You are on page 1of 5

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020

p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

MANFAAT YANG DIDAPATKAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI


INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DENGAN PENDEKATAN CASE STUDY

Fakhriatul Falah

Poltekkes Kemenkes Gorontalo

ABSTRACT

Background To deal with problems caused by miscommunication between health


professionals, good collaboration between health workers must be proven through Interprofessional
Collaboration (IPC). Improvement of IPC can be done by introducing professions and collaboration
systems since the period of education on campus through Interprofessional Education (IPE). In the
health polytechnic, IPE is still a new thing on the academic stage, and is still not well implemented.
The culture of IPE must be enhanced in health institutions so that students' collaborative abilities will
be formed before they enter the work climate. One form of IPE implementation can be bed one
through a case study approach between students with different majors. Objective: This study aims to
explore the benefits of students in participating in IPE with a case study approach. Methods: this
study used a qualitative design with a phenomenological method approach. The sample used was 12
informants obtained through a purposive sampling method. Students who agreed to be informants in
this study were involved in IPE simulations through case studies. Students are divided into small
group discussions consisting of different majors, namely nursing majors, nutritional majors ist and
midwifery majors. After the simulation is complete, students learn about their experiences during the
simulation activity. Results; Through mathematical analysis, we found 4 notes to experience during
the IPE simulation; Collaboration and mutual understanding between professions, Import Problem
Solving and Team Decision Ability, increasing scientific knowledge and increasing professional
selfishness or selfishness. Conclusion; IPE with a case study approach can provide great benefits in
increasing students' ability to collaborate between various departments in solving patient health
problems so that their implementation needs to be improved at the pre-clinical stage and during
clinical practice.

Keywords: Interprofessional Collaboration,Interprofessional Education, Case Study

PENDAHULUAN sehingga perlunya kesepakatan (Fitriyani,


Dalam dunia kesehatan, praktik 2016). Hal tersebut dikarenakan kurangnya
kolaborasi sangatlah penting.Permasalahan kemampuan tenaga kesehatan untuk menjalin
pasien yang kompleks tidak dapat ditangani kerjasama yang efektif seperti kurangnya
hanya oleh satu profesi medis, melainkan harus keterampilan komunikasi antar profesi dan
melibatkan berbagai profesi. Kerjasama yang belum tumbuhnya budaya diskusi bersama
efektif oleh tenaga kesehatan dari berbagai profesi lain dalam menentukan keputusan klinis
profesi merupakan kunci penting dalam keluarga/masyarakat.
meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan Untuk menangani masalah yang timbul
dan keselamatan keluarga/masyarakat akibat miskomunikasiantarprofesi, diperlukan
(Burtscher, 2012 dalam Tursilowati,dkk 2016). adanya kolaborasi yang baik antara tenaga
Fakta yang terjadi saat ini, sulit sekali untuk kesehatan yang dikenal dengan istilah
menyatukan berbagai profesi kesehatan Interprofessional Collaboration (IPC).
kedalam sebuah tim antar profesi. Perbedaan Peningkatakan IPC dapat dilakukan dengan
status antar profesi, stereotyping, adanya mengenalkan profesi lain dan sistem kolaborasi
perasaan superior dan inferior, serta banyaknya sejak masa pendidikan melalui
tindakan yang bersifat instruksi dari profesi lain Interprofessionalism Education (IPE)
masih mendominasi praktik kolaborasi, (Amalia, Dewi, Sayusman, & Wahyudi, 2016).

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 1


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Adanya kurikulum yang dapat melatih kampus.IPE di lingkup Poltekes Gorontalo


mahasiswa untuk berkolaborasi sejak masa sangat dimungkinkan dengan adanya beberapa
akademik dapat membuat mereka terbiasa profesi kesehatan, yakni jurusan keperawatan,
berkolaborasi dengan profesi lain bahkan jurusan gizi dan jurusan kebidanan. Untuk
sampai ketika mereka berada di dunia kerja menggali pengalaman mahasiswa mengikuti
(Reeves,2011 dalam Tursilowati, dkk , 2016). IPE, maka dilakukan simulasi IPE dengan
Selain itu, IPE juga dapat menumbuhkan pendekatan case study, kemudian mahasiswa di
percaya diri mahasiswa dengan jurusan yang kaji melalui wawancara mendalam terkait
digelutinya, penelitian yang dilakukan oleh manfaat yang didapatkan selama pelaksanaan
Imanita dan Rochmanita (2014) terhadap IPE.
mahasiswa farmasi menemukan tingkat percaya
diri mahasiswa yang sudah mendapat IPE lebih METODE
tinggi daripada mahasiswa yang belum Jenis Penelitian
mendapat IPE. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Interprofessionaleducation sedang penelitian kualitatif dengan pendekatan
menjadi isu sentral pengembangan proses fenomenologi. Mahasiswa diikutkan dalam
pembelajaran diseluruh perguruan tinggi di simulasi Interprofessional Education dalam
Indonesia. Beberapa universitas di Indonesia bentuk Case Study.Mahasiswa dibagi dalam
telah melakukan berbagai penelitan untuk kelompok kecil yang terdiri dari 6 orang, 2
mengkaji persepsi dan kesiapan mahasiswa orang dari mahasiswa kebidanan, 2 orang
dalam penerapan IPE. Penelitian yang mahasiswa keperawatan dan 2 orang mahasiswa
dilakukan oleh Amalia (2016) di Universitas gizi. Mahasiswa diberikan kasus pemicu yang
Padjajaran menemukan persepsi dari masing- harus ditangani secara bersama dari jurusan
masing program studi termasuk dalam kategori yang berbeda. Selama pelaksanaan IPE
baik dengan skor dari Kedokteran Umum mahasiswa diberikan modul sebagai pedoman.
(78,3%), Kedokteran Gigi (78,3%), Ilmu Setelah mengikuti simulasi, mahasiswa di
Keperawatan (81%), dan Farmasi (79,7%). wawancara secara mendalam terkait
Keseluruhan responden program studi sarjana pengalaman yang didapatkan selama mengikuti
dan diploma memiliki persepsi baik, namun simulasi.
pemahaman mengenai profesi tenaga kesehatan
lain dan pentingnya kerjasama antar profesi
masih kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Lokasi dan Waktu Penelitian
A'la, Sedyowinarso, Harjanto, & Tristanti Penelitian ini berlokasi di Poltekkes Kemenkes
(2012) menemukan terdapat perbedaan Gorontalo. Penelitian dilaksanakan pada bulan
kesiapan antara mahasiswa dengan jurusan bulan April sampai Oktober 2019.
yang berbeda, hal ini kemungkinan dipengaruhi
penanaman pemahaman tentang profesi dan Populasi dan Sampel
peran masing-masing profesi berbeda. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa
Disamping beberapa universitas di tingkat III Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Indonesia, beberapa politeknik kesehatan telah Sejumlah 118orang. Jumlah sample sebanyak
mulai menerapkan konsep IPE dalam proses 12 orang informan yang diambil dengan
pembelajaran diantaranyaPoltekkes Jakarta I, pendekatan purposive sampling. Mahasiswa
Poltekkes Semarang, Poltekkes Tanjung Karang yang terlibat dalam IPE adalah mahasiswa
dan beberapa Poltekkes Lainnya. Hal ini di terdiridari 3 jurusan yang berbeda yaitu
dukung dengan adanya kebijakan dari bagian mahasiswa keperawatan, mahasiswa gizi dan
PPSDM kementrian Kesehatan yang mahasiswa kebidanan.
menekankan pentingnya pengembangan IPE di
lingkup Poltekkes. Penerapan IPE merupakan Pengumpulan Data
hal yang baru dilingkungan poltekkes sehingga Pengumpulan data dilakukan melalui
perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu dan indepth interview dengan menggunakan
perlu dikaji pengalaman awal mahasiswa instrumen pedoman wawancara, tape recorder
terlebih dahulu.Poltekes Gorontalo merupakan dan buku catatan. Hasil Indepth interview yang
salah satu Politeknik Kesehatan telah direkam kemudian di susun dalam bentuk
dibawahkementrian kesehatan yang belum transkrip wawancara
sepenuhnya menerapkan IPE di lingkungan

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 2


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Pengolahan dan Analisis Data dan mencari kesepakatan itu secara bersama-
Pengolahan data dilakukan melalui sama”(06)
analisis tematik yang disusun berdasarkan hasil
transkrip wawancara Wawasan Keilmuan Lebih Terbuka
Dari hasil wawancara dengan 12 orang
HASIL informan didapatkan bahwa selama
Dari hasil analisis tematik didapatkan 4 pelaksanaan IPE, para peserta merasa memiliki
tema yang mengarah pada manfaat yang tambahan pengetahuan dari profesi lain
didapatkan mahasiswa selama mengikuti IPE sehingga membuat wawasannya lebih terbuka
yang dirincikan sebagai berikut : dalam memandang sebuah masalah kesehatan.
Hal ini terlihat dari analisis kata kunci dari
Kerjasama dan Saling Memahami antar mahasiswa sebagai berikut :
Profesi
Selama pelaksanaan IPE, para peserta dapat "Manfaatnya itu seperti mendapatkan
bekerjasama antar jurusan yang berbeda, belajar pengetahuan dari teman-teman dari perawat,
berkomunikasi, dan dengan IPE, mahasiswa bidan maupun dari profesi saya sendiri"(07)
dapat lebih mengenal peran masing-masing
profesi . hal ini terlihat dari analisis kata kunci "Manfaat yang didapatkan selama mengikuti
dari mahasiswa sebagai berikut : IPE banyak. Jadi tadi ada wawasan, ilmu
pengetahuan, teman-teman baru"(08)
"Pengalaman saya mengikuti IPE itu sangat
berharga karena disitu diajarkan tentang Menghilangkan Egoisme Profesi
kolaborasi antar profesi" (01) Dalam IPE, para peserta dididik untuk
menghilangkan egoisme profesi masing-
"Perasaan saya cukup senang, perasaan saya masing, semua profesi memiliki peran yang
cukup senang itu karena bisa bekerja sama dan sama dan sejajar dalam menyelesaikan masalah
mengenal lebih jauh tentang profesi lain yang pasien. Hal ini terlihat dari analisis kata kunci
kita temukan nanti di masa yang akan datang" dari mahasiswa sebagai berikut :
(02) “Pengalaman saya mengikuti IPE itu sangat
berharga karena disitu diajarkan tentang ee
"Pastinya pengalaman yang sangat positif kolaborasi antara berbagai profesi dimana kita
dilihat dari berkolaborasi antara profesi yang diajarkan untuk eet tidak ada egoisme di
satu dengan profesi lainnya. (03) masing-masing profesi, jadi ee nanti insyaallah
kalau kedepannya kalau misalnya ini
Melatih Problem Solving dan Pengambilan diterapkan bisa terjadi pasien itu ditangani
Keputusan Secara Tim secara holistic”(01)
“Ee yang pertama mengurangi rasa kayak
Melalui IPE, para peserta dapat belajar misalnya perawat iya sayang yang paling tinggi
untuk menyelesaikan masalah secara bersama- ternyata setelah bergabung ternyata tidak
sama dan dituntut untuk mengambil keputusan semakin saya mengenal jurusan lain semakin
secara kelompok atau tim yang terdiri atas juga saya tahu oh ternyata ya memang
jurusan yang berbeda-beda . Hal ini terlihat dari tugasnya mereka ini”.(02)
analisis kata kunci dari mahasiswa sebagai
berikut : PEMBAHASAN
"Sangat menyenangkan bisa berbagi ilmu Dari hasil analisis tematik melalui
antara berbagai bidang, karena apa yang saya indepth interview ditemukan 4 tema yang
dapatkan di IPE ini tidak saya dapatkan di mengarah pada manfaat yang didapatkan
kelas, contohnya dalam memecahkan suatu mahasiswa selama mengikuti IPE yakni
masalah kesehatan kita melakukan diskusi dan kerjasama dan saling memahami antar profesi
mencarikan solusi dari berbagai bidang yakni yang berbeda, meningkatnya kemampuan
perawat, bidan dan gizi." (04) problem solving dan pengambilan keputusan
secara tim, wawasan lebih terbuka dan
“Dimana dalam diskusi tentang IPE ini kita hilangnya egoisme profesi. Hasil wawancara
diberikan kasus sehingga kita diberi pada ke 12 orang informan lebih banyak
kesempatan untuk problem solving bersama berbicara terkait meningkatnya kemampuan

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 3


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

bekerjasama atau kolaborasi dengan penentuan diet yang sesuai bagi anak dengan
mahasiswa yang berbeda jurusan. Informan stunting, jurusan keperawatan berperan dalam
pertama mengemukakan bahwa pengalaman upaya screening dan peningkatan tumbuh
yang paling berharga didapatkan adalah kembang pada anak dengan stunting, serta
meningkatnya kemampuan kolaborasi dengan jurusan kebidanan dalam hal edukasi pada ibu
profesi lain, begitupun dengan informan 5 hamil untuk pencegahan stunting.
yang mengemukakan bahwa mahasiswa Manfaat lain yang didapatkan
diberikan kesempatan untuk saling berbagi mahasiswa selama IPE yakni kemampuan
pendapat antara mahasiswa. Penelitian yang mahasiswa dalam memecahkan masalah dan
dilakukan oleh Lachmann, dkk (2014) mengambil keputusan secara tim meningkat.
menemukan setelah simulasi IPE di tatanan Hasil wawancara dengan informan pertama
klinik, mahasiswa meningkatnya pengetahuan didapatkan mahasiswa dilatih untuk
mahasiswa terkait kolaborasi antar profesi berdiskusi menyelesaikan kasus yang
dan memberikan pengalaman bagi mahasiswa diberikan kemudian mencari jawaban atau
dalam bekerja sama antar profesi keseahatan. solusi yang paling tepat untuk masalah pasien
Penelitian ini dilakukan di Swedia terhadap 34 secara bersama-sama. Informan ke 5
mahasiswa profesi kesehatan yang berbeda mengatakan mengikuti IPE merupakan
yaitu mahasiswa kedokteran, keperawatan, pengalaman baru yang tidak didapatkan di
fisioterapi dan terapi okupasional. Hal ini kelas, dimana kasus pasien dipecahkan secara
sejalan dengan penelitian kualitatif yang bersama dan solusinya didiskusikan dari
dilakukan oleh Tran dkk, (2018) yang profesi yang berbeda-beda. Informan ke 9
menemukan bahwa mahasiswa dengan IPE, menyampaikan mahasiswa diberikan
mahasiswa lebih awal dipaparkan terkait kesempatan untuk mengambil keputusan
kemampuan kolaborasi dengan profesi lain, pemecahan masalah yang terbaik untuk pasien
sehingga pada saat bekerja dilayanan melalui diskusi bersama antara jurusan yang
kesehatan mahasiswa lebih mudah berbeda. Hal ini sejalan dengan penelitian
berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang dilakukan oleh Bondevik, dkk (2015)
profesi kesehatan yang berbeda. yang menemukan salah satu tema yang
Selain kemampuan bekerjasama, melalui didapatkan dari hasil analisis kualitiatif
simulasi IPE mahasiswa dapat lebih pelaksanaan IPE adalah kemampuan bekerja
memahami peran profesi kesehatan lain. tim mahasiswa dan penyelesaian masalah
Sebagian besar informan mengatakan setelah yang berfokus pada pasien
IPE, mahasiswa lebih mampu memahami dan (patientcenteredcare)
mengenal lebih jauh masing-masing profesi
dalam menyelesaikan masalah pasien. Hal ini KESIMPULAN DAN SARAN
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dari penelitian ini dapat disimpulkan
oleh Mahler dkk (2018) di Jerman dengan banyaknya manfaat yang didapatkan
pendekatan kualitatif melalui focus group mahasiswa selama mengikuti IPE baik dari
discussion (FGD) pada mahasiswa Universitas segi peningkatan kemampuan kognitif yang
Heidelberg menemukan bahwa manfaat didapatkan dari keilmuan profesi lain,
yang di dapatkan mahasiswa selama kemampuan kerja tim serta menghilangkan
interprofessional education adalah egoisme profesi masing-masing , sehingga
meningkatnya pemahaman mahasiswa tidak ada profesi yang merasa lebih dibanding
terhadap profesi lain dan meningkatnya dengan yang lainnya. Penelitian ini masih
kemampuan berkolaborasi antar profesi. mengembangkan simulasi IPE di tahap
Mahasiswa lebih tau peran dan tanggung akademik, sehingga perlu dilanjutkan pada
jawab masing-masing profesi di bandingkan tahap klinik
dengan profesi kesehatan lain. Pada saat
berhadapan dengan pasien, mahasiswa lebih DAFTAR PUSTAKA
tau profesi mana yang tepat sebagai tempat A'la, Z., Sedyowinarso, M., Harjanto, T., &
konsultasi sesuai dengan masalah kesehatan Tristanti, M. K. (2012). Persepsi dan
yang dialami oleh pasien. Dalam penanganan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik
stunting secara khusus, mahasiswa dapat lebih Terhadap InterprofessionalEducation di
memahami peran masing-masing profesi. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Misalnya jurusan gizi memegang peran dalan

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 4


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Mada. The Indonesian Ivancevich, J. M., et al. 2006. Perilaku dan


JournalofHealthScience, 2 (2), 184-197. Manajemen Organisasi. Erlangga,
Amalia, A. P., Dewi, S. P., Sayusman, C., & Jakarta. Hal: 116.
Wahyudi, K. (2016). Persepsi Mahasiswa Jones R. 1986. Working Together – Learning
Profesi Kesehatan Universitas Together. Occasional Paper, J Roy Coll
Padjadjaran terhadap Gen Pract [PubMed] [PMC Free Article]
InterprofessionalEducation. Jurnal Vol 33.
Sistem Kesehatan Universitas K, W., & I, K. (2015, Maret
Padjajaran, 1 (4), 206-213. 19).InterprofessionalImpressionAmongN
Barr H, Koppel I, Reeves S, Hammick M, ursingandPharmacyStudent. Dipetik
Freeth D. 2005. Effective Februari 25, 2018, dari PubmedWebsite:
Interprofessional Education: Argument, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
Assumption and Evidence. Blackwell 5888947
Publishing, Oxford. Karim R & Ross C. 2008.Interprofessional
Bridges, D. R., Davidson, R. A., et al. 2011. Education and Chiropractic.J Can
Interprofessional Collaboration: Three Chiropr Assoc Vol 52.
Best Practice Models of Interprofessional Morisson S. 2007. Working Together: Why
Education. Med Educ Online Vol Bother with Collaboration?.Work Bas
16.Online Learn Prim Care Vol 5.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov), diakses Muchlas, M. 2008. Perilaku Organisasi.
pada 25 Februari 2018. Gadjah Mada University Press,
Canadian Interprofessional Health Yogyakarta. Hal: 119.
Collaborative. 2010. A National Pusdikkemenkes. (2017, Maret 22-24). Materi
Interprofessional Competency Perkonas 2017. Dipetik Februari 22,
Framework. Online 2018, dari Badan Pengembangan dan
(http://www.cihc.ca/files/CIHC_IPComp Pemberdayaan SDM Kesehatan Website:
etencies_Feb1210.pdf). http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdm
Craddock D, O’Halloran C, Borthwick A, k/news/materi-perkonas-2017/
McPherson K. 2006. Interprofessional Reeves, S., Goldman, J., &Oandasan, I.
Education in Health and Social Care: (2017). KeyFactors in
Fashion or Informed Practice? Learn PlanningandImplementingInterprofession
Health Soc Care Vol 5. alEducation in HealthCareSettings.
Fitriyani, I. I. (2016, Juni 18). Hubungan JournalofAlliedHealth, 36 (4).
Kesiapan dalam
InterprofessionalEducation dengan Roa R. 2003. Dignity and Impudence: How
Kemampuan SharedDesicion Making Should Medical Students Acquire and
pada Mahasiswa Profesi FKIK UMY. Practice Clinical Skill for Use with Older
Dipetik Februari 22, 2018, dari People? Med Educ. [PubMed] Vol 37.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Toronto, K. M. 2000. ON: Ontario College of
Web site: Family Physicians; Implementation
http://repository.umy.ac.id/bitstream/han strategies: ‘Collaboration in Primary
dle/123456789/7353/11.%20NASKAH% Care-Family Doctors and Nurse
20PUBLIKASI%20HUBUNGAN%20K Practitioners Delivering Shared Care’.
ESIAPAN%20DALAM%20INTERPRO Online
FESSIONAL%20EDUCATION%20%28 (http://www.cfpc.ca/English/CFPC/CLF
IPE%29%20DENGAN%20KEMAMPU M/bibnursing/default.asp?s=1).
AN%20S.pdf?sequence=12&isAllowed= Zwarenstein M, Reeves S, Perrier L. 2005.
y Effectiveness of Pre-Licensure
Imanita, D., & Rokhman, R. (2014). Peran Interprofessional Education and Post-
InterprofessionalEducation terhadap Licensure Collaborative Interventions.J
Persepsi Keterlibatan Apoteker dalam Interprof Care [PubMed] Vol 19.
Kolaborasi antar Profesi. Jurnal
Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 4
(3), 166-174.

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 5

You might also like