Professional Documents
Culture Documents
April 2015
ISSN : 2338 - 4336
PERKEMBANGAN POPULASI LARVA PENGGEREK BATANG DAN
MUSUH ALAMINYAPADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PHT
Program studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT
Rice stem borer is a pest that caused yield loss in rice production. The conventional
farmer usually only apply insecticide to control rice stemborer attack. Therefore, the
farmer need to realize the negative impact from the usage of insecticides. Then the
research about the increasing of rice stem borer larvae population and its natural
enemies on IPM system of rice plant (Oryza sativa L.) was conducted at Sepanjang
village, Glenmore district, Banyuwangi. Counting rice stem borer larvae population,
attack intensity of rice stem borer, predator and parasitoid on IPM and conventional
field were held from Maret 2014 until June 2014. Results of the research showed that
the rice stem borer larvae population and the intensity of stem borer attack changed
every week. The highest rice stem borer larvae population at convensional field was
1,45 per hill at 7 WAP. While on the IPM field, the highest larvae population at 11
WAP was 1,64 per hill. The highest stem borer attacks intensity on both field were 6
WAP, on convensional field was 6,73% per hill and on the IPM field was 9,04% per
hill. The parasitoid found in the both field were Telenomus rowani, T. podisi, Scelionid
and Eulophid. While predator which have been found were Paederus fuscipes, P.
tamulus, Menochilus sexmaculatus, Clubiona japonicola, Pardosa sp., Berosus sp.,
Calosoma semilaeve and Carabid.
ABSTRAK
Penggerek batang padi adalah hama yang dapat menimbulkan kehilangan hasil dalam
produksi padi. Pada sistem konvensional petani menggunakan insektisida untuk
mengendalikan serangan penggerek batang padi. Oleh karena itu, terdapat dampak
negatif dari penggunaan insektisida. Maka dilakukan penelitian tentang perkembangan
populasi larva penggerek batang dan musuh alaminya pada tanaman padi (Oryza sativa
L.) PHT qdi Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Penelitian ini
mengamati populasi larva penggerek batang padi, intensitas serangan penggerek batang
padi, predator dan parasitoid di pertanaman padi dengan sistem PHT dan konvensional
yang dilakukan sejak bulan Maret sampai Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perkembangan populasi larva dan intensitas serangan penggerek batang padi
mengalami perubahan setiap minggunya. Populasi larva penggerek batang padi paling
tinggi pada lahan konvensional sebesar 1,45 ekor per rumpun pada 7 MST, sedangkan
pada lahan PHT populasi larva tertinggi pada 11 MST sebesar 1,64 ekor per rumpun.
Intensitas serangan penggerek batang padi paling tinggi pada kedua lahan terjadi pada 6
MST, pada lahan konvensional intensitas serangannya sebesar 6,73% per rumpun dan
pada lahan PHT 9,04% per rumpun. Parasitoid yang ditemukan pada kedua lahan yaitu
Telenomus rowani, T. podisi, Scelionid dan Eulophid. Sedangkan predator yang
ditemukan Paederus fuscipes, P. tamulus, Menochilus sexmaculatus, Clubiona
japonicola, Pardosa sp., Berosus sp., Calosoma semilaeve dan Carabid.
18
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 April 2015
19
Damayanti et al., Perkembangan Populasi Larva Penggerek Batang….
20
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
Tabel 1. Rerata populasi larva penggerek batang padi pada lahan PHT dan konvensional
di Desa Sepanjang
Populasi Larva (ekor/rumpun)
Perlakuan
X ± SD
Konvensional 0,58 ± 0,46
PHT 0,95 ± 0,63
Gambar 1. Rerata populasi larva penggerek batang padi pada lahan PHT dan
konvensional di Desa Sepanjang
sedangkan pada lahan PHT nilai reratanya lebih rendah daripada lahan PHT yaitu
sebesar 0,95 ekor per rumpun (Tabel 1). sebesar 2,77% per rumpun, sedangkan
Rerata populasi larva penggerek batang lahan PHT nilai reratanya sebesar 3,77%
padi pada lahan PHT relatif lebih tinggi per rumpun (Tabel 2). Rerata intensitas
dibanding lahan konvensional (Gambar 1). serangan penggerek batang padi pada
Populasi larva penggerek batang padi lahan PHT relatif lebih tinggi dibanding
paling tinggi pada lahan konvensional lahan konvensional (Gambar 2). Intensitas
sebanyak 1,45 ekor per rumpun saat 7 serangan penggerek batang padi paling
MST, sedangkan pada lahan PHT populasi tinggi pada lahan konvensional sebesar
larva tertinggi pada 11 MST yaitu 6,73% per rumpun pada 6 MST,
sebanyak 1,64 ekor per rumpun. Pada sedangkan pada lahan PHT intensitas
lahan konvensional, populasi larva serangan tertinggi pada 6 MST sebesar
penggerek batang padi menurun mulai 8 9,04% per rumpun. Intensitas serangan
MST, sedangkan pada lahan PHT populasi pada lahan PHT mulai menurun mulai
larva penggerek batang padi mulai minggu-10. Sedangkan pada lahan
menurun pada 12 MST. konvensional, penurunan intensitas
serangan terjadi mulai minggu ke-7
Intensitas Serangan Penggerek Batang (Gambar 2).
Padi.
Hasil uji-t terhadap rerata intensitas 1.1 Populasi Predator dan Parasitoid
serangan penggerek batang padi pada Predator yang ditemukan dari kedua
lahan konvensional dan PHT lahan yaitu P. fuscipes (Coleoptera:
menunjukkan hasil berbeda nyata Staphylinidae), P. tamulus (Coleoptera:
(p=0,003). Pada lahan konvensional rerata Staphylinidae), M. sexmaculatus
intensitas serangan penggerek batang padi (Coleoptera: Coccinelidae), C. japonicola
21
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
(Araneae: Clubionidae), Pardosa sp. 1,23 ekor dan pada lahan konvensional
(Araneae: Lycosidae), Berosus sp. 0,86 ekor (Tabel 4). Hasil uji-t
(Coleoptera: Hydrophilidae), C. semilaeve menunjukan bahawa populasi parasitoid
(Coleoptera: Carabidae), dan Carabid antara kedua lahan berbeda nyata
(Coleoptera). Parasitoid yang ditemukan (p=0,007). Rerata populasi parasitoid
dari kedua lahan adalah T. rowani tertinggi pada lahan PHT sebanyak 2,00
(Hymenoptera: Scelionidae), T. podisi ekor pada pengamatan ke-4 dan lahan
(Hymenoptera: Scelionidae), Scelionid konvensional 1,08 ekor pada pengamatan
(Hymenoptera) dan Eulophid ke-7. Rerata populasi parasitoid terendah
(Hymenoptera). pada lahan PHT sebanyak 0,80 pada
Rerata populasi predator pada lahan pengamatan ke-3, sedangkan pada lahan
PHT sedikit lebih tinggi dibandingkan konvensional 0,50 ekor pada pengamatan
pada lahan konvensional yaitu sebanyak ke-6. Pada pengamatan terakhir rerata
1,06 ekor pada lahan PHT, sedangkan populasi parasitoid pada kedua lahan
pada lahan konvensional 0,96 ekor (Tabel mengalami kenaikan. Parasitoid yang
3). Uji-t yang dilakukan pada populasi ditemukan di lahan PHT dan konvensional
predator tidak berbeda nyata (p=0,06). yaitu T. rowani, T. podisi, Scelionid dan
Rerata populasi predator tertinggi pada Eulophid. T. rowani adalah salah satu
lahan PHT sebanyak 1,53 ekor pada 9 parasitoid telur penggerek batang.
MST, sedangkan pada lahan konvensional Menurut Susiawan dan Netti (2006)
1,33 ekor pada pengamatan 9 MST. spesies Telenomus yang paling sering
Populasi terendah kedua lahan terjadi saat ditemukan muncul dari telur-telur
pengamatan pertama yaitu pada 3 MST penggerek batang padi secara bersama-
sebanyak 0,63 pada lahan PHT dan 0,56 sama adalah T. rowani dan T. dignus. Jika
pada lahan konvensional (Gambar 3). dibandingkan dengan yang lain, kedua
Berdasarkan hasil uji-t diketahui rerata spesies tersebut ternyata juga lebih mampu
populasi parasitoid pada lahan PHT lebih menyebar dan beradaptasi pada ekosistem
tinggi dibanding lahan konvensional yaitu pertanian di berbagai wilayah.
Tabel 2. Rerata intensitas serangan penggerek batang padi pada lahan PHT dan
konvensional di Desa Sepanjang
Intensitas Serangan (%)
Perlakuan
X ± SD
Konvensional 2,77 ± 2,65
PHT 3,77 ± 2,98
Gambar 2. Rerata intensitas serangan penggerek batang padi pada lahan PHT dan
konvensional di Desa Sepanjang
22
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
Tabel 3. Rerata populasi predator pada lahan PHT dan konvensional di Desa Sepanjang
Populasi Predator (ekor)
Perlakuan
X ± SD
Konvensional 0,96 ± 0,24
PHT 1,06 ± 0,26
Gambar 3. Rerata populasi predator pada lahan PHT dan konvensional di Desa
Sepanjang
Tabel 4. Rerata populasi parasitoid pada lahan PHT dan konvensional di Desa
Sepanjang
Populasi Parasitoid (ekor)
Perlakuan
X ± SD
Konvensional 0,86 ± 0,17
PHT 1,23 ± 0,36
Tabel 4. Rerata populasi parasitoid pada lahan PHT dan konvensional di Desa
Sepanjang
23
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
DAFTAR PUSTAKA
Goot, V. D. 1925. Levenswijze en
Bestrijding Van Den Witten
Rijstbooeder op Java. Meeded Inst.
Plantenz. Buitenzorg. 66: 277-299.
24