You are on page 1of 9

Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Buah Semangka
(Citrullus vulgaris, Schard)
(Studi di Kelompok Tani Subur Jaya Desa Mojosari Kecamatan Puger
Kabupaten Jember)
The Use of Pesticides and Residue Contents in Land and Watermelon (Citrullus
Vulgaris, Schard) (A Study of Farmer Group “Subur Jaya” Mojosari Village,
District of Puger, Jember Regency)
Noradilla Dwi Oktavia, Anita Dewi Moelyaningrum, Rahayu Sri Pujiati
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto, Jember 68121
e-mail korespondensi: dilladonkjadikates@gmail.com

Abstract
Pesticides are bioactive and are toxic hazards in the use, either to the environment or to humans.
The use of pesticides in watermelon farming in Mojosari Village that is relatively high with spray-
ing frequency of every 2-3 days on a regular basis and the growing season that lasts throughout
the year increase to the constinuous use of pesticides which can increase the risks of environ-
mental contamination or poisoning in humans. This research aimed to identify the use of pesti-
cides and residue contents in soil and watermelon. The research used descriptive design. The res-
ults showed that the use of pesticides by farmers included 5 right. 1. Right type; all of the farmers
had used pesticides in accordance with the attacks. 2. Right target; some pesticides were not in
accordance with the type of commodity and targeted plant-disturbng organisms. 3. Right dose; all
of the farmers estimated the size of the dose used by themselves. 4. Right time; time (method) of
application used calendar system (routine); spraying was conducted in the morning/afternoon
with a frequency of every 3-4 days and extra sparyings if there were attacks and uncertainly the
end spraying before harvest. 5. Right method of application; one of type of pesticides was applied
incorrectly, and most of farmers did not use personal protective equipment when spraying. Based
on the results of laboratory tests, it was found that residue contents in the soil and watermelon
were still below the allowed maximum residue limits, that was, 0.025 ppm for land and 0.01 ppm
for watermelon.
Keywords: Pesticides, Residues, Soil, Watermelon

Abstrak
Pestisida bersifat bioaktif dan merupakan racun yang mengandung bahaya dalam penggunaanya,
baik terhadap lingkungan maupun manusia. Penggunaan pestisida di pertanian semangka di Desa
Mojosari yang tergolong tinggi dengan frekuensi penyemprotan 2-3 hari sekali secara rutin dan
masa tanam yang berlangsung sepanjang tahun menyebabkan penggunaan pestisida juga dilakukan
terus menerus dapat meningkatkan resiko pencemaran baik pada lingkungan maupun manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan pestisida dan kandungan residu pada
tanah dan buah semangka. Penelitian ini bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan pestisida oleh petani meliputi 5 tepat. 1. Tepat jenis, seluruh petani telah
menggunakan pestisida sesuai dengan serangan. 2. Tepat sasaran, beberapa pestisida tidak sesuai
dengan jenis komoditi dan OPT sasaran. 3. Tepat dosis, seluruh petani memperkirakan sendiri
takaran dosis yang digunakan. 4. Tepat waktu, waktu (metode) aplikasi menggunakan sistem
kalender (rutin), penyemprotan dilakukan pada pagi/sore dengan frekuensi 3-4 hari sekali dan
ditambah jika ada serangan, dan akhir penyemprotan sebelum panen tidak tentu. 5. Tepat cara
aplikasi, 1 jenis pestisida diaplikasikan dengan tidak tepat dan sebagian besar petani tidak
menggunakan alat pelindung diri saat melakukan penyemprotan. Berdasarkan hasil uji
laboratorium, kandungan residu dalam tanah dan buah semangka masih di bawah batas maksimum
residu yang diizinkan yaitu 0,025 ppm pada tanah dan 0,01 ppm pada semangka.
Kata Kunci: Pestisida, Residu, Tanah, Semangka

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

Pendahuluan dipergunakan untuk mengendalikan hama [1].


Pestisida bersifat bioaktif dan merupakan racun tiap
Pestisida merupakan salah satu bagian racunnya mengandung bahaya dalam
penting dalam pertanian yang dapat membantu para penggunaanya, baik terhadap lingkungan maupun
petani untuk membantu mengatasi permasalahan manusia [1]. Kontaminasi pestisida secara langsung
organisme pengganggu. Penggunaan pestisida dapat mengakibatkan keracunan akut maupun
dapat mencemari lingkungan dengan meninggalkan kronis terhadap penggunanya. Sedangkan untuk
residu dalam tanah serta dalam bagian tanaman masyarakat luas, risikonya berupa keracunan residu
seperti buah, daun, dan umbi. Residu yang pestisida yang terdapat dalam produk pertanian [2].
ditinggalkan dapat secara langsung maupun tidak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
langsung sampai ke manusia [1]. Residu pestisida bagaimana penggunaan pestisida oleh petani dan
dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari dalam kandungan residu pestisida pada tanah dan buah
jangka panjang dapat menimbulkan gangguan semangka di Kelompok Tani Subur Jaya Desa
kesehatan yang dapat ditunjukkan dengan adanya Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
gejala akut (sakit kepala, mual, muntah, dan lain-
lain) dan gejala kronis (kehilangan nafsu makan, Metode Penelitian
tremor, kejang otot, dan lain-lain) [2].
Semangka (Citrullus vulgaris, Schard)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
merupakan salah satu buah yang sangat digemari
deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah
masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis,
seluruh petani yang menanam semangka jenis
renyah dan kandungan airnya yang banyak [3]. Di
Quality di Kelompok Tani Subur Jaya Desa
kabupaten Jember, semangka merupakan salah satu
Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember
komoditi buah unggulan yang diketahui luas lahan
yang berjumlah 30 petani dengan luas lahan ± 10,6
pertanian mencapai 1.461 Ha pada tahun 2011
Ha. Sampel penelitian ini adalah total populasi
dengan total produksi 33.711 Ton. Lokasi
yakni 30 orang petani, 1 sampel tanah dengan
pertanaman tersebar di beberapa kecamatan di
metode komposit yang diambil dari 5 titik lokasi,
Kabupaten Jember khususnya di daerah Jember
dan 1 sampel semangka yang diambil secara acak.
selatan diantaranya adalah Kecamatan
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
Sumberjambe, Wuluhan, Jenggawah, Balung,
menggunakan kuesioner dan observasi dan uji
Bangsalsari, Jenggawah, Puger, Rambipuji, dan
laboratorium kandungan residu pada tanah dan
Kencong. Sentra buah semangka paling banyak
semangka. Data disajikan dalam bentuk tabel
adalah Kecamatan Puger dengan luas lahan sekitar
distribusi frekuensi dan narasi (textular).
450-500 Ha. Oleh karena itu, penulis memilih
kecamatan Puger sebagai lokasi penelitian.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Hasil Penelitian
dilakukan pada bulan November tahun 2014 di
Desa Mojosari Kecamatan Puger, diketahui bahwa Penggunaan Pestisida
masa tanam berlangsung sepanjang tahun selama 4 Penggunaan Pestisida secara bijaksana
kali dengan periode I Januari-Maret, Periode II adalah penggunaan Pestisida yang memperhatikan
April-Juni, Periode III Juli-September, Periode IV prinsip 5 (lima) tepat, yaitu tepat jenis, tepat
Oktober-Desember menyebabkan penggunaan sasaran, tepat dosis/ konsentrasi, tepat waktu, dan
pestisida dilakukan secara terus-menerus. tepat cara aplikasi. Penggunaan pestisida oleh
Penggunaan pestisida oleh petani dilakukan sesuai petani semangka di Kelompok Tani Subur Jaya
serangan yang terjadi. Jenis pestisida yang biasa Desa Mojosari adalah sebagai berikut:
digunakan adalah insektisida dan fungisida dengan
frekuensi penyemprotan 2-3 hari sekali bahkan 2 1. Tepat Jenis
kali dalam satu hari yakni pagi dan sore jika terjadi Tabel 1. Kesesuaian jenis pestisida dengan
serangan. serangan OPT
Beberapa pestisida yang digunakan oleh Pestisida yang
petani merupakan insektisida sistemik seperti Kesesuaian
Serangan Digunakan
karbofuran dimana insektisda tersebut dapat OPT Nama Jenis Y
diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, Tidak
Dagang pestisida a
batang, maupun daun [2]. Selain itu, penyemprotan Thrips dan Demoli Insektisi √
masih dilakukan hingga buah semangka siap panen Aphids sh da
dimana seharusnya pemberian pestisida dihentikan Confid Insektisi √
minimal 10 hari sebelum panen [4]. Hal ini dapat or da
meningkatkan residu pestisida tertinggal di dalam Marsh Insektisi √
produk pertanian yaitu semangka. al da
Pestisida adalah semua zat kimia dan Curacr Insektisi √
bahan lain serta jasad renik dan virus yang on da
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

Regent Insektisi √ Penggunaan pestisida oleh petani sangat


da bervariasi. Setiap petani menggunakan pestisida
Antraknos Antrac Fungisid √ sesuai dengan serangan yang terjadi, dimana
a ol a jumlah pestisida yang digunakan oleh petani
Antila Fungisid √ berkisar antara 3-6 jenis selama 1 kali masa tanam.
a Namun, beberapa pestisida yang digunakan petani
Bercak Agronil Fungisid √ tidak sesuai dengan jenis komoditi yaitu buah
Daun a semangka yang disarankan pada label diantaranya
Score Fungisid √ adalah Demolish, Agronil, Dithane, Furadan,
a Antila, dan Prevathon.
Dithan Fungisid √
e a 3. Tepat Dosis
Ulat Hijau Prevat Insekrisi √ Tabel 3. Kesesuaian dosis yang digunakan petani
hon da dengan label kemasan
Furada Insektisi √ Kesesuaian
n da Cara
dosis
Layu Dithan Fungisid √ mengukur
N dengan
Fusarium e a Pestisida dosis
o label
Acroba Fungisid √ konsentrasi
Y Tidak
t a oleh petani
a
Embung Acroba Fungisid √ 1. Demolish Perkiraan √
t a 18EC sendiri
Antila Fungisid √ 2. Marshal Perkiraan √
a 200EC sendiri
Antrac Fungisid √ 3. Confidor Perkiraan √
ol a 5WP sendiri
Lalat buah Curacr Insektisi √ 4. Antracol Perkiraan √
on da 70WP sendiri
Regent Insektisi √ 5. Agronil Perkiraan √
da 75WP sendiri
6. Acrobat Perkiraan √
Berdasarkan hasil penenlitian, diketahui 50WP sendiri
bahwa seluruh petani telah menggunakan pestisida 7. Curacron Perkiraan √
sesuai dengan serangan yang terjadi sehingga 500EC sendiri
dikatakan tepat jenis. Terdapat 13 jenis pestisida 8. Regent 50SC Perkiraan √
yang biasa digunakan oleh petani semangka di sendiri
Kelompok Tani Subur Jaya. 9. Dithane- Perkiraan √
M45 80WP sendiri
2. Tepat Sasaran 10 Furadan 3G Perkiraan √
Tabel 2. Kesesuaian pestisida dengan jenis . sendiri
tanaman dan serangan OPT 11 Score Perkiraan √
Kesesuaian . 250EC sendiri
No. Pestisida 12 Antila 80WP Perkiraan √
Ya Tidak
1. Demolish 18EC √ . sendiri
2. Marshal 200EC √ 13 Prevathon Perkiraan √
3. Confidor 5WP √ . 50SC sendiri
4. Antracol 70WP √
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
5. Agronil 75WP √
bahwa seluruh petani memperkirakan sendiri
6. Acrobat 50WP √
pestisida yang akan diaplikasikan. Hal ini dapat
7. Curacron 500EC √
diartikan bahwa dosis yang digunakan petani
8. Regent 50SC √
semangka tidak tepat jika disesuaikan dengan
9. Dithane-M45 80WP √
petunjuk yang disarankan dimana petani
10. Furadan 3G √
mencampur pestisida tanpa melihat petunjuk dosis
11. Score 250EC √
penggunaan yang tertera pada label kemasan
12. Antila 80WP √
sehingga takaran yang digunakan bisa lebih atau
13. Prevathon 50SC √
kurang dari yang direkomendasikan.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

4. Tepat waktu Kabupaten Jember dimana seharusnya


Berdasarkan hasil penelitian, diketahui penyemprotan dihentikan 10 hari sebelum panen
bahwa seluruh petani semangka menggunakan dilakukan.
sistem kalender (rutin) dalam melakukan
penyemprotan dimana penyemprotan tetap 1. Tepat Cara Aplikasi
dilakukan meskipun tidak ada serangan. Frekuensi Tabel 6. Kesesuaian cara aplikasi
penyemprotan dilakukan secara rutin sekitar 3-4 Kesesuaian cara
hari sekali dan akan ditambah jika terjadi serangan. N aplikasi dengan label
Pestisida
Frekuensi penyemprotan yang tinggi dan dilakukan o kemasan
secara terus-menerus dapat menyebabkan dampak Ya Tidak
negatif seperti resistensi hama dan penimbunan 1. Demolish 18EC √
residu pestisida di lingkungan. 2. Marshal 200EC √
Seluruh petani melakukan penyemprotan 3. Confidor 5WP √
pada pagi hari sekitar jam 07.00-10.00 WIB dan 4. Antracol 70WP √
15.00-16.00 WIB pada sore hari. Hal ini telah 5. Agronil 75WP √
sesuai dengan waktu yang direkomndasikan untuk 6. Acrobat 50WP √
melakukan penyemprotan yakni pagi hari sesudah 7. Curacron √
embun hilang hingga sekitar pukul 10.00 dan sore 500EC
hari pukul 15.00-17.00. 8. Regent 50SC √
Tabel 4. Distribusi waktu penyemprotan 9. Dithane-M45 √
berdasarkan awal penyemprotan 80WP
Awal Penyemprotan Jumla Persentase (%) 10 Furadan 3G √
h .
7 hari setelah tanam 23 76,3 11 Score 250EC √
3-5 hari setelah 7 23,3 .
tanam 12 Antila 80WP √
1-3 hari setelah 0 0 .
tanam 13 Prevathon 50SC √
Total 30 100 .

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa Berdasarkan hasil penelitian diketahui


sebagian besar petani melakukan penyemprotan bahwa 1 jenis pestisida diaplikasikan tidak sesuai
pestisida untuk pertama kali 7 hari setelah tanam dengan bentuk formulasi pestisida tersebut yaitu
yakni sebesar 76,3%. Hal ini telah sesuai dengan Furadan. Furadan dengan bentuk butiran harusnya
SOP Budidaya semangka yang dikeluarkan oleh diaplikasikan dengan cara ditabur, sedangkan
Dinas Pertanian Kabupaten Jember. petani semangka mengaplikasikan dengan cara
Tabel 5. Distribusi waktu penyemprotan disemprot.
berdasarkan akhir penyemprotan Seluruh petani melakukan penyemprotan
sebelum panen dengan mempertimbangkan arah angin. Petani
Akhir Penyemprotan Jumlah Persentase melakukan penyemprotan searah dengan arah
(%) angin. Hal ini telah sesuai dengan rekomendasi
10 hari sebelum panen 0 0 umum dimana penyemprotan tidak boleh dilakukan
7 hari sebelum panen 2 6,6 berlawanan dengan arah angin yang dapat
3-5 hari sebelum panen 0 0 menyebabakn pestisida mengenai pengguna yakni
1-3 hari sebelum panen 0 0 petani.
Tidak tentu (tergantung 28 93,3 Namun, sebagian besar petani tidak
serangan) menggunakan alat pelindung diri selama
- Saat panen melakukan penyemprotan dimana seharusnya
masih penggunaan alat pelindung harus sudah digunakan
disemprot mulai dari proses pencampuran pestisida hingga
jika ada pencucian.
serangan
Kandungan Residu Pada Tanah dan Buah
Total 30 100
Semangka
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa Tabel 7. Kandungan Residu Pada Tanah
sebagian besar petani melakukan penyemprotan N Parameter ppm (mg/kg)
terakhir sebelum panen tidak tentu atau tergantung o. BMR Hasil
serangan yakni sebanyak 28 orang atau sebesar 1. Abamectin 0,025 Tidak
93,3%. Hal ini tidak sesuai dengan SOP Budidaya terdeteksi
semangka yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian 2. Carbofuran 0,025 Tidak
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

terdeteksi sesuai dengan serangan yang terjadi yang


3. Carbosulfan 0,025 Tidak dikategorikan berdasarkan jenis OPT yakni
terdeteksi insektisida dan fungisida. Sesuai dengan Peraturan
4. Chlorantanili 0,025 Tidak Pemerintah RI No.6 Tahun 1995 tentang
prole terdeteksi Perlindungan Tanaman yang menyatakan bahwa
5. Difenoconazo 0,025 Tidak tepat jenis yaitu disesuaikan jenis pestisida yang
l terdeteksi digunakan dengan jenis organisme pengganggu
6. Dimetomorf 0,025 Tidak tumbuhannya, misalnya untuk mengendalikan
terdeteksi serangga menggunakan insektisida, mengendalikan
7. Fipronil 0,025 Tidak cendawan menggunakan fungisida, dan
terdeteksi mengendalikan gulma dengan menggunakan
8. Imidacloprid 0,025 Tidak herbisida. Hal ini dapat dikatakan bahwa petani
terdeteksi telah mengetahui bagaimana memilih pestisida
9. Profenofos 0,025 Tidak secara tepat jenis sesuai dengan serangan yang
terdeteksi terjadi.
Namun secara lebih spesifik, beberapa
Berdasarkan hasil uji laboratorium pestisida yang digunakan petani tidak sesuai
diketahui bahwa residu pestisida pada tanah dengan jenis komoditi yang disarankan pada label
pertanian semangka di Kelompok Tani Subur Jaya kemasan yakni buah semangka, diantaranya adalah
Desa Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Demolish, Agronil, Dithane, Furadan, Antila, dan
Jember masih dibawah batas yang diizinkan yakni Prevathon. Seperti yang tercantum dalam
0,025 ppm. Hal ini berarti tanah di lahan pertanian Peraturan Pemerintah RI No.6 Tahun 1995 tentang
tersebut belum tercemar residu pestisida. Perlindungan Tanaman bahwa tepat sasaran yaitu
Tabel 8. Kandungan Residu Pada Buah disesuaikan dengan jenis komoditi tanaman serta
Semangka jenis cara hidup organisme pengganggu tumbuhan
N ppm (mg/kg) yang akan diaplikasikan pestisida. Pentingnya
Parameter
o. BMR Hasil membaca label atau petunjuk penggunaan
1. Abamectin 0,01 Tidak diharapkan dapat membantu petani dalam memilih
terdeteksi jenis pestisida secara tepat. Seperti yang dijelaskan
2. Carbofuran 0,01 Tidak oleh Djojosumarto (2008) yang menyatakan bahwa
terdeteksi sebelum menggunakan pestisida, petani harus
3. Carbosulfan 0,01 Tidak mengetahui jenis pestisida apa yang sesuai dengan
terdeteksi komoditi yang akan disemprot dan jenis organisme
4. Chlorantanili 0,01 Tidak pengganggu tanaman yang akan dikendalikan. Jenis
prole terdeteksi OPT yang dapat dikendalikan oleh pestisida secara
5. Difenoconazo 0,01 Tidak spesifik diberikan dalam label kemasan pestisida,
l terdeteksi brosur yang menyertai atau petunjuk
6. Dimetomorf 0,01 Tidak penggunaannya dimana salah satu kunci
terdeteksi keberhasilan pengendalian OPT secara kimiawi
7. Fipronil 0,01 Tidak yaitu mengenali sasaran biologisnya secara spesifik
terdeteksi [2]. Memilih pestisida yang sesuai dengan jenis
8. Imidacloprid 0,01 Tidak komoditi diharapkan dapat mengurangi dampak-
terdeteksi dampak yang tidak diinginkan seperti residu yang
9. Profenofos 0,01 Tidak dapat tertinggal pada buah dan pengendalian hama
terdeteksi secara spesifik yang sesuai dengan jenis komoditi
sasaran sehingga penggunaan pestisida menjadi
Berdasarkan hasil uji laboratorium lebih optimal.
diketahui bahwa residu pestisida pada buah Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
semangka di Kelompok Tani Subur Jaya Desa bahwa petani semangka memperkirakan sendiri
Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten Jember dosis pestisida yang akan digunakan tanpa melihat
masih dibawah Batas Maksimum Residu (BMR) petunjuk penggunaan yang tertera pada label
yang diizinkan yakni 0,01 ppm. Hal ini berarti kemasan. Penggunaan pestisida yang kurang tepat
semangka di Kelompok Tani Subur Jaya Desa disebabkan karena ketidaktauan petani tentang
Mojosari aman untuk dikonsumsi. bagaimana menggunakan pestisida secara benar
dan bijak. Selain itu, menurut Djojosumarto (2008),
Pembahasan meskipun petani telah mengetahui cara aplikasi
yang benar, mereka beranggapan bahwa petunjuk
tersebut kurang efektif sehingga mereka
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui memperkirakan sendiri takaran dosis yang
bahwa seluruh petani telah menggunakan pestisida digunakan. Hal lainnya adalah faktor ekonomis,
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

dimana harga pestisida yang cukup mahal, tanam semangka yang dilakukan sepanjang tahun
memaksa petani untuk lebih menghemat dengan secara otomatis petani semangka melakukan kontak
cara memperkirakan sendiri takaran yang akan dengan pestisida lebih sering dibandingkan dengan
digunakan sesuai dengan serangan yang terjadi. petani-petani lain. Hal ini meningkatkan resiko
Penggunaan pestisida yang seperti ini dapat keracunan baik bagi pengguna dan konsumen
menyebabkan dosis yang digunakan bisa saja maupun pencemaran lingkungan. Seperti yang
melebihi atau kurang dari takaran yang diungkapkan oleh Sastroutomo (1992), dimana
direkomendasikan sehingga penggunaan pestisida masa tanam yang dilakukan sepanjang tahun dapat
menjadi tidak optimal bahkan dapat menyebabkan menyebabkan penimbunan residu pestisida yang
dampak negatif. Seperti yang dijelaskan oleh diakibatkan penyemprotan yang dilakukan berulang
Djojosumarto (2008) bahwa takaran yang terlalu kali pada suatu tempat. Hal ini diperkuat oleh
tinggi menyebabkan tekanan seleksi semakin besar Djojosumarto (2008) yang menyatakan bahwa
dan proses berkembangnya resisten menjadi lebih semakin sering pestisida tersebut diaplikasikan,
cepat. Namun, takaran yang terlalu rendah proses berkembangnya resistensi cenderung
cenderung menimbulkan toleransi hama terhadap semakin cepat.
insektisida tersebut. Hal ini diperkuat oleh Gagas Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
pertanian (2013) yang menyatakan jika dosis bahwa sebagian besar petani melakukan
berlebih, organisme pengganggu tanaman penyemprotan terakhir sebelum panen tidak tentu
kemungkinan akan mati namun efek sampingnya tergantung serangan. Hal ini tidak sesuai dengan
terlalu besar. Makhluk hidup lain yang terkena SOP Budidaya semangka yang dikeluarkan oleh
paparan pestisida juga akan mati atau keracunan, Dinas Pertanian Kabupaten Jember dimana
padahal makhluk hidup yang berada di sekitar seharusnya penyemprotan dilakukan 10 hari
tanaman berperan penting dalam menjaga sebelum panen dilakukan. Menurut Djojosumarto
ekosistem. Musuh alami akan mati, tanah dan air (2008) salah satu faktor yang perlu diperhatikan
bisa teracuni. Bahan aktif dapat menempel pada adalah jarak waktu antara penyemprotan terakhir
tanaman dan kemungkinan terburuknya adalah sebelum panen. Masa tunggu ini sangat penting,
petani yang menyemprot justru keracunan. Jika agar produk pertanian yang diperdagangkan dan
dosis yang digunakan kurang dari anjuran, dikonsumsi tidak mengandung residu pestisida
dikhawatirkan organisme pengganggu tanaman (terutama insektisida dan fungisida) yang
tidak akan mati, hanya mabuk sesaat, kemudian berlebihan dan tidak melebihi ambang batas yang
pulih lagi. Pentingnya membaca label petunjuk diizinkan.
penggunaan pestisida oleh petani, diharapkan dapat Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
mencegah dampak-dampak negatif yang dapat saat mengaplikasikan pestisida. Metode yang
ditimbulkan akibat penggunaan pestisida yang digunakan dalam mengaplikasikan pestisida harus
kurang tepat. sesuai dengan bentuk formulasinya [1].
Waktu aplikasi merupakan salah satu Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
faktor yang sangat menentukan efektifitas pestisida seluruh petani mengaplikasikan pestisida dengan
yang diaplikasikan. Berdasarkan hasil penelitian, cara semprot. Dari seluruh pestisida yang
diketahui bahwa petani semangka melakukan digunakan, terdapat 1 produk pestisida yang tidak
penyemprotan pagi atau sore hari sesuai dengan diaplikasikan secara tepat yaitu Furadan 3G.
kondisi cuaca pada saat itu. Hal ini sesuai dengan Furadan 3G merupakan pestisida dengan bentuk
dengan rekomendasi umum untuk penyemprotan formulasi butiran (Granul). Butiran merupakan
dalam hubungannya dengan keadaan cuaca yakni sediaan siap pakai dengan konsentrasi bahan aktif
tidak melakukan penyemprotan saat hujan, udara rendah. Pestisida butiran umumnya digunakan
terlalu kering (penguapan), terlalu panas, dan saat dengan cara ditaburkan di lapangan [2]. Namun,
keadaan berangin. Keadaan udara yang mendekati petani semangka di Kelompok Tani Subur Jaya
ideal umumnya bisa diperoleh pada pagi hari Desa Mojosari Kecamatan Puger Kabupaten
sesudah embun hilang hingga sekitar pukul 10.00. Jember mengaplikasikan pestisida ini dengan cara
Sementara pada sore hari pukul 15.00–17.00 jika disemprot. Pengaplikasian yang kurang tepat
tidak ada angin dan hujan [2]. Waktu aplikasi yang menyebabkan hasil yang tidak optimal sehingga
sesuai dapat lebih efektif dalam mengendalikan akan menjadi sia-sia.
serangan yang terjadi sehingga penggunaan Salah satu faktor yang perlu diperhatikan
pestisida menjadi lebih optimal. saat melakukan penyemprotan adalah keadaan
Berdasarkan hasil penelitian, cuaca. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh petani
penyemprotan pestisida oleh petani dilakukan mempertimbangkan arah angin. Petani mengaku
secara rutin sekitar 3-4 hari sekali. Namun, jika melakukan penyemprotan searah dengan arah angin
terjadi serangan frekuensi penyemprotan bisa dan menunggu saat tidak ada angin kencang.
dilakukan lebih banyak yakni 1-2 hari sekali Seperti yang dikemukakan oleh Djojosumarto
bahkan bisa dilakukan 2 kali dalam 1 hari jika (2000), jika angin bertiup kencang karena drift
terjadi serangan yang cukup besar. Selain itu, masa pestisida bisa diterbangkan angin ke tempat lain
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

dan mengenai orang atau hewan peliharaan yang tanah. Tanah yang bertekstur pasir (sand)
berada dekat dengan tempat pestisida diaplikasikan. mempunyai permukaan kecil, sehingga sulit
Hal yang perlu diperhatikan juga adalah jangan menyerap maupun menahan air dan nutrisi.
menyemprot dengan melawan arah angin karena Tumbuhan yang hidup pada tanah dengan
cairan semprot bisa mengenai petani yang kemampuan daya ikat yang rendah, akan menderita
menyemprot. Selain itu, pakaian pelindung karena kekurangan air, kecuali tumbuhan tersebut
hendaknya sudah digunakan mulai saat mencampur mendapat air irigasi atau sering turun hujan [11].
pestisida hingga mencuci alat-alat aplikasi. Oleh sebab itu, tanaman semangka membutuhkan
Perlengkapan pelindung yang harus dikenakan air yang didapat dari proses penyiraman yang
antara lain pakaian pelindung berupa celana dilakukan setiap hari oleh petani. Hal ini dapat
panjang dan kemeja lengan panjang, penutup mempengaruhi kandungan residu pestisida di atas
kepala berupa topi atau helm khusus, pelindung permukaan dimana menurut Sudarmadji (2004)
mulut dan lubang hidung, sarung tangan, sepatu menyatakan bahwa air permukaan dapat membawa
boot [2]. serta partikel-partikel, bakteri atau bagian-bagian
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kecil yang ada di permukaan tanah [11]. Dengan
bahwa sebagian besar petani semangka tidak begitu, kandungan residu pestisida dapat berkurang
menggunakan alat pelindung diri saat melakukan bahkan menghilang karena terserap ke dalam tanah.
penyemprotan. Meskipun mereka mengetahui Lokasi pertanian semangka yang berada dekat
resiko yang akan terjadi jika tidak menggunakan dengan penduduk dikhawatirkan dapat mencemari
alat pelindung diri, mereka beranggapan bahwa lingkungan khususnya sumber air bersih yang
pergerakan menjadi terbatas atau merasa tidak digunakan oleh penduduk sekitar untuk memenuhi
nyaman jika menggunakan alat pelindung diri kebutuhan sehari-hari.
sehingga tetap memilih tidak menggunakan alat Pestisida dapat pula menguap karena suhu
pelindung diri. Hal ini akan meningkatkan resiko yang tinggi (pembakaran). Pestisida di udara dapat
keracunan yang diakibatkan oleh pestisida. kembali ke tanah oleh hujan atau pengendapan
Pentingnya menggunakan alat pelindung oleh debu. Pestisida juga dipengaruhi oleh pencahayaan,
petani dan cara mengaplikasikan pestisida secara dimana cahaya matahari dapat menyebabkan
tepat diharapkan dapat mengurangi paparan yang pestisida terurai menjadi bentuk yang tidak aktif
dapat mengenai pengguna secara langsung dan atau dapat disebut dengan fotodekomposisi [10].
mengurangi resiko baik bagi manusia maupun pada Selain itu, pH, tekstur dan komposisi tanah juga
lingkungan. mempengaruhi aktivitas mikroba, yang kemudian
Berdasarkan hasil pengujian residu akan mempengaruhi proses penguraian senyawa
pestisida pada tanah pertanian Kelompok Tani pestisida di dalam tanah. Jika aktivitas mikroba di
Subur Jaya Desa Mojosari kecamatan Puger dalam tanah cukup tinggi, proses penguraian akan
Kabupaten Jember yang dilakukan di PT. Angler berlangsung cepat yang akan mengakibatkan
BioChemLab Surabaya, diketahui bahwa tidak konsentrasi pestisida menjadi rendah [5].
terdeteksi residu pestisida dalam tanah atau dengan Hal lain yang dapat mempengaruhi
kata lain kandungan residu pestisida berada kandungan residu dalam tanah adalah jenis
dibawah batas maksimum yaitu 0,025 ppm. Hal ini tanaman pada lahan tersebut. Semangka adalah
dapat dikatakan bahwa tanah pertanian semangka salah satu jenis tanaman merambat yang termasuk
di Kelompok Tani Subur Jaya belum tercemar kedalam suku Cucurbitaceae (Labu-labuan) [3].
residu pestisida. Tanaman merambat biasanya dapat menutupi
Tidak terdeteksinya residu pestisida dalam bidang permukaan tanah oleh bagian tanaman
tanah bukan berarti tidak ada residu, namun hal ini tersebut yang menjalar ke daerah disekitarnya
dapat diartikan bahwa kandungan residu yang ada seperti batang dan daun. Aplikasi penggunaan
sangat sedikit. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pestisida dengan cara menyemprotkan ke seluruh
beberapa faktor baik selama proses penyemprotan, bagian tanaman dapat terhalangi oleh bagian
maupun lingkungan fisik pertanian semangka. tanaman semangka yang hampir menutupi seluruh
Aktifitas residu pestisida di dalam tanah berbeda- bagian permukaan tanah sehingga pestisida tidak
beda tergantung kepada sifat kimianya, iklim dan langsung jatuh ke tanah.
tanah [5]. Faktor yang mempengaruhi bahan kimia Selain menyebabkan pencemaran
di lingkungan diantaranya, kelarutan dalam air lingkungan, penggunaan pestisida yang kurang
yang berasal dari air hujan yang mencuci pestisida tepat dapat menimbulkan dampak bagi pengguna
pada tanah. Selain sebagai media pengenceran, air maupun konsumen. Penimbunan residu pestisida di
juga berfungsi sebagai media transportasi dimana dalam tanah dapat menyebabkan kecederaan pada
pestisida dapat pindah bersama air dan debu [10]. tanaman yang ditanam pada musim berikutnya [5].
Jenis tanah pertanian semangka di Secara ekologis akibat penyemprotan pestisida
Kelompok Tani Subur Jaya Desa Mojosari tersebut mengakibatkan sisa pestisida berada di
Kecamatan Puger Kabupaten Jember yang berpasir dalam tempat-tempat yang tidak semestinya
dapat mempercepat proses perembesan pestisida di
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

diantaranya adalah tetap berada di dalam tanaman Simpulan dan Saran


atau hasil panennya [12]
Berdasarkan hasil pengujian residu Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan,
pestisida pada buah semangka yang dilakukan di maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
PT. Angler BioChamLab Surabaya, diketahui Penggunaan pestisida oleh petani disesuaikan
bahwa tidak terdeteksinya residu pestisida atau dengan serangan yang terjadi yang meliputi 5 tepat.
dengan kata lain residu pestisida berada dibawah 1. Tepat jenis, seluruh petani telah menggunakan
Batas Maksimum Residu (BMR) yang telah pestisida sesuai dengan serangan. 2. Tepat sasaran,
ditentukan yaitu sebesar 0,01 ppm sehingga dapat beberapa petisida tidak sesuai dengan jenis
dikatakan bahwa buah semangka aman untuk komoditi dan OPT sasaran. 3. Tepat dosis, seluruh
dikonsumsi. Sama halnya dengan tanah, tidak petani memperkirakan sendiri takaran dosis yang
terdeteksinya residu pada buah semangka bukan digunakan. 4. Tepat waktu, waktu (metode)
berarti tidak ada residu, namun dapat diartikan aplikasi menggunakan sistem kalender (rutin),
bahwa residu yang terkandung dalam buah penyemprotan dilakukan pada pagi/sore dengan
semangka sangat sedikit sehingga tidak dapat frekuensi penyemprotan 3-4 hari sekali dan
dideteksi. ditambah jika ada serangan, sebagian besar petani
Residu pestisida pada komoditas pertanian melakukan awal penyemrpotan 7 hari setelah tanam
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis dan akhir penyemprotan tidak tentu sesuai dengan
pestisida, teknik aplikasi, jenis tanaman, iklim dan serangan. 5. Tepat cara aplikasi, seluruh pestisida
cuaca, serta penanganan pasca panen [2]. Beberapa diaplikasikan dengan cara disemprot, 1 (satu) jenis
jenis pestisida yang digunakan oleh petani di pestisida diaplikasikan dengan tidak tepat.
pertanian semangka merupakan pestisida sistemik Sebagian besar petani tidak menggunakan alat
diantaranya adalah Karbofuran, Dimetomorf, pelindung diri saat melakukan penyemprotan.
Fipronil, Mankozeb, Karbosulfan, Difenoconazol, Berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui bahwa
Klorantaniriprol. Jenis pestisida sistemik tinggal kandungan residu pada tanah dan buah semangka
lebih lama daripada pestisida non sistemik[2]. masih dibawah batas yang diizinkan yakni 0,025
Kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi ppm untuk tanah dan 0,01 ppm untuk buah
kandungan residu pestisida di dalam tumbuh- semangka.
tumbuhan adalah kemampuan absorbsi tumbuh- Adapun saran dalam penelitian ini adalah
tumbuhan tersebut terhadap pestisida tertentu [12]. hendaknya Bagi Dinas Pertanian, perlu peningkatan
Buah semangka yang memiliki kulit buah tebal pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida
serta pori-pori yang kecil memungkinkan yang baik dan benar melalui penyuluhan atau
masuknya pestisida ke dalam buah melalui kulit pelatihan-pelatihan terkait kesesuaian jenis
sulit terjadi. pestisida, takaran dosis, dan penggunaan APD.
Selain itu, faktor lain yang dapat Bagi peneliti lain, perlu adanya riset lebih lanjut
mempengaruhi residu pada buah semangka adalah dengan memperbanyak jumlah sampel tanah dan
penanganan pasca panen. Kemungkinan residu buah semangka serta mempertimbangkan periode
pestisida akan tetap ada di permukaan atau kulit tanam (musim) yang berbeda.
buah sehingga proses pengupasan hendaknya
dilakukan dengan lebih hati-hati. Pengupasan dan Daftar Pustaka
pencucian pada umumnya akan menurunkan residu
[2]. [1] Djojosumarto P. Teknik Aplikasi Pestisida
Asumsi awal yang menyatakan bahwa Pertanian. Yogyakarta: Kanisius;
adanya kandungan bahan asing yakni residu 2000
pestisida pada buah semangka tidak terbukti. [2] Djojosumarto P. Pestisida dan
Penelitian lain terkait bahan asing di dalam buah Aplikasinya. Jakarta: Agro Media
semangka yakni Lestina (2013), yang melakukan Pustaka; 2008
pemeriksaan zat pewarna Rhodamin B dan pemanis [3] Prajnanta F. Agribisnis Semangka Non-
Sakarin pada Buah Semangka yang dijual di pasar Biji. Jakarta: Penebar Swadaya; 2001
tradisional dan pasar moderen kota Medan. [4] Dinas Pertanian. SOP Budidaya Semangka
Diketahui bahwa hasil pemeriksaan secara Kabupaten Jember. Jember; Dinas
kualitatif dari 10 sampel semuanya tidak Pertanian Kabupaten Jember; 2012
menggunakan zat pewarna buatan Rhodamin B [5] Sastroutomo SS. Pestisida: Dasar-dasar
ataupun pemanis sakarin yang tidak diizinkan. Dari dan Dampak Penggunaannya.
informasi tentang semangka suntikan, tentang ciri Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
semangka yang mengandung pewarna buatan 1992
(Rhodamin B) yaitu warna merah mencolok dan [6] Effendi. Hubungan Masyarakat Suatu
menyisakan warna merah di tangan ternyata salah Studi Komunikologis. Bandung:
karena warna merah berasal dari pewarna alami Remaja Rosda karya; 1998
dari buah semangka itu sendiri.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Oktavia, et al., Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Pada Tanah dan Semangka........

[7] Wawan A, dan Dewi M. Teori dan [11] Sudarmadji. Pengantar Ilmu Lingkungan.
pengukuran Pengetahuan Sikap dan Jember; Universitas Jember; 2004
perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha [12] Ryadi S. Ekologi Ilmu Lingkungan:
Medika; 2012 Dasar-dasar dan Pengertiannya.
[8] Tips Memahami Label Pestisida [internet]. Surabaya: Usaha Nasional; 1981
Gagas Pertanian; 2012 [diakses 2 [13] Lestina IB, Cahaya I, Marsaulina I.
Maret 2015]. Available from: Analisis Kandungan Rhodamin B
http:/www.gagaspertanian.com/2012/ dan Pemanis Buatan (Sakarin) pada
02/tips-memahami-label- Buah Semangka (Cutrullus lanatus)
pestisida.html. yang dijual di Pasar Tradisional dan
[9] Wudianto R. Petunjuk Penggunaan Pasar Modern. 2013: Vol.2 (2): 6-7
Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya;
2010
[10] Mukono HJ. Toksikologi Lingkungan.
Surabaya: Airlangga University
Press; 2010

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015

You might also like