Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The research of predatory arthropod species diversity in agro-ecosystem is very
important because it affects the function of natural enemies in suppressing pest population.
Management of paddy through cultivation method can be part of the conservation of
predatory arthropods. This study was conducted to analyze and compare the diversity of
predatory arthropod with method cultivation conventional and integrated crop management
(ICM) and diversity predatory arthropod based on phase growth paddy from cultivation
conventional and ICM. The experiment was conducted in lowland rice agro-ecosystem at
two plots with conventional cultivation method and ICM. Sampling of predatory
Arthropods was done on the phase growth vegetative and generative paddy using net trap,
yellow pan trap, and direct observation in the plants. The results showed that the predatory
arthropods found were from Insecta and Arachnida class. The species diversity of
predatory arthropod at phase growth of generative was higher than vegetative phase both at
the conventional and ICM cultivation. Diversity predatory arthropod on the ICM method
was higher compared to conventional. Paddy cultivation method with ICM through the
rational use of insecticides can be part of conservation for predatory arthropod species.
Keywords: Diversity, integrated crop management, cultivation conventional,
predatory anthropod
21
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
22
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
23
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
digunakan dengan cara mengayunkan dan tanaman padi dari petak cara budidaya
menyapukan di sekitar tajuk tanaman padi. yang sama menggunakan analisis uji t.
Penjaringan sampel serangga dilakukan Perbandingan nilai t hitung dengan t tabel
dengan 20 kali ayunan di empat sudut pada dilakukan pada taraf 1% dan 5%.
petak kecil. Serangga yang tertangkap
dibersihkan dari kotoran dan disimpan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam botol serangga yang berisi larutan Komposisi Arthropoda Predator
alkohol 70% untuk diidentifikasi. Jumlah keseluruhan Arthropoda
Perangkap nampan kuning merupakan predator yang telah dikumpulkan pada
perangkap yang dimanfaatkan berdasarkan agroekosistem padi sawah adalah dua
ketertarikan serangga terhadap warna kelas, lima ordo, 12 famili, dan 16 spesies.
kuning. Perangkap ini berbentuk mangkuk Jumlah Arthropoda predator di petak
dengan warna kuning terang yang dengan cara budidaya PTT pada fase
diletakkan di atas tanah. Nampan kuning pertumbuhan tanaman vegetatif adalah 288
diisi dengan air sabun. Penggunaan air individu dan fase generatif adalah 475
sabun berfungsi untuk mematikan serangga individu yang terdiri dari dua kelas, lima
yang terjatuh ke dalam perangkap. Pada ordo, 12 famili, dan 16 spesies (Tabel 1).
setiap petak ditempatkan perangkap Jumlah individu Arthropoda predator di
nampan kuning sebanyak 10 buah secara petak cara budidaya konvensional pada
sistematis dengan jarak yang sama antar fase pertumbuhan vegetatif adalah 154
nampan yaitu 1 m. Penempatan perangkap individu yang terdiri dari dua kelas, lima
nampan kuning pada petak penelitian dari ordo, 11 famili, dan 14 spesies, sedangkan
pukul 07.00–10.00, 11.00–13.00, dan pada fase pertumbuhan generatif adalah
15.00–17.00 WIB. Serangga yang 301 individu yang terdiri dua kelas, lima
terperangkap dibersihkan dari air sabun dan ordo, 12 famili, dan 16 spesies (Tabel 2).
dimasukkan ke dalam botol yang berisi Komposisi Arthropoda predator dari
alkohol 70% untuk tahapan identifikasi. jumlah individu, kelas, ordo, famili, dan
Identifikasi spesies serangga predator spesies pada cara budidaya konvensional
secara umum dilakukan menurut Shepard lebih rendah dibandingkan dengan cara
et al. (1995) dan Mayadunnage et al. budidaya dengan PTT. Cara budidaya PTT
(2007). Identifikasi spesies laba-laba merupakan habitat yang lebih baik bagi
predator menurut Barrion & Litsinger predator dibandingkan dengan cara
(1995), Shepard et al. (1995), dan budidaya konvensional. Komposisi
Heinrichs & Barrion (2004). Data Arthropoda predator dari jumlah individu,
Arthropoda predator yang diperoleh famili, dan spesies pada fase pertumbuhan
dianalisis untuk menentukan indeks tanaman vegetatif lebih rendah
keanekaragaman Shannon-Winner (H) dan dibandingkan komposisi Arthropoda
indeks kemerataan (E) (Magurran, 1996; predator pada fase generatif. Komposisi
Krebs, 1999). Indeks-indeks tersebut Arthropoda predator mengalami
dihitung menggunakan perangkat lunak peningkatan sejalan pertumbuhan tanaman
Microsoft Excel. Untuk menentukan padi pada kedua cara budidaya.
perbedaan keanekaragaman dan Peningkatan komposisi Arthropoda
kemerataan spesies Arthropoda predator predator terjadi karena pertambahan umur
pada cara budidaya serta fase pertumbuhan tanaman padi menyebabkan perubahan
24
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
bentuk dan ukuran tanaman sehingga dapat ditempati oleh serangga hama dan
menyediakan lebih banyak relung yang berikutnya Arthropoda predator.
Tabel 1. Komposisi Arthropoda predator pada petak dengan cara budidaya pengelolaan
tanaman terpadu (PTT) berdasarkan fase pertumbuhan tanaman padi
Fase pertumbuhan
Kelas Ordo Famili Spesies Vegetatif Generatif
(individu) (individu)
Arachnida Araneae Araneidae Araneus inustus 4 14
Argiope catenulata 5 15
Pardosa
Lycosidae pseudoannulata 19 42
Lyniphiidae Atypena formosana 16 44
Oxyopidae Oxyopes javanus 2 20
Oxyopes lineatipes 8 15
Salticidae Phidippus sp. 9 13
Tetragnathidae Tetragnatha javana 14 6
Tetragnatha
maxillosa 22 41
Tetragnatha
vermiformis 19 12
Carabidae Ophionea
Insecta Coleoptera nigrofasciata 12 21
Coccinellidae Verania lineata 78 138
Staphylinidae Paederus fuscipes 47 56
Dermaptera Carcinophoridae Euborellia stali 11 16
Coenagrionidae Agriocnemis
Odonata pygmaea 9 8
Orthoptera Gryllidae Metioche vittaticollis 3 14
Total 288 475
individu
25
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
26
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
(Zhang et al., 2013). Predator dari famili (Araneae: Araneidae), sedangkan di daerah
Coccinellidae dan Staphylinidae merupakan non endemik hama wereng batang coklat
predator yang potensial (Shepard et al., yaitu Oxypes javanus (Araneae: Oxyopidae)
1995). (Tauruslina et al., 2015).
Kelompok laba-laba dari famili Kelompok serangga predator dari
Lycosidae, Lyniphiidae, dan Tetragnathidae famili Coccinellidae dan Staphylinidae
merupakan famili yang memiliki kelimpahan memiliki kelimpahan relatif paling tinggi (>
relatif paling tinggi (> 5%) sehingga 5%) sehingga mendominasi komunitas
mendominasi komunitas Arthropoda Arthropoda predator pada kedua cara
predator pada kedua cara budidaya (Tabel budidaya (Tabel 3). Spesies serangga
3). Peningkatan kelimpahan relatif dari predator yang sering ditemukan dalam
famili-famili tersebut dipengaruhi oleh populasi relatif tinggi dari kedua petak cara
ketersediaan serangga herbivora sebagai budidaya padi adalah Verania lineata dan
mangsanya dan cara budidaya padi. Tiga Paederus fuscipes. Khodijah et al. (2012)
spesies laba-laba yang sering ditemukan melaporkan bahwa kumbang Staphylinidae
dengan populasi relatif tinggi dari kedua yang paling dominan ditemukan pada padi di
petak cara budidaya padi adalah Pardosa sawah lebak dan pasang surut adalah P.
pseudoannulata (Lycosidae), Atypena fuscipes yang memiliki nama umum sebagai
formosana (Lyniphiidae), dan Tetragnatha tomcat. Herlinda et al. (2004) menyatakan
maxillosa (Tetragnathidae). P. kumbang P. fuscipes merupakan key stones
pseudoannulata merupakan laba-laba yang species pengatur dinamika populasi wereng
paling dominan di pertanaman padi. Pardosa coklat dan wereng hijau. Kumbang P.
pseudoannulata memangsa hama wereng fuscipes merupakan salah satu predator
batang coklat dan wereng daun dan juga penting berbagai jenis serangga hama pada
efektif menekan populasi hama pelipat daun padi dan palawija yang ditanam setelah padi
dan penggerek batang (Rubia et al., 1990; sawah. Distribusi predator P. fuscipes
Preap et al., 2001). Populasi P. terbatas pada habitat yang lembab seperti
pseudoannulata lebih tinggi pada fase rawa, tepi danau air tawar, dan sawah (Bong
pertumbuhan vegetatif dari tanaman padi et al., 2012). Pemangsa wereng coklat
(Vinothkumar, 2012). Laba-laba A. lainnya adalah Verania lineata, selain
formosana diketahui memangsa nimfa dari memangsa wereng juga sering memangsa
hama wereng batang coklat, wereng daun, penggulung daun padi (Cnaphalocrocis
dan hama ganjur (Sigsgaard et al., 2001). medinalis). Predator V. lineata merupakan
Laba-laba Tetragnatha maxillosa merupakan predator polifag yang banyak ditemukan saat
laba-laba yang umum ditemukan pada padi mulai berbunga dan menyukai pakan
agroekosistem padi dan efektif menekan berupa nektar. Spesies serangga predator
populasi hama wereng batang coklat dan dominan yang ditemukan di daerah endemik
wereng hijau (Jayakumar & Sankari, 2010). hama wereng batang coklat adalah Verania
Spesies laba-laba predator dominan yang discolor dan Ophionea nigrofasciata
ditemukan di daerah endemik hama wereng (Tauruslina et al., 2015).
batang coklat yaitu Araneus inustus
27
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
Tabel 3. Kelimpahan relatif Arthropoda predator pada agroekosistem padi sawah berdasarkan
cara budidaya
Cara Budidaya
PTT
Kelas Ordo Famili Spesies Konvensional
(n = 763)
(n = 455) (%)
(%)
Arachnida Araneae Araneidae Araneus inustus 18 (2,36) 13 (4,32)
Argiope catenulata 20 (2,62) 4 (1,33)
Pardosa 61 (7,99) 37 (8,13)
Lycosidae pseudoannulata
Lyniphiidae Atypena formosana 70 (9,17) 31 (6,81)
Oxyopidae Oxyopes javanus 22 (2,88) 18 (3,96)
Oxyopes lineatipes 23 (3,01) 17 (3,74)
Salticidae Phidippus sp. 22 (2,88) 10 (2,20)
Tetragnathidae Tetragnatha javana 20 (2,62) 12 (2,64)
Tetragnatha maxillosa 63 (8,26) 51 (11,21)
Tetragnatha 31 (4,06) 8 (1,76)
vermiformis
Carabidae Ophionea 33 (4,22) 6 (1,32)
Insecta Coleoptera nigrofasciata
Coccinellidae Verania lineata 216 159 (34,95)
(28,31)
Staphylinidae Paederus fuscipes 103 67 (14,73)
(13,50)
Dermaptera Carcinophoridae Euborellia stali 27 (3,54) 4 (0,88)
Odonata Coenagrionidae Agriocnemis pygmaea 17 (2,23) 10 (2,20)
Orthoptera Gryllidae Metioche vittaticollis 17 (2,23) 8 (1,76)
Kelimpahan relatif Arthropoda populasi Arthropoda predator menjadi
predator lebih tinggi dijumpai pada cara tinggi. Selain itu Arthropoda predator dapat
budidaya dengan PTT dibandingkan cara bergerak dan menangkap mangsa dengan
budidaya konvensional. Cara budidaya mudah seperti kelompok predator laba-laba
mempengaruhi kelimpahan relatif pemburu dan serangga predator dari famili
Arthropoda predator. Hasil penelitian Coccinellidae dan Staphylinidae. Pada saat
Jayakumar & Sankari (2010) menunjukkan kelimpahan mangsa tinggi, maka cenderung
bahwa kelimpahan spesies laba-laba berbeda terjadi kelimpahan Arthropoda predator juga
berdasarkan cara budidaya. Kelimpahan tinggi. Arthropoda predator pada
relatif laba-laba lebih tinggi pada cara agroekosistem padi sawah tergolong dalam
budidaya dengan penggelolaan tanaman predator penghuni tajuk yang memiliki
terpadu dan cara budidaya SRI (System of mobilitas tinggi dalam mencari mangsa dan
rice intensification) dibandingkan dengan mampu berpindah-pindah dari permukaan
cara konvensional. Budidaya tanaman secara tanah menuju tajuk atau sebaliknya.
PTT memberikan iklim mikro yang
menguntungkan bagi kehidupan Arthropoda Keanekaragaman dan Kemerataan
predator dengan memiliki ruang yang cukup Spesies Arthropoda Predator
antara tanaman dan baris tanaman sehingga Hasil analisis uji t menunjukkan
bahwa fase pertumbuhan tanaman padi dan
28
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
cara budidaya padi sawah berpengaruh Pada kondisi habitat yang mendukung,
terhadap keanekaragaman dan kemerataan keanekaragaman spesies Arthropoda
spesies Arthropoda predator (Tabel 4). predator mengikuti keanekaragaman
Keanekaragaman dan kemerataan mangsanya yang berbeda pada setiap fase
Arthropoda predator pada fase pertumbuhan pertumbuhan tanaman padi. Hubungan
vegetatif lebih rendah dibandingkan fase keanekaragaman Arthropoda predator
pertumbuhan generatif dari kedua cara dengan keanekaragaman mangsa menjadikan
budidaya padi sawah (Tabel 5). predator dapat digunakan sebagai
Keanekaragaman dan kemerataan spesies bioindikator untuk melihat perubahan
Arthropoda predator cenderung meningkat keanekaragaman serangga hama di
dengan bertambahnya umur tanaman padi. agroekosistem
29
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
pada fase pertumbuhan generatif lebih tinggi senyawa kimia tanaman. Kompleksitas
dibandingkan pada fase vegetatif pada kedua arsitektur tanaman berperan dalam
cara budidaya sehingga dapat meningkatkan membentuk struktur komunitas terutama
keanekaragaman spesies pada fase komposisinya. Kebanyakan spesies serangga
pertumbuhan generatif. Fase pertumbuhan cenderung menggunakan daun sebagai
generatif tanaman padi memiliki arsitektur penunjang aktifitasnya, sehingga
tanaman yang sesuai untuk habitat peningkatan biomassa daun dapat menarik
Arthropoda predator. Pertumbuhan generatif lebih banyak spesies serangga. Pada fase
didominasi oleh daun-daun padi serta generatif seperti ini menurut Herlinda et al.
pembungaan sampai pemasakan biji. (2008) merupakan fase berlimpah untuk
Kelimpahan predator V. lineata dan P. serangga entomofaga (predator dan
fuscipes mengalami peningkatan pada fase parasitoid). Peningkatan kelimphanan
pertumbuhan generatif pada kedua cara Arthropoda predator disebabkan semakin
budidaya tanaman padi. Peningkatan banyaknya serangga fitofag dan serangga
kelimpahan ditentukan oleh ketersedian penyerbuk di tanaman padi. Namun,
sumber pakan alami seperti serbuk sari dari Arthropoda predator memiliki mangsa utama
bunga padi, kondisi lingkungan pertanaman dari kelompok wereng seperti wereng coklat
padi, dan mangsa. Beberapa faktor yang di agroekosistem padi.
mempengaruhi keanekaragaman serangga
yaitu tipe habitat, arsitektur tanaman, dan
30
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
31
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
32
Hendrival et al. (2017) J. Floratek 12 (1): 21-33
33