PENERJEMAHAN BERANOTASI DARI BUKU KESEHATAN
SMART MEDICINE FOR A HEALTHIER CHILD
Andri Purwanto
ABSTRACT
This study discusses some problems and
strategies in dealing with medical text during
the process of translation. This study shows
how the translator highlights some words,
phrases, clauses, sentences and idioms which
are apparently becoming problems due tothe
process of translation. The result of this study
shows that there are four general strategies
employed in translating medical text.
The first strategy is syntactic strategy which
has three subcategories, namely shifting the
word class, changing the phrase, clause or
sentence,and adding or changing cohesion.
This strategy is used to encounter the
grammatical and lexical problems during
translation.
The second strategy is semantic strategy which
has three subcategories, namely using
hyponims or superordinates, altering the level
of abstraction, and redistributing more or
fewer elements. This startegy focuses on
handling meaning which does not make sense
to the target language.
The third strategy is pragmatic strategy which
has also three subcategories, namely
naturalizing or exoticizing, altering the level of
explicitness, and adding or omitting
information. This startegy is only used to deal
with word that has no equivalent meaning in
the dictionary.
The last strategy is stylistic appropriateness
which has five subcategories, namely the
choice of oral or written mode, the role of
sociolinguistic and situational factors, the
selection of appropriate genre and type of
discourse, appropriate language varieties or
styles, and the choice of formal features and
lexical items.This strategy is used to handle
direct or indirect speech, social status, genre,
writing style, and lexical chunks.
This study finds 25 corpora which are only 5
corpora presented in this journal, each corpus
will represent the total corpora in its category.
There are five categories, namely word,
phrase, clause, sentence, and idiom.
ABSTRAK
Penelitian ini membahas beberapa masalah
dan strategi dalam menerjemahkan teks
kedokteran selama proses penerjemahan.
Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana
penerjemah mengomentari penerjemahan kata,
frasa, klausa, kalimat dan idiom yang sering
memunculkan permasalahan dalam proses
penerjemahan. Hasil dari penelitian ini yaitu
terdapat empat strategi dasar yang digunakan
dalam menerjemahkan teks kedokteran.
Strategi pertama, yaitu syntactic strategy yang
terdiri dari tiga subkategori, yaitu shifting the
word class, changing the phrase, clause or
sentence, and adding or changing cohesion.
Strategi ini digunakan untuk mengatasi
masalah gramatikal dan leksikal selama
penerjemahan.
Strategi kedua, yaitu semantic strategy yang
terdiri dari 3 subkategori, yaitu using
hyponims or superordinates, altering the level
of abstraction, and redistributing more or
fewer elements. Strategi ini memfokuskan
pada penanganan makna yang tidak masuk
akal dalam bahasa sasaran.
Strategi ketiga, yaitu pragmatic strategy yang
terdiri dari 3 subkategori, yaitu naturalizing or
exoticizing, altering the level of explicitness,
and adding or omitting information. Strategi
ini hanya untuk mengatasi kata yang tidak
memiliki makna yang sepadan.
Strategi yang terakhir, yaitu stylistic
appropriateness yang memiliki 5 subkategori,
yaitu the choice of oral or written mode, the
role of sociolinguistic and situational factors,
the selection of appropriate genre and type of
discourse, appropriate language varieties or
styles, and the choice of formal features and
lexical items. Strategi ini digunakan untuk
menerjemahkan kata langsung atau tak
langsung, status sosial, jenis, gaya penulisan,
dan penggalan kata.
Penelitian ini menemukan 25 data namun
hanya 5 data yang dianalisis untuk mewakili
keseluruhan data. Terdapat 5 kategori, yaitu
kata, frasa, klausa, kalimat, dan idiom.
PENDAHULUAN
Saat ini dunia kedokteran telah berkembang
dengan pesat seiring dengan kemajuan
teknologi. Kesadaran individu dan masyarakat
akan pentingnya kesehatan pun semakin
meningkat. Banyak yang membeli buku-buku
kesehatan untuk meningkatkan gaya hidup
sehat untuk keluarganya maupun untuk
menunjang profesi. Tingginya tingkat polusi,
buruknya sanitasi, dan padatnya penduduk di
wilayah DKI Jakarta menumbuhkan kesadaran
beberapa kalangan masyarakat akan penting-
nya hidup sehat.
Buku yang berjudul Smart Medicine for a
Healthier Child memberikan informasi dasar
dalam mengatasi gejala-gejala penyakit yang
sering dialami oleh anggota keluarga. Buku ini
juga menjelaskan berbagai macam obat dan
efek samping yang dihasilkan. Berbagai
penyakit yang umum pun dijelaskan beserta
cara menanganinya jika melihat gejala-gejala
yang timbul pertama kali. Buku ini sangat
cocok untuk keluarga yang ingin meningkat-
kan kualitas hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
masalah-masalah yang dihadapi penerjemah
dan strategi-strategi yang digunakan dalam
menerjemahkan kata, frasa, klausa dan
kalimat. Penelitian ini menggambarkan secara
jeli proses penerjemahan dan juga menambah
pengalaman praktis bagi penerjemah, yaitu
dengan menyertakan anotasi.
Williams dan Chesterman (2002) mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan
beranotasi adalah memberikan catatan pada
hasil terjemahan serta memberikan analisa
aspek kebahasaan dan pengambilan keputusan
terhadap masalah penerjemahan tersebut (hal.
7). Penerjemahan beranotasi bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran diri penerjemah ter-
hadap kualitas hasil terjemahannya dan juga
memaksimalkan teori dan strategi penerjemah-
an pada terjemahanya.
Masalah terjemahan yang paling rumit adalah
idiom karena tidak semua kamus menyajikan
maknanya. Contohnya adalah This child seems
resigned to just soldier on, placing one foot in
front of other, buffeted by the winds of fate
yang diterjemahkan menjadi Anak ini benar-
benar menyerah untuk melewati kesulitan
hidupnya, pasrah dan tidak berdaya oleh
terpaan nasib yang menderanya. Pertama,
frasa kata kerja soldier on karena frasa ini
merupakan satu kesatuan yang memi-liki
makna atau disebut kolokasi. Berdasarkan
definisi Kamus Besar Cambridge Advanced
Learners Dictionary arti kata soldier on
adalah to continue doing something although it
is difficult sehingga frasa ini tidak bisa
diterjemahkan secara harfiah. Kedua, frasa
kata kerja placing one foot in front of other
karena frasa ini merupakan sebuah ungkapan
yang artinya berbeda dengan arti harfiah
ungkapan tersebut atau disebut juga
idiom.Kolokasi dan idiom merupakan lexical
chunks atau lexical items maka teori yang
mendukung adalah stylistic appropriateness:
the choice of formal features and lexical items.
Penelitian juga bertujuan untuk mengembang-
kan teori dan strategi penerjemahan pada
buku-buku asing sehingga teori-teori tersebut
dapat diterapkan dalam proses penerjemahan.
Dengan demikian mahasiswa yang ingin me-
mahami dunia penerjemahan dapat memulai
penelitiannya sesuai konsep dan kaidah yang
sudah disusun dan dijelaskan secara terperinci.
Dengan harapan konsep dan kaidah yang ada
dapat dikembangkan lagi dalam konteks yang
lebih luas sehingga dapat memajukan dunia
penerjemahan di Indonesia.
PERUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas beberapa
permasalahan yaitu:
1. Bagaimana cara menganotasi teks yang
berupa kata, frasa, klausa dan kalimat
berdasarkan teori dan strategi penerjemah-
an?
2. Berapa presentase jumlah masing-masing
kategori kata, frasa, klausa dan kalimat
pada teks yang diterjemahkan?
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Penerjemahan
Dalam bukunya The Art of Translation,
Savory mengatakan bahwa penerjemahan
adalah mungkin dengan kesepadanan makna
terkandung di dalam dua bahasa yang berbeda
(dikutip dari Suryawinata dan Hariyanto, hal.
12). Berdasarkan definisi yang dijelaskan oleh
Savory, penerjemahan berarti kesepadanan
makna yang terkandung dalam bahasa sumber
dengan bahasa sasaran. Larson (1984)
mengatakan bahwa penerjemahan adalah pada
dasarnya perubahan bentuk. Maksudnya
bentuk atau struktur bahasa tidak dipertahan-
kan melainkan makna pada bahasa sumberlah
yang dipertahankan dalam bahasa sasaran.
Dalam menganalisa bahasa dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu surface structure dan deep
stucture. Surface structure merupakan bentuk
luar dari suatu bahasa atau yang kita kenal
dengan grammatical structure. Deep structure
merupakan bentuk terdalam dari suatu bahasa
atau yang kita kenal dengan meaning. Dalam
penerjemahan teks yang kita terjemahkan pun
memiliki makna dalam beberapa kasus.
Sehingga sulit untuk dicarikan kata yang
sepadan dengan bahasa sumbernya. Contohnya
kata yang berbentuk collocation (soldier on),
idiom (put one foot in front of other), sentence
heads (Do you mind if I), sentence tails (and
so on), sentence stems (It cant be helped),
polywords (of course, as well as), binomials
(odds and ends) dan trinomials (lock stock and
barrel), multiword verbs (run after, run out
of), and compounds (cash flow, check-in).
Beekman dan Callow (1974) mengatakan
bahwa penerjemahan kata dapat berupa (1) a
generic word with a descriptive phrase, (2) a
loan word (3) cultural substitute (dikutip dari
Larson hal.163). Culturalsubstitute dapat di-
gunakan jika kata yang diterjemahkan
merupakan ciri khas kebudayaan suatu
masyarakat tertentu dan tidak memiliki kata
yang sepadan maka boleh diterjemahkan
dengan kata yang kurang lebih menyerupai.
Contoh: Senjata tradisional masyarakat jawa
keris diterjemahkan menjadi dagger walaupun
tidak sama bentuknya minimal memiliki
kegunaan yang sama, yaitu untuk berperang.
Larson (1984) menjelaskan bahwa there are
kinds of meaning that may be either implicit or
explicit (hal. 38). Contoh: Sorry, my room is
like a hell kemudian diterjemahkan menjadi
Maaf, kamar saya berantakan.
Newmark (1981) mengatakan bahwa
translation is a craft consisting in the attempt
to replace a written message and/or statement
in one language by the same message and/or
statement in another language (hal.7).
Newmark memiliki pandangan yang sama
dengan Larson mengenai arti penerjemahan
tetapi Newmark tidak menjelaskan tahapan
penerjemahan secara detil. Larson (1984) men-
jelaskan bahwa translation is a process of
studying the lexicon, the grammatical
structure, and the communication situation of
the source language text, analyzing it in order
to determine the meaning, and then
reconstructing this same meaning using the
natural forms of the receptor language (hal.
153). Pada kesimpulannya, penerjemahan
memiliki beberapa tahap, yaitu mempelajari
kata, struktur bahasa dan situasi komunikasi
serta menganalisanya sehingga ditemukan arti
yang sepadan dengan bahasa sumber.
2. Prinsip Penerjemahan
Duff (1990) menjelaskan 6 prinsip pener-
jemahan:
1. Meaning. Penerjemahan harus sesuai
dengan arti dari bahasa sumber.
2. Form. Penambahan dan pengurangan
terhadap terjemahan dapat dilakukan
selama membuat terjemahan lebih
mendekati makna pada bahasa sumber.
3. Register. Ungkapan baku yang tidak
bisa diterjemahkan secara harfiah
tetapi menggunakan ungkapan baku
pada bahasa sasaran.
4. Source language influence. Pener-
jemahan tidak mengikuti pola atau
struktur kalimat dari bahasa sumber
tetapi diungkapkan kembali secara
alami dalam bahasa sasaran.
5. Style and clarity. Gaya bahasa
penulisan pada bahasa sumber
disesuaikan dengan gaya bahasa pada
bahasa sasaran.
6. Idiom. Tidak bisa diterjemahkan
secara harfiah tetapi dicari makna
yang sepadan dalam bahasa sasaran.
3. Strategi Penerjemahan
Penelitian ini menggunakan dua strategi pener-
jemahan oleh Williams dan Chesterman dan
Nida dan Taber:
1. Syntactic Startegy
a. Shifting the word-class
Teori ini dapat dikategorikan menjadi
4 subkategori, yaitu:
i. Structural Shifts merupakan suatu
bentuk pergeseran pada struktur
kata. Contoh: Subjek-Predikat-
Objek diterjemahkan menjadi
Predikat-Subjek-Objek biasanya
dalam bahasa Arab dan bukan
perubahan dari kalimat aktif ke
kalimat pasif. Contoh:
kataba l-waladu The boy
wrote.
Wrote boy
 ii. Class Shifts merupakan suatu
bentuk pergeseran pada kelas kata,
yaitu pergeseran dari kata sifat
menjadi kata benda atau kata sifat
menjadi kata kerja. Contoh: Kata
sifat medicinal diterjemahkan
menjadi kata benda obat pada
kalimat Some are just for sipping;
some are medicinal diterjemahkan
menjadi Sebagian teh digunakan
sebagai minuman; dan sebagian
lagi untuk obat.
iii. Unit Shifts or Rank Shifts adalah
pergeseran yang terjadi pada
tingkatan kata dari sebuah kata
menjadi frasa atau sebaliknya.
Contoh: Kata benda pediatrician
diterjemahkan menjadi dokter
spesialis anak pada kalimat A
pediatrician or family physician
who knows your child from birth
through an illness or two is a
wonderful backup in case of crisis
menjadiDokter spesialis anak
atau dokter keluarga yang
mengenal anak Anda dari sejak
lahir melalui satu penyakit atau
lebih adalah penolong terbaik
dalam kondisi darurat.
iv. Intra-system Shiftsadalah suatu
bentuk pergeseran yang terjadi
pada sistem kata sandang. Contoh:
kata benda jamak fruits diterje-
mahkan menjadi kata ulang buah-
buahan. Contoh: The natural
sugars in fruits make them very
good at disguising unpleasant
medicinal taste diterjemahkan
menjadi Gula alami yang berasal
dari buah-buahan membuat obat
menjadi lebih enak dibalik rasanya
yang pahit.
b. Changing the phrase, clause or
sentence structure merupakan suatu
strategi penejemahan dengan meng-
ubah frasa, struktur klausa atau
kalimat. Contoh: Kalimat pasif that
blood is caried through the body by
means of the arteries diterjemahkan
menjadi kalimat aktif darah mengalir
ke seluruh tubuh melalui arteri.
c. Adding or changing cohesion adalah
strategi penerjemahan yang mengubah
kata ganti benda atau kata yang
merujuk pada sesuatu selain orang.
Contoh: kata ganti jamak they
diterjemahkan menjadi kata ganti
tunggal terapi tersebut sehingga per-
geseran ini disebut juga intra-system
shifts. Kalimatnya But conventional
and natural therapies alike can seem
confusing and overwhelming, just
when they are needed most menjadi
Tetapi terapi konvensional dan alami
semacam itu dapat membingungkan
dan memusingkan di saat terapi
tersebut sangat dibutuhkan.
2. Semantic Strategy
a. Using hyponyms or superordinates
merupakan strategi penerjemahan
untuk merincikan atau mengeneralisasi
kata yang diterjemahkan. Strategi ini
jarang biasanya digunakan dalam
penerjemahan lisan. Contoh: objek sea
lions, sharks, starfish and dolphins
diterjemahkan menjadi berbagai
hewan air pada kalimat We went to
see sea lions, sharks, starfish and
dolphins at the Sea World menjadi
Kami melihat berbagai hewan air di
Sea World.
b. Altering the level of abstraction adalah
suatu strategi penerjemahan yang
banyak ditemukan pada dialog.
Contoh:
A: Are you coming with me now?
B: Sure, I am.
Diterjemahkan menjadi:
A: Kamu jadi ikut denganku sekarang?
B: Tentu.
Kalimat Sure, I am diterjemahkan
menjadi Tentu karena pembaca telah
mengetahui maksud pembicaraannya.
c. Redistributing the information over
more or fewer elements merupakan
 suatu strategi yang digunakan untuk
menambahkan informasi pada teks
yang diterjemahkan sehingga pembaca
mengetahui artinya secara eksplisit.
Contoh: Kata benda percussion dan
pulse-taking diterjemahkan menjadi
pemeriksaan perkusi dan denyut nadi
pada penggalan kalimat ... new
diagnostic methods were developed,
such as percussion and pulse-taking
menjadi ... beberapa metode diagnosa
baru dikembangkan, seperti pemerik-
saan perkusi dan denyut nadi.
3. Pragmatic Strategy
a. Naturalizing or exoticizing adalah
suatu strategi penerjemahan yang
digunakan jika arti yang tersedia di
kamus tidak ada yang sepadan dengan
teks yang diterjemahkan. Contoh:
kata kerja weaves diterjemahkan
menjadi berlangsung. Terdapat pada
penggalan kalimat The story of the
development of the conventinal
medicine science we know today
weaves through many centuries and
many cultures diterjemahkan menjadi
Sejarah perkembangan ilmu peng-
obatan konvensional yang kita kenal
saat ini berlangsung selama berabad-
abad dan beragam budaya.
b. Altering the level of explicitness
adalah suatu strategi penerjemahan
yang biasa digunakan dalam
penerjemahan lisan. Contoh:Kata
benda Benyamin diterjemahkan
menjadi seorang pelawak legendaris
pada penggalan kalimat Indonesia has
just lost another Benyamin ... menjadi
Indonesia baru saja kehilangan
seorang pelawak legendaris lagi ....
c. Adding or omitting information
adalah suatu strategi penerjemahan
yang digunakan untuk menambahkan
atau mengurangi informasi pada
bahasa sumber agar lebih alami.
Contoh: frasa kata keterangan with
clubs and paddle in their hands diter-
jemahkan menjadi dengan pentungan
dan dayung pada penggalan kalimat
berikut ... one of the boats being
asailed by the Indians in two or three
canoes, with clubs and paddle in their
hand ... menjadi salah satu dari
perahu kami diserang oleh perahu-
perahu sampan Indian yang diper-
senjatai dengan pentungan dan
dayung ....
4. Emphasis on stylistic appropriateness
a. The choice of oral or written mode
adalah pergeseran pada kalimat dari
kalimat langsung menjadi kalimat tak
langsung. Contoh:Amrin said, Lets
start the meeting now diterjemahkan
Amrin segera membuka pertemuan itu.
b. The role of sociolinguistic and
situational factor adalah suatu strategi
penerjemahan yang memperhatikan
kedudukan sosial atau status dalam
masyarakat. Contoh:
BSu: Photographs of my grandfather
in full Highland dress, though I
had long since established that
he was no more Scots than I was
BSa: Foto Kakekku berbusana tradi-
sional Skotlandia meskipun
telah lama aku mengetahui
bahwa beliau sama sekali orang
Skotlandia sama seperti diriku
Kata ganti he diterjemahkan menjadi
kata ganti beliau sebagai bentuk peng-
hormatan kepada orang yang lebih tua.
c. The selection of appropriate genre
and type of discourse merupakan
strategi penerjemahan yang memper-
hatikan tingkat usia pembacanya dan
juga tingkat pendidikannya.
d. Appropriate language varieties or
styles adalah suatu strategi penerje-
mahan yang mempengaruhi gaya
bahasa penulisan. Contoh: Kata ganti
it diterjemahkan menjadi partikel
penegas lah pada kalimat It was
Hippocrates who set the stage for the
scientific procedures of today diterje-
 mahkan menjadi Hipokrateslah yang
telah mempersiapkan prosedur ilmiah
saat ini.
e. The choice of formal features and
lexical items adalah suatu strategi
penerjemahan yang digunakan untuk
menganalisa teks yang mengandung
collocation, idiom, register, sentence
heads, sentence tails, sentence stems,
polywords, binomials dan trinomials,
multiword verbs and compounds.
Contoh: Frasa idiom the nuts and bolts
diterjemahkan menjadi rincian dasar
dan praktis pada kalimat The nuts and
bolts of Conventional and Natural
Treatment menjadi Rincian Dasar dan
Praktis Pengobatan Konvensional dan
Alami.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini membahas penerjemahan
beranotasi pada buku kesehatan Smart
Medicine for a Healthier Child yang ditulis
oleh pakar kesehatan Janet Zand, L.Ac., OMD,
Rachel Walton, RN, Bob Rountree, MD
dengan penerbit Avery Publishing Group
tahun 1994.
Sumber data
Penelitianini bersumber pada buku kesehtan
Smart Medicine for a Healthier Child dan
hasil terjemahan yang diterjemahkan sendiri
oleh peneliti.
Pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan berdasarkan tinjauan
pustaka dalam merumuskan teori dan strategi
penerjemahan serta pengelompokan dan per-
hitungan data dilihat dalam bentuk persentase
sehingga penelitian ini bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Melalui penelitian ini terkumpul 25
data yang sudah dikelompokan menjadi 5
kategori, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat dan
idiom.
Teknik analisis data
Penelitian ini menganalisa data beserta dengan
strategi dan teori penerjemahan.
PEMBAHASAN
Selama proses penerjemahan peneliti mencatat
25 data yang telah dianalisa dan dianotasi
menggunakan strategi dan teori penerjemahan.
Dalam pembahasan ini peneliti hanya
menampilkan masing-masing satu data untuk
setiap kategori.
Kata
BSu Airing your fears and concerns is
an important part of your parental
responsibility.
Bsa Mengutarakan ketakutan dan
perhatian Anda merupakan bagian
terpenting dari tanggung jawab
Anda sebagai orang tua.
Berdasarkan definisi kamus Advanced
English-Indonesian Dictionary kata benda
(atau gerund) airing memiliki beberapa
arti 1) menganginkan; 2) menyegarkan
dengan udara; 3) menyebarluaskan; 4)
menyiarkan melalui radio atau televisi; 5)
membawa berjalan-jalan. Jika kata kerja
airing diterjemahkan sesuai kamus maka
hasil terjemahan tidak masuk akal. Maka
kata airing diterjemahkan menjadi
mengutarakan.
Strategi Penerjemahan:
Pragmatic strategy yaitu menggunakan
strategi naturalizing karena arti yang
tersedia di kamus tidak tepat. Sehingga
kata airing diterjemahkan menjadi
mengutarakan.
Teori Penerjemahan:
1. Larson (1984) menjelaskan:
Idiomatic translations use the
natural forms of the receptor language,
both in the grammatical constructions
and in the choice of lexical items. A
truly idiomatic translation does not
sound like a translation. It sounds it
like written originally in the receptor
language. (hal.16)
2. Duff (1989) menjelaskan bahwathe
translation should reflect accurately
the meaning of the original text (hal.
10).
Frasa
BSu Galen (c. 130-200 A.D.), who was
known as the Great Physician,
added to the knowledge of
medicine and anatomy.
BSa Galen (130-200 M), yang dikenal
sebagai Tokoh Besar Kedokter-
an, mengembangkan ilmu
kedokteran dan anatomi.
Berdasarkan definisi kamus Advanced
English-Indonesian Dictionary kata added
berarti menambah. Kalimat Galen (c.
130-200 A.D.), who was known as the
Great Physician, added to the
knowledge of medicine and anatomy jika
diterjemahkan sesuai kamus Galen (130-
200 M), yang dikenal sebagai Tokoh
Besar Kedokteran, menambah ilmu
kedokteran dan anatomi maka akan
sangat ganjil hasil terjemahannya. Untuk
mencapai terjemahan yang idiomatik maka
kata added diterjemahkan menjadi
mengembangkan.
Strategi Penerjemahan:
Pragmatic strategy yaitu menggunakan
strategi naturalizing karena kata added
tidak memiliki padanan kata yang tepat
pada kamus Advanced English-Indonesian
Dictionary sehingga peneliti memutuskan
berdasarkan konteks kalimat untuk
menerjemahkan menjadi mengembang-
kan.
Teori Penerjemahan:
1. Larson (1984) menjelaskan:
Idiomatic translations use the
natural forms of the receptor language,
both in the grammatical constructions
and in the choice of lexical items. A
truly idiomatic translation does not
sound like a translation. It sounds it
like written originally in the receptor
language. (hal.16)
2. Duff (1989) menjelaskan bahwa the
translation should reflect accurately
the meaning of the original text (hal.
10).
Klausa
BSu For example, he is credited with
discovering that blood is carried
through the body by means of the
arteries.
(p.51)
BSa Sebagai contoh, dia mendapatkan
penghargaan dengan menemukan
bahwa darah mengalir ke
seluruh tubuh melalui arteri.
(p.51)
The passive construction carried
was translated into active construction in
the TL, mengalir . The literal
translation darah dibawa ke seluruh
tubuh does not sound natural. The
passive verb dibawa should be
changed into an active verb
mengalirso the translation would be
darah mengalir ke seluruh tubuh
melalui arteri.
Strategi Penerjemahan:
1. Pragmatic strategy yaitu menggunakan
strategi naturalizing karenakata kerjais
carried menurut definisi kamus berarti
dibawa tetapi hasil terjemahan menjadi
sangat ganjil. Maka peneliti menerje-
mahkan kata is carried menjadi
mengalir berdasarkan konteks
kalimat yang diterjemahkan.
2. Syntactic strategy yaitu menggunakan
strategi Changing Sentence Structure
dari kalimat pasif blood is carried
through the body by means of the
arteries menjadi kalimat aktifdarah
mengalir ke seluruh tubuh melalui
arteri.
Teori Penerjemahan:
1. Newmark (1981) mengatakan bahwa
normally, the translator should write
within his own idiolect or his
conception of the SL text authors,
always provided the text appears to be
written naturally (hal.128).
2. Larson (1984) mengatakan:
Idiomatic translations use the
natural forms of the receptor language,
both in the grammatical constructions
and in the choice of lexical items. A
truly idiomatic translation does not
sound like a translation. It sounds it
like written originally in the receptor
language. (hal.16)
3. Munday and Hatim (2001) mengutip
bahwa Catford stated that structural
shifts are the most common form of
shift and to involve mostly a shift in
grammatical structure , e.g. the
passive form blood is carried
through the body by means of the
arteries was translated into an active
form darah mengalir ke seluruh
tubuh melalui arteri (hal.61).
Kalimat
BSu If your child develops side effect,
call your doctor.
BSa Jika sakit berlanjut, hubungi dokter
Anda.
KalimatIf your child develops side effect,
call your doctor diterjemahkan secara
harfiah maka kalimatnya menjadiJika
anak Anda mengembangkan efek samping,
hubungi dokter Anda. Maka hasil
terjemahannya menjadi sangat ganjil
karena kalimat tersebut merupakan formal
features.Kalimat tersebut tidak bisa
diterjemahkan secara harfiah tetapi harus
dibedakan dengan teks lainnya.
Strategi Penerjemahan:
Emphasis on stylistic appropriatenessyaitu
dengan menggunakan strategi the choice of
formal features and lexical itemssehingga
kalimatIf your child develops side effect,
call your doctor diterjemahkan menjadi a
formal or fixed expression Jika sakit
berlanjut, hubungi dokter Anda.
Tranlation theory:
1. Duff (1989) mengatakan:
Languages often differ greatly in
their levels of formality in given
context (say business letter). To resolve
these differences, the translator must
distinguish between formal or fixed
expression and personal expression.
Contoh:
BSu: If your child develops side effect,
call your doctor.
BSa: Jika sakit berlanjut, hubungi
dokter Anda.
2. Larson (1984) mengatakan:
Idiomatic translations use the
natural forms of the receptor language,
both in the grammatical constructions
and in the choice of lexical items. A
truly idiomatic translation does not
sound like a translation. It sounds it
like written originally in the receptor
language. (hal.16)
Idiom
BSu It was Hippocrates who set the
stage for the scientific procedures
of today.
(p.49)
BSa Hipokrateslah yang mempersiap-
kan prosedur ilmiah saat ini.
(p.49)
Berdasarkan definisi kamusfrasa idiomset
the stage forberarti1) to prepare for
something; 2) to make something possible
and easy. Frasa set the stage for
diterjemahkan menjadi a non-idiomatic
translation or a plain prose translation
mempersiapkan. Sehingga hasil
terjemahannya menjadi Hipokrateslah
yang mempersiapkan prosedur ilmiah
saat ini.
Strategi Penerjemahan:
1. Emphasis on stylistic appropriateness
yaitu menggunakan strategithe choice
of formal features and lexical
itemsyaitu kata idiomset the stage
forditerjemahkan menjadia plain prose
translation mempersiapkan.
2. Syntactic strategy yaitu dengan
menggunakan strategi changing the
phrase yaitu frasa set the stage for
 diterjemahkan menjadi kata kerja
tunggal mempersiapkan.
Teori Penerjemahan:
1. Duff (1989) mengatakan bahwa,
Idiomatic expressions are notoriously
untranslatable. If the expression
cannot be directly translated use a
non-idiomatic word or a plain prose
translation. (hal. 11)
For example:
The idiomatic expression set the
stage for was translated into a
plain prose translation
mempersiapkan .
2. Larson (1984)mengatakan:
The same translation principles apply
for idioms as for other figures of
speech. Sometimes it will be necessary
to translate with a nonfigurative
expression, but sometimes a good
receptor language idiom may be used.
The translator needs to learn to
recognize the idioms and other figures
of speech of the source text. The real
danger comes in translating an idiom
literally, since the result will usually be
nonsense in the receptor language.
(hal.116)
3. Munday and Hatim (2001) mengutip
Catford stated that unit shifts or rank
shifts: these are shifts where the
translation equivalent in the TL is at a
different rank to the SL, contoh frasa
set the stage for diterjemahkan
menjadi mempersiapkan (hal.61).
Hasil penelitian
Idioms,
4, 16%
Sentences,
2, 8%
Words, 13,
52%
Clauses,
3, 12%
Phrases, 3,
12%
KESIMPULAN
Penelitian ini telah membahas 17 strategi
penerjemahan secara terperinci beserta dengan
teori pendukung dan contohnya. Berdasarkan
hasil penelitian dan penerjemahan sebanyank
15.000 kata, terkumpulah 25 data yang telah
dianalisa dan dikelompokan menjadi 52%
kata, 12% frasa, 12% klausa, 2,8% kalimat dan
16% idiom.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et. al. 2003.Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT BalaiPustaka.
Baker, Mona. 1992. In other Words: a
Course Book on Translation. USA
and Canada: Routledge.
__________.2001. Routledge
Encyclopedia of Translation
Studies.USA and Canada:
Ruotledge.
Campbell, Stuart. 1998. Translation into
the Second Language. New York:
Addition Wesley Longman
Limited.
Chaer, Abdul. 2006. Tata
BahasaPraktisBahasa Indonesia.
Jakarta: PT RinekaCipta.
Corbeil, Jean-Claude, Ariane
Archambault. 1987. Kamus Visual/
Visual Dictionary. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Crowther, Jonathan. 1995. Oxford
Advanced Learners Dictionary.
UK: Oxford University Press.
Culpeper, Nicholas MD. 1835. The
Complete Herbal. London: Thomas
Kelly, 17, Paternoster Row.
Dewi, Haru Deliana. 2006. Penerjemahan
Beranotasi Cats: Pocket Reference.
Depok: University of Indonesia.
Duff, Alan. 1994. Translation: Resource
Book for Teachers. Oxford
University Press, USA.
Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Frank, Marcella. 1972. Modern English: a
practical reference guide. New
Jersey: Prentice-Hall.
Haryono, Daniel. 2009. Kamus Besar Stevens, Allan M., A Ed. Schmidgall-
Bahasa Indonesia Edisi Baru. Tellings. 2008. A Comprehensive
Jakarta: PT Media Pustaka Indonesian-English Dictionary.
Phoenix. Jakarta: Mizan Media Utama.
Hatim, Basil. 2001. Teaching and Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Researching Translation. Pearson 1988. Jakarta: Perum Balai
Education Limited. Pustaka.
Jacobs, Roderick A. English Syntax: A Tjay, Drs. Tan Hoan, Drs. Kirana
Grammar for English Language Rahardja. 2008. Obat-Obat
Professionals. Oxford University Penting: khasiat, penggunaan dan
Press, USA. efek-efek sampingnya. Jakarta: PT
Kamus Pertanian Umum. 2008. Jakarta: Gramedia.
Penebar Swadaya. Wehmeier, Sally.2000. Oxford Advanced
Larson, Mildred L. 1984. Meaning-Based Learners Dictionary. UK: Oxford
Translation: A guide to cross- University Press.
language equivalence. Lanham:
University Press of America.
Lester, James D., James D. Lester Jr. 2003.
Principles of Writing Research
Papers. Pearson education, Inc.
Longman Dictionary of English Language
and Culture. 1992. Essex:
Longman Group UK Limited.
Machali, Ruchayah. 2000. Pedoman Bagi
Penejemah. Jakarta: Penerbit PT
Grasindo.
Marcovitch, Dr Harvey. 2005. Blacks
Medical Dictionary. London: A &
C Black Publisher.
Munday, Jeremy. 2001. Introducing
Translation Studies: theories and
application. New York: Routledge.
Newmark, Peter. 1984. Approaches to
Translation. Oxford: Pergamon
Press.
Nida, Eugene A. and Charles R. Taber.
1982. The Theory and Practice of
Translation. Netherlands.
Pusat Bahasa Departmen Pendidikan
Nasional. 2001. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (edisi ketiga).
Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Purwanto, Andri. 2005. Analysis on the
Translation of Islamic Terms from
Arabic into English. Unpublished
thesis. Gunadarma University.
Salim, Peter. 2001. Advanced English-
Indonesian Dictionary. Jakarta:
Modern English Press.