not reached the target, in
accordance with the findings in the field.
Keywords : Achievement of Family Planning Program
Abstrak
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga. Diketahui pencapaian penggunaan kontrasepsi KB di Kota Bukittinggi terdapat jumlah PUS
sebanyak 24.563 orang, dan jumlah Kb aktif 13.781 (56,11%). Tujuan penelitian untuk mengevaluasi
pencapaian program KB di Puskesmas Kota Bukittinggi tahun 2019 Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode evaluasi study. Penelitian ini di lakukan di puskesmas Kota Bukittinggi pada
tanggal 5 juli – 15 Agustus 2019. Informan terdiri dari 4 orang kepala Puskesmas, 4 orang bidan
pemegang program KB, dan 8 orang pengguna pelayanan KB. Pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara mendalam, kemudian diolah dengan model Miles dan Huberman. Hasil
penelitian diketahui bahwa sudah cukup kualitas Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan KB,dan
dana yang sudah memadai serta sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Faktor
penghambat/kendala diantaranya kurangnya keterlibatan kader, kurangnya dukungan dalam
menggunakan KB terutama dari suami, dan lokasi puskesmas yang kurang strategis dan susah di
jangkau masyarakat.
Kata Kunci : Pencapaian Program KB
478
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care
pemegang program KB, dan 8 pengguna dan sudah sesuai dengan peraturan mentri
pelayanan KB yang dirinci pada masing- kesehatan RI (Permenkes) tapiselama ini
masing lingkungan sebagai berikut : tidak ada kendala atau masalah, dan
Informan pada penelitian ini adalah : memberikan pelayanan cukup baik
dibuktikan dengan kepuasan dari
Puskesmas Mandiangin: 4 orang
masyarakat terhadap pelayanan yang
Puskesmas Tigo Baleh : 4 orang
diberikan oleh para tenaga kesehatan
Puskesmas Gulai Bancah: 4orang
(bidan). berdasarkan permenkes 75 tahun
Puskesmas Mandiangin Plus : 4orang
2014 standar ketenagaan merupakan
Pengumpulan Data
kondisi minimal yang diharapkan agar
Wawancara yaitu pengumpulan data
puskesmas dapat terselelnggara dengan
dengan menggali data secara luas namun
baik. Dan kualifikasi pendidikan sumber
mengarah pada masalah tertentu secara
daya manusia untuk pengelola program
detail. Peneliti menggunakan daftar
keluarga berencana di puskesmas sudah
pertanyaan yang sudah menjurus ke tujuan
sesuai atau mengacu pada peraturan
penelitian, dan mendorong partisipan
menteri kesehatan bahwa bidan dengan
mengekspresikan pandangan secara
berpendidikan diploma III sejak tahun
panjang lebar
2000, sehingga dengan keilmuan yang
Analisa Data
dimiliki oleh bidan mampu memberikan
langkah-langkahnya yaitu mulai dari
pelayanan program keluarga berencana
tahap pertama reduksi data, tahap kedua
kepada masyarakat mampu mencapai
display/penyajian data, dan tahap ketiga
program sesuai dengan target, kepuasan
dengan pengambilan kesimpulan lain
masyarakat terhadap pelayanan KB yang
diverifikasi. Ketiga tahapan tersebut
diberikan masyarakat merasa puas sebab
berlangsung secara stimulan atau
bidan (sumber daya manusia) sudah
merupakan siklus yang interaktif
berkompeten. Serta meningkatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan untuk menambah ilmu terbaru.
Komponen input
b. Dana
a. SDM
Di Puskesmas Kota Bukittinggi
Dari hasil penelitian Di
sumber dana di dapat dari pemerintah
Puskesmas Kota Bukittinggi untuk sumber
daerah (DAK) dan BKKBN tetapi
daya manusia kualifikasi pendidikan untuk
tergantung kepada pemegang program
tenaga bidan rata- rata diploma tiga (D3)
KB untuk lebih bijak dalam mengelola
480
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care
dari pengunaan obat oleh akseptor KB, dan kendala kurangnya kesadaran masyarakat
jumlah kepesertaan KB. tentang Program KB, walaupun
d. Pelaporan penyuluhan Program KB dan efek samping
puskesmas untuk Pelaporannya yang mereka rasakan setelah menggunakan
sudah bagus secara rutin dan terhadap KB, belum lagi suami tidak mengizinkan
pencapaiannya, Sistem Pelaporan yang untuk menggunakan KB.
dilakukan oleh pihak puskesmas sudah c. Solusi
secara rutin dilakukan pada setiap kegiatan program KB selalu memberikan
Program KB , yang dilaporkan secara penyuluhan tentang Program KB dan
berkala ke dinas kesehatan dan BKKBN memfasiltasi Masyarakat yang akan ikut
dari laporan ada evaluasi tentang tingkat menjadi Akseptor KB terutama PUS di
keberhasilan program KB di puskesmas usia Produktif yang telah mempunyai anak
Kota Bukittinggi lebih dari 2 orang serta menjelaskan
tentang manfaat ikut program KB. Untuk
komponen output
mengatasi efek samping dari pengunaan
a. Pencapaian
alat kontrasepsidan dilakukan pada
Pencapaian Program KB
perorangan atau kelompok, serta ada safari
diharapkan sesuai dengan target yang telah
KB
ditetapkan dari pihak Dinas kesehatan dan
Kesimpulan
BKKBN, artinya jumlah akseptor KB yang
Komponen Input
baru akan bertambah dan yang lama tetap
a. Sumber Daya Manusia
ikut menjadi peserta Program KB. Namun
Di Puskesmas Kota Bukittinggiuntuk
ada kendala dalam mencapai program KB
SDM sudah sesuai standar dari
antara lain masih tingginya keinginan PUS
kualifikasi pendidikan semua sudah
untuk memiliki anak kembali. PUS ada
berpendidikan minimal Diploma Tiga (
yang program hamil jadi out put dari
DIII) Kebidanan jadi sudah sesuai
pencapain program KB dan mampu
dengan Permenkes no. 369 tahun 2017
memenuhi Target yang ditetapkan
dalam pelaksanaan program KB.
b. Kendala
b. Dana
dalam pencapaian cakupan
Di Puskesmas untuk sumber dana
program KB, kurangnya keterlibatan kader
sesuai dengan Undang - undang no. 23
serta kurang kesadaran atau kurangnya
tahun 2014 bahwa bersumber dari APBD
pengetahuan masyarakat khususnya suami,
dan BKKBN yang di kelola langsung
482
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care
Abu Bakar, 2014. Kesehatan Reproduksi Kurniati dan Effendin. 2012. Kajian SDM
Dan Keluarga Berencana Kesehatan di Indonesia. jakarta
Dalam Tanya Jawab. Jakarta : selatan: Salemba Medika
Rajagrafindo Persada
Manuaba,2002.MemahamiKesehatanRepr
Affandi, 2014. Buku Panduan Praktis oduksiWanita.Jakarta :Arcan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Maziyyah. 2015. Evaluasi input program
: PT bina Pustaka Sarwono
KB MKJP di kabupaten
Prawiroharjo
magelang
Asnawi, 2008. Manajemen program
Menkes RI.2013. Situasi keluarga
keluarga berencana di kota
berencana di Indonesia.
Gorontalo.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi
Azwar, 2010. Pengantar Administrasi
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Kesehatan. Tangerang :
Rineka Cipta
Binarupa Aksara
Permenkes RI nomor 87. 2014. Tentang
BKKBN.2017. Review Program KKBPK.
perkembangan kependudukan
Sumatera Barat
dan pembangunan keluarga,
484
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.2(Mei, 2020): 478-485 Jurnal Human Care
485