You are on page 1of 13

Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan Interprofesional

di Indonesia

Reny Ayu Damayanti1*, Adang Bachtiar2


1,2
Universitas Indonesia
*Email: reny.ayu81@ui.ac.id

Abstract
Background: Interprofessional education (IPE) is important to create effective interprofessional
collaboration also improve quality of health care. Student readiness and perception of IPE will influence
the implementation of IPE. This study aimed to analyze an overview, factors that influence and obstacles
related to students' readiness and perception of the application of IPE in Indonesia. Methods: Literature
reviews with multi-step literature searched on IPE from online databases such as ProQuest;
ScienceDirect; SpringerLink and Google scholars by applying the inclusion and exclusion criteria.
Samples of 8 studies met the criteria and then analyzed for the study. Results: Most of students have a
positive perception and readiness for IPE. Factors influencing students' readiness and perception such as
motivation; study program options; student cognitive level; culture; initial clinical experience / exposure;
IPE experience in the curriculum; and the readiness of lectures. Conclusion: It is necessary to find a
solution in anticipating obstacles in encouraging students' readiness and perception of the application of
IPE in Indonesia, including unclear role constraints (role blurring) and the stigma of feeling inferior
compared to other health professions.

Keywords: interprofessional education (ipe), literature review, readiness, perception

PENDAHULUAN bukan tanpa kendala. Belum


Profesional kesehatan sebagai efektifnya kolaborasi
pelaku utama penyelenggaran upaya interprofesional dilaporkan masih terjadi
kesehatan dituntut siap menghadapi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
tantangan dibidang kesehatan (triple Masih adanya komunikasi tidak efektif,
burden) yang disebabkan penyakit infeksi, stereotyping, serta adanya dominasi salah
penyakit degeratif serta penyakit emerging satu profesi menjadi indikator belum
seperti covid-19 yang saat ini menjadi terlaksananya kemitraan yang setara pada
pandemi di dunia. Namun kondisi SDM profesional kesehatan. Hal ini dapat
kesehatan global dibayangi krisis seperti menyebabkan dampak buruk pada pasien,
kekurangan tenaga, maldistribusi, sehingga perlu segera diatasi. Setiap tahun
mismatch, ketidakseimbangan jumlah dan dilaporkan 2,6 juta kematian akibat
kualitas professional kesehatan, rendahnya patient safety dan tingginya
ketidakcocokan antara kompetensi angka kesalahan peresepan (medication
profesional kesehatan dengan kebutuhan error) disinyalir akibat buruknya
penduduk, kerja tim yang buruk serta kolaborsi antar profesional kesehatan
kepemimpinan yang lemah (Frenk et al., (Fatalina et al., 2015; Ilmanita &
2010). Rokhman, 2014; Lestari et al., 2016;
World Health Organization (WHO) Notosoegondo & Bahtera, 2019; WHO,
mengakui kolaborasi interprofesional 2010, 2018).
sebagai sebuah strategi inovatif saat Hasil penelitian Buring et al (2009)
mengatasi krisis profesional kesehatan. dan Groessl & Vandenhouten (2019) serta
Praktiknya, kolaborasi interprofesional Lestari (2011) menunjukkan profesional

16
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 17

kesehatan yang mendapatkan pendidikan Jakarta tahun 2012 yang diikuti berbagai
interprofesional (IPE) semasa studinya, siswa rumpun kesehatan seperti
akan lebih mudah berkolaborasi dalam kedokteran, keperawatan, farmasi, dan
setting klinis. Pendidikan interprofesional kesehatan masyarakat untuk
memungkinkan mahasiswa dari berbagai mempromosikan pendidikan
latar profesi belajar bersama mengenai interprofesional dan mempresentasikan
profesi satu sama lain untuk menciptakan reaksi siswa akan IPE (Tyastuti et al.,
kolaborasi interprofesional yang efektif. 2013).
Mahasiswa yang memiliki pengalaman Dari dimulainya pilot model (2012)
praktik bersama dengan latihan IPE sampai sekarang sudah mulai banyak
memiliki pemahaman yang lebih baik penelitian terkait pendidikan
terhadap perspektif disiplin ilmu lain. interprofesional di Indonesia terutama
Mendidik siswa profesi kesehatan dalam dalam mengukur kesiapan siswa dalam
lingkungan interprofesional dapat penerapan IPE. Kesiapan dan persepsi
membentuk tim perawatan kesehatan siswa terkait IPE berpengaruh terhadap
interprofesional yang efektif, sehingga penerapan dan keberhasilan IPE.
mengurangi kesalahan medis dan Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil pelayanan pasien. diketahuinya gambaran, faktor yang
Selain itu, IPE dapat meningkatkan mempengaruhi serta hambatan terkait
kemampuan kepemimpinan dan kesiapan siswa rumpun ilmu kesehatan
teamworking serta menumbuhkan terhadap penerapan IPE di Indonesia.
pemahaman dan kemampuan partnership Penelitian terkait kesiapan siswa terhadap
mahasiswa (Buring et al., 2009; Groessl & implementasi IPE di Indonesia penting
Vandenhouten, 2019; Lestari, 2011; dilakukan karena sebagai evidence based
Oneha et al., 2001; WHO, 2010) yang akan memberi masukan peningkatan
Pendidikan interprofesional sudah efektivitas penerapan IPE yang sesuai
diaplikasikan di negara maju seperti dengan budaya di Indonesia, tidak hanya
Amerika, Kanada, Swedia, dan Australia berdasar asumsi dan peralatan yang serupa
sejak tahun 1940-an, sebaliknya negara yang digunakan di negara maju.
berkembang baru mengaplikasikan IPE
mulai tahun 2010-an. Hal ini berpengaruh METODE PENELITIAN
pada masih terbatasnya diseminasi Studi ini merupakan literature
penelitian terkait IPE di negara review yang dilakukan dengan mencari
berkembang. Penelitian Sunguya (2014) artikel dari 4 online basis data yaitu
menjelaskan bahwa negara berkembang ProQuest, Science Direct, Springer Link,
akan menghadapi lebih banyak tantangan dan Google Cendekia untuk mencari
dalam implementasi IPE seperti artikel yang relevan dengan tujuan
permasalahan kurikulum, administratif, penelitian. Pencarian artikel menggunakan
sarana prasarana, jadwal, dan kesiapan 4 tahap.
fakultas (Sunguya et al., 2014). Tahap pertama adalah pencarian
Indonesia memulai penerapan IPE literature terkait Interprofesional
dengan pilot model pembelajaran Education (IPE) dengan menggunakan
interprofesional (IPL) dalam perawatan kombinasi kata kunci sebagai berikut:
kesehatan berbasis komunitas (CBHC) di ((IPE OR "Interprofessional education")
18 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

AND (Perception OR Readiness)) AND inklusi dan berhubungan dengan topik


Indonesia. Pada tahap pertama pencarian, pendidikan interprofesional. Hasil
diperoleh 585 artikel. Pada tahap kedua penilaian kritis didapatkan 46 artikel.
peneliti mereduksi data dengan membaca Tahap terakhir menerapkan kriteria
judul dan abstrak. Pada tahap ini eksklusi yaitu artikel membahas mengenai
penyaringan artikel dengan menerapkan Interprofessional Collaboration (IPC),
kriteria inklusi penelitian sebagai berikut : artikel mengenai Pengalaman Belajar
penelitian tentang readiness atau persepsi Lapangan (PBL), membahas
kesiapan siswa kesehatan terhadap Interprofessional Learning (IPL), artikel
implementasi IPE, penelitian dilakukan di selain dari jurnal atau prosiding, dan
wilayah Republik Indonesia, rentang duplikasi maka tidak diikutsertakan.
tahun penelitian sepuluh tahun terakhir Peneliti mengeluarkan artikel yang tidak
(2010-2020), artikel dengan akses terbuka, relevan dan duplikasi, sehingga
dan full paper. Peneliti memperoleh 94 didapatkan 8 artikel dipilih untuk diproses
artikel yang sesuai. lebih lanjut. Gambaran umum proses
Tahap ketiga yaitu peneliti identifikasi, penyaringan, penentuan
membaca dan mencermati isi full paper kelayakan, dan penyertaan artikel yang
untuk menilai artikel secara komprehensif. digunakan dalam literature review ini
Artikel yang dipilih adalah yang diilustrasikan dalam Gambar 1.
mempunyai relevansi dengan kriteria

Gambar 1. Alur proses pencarian


Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 19

HASIL PENELITIAN tinggi hanya menerapkan IPE sebagai


Gambaran Implementasi IPE model dalam pembelajaran (Dewi et al.,
Hasil literature review menunjukkan 2019; Febriana et al., 2019; Ilmanita &
bahwa penelitian yang membahas Rokhman, 2014). Peneliti menemukan
mengenai kesiapan dan persepsi satu institusi sedang dalam proses
mahasiswa terkait penerapan pendidikan mengembangkan kurikulum IPE untuk
interprofesional di Indonesia cukup program medis dan kesehatan lainnya
banyak dilakukan diberbagai Universitas (Lestari et al., 2016) dan sisanya belum
di Indonesia. Sesuai 8 artikel yang mengimplementasikan IPE sama sekali
memenuhi kriteria eligibility, penelitian (Fuadah et al., 2012; Haryati et al., 2019;
berfokus melihat gambaran kesiapan dan Rasmita, Dina (Unpri et al., 2018; Setyo et
persepsi mahasiswa dalam penerapan IPE. al., 2018).
Metode penelitian yang digunakan
pada artikel-artikel tersebut adalah metode Gambaran Kesiapan dan Persepsi
cross-sectional survey, mixed method, dan Mahasiswa
quasi eksperimental. Studi kuasi Dari seluruh artikel menyatakan
eksperimen dilakukan dengan bahwa persepsi dan kesiapan siswa
memberikan pelatihan yang secara kesehatan terhadap IPE adalah positif.
signifikan meningkatkan nilai persepsi Baik pada institusi yang sudah
siswa atau mahasiswa terhadap IPE. menerapkan kurikulum pembelajaran IPE
Sedang cross-sectional survey maupun tidak. Para siswa memahami
dilaksanakan dengan melakukan bahwa program IPE ini memberi mereka
pengukuran kesiapan siswa menggunakan pemahaman tentang kemampuan,
kuesioner Readiness for Inter- kemandirian, keinginan untuk kolaborasi
Professional Learning Scale (RIPLS) dan dalam aksi nyata, serta mendalami peran
untuk mengukur variabel persepsi profesi lain (Dewi et al., 2019).
digunakan kuesioner Scale of Attitudes Nilai kuantitatif mahasiswa
Toward Physician-Pharmacist kedokteran menunjukkan nilai kesiapan
Collaboration (SATP2C), paling tinggi diantara siswa kesehatan
Interdisciplinary Education Perception lainnya (Dewi et al., 2019; Lestari et al.,
Scale (IEPS), Teamwork Score (TWS), 2016). Mengenai semua subskala IEPS,
dan Student Perceptions of Physician- mahasiswa kedokteran memiliki skor
Pharmacist Interprofessional Clinical tertinggi kecuali pada subskala kerja
Education (SPICE). Pada metode mixed sama. Sehubungan dengan subskala peran
setelah dilakukan analisis kuesioner dan tanggung jawab, mahasiswa
dilanjutkan dengan pendekatan kualiatif kedokteran memiliki skor terendah (Dewi
berupa diskusi grup terarah. et al., 2019).
Pada penelitian quasi eksperimen
Implementasi IPE dengan memberikan intervensi berupa
Implementasi IPE di masing-masing pelatihan kepada mahasiswa kemudian
perguruan tinggi bervariasi. Dari hasil dibandingkan nilai rata-rata sebelum dan
penelusuran belum ada satupun perguruan sesudah intervensi menghasilkan
tinggi yang telah menerapkan IPE masuk perubahan signifikan berupa peningkatan
ke dalam level kurikulum. Perguruan nilai rata-rata. Hasil tersebut menunjukkan
20 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

bahwa sikap mahasiswa setelah diberi dibanding yang belum pernah mengikuti
pelatihan terhadap pembelajaran IPE pada sub skala tanggung jawab
interprofesional jadi lebih positif (Fuadah (Ilmanita & Rokhman, 2014).
et al., 2012; Setyo et al., 2018).
Hasil penelitian Ilmanita & Tujuan penerapan IPE
Rokhman (2014) yaitu nilai kuantitatif Hasil rangkuman artikel seperti
antara mahasiswa yang telah terpapar IPE tercantum pada
memiliki rata-rata skor RIPLS lebih tinggi
bersama dalam setting interprofesional
Tabel 1. Berdasarkan analisis literatur melalui pelatihan.
yang telah dilakukan pada seluruh artikel Nilai kuantitatif kesiapan mahasiswa
terpilih, menunjukkan bahwa penerapan kedokteran memiliki paling tinggi, hal ini
interprofessional education (IPE) mungkin disebabkan saat pendaftaran
bertujuan penting dalam pembelajaran mengharuskan mahasiswa kedokteran
keterampilan komunikasi dan untuk memiliki nilai kelulusan tertinggi
kepemimpinan (Lestari et al., 2016), dibandingkan dengan siswa lain (Dewi et
kerjasama dan identitas profesi (Fuadah et al., 2019). Hal ini senada dengan hasil
al., 2012; Rasmita, Dina (Unpri et al., penelitian Lestari (2016) bahwa siswa
2018), kolaborasi antar profesi (Fuadah et dengan kemampuan kognitif tinggi
al., 2012; Ilmanita & Rokhman, 2014), berpotensi lebih siap untuk belajar dengan
tingkat percaya diri (Ilmanita & Rokhman, siswa disiplin ilmu yang lain di IPE. Hasil
2014), kompetensi dan otonomi, penelitian tersebut menjelaskan bahwa
kebutuhan akan kolaborasi, bukti program studi yang dipilih, IPK, motivasi
kolaborasi dan pemahaman tentang dan pengalaman bekerja dengan siswa
profesi lain (Febriana et al., 2019; Setyo et dari program studi lain adalah faktor yang
al., 2018). secara signifikan mempengaruhi total skor
kuesioner RIPLS untuk mengukur
PEMBAHASAN kesiapan siswa menerima implementasi
Kesiapan Mahasiswa dalam IPE.
Implementasi IPE
Kesiapan mahasiswa memberikan Persepsi Mahasiswa dalam
dampak yang besar dalam implementasi Implementasi IPE
pembelajaran secara interprofesional. IPE memiliki potensi untuk secara
Riwayat IPE pada siswa akan mendorong positif mempengaruhi sikap dan persepsi
timbulnya kesiapan dalam melaksanakan siswa terhadap kolaborasi antarprofesional
kolaborasi interprofesional daripada siswa dan meningkatkan efektivitas
yang sama sekali tidak pernah menerima pengambilan keputusan klinis dan kualitas
informasi terkait IPE sebelumnya (Fuadah perawatan (Anwar & Rosa, 2019).
et al., 2012). Fuadah et al (2012) Persepsi positif dapat menjadi modal awal
menyatakan cara yang cukup ampuh yang baik mahasiswa untuk mengikuti
dalam mempersiapkan kesiapan siswa tahap pembelajaran akademik. Karena
melaksanakan pendidikan interprofesional persepsi sangat berpengaruh pada
adalah dengan jalan pemberian motivasi mahasiswa entah untuk belajar
pengetahuan dan pengalaman bekerja (Febriana et al., 2019). Kemajuan
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 19

dinamika kelompok dan hubungan pribadi sikap profesional kesehatan terhadap


selama upaya diskusi mungkin sangat penerapan IPE antara lain tergantung pada
memengaruhi pembentukan persepsi latar belakang profesi, latar belakang
positif ketika IPE diperkenalkan secara pendidikan, gelar akademis, lama bekerja,
bertahap (Setyo et al., 2018). latar belakang kelembagaan, dan
Beberapa metode telah pendekatan pengajaran yang digunakan di
dikembangkan untuk meningkatkan sekolah terkait dengan sikap terhadap IPC
persepsi mahasiswa terkait IPE. Metode dan IPE. Faktor dari institusi (fakultas dan
simulasi menurut Setyo (2018) selain pendidik) juga memperikan pengaruh
tidak hanya memperkenalkan IPE tetapi terhadap kesiapan dan persepsi mahasiswa
juga meningkatkan kepercayaan diri, dalam implementasi IPE. Peran institusi
pengetahuan, kepemimpinan, kerja tim, pendidikan dalam mempersiapkan
serta keterampilan komunikasi. Studi implementasi IPE antara lain penyiapan
tahun 2015 oleh Ernawati menemukan sarana prasarana (ruang pembelaaajaran;
bahwa belajar dengan mahasiswa sistem pembelajaran; kurikulum terkait
kesehatan lainnya melalui lokakarya IPE interprofesional) dan juga perlu
meningkatkan sikap mahasiswa mempersipkan anggaran agar program
kedokteran, keperawatan dan farmasi IPE terlaksana dengan efektif (Rasmita,
terhadap pentingnya pembelajaran Dina (Unpri et al., 2018; Vrontos et al.,
bersama, kerja tim, dan komunikasi dalam 2011).
layanan kesehatan (Ernawati, 2015). Untuk menciptakan kesiapan dan
IPE selama masa pendidikan persepsi positif maka kegiatan interprofesi
memainkan peran dalam membentuk dalam setting klinis dengan pemberian
persepsi positif IPE, siswa senior lebih studi kasus untuk dipecahkan bersama
cenderung memiliki sikap positif terhadap oleh siswa dari berbagai latar profesi
pembelajaran interprofesional daripada harus dilaksanakan secara
siswa junior (Haryati et al., 2019). berkesinambungan dan perlu dimasukkan
ke dalam kurikulum pendidikan (Fuadah
Faktor-faktor yang Mempengaruhi et al., 2012). Dewi (2019) juga
Implementasi IPE menyatakan bahwa faktor yang tidak
Analisis dari berbagai artikel diinginkan dapat diminimalkan dengan
disimpulkan berbagai faktor yang mengembangkan IPE dalam kurikulum
mempengaruhi kesiapan dan persepsi perawatan kesehatan sedini mungkin
mahasiswa dalam implementasi IPE untuk meningkatkan sikap siswa terhadap
antara lain : motivasi serta pilihan IPE. Hal ini juga senada dengan saran dari
program studi (Lestari et al., 2016), Lestari (2016) bahwa implementasi perlu
tingkat kognitif mahasiswa, paparan klinis masuk ke dalam kurikulum.
awal pada mahasiswa dan pengalaman Dosen maupun staff mengajar
IPE dalam kurikulum (Dewi et al., 2019; menjadi salah satu faktor pembentuk
Lestari et al., 2016), serta budaya tertentu kesiapan mahasiswa dalam penerapan
(Dewi et al., 2019; Setyo et al., 2018). IPE. Tenaga pendidik memiliki peran
Hal ini sejalan dengan hasil yang krusial sebagai role model, peran ini
penelitian Lestari (2018) bahwa terdapat penting untuk mengklarifikasi dan
faktor yang mempengaruhi kesiapan dan memahami profesi dan batas peran profesi
20 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

masing-masing sewaktu memberikan mempengaruhi kesiapan mahasiswa dalam


bimbingan pada siswa dalam simulasi mengikuti kegiatan IPE. Persepsi awal
kasus (Fuadah et al., 2012). Maka dituntut yang positif akan membuat mahasiswa
lagi peran institusi dengan meningkatan merasa lebih siap terlibat dalam kegiatan
kompetensi SDM pendidik agar atau pelaksanaan IPE. Outcome yang
menguasai konteks pendidikan diharapkan akan menghasilkan kolaborasi
interprofesional misalnya dengan antarprofesi yang baik.
memberikan pelatihan terkait IPE (Lestari Demikian pula sebaliknya persepsi
et al., 2018). negatif akan mengurangi antusiasme
mahasiswa dalam mengikuti IPE. Seperti
Hubungan antara Persepsi dengan hasil penelitian Lestari (2016) yang
Kesiapan Penerapan IPE pada menyatakan bahwa ada kepercayaan yang
Mahasiswa diyakini secara luas bahwa dokter
Penerapan IPE memiliki berbagai memiliki peringkat lebih tinggi dalam
tujuan salah satunya timbulnya praktik status dibandingkan dengan profesional
kolaborasi dan kerjasama antar latar kesehatan lainnya. Kondisi ini membawa
belakang profesi untuk bekerja bersama- persepsi negative bagi beberapa
sama menghasilkan pelayanan kesehatan mahasiswa profesi lain, yang melemahkan
yang bermutu. kepercayaan mereka pada keuntungan
Kesiapan dan persepsi mahasiswa IPE. Akibat kondisi tersebut maka
terhadap IPE akan berpengaruh terhadap antusiasme mahasiswa non kedokteran
pelaksanaan kerja bersama/kolaborasi dalam mengimplementasikan IPE
baik di level akademik maupun di layanan mengalami penurunan.
kesehatan nantinya. Persepsi seseorang
tentang implementasi IPE kadang

Tabel 1. Studi Literatur


Design
No Author Judul Th & Tujuan Hasil
Metode
1. Lestari Understanding 2016 Mixed Untuk mengetahui Paparan awal untuk
et al. students method kesiapan siswa untuk praktik klinis
readiness for IPE dalam konteks memicu persepsi
interprofessiona Asia, faktor paling positif dan negatif
l learning in an penting yang IPE dan pentingnya
Asian context: a mempengaruhi persepsi untuk belajar
mixed-methods siswa tentang IPE, komunikasi dan
study alasan yang mendasari keterampilan
persepsi tersebut, dan kepemimpinan.
faktor yang memitigasi Mahasiswa
atau meningkatkan rasa kedokteran
kesiapan mereka. menyebabkan rasa
tidak aman dan
keterputusan pada
siswa lain.
Mahasiswa
kedokteran merasa
tertekan untuk
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 23

menjadi pemimpin,
dan ada kebutuhan
untuk
mengklarifikasi dan
memahami profesi
masing-masing dan
batas-batas profesi
masing-masing.
2. Dewi et Undergraduate 2019 Cross- Diketahui gambaran Para siswa memiliki
al. Students' Percep sectiona persepsi dan kesiapan persepsi positif dan
tions and Readi l survey untuk IPE di kalangan kesiapan terhadap
ness: An mahasiswa program IPE. Ini
Evaluation of keperawatan, medis dan mungkin karena
Inter- farmasi kemampuan
Professional kognitif, efek
Education at budaya, sosialisasi,
Central pengalaman klinis
Java, Indonesia awal dan paparan
IPE dalam
kurikulum.
3. Haryati Perception of 2019 Cross- Diidentifikasikannya Tidak ada
et al. Medical Faculty sectiona persepsi mahasiswa perbedaan persepsi
Student of l survey kedokteran tentang antara mahasiswa
Haluoleo pendidikan Kedokteran
University about interprofesional di Universitas Halu
Inter fakultas kedokteran Oleo tentang IPE
Professional Universitas Halu Oleo baik siswa di
Education Program Studi
Pendidikan
Kedokteran dan
siswa dalam
Konsentrasi
Keperawatan
4. Setyo et Improvement 2018 Quasi Diketahuinya pengaruh Terdapat perbedaan
al. In Perception O experim pelatihan IPE dalam signifikan dalam
f ent perawatan kolaboratif persepsi siswa
Interprofessiona terpadu untuk diare setelah diberikan
l Team After pada anak-anak pada perawatan. Studi ini
Receiving IPE T persepsi siswa dalam menyimpulkan
raining On tim multi-profesi bahwa pelatihan
Unified IPE meningkatkan
Collaborative persepsi siswa
Care For untuk bekerja di
Diarrhea In lingkungan multi-
Children Among profesi
Students Of
Mahardika
Health College
5. Rasmita Gambaran 2018 Mixed Diketahui gambaran Sebagian besar
et al. Persepsi Dan method kesiapan dan persepsi mahasiswa
Kesiapan siswa dalam memiliki persepsi
Mahasiswa implementasi IPE yang positif (60%)
Terhadap dan memiliki
24 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

Implementasi kesiapan yang baik


Ipe (83%), diperkuat
(Interprofession hasil analisis
al Education) Di kualitatif yang
Stikes Surya menyatakan hal
Global yang sama.
Yogyakarta
6. Fuadah Kesiapan 2012 Quasi Diketahuinya peran IPE Terdapat perbedaan
et al. Mahasiswa experim terhadap kesiapan signifikan dalam
Untuk Belajar ent siswa dalam bekerja skor kesiapan siswa
Kerjasama secara interprofesional yang diukur
Interprofesi dalam setting sebelum dan setelah
Dalam perawatan antenatal diberikan pelatihan
Perawatan pendidikan
Antenatal interprofesional.

7. Ilmanita Peran 2014 Cross- Diketahui pengaruh Siswa yang telah


et al. Interprofessiona sectiona pendidikan terpapar IPE
l Education l survey interprofesional memiliki persepsi
Terhadap terhadap persepsi siswa yang lebih positif
Persepsi kaitannya dengan dalam subskala
Keterlibatan kolaborasi antara interprofesional
Apoteker Dalam profesi apoteker dengan (84,6%) dibanding
Kolaborasi profesi lainnya yang belum
Antar Profesi memiliki riwayat
IPE.
8. Febriana Kesiapan Dan 2019 Cross- Diketahui gambaran Sebagian besar
Persepsi sectiona persepsi mahasiswa mahasiswa
Mahasiswa l survey tentang metode keperawatan
Keperawatan pembelajaan IPE dan memiliki persepsi
Pada Program kesiapan mereka (84%) dan kesiapan
Ipe : Studi Pada menghadapinya (85%) yang baik,
SGD dengan hal ini
LBM Jiwa menunjukkan siswa
siap
mengaplikasikan
IPE dalam tahap
akademik.

Hambatan dalam Implementasi IPE menghambat komunikasi antar tenaga


Mahasiswa Indonesia umumnya kesehatan (Rasmita, Dina (Unpri et al.,
menghargai manfaat IPE dalam mengasah 2018).
keterampilan kepemimpinan, kolaborasi, Temuan menarik pada penelitian
komunikasi antar profesional, dan dalam Lestari (2016) dalam pelaksanaan IPE
pembelajaran mereka untuk mengatasi mengemuka sebuah statement “Medical
masalah peran yang ambigu (Lestari et al., students caused insecurity and
2016). Dengan memperkenalkan IPE disengagement in other students” yang
dilakukan sedini mungkin, diharapkan artinya mahasiswa kedokteran membuat
dapat mencegah hambatan yang muncul rasa tidak nyaman, kekhawatiran pada
yaitu stereotip negatif yang dapat mahasiswa (profesi) lain. Hal ini senada
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 25

pula dengan hasil penelitian Dewi (2019) berbagai profesi kesehatan untuk
“People perceive and believe that medical membantu menciptakan dan
doctors or medical students are more mengimplementasikan program IPE yang
prestigious than other health professions” sukses dan pada akhirnya meningkatkan
bahwa di masyarakat luas mempercayai kolaborasi antarprofesional dalam sistem
bahwa tenaga medis/dokter lebih perawatan kesehatan Indonesia.
prestisiun dibandingkan tenaga kesehatan
lain. Hal ini dapat menjadi hambatan KESIMPULAN DAN SARAN
dalam pelaksanaan Interprofessional Hasil penelusuran artikel yang terbit
Education dan Interprofessional dalam rentang tahun 2010-2020, yang
collaboration kelak. dilaksanakan dengan metode cross-
Dalam budaya Indonesia, khususnya sectional survey; mixed method; dan quasi
Jawa, orang memandang dan percaya eksperimental di wilayah Jawa Tengah;
bahwa dokter atau mahasiswa kedokteran Yogyakarta; Jawa Barat; Sulawesi
lebih bergengsi daripada profesi kesehatan Tenggara; Jawa Timur; maka dapat
lainnya (Dewi et al., 2019), hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa
mengakibatkan kecemasan pada memiliki persepsi dan kesiapan positif
mahasiswa keperawatan yang akan terhadap penerapan pendidikan
merusak kepercayaan mereka pada IPE. interprofesional di Indonesia. Baik pada
Pelajar keperawatan berpikir bahwa institusi yang sudah menerapkan
mereka hanya membantu dokter dalam kurikulum pembelajaran IPE maupun
mengelola pasien (Lestari et al., 2016). tidak.
Mahasiswa kedoteran juga memberi kesan Berdasarkan analisis artikel yang
mempertahankan 'eksklusivitas kognitif' digunakan sebagai literatur menunjukkan
mereka terhadap praktik perawatan bahwa faktor yang mempengaruhi
kesehatan Kondisi ini dapat berisiko kesiapan dan persepsi siswa terhadap
ketidakamanan pasien karena seorang penerapan IPE di Indonesia antara lain
profesional tertentu merasa lebih unggul motivasi, pilihan program studi, tingkat
daripada yang lain. kognitif mahasiswa, budaya,
Setiap tenaga kesehatan memiliki pengalaman/paparan klinis awal,
peran dan kompetensi yang berbeda-beda. pengalaman IPE dalam kurikulum, dan
Batas peran yang tidak jelas antara kesiapan tenaga pendidik. Selain itu
profesional kesehatan mempersulit institusi perlu menyiapkan sarana,
kolaborasi interprofesional di Indonesia prasarana serta kurikulum terkait
dan merupakan alasan tambahan bagi penerapan IPE.
beberapa siswa untuk memiliki persepsi Masih terdapat hambatan dalam
negatif tentang IPE (Lestari et al., 2016). mendorong kesiapan dan persepsi siswa
Memahami peran dan wewenang setiap terhadap penerapan IPE di Indonesia
profesi kesehatan adalah faktor penting antara lain batasan peran yang belum jelas
untuk kerja tim yang efektif (Findyartini dan stigma merasa inferior dibanding
et al., 2019). profesi kesehatan lain.
Lestari (2016) menyatakan untuk Institusi pendidikan kesehatan harus
mengatasi bauran peran antar profesi mulai memasukkan program IPE yang
diperlukan role model yang kuat dari memfasilitasi pembelajaran kolaboratif
26 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

bagi seluruh mahasiswa multidisiplin ke W., & Sedyowinarso, M. (2015).


dalam kurikulum, yang didalamnya Persepsi Dan Penerimaan
mengakomodir penjelasan pembagian Interprofessional Collaborative
yang jelas atas peran profesi kesehatan Practice Bidang Maternitas Pada
masing-masing sehingga kebingungan Tenaga Kesehatan. Jurnal
mahasiswa akan peran profesi kesehatan Pendidikan Kedokteran Indonesia,
dapat dihilangkan. Semakin awal 4(1), 1.
implementasi IPE akan meningkatkan
kesiapan dan persepsi positif mahasiswa. Febriana, B., Keperawatan, F. I., Islam,
U., & Agung, S. (2019). Kesiapan
DAFTAR RUJUKAN Dan Persepsi Mahasiswa
Anwar, H., & Rosa, E. M. (2019). Keperawatan Pada Program Ipe
Meningkatkan Komunikasi dan Models : Studi Pada Sgd Dengan
Kolaborasi dengan Interprofessional Lbm Jiwa. Jurnal Keperawatan
Education (IPE): Literature Review. Jiwa, 7(1), 101–106.
Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah Alamat, 91–101. Findyartini, A., Richard, D., Yeti, R., Boy,
A., Dini, C., Setyorini, D., &
Buring, S. M., Bhushan, A., Brazeau, G., Soemantri, D. (2019). Journal of
Conway, S., Hansen, L., & Interprofessional Education &
Westberg, S. (2009). Keys to Practice Interprofessional
successful implementation of collaborative practice in primary
interprofessional education: healthcare settings in Indonesia : A
Learning location, faculty mixed-methods study. Journal of
development, and curricular themes. Interprofessional Education &
American Journal of Practice, 17(July), 100279.
Pharmaceutical Education, 73(4). https://doi.org/10.1016/j.xjep.2019.1
https://doi.org/10.5688/aj730460 00279

Dewi, E., Pratiwi, A., & Soh, K. L. Frenk, J., Chen, L., Bhutta, Z. A., Cohen,
(2019). Undergraduate Students ’ J., Crisp, N., Evans, T., Fineberg,
Perceptions and Readiness : An H., Garcia, P., Ke, Y., Kelley, P.,
Evaluation of Inter-Professional Kistnasamy, B., Meleis, A., Naylor,
Education at Central Java , D., Pablos-Mendez, A., Reddy, S.,
Indonesia. 18(11), 193–204. Scrimshaw, S., Sepulveda, J.,
Serwadda, D., & Zurayk, H. (2010).
Ernawati, D. K. (2015). Medication safety Health professionals for a new
in Indonesia: Expanding century: Ttransforming education to
pharmacists’ role through strengthen health systems in an
Interprofessional Education (IPE) interdependent world. The Lancet,
and Interprofessional Practice 376(9756), 1923–1958.
(IPP). July. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(10)61854-5
Fatalina, F., Sunartini, S., Widyandana,
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 27

Fuadah, D. Z., Hapsara, S., & study. 1–12.


Sedyowinarso, M. (2012). Kesiapan https://doi.org/10.1186/s12909-016-
mahasiswa untuk belajar kerjasama 0704-3
interprofesi dalam perawatan Lestari, E., Widyandana, D., &
antenatal. Jurnal Ners, 9 Scherpbier, A. (2018).
No.2(Oktober 2014), 226–235. Understanding attitude of health
care professional teachers toward
Groessl, J. M., & Vandenhouten, C. L. interprofessional health care
(2019). Examining Students ’ collaboration and education in a
Attitudes and Readiness for Southeast Asian country.
Interprofessional Education and
Practice.2019.https://doi.org/10.115 Notosoegondo, H. S., & Bahtera, T.
5/2019/2153292 (2019). The Journal of Educational
Development Development of
Haryati, H., Ashaeryanto, A., Rangki, L., Patient-Safety-Based
& Sardila, E. (2019). Perception of Interprofessional Collaboration
Medical Faculty Student of Instructional Model for the
Haluoleo University about Inter Specialist-1 of Child Health Medical
Professional Education. ICEASD Education Program. 7(16), 134–
2019, April 01-02, Indonesia 145.
Copyright.https://doi.org/10.4108/ea
i.1-4-2019.2287178 Oneha, M. F., Yoshimoto, C. M., Bell, S.,
& Enos, R. N. (2001). Educating
Ilmanita, D., & Rokhman, R. (2014). health professionals in a community
Peran Interprofessional Education setting: What students value.
Terhadap Persepsi Keterlibatan Education for Health, 14(2), 256–
Apoteker Dalam Kolaborasi Antar 266.https://doi.org/10.1080/1357628
Profesi. Jurnal Manajemen Dan 0110051091
Pelayanan Farmasi, 4(September),
166–174. Rasmita, Dina. (2018). Gambaran
Persepsi Dan Kesiapan Mahasiswa
Lestari, E. (2011). Menumbuhkan Terhadap Implementasi Ipe
Ketrampilan Kepemimpinan dan (Interprofessional Education) Di
Team- Building serta Penghargaan Stikes Surya Global Yogyakarta.
terhadap Profesi Lain Melalui Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1,
Interprofessional Education. No. 2, Juli 2018 ISSN 2614-4719,
Multiprofesional Learning, 3(1), 1(2), 28–37.
89–101.
Setyo, C., Sunartini, S., Retno, G., &
Lestari, E., Stalmeijer, R. E., Widyandana, Kamasturyani, Y. (2018). National
D., & Scherpbier, A. (2016). Cheng Kung University Hospital -
Understanding students ’ readiness TAIWAN Conference Book
for interprofessional learning in an International Conference on Health
Asian context : a mixed-methods Care and Management. National
28 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

Cheng Kung University Hospital -


TAIWAN Conference Book
International Conference on Health
Care and Management, ICMH
2018(138).

Sunguya, B. F., Hinthong, W., Jimba, M.,


& Yasuoka, J. (2014).
Interprofessional Education for
Whom ? — Challenges and Lessons
Learned from Its Implementation in
Developed Countries and Their
Application to Developing
Countries : A Systematic Review.
9(5).https://doi.org/10.1371/journal.
pone.0096724

Tyastuti, D., Onishi, H., Ekayanti, F., &


Kitamura, K. (2013). An
Educational Intervention of
Interprofessional Learning in
Community Based Health Care in
Indonesia : What did We Learn from
the Pilot Study ? 4(25), 1–12.

Vrontos, E. B., Kuhn, C. H., & Brittain,


K. L. (2011). Impact of
interprofessional activities on health
professions students’ knowledge of
community pharmacists’ role and
services. American Journal of
Pharmaceutical Education, 75(8).
https://doi.org/10.5688/ajpe758152

WHO. (2010). Human Resources for


Health Framework for Action on
Interprofessional Education &
Collaborative Practice.

WHO. (2018). Patient safety: Global


action on patient safety. BMJ
Quality and Safety, 22(10), 809–
815. https://doi.org/10.1136/bmjqs-
2012-001748

You might also like