You are on page 1of 8

Tri Nur Kristina et al.

, Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

COMMUNITY-BASED HEALTH-PROFESSIONS
INTERPROFESSIONAL EDUCATION: A COLLABORATIVE AND
SUSTAINABLE MODEL
Tri Nur Kristina*, Sudaryanto*, Fatikhu Yatuni Asmara*, Nuryanto*, Firman Wirakusumah**, Yoni Syukriani**
* Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang - INDONESIA
** Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung - INDONESIA

ABSTRACT
Background: Community health problems should be solved comprehensively dan collaboratively by involving
several health professionals. Combination of Community-based education (CBE) with Interprofessional education
(IPE) might contribute in the management of community health problems and give experiences of health team
collaboration for health professions students.
Method: This was a preeliminary study to develop and to validate Model CBE-IPE. Research was done in the
Faculty of Medicine Diponegoro University, Semarang involving 3 study programs i.e. Medicine, Nursing, and
Nutrition. Research method was qualitative study by using document analyses to develop draft model followed by
Focus Group Discussion (FGD) to validate the model.
Results: Based on comparability of the curriculum and acquired competencies, the model can only be sufficient
if implemented for students in 6th semester. The model has been agreed to be implemented with several input and
suggestions. Small group of students should work together to assess health problems in 1-2 family, to implement
intervention, to monitor and evaluate their intervention, and to report their work. Assessment including activity,
peer assessment, family evaluation, ability of presentation and discussion, and report writing. Perceptions of
students, instructurs, and community member will be asked after implementation to evaluate the program.
Conclusion: Model of CBE-IPE suggested to be implemented for students who have sufficient competencies to be
applicated in the community. Review and further validation of this model is still needed after implementation.

Keywords: CBE, IPE, health-profession, collaboration, community

ABSTRAK
Latar belakang: Penanganan masalah kesehatan di masyarakat memerlukan pendekatan yang komprehensif
dan bersifat kolaborasi antar profesi kesehatan. Diharapkan Model Pembelajaran Berbasis Komunitas
(PBK) yang dikombinasikan dengan interprofessional education (IPE) dapat berkontribusi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan masyarakat sekaligus memberikan pengalaman bagi mahasiswa profesi kesehatan
dalam berkolaborasi.
Metode: Merupakan penelitian awal untuk mengembangkan dan memvalidasi model PBK-IPE. Penelitian
dilaksanakan di FK Undip, Semarang dengan melibatkan 3 prodi: S1 Kedokteran, S1 Keperawatan, dan
S1 Gizi. Desain penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan analisis dokumen untuk menghasilkan
draft model PBK-IPE, dilanjutkan dengan Diskusi Kelompok Terfokus (DKT) untuk memvalidasi model.
Hasil: Ditinjau dari aspek keselarasan kurikulum dan kecukupan kompetensi yang telah didapat, model
PBK-IPE di FK Undip hanya sesuai bila dilaksanakan oleh mahasiswa semester 6. Model telah disepakati
untuk diimplementasikan dengan beberapa masukan dan saran. Kelompok kecil mahasiswa akan bekerja

contact: t_nurkristina@yahoo.com

36 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

sama dalam mengases permasalahan kesehatan dalam 1-2 keluarga, melakukan intervensi, memonitor
serta mengevaluasi hasil intervensi dan mempresentasikan laporannya. Asesmen meliputi keaktifan,
penilaian teman, penilaian keluarga, kemampuan presentasi dan berdiskusi, serta laporan tertulis. Persepsi
mahasiswa, instruktur, dan anggota masyarakat akan diminta setelah program diimplementasikan.
Kesimpulan: Model PBK-IPE disarankan untuk diimplementasikan bagi mahasiswa yang telah memiliki
kompetensi yang cukup untuk diaplikasikan di masyarakat. Kajian dan validasi lanjut terhadap model
masih perlu dilakukan setelah diimplementasikan.

Kata kunci: PBK, IPE, profesi kesehatan, kolaborasi, masyarakat

PENDAHULUAN profesi kesehatan bertujuan untuk memperdalam


Permasalahan kesehatan di masyarakat sangat pengetahuan mereka tentang permasalahan
kompleks dan bervariasi sehingga membutuhkan kesehatan di komunitas, sekaligus untuk
penatalaksanaan yang bersifat komprehensif. memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan
Sebagian besar permasalahan kesehatan di derajat kesehatannya. Meskipun demikian banyak
masyarakat berusaha untuk ditanggulangi oleh penelitian yang melaporkan bahwa PBK lebih
pemerintah (Kementerian Kesehatan) dengan banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa
berbagai program kesehatan yang bersifat nasional. dan institusi dibandingkan dengan manfaat yang
Meskipun demikian hasilnya masih belum didapatkan oleh masyarakat, di mana PBK tersebut
memuaskan. Banyak permasalahan kesehatan yang diimplementasikan.2-4 Beberapa penelitian tentang
masih memprihatinkan, misalnya kesehatan ibu PBK melaporkan bahwa PBK memang memberikan
dan anak, penyakit-penyakit tropis, penyakit akibat manfaat bagi masyarakat, tetapi umumnya hanya
lingkungan, kesehatan reproduksi remaja, dan bersifat sementara.5-6 PBK juga umumnya hanya
lansia.1 berfokus pada pencapaian kompetensi mahasiswa
secara umum tanpa memperhatikan kebutuhan pada
Fakultas Kedokteran seharusnya ikut berkontribusi kelompok masyarakat di mana PBK dilaksanakan,
dalam menanggulangi masalah kesehatan di sehingga masyarakat seolah-olah menjadi obyek
masyarakat, terutama yang berlokasi di wilayah daripada subyek yang dapat terlibat secara langsung
sekitar institusi tersebut maupun wilayah lainnya. dan merasakan manfaat PBK.
Metode pembelajaran di mana mahasiswa berada
di masyarakat untuk membantu mengatasi Penanganan kesehatan masyarakat juga sangat
permasalahan (terutama kesehatan) di wilayah kompleks dan seharusnya ditangani secara
tersebut dikenal dengan istilah community-based komprehensif dengan melibatkan berbagai profesi
education (CBE) atau Pembelajaran Berbasis kesehatan. Oleh karena itu, mahasiswa dari
Komunitas (PBK). Fakultas Kedokteran harus profesi kesehatan juga perlu untuk mendapatkan
menyadari fungsinya yang tidak hanya sekedar pengalaman dalam bekerja sama antar profesi agar
memberi pembelajaran bagi mahasiswa agar saling memahami dan menghargai peran masing-
lulusannya memiliki kompetensi yang diharapkan, masing.
tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat Saat ini semakin banyak institusi yang
dalam meningkatkan derajat kesehatannya. mengimplementasikan Interprofessional education
CBE atau PBK tersebut sudah banyak (IPE). Umumnya pembelajaran tersebut hanya
diimplementasikan di fakultas-fakultas kedokteran dilaksanakan di rumah sakit pendidikan yang bersifat
di dunia dan di Indonesia (umumnya dikenal top referral dan hasilnya memang menunjukkan
dengan istilah belajar lapangan). Lokasi PBK dapat adanya peningkatan pelayanan dan luaran dari
di unit-unit layanan kesehatan primer maupun pasien.7 Penelitian juga menunjukkan luaran positif
langsung di komunitas. PBK bagi mahasiswa yang lain, misalnya: peningkatan kualitas dalam

Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 37
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

pemberian pengobatan, keberlanjutan perawatan METODE


dan keselamatan pasien,8 sedangkan Thistlethwaite9 Penelitian kualitatif dengan analisis dokumen
melaporkan bahwa IPE meningkatkan pengetahuan kurikulum pada 3 program studi (prodi) di
dan keterampilan kerjasama. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK
Saat ini strategi pembelajaran IPE masih sangat Undip), yaitu: S1 Kedokteran, Keperawatan, dan
terbatas, umumnya difokuskan pada beberapa Gizi dilakukan untuk menghasilkan draft model
strategi yang spesifik misalnya seminar, workshops, kombinasi PBK-IPE. Teori yang digunakan dalam
dan simulasi.10 Oleh karena itu, institusi seharusnya menyusun draft model adalah teori reflective &
juga memberikan pembelajaran tersebut dalam experiential learning di mana terdapat campuran
berbagai metode, tidak hanya di RS pendidikan antara konten dan proses pembelajaran dan
saja yang umumnya bersifat top referral, tetapi juga keseimbangan antara aktivitas pengalaman
bisa di layanan kesehatan primer maupun langsung dengan konten atau teori, dan mahasiswa juga
di komunitas seperti halnya PBK. Diharapkan IPE diharapkan dapat mengidentifikasi pengetahuan
yang dilakukan dengan berbagai setting lokasi akan yang dibutuhkan dan mampu merefleksikan proses
memperkaya pengalaman mahasiswa dan juga lebih pembelajaran yang dialaminya.13
mendekatkan pada situasi yang sebenarnya saat Tiga kali diskusi kelompok terfokus (DKT) dengan
mereka lulus nantinya. anggota kelompok yang terpisah, yaitu 1) Kepala
Berdasarkan hal itu perlu dikembangkan suatu Dinas Kesehatan Kota (DKK) dan stafnya; 2)
model PBK yang dapat memberikan manfaat yang Kepala Puskesmas, Tokoh Masyarakat dan kader;
nyata bagi masyarakat. Perlu dibuktikan bahwa dan 3) Dosen-dosen dari 3 prodi. DKT dilakukan
PBK yang diimplementasikan secara terstruktur, untuk mendapatkan masukan-masukan sekaligus
berkelanjutan dan bersifat kolaborasi antar profesi memvalidasi draft model tersebut. Analisis dilakukan
kesehatan akan dapat memberikan tambahan dengan cara melakukan koding pada transkrip
nilai dalam mengatasi permasalahan kesehatan DKT, dilanjutkan dengan mengkategorikan koding
masyarakat di wilayah yang digunakan sebagai menjadi tema, dan memberi penjelasan pada tema
lokasi PBK. berdasarkan data aslinya.
Beberapa referensi PBK yang dilakukan dengan Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari
pendekatan IPE, umumnya masih merupakan Komisi Etik Fakultas Kedokteran Undip No: 519/
percobaan dan hanya menggunakan sampel EC/FK-RSDK/2015.
mahasiswa yang jumlahnya sedikit sehingga relatif
mudah dikendalikan.11,12 Belum jelas apakah PBK HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pendekatan IPE yang ditujukan untuk Berdasarkan hasil evaluasi dokumen kurikulum dari
mahasiswa dengan jumlah besar akan memberikan ke 3 prodi, diperoleh keselarasan dalam hal waktu,
dampak yang positif pula, mengingat kendala kesiapan mahasiswa dan tujuan pembelajaran bagi
yang mungkin akan dihadapi misalnya dalam mahasiswa semester 6. Oleh karena itu model PBK-
hal pengorganisasian tentunya akan merupakan IPE dianggap sesuai bila diimplementasikan secara
tantangan tersendiri. berkelanjutan selama mahasiswa belajar di semester
Penelitian ini masih berupa penelitian awal yang 6.
bertujuan untuk menghasilkan kombinasi model Penanggung jawab dari program PBK-IPE maupun
PBK-IPE yang berkelanjutan bagi mahasiswa profesi dosen pembimbing lapangan (DPL) terdiri dari
kesehatan dengan harapan agar mereka memiliki dosen-dosen dari ke 3 prodi pula. Pengenalan
pengalaman berkolaborasi antar profesi kesehatan program PBK-IPE pada calon DPL dan mahasiswa
dalam mengatasi permasalahan kesehatan di dilakukan sebelum implementasi dilaksanakan.
masyarakat. Fakultas menyediakan sarana dan prasarana
termasuk transportasi DPL, sedangkan transportasi

38 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

mahasiswa ditanggung oleh mahasiswa sendiri. f. Berkelanjutan:


Dalam mengimplementasikan program ini dijalin Program harus bersifat berkelanjutan (bukan
kerja sama dengan Puskesmas Rowosari yang one-shot intervention), agar tujuan peningkatan
lokasinya cukup dekat dengan FK Undip, dan kesehatan masyarakat lebih dapat diukur.
areanya memiliki jumlah populasi yang cukup luas Aspek keberlanjutan ini dimasukkan dalam
didominasi oleh masyarakat dengan sosial ekonomi proses/ aktivitas pembelajaran.
rendah. Adapun tema yang muncul pada hasil
analisis DKT: Berikut adalah Model PBK-IPE yang telah
a. Sampling: divalidasi:
Keluarga yang dipilih untuk sampling Who:
pembelajaran mahasiswa adalah keluarga yang a. PBK-IPE dikelola oleh Tim yang terdiri dari
memiliki ibu hamil, dengan dasar pemikiran dosen ke 3 prodi.
masih banyaknya ibu hamil dengan risiko b. Satu dosen Pembimbing lapangan (DPL)
tinggi dan masih tingginya angka kematian membimbing 3 tim kecil.
ibu hamil dan melahirkan di kota Semarang c. DPL berasal dari 3 prodi
(diperkuat oleh data-data yang dikemukakan d. Mahasiswa semester 6 membentuk tim kecil
oleh kepala DKK dan kepala puskesmas) terdiri dari 1-2 mahasiswa kedokteran, 1
b. Continuum of care: keperawatan, 1 gizi kedokteran
Diharapkan dalam mengatasi permasalahan e. Kerja sama lintas sektoral dengan DKK dan
keluarga, mahasiswa juga mendapatkan Puskesmas
pengalaman dalam menghadapi permasalahan
What:
kesehatan pada semua usia (continuum of a. Kompetensi yang diharapkan:
care), sehingga bila dalam 1 keluarga ternyata Mampu bekerja sama antar profesi kesehatan
jenis anggota keluarga masih kurang lengkap dalam mengidentifikasi dan mengatasi
(minimal harus ada ibu hamil, balita, remaja, permasalahan kesehatan di tingkat keluarga
dan dewasa), maka mahasiswa harus menambah b. Tujuan umum pembelajaran:
1 keluarga lagi untuk melengkapinya. • Memberi pengalaman pembelajaran dalam
c. Materi Pembekalan: menangani permasalahan kesehatan
Materi pembekalan meliputi penjelasan tentang keluarga secara berkolaborasi antar profesi
IPE, alasan perlunya metode pembelajaran kesehatan (kedokteran, keperawatan dan
PBK-IPE, serta apa yang diharapkan dari PBK- gizi kedokteran)
IPE dari sisi mahasiswa maupun masyarakat. • Meningkatkan kesadaran mahasiswa akan
Pemberian pembekalan materi lain adalah peran dari masing-masing tenaga kesehatan
yang bersifat praktis, sehingga memudahkan dalam menangani permasalahan kesehatan
mahasiswa dalam menerapkan ilmunya ketika keluarga
beraktivitas di komunitas. c. Tujuan khusus pembelajaran:
d. Jumlah mahasiswa/ tim: • Bekerja sama antar profesi kesehatan untuk
Mengingat jumlah mahasiswa kedokteran yang mengidentifikasi permasalahan kesehatan
lebih banyak dari ke 2 prodi lainnya, maka 1 keluarga
kelompok kecil mahasiswa terdiri dari 1 atau 2 • Bekerja sama antar profesi kesehatan dalam
mahasiswa kedokteran, 1 keperawatan, dan 1 memprioritaskan permasalahan kesehatan
gizi kedokteran keluarga, serta menetapkan solusinya secara
e. Antisipasi kendala dalam implementasi: bersama dengan melibatkan partisipasi aktif
Hal-hal yang bersifat praktis (agar ceklist keluarga dan kader
untuk penilaian mahasiswa juga disertai • Bekerja sama antar profesi kesehatan untuk
rubrik) dan keselarasan jadwal mahasiswa mengimplementasikan solusi terhadap
dalam melakukan kunjungan keluarga. masalah kesehatan keluarga (intervensi dan

Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 39
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

monitoring) dengan melibatkan partisipasi b. Pembekalan mahasiswa meliputi penjelasan:


aktif keluarga dan kader • Alasan/ latar belakang dan tujuan PBK-IPE;
d. Pedoman PBK-IPE disediakan bagi setiap • Informasi tentang aktivitas yang harus
mahasiswa untuk memudahkan mereka dalam dilakukan mahasiswa. Sebagai contoh bila
menjalankan program. Pedoman berisi deskripsi ditemukan balita yang sulit makan dan
singkat tentang alasan PBK-IPE, kompetensi kebutuhan gizi sehari-hari kurang, maka
yang diharapkan, tujuan pembelajaran, teknis mahasiswa bisa bekerja sama melakukan
di lapangan dan sistem penilaian. Pedoman intervensi promotif dan preventif dengan
dilengkapi dengan tabel rincian kegiatan serta memberi edukasi tentang status gizi anak
ceklis penilaian mahasiswa yang dilengkapi saat diperiksa, bagaimana tumbuh kembang
rubrik anak dengan gizi yang baik atau kurang,
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan,
Where:
variasi dan contoh-contoh menu makanan
Lokasi pembelajaran: rumah dengan ibu hamil di
yang menarik bagi anak dan sesuai untuk
area yang menjadi tanggung jawab Puskesmas di
pemenuhan kebutuhan nutrisinya.
kota/ kabupaten Semarang.
• Sistem penilaian;
Why: Pemberian materi praktis oleh dosen
Mengapa perlu model PBK-IPE? pakar dari ke 3 prodi untuk memudahkan
a. Mahasiswa perlu mendapat pengalaman mahasiswa dalam menjalankan program
pembelajaran bersama antar profesi kesehatan PBK-IPE.
dalam menghadapi permasalahan kesehatan di c. Aktivitas mahasiswa adalah sebagai berikut:
komunitas, yang dalam situasi nyata memang • Bertemu kepala Puskesmas untuk
akan lebih baik bila diatasi secara terintegrasi mendapatkan penjelasan tentang situasi
dari berbagai disiplin ilmu kesehatan. kesehatan masyarakat di area di bawah
b. Mahasiswa diharapkan akan memahami dan tanggung jawabnya
menghargai peran masing-masing profesi • Bekerja sama dengan kader dalam
kesehatan ketika harus bekerja sama dalam melakukan kunjungan rumah
melakukan penatalaksanaan permasalahan • Memperkenalkan diri kepada keluarga dan
kesehatan di komunitas, dan dalam hal ini menjelaskan tujuan kedatangan mereka
masih di tingkat keluarga. • Berkolaborasi antar profesi dalam
c. Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan pada melakukan identifikasi permasalahan
semester 7 atau 8 di FK Undip juga memberi kesehatan pada keluarga yang dikunjungi
pembelajaran lintas disiplin (tidak hanya • Melaporkan tentang permasalahan
profesi kesehatan) untuk membantu masyarakat yang diidentifikasi pada DPL dan
mengatasi problemnya, dan sering kali masalah memformulasikan intervensi yang bersifat
yang diangkat bukan permasalahan kesehatan, kolaborasi antar profesi untuk didiskusikan
sehingga PBK-IPE khusus untuk mahasiswa pada seminar I. Seminar dibagi menjadi
profesi kesehatan memang diperlukan. beberapa ruang paralel.
d. PBK-IPE diharapkan juga memberi nilai • Bekerja sama untuk mengimplementasikan
tambah untuk luaran yang lebih baik yang intervensi sesuai masukan para DPL dengan
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. melibatkan peran aktif anggota keluarga
e. Dosen mendapat kesempatan untuk melakukan dan bekerja sama dengan kader.
penelitian bersama mahasiswa langsung di • Bekerja sama dalam memonitor dan
komunitas. mengevaluasi hasil intervensi.
How: • Bekerja sama dalam menyusun laporan dan
a. Sebelum implementasi, dilakukan persamaan mempresentasikan hasil intervensi pada
persepsi pada DPL yang berasal dari 3 prodi seminar II

40 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

Laporan setiap kelompok kecil dikumpulkan


• Saat beraktivitas di masyarakat, mahasiswa ditantang
di Bagian IKM FK Undip untuk dikompilasi untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah
oleh para DPL (merupakan poin tersendiri didapatkan untuk melakukan penatalaksanaan
sebagai kegiatan DPL) masalah kesehatan yang ditemukan. Paparan
• Puskesmas dan DKK juga mendapat laporan terhadap berbagai permasalahan kesehatan di
tertulis yang sudah dikompilasi komunitas, sekaligus mendapatkan pengalaman
d. Asesmen: bekerja dan belajar bersama antar profesi memberi
Pencapaian tujuan pembelajaran diases dengan kesempatan pada mahasiswa untuk mengidentifikasi
menggunakan berbagai metode, yaitu: perilaku dampak dari faktor sosial, ekonomi terhadap
dan kedisiplinan; kerja sama (peer assessment), masalah kesehatan termasuk juga pengalaman
penilaian keluarga; laporan dan presentasi. tentang bagaimana mereka bisa berkontribusi
e. Luaran PBK-IPE: untuk menghadapi permasalahan tersebut. Hal
Hasil kinerja mahasiswa terhadap permasalahan tersebut dapat mendorong mahasiswa agar tidak
kesehatan yang teridentifikasi, intervensi hanya fokus terhadap aktivitas pembelajaran, tetapi
yang telah dilakukan, dan kemungkinan juga pada tujuan dan prinsip-prinsip yang menjadi
adanya peningkatan dari indikator-indikator latar belakang intervensi mereka.11
kesehatan, serta tindak lanjut dari pihak
Shambaugh dan Magliaro14 menyatakan bahwa
terkait.
sebelum diimplementasikan, model pembelajaran
f. Evaluasi program:
harus dievaluasi untuk memutuskan masalah
• Program dievaluasi dengan menyebarkan
instruksional, kompetensi yang harus dicapai, dan
kuesioner dengan pertanyaan tertutup dan
konteks pembelajaran. Sebelum diaplikasikan, draft
terbuka kepada mahasiswa sebelum dan
model ini juga telah dilakukan validasi sehingga
sesudah implementasi (pre-post student’s
aspek-aspek tersebut telah disepakati dan dicapai
perceptions)
persetujuan bahwa model ini sudah layak untuk
• Persepsi dan masukan dari Kepala
diimplementasikan. Dent dan Harden15 juga
Puskesmas, keluarga dan DPL terhadap
menyatakan bahwa dalam model pembelajaran
program yang telah diimplementasikan
terdapat komponen tujuan pembelajaran, konten,
dilakukan dengan metode wawancara
strategi pembelajaran, kesempatan belajar,
• Rapat kerja tim PBK-IPE untuk menganalisis
evaluasi dan lingkungan belajar. Hasil DKT
hasil evaluasi program dan melakukan
pada penelitian ini dapat dikatakan sudah dapat
tindak lanjut.
melengkapi hal-hal penting dalam komponen
model pembelajaran, antara lain: latar belakang
Model PBK-IPE di FK Undip disepakati untuk dan alasan perlunya program PBK-IPE, kompetensi
diimplementasikan bagi mahasiswa semester 6. yang diharapkan, tujuan pembelajaran, lingkungan
Hal ini memiliki aspek keuntungan bila ditinjau tempat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dari kesiapan mahasiswa pada semester tersebut pembelajaran, dan teknis pelaksanaan yang meliputi
yang tentunya sudah memiliki pengetahuan materi pembekalan, aktivitas pembelajaran dengan
dan keterampilan yang cukup memadai untuk contoh-contohnya, serta sistem asesmen.
diaplikasikan ke permasalahan kesehatan yang ada
Model kombinasi PBK-IPE yang telah direncanakan
di komunitas. Meskipun demikian dalam model
dan divalidasi dalam penelitian ini juga sudah
tersebut, dicantumkan pembekalan yang berupa
disesuaikan dengan hasil penelitian yang dilakukan
penyegaran terhadap ilmu yang telah mereka
oleh Kristina et al16 yang menyimpulkan bahwa
dapatkan namun lebih bersifat praktis. Diharapkan
implementasi program PBK yang melibatkan
dengan adanya pembekalan tersebut mahasiswa
peran aktif masyarakat sangat dihargai baik oleh
akan lebih percaya diri ketika berhubungan
mahasiswa maupun masyarakat sendiri. Oleh
langsung dengan masyarakat.
karena itu, dalam model ini pada aspek aktivitas

Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 41
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

mahasiswa telah dituliskan secara eksplisit bahwa mahasiswa harus bekerja sama dengan kader dalam
mahasiswa harus melibatkan peran aktif dari melakukan kunjungan rumah karena dianggap
keluarga dan kader dalam melakukan intervensi kader lebih mengerti tentang situasi dan kondisi
mereka. Perlunya integrasi dari program kesehatan di lingkungannya, lebih mengenal satu-persatu
pemerintah terkait dengan permasalahan yang keluarga yang akan dijadikan sasaran kunjungan
mungkin akan teridentifikasi oleh mahasiswa,17 juga dan juga dapat menjembatani aspek keselarasan
telah terakomodasi dalam pengembangan model waktu yang disetujui oleh pemilik rumah untuk
ini yaitu dengan melibatkan DKK dan puskesmas dikunjungi oleh mahasiswa. Mudahnya komunikasi
sehingga dicapai kesepakatan untuk menggunakan dengan alat bantu elektronik tentunya akan
keluarga yang memiliki ibu hamil sebagai tempat mempermudah urusan ini. Meskipun demikian, hal-
pembelajaran. hal tak terduga akan bisa terjadi mengingat bahwa
IPE yang akan diimplementasikan langsung di
Suatu Pilot study implementasi IPE dengan
komunitas ini tentunya memiliki sisi yang unik dan
mengirimkan mahasiswa kedokteran dan farmasi
tantangan yang cukup berat dibandingkan dengan
untuk mengikuti praktik dokter keluarga,
model pembelajaran IPE di RS maupun di kelas
dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi tentang
yang relatif mudah dikendalikan. Oleh karena itu,
pengalaman yang mereka dapatkan terbukti dapat
dalam perencanaan untuk mengevaluasi program,
membantu mahasiswa untuk lebih memahami nilai
telah dicantumkan bahwa mahasiswa, keluarga,
dari efektivitas kinerja tim yang bersifat interprofesi
dan pihak puskesmas akan dimintai pendapat dan
dan meningkatkan respons mereka terhadap
masukannya.
masalah kesehatan di komunitas, sehingga mereka
menyimpulkan bahwa IPE yang diimplementasikan Suatu model pembelajaran perlu divalidasi internal
di komunitas cukup relevan, memungkinkan dan eksternal. Validasi internal terhadap draft model
untuk dilakukan (visible), dan benar-benar sangat telah dilakukan, tetapi validasi eksternal masih perlu
diperlukan.12 dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan
setelah diimplementasikan. Validasi eksternal juga
PBK-IPE merupakan program yang relatif baru
dapat dilakukan dengan cara meminta masukan
untuk fakultas kedokteran sehingga sebelum
dari pakar pendidikan kedokteran dari institusi lain,
diimplementasikan diperlukan masukan dari
maupun dosen yang terbiasa dengan implementasi
beberapa pihak. Dalam penelitian ini hampir
pembelajaran di lapangan (komunitas).
semua pihak yang terlibat dalam implementasi
telah dilibatkan, yaitu: DKK, puskesmas, tokoh Model yang dikembangkan oleh penelitian ini
masyarakat, kader dan dosen pembimbing. Oleh masih bersifat lokal sehingga masih perlu dilakukan
karena itu, DKT yang dilakukan untuk validasi draft penelitian-penelitian berikutnya yang bersifat
model ini, bisa dikatakan sebagai proses evaluasi lebih luas (regional/ nasional) dengan melibatkan
dari suatu perencanaan pembelajaran, karena telah institusi-institusi lain, sehingga dapat digunakan
menghasilkan model PBK-IPE dengan banyak sebagai model pada institusi yang lebih luas. Di
kesepakatan-kesepakatan dengan harapan hasilnya samping itu, keberhasilan model ini dalam usaha
akan memuaskan setelah diimplementasikan. untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
di tingkat keluarga juga masih perlu dibuktikan
Mahasiswa merupakan pihak yang terlibat dalam
setelah diimplementasikan secara berkelanjutan di
pelaksanaan model ini, meskipun demikian
penelitian ini belum melibatkan mahasiswa sebagai lokasi yang sama.
responden sehingga kemungkinan model tersebut
masih memiliki kelemahan, misalnya dari aspek KESIMPULAN
keselarasan waktu untuk kunjungan rumah, di Model PBK-IPE disarankan untuk
mana hal ini yang juga telah diantisipasi oleh diimplementasikan bagi mahasiswa yang
salah satu responden (dosen) pada saat DKT. Oleh telah memiliki kompetensi yang cukup untuk
karena itu, dalam model telah dicantumkan bahwa diaplikasikan di masyarakat. Disarankan agar model

42 Vol. 7 | No. 1 | March 2018| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Tri Nur Kristina et al., Community-Based Health-Professions
Interprofessional Education: A Collaborative and Sustainable Model

ini juga dapat diterapkan untuk program studi 7. Centre for Interprofessional Education at
kesehatan lain dalam program pembelajaran yang the University of Toronto. Interprofessional
melibatkan komunitas. Kajian dan validasi lanjut education to provide practice-based health
terhadap model masih perlu dilakukan setelah professionals at affiliated hospitals and
diimplementasikan. community clinical placements. http//:www.
To r o n t o U n i v . A c a d H e a l t h S c i e n c e s .
Network;2014(Retrieve:2January 2014).
UCAPAN TERIMA KASIH 8. Paradis E, Reeves S. Key trends in interprofessional
Terima kasih ditujukan kepada Kepala DKK research: A macrosociological analysis from
Semarang (dr. Widoyono, MPH) dan Kepala 1970 to 2010. Journal of Interprofessional Care.
Puskesmas Rowosari (Heri Wibowo, SKM, MKes) 2013;27(2):113–122.
yang telah memfasilitasi dan memberi masukan 9. Thistlethwaite J. Interprofessional education: A
untuk program ini. review of context, learning and the research agenda.
Medical Education. 2012;46(1):58–70.
10. Reeves S, Goldman J, Gilbert J, Tepper J, Silver
DAFTAR PUSTAKA I, Suter E, Zwarenstein M. A scoping review to
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sistem improve conceptual clarity of interprofessional
Kesehatan Nasional tahun 2004. Jakarta; 2004. interventions. Journal of Interprofessional Care.
2. Olm-Shipman C, Reed VA, Jernstedt GC. 2011;25(3):167–174.
Teaching children about health, Part II: The effect 11. Stewart V, Betts H, Chee P, and Ingamells A.
of an academic-community partnership on medical Interprofessional Learning: Health and Allied
students’ communication skills. Educ for Health. Health Students in a Community Context. Adv in
2003;16(3):339-47. Social Work & Welfare Educ. 2015;17(2):70-85.
3. Williams RL, Reid SJ, Myeni C, Pitt L, Solarsh G. 12. Hasnain M, Koronkowski MJ, Kondratowicz DM,
Practical skills and valued community outcomes: Goliak KL. Training Future Health Providers to
The next step in community-based education. Med Care for the Underserved: A Pilot Interprofessional
Educ. 1999; 33(10):730–7. Experience. Education for Health. 2012; 25(3):204-7
4. Kristina TN, Majoor GD, Van der Vleuten CPM. 13. Moon JA. A Handbook of Reflective & Experiential
Does CBE come close to what it should be? A case Learning. Theory & Practice. London & New York.
study from the developing world. Evaluating a Taylor & Fancis; 2004.
programme in action against objectives on paper. 14. Shambaugh RN, Magliaro SG. Mastering the
Educ for Health. 2005;18(2):194-208. possibilities: A proses approach to instructional
5. Kazemi D, Behan J, Boniauto M. Improving design. Massachusetts: Allyn and Bacon;1997.
teaching strategies in an undergraduate community 15. Dent JA, Harden RM. A practical guide for medical
health nursing (CHN) program: Implementation of teachers. 4rd ed. Elsevier Churchill Livingstone;
a service-learning preceptor program. Nurse Educ 2013.
Today. 2011;31(6):547–52. 16. Kristina TN, Majoor GD, Van der Vleuten CPM.
6. Magzoub M, Schmidt H, Ilyas M, Lewis J. Impact Does CBE come close to what it should be? A case
of community-based educational programme study from the developing world. Student’s opinion.
(1): Effects on the community. In: Schmidt HG, Educ for Health.2006;19(2):179-188.
Magzoub M, Felleti G, Nooman Z, Vluggen P, 17. Kristina TN. Effectiveness of Continuous
editors. Handbook of Community-Based Education: Community Based Education Program: Malnutrition
Theory and Practices. First ed. Maastricht: Network Identification Followed by Tuberculosis Screening.
Publications;2000. Med Medika Ind. 2008;42:111-5.

Vol. 7 | No. 1 | March 2018 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 43

You might also like