You are on page 1of 7

JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

USAHA PENCEGAHAN SERANGAN HAMA BRUCHUS DENGAN


PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

I Ketut Sukanata
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Uswagati, Cirebon. Jl. Pemuda No.32 Cirebon
(45132). Telp ; 0231-233117; 0231-206558. E-mail : agrijati2010@gmail.com
atau agrijati@yahoo.com

ABSTRACT

I Ketut Sukanata, 2014. THE EFFORT TO PEST ATTACT PRVENTION


OF BRUCHUS USE WITH BOTANICAL PESTICIDE. The effect of several
kinds of botanical pesticidal treatment to protect of Seed storage of yardlong bean
(Vigna unguiculata). The seed of leguminious crops particularly bushitao are easy
to damage by seed borer, callosobruchusmaculates. Serious infestation of this
insect may reduced germinating capacity of seeds up to 90% in s short time. It
could damage the cotyledon ,epicotyle or hypocotyle part of the stem. So it could be
a handcap on legume production and development programs. The treatment was
conducted at Agriculture Faculty lab of Swadaya Gunung Jati Univbersity in
December 2011 until to February 2012. The effort of keeping for long time stronge
of bushitao seeds was tried by means of using several kinds of pesticidal plants
such as : Azadirachta indica leaf, Pachirrhizus erosus and Leucena leucocaphala
leaf powders compared with corn oil and Sevin 85 S. seeds were mixed
homogeneusly by those plant material powder. Result of this experiment showed
that corn oil and Sevin 85 S are the best. But, corn oil is recommendable due to not
harmful to human being. Pachyrhizuz eresus seeds has potential for seed treatment.

Keywords : Collosobruchus bimaculatus, Vigna unguiculata, botanical pesticide,


prevention.

PENDAHULUAN Hama serangga mempunyai sifat


Biji kacang polong, khususnya kosmopolitus dan polofagus, yakni
kacang panjang (Vigna sesquipedalis dapat menyerang biji-biji yang
(L) Fruhw) mudah terserang oleh mengandung karbohidrat dan protein.
hama serangga penggerek biji. Semua benih kacang polong dapat di
Serangga utama yang bisa menyerang serangnya. Pada serangan yang hebat,
biji polong ialah Callosobruchus dapat menghancurkan sampat 90%
maculates (Sing, and Allen, 1997.). dalam waktu singkat (Mano, and
Toquenaga.2008), akibat biji tidak

25
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

dapat disimpan lama. Hal ini Untuk mengindari kejadian yang


dirasakan sangat menggangu program membahayakan kesehatan manusia,
pengem- bangan kacang polong, maka dicoba menggunakan berbagai
karena benihnya telah rusak terserang jenis tumbuhan yang mempunyai
hama serangga tersebut sebelum khasiat insektisidal disamping
jadwal tanam. minyak jagung.
Benih kacang polong yang kurang
kering disimpan dalam gudang akan METODE PENELITIAN
cepat rusak karenanya. Makin tinggi Dalam percobaan ini digunakan
kadar air benih, makin cepat rusak benih kacang sapu yang mempunyai
terserang pengerek benih. Kadar air kadar air 9 -13 %. Percobaan di
yang baik untuk menyimpan benih lakukan dalam laboratorium Fakultas
kacang polong ialah 8 13 %. Pertanian, Universitas Swadaya
Sebenarnya pada kadar air benih yang Gu7nung Jati, Cirebon bulan
rendah , dan bebas dari nserangan Desember 2009 sampai Februari
penggerek polong, benih kacang -
polong tersebut dapat tahan disimpan -
dalam gudang lebih dari 1 tahun, Bahan tumbuhan yang digunakan
selama kondisi lingkungan sesuai, sebagai perlakuan adalah tepung-
yakni kering dan suhunya rendah. tepung dari daun mindi (Azadirachta
Benih yang terserang hama indica), biji bengkuang (Pachyrzhizus
penggerek, tidak mau tumbuh karena erosus), biji lamtorogung (Leucena
embrionya rusak. Apabila masih leucocephala),dan daun tembelekan
mampu tumbuh, umumnya keeping (Lantana Camara) masing-masing
biji (kotiledon), bagian epikotil atau bahan tumbuhan tersebut digunakan
hipokotil cacad, dan menghasilkan dalam 2 dosis, ialah 15 gram dan 30
tanaman yang tidak normal (Sastro, gram bahan per 1 kg benih. Dalam
1984). percobaan ini digunakan pula minyak
Dengan demikian produktivitasnya jagung 10 cc dan tepung Sevin 85 S
menjadi rendah.Oleh karena itu, dosis 15 mg per 1 kg benih dan
dalam percobaan ini mengusahakan control. Dengan demikian terdapat 11
penyimpanan benih yang aman. perlakuan dengan 4 ulangan. Tiap
Penyimpanan benih dengan perlakuan digunakan 500 butir benih
insektisida sering menimbulkan hal- sebelum disimpan, benih dikocok
hal yang tidak di inginkan, terutama dengan bahan tumbuhan tersebut
terhadap kesehatan petugas benih sampai homogen, kemudian
dalam gudang. Minyak jagung dapat dimasukan dalam botol-botol plastik
mencegah serangan hama penggerak yang ditutup kain kasa. Tiap botol
biji dengan aman (Sunaryono, 1986 ). diberi serangga callosobruchus
sebanyak 5 pasang.
26
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

Pengamatan serangan dilakukan diikat dengan senyawa kimia organik


setelah benih disimpan 1, 2 dan 3 lainnnya (Kestenholz, 2007).
bulan. Kemudian benih di simpan Analisa keragaman persentase
dalam kotak-kotak dengan medium kerusakan benih setelah disimpan 1,
pasir untuk dipelajari daya 2 dan 3 bulan menunjukan adanya
kecambahnya dan gejala-gejala yang perbedaan yang sangat nyata antar
timbul.Data dianalisa dengan perlakuan benih, waktu pengamatan,
dan terjadi interaksi antara perlakuan
benih sebagai anak petak dan waktu dan waktu pengamatan sangat
pengamatan sebagai petak utamanya. nyatayaitu antara bahan kimia an
organik .(tidak terserang bruchus),
HASIL DAN PEMBAHASAN berbeda sangat nyata dibandingkan
Hasil observasi lingkungan dengan organik (ada yang terserang,
menunjukkan bahwa temperatur ada yang sedikit terserang), waktu
dalam gudang benih kacang panjang pengatan yang lebih lama (3 bulan)
disimpan, pada kisaran anatara 27- dengan sendiri hasil serangannya
31oC, dimana pagi hari sekitar yang terlihat lebih nyata
Pkl.04.00, temperatur menunjukkan dibandingkan dengan bulan pertama.
pada 27oC. Pada siang hari bervariasi, Pada bulan pertama, yanag paling
seringkali 30OC, dan kadang-kadang tinggi menderita serangan penggerek
31o C. Kondisi demikian merupakan adalah pada perlakuan dengan daun
media yang sangat baik untuk mindi 15 kg/g benih dan yang
perkembangan hama bruhuc. Sebab terendah ialah perlakuan dengan
menurut Schoof, (2011). minyak jagung dan Sevin 84 S daun
Hama bruchus dapat berkembang mindi 30 g/kg benih. Walupun
dengan cepat pada temperatur demikian pada bulan pertama,
ruangan 30oC dengan kisaran antara perbedaan intensitas serangan tidak
29-31oC. Hasil pemeriksaan nyata. Hasil ini diperkuat oleh
menunjukan bahwa tepung bahan pendapat Kestenholz, et al. (2007).
tumbuhan yang digunakan Bahwa banyak tanaman yang bersifat
mengendap pada dasar botol, pestisida nabati yang dapat digunakan
walaupun sebelumnya telah dikocok untuk menghentiKan perkembangan
merata. Dari itu sewaktu pengocokan hama bruchus. Bahkan tepung biji
diulang lagi perlahan-lahan supaya mindi (Azadiracta indica) dan biji
tidak mengganggu serangga di bangkuang (pachyrhizus errosus) juga
dalamnya. Karena sifat bahan organik sangat efektif di dalam menghambat
sendiri yang umumnya tidak mudah pertumbuhan larva hama bruchus
menyebar merata, karena bahan kimia (Rahman, and Talukder. 2006).
yang bersifat organiknya banyak Dari hasil evaluasi pada bulan
kedua, serangan tertinggi pada
27
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

perlakuan kontrolnya, kemudian (tergantung temperatur dan


menyusul perlakuan dengan daun kelembabannya), semakin lembab
tembelekan 15 g/kg benih, daun kondisi benih, semakin disenangi
mindi 15 g/kg benih dan biji hama bruchus. Bagi kacang
lamtorogung 15 g/kg benih serta daun panjangnya sendiri
tembelekan 30 g/kg benih. Serangan dalampenyimpanan akan lebih
terendah terdapat pada perlakuan banyak yang rusak. Seringkali Jantan
dengan minyak jagung dan Sevin 85 dan betina sulit dibedakan, akan
S . kemudian menyusul perlakuan tetapi secara umum hama bruchus
dengan biji bengkuang 30 g/kg dan jantan lebih kecil dari hama bruchus
15 g/kg benih. Dari itu jelas bahwa betina (Kapila, and Agarwal. 1995).
minyak jagung dan Sevin 85 S dapat Pada dasarnya menurut Lienard, et al.
mencegah serangan hama penggerak (1993). Bahwa hama bruchus di alam
benih tersebut. Cara kerja minya juga cukup prodatornya, selain bahan
jaguing, hanya bersifat fisika, yaitu kimia yang diuji untuk penceghan
dimana dinding benih kacang panjang serangan hama kacng bruchus.
yang tebal, dengan diberi minyak Pada bulan ketiga, serangan
jagung menjadi licin sehingga hama tertinggi diperoleh pada perlakuan
bruchus tidak dapat meletakkan dengan biji bengkuang 15 g/kg benih,
telurnya pada dinding biji, atau kemudian menyusul perlakuan
sebaliknya larva yang telah menetas, kontrol dan daun mindi 15 g/kg
ataupun imagonya tidak dapat benih. Serangan terendah ditunjukan
menggerek, karena dinding benihnya oleh perlakuan dengan minyak jagung
licin. Sampai pada akhirnya hama dan Sevin 85 S. dan menyusul
tersebut mati (Kapila, and Agarwal. perlakuan dengan biji bengkuang 15
1995). Karena menurut Mano, and g/kg dan 30 g/kg benih. Dengan
Toquenaga (2008) hama bruchus demikian jelaslah bahwa minyak
dapat meletakkan telurnya sebanyak jagung dan Sevin 85 S mampu
100 butir pada tiap benih kacang. mempertahankan benih tanpa
Gambarkan jika benih yang tidak serangan penggerek 3 bulan
dapat dilekatkan oleh telur tersebut, penyimpanan. Jadi pada saat
maka hama bruchus tersebut akan tempertur naik sampai 31oC, sebagai
mati. media lingkungan yang sangat baik
Perkembangan hama bruchus ini guna perkembangan larva, maupun
akan cepat sekali mpopulasinya penetasan telur-telur hama gudang
bertambah, apabila setuasi benih kacang panjang bruchus
memungkinkan yaitu temperatur (Schoof, (2011).Maka poulasi telur
penyimpanan naik. Sebab menurut yang banyak, dan sifat pestisida
Raina, (1970). Telur hama bruchus organiknya sendiri di alam mudah
akan menetas antara 4-8 hari tereduksi, apalagi temperatur nya
28
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

cukup tinggi, gudang dan terjadi interaksi sangat nyata


penyimpanannya cukup tinggi. Maka antar perlakuan dan waktu
fungsi bahan pestisida nabati menjadi pengamatan.
kurang efektif (Rahman, and Pada bulan pertama, daya
Talukder. 2006). Sedangkan minyak kecambah benih tertinggi diperoleh
jagung, dimana kandungan lemaknya pada perlakuan dengan minyak
sangat rendah, mengakibatkan jagung, Sevin 85 S dan biji
minyak tersebut tidak dapat bengkuang 30 g/kg benih. Walaupun
menggumpal, jadi biji yang sudah demikian, semua benih yang
diberi minyak jagung, tetap saja licin. diperlakukan mempunyai daya
Menurut Mano, and Toquenaga kecambah lebih tinggi dengan
(2008), hama ini menggerek pada perbedaan yang sangat nyata diatas
dinding biji Vigna, terutama dicari kontrolnya. Pada bulan kedua, daya
bagian-bagian yang memungkinkan kecambah tertinggi diperoleh pada
sampai luka, dengan luka tersebut perlakuan dengan Sevin 85 S dan biji
kemudian digerek untuk diperbesar bengkuang 15 g/kg benih. Disinipun
luka tersebut. Bersamaan banyaknya benih yang di perlakuakan masih
bagian yang luka, pada tempat-tempat mempunyai daya kecambah lebih
yang sama digunakan juga untuk tinggi dengan perbedaan sangat nyata
melekatkan telur-telurnya. Hama di atas kontrolnya. Pada bulan ke tiga,
bruchus ini agak kesulitan daya kecambah tertinggi terdapat
merusaknya pada jenis kacang- pada perlakuan dengan biji
kacangan yang memiliki kulit yang bengkuang 15 g/kg benih dan Sevin
tebal. Secara breeding, penggunaan 85 S, yakni antara 89 -91%.
benih kacang yang berkulit tebal, Kemudian menyusul dengan
sangat membantu di dalam perlakuan biji bengkuang 30 g/kg
mengurangi serangan hama bruchus benih dan minyak jagung, yakni
(Raina, 1970). antara 75-77%. Sedangkan pada
Lebih lanjut Justru Bull, et al. perlakuan lainnya dibawah 47%.
(2006) lebih menganjurkan di Walaupun demikian, semua benih
dalammengembangkan serangga yang yang di perlukan masih mampu
bersifatpredator untuk hama bruchus, tumbuh lebih tinggi dengan
tanpa menggangu lingkungan perbedaan yang sangat nyata diatas
tanaman, benih maupun manusia kontrolnya (kontrol 47%). Hasil
sebagai penggunanya sendiri. percobaan tersebut di atas adalah
Analisis persentase daya sesuai dengan peneitian sebelumnya
kecambah benih setelah disimpan 1, 2 yang menggunakan insektisida buatan
dan 3 bulan menunjukan adanya (Sastro, E. 1984).
perbedaan yang sangat nyata antar
perlakuan benih, waktu pengamatan, KESIMPULAN
29
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

Dari hasil percobaan dapat (Leguminosae) for bioactivity


disimpulkan sebagai berikut: against the storage pests
1. Minyak jagung dan Sevin 85 S Callosobruchus maculatus (F.)
baik untukl penyimpanan benih (Coleoptera: Bruchidae) and
kacang sapu. Namun minyak Sitophilus oryzae (L.) (Coleoptera:
jagung lebih dianjurkan karena Curculionidae).Journal of Stored
lebih aman. Products Research 43(1), 79-86.
2. Biji bengkuang mempunyai Lienard, V., et al. (1993). Biological
potensi untuk mencegaah serangan activity of Cassia occidentalis L.
hama penggerak biji kacang sapu. against Callosobruchus maculatus
3. Dari itu manfaat biji bengkuang di (F.) (Coleoptera:
atas perlu di teliti lebih lanjut. Bruchidae).Journal of Stored
Products Research 29(4), 311-18.
DAFTAR PUSTAKA Mano, H. and Y. Toquenaga. (2008).
Wall-making behavior in
A.Sastro, E. 1984 : Pengaruh Callosobruchus maculatus
Insektisida marsal 25 ST Lannate (Coleoptera: Bruchidae).Annals of
25 WP, dan Sevin 85 S terhadap the Entomological Society of
perkembangan populasi America 101(2), 449-55.
Callosobruchus maculates. Fab
dan Viabilitas benih kacang Rahman, A. and F. A. Talukder.
panjang (vigna Sinensis sapi). (2006). Bioefficacy of some plant
Thesis sarjana Fak. BIOLOGI derivatives that protect grain
UNAS, Jakarta. against the pulse beetle,
Callosobruchus maculatus.
Bull, J. C., et al. (2006). Habitat
shape, metapopulation processes Raina, A. K. (1970). Callosobruchus
and the dynamics of multispecies spp. infesting stored pulses (grain
predator prey interactions.Journal legumes) in India and comparative
of Animal Ecology 75(4), 899-907. study of their biology.Indian
Journal of Entomology 32(4), 303-
Kapila, R. and H. C. Agarwal. (1995). 10.
Biology of an egg parasite of
Callosobruchus maculatus (Fab.) Sunaryono, H. 1986 : Teknik
(Coleoptera: Bruchidae).Journal of budidaya Sayuran Tropik Dataran
Stored Products Research 31(4), Rendah. Penataran sayuran Tropik
335-41. Dataran Rendah. Fak. Pertanian
UNIV. Brawijaya, tanggal 9
Kestenholz, C., et al. (2007). Oktober 1986.
study of field and
laboratory evaluations of the
ethnobotanical Cassia sophera L.

30
JURNAL AGRIJATI VOL 26 NO 1, AGUSTUS 2014

Sing, S.R. and D.J. Allen, 1997. Callosobruchus maculatus (F.) in


Cowpea Pest and Diseases. IITA, blackgram.Journal of
Nigeria Mannual Series No. 2. Biopesticides. 5 Supplementary):
Soundarajan, R. P., et al. 2012. 192-95.
control of bruchid

31

You might also like