You are on page 1of 10

ANALISIS FAKTOR RISIKO DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA DAN

KELUHAN KESEHATAN PADA PETANI JERUK DI DESA NARIGUNUNG


KECAMATAN TIGANDERKET KABUPATEN KARO

Yenni adelia br Sembiring1, Evi Naria2.


1
Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
2
Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: adeliayenni77@gmail.com
ABSTRACT
Farmers use pesticides in an effort to control pests of vegetables and fruits. The
cost of using pesticides which are relatively inexpensive, easy way, availability that
meets and high levels of success can be relied upon for agriculture. This research
was conducted in the village of Narigunung, Tiganderket District, Karo Regency.
This type of research is descriptive. Data collected through direct interviews and
observations. Characteristics of respondents at the most age range are in the range
41-60 years, as many as 25 people (61%), for the level of knowledge less than 12
people (29.3%), for the cleanliness of the clean farmer's body as many as 24 people
(58.5% ), 22 abnormal nutritional status (53.7%). Mixing the dose as desired as
many as 21 people (51.2%), spraying time at most <4 hours as many as 28 people
(28.3%), attitudes toward the direction of spray in the direction of the wind as much
as 21 people (51.2%). Farmers experienced nausea health complaints of 13 people
(31.7%), 11 health complaints of vomiting (26.8%) and other health complaints of
headaches, mild skin irritation, diarrhea, and blurred vision of 1 person each (2.4%).
It is expected that for the Department of Agriculture, it is necessary to increase the
knowledge of farmers in the use of pesticides that are good and right through
counseling or training related to the type of pesticides, dosage rules and the use of
PPE. For citrus farmers to pay attention to the dosage of packaging labels for the use
of pesticides first before use. For other researchers, further research is needed by
measuring the level of poisoning of spraying farmers based on the level of
cholinesterase in the blood of spraying farmers.
Keywords: Pesticides, Health Complaints and Farmers
Pendahuluan daerah dataran tinggi pemakaian
pestisida pada tanaman sayur-mayur
Petani sudah lama menggunakan dan buah-buahan termasuk terlalu
pestisida dalam usaha mengendalikan intensif, karena hama dan penyakit
hama tanaman sayur-mayur dan buah- tumbuhan pada keadaan iklim yang
buahan. Pemakaian pestisida bertujuan sejuk beserta curah hujan yang tinggi
untuk meningkatkan produksi dengan dan kelembaban udara menjadi
harapan tanaman terhindar dari
gangguan hama dan penyakit. Di

1
keadaan yang baik untuk Salah satunya adalah kecamatan
perkembangbiakan. Tiganderket. Kecamatan ini
WHO (World Health merupakan kecamatan yang sebagian
Organisation) menyatakan, di Negara besar masyarakatnya bekerja sebagai
miskin dan ber-kembang keracunan petani. Jumlah penduduk yang
pestisida menjadi persoalan yang pencaharian sebagai petani di
serius pada kelompok pertanian baik kecamatan Tiganderket sebesar 3,709
yang disengaja ataupun tidak. Setiap jiwa (BPS Kab.Karo 2015).
tahunnya terjadi 250.000 kematian Survey awal yang diamati oleh
terjadi akibat keracunan pestisida. penulis di dapati bahwa selama ini
Pestisida terus menerus disemprotkan pemakaian pestisida oleh petani jeruk
pada tumbuhan, pemakaian pestisida di Desa Narigunung yang tidak sesuai
oleh petani menurut pada ada atau dengan aturan pemakaian dosis dan
tidak hama pestisida terus mengaduk campuran tanpa
disemprotkan, pemakaian bukan atas menggunakan alat pelindung diri.
dasar kebutuhan. Petani menyatakan sengaja menambah
Petani terbiasa dalam pemakaian takaran pestisi supaya lebih efektif
pestisida kadang menyalahi ketentuan, menghilangkan hama tumbuhan. Saat
tidak membaca aturan pakai dosis, melakukan penyemprotan petani tidak
petani kerap menyatukan beberapa memakai alat pelindung diri (APD)
jenis pestisida, atas dasar untuk lengkap, beberapa petani merokok
menaikkan daya racun pada tumbuhan. sambil menyemprot tanaman bahkan
sxwsangat dapat merugikan, karena melawan arah angin saat
mampu menimbulkan faktor risiko penyemprotan. Saat menyemprot kerap
yang tinggi terhadap pencemaran di dilaksanakan pada pagi hari dan
lingkungan akibat residu pestisida. diteruskan dengan membersihkan
Kabupaten Karo adalah salah satu tanaman lain sehingga petani kerap
titik pusat pertanian bagi Sumatera kali tidak terus mandi setelah
Utara terutama tumbuhan holtikultura menyemprot tanaman.
jenis sayur-mayur dan buah. Pertanian Petani biasanya hanya mencuci
adalah mata pencaharian paling tangan dilanjutkan dengan beristirahat
banyak masyarakat Karo. Pertanian di kemudian merokok tidak jauh dari
kabupaten ini hasilnya tidak hanya lahan pertanian. Petani sering kali
dijual ke dalam negeri tapi juga keluar mandi ketika sore hari setelah selesai
negeri (Eka, 2015). dengan pekerjaannya di ladang.
Pertanian di kabupaten Karo Wawancara dengan beberapa
terkenal dengan hasil pertanian Jeruk. petani, mereka menyatakan kerap
Jenis jeruk yang ditanaman petani saat merasakan gangguan kesehatan
ini adalah jenis siam. Sunkist, terutama gatal pada kulit, pusing, mual
wangsinton, padang, siam madu dan dan muntah setelah selesai
lainnya. Kabupaten Karo terbagi atas menyemprot. Akan tetapi gejala diatas
13 kecamatan setiap kecamatan tidak terlalu mengganggu petani tidak
mempunyai lahan pertanian yang luas. mempermasalahkannya. Dari

2
penjelasan di atas tujuan dari Hasil dan Pembahasan
penelitian ini untuk menganalisis Karakteristik responden
faktor risiko dalam penggunaan
pestisida dan keluhan kesehatan yang Hasil wawancara dan observasi
dialami oleh petani Jeruk di desa yang dilakukan terhadap 41 sampel
Narigunung. diperoleh karakteristik responden :

Metode Penelitian Tabel 1


Karakteristik responden
Jenis penelitian ini adalah Karakteristik n (%)
deskriptif dengan metode penelitian Umur (tahun)
bersifat kuantitatif dan memakai 20-40 14 34.1
pendekatan desain cross sectional 41-60 24 61.0
(potong lintang). Penelitian ini >60 2 4.9
dilaksanakan di desa Narigunung Jenis kelamin
Kecamatan Tiganderket Kabupaten Laki-laki 29 70.7
Karo. Peneltitian dilaksanakan pada Perempuan 12 29.3
Lama kerja
Februari 2019 hingga Juli 2019.
(tahun)
Populasi pada penelitian ini adalah 1-10 21 51.2
seluruh petani jeruk penyemprot 11-20 14 34.1
pestisida sebanyak 70 petani. >21 4 14.6
Besar sampel yang ditentukan Tingkat
berdasarkan rumus Slovin. Sampel pendidikan
yang diambil dengan teknik purposive Tidak - -
sampling berdasarkan pertimbangan bersekolah
dari penulis yaitu ; sampel merupakan SD 3 7.3
petani jeruk penyemprot pestisida, SMP 7 17.1
pernah mengalami keracunan seperti SMA 25 61.0
mual, muntah, pusing, menggigil, Perguruan 6 14.6
iritasi kulit ringan, sulit bernafas, tinggi
diare, sering buang air kecil, Karakteristik usia penyemprot
mengi(bengek) yang diakibatkan pestisida di desa Narigunug
pestisida. Kecamatan Tiganderket diperoleh
Metode pengumpulan data dalam terdapat pekerja berumur 41-60 tahun
penelitian ini dilakukan melalui 3 cara yaitu sebanyak 25 orang (61%) dan
yaitu dengan observasi, pengukuran >61 tahun sebanyak 2 orang (4,9%).
berat badan dan tinggi badan serta Usia berkaitan dengan kekebalan
wawanc ara terhadap responden. tubuh dalam mengatasi tingkat
toksisitas suatu zat, semakin tua umur
seseorang maka efektivitas sistem
kekebalan di dalam tubuh akan
semakin berkurang. Hal ini berarti

3
pekerja memiliki resiko tinggi meningkatkan kualitas hidup.
terjadinya keracunan pestisida. Pendidikan dapat memengaruhi
Karakteristik jenis kelamin seseorang termasuk juga perilaku
penyemprot pestisida yang diperoleh seseorang akan pola hidup terutama
jumlah responden laki- laki berjumlah dalam memotivasi untuk sikap
29 orang (70,7%) dan terdapat jumlah berperan serta dalam pembangunan.
penyemprot wanita yaitu 12 orang (Notoadmodjo, 2003).
(29,3%). Penjamah pestisida yang
bekerja mayoritasnya adalah pekerja Tabel 2
laki-laki dikarenakan resiko pekerjaan Tingkat pengetahuan responden
yang besar dimana pekerja bekerja Pengetahuan
n (%)
berhubungan langsung dengan bahan Reponden
kimia berbahaya yang dilakukan Kurang 12 29.3
secara rutin atau terus menerus. Lokasi Baik 29 70.7
tempat kerja yang luas dan berpindah- Total 41 100
pindah menjadi salah satu alasan laki- Pengetahuan Responden
laki lebih banyak yang bekerja sebagai berdasarkan 5 pertanyaan yang
penyemprot. diberikan kepada responden tingkat
Lama kerja responden sebagai pengetahuan baik sebanyak 29 orang
penyemprot pestitida paling banyak (70,7%). Masih ada petani yang
berada pada rentang 1- 10 tahun, yaitu pengetahuan mengenai pestisida masih
sebanyak 21 orang (51,2%) dan lama kurang. Pengetahuan baik yang
kerja paling sedikit berada pada dimiliki responden karena adanya
rentang 11-20 tahun, yaitu sebanyak pelatihan yang sering dilakukan oleh
14 orang (34,1%). Masa kerja suatu perusahaan yang memproduksi
responden sebagai penyemprot pestisida tentang penggunaan pestisida
pestisida tergolong cukup lama seluruh sebelum dan sesudah mereka bekerja
penyemprot bekerja >1 tahun. Semakin sebagai penjamah pestisida.
lama bekerja menggunakan pestisida
semakin tinggi pula faktor risiko Tabel 3
terjadinya penumpukan racun dalam karakteristik berdasarkan status gizi
tubuh dan pada akhirnya akan Status Gizi n (%)
menyebabkan terjadinya keracunan Normal 19 46.3
kronis. Semakin lama kontak dengan Tidak Normal 22 53.7
pestisida sehingga resiko keracunan Total 41 100
terhadap pestisida semakin tinggi. Petani penyemprot pestisida status
Tingkat Pendidikan paling banyak gizi normal yaitu 19 orang (46,3%)
berada pada SMA yaitu sebanyak 25 dan tidak normal sebanyak 22 (53,7%).
orang (61%) dan paling sedikit SD Status gizi tidak normal petani karena
yaitu sebanyak 3 orang (7,3%). kelebihan berat badan (overweight).
Pendidikan diperlukan untuk mendapat Petani di lokasi penelitian ini memiliki
informasi misalnya hal-hal yang kebiasaan pola makan sayuran dan
menunjang kesehatan sehingga dapat

4
makan dengan porsi besar dalam Penggunaan Pestisida
kesehariannya. Penelitian ini
mengambil sampel petani jeruk Hasil wawancara dan observasi
dengan kegiatan keseharian yang yang dilakukan terhadap 41 sampel
padat. Pada pagi hari petani tersebut diperoleh hasil berikut :
berkebun jeruk dan sore hari
dilanjutkan dengan tanaman lainnya Tabel 5
seperti cabe dan tomat. . Status gizi Banyak jenis pestisida berdasarkan
sangat berpengaruh terhadap masalah- jenis
masalah kesehatan, misalnya ; Penggunaan n (%)
meningkatkan kelambanan, kelemahan pestisida
daya tahan tubuh dan fisik, Jenis pestisida
mengurangi inisiatif dan meningkatkan 1 jenis - -
kepekaan terhadap infeksi dan jenis >1 jenis 41 100
penyakit lainnya. Total 41 100
Penggunaan banyak jenis pestisida
Tabel 4 >1 jenis sebanyak 41 orang (100%).
Kebersihan badan responden Golongan pestisida paling banyak
Kebersihan n (%) digunakan adalah insektisida dan
badan fungisiya yaitu sebanyak 41 orang
Bersih 24 58.5 (100%). Petani terbiasa
Tidak bersih 17 41.5 mencampurkan berbagai golongan
Total 41 100 pestisida dalam satu aplikasi,
Kebersihan badan petani bersih penggunaan pestisida perlu
sebanyak 24 orang (58,5%) dan tidak diperhatikan secara serius mengingat
bersih sebanyak 17 orang (41,5%). bahaya dari pestisida yang dapat
Petani jeruk pada lokasi penelitian menyebabkan keracunan, penyakit,
pada umumnya tidak langsung kanker bahkan kematian akibat
mencuci pakaian yang digunakan keracunan ataupun terpapar pestisida.
tetapi mereka menjemur kembali Tingkat pajanan terhadap pestisida
pakaian mereka untuk digunakan pada tidak dirasakan langsung saat ini
saat penyemprotan selanjutnya. karena sifatnya yang kumulatif dan
Kebiasaan ini dapat berakibat berpengaruh terhadap lama kerja yang
keracunan pada petani tersebut yaitu dialami penyemprot pestisida sehingga
masuknya bahan kimia dari pestisida cenderung menggunakan beberapa
melalui kulit, bahan racun tersebut jenis pestisida baik secara berkala
memasuki pori-pori atau terserap ataupun sekaligus.
langsung ke dalam sistem tubuh,
terutama bahan yang larut minyak.

5
Tabel 6 dimana harga pestisida yang cukup
Penggunaan pestisida mahal, memaksa petani untuk lebih
Penggunaan pestisida n (%) menghemat dengan cara
Waktu penyemprotan memperkirakan sendiri takaran yang
Pagi/sore hari
akan digunakan sesuai dengan
Siang hari pukul 41 100
11.00- 14.00 serangan yang terjadi. Penggunaan
- -
Dosis pestisida pestisida yang seperti ini dapat
Sesuai keinginan
21 51.2 menyebabkan dosis yang digunakan
Sesuai takaran bisa saja melebihi atau kurang dari
20 48.8
Alat penyemprotan takaran yang direkomendasikan
Pompa mesin
Pompa punggung
41 100 sehingga penggunaan pestisida
- - menjadi tidak optimal bahkan dapat
Lama penyemprotan
< 4 jam menyebabkan dampak negatif.
> 4 jam 28 68.3
13 31.7 Alat penyemprotan menggunakan
Arah penyemprotan pompa mesin sebanyak 40 orang
Berlawanan dengan
arah angin 20 48.8 (100%), Keterpaparan pestisida juga
Searah dengan arah 21 51.2 dapat terjadi melalui kontak langsung
angina saat penggunaan alat pompa, mayoritas
Total 41 100 petani di Desa Tiganderket meng-
Petani jeruk penyemprot pestisida gunakan alat penyemprot mesin untuk
di desa Narigunung dilakukan pada menyemprot pestisida sesuai dengan
pagi/sore hari sebanyak 41 orang anjuran. Pompa gendong mempunyai
(100%). Waktu aplikasi merupakan banyak kekurangan di-bandingkan
salah satu faktor yang sangat dengan pompa mesin, terkadang pada
menentukan efektifitas pestisida yang saat pemindahan pestisida yang telah
diaplikasikan. Berdasarkan hasil dicampur kerap bertumpah dan tubuh
penelitian, diketahui bahwa petani terkena pestisida secara langsung.
jeruk melakukan penyemprotan pagi Lama penyemprotan paling
atau sore hari sesuai dengan kondisi banyak <4 jam sebanyak 28 orang
cuaca pada saat itu. Hal ini sesuai (28,3%) dan >4 jam sebanyak 31 orang
dengan dengan rekomendasi umum (31,7). Beberapa petani melakukan
untuk penyemprotan dalam penyemprotan >4 jam, pekerja yang
hubungannya dengan keadaan cuaca bekerja dalam jangka waktu yang
yakni tidak melakukan penyemprotan cukup lama dengan pestisida akan
saat hujan, udara terlalu kering mengalami keracunan yang menahun,
(penguapan), terlalu panas, dan saat artinya makin lama bekerja maka akan
keadaan berangin. semakin bertambah jumlah pestisida
Pencampuran dosis pestisida yang terabsorbsi dan mengakibatkan
sesuai keinginan sebanyak 21 orang menurunnya aktivitas cholinesterase.
(51,2%) dan sesuai takaran sebanyak Permenaker No.Per-03/Men1986 pasal
250 orang (48,8%). Berdasarkan hasil 2 ayat 2a dinyatakan bahwa untuk
penelitian, diketahui bahwa seluruh menjaga efek yang tidak diinginkan
petani telah menggunakan pestisida maka dianjurkan supaya tidak melebihi

6
4 jam sehari dalam seminggu berturut- menggunakan kacamata dan pelindung
turut bila menggunakan pestisida. tangan dengan alasan mengganggu
Penyemprotan searah dengan arah penglihatan saat bekerja dan sarung
angin sebanyak 21 orang (51,2%) dan tangan panas apabila dipakai.
berlawanan dengan arah angina Meskipun mereka mengetahui resiko
sebanyak 20 (48,8%). Penyemprotan yang akan terjadi jika tidak
yang tidak sesuai dengan arah angin menggunakan alat pelindung diri,
menyebabkan pestisida ikut terbawa mereka beranggapan bahwa
angin sehingga pestisida tidak pergerakan menjadi terbatas atau
mengenai tanah secara tepat. Hal ini merasa tidak nyaman jika
menyebabkan sedikitnya pestisida menggunakan alat pelindung diri
yang mengenai tanah. Penyemprotan sehingga tetap memilih tidak
di waktu yang tidak efektif seperti di menggunakan alat pelindung diri. Hal
siang hari jam 11.00 – 14.00 akan ini akan meningkatkan resiko
menyebabkan pestisida mengalami keracunan yang diakibatkan oleh
penguapan sehingga konsentrasi pestisida.
pestisida dalam tanah dapat berkurang.
Cara Penanganan Pestisida
Tabel 7
Penggunaan pestisida berdasarkan Hasil wawancara dan observasi
pemakaian APD yang dilakukan terhadap 41 sampel
Penggunaan Jawaban diperoleh hasil berikut :
APD Ya Tidak
n % n % Tabel 8
Pelindung 41 100 - - Cara penanganan pestisida
kepala Penanganan
Pelindung 3 7,3 38 92,7 pestisida n (%)
pernapasan Penyimpanan
Pelindung - - 41 100 Tempat khusus - -
tangan Gudang 41 100
Pelindung 41 100 - -
pertanian
kaki
Pelindung 41 100 - - Pencampuran 41 100
badan Ruang terbuka - -
Pemakain APD paling banyak Ruang tertutup
Total 41 100
yaitu pelindung kepala, kaki dan badan
yaitu sebanyak masing-masing 41 Penyimpanan pestisida di gudang
orang (100%) dan pemakain APD pertanian sebanyak 41 orang (100%)
paling sedikit adalah pelindung mata dan untuk pencampuran pestisida
sebanyak 3 orang (7,3 %). Berdasarkan ruang terbuka sebanyak 41 orang
hasil penelitian seluruh responden (100%). Seluruh responden
telah menggunakan alat pelindung diri menyimpan pestisida di gudang
pada saat melakukan penyemprotan, pertanian, dari hasil wawancara petani
namun sangat jarang yang tidak pernah menyimpan pestisida di
dalam rumah karena jarang pestitida

7
yang digunakan tidak habis dalam Keluhan Kesehatan
sekali semprot, jika ada sisa maka akan
disimpan di kebun. Penyimpanan Hasil wawancara dan observasi
pestisida merupakan salah satu faktor yang dilakukan terhadap 41 sampel
yang perlu diperhatikan dalam diperoleh hasil berikut :
penggunaan pestisida. Hasil
pengamatan yang dilakukan sarana Tabel 9
penyimpanan pestisida dengan Keluhahan kesehatan
Keluhan Jawaban
sederhana bagi petani yang kesehatan Ya Tidak
menyimpan pestisida di kebun/ladang. n % n %
Ada yang hanya meletakkan di atas Mual 31 75.6 10 24.4
papan-papan yang disusun namun ada Muntah 12 29.3 29 70.7
juga yang menyimpan dalam gudang Pusing 40 97.6 1 2.4
Sakit kepala 25 61.0 16 39.0
atau pondok sederhana yang tertutup.
Susah nafas 4 9.8 37 90.2
Petani penyemprot biasanya Menggigil - - 41 100
mencampur pestisida terlebih dahulu Iritasi kulit 30 73.2 11 26.8
ke dalam wadah sebelum dimasukkan ringan
ke alat penyemprot. Pencampuran ini Diare 2 4.9 39 95.1
dilakukan untuk melarutkan atau Sering 10 24.4 31 75.6
buang air
mencampur pestisida sesuai dengan kecil
dosis dan takaran yang dianjurkan. Mengi - - 41 100
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa (bengek)
petani di desa Narigunung melakukan Pandangan 10 24.4 31 75.6
proses pencampuran sudah tepat. Teori kabur
Keringat 12 29.3 29 70.7
mengatakan pencampuran pestisida berlebihan
sebaiknya dilakukan di tempat yang Penelitian menunjukkan bahwa
memiliki sirkulasi udara yang baik petani paling banyak mengalami
karena di tempat tertutup pestisida keluhan kesehatan pusing yaitu 40
memiliki daya racun yang lebih tinggi orang (97,6%), dan keluhan kesehatan
sehingga dapat mengakibatkan mual sebanyak 31 orang (75,6%) dan
keracunan melalui pernapasan. Pada keluhan kesehatan paling sedikit yaitu
petani yang menggunakan mesin diare sebanyak 2 orang (4,9%). Dari
penyemprot, pestisida dicampur di hari penelitian menunjukkan seluruh
dalam tong dan langsung diaduk oleh responden mengalami keluhan
mesin penyemprot. Cara ini cukup kesehatan setelah melakukan
aman karena petani hanya penyemprotan. Dari wawancara
menuangkan jenis pestisida yang didapatkan bahwa petani
digunakan dan tidak ada kontak menggunakan campuran dari 2 jenis
langsung yang cukup lama. bahkan 3 jenis pestisida yaitu
campuran insektisida dan fungisida
yang dipakai pada setiap
penyemprotan. Keluhan kesehatan lain

8
yang dirasakan petani seperti batuk, jam sebanyak 28 orang (28,3%),
mengantuk dan sulit tidur. sikap terhadap arah semprot
searah dengan arah angin
Kesimpulan dan Saran sebanyak 21 orang (51,2%), APD
Kesimpulan paling banyak digunakan yaitu
pelindung kepala, kaki dan badan
1. Hasil analisis univariat yaitu sebanyak masing-masing 41
karakteristik responden meliputi ; orang (100%) dan pemakain APD
jumlah usia 41-60 tahun, yaitu paling sedikit adalah pelindung
sebanyak 25 orang (61%). Jumlah mata sebanyak 3 orang (7,3
responden laki- laki penyemprot %).dan untuk frekuensi
pestisida berjumlah 29 0rang penyemprotan 1 kali dalam
(70,7%). Untuk lama kerja berada seminggu sebanyak 31 orang
pada rentang 1- 10 tahun, yaitu (75,6).
sebanyak 21 orang (51,2%), untuk 3. Hasil analisis univariat cara
tingkat pendidikan SMA yaitu penanganan pestisida diperoleh
sebanyak 25 orang (61%), untuk hasil penyimpanan pestisida di
tingkat pendidikan responden baik gudang pertanian sebanyak 41
yaitu sebanyak 29 orang (70,7%) orang (100%) dan untuk
dan untuk tingkat pengetahuan pencampuran pestisida ruang
kurang sebanyak 12 orang terbuka sebanyak 41 orang
(29,3%). Status gizi reponden (100%).
tidak normal sebayak 22 orang 4. Hasil analisi keluhan kesehatan
(53.7%) dan untuk kebersihan yang dirasakan petani penyempro
badan petani bersih sebanyak 24 pestisida diperoleh hasil
orang (58,5%). mengalami keluhan kesehatan
2. Hasil analisis univariat mual yaitu 13 orang (31,7%),
berdasarkan penggunaan pestisida disusul dengan keluhan kesehatan
diperoleh banyak jenis pestisida muntah sebanyak 11 orang
>1 jenis sebanyak 41 orang (26,8%) dan keluhan kesehatan
(100%), penggunaan golongan paling sedikit yaitu sakit kepala,
pestisida paling banyak digunakan iritasi kulit ringan, diare, dan
adalah golongan insektisida dan pandangan kabur masing-masin g
fungisida yaitu sebanyak 41 orang sebanyak 1 orang (2,4%). Untuk
(100%). Untuk waktu pengobatan paling banyak tidak
penyemprotan pada pagi/sore hari berobat yaitu 30 orang (73,2%).
sebanyak 41 orang (100%).
Pencampuran dosis sesuai Saran
keinginan sebanyak 21 orang
Adapun saran dalam penelitian ini
(51,2%), alat penyemprotan
adalah :
menggunakan pompa mesin
1. Bagi Dinas Pertanian,
sebanyak 40 orang (100%). Lama
hendaknya perlu peningkatan
penyemprotan paling banyak <4

9
pengetahuan petani dalam Diakses Desember 6,2018, dari
penggunaan pestisida yang baik https://sumut.bps.go.id/
dan benar melalui penyuluhan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo
atau pelatihan-pelatihan terkait (2015). Diakses Desember 6,
kesesuaian jenis pestisida, 2018, dari
takaran dosis dan penggunaan https://karokab.bps.go.id/
APD. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo
2. Bagi petani jeruk agar (2017). Diakses Mei 12, 2019,
memperhatikan dosis label dari https://karokab.bps.go.id/
kemasan penggunaan pestisida Kementerian Pertanian. Jakarta
terlebih dahulu sebelum Kementerian Pertanian. Jakarta
digunakan. Eka, W. (2015). Faktor Risiko dalam
3. Selama pekerja melakukan Penggunaan Pestisida Terhadap
penyemprotan pestisida Keluhan Kesehatan pada Petani di
sebaiknya pekerja menghindari Kecamatan Berastagi. Diakses 15
kontak langsung dengan bahan September 2018, dari
kimia dengan cara https://media.neliti.com/media/
menggunakan APD lengkap publications/25014-ID-faktor
seperti misalnya masker, risiko-dalam-penggunaan-
sarung tangan, kacamata dan pestisida-pada-petani-di
sepatu boot. berastagi-kabupaten karo.pdf.
4. Bagi peneliti lain, perlu adanya Notoadmodjo, S.,( 2007). Promosi
riset lebih lanjut dengan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
mengukur tingkat keracunan Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta
petani penyemprot berdasarkan Puskesdes desa Narigunung II 2017
kadar kholinesterase dalam tentang data dan jumlah penduduk
darah petani penyemprot. desa Narigunung II
Soekidjo, N. (2010). Metode
Daftar Pustaka Penelitian Kesehatan (ed. Rev).
Adiwisastra, A. (1985). Keracunan Jakarta: Rineka Cipta.
(ed1). Bandung: Offset Angkasa Soemirat, J. (2007). Kesehatan
Afriyanto,. (2008). Kajian Keracunan Lingkungan. (ed VII). Gadja
Pestisida pada Petani Mada. Yogyakarta:Universit
Penyemprot Cabe di desa Candi Press.
kecamatan Badungan Kabupaten Sudarmo, S. (2007). Pestisida.
semarang. Diakses pada 5 Mei Yogyakarta: Kanisius
2019,dari WHO, (1996). Biological Monitoring
http://eprints.undip.ac.id/ of Chemical Exposure in the
16405/1/AFRIYANTO.pdf Workplace. Geneva: World Health
Badan Pusat Statistik Provinsi Organization.
Sumatera Utara. (2016).

10

You might also like