Professional Documents
Culture Documents
di Indonesia
Abstract
Background: Interprofessional education (IPE) is important to create effective interprofessional
collaboration also improve quality of health care. Student readiness and perception of IPE will influence
the implementation of IPE. This study aimed to analyze an overview, factors that influence and obstacles
related to students' readiness and perception of the application of IPE in Indonesia. Methods: Literature
reviews with multi-step literature searched on IPE from online databases such as ProQuest;
ScienceDirect; SpringerLink and Google scholars by applying the inclusion and exclusion criteria.
Samples of 8 studies met the criteria and then analyzed for the study. Results: Most of students have a
positive perception and readiness for IPE. Factors influencing students' readiness and perception such as
motivation; study program options; student cognitive level; culture; initial clinical experience / exposure;
IPE experience in the curriculum; and the readiness of lectures. Conclusion: It is necessary to find a
solution in anticipating obstacles in encouraging students' readiness and perception of the application of
IPE in Indonesia, including unclear role constraints (role blurring) and the stigma of feeling inferior
compared to other health professions.
16
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 17
kesehatan yang mendapatkan pendidikan Jakarta tahun 2012 yang diikuti berbagai
interprofesional (IPE) semasa studinya, siswa rumpun kesehatan seperti
akan lebih mudah berkolaborasi dalam kedokteran, keperawatan, farmasi, dan
setting klinis. Pendidikan interprofesional kesehatan masyarakat untuk
memungkinkan mahasiswa dari berbagai mempromosikan pendidikan
latar profesi belajar bersama mengenai interprofesional dan mempresentasikan
profesi satu sama lain untuk menciptakan reaksi siswa akan IPE (Tyastuti et al.,
kolaborasi interprofesional yang efektif. 2013).
Mahasiswa yang memiliki pengalaman Dari dimulainya pilot model (2012)
praktik bersama dengan latihan IPE sampai sekarang sudah mulai banyak
memiliki pemahaman yang lebih baik penelitian terkait pendidikan
terhadap perspektif disiplin ilmu lain. interprofesional di Indonesia terutama
Mendidik siswa profesi kesehatan dalam dalam mengukur kesiapan siswa dalam
lingkungan interprofesional dapat penerapan IPE. Kesiapan dan persepsi
membentuk tim perawatan kesehatan siswa terkait IPE berpengaruh terhadap
interprofesional yang efektif, sehingga penerapan dan keberhasilan IPE.
mengurangi kesalahan medis dan Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil pelayanan pasien. diketahuinya gambaran, faktor yang
Selain itu, IPE dapat meningkatkan mempengaruhi serta hambatan terkait
kemampuan kepemimpinan dan kesiapan siswa rumpun ilmu kesehatan
teamworking serta menumbuhkan terhadap penerapan IPE di Indonesia.
pemahaman dan kemampuan partnership Penelitian terkait kesiapan siswa terhadap
mahasiswa (Buring et al., 2009; Groessl & implementasi IPE di Indonesia penting
Vandenhouten, 2019; Lestari, 2011; dilakukan karena sebagai evidence based
Oneha et al., 2001; WHO, 2010) yang akan memberi masukan peningkatan
Pendidikan interprofesional sudah efektivitas penerapan IPE yang sesuai
diaplikasikan di negara maju seperti dengan budaya di Indonesia, tidak hanya
Amerika, Kanada, Swedia, dan Australia berdasar asumsi dan peralatan yang serupa
sejak tahun 1940-an, sebaliknya negara yang digunakan di negara maju.
berkembang baru mengaplikasikan IPE
mulai tahun 2010-an. Hal ini berpengaruh METODE PENELITIAN
pada masih terbatasnya diseminasi Studi ini merupakan literature
penelitian terkait IPE di negara review yang dilakukan dengan mencari
berkembang. Penelitian Sunguya (2014) artikel dari 4 online basis data yaitu
menjelaskan bahwa negara berkembang ProQuest, Science Direct, Springer Link,
akan menghadapi lebih banyak tantangan dan Google Cendekia untuk mencari
dalam implementasi IPE seperti artikel yang relevan dengan tujuan
permasalahan kurikulum, administratif, penelitian. Pencarian artikel menggunakan
sarana prasarana, jadwal, dan kesiapan 4 tahap.
fakultas (Sunguya et al., 2014). Tahap pertama adalah pencarian
Indonesia memulai penerapan IPE literature terkait Interprofesional
dengan pilot model pembelajaran Education (IPE) dengan menggunakan
interprofesional (IPL) dalam perawatan kombinasi kata kunci sebagai berikut:
kesehatan berbasis komunitas (CBHC) di ((IPE OR "Interprofessional education")
18 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116
bahwa sikap mahasiswa setelah diberi dibanding yang belum pernah mengikuti
pelatihan terhadap pembelajaran IPE pada sub skala tanggung jawab
interprofesional jadi lebih positif (Fuadah (Ilmanita & Rokhman, 2014).
et al., 2012; Setyo et al., 2018).
Hasil penelitian Ilmanita & Tujuan penerapan IPE
Rokhman (2014) yaitu nilai kuantitatif Hasil rangkuman artikel seperti
antara mahasiswa yang telah terpapar IPE tercantum pada
memiliki rata-rata skor RIPLS lebih tinggi
bersama dalam setting interprofesional
Tabel 1. Berdasarkan analisis literatur melalui pelatihan.
yang telah dilakukan pada seluruh artikel Nilai kuantitatif kesiapan mahasiswa
terpilih, menunjukkan bahwa penerapan kedokteran memiliki paling tinggi, hal ini
interprofessional education (IPE) mungkin disebabkan saat pendaftaran
bertujuan penting dalam pembelajaran mengharuskan mahasiswa kedokteran
keterampilan komunikasi dan untuk memiliki nilai kelulusan tertinggi
kepemimpinan (Lestari et al., 2016), dibandingkan dengan siswa lain (Dewi et
kerjasama dan identitas profesi (Fuadah et al., 2019). Hal ini senada dengan hasil
al., 2012; Rasmita, Dina (Unpri et al., penelitian Lestari (2016) bahwa siswa
2018), kolaborasi antar profesi (Fuadah et dengan kemampuan kognitif tinggi
al., 2012; Ilmanita & Rokhman, 2014), berpotensi lebih siap untuk belajar dengan
tingkat percaya diri (Ilmanita & Rokhman, siswa disiplin ilmu yang lain di IPE. Hasil
2014), kompetensi dan otonomi, penelitian tersebut menjelaskan bahwa
kebutuhan akan kolaborasi, bukti program studi yang dipilih, IPK, motivasi
kolaborasi dan pemahaman tentang dan pengalaman bekerja dengan siswa
profesi lain (Febriana et al., 2019; Setyo et dari program studi lain adalah faktor yang
al., 2018). secara signifikan mempengaruhi total skor
kuesioner RIPLS untuk mengukur
PEMBAHASAN kesiapan siswa menerima implementasi
Kesiapan Mahasiswa dalam IPE.
Implementasi IPE
Kesiapan mahasiswa memberikan Persepsi Mahasiswa dalam
dampak yang besar dalam implementasi Implementasi IPE
pembelajaran secara interprofesional. IPE memiliki potensi untuk secara
Riwayat IPE pada siswa akan mendorong positif mempengaruhi sikap dan persepsi
timbulnya kesiapan dalam melaksanakan siswa terhadap kolaborasi antarprofesional
kolaborasi interprofesional daripada siswa dan meningkatkan efektivitas
yang sama sekali tidak pernah menerima pengambilan keputusan klinis dan kualitas
informasi terkait IPE sebelumnya (Fuadah perawatan (Anwar & Rosa, 2019).
et al., 2012). Fuadah et al (2012) Persepsi positif dapat menjadi modal awal
menyatakan cara yang cukup ampuh yang baik mahasiswa untuk mengikuti
dalam mempersiapkan kesiapan siswa tahap pembelajaran akademik. Karena
melaksanakan pendidikan interprofesional persepsi sangat berpengaruh pada
adalah dengan jalan pemberian motivasi mahasiswa entah untuk belajar
pengetahuan dan pengalaman bekerja (Febriana et al., 2019). Kemajuan
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 19
menjadi pemimpin,
dan ada kebutuhan
untuk
mengklarifikasi dan
memahami profesi
masing-masing dan
batas-batas profesi
masing-masing.
2. Dewi et Undergraduate 2019 Cross- Diketahui gambaran Para siswa memiliki
al. Students' Percep sectiona persepsi dan kesiapan persepsi positif dan
tions and Readi l survey untuk IPE di kalangan kesiapan terhadap
ness: An mahasiswa program IPE. Ini
Evaluation of keperawatan, medis dan mungkin karena
Inter- farmasi kemampuan
Professional kognitif, efek
Education at budaya, sosialisasi,
Central pengalaman klinis
Java, Indonesia awal dan paparan
IPE dalam
kurikulum.
3. Haryati Perception of 2019 Cross- Diidentifikasikannya Tidak ada
et al. Medical Faculty sectiona persepsi mahasiswa perbedaan persepsi
Student of l survey kedokteran tentang antara mahasiswa
Haluoleo pendidikan Kedokteran
University about interprofesional di Universitas Halu
Inter fakultas kedokteran Oleo tentang IPE
Professional Universitas Halu Oleo baik siswa di
Education Program Studi
Pendidikan
Kedokteran dan
siswa dalam
Konsentrasi
Keperawatan
4. Setyo et Improvement 2018 Quasi Diketahuinya pengaruh Terdapat perbedaan
al. In Perception O experim pelatihan IPE dalam signifikan dalam
f ent perawatan kolaboratif persepsi siswa
Interprofessiona terpadu untuk diare setelah diberikan
l Team After pada anak-anak pada perawatan. Studi ini
Receiving IPE T persepsi siswa dalam menyimpulkan
raining On tim multi-profesi bahwa pelatihan
Unified IPE meningkatkan
Collaborative persepsi siswa
Care For untuk bekerja di
Diarrhea In lingkungan multi-
Children Among profesi
Students Of
Mahardika
Health College
5. Rasmita Gambaran 2018 Mixed Diketahui gambaran Sebagian besar
et al. Persepsi Dan method kesiapan dan persepsi mahasiswa
Kesiapan siswa dalam memiliki persepsi
Mahasiswa implementasi IPE yang positif (60%)
Terhadap dan memiliki
24 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116
pula dengan hasil penelitian Dewi (2019) berbagai profesi kesehatan untuk
“People perceive and believe that medical membantu menciptakan dan
doctors or medical students are more mengimplementasikan program IPE yang
prestigious than other health professions” sukses dan pada akhirnya meningkatkan
bahwa di masyarakat luas mempercayai kolaborasi antarprofesional dalam sistem
bahwa tenaga medis/dokter lebih perawatan kesehatan Indonesia.
prestisiun dibandingkan tenaga kesehatan
lain. Hal ini dapat menjadi hambatan KESIMPULAN DAN SARAN
dalam pelaksanaan Interprofessional Hasil penelusuran artikel yang terbit
Education dan Interprofessional dalam rentang tahun 2010-2020, yang
collaboration kelak. dilaksanakan dengan metode cross-
Dalam budaya Indonesia, khususnya sectional survey; mixed method; dan quasi
Jawa, orang memandang dan percaya eksperimental di wilayah Jawa Tengah;
bahwa dokter atau mahasiswa kedokteran Yogyakarta; Jawa Barat; Sulawesi
lebih bergengsi daripada profesi kesehatan Tenggara; Jawa Timur; maka dapat
lainnya (Dewi et al., 2019), hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa
mengakibatkan kecemasan pada memiliki persepsi dan kesiapan positif
mahasiswa keperawatan yang akan terhadap penerapan pendidikan
merusak kepercayaan mereka pada IPE. interprofesional di Indonesia. Baik pada
Pelajar keperawatan berpikir bahwa institusi yang sudah menerapkan
mereka hanya membantu dokter dalam kurikulum pembelajaran IPE maupun
mengelola pasien (Lestari et al., 2016). tidak.
Mahasiswa kedoteran juga memberi kesan Berdasarkan analisis artikel yang
mempertahankan 'eksklusivitas kognitif' digunakan sebagai literatur menunjukkan
mereka terhadap praktik perawatan bahwa faktor yang mempengaruhi
kesehatan Kondisi ini dapat berisiko kesiapan dan persepsi siswa terhadap
ketidakamanan pasien karena seorang penerapan IPE di Indonesia antara lain
profesional tertentu merasa lebih unggul motivasi, pilihan program studi, tingkat
daripada yang lain. kognitif mahasiswa, budaya,
Setiap tenaga kesehatan memiliki pengalaman/paparan klinis awal,
peran dan kompetensi yang berbeda-beda. pengalaman IPE dalam kurikulum, dan
Batas peran yang tidak jelas antara kesiapan tenaga pendidik. Selain itu
profesional kesehatan mempersulit institusi perlu menyiapkan sarana,
kolaborasi interprofesional di Indonesia prasarana serta kurikulum terkait
dan merupakan alasan tambahan bagi penerapan IPE.
beberapa siswa untuk memiliki persepsi Masih terdapat hambatan dalam
negatif tentang IPE (Lestari et al., 2016). mendorong kesiapan dan persepsi siswa
Memahami peran dan wewenang setiap terhadap penerapan IPE di Indonesia
profesi kesehatan adalah faktor penting antara lain batasan peran yang belum jelas
untuk kerja tim yang efektif (Findyartini dan stigma merasa inferior dibanding
et al., 2019). profesi kesehatan lain.
Lestari (2016) menyatakan untuk Institusi pendidikan kesehatan harus
mengatasi bauran peran antar profesi mulai memasukkan program IPE yang
diperlukan role model yang kuat dari memfasilitasi pembelajaran kolaboratif
26 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116
Dewi, E., Pratiwi, A., & Soh, K. L. Frenk, J., Chen, L., Bhutta, Z. A., Cohen,
(2019). Undergraduate Students ’ J., Crisp, N., Evans, T., Fineberg,
Perceptions and Readiness : An H., Garcia, P., Ke, Y., Kelley, P.,
Evaluation of Inter-Professional Kistnasamy, B., Meleis, A., Naylor,
Education at Central Java , D., Pablos-Mendez, A., Reddy, S.,
Indonesia. 18(11), 193–204. Scrimshaw, S., Sepulveda, J.,
Serwadda, D., & Zurayk, H. (2010).
Ernawati, D. K. (2015). Medication safety Health professionals for a new
in Indonesia: Expanding century: Ttransforming education to
pharmacists’ role through strengthen health systems in an
Interprofessional Education (IPE) interdependent world. The Lancet,
and Interprofessional Practice 376(9756), 1923–1958.
(IPP). July. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(10)61854-5
Fatalina, F., Sunartini, S., Widyandana,
Reny Ayu Damayanti, Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan 27