You are on page 1of 8

Agros Vol.16 No.

2, Juli 2014: 240-247 ISSN 1411-0172

SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA PADI VARIETAS


UNGGUL BARU LAHAN SAWAH IRIGASI

BROWN BARS PLANTHOPPER ATTACK IN NEW SUPERIOR VARIETY


RICE CROPS IRRIGATED LAND
Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar
ABSTRACT
Control of brown planthopper in rice plants can be cultivated by using new varieties
of rice which has resistance to attack planthoppers. This treatment is the most ideal
conditions in the planthopper pest control because of the way it is easy to use, inexpensive,
and environmentally friendly. The purpose of research is to determine the extent of the level
of resistance various new varieties of rice to brown planthopper pest rod in irrigated land.
The research was conducted in the village Jangkurang, Leles District, Garut, West Java in
March to August 2013. The method used in this study is a randomized block design with five
treatments in the form of varieties and each treatment was repeated five times with farmers
as replications. Varieties tested were Inpari-4, Inpari-13, Mekongga, Ciherang, and Sarinah.
Data were analyzed by ANOVA followed by Duncan's multiple test. Results: Inpari 13 has a
resistance more resistant to attack than the brown planthopper rod four other varieties, this
is indicated by the percentage of planthopper pest lowest (10.1 percent), the population of
planthoppers per clump lowest (3.8 tail per hill), as well as the level of production generated
the highest (6.06 tons per ha) when compared with other varieties.
Key-words: rice, varieties, planthoppers
INTISARI
Pengendalian hama wereng coklat pada tanaman padi dapat diusahakan dengan
menggunakan varietas unggul baru padi yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama
wereng. Perlakuan ini merupakan kondisi yang paling ideal dalam mengendalikan serangan
hama wereng karena cara ini mudah digunakan, murah, dan ramah terhadap lingkungan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketahanan berbagai varietas
unggul baru padi terhadap serangan hama wereng batang coklat di lahan sawah irigasi.
Penelitian dilaksanakan di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat
pada bulan Maret sampai Agustus 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan berupa varietas dan masing-masing
perlakuan diulang lima kali dengan petani sebagai ulangan. Varietas yang diuji adalah Inpari-
4, Inpari-13, Mekongga, Ciherang, dan Sarinah. Data dianalisis dengan Anova dan
dilanjutkan dengan uji berganda Duncan. Hasil: varietas Inpari 13 memiliki ketahanan lebih
resisten terhadap serangan hama wereng batang coklat dibanding empat varietas lain, hal ini
ditunjukkan oleh persentase serangan hama wereng yang paling rendah (10,1 persen),
populasi wereng per rumpun yang paling rendah (3,8 ekor per rumpun), serta tingkat
produksi yang dihasilkan paling tinggi (6,06 ton per ha) jika dibandingkan dengan varietas
yang lain.
Kata kunci: padi, varietas, wereng

1
Alamat penulis untuk korespondensi: Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar. Jln. Kayuambon 80, Lembang, Bandung Barat.
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 241

PENDAHULUAN waktu panen yang bersamaan dapat


mencegah terjadinya kerusakan oleh WBC
Serangan hama wereng, terutama (Dyck et al. 1979).
Wereng Batang Coklat (WBC) dapat Sejak tahun 2007, terjadi
mengakibatkan kerugian yang sangat besar kecenderungan peningkatan serangan WBC,
bagi petani, karena jika tingkat serangan terutama di sentra-sentra produksi padi di
yang terjadi mencapai lebih dari 90 persen Jawa. Di pulau Jawa, luas serangan tahun
populasi tanaman dapat mengakibatkan 2009 mencapai sekitar 43.000 ha, 1.000 ha
gagal panen atau puso. Wereng coklat dapat diantaranya mengalami puso. Pada bulan
menyerang tanaman padi pada semua fase Januari hingga Juni 2011, serangan WBC
pertumbuhan, mulai dari pembibitan sampai mencapai luasan 105.010 ha dan puso
menjelang panen. Serangan yang berat dapat 20.345 ha yang persebarannya meliputi 26
mengakibatkan puso (hopperburn) dan provinsi di Indonesia (Fitriningsih 2012).
menggagalkan panen. Selain itu hama ini Wereng batang cokelat ini
juga dapat menyerang berbagai varietas sebelumnya termasuk hama sekunder.
tanaman padi, khususnya Padi Tipe Baru Berubahnya wereng batang cokelat menjadi
(PTB), padi hibrida, dan padi Varietas hama penting karena adanya penyemprotan
Unggul Baru (VUB) (Baehaki & Widiarta pestisida yang tidak tepat pada awal
2008). pertumbuhan tanaman, sehingga dapat
Faktor utama yang memberi membunuh musuh alami. Keganasan hama
sumbangan terhadap meningkatnya populasi tersebut disebabkan oleh kemampuan hama
dan serangan WBC dalam beberapa tahun beradaptasi dengan lingkungannya,
terakhir adalah potensi biotis WBC yang termasuk mudah beradaptasi dengan varietas
tinggi, faktor abiotik, dan sistem budidaya tahan. Wereng coklat merupakan hama r-
padi yang mendukung berkembangnya strategik dengan ciri; 1) serangga kecil yang
populasi WBC. Ketiga faktor tersebut dapat menemukan habitatnya, 2)
bekerja secara bersama-sama (Alfitra 2011). berkembang biak dengan cepat dan mampu
Faktor yang optimum untuk perkembangan mempergunakan sumber makanan dengan
populasi WBC adalah tersedianya padi baik sebelum serangga lain ikut
sepanjang tahun, jarak tanam yang rapat berkompetisi, 3) mempunyai sifat menyebar
untuk varietas padi yang memiliki anakan dengan cepat ke habitat baru sebelum
banyak sehingga tercipta iklim mikro yang habitat baru membentuk biotipe dan dapat
sesuai untuk perkembangan populasinya, dengan segera merusak tanaman padi yang
pemakaian varietas yang memiliki hasil dikatakan tahan (Baehaki 2012).
yang tinggi namun rentan terhadap WBC, Penanaman padi Varietas Unggul
pemberian pupuk N yang berlebihan, Tahan Wereng (VUTW) merupakan salah
kondisi suhu lingkungan 18-30 ºC, satu upaya penanganan hama WBC yang
kelembaban relatif antara 70 hingga 85 terbukti sangat bermanfaat karena
persen, dan penggunaan insektisida dengan penerapannya yang relatif mudah dan
tidak bijaksana yang dapat menyebabkan murah, juga ramah lingkungan. Namun
terbunuhnya musuh alami dan menimbulkan demikian, VUTW dapat patah ketahanannya
masalah resistensi serta resurjensi pada hanya dalam tiga hingga empat musim
populasi hama WBC. Tanam serempak dan karena munculnya biotipe baru WBC (Ikeda
242 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247

& Vaughan 2004). Jika satu varietas tahan petakan percobaan disesuaikan dengan
ditanam secara terus-menerus pada suatu petakan alami milik petani.
area akan menyebabkan perubahan biotipe. Pemeliharaan tanaman
Tekanan terhadap populasi wereng sangat menggunakan pendekatan Pengelolaan
tinggi sehingga cepat berubah menjadi Tanaman Terpadu (PTT) padi. Komponen
biotipe yang lebih virulen (Rahmini et al. PTT padi terdiri dari penggunaan benih
2012). bermutu atau bersertifikat, penanaman bibit
Dengan demikian penggunaan muda (umur tanaman kurang dari 20 hari
varietas tahan harus disesuaikan dengan setelah semai) dengan jumlah bibit dua
biotipe wereng yang dihadapinya dan tidak hingga tiga per lubang, dan sistem tanam
terlalu ditekankan pada satu varietas saja jajar legowo 4:1. Pupuk yang digunakan
karena dapat mengurangi keragaman genetik adalah masing-masing 500 kg pupuk
di pertanaman. Seperti varietas unggul organik Petroganik, 200 kg pupuk Urea, dan
Ciherang yang dilepas pada tahun 2000, 300 kg pupuk Phonska untuk setiap hektar.
pada awalnya dinyatakan sebagai varietas Pemeliharaan lainnya berupa pengendalian
tahan terhadap biotipe-2, tetapi agak tahan gulma dilaksanakan dengan menggunakan
terhadap biotipe-3 (Suprihatno et al. 2011), gasrok, sedangkan untuk pengendalian
namun Ciherang sudah terserang sampai organisme pengganggu tanaman
pada tingkat keparahan yang tinggi. Baehaki dilaksanakan dengan aplikasi pestisida.
(2007) melaporkan bahwa wereng biotipe-3 Data yang diamati adalah umur
dilaporkan menunjukkan tingkat keganasan tanaman mulai terkena serangan WBC
yang lebih parah, yaitu menyebabkan (HST). Saat panen dilakukan pengamatan
ketahanan varietas IR 64 dan Ciherang yang populasi WBC (ekor per rumpun), tingkat
sebelumnya dianggap tahan berubah serangan (persen), bobot 1000 butir (gram),
menjadi tidak tahan. Dengan dan produksi padi (t per ha). Data dianalisis
berkembangnya varietas unggul baru padi, dengan Anova dan dilanjutkan dengan uji
diantaranya Inpari, diharapkan mampu berganda Duncan (Gomez & Gomez 1984).
menggantikan varietas terdahulu serta
memiliki resistensi yang lebih baik terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
serangan wereng batang coklat biotipe Umur tanaman yang terserang WBC
terbaru. akan berpengaruh terhadap ketahanan
tanaman terhadap serangan hama tersebut,
METODE apabila tanaman terserang WBC pada stadia
Lokasi penelitian di Desa awal pertanaman maka serangan WBC akan
Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten menjadi lebih parah, karena WBC
Garut, Jawa Barat, ketinggian lokasi pendatang ini kemudian berkembang biak
berkisar sekitar 800 meter di atas permukaan dan selama stadia vegetatif tanaman dapat
laut, dilaksanakan pada bulan Maret sampai mencapai satu atau dua generasi tergantung
Agustus 2013. Metode yang digunakan dari saat migrasinya.
adalah rancangan acak kelompok dengan Varietas unggul lama lebih cepat
lima perlakuan varietas dan lima ulangan terkena serangan WBC, dalam hal ini
dengan petani sebagai ulangan. Varietas varietas lama terkena serangan pada hari
yang diuji adalah Inpari-4, Inpari-13, keenam, sedangkan varietas unggul baru
Mekongga, Ciherang, dan Sarinah. Luasan terkena pada hari ke-50 (Tabel-1).
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 243

Tabel 1. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap umur terkena serangan WBC (hst)
Perlakuan Umur terkena serangan (hst)
Inpari 4 (V1) 44.8 b
Inpari 13 (V2) 53.2 a
Mekongga (V3) 11.8 c
Ciherang (V4) 3.0 d
Sarinah (V5) 2.8 d

Varietas lama, yaitu Ciherang, Mekongga, mengalami dua kali puncak populasi,
dan Sarinah telah lama digunakan oleh sedangkan varietas unggul baru
petani di Garut (BPS 2013) dan telah kemungkinan hanya mengalami satu kali
menunjukkan resisten terhadap WBC, puncak populasi.
sedangkan varietas baru Inpari-4 dan 13 Baehaki & Widiarta (2008)
belum resisten terhadap WBC, karena masih menyatakan bahwa pemencaran WBC
baru dan dikembangkan setelah tahun 2008. terdiri dari tiga tipe, yaitu: 1) pemencaran
Baehaki (2012) menyatakan bahwa jarak pendek dalam pertanaman padi,
penggunaan varietas yang sama secara terus biasanya dilakukan oleh nimfa, wereng
menerus akan menimbulkan resistensi brakhiptera, dan wereng makroptera, 2)
terhadap hama tertentu, terutama terhadap pemencaran jarak pendek antarpertanaman
hama r-strategik seperti WBC. yang dilakukan oleh wereng makroptera,
Varietas unggul lama yang terserang dan 3) pemencaran jarak jauh atau emigrasi
pada enam HST (Tabel 1) diduga berasal dilakukan oleh wereng makroptera. Wereng
dari daerah lain yang bermigrasi. Migrasi makroptera biasanya migrasi saat padi mulai
WBC di daerah tropik pada umumnya ditanam. Perpindahan individu ini dipicu
disebabkan oleh habisnya sumber daya oleh perilaku WBC yang meninggalkan
makanan misalnya saat padi menjelang tanaman tua. Pemencaran maksimum terjadi
panen, sehingga berpindah ke daerah lain sebelum panen. Setelah bentuk makroptera
(Istiaji 2011). Oleh karena itu tanam menetap, WBC mulai berkembang biak satu
serempak dapat mengurangi serangan WBC. atau dua generasi pada tanaman padi stadia
Baehaki & Widiarta (2008) vegetatif. Serangga dewasa yang muncul
menyatakan bahwa apabila migrasi terjadi setelah padi berumur tujuh MST, umumnya
pada waktu dua hingga tiga MST, maka bersayap pendek (brakhiptera), bertelur di
imigran berkembang biak dua generasi. tempat tanaman awal tempat mereka
Puncak populasi nimfa generasi pertama dan hinggap atau berpindah pada tanaman yang
kedua berturut-turut muncul pada umur padi berdekatan, dan tidak bermigrasi pada jarak
lima hingga enam MST dan 10 hingga 11 yang relatif jauh. Makin tinggi kepadatan
MST. Bila migrasi terjadi setelah padi umur populasi, maka kerusakan tanaman yang
lima hingga enam MST, puncak populasi dialami makin berat.
nimfa hanya ditemukan satu kali, yaitu pada
sembilan hingga 10 MST. Dengan demikian
varietas unggul lama kemungkinan
244 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247

Tabel 2. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap populasi dan tingkat serangan WBC
Populasi Wereng Tingkat Serangan
Perlakuan
(ekor/rumpun) (%)
Inpari 4 (V1) 4.9 c 44.7 b
Inpari 13 (V2) 3.8 c 10.1 c
Mekongga (V3) 12.2 b 50.9 b
Ciherang (V4) 30.5 a 90.3 a
Sarinah (V5) 35.8 a 88.5 a

Tabel 3. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap bobot 1000 butir dan tingkat produksi

Bobot 1000 Butir Produksi


Perlakuan
(gr) (t/ha)
Inpari 4 (V1) 24.5 a 4.05 b
Inpari 13 (V2) 24.2 a 6.06 a
Mekongga (V3) 26.1 a 2.84 c
Ciherang (V4) 25.5 a 0.98 d
Sarinah (V5) 24.7 a 0.90 d

Populasi yang berpotensi sangat saat musim hujan. Rozakurniati (2010) dan
merusak tanaman adalah stadia nimfa. Damayanti & Utami (2014) menyatakan
Jumlah populasi makroptera meningkat saat bahwa untuk mengatasi serangan WBC
tanaman memasuki sembilan stadium dianjurkan untuk menanam varietas Inpari-
pembungaan. Generasi populasi akhir ini 13, terutama di daerah-daerah endemik
didominasi oleh betina brakhiptera, dan hama WBC, sedangkan Muhsin (2010)
jantan makroptera. Makroptera inilah yang menyarankan agar Inpari-13 ditanam di
bermigrasi mencari pertanaman padi muda. daerah endemik WBC pada saat musim
Varietas Inpari-13 memiliki kemarau.
produksi yang lebih tinggi daripada Inpari-4 Produksi padi menurun dengan
(Tabel 3), karena lebih lambat terkena semakin tingginya tingkat serangan wereng
serangan WBC (Tabel 1). Baehaki (2012) (97 persen), semakin cepat terserang wereng
menyatakan bahwa ketahanan WBC yang (94 persen), dan semakin tinggi populasi
dimiliki Inpari-13 adalah ketahanan wereng wereng (91 persen) (Tabel 2). Hal ini sejalan
cokelat biotipe-1, 2, dan 3, sedangkan dengan penelitian Fitriningtyas (2011) yang
Fitriningsih (2012) melaporkan bahwa melaporkan bahwa setiap terjadi
varietas Inpari-4 masih dikategorikan agak penambahan satu ekor wereng dari
rentan terhadap WBC biotipe-1. Dengan pelepasan satu pasang WBC, nyata
demikian Inpari-13 memiliki ketahanan menurunkan produksi padi sebesar 0,0042 g
WBC lebih baik daripada Inpari-4. Hasil per rumpun, sehingga semakin tinggi jumlah
penelitian ini sama dengan hasil penelitian populasi wereng maka semakin rendah
Sugiyono & Kasmiyati (2012) yang produksi gabah yang dihasilkan. Hal ini
menunjukkan bahwa Inpari-13 memiliki dapat dipahami karena wereng dapat
produksi lebih tinggi daripada Inpari-4 pada merusak langsung tanaman padi dengan cara
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 245

mengisap cairan sel tanaman dan juga dapat ekor per rumpun pada tanaman tua. Hasil
berperan sebagai vektor virus penyebab penelitian ini menunjukkan bahwa populasi
penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa WBC pada akhir panen pada varietas unggul
(Mochida 1979). Serangan yang berat dapat baru adalah 4,4 masih berada di bawah
mengakibatkan puso (Hopperburn) dan ambang batas pengendalian, sedangkan pada
menggagalkan panen seperti yang terjadi varietas unggul lama telah melewati ambang
pada penelitian ini pada varietas Ciherang batas, yaitu 26,1. Hal ini menunjukkan
dan Sarinah. bahwa jumlah WBC varietas unggul lama
Ihsan (2012) menyatakan bahwa telah melebihi ambang batas pengendalian.
Inpari-13 susah dirontokkan. Hal ini Kondisi ini berakibat tingkat serangan
mengindikasikan bahwa batang Inpari-13 meningkat dan menurunkan bobot 1000
relatif lebih kuat. Yaherwandi et al. (2010) butir dan produksi tanaman. Bobot 1000
menyatakan bahwa ditinjau dari segi butir yang rendah menunjukkan bahwa
morfologi, varietas tahan dan agak tahan gabah yang hampa cukup banyak karena
memiliki batang yang keras dan permukaan serangan WBC.
daun yang agak kasar. Hal yang demikian
pada umumnya kurang disukai oleh WBC. KESIMPULAN
Batang yang keras dan daun yang kasar
Varietas yang paling tahan terhadap
diduga dapat menyulitkan WBC saat
serangan WBC adalah Inpari-13, selanjutnya
menusukkan alat pada mulutnya untuk
adalah Inpari-4 kemudian Mekongga,
mengisap cairan tanaman dan dapat pula
sedangkan Ciherang dan Sarinah termasuk
menyebabkan kematian pada nimfa karena
varietas yang sangat peka terhadap serangan
tidak dapat makan. Selain faktor morfologi,
WBC, hal ini ditunjukkan dengan hasil
umur tanaman yang genjah pada Inpari-13
produksi yang bervariasi mulai dari 6,06 ton
akan membantu tanaman lolos dari serangan
per ha sampai 0,90 ton per ha. Kondisi ini
WBC. Hal ini menyebabkan paparan terkena
disebabkan karena umur mulai terkena
serangan WBC menjadi lebih rendah dan
serangan WBC, populasi hama per rumpun
produksi lebih tinggi. Escape atau lolos
serta tingkat serangan WBC yang berbeda
dapat menjadi salah satu mekanisme
pada masing-masing varietas, dalam ahal ini
penghindaran serangan hama penyakit
Inpari-13 merupakan varietas yang paling
(Untung 1993).
lambat terserang WBC, yaitu mulai pada
Varietas unggul baru dan lama
umur 53,2 hst sedangkan Ciherang dan
menunjukkan perbedaan nyata baik dari sisi
Sarinah mulai diserang WBC pada umur
produksi, tingkat serangan WBC, populasi
3,0 dan 2,8 hst. Begitu pula populasi hama
WBC, dan bobot 1000 butir gabah (Tabel
per rumpun serta tingkat serangan hama
3). Varietas unggul baru yang lebih lambat
tertinggi terjadi pada varietas Ciherang dan
terkena serangan WBC, pada akhirnya saat
Sarinah yang mencapai 30,5 hingga 35,8
panen memiliki populasi dan tingkat
ekor per rumpun dengan tingkat serangan
serangan WBC lebih rendah dengan bobot
sebesar 88,5 hingga 90,3.
1000 butir dan produksi lebih tinggi
daripada varietas unggul lama. Verma et al.
DAFTAR PUSTAKA
(1979) menyatakan bahwa jumlah WBC
ambang pengendalian adalah lima ekor Alfitra R. 2011. Faktor-faktor yang
wereng per rumpun tanaman muda dan 25 memengaruhi keparahan serangan wereng
246 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247

batang cokelat Nilaparvata lugens stal. https://ceritanurmanadi.wordpress.com/2012


(hemiptera: delphacidae) pada pertanaman /09/29/padi-yang-susah-dirontokkan/ {11
padi di Kabupaten Klaten. Skripsi. Faperta Februari 2015}
IPB. Bogor
Ikeda, R., D.A. Vaughan. 2004. The
Baehaki SE, D. Munawar. 2007. Identifikasi distribution of resistance genes to the brown
biotipe wereng cokelat di daerah endemis. planthopper in the germplasm. International
Laporan Hasil Penelitian. 21p. Rice Research Institute. Los Banos,
Philippines. Rice Genetic Newsletter 8:125-
Baehaki SE, Widiarta IN. 2008. Hama
127.
wereng dan cara pengendaliannya pada
tanaman padi. Dalam: Daradjat AA, Setyono Istiaji B. 2011. Analisis faktor kunci
A, Makarim AK, Hasanudin A, editor. Padi penyebab ledakan populasi hama wereng
2: Inovasi Teknologi Produksi. Jakarta: LIPI cokelat Nilaparvata lugens Stal. di
Press. Kabupaten Klaten [tesis]. Bogor: Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Baehaki. 2012. Perkembangan biotipe hama
wereng coklat pada tanaman padi. Iptek Mochida O, Okada T. 1979. Taxonomy and
Tanaman Pangan 7(1): 8-17 morphology of brown planthoppers. Dalam:
IRRI, editor. Brown Planthoppers: Threat to
BPS Jawa Barat. 2013. Perkembangan
Rice Production in Asia. Laguna,
harga produsen gabah dan harga beras di
Phillipines. hlm 21-44.
penggilingan. Berita Resmi Statistik. 15.
Muhsin. 2010. Laporan akhir kesesuaian
Damayanti D, DW. Utami. 2014. Pendugaan
varietas dan musim tanam untuk
gen Bph1, bph2, Bph3, dan bph4 pada galur-
meningkatkan hasil panen padi 10 % lebih
galur padi terpilih tahan hama wereng
tinggi dari Inpari 10. BB Padi
batang cokelat (Nilaparvata lugens[Stål]).
Jurnal AgroBiogen 10(1):1-8 Rahmini, P Hidayat, ES Ratna, IW Winasa,
S Manuwoto. 2012. Respons biologi wereng
Dyck VA, Misra BC, Alam S, Chen CN,
batang coklat terhadap biokimia tanaman
Hsieh CY, Rejesus RS. 1979. Ecology of the
padi. Penelitian Pertanian Tanaman
brown planthoppers in the tropics. Dalam:
Pangan. 31 (2) : 117-123
IRRI, editor. Brown Planthoppers: Threat to
Rice Production in Asia. Laguna, Rozakurniati. 2010. Inpari 13 padi sangat
Phillipines. hlm 61-100. genjah dan tahan wereng cokelat. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Fitriningtyas, W. 2012. Perkembangan
32(6):7-9.
populasi dan pembentukan makroptera tiga
biotipe wereng batang cokelat nilaparvata Sugiono, Kasmiyati. 2012. Hasil pengkajian
lugens stål pada sembilan varietas padi. dan diseminasi VUB padi sawah pada
Skripsi. Faperta IPB. Bogor musim hujan di Krejengan Probolinggo.
Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan
Gomez, K.A., A.A. Gomez. 1984. Statistical
Pangan dan Energi. Fakultas Pertanian
Procedure for Agricultural Research. 2nd.
Universitas Trunojoyo Madura.
John Willey and Sons. New York.
Suprihatno B, Daradjat AA, Satoto, Baehaki
Ihsan, N. 2012. Padi yang susah
SE, Suprihanto, Setyono A, Indrasari SD,
dirontokkan.
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 247

Wardhana IP, Sembiring H. 2010. Deskripsi


Varietas Padi. Sukamandi: BB Padi.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan
Hama Terpadu. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Verma, SK. Et al. 1979. Occurance of
brown planthopper and whiteback
planthopper in Uthar Pradesh India. Inter.
Rice. Res. News. 4(2):8
Yaherwandi, Reflinaldon, A Rahmadani.
2010. Biologi Nilaparvata lugens Stall
(Homoptera : Delphacidae) pada empat
varietas tanaman padi (Oryza sativa L.). 9p

You might also like