You are on page 1of 6

Jurnal Littri 15(2), Juni 2009. Hlm. 60 65 JURNAL LITTRI VOL. 15 NO.

2, JUNI 2009 : 60 - 65
ISSN 0853 - 8212

VARIASI KETAHANAN GENOTIPE KENAF (Hibiscus cannabinus L.)


TERHADAP NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne incognita)

UNTUNG SETYO-BUDI, SUDJINDRO, dan R. D. PURWATI

Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat


Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199 Malang

(Terima tgl. 14/2/2008 Terbit tgl. 2/4/2009)

ABSTRAK need resistant gene from other species (H. radiatus) to be transfered to H.
cannabinus by interspecific hybridization. The objective of this research
Nematoda puru akar (Meloidogyne sp.) merupakan penyakit yang was to obtain genetic variability of kenaf resistance to Meloidogyne
tergolong penting dan banyak menyerang pertanaman kenaf di lahan incognita attact. Interspecific hybridization between H. cannabinus and H.
pengembangan maupun pembenihan, sehingga banyak menimbulkan radiatus was conducted at KP Karangploso, Malang in 2002. Meanwhile,
kerugian bagi petani karena terjadi penurunan produktivitasnya. Tanaman evaluation of F1 lines and their parents to M. incognita resistance was
kenaf (H. cannabinus) umumnya tidak tahan nematoda, namun kerabat conducted at Kendalrejo, Blitar on February to August 2003. In this area,
dekat kenaf dari jenis liar seperti H. radiatus (radiatus) diketahui the type of soil is medium fertile-light-sandy soil containing high densities
mengandung gen ketahanan terhadap nematoda. Persilangan inter spesifik of root-knot nematode larvae. Five sets of F1 resulted from hybridization
antara kenaf dan radiatus yang beda spesies, diharapkan akan dapat between H. canabinus and H. radiatus and their parents were planted in a
mentransfer gen ketahanan dari radiatus ke kenaf, sehingga diperoleh row method without replication. Subsequently, these seeds were used as
varietas unggul kenaf yang tahan nematoda. Tujuan penelitian ini adalah the materials in this study. The observation and evaluation of these larvae
untuk mengetahui variabilitas genetik sifat ketahanan tanaman kenaf was performed at the Phytopathology Laboratory of the Indonesian
terhadap serangan M. incognita pada F1 dibandingkan dengan kedua Tobacco and Fiber Crops Research Institute, Malang. The preliminary
tetuanya. Kegiatan persilangan interspesifik antara kenaf (H. cannabinus) result showed that the average of the initial population was 96 larvae per
dan radiatus (H. radiatus) dilakukan di KP. Karangploso Malang pada 100 ml of soil, which is categorized as a very high larvae content.
Tahun 2002, sedangkan uji ketahanan nematoda puru akar (M. incognita) Furthermore, the identification to the adult female larvae (perennial pattern
terhadap keturunan dan kedua tetuanya dilaksanakan di Desa Kendalrejo, method) showed that the root-knot nematode found in the location is
Kabupaten Blitar pada bulan Februari s/d Agustus 2003. Pengujian characterized as M. incognita. Parameters observed were total number of
ketahanan di lapang dilakukan menggunakan metode baris tanpa ulangan gall per plant, degree of root damage, and populations of M. incognita
pada jarak tanam 20 x 20 cm, dengan perlakuan terdiri dari lima set hasil larvae in the soil as a R-factor (R = larvae reproduction). The degree of
persilangan dan kedua tetuanya yakni 20 populasi F1, 20 populasi P1 dan resistance to M. incognita are analyzed according to Zeck method using
20 populasi P2, dengan masing-masing populasi 20 tanaman. Hasil uji root damage index. Results of this research are : all F1 from five
tanah di laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata kandungan larva M. interspesific hybridization between KR 6 x Kal II, KR 11 x Kal II, KR 12
incognita (sebagai populasi awal) adalah sebesar 96 ekor/100 ml tanah x Kal II, Hc G-1 x Kal II, and Hc G-51 x Kal II are still more sucseptible
dan dikategorikan sangat tinggi. Sedangkan hasil identifikasi sidik pantat compared to their male parent (Kal II) which is resistant to root-knot
(berdasarkan perenial patternnya) terhadap larva betina dewasa diketahui nematode.
bahwa jenis nematoda di lokasi penelitian adalah dari spesies Meloidogyne
incognita. Pengamatan dan perhitungan larva M. incognita dilakukan di Key words : Hibiscus cannabinus L., interspecific, genetic variability,
Laboratarium Hama dan Penyakit Balittas, Malang. Pengamatan dilakukan resistance, Meloidogyne incognita
terhadap jumlah puru akar per tanaman, kerusakan akar tanaman, dan
populasi larva M. incognita dalam tanah sebagai faktor R (R = reproduksi
larva). Untuk menggolong-golongkan tingkat ketahanan terhadap M. PENDAHULUAN
incognita digunakan metode Zeck melalui indeks kerusakan akar. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa, semua keturunan F1 dari 5
persilangan interspesifik antara KR 6 x Kal II, KR 11 x Kal II, KR 12 x
Kal II, Hc G-1 x Kal II, dan Hc G-51 x Kal II tidak ada yang tahan Nematoda puru akar (Meloidogyne sp.), merupakan
terhadap serangan M. incognita. Nilai ketahanan genotipe F1 terletak di penyakit yang tergolong penting dan banyak menyerang
antara tetua jantan (Kal II/ radiatus) yang tahan dan tetua betina (kenaf) pertanaman kenaf di lahan pengembangan maupun
yang sangat rentan.
pembenihan, sehingga banyak menimbulkan kerugian bagi
Kata kunci : Hibiscus cannabinus L., interspesifik, variabilitas genetik, petani karena terjadi penurunan produktivitasnya.
ketahanan, Meloidogyne incognita
ADEGBITE et al. (2005) menyatakan hal senada bahwa
ABSTRACT tanaman kenaf yang umumnya rentan, sering terserang
Resistance variability of kenaf (Hibiscus cannabinus L.) nematoda puru akar (NPA) dari jenis M. arenaria, M.
genotypes to root-knot nematode (Meloidogyne incognita javanica atau M. incognita. Gejala yang paling menyolok
L.) adalah adanya benjolan atau puru pada akar tanaman.
Kehilangan hasil pada tanaman kenaf mencapai 19%
Root Knot Nematode (Meloidogyne incognita) is an important bahkan lebih bila serangannya berat, dan apabila ber-
disease on kenaf plantation in the development area and its nursery. This
condition generates reduce of productivity and loss of farmers income. asosiasi dengan Fusarium spp., kerugian hasil kenaf bisa
Kenaf plants are generally not resistant to nematode infestation, so they mencapai 100%. Pengendalian NPA adalah dengan cara

60
UNTUNG SETYO-B UDI et al.: Variasi ketahanan genotipe kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne incognita)

fumigasi atau penggunaan nematisida. Namun cara tersebut larva M. incognita (sebagai populasi awal) adalah sebesar
dirasa mahal karena harus dilakukan secara periodik, serta 96 ekor/100 ml tanah dan dikategorikan sangat tinggi.
tidak ramah lingkungan, terutama bagi manusia, binatang Sedangkan hasil identifikasi sidik pantat (berdasarkan
dan lingkungan (BURROWS dan JONES, 1993). Varietas perenial patternnya) terhadap larva betina dewasa diketahui
tahan hasil pemuliaan dapat dipergunakan sebagai cara bahwa jenis NPA di lokasi penelitian adalah M. incognita.
pengendalian yang paling aman dan ekonomis untuk Bahan tanaman berupa lima set hasil persilangan
menanggulangi penyakit ini. Namun begitu, ketersediaan dengan masing-masing set 60 populasi (20 F1 + 20 P1 + 20
sumber genetik ketahanan untuk penyakit ini merupakan P2) dan masing-masing populasi terdiri dari 20 benih.
syarat mutlak. THOMAS dan WHELAN (1991) menyatakan Benih ditanam dengan metode baris tanpa ulangan dengan
bahwa adanya sumber gen ketahanan dari jenis tanaman jarak tanam dalam baris 20 x 20 cm, 1-3 benih per lubang.
untuk perakitan varietas tahan terhadap suatu penyakit Penyulaman dilakukan pada 7 HST, sedangkan penjarangan
merupakan hal yang sangat penting. tanaman (untuk P1 dan P2) dilakukan pada 15 HST dengan
Pada umumnya tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus menyisakan 1 tanaman per lubang. Pemupukan dilakukan
L.) tidak tahan penyakit NPA. Namun, kerabat dekat kenaf dengan dosis 200 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl per
dari jenis liar seperti H. radiatus (radiatus) diketahui ha, diberikan dua kali, yaitu sebanyak sepertiga bagian urea
mengandung gen ketahanan terhadap NPA (DAS, 1995). + semua dosis SP-36 dan KCl pada 7-10 HST, sedangkan
ADEGBITE et al. (2005) dan SETYO-BUDI et al. (2005) juga sisanya sebanyak dua-pertiga bagian urea diberikan pada 30
telah membuktikan dengan penelitian, bahwa tanaman HST. Penyiraman, pengendalian gulma dan hama/penyakit
kenaf umumnya tidak tahan terhadap serangan NPA, dilakukan sesuai dengan keadaan di lapang, tanpa perla-
sedangkan H. radiatus dan H. asetosela tahan dan cukup kuan nematisida.
baik sebagai donor sifat ketahanan NPA. Persilangan beda Untuk mengetahui perkembangan larva M.
spesies (interspesifik) antara kenaf (2n=2x=36) sebagai incognita dan tingkat ketahanan tanaman kenaf hingga
resipien dengan radiatus (2n=4x=72) sebagai donor dewasa, maka dilakukan pengamatan setiap bulan sekali
ketahanan M. incognita, diharapkan dapat menghasilkan yakni pada : 45, 75, dan 105 HST yaitu terhadap : indeks
varietas unggul kenaf yang toleran terhadap M. incognita. puru, jumlah larva M. incognita dalam tanah dan dalam
Pada Tahun 2002 telah dilakukan persilangan akar, dan faktor reproduksi (faktor R) larva. Untuk
interspesifik antara kenaf dengan radiatus dan diperoleh mengetahui dan menggolong-golongkan tingkat ketahanan
benih F1 yang fertil. Sebanyak 20 populasi genotipa F1 tanaman terhadap serangan NPA dipergunakan metode
yang diharapkan mengandung gen ketahanan terhadap M. ZECK (1971). Sedangkan untuk mengetahui factor
incognita perlu dilihat ketahanannya dengan mengikut- reproduksi (R) larva digunakan metode CANTO-SAENZ
sertakan kedua tetuanya (P1 dan P2) melalui uji ketahanan (1985) dan SASSER et al. (1984), seperti yang telah
terhadap serangan M. incognita. Tujuan penelitian ini dilakukan oleh ADEGBITE et al. (2005) dan juga
adalah untuk mengetahui variabilitas genetik sifat DALMADIO et al. (1998), dengan rumus :
ketahanan tanaman kenaf F1 terhadap serangan M. Pf
incognita. Faktor R=
dimana : Pi
BAHAN DAN METODE R = faktor reproduksi larva M. incognita dalam tanah
Pf = populasi larva terakhir, dan
Pi = populasi larva awal;
Persilangan interspesifik antara kenaf (Hibiscus
cannabinus) sebagai tetua potensial dengan radiatus (H.
radiatus) sebagai tetua tahan dilakukan di Kebun Percobaan Skoring/indeks kerusakan akar berdasarkan ZECK (1971),
Karangploso, Malang pada Tahun 2002 dan mendapatkan adalah sbb :
keturunan F1 yang fertil. Pengujian ketahanan keturunan 0 : akar sehat, tidak ada infestasi larva M. incognita
dan kedua tetuanya terhadap M. incognita dilaksanakan di 1 : ada sedikit sekali puru kecil-kecil, dan dapat dilihat
Desa Kendalrejo, Kabupaten Blitar pada bulan Februari s/d dengan pengamatan lebih teliti
Agustus 2003 pada jenis tanah berpasir dengan kandungan 2 : ada puru kecil seperti pada 1, tetapi lebih banyak
larva M. incognita sangat tinggi. Untuk mengetahui dan mudah diamati
populasi awal nematoda puru akar dalam tanah dilakukan 3 : banyak puru kecil, dan akar masih berkembang serta
dengan cara menghitung populasi larvanya sebelum tanam. berfungsi dengan baik
Penyanderaan dan penghitungan larva menggunakan 4 : banyak puru kecil dan puru besar mulai terbentuk,
metode sentrifugasi BARKER (1985), yang dilakukan di tetapi fungsi akar masih baik
laboratorium Hama dan Penyakit Balittas, Malang. Hasil uji 5 : terdapat bayak puru kecil dan cukup banyak puru
di laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata kandungan besar. Sekitar 25% akar berpuru dan tidak berfungsi
6 : sekitar 50% akar berpuru dan tidak berfungsi

61
JURNAL LITTRI VOL. 15 NO. 2, JUNI 2009 : 60 - 65

7 : sekitar 75% sistem perakaran berpuru dan tidak hasil uji sebelumnya (SETYO-BUDI et al., 2005), sedangkan
berfungsi kelima tetua betina (kenaf) termasuk rentan sampai sangat
8 : seluruh perakaran berpuru dan rusak berat, rentan. Demikian juga dengan generasi F1 dari lima set
pengangkutan hara terhenti, tanaman mulai layu persilangannya dapat diklasifikasikan rentan sampai sangat
9 : seluruh perakaran rusak berat, mulai busuk dan rentan berdasarkan klasifikasi tingkat ketahanan pada Tabel
tanaman layu berat 1.
10 : seluruh perakaran membusuk dan tanaman mati

Hasil skoring kemudian diklasifikasikan sebagai Faktor R (reproduksi larva) dalam tanah
tingkat ketahanan berdasarkan metode Zeck seperti pada
Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap faktor R disajikan pada
Tabel 3. Faktor R (reproduksi larva) merupakan cerminan
HASIL DAN PEMBAHASAN perkembangbiakan larva M. incognita dalam tanah dimana
tanaman inang tumbuh. Apabila nilai R < 1, artinya larva
M. incognita kurang berkembang atau bahkan tidak dapat
Hasil berkembang, sebaliknya bila nilai R > 1, maka dapat
dipastikan bahwa larva M. incognita berkembang biak.
Cepat lambatnya, besar kecilnya reproduksi larva tergan-
Respon tanaman terhadap serangan M. incognita tung dari ketahanan tanaman inangnya.
Dari nilai faktor R tersebut, dapat dikatakan bahwa
Hasil pengujian menunjukkan bahwa respon Kal II sebagai induk jantan memiliki kemampuan menahan
tanaman tetua kenaf (P2) dan radiatus (P1) serta laju reproduksi larva M. incognita menjadi lebih lambat
keturunannya (F1) terhadap serangan M. incognita berbeda- (toleran) dibandingkan dengan kelima induk betinanya
beda tergantung dari tingkat ketahanannya. Kriteria (kenaf : KR6, KR 11, KR 12, Hc G1, dan Hc G51) dan
ketahanan tetua dan keturunannya didasarkan pada tingkat keturunan F1-nya yang cenderung lebih cepat. Sifat tahan
kerusakan akar dengan metode ZECK (1971) seperti pada Kal II tersebut mulai terlihat pada umur tanaman 45 HST
Tabel 2. Sebagai pendukung diamati pula faktor R dimana nilai indeks kerusakan akar dan faktor R-nya kecil.
(reproduksi) pada umur tanaman 45, 75, dan 105 HST Dengan bertambahnya umur tanaman yakni pada 75 HST
seperti pada Tabel 3. faktor R-nya meningkat, namun kemudian pada 105 HST
Berdasarkan nilai kerusakan akar pada Tabel 2, terjadi penurunan (Tabel 3). Hal tersebut sejalan dengan
terdapat variabilitas sifat ketahanan yang cukup tinggi kerusakan akar yang ditimbulkannya (Tabel 2).
diantara tanaman yang diuji. Dari tabel tersebut terlihat
bahwa tetua betina Kal II (H. radiatus) masih terlihat Pembahasan
sebagai tetua yang tahan dari awal sampai dengan umur
tanaman 105 HST, walau masih terserang nematoda M.
incognita. Di lain pihak, berdasarkan indeks kerusakan akar Dilihat dari kriteria ketahanannya, kelima tetua
lima tetua (kenaf : KR6, KR 11, KR 12, Hc G1, dan Hc betina kenaf yakni KR 6, KR 11, KR 12, Hc G-1, dan Hc
G51) memperlihatkan adanya penurunan tingkat ketahanan G-51 dapat dinyatakan bersifat sangat rentan terhadap
yang drastis hingga menjadi sangat rentan. Demikian juga serangan M. incognita. Hal tersebut sesuai dengan hasil
yang terjadi pada kelima keturunan F1-nya, yang juga penelitian SETYO-BUDI et al. (2005). Sifat sangat rentan
terjadi peningkatan nilai indeks kerusakan akarnya (Tabel juga diperlihatkan oleh keturunan F1-nya yang dapat dilihat
2). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kal II sebagai dari nilai indeks kerusakan akar dan faktor R yang
tetua jantan masih merupakan aksesi yang tahan seperti meningkat sangat drastis. Lain halnya dengan tetua jantan

Tabel 1. Klasifikasi derajat ketahanan tanaman terhadap M. incognita (Zeck, 1971)


Table 1. Classification for degree of plant resistance to M. incognita (Zeck, 1971)
Kode Kategori Skoring kerusakan akar
Code Category Root damages scoring
45 HST DAP 75 HST DAP 105 HST DAP
ST (HR) Sangat tahan Highly resistant 0,00 0,00 0,00
T (R) Tahan Resistant 0,10 1,99 0,1 3,00 0,1 4,50
AR (MS) Agak rentan Medium susceptible 2,00 2,99 3,01- 4,00 4,51 5,50
R (S) Rentan Susceptible 3,00 4,50 4,01 5,50 5,51 6,50
SR (HS) Sangat rentan Highly susceptible > 4,5 > 5,50 > 6,50

62
UNTUNG SETYO-B UDI et al.: Variasi ketahanan genotipe kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne incognita)

Tabel 2. Kerusakan akar dan kriteria ketahanan tetua (P1 dan P2) dan keturunannya (F1) terhadap M. incognita
Table 2. Root damage and resistance levels of parents (P1 and P2) and progenies (F1) to M. incognita
45 HST DAP 75 HST DAP 105 HST DAP
Indeks Kriteria Indeks Kriteria Indeks Kriteria
Aksesi
kerusakan akar ketahanan kerusakan akar ketahanan kerusakan akar ketahanan
Accession
Root damage Resistant levels Root damage Resistant levels Root damage Resistant levels
index index index
H. radiatus (P1) :
Kal II () 1,14 TR 2,66 TR 3,62 TR

H. cannabinus (P2) ()
KR 6 4,50 R S 7,71 SR HS 9,23 SR HS
KR 11 4,49 R S 8,19 SR HS 9,33 SR HS
KR 12 5,71 SR HS 8,14 SR HS 9,70 SR HS
Hc G1 5,19 SR HS 7,94 SR HS 9,37 SR HS
Hc G51 5,42 SR HS 8,45 SR HS 8,95 SR HS
F1 (KR6 x Kal II) 1,64 T R 7,00 SR HS 9,02 SR HS
F1 (KR11 x Kal II) 2,58 AR MS 6,82 SR HS 8,09 SR HS
F1 (KR12 x Kal II) 3,02 R S 6,09 SR HS 9,17 SR HS
F1 (Hc G1 x Kal II) 3,13 R S 6,19 SR HS 8,73 SR HS
F1 (Hc G51x Kal II) 3,34 R S 6,80 SR HS 8,51 SR HS

Keterangan : ST HR = Sangat tahan Highly resistant TR = Tahan Resistant


Note : AR MS = Agak rentan Medium susceptible R S = Rentan Susceptible
SR HS = Sangat rentan Highly susceptible

Tabel 3. Pengaruh serangan M. incognita terhadap faktor R pori dan ukuran partikel yang sesuai/baik, aerasi yang
Table 3. Influence of M. incognita attack to R factors berlimpah dan drainase yang dapat mencapai kapasitas
45 HST 75 HST 105 HST lapang secara lebih cepat (SOEKARTO, 1987). Hasil
Aksesi DAP DAP DAP penelitian GRIFFIN dan JENSEN (1997) tentang pengaruh
Accession Faktor R Faktor R Faktor R suhu terhadap serangan M. halpha dan M. chitwoodi pada
R factor R factor R factor
tanaman legum membuktikan bahwa suhu sangat ber-
H. radiatus (P1) : pengaruh nyata pada daya patologi nematoda tersebut. Suhu
Kal II () 0,39 2,88 2,72 serangan paling tinggi terjadi pada temperatur 250 - 300C.
H. cannabinus (P2) () Sementara itu ADEGBITE et al. (2005) menyatakan bahwa
KR 6 1,38 13,65 22,60 tanah berpasir merupakan tempat yang paling disukai larva
KR 11 0,49 5,24 8,16 M. incognita.
KR 12 1,18 10,23 18,94
Hc G1 1,84 19,08 8,74 Ketahanan aksesi Kal II terhadap M. incognita di
Hc G51 0,62 10,29 7,20 atas diharapkan akan diwariskan pada keturunan hasil
F1 (KR6 x Kal II) 0,52 22,99 26,26 persilangan dengan galur/varietas potensial, walau belum
F1 (KR11 x Kal II) 0,24 2,76 8,94
F1 (KR12 x Kal II) 0,63 7,05 11,94 muncul secara signifikan pada generasi F1-nya namun
F1 (Hc G1 x Kal II) 0,92 9,84 5,47 diharapkan akan muncul pada generasi berikutnya. Ada
F1 (Hc G51x Kal II) 0,41 5,51 4,40 beberapa pendapat mengapa sesuatu tanaman bisa disebut
tahan. JENKINS et al. (1995) mengemukakan bahwa infeksi
akar kapas oleh M. incognita menyebabkan terbentuknya
radiatus (Kal II) yang besifat tahan, walau masih terserang terpenoid aldehide di stele endodermis akar kapas yang
larva M. incognita. Dari hasil penelitian SETYO-BUDI et al. terinfeksi. Diketahui bahwa pada tanaman yang tahan,
(2005) di polybag di rumah kasa dengan perlakuan infeksi pembentukan zat tersebut lebih cepat dibandingkan dengan
awal sebanyak 40 larva/100 g tanah, aksesi Kal II ini yang rentan. Melalui uji invitro-bioessay, diketahui bahwa
sedikit sekali ada puru akarnya, namun uji di lapang saat ini terpenoid aldehid tersebut adalah toksik terhadap
terlihat lebih banyak jumlah puru akarnya. Selain populasi Meloidogyne sp. LUC et al. (1995) menerangkan bahwa
larva awal yang sangat tinggi (96 ekor/100 g tanah), sifat tahan terhadap nematoda karena tanaman dapat
terserangnya Kal II yang sebenarnya tahan, kemungkinan menghasilkan subtansi yang dapat menetralkan terbentuk-
disebabkan oleh keadaan lingkungan yang sangat men- nya sel raksasa (giant cell) sebagai ketahanan aktif, atau
dukung tingkat virulensi larva M. incognita. Lingkungan melalui ketahanan pasif setelah terinfeksi larva yakni
dimaksud bisa berupa : struktur tanah, suhu, dan kelem- dengan menggagalkan masuknya larva nematoda ke dalam
bapan tanah. Tanah berpasir pada lokasi penelitian ini akar. Tanaman tahan sebetulnya masih bisa terserang larva
merupakan daerah yang paling disenangi larva M incognita nematoda walau jumlahnya sedikit, tetapi tanaman yang
dan memiliki daya rusak yang tinggi, karena memiliki bersangkutan akan segera merespon dengan menghambat
karakteristik seperti : film air tanahnya yang tipis, diameter perkembangan larva sehingga jumlahnya sedikit (tidak

63
JURNAL LITTRI VOL. 15 NO. 2, JUNI 2009 : 60 - 65

berbahaya) bahkan tidak bisa berkembang sama sekali. KESIMPULAN


JUNG dan WYSS (1999) menyimpulkan bahwa sifat tahan
terhadap nematoda tidak berarti dapat menahan invasi larva
nematoda dalam akar, tetapi justru setelah ada intervensi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, semua
larva di dalam akar, maka akan terjadi pembatasan induksi keturunan F1 dari 5 persilangan interspesifik antara KR 6 x
makanan (feeding site) untuk larva, atau terjadinya Kal II, KR 11 x Kal II, KR 12 x Kal II, Hc G-1 x Kal II
penghancuran pembentukan struktur makanan (feeding dan Hc G-51 x Kal II tidak ada yang tahan terhadap
structures) pada awal perkembangan larva sehinga larva serangan M. incognita. Nilai ketahanan genotipe F1 terletak
tidak berkembang atau mati karena tidak bisa makan. diantara tetua jantan (Kal II/radiatus) yang tahan dan tetua
Bila dikaji lebih mendalam untuk F1 hasil per- betina (kenaf) yang sangat rentan.
silangan pada Tabel 2, terlihat bahwa F1 (KR 6 x Kal II)
dan F1 (KR 11 x Kal II) awalnya masing-masing bersifat DAFTAR PUSTAKA
tahan dan agak rentan pada 45 HST tetapi menurun pada 75
HST dan 105 HST. Sedangkan tiga F1 yang lainnya
berawal dari rentan pada 45 HST dan menurun menjadi ABADI, A. LATIF. 2000. Ketahanan tumbuhan terhadap
sangat rentan pada 75 HST dan 105 HST. Hal tersebut penyakit. Fak. Pertanian. Universitas Brawijaya,
dapat dikatakan bahwa, faktor genetik yang dibawa masing- Malang. 135 hal.
masing tetua memiliki sifat dan kekuatan tersendiri pada ADEGBITE, A.A., G.O. AGBAJE, M.O. AKANDE, N.A. AMUSA, J.A.
keturunannya. Pemunculan sifat tersebut didukung pula ADENTUMBI, and O.O. EDEYEYE. 2005. Expression
oleh berperannya pengaruh lingkungan tumbuhnya. of resistance to Meloidogyne incognita in kenaf
Pemunculan sifat dari lima set persilangan tunggal (single cultivars (Hibiscus cannabinus) under field
cross) antara 5 aksesi kenaf dengan Kal II (radiatus) yang conditions. World Journal of Agriculture Sciences
menghasilkan respon berbeda-beda terhadap serangan M. 1(1):14-17.
incognita, itu dapat dimengerti karena sumber gen dari BARKER, K.R. 1985. Nematode extraction and bioassays. In
tetua yang berbeda akan menampilkan keturunan yang Barker, K.R, C.C. Carter, and J.N. Sasser (ed) An
berbeda pula. Sedangkan penurunan sifat ketahanan advanced treatrise on Melodogyne methodology.
individu tanaman terhadap serangan penyakit menurut North Carolina State University Graphics. Raleigh,
ABADI (2000) dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu North Carolina. Vol. II : 19-25.
ketahanan tanaman inang, tingkat virulensi penyakit, dan BURROWS, P.R. and M.G.K. JONES. 1993. Cellular and
lingkungan yang mendukung. molecular approaches to the control of plant
Persilangan interspesifik antara H. radiatus x H. parasitic nematodes. In : Evans K , K. Trudgill, D.L.
cannabinus untuk mentransfer gen ketahanan ini ternyata Webster, J.M. (eds). Plant parasitic nematodes in
cukup berhasil mendapatkan keturunan F1 yang mewarisi temperatures agriculture. CAB. International. UK.
karakter atau sifat tahan dari induk jantannya (H. radiatus). CANTO-SAENZ., M. 1985. The nature of resistance to
Hal tersebut tercermin dari hasil pengamatan terhadap Meloidogyne incognita (Cofoid and White, 1919)
faktor R dan kerusakan akarnya yang memiliki nilai (sifat) Chitwood. 1949. p.225-231. In Sasser, J.N. and
di antara kedua induknya. F1 (KR 6 x Kal II) dan F1 (KR C.C. Carter (eds) Advanced treatrise on Melodogyne
11 x Kal II) yang tahan pada 45 HST serta F1 (KR 12 x Kal vol. I : Biology and control. Raleigh : North
II), F1 (Hc G-1 x Kal II) dan F1 (Hc G-51 x Kal II) yang Carolina State University Graphics.
rentan pada 45 HST semuanya memiliki nilai yang berada DALMADIO, G., H. A. BAGUS, SUPRIYONO, dan A. RACHMAN
diantara nilai kedua induknya. Pada umur tanaman lebih SK. 1998. Tingkat ketahanan beberapa aksesi
lanjut (75 HST dan 105 HST) meski nilai ketahanannya tembakau terhadap nematoda puru akar (Nematoda
menurun menjadi sangat rentan, tetapi hasil pengamatan incognita) (Cofaid and White) Chitwood. Jurnal
membuktikan bahwa nilai parameter-parameter di atas Littri. III(5): 163-168.
masih terletak diantara nilai kedua induknya. Dengan DAS, SHUKLA. 1995. Studies on some morpho-agronomic
demikian dapat dikatakan bahwa sifat tahan pada hasil characters of interspecific hybrids between H.
persilangan interspesifik ini belum muncul pada generasi radiatus and H. cannabinus (Kenaf) in order to
F1, namun diharapkan baru akan muncul pada generasi breed nematode and spiral borer resistant lines of
lebih lanjut sebagai galur yang tahan dengan tipe tanaman kenaf. MSc. Thesis, Department of Botany, Jaha-
seperti kenaf yang berproduksi serat tinggi. ngirnagar, Dhaka, Bangladesh.

64
UNTUNG SETYO-B UDI et al.: Variasi ketahanan genotipe kenaf (Hibiscus cannabinus L.) terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne incognita)

GRIFFIN, G.D. and K.B. JENSEN. 1997. Importance of reporting of resistance to root-knot nematodes.
temperature in the pathology of Meloidogyne halpa North Caroline State University Graphics. Raleigh,
and M. chitwoodi on legumes. Journal of North Carolina. 7p.
Nemathology. 29(1): 112 116. SETYO-BUDI, U., R.R. SRI HARTATI, dan CECE SUHARA. 2005.
JENKINS, J.N., R.G. CREECH, B. TANG, G.W. LAWRENCE, and J.C.
Ketahanan beberapa aksesi kenaf terhadap namatoda
puru akar (Meloidogyne spp). Puslitbangbun, Bogor.
MCCARTY. 1995. Cotton resistance to root-knot
Jurnal Littri. 11(4) : 129-133.
nematode : II. Post-penetration development. Crop. SOEKARTO. 1987. Ketahanan beberapa verietas kapas
Sci. 35:369-373. terhadap nematoda puru akar Meloidogyne
JUNG, C. and U. WYSS. 1999. New approaches to control incognita. Tesis, Fak. Pasca Sarjana Univ.
plant parasitic nematodes. Appl. Microbial Gajahmada, Yogyakarta.
Biotechnol Vol. 51 : 439-446. THOMAS, J.B. and E.D.P. WHELAN. 1991. Genetic of wheat
LUC, M., R.A. SIKORA, dan J. BRIDGE. 1995. Nematoda curl mite resistance In wheat : Recombination of
parasitik tumbuhan, di pertanian subtropik dan Cmc1 with the 6D centromer. Crop Sci. 31: 936-
tropik. Terjemahan Supraptoyo. 1995. Gajahmada 938.
University Press. ZECK, W.M. 1971. A rating scheme for field evaluation of
SASSER, J.N., C.C. CARTER, and K.M. HARTMAN. 1984. root knot nematode infestation. Bayer 24 : 141-144.
Standarization of host suitability studies and

65

You might also like