You are on page 1of 8

JENIS DAN POPULASI HAMA LALAT BUAH (Bactrocera spp.

) PADA TANAMAN
JERUK (Citrus nobilis Lour) DI DESA KUOK
KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

SPECIES AND POPULATION FRUIT FLY (Bactrocera spp.) ON CITRUS ORANGE


(Citrus nobilis Lour) IN THE KUOK VILLAGE
SUBDISTRICT KUOK DISTRICT KAMPAR

Juliani Harahap1, Hafiz Fauzana2, Agus Sutikno2


Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau
Jln. HR. Subrantas km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, 28293

Julianiharahap80@gmail.com/081319636321

ABSTRACT

Fruit flay is a pests of the citrus orange in Kampar District. Observation species and
population fruit fly pest to determine the pest control. This study aims to determine the type
and population fruit fly (Bactrocera spp.) That attack citrus plants and fruit flies attack
percentage in the village of Kuok, Kampar. Research has been conducted with a purposive
sampling method with the criteria citrus orchards and attack fruit fly pests. The observation
did on two gardens to be attacked with fruit flay that Rudi pack with an area of 0.5 ha and
0.25 ha Ahmad garden with a distance that is 6 x 6 m. Plant samples selected systematically
method with zig-zag pattern. Intake of fruit flies imago done in two ways: first, by making
use of petrogenol traps the observed daily for 7 days. Second, making fruit on the ground
attacked performed once at the start of the study. The parameters measured were the
description of the location, species and population fruit fly, the percentage of attacks. Datas
were analyzed statistically do tabulation and calculated the average population and
deskription in tables, and images. The results of such studies fruit flies were caught in the
petrogenol trap is B. carambolae, B. papayae and B. umbrosa. Species B. carambolae the
highest population obtained in the village of Kuok, percentage of fruit flies attack on citrus
plant in the village of Kuok relatively low at 3.42%.

Keywords: Citrus nobilis Lour, Bactrocera spp., Species and populations

PENDAHULUAN sekitar menyebutnya sebagai jeruk kuok.


Tanaman jeruk merupakan salah satu Jeruk Siam asal Desa Kuok ini memiliki rasa
komoditi andalan hortikultura di Provinsi yang manis dan harum sehingga diminati
Riau, khususnya jenis jeruk siam. Jeruk Siam oleh masyarakat Riau dan memiliki kulit
(Citrus nobilis Lour) merupakan anggota buah yang tipis sehingga menjadi ciri khas
jeruk keprok yang berasal dari Siam yang membedakannya dari jenis jeruk lain.
(Muangthai). Tanaman ini terus berkembang Data produksi jeruk di Provinsi Riau
dan tersebar sampai ke Indonesia (Setiawan menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai
dan Trisnawati, 2003). Provinsi Riau tahun 2011 mengalami penurunan yang
merupakan salah satu sentral produksi jeruk sangat signifikan yaitu sebagai berikut
Siam khususnya di Desa Kuok Kecamatan 19.221, 11.138, 4.586 ton dan pada tahun
Kuok Kabupaten Kampar. Masyarakat 2012 sampai tahun 2013 mengalami sedikit

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 1
peningkatan yaitu 5.057 dan 5.195 ton (BPS BAHAN DAN METODE
Riau, 2015). Penurunan produksi tanaman Penelitian ini telah dilaksanakan di
jeruk ini tidak terlepas dari akibat serangan kebun jeruk Desa Kuok Kecamatan Kuok
hama dan penyakit. Salah satunya yaitu Kabupaten Kampar dan di Laboratorium
adanya gangguan hama lalat buah yang Hama Tumbuhan Universitas Riau, Jalan
menyerang dan merusak buah jeruk. Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Panam,
Berdasarkan datadari Perlindungan Kecamatan Tampan Pekanbaru selama 2
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi bulan (Maret sampai April 2016).
Riau (2015) melaporkan bahwa serangan Bahan yang digunakan dalam
hama lalat buah pada tanaman jeruk di penelitian ini yaitu tanaman jeruk, buah yang
Kabupaten Kampar Pada tahun 2011 sampai terserang lalat buah, petrogenol (senyawa
2013 meningkat. pada tahun 2011 sebanyak pemikat), imago lalat buah (Bactrocera
532 pohon jeruk, dan pada tahun 2013 spp.), air, pasir, dan alkohol 70%.
sebanyak 1908 pohon jeruk. Serangan lalat Metode penelitian dengan metode
buah tersebut dapat menurunkan produksi purposive sampling pada kebun jeruk yang
buah jeruk hingga 50 % dan menimbulkan terluas serta adanya serangan hama lalat
kerugian secara ekonomi. buah di Desa Kuok. Dipilih 2 kebun yang
Menurut Putra (1997), pakan lalat buah terserang hama lalat buah yaitu luas 0,5 Ha
dewasa berasal dari cairan manis buah– dan 0,25 Ha dengan jarak tanam 6 x 6 m.
buahan. Lalat buah yang ditemukan di setiap Penentuan tanaman sampel dengan metode
lahan disebabkan perbedaan jumlah dan jenis sistematik sampling dengan pola zig-zag.
buah sebagai pakan lalat buah. Nismah dan Sebanyak 10 % dari sampel tanaman.
Susilo (2008), menyatakan semakin banyak Data yang diperoleh dianalisis
jenis dan jumlah buah pada suatu lahan maka statistik, dengan tabulasi dan perhitungan
semakin banyak pula jumlah dan jenis lalat rata-rata populasi.
buah yang ditemukan. Pengambilan imago lalat buah dilakukan
Jenis lalat buah yang menyerang jeruk dengan 2 cara yaitu, pengambilan dengan
di Indonesiaterdapat 4 jenis yaitu Bactrocera menggunakan perangkap petrogenol di
carambolae, Bactrocera papaye, Bactrocera lapangan, diamati setiap hari selama 7 hari
dorsalis dan Bactrocera cucurbitae dan pengambilan buah terserang di lapangan
(Anonim, 2016). dibawa ke Laboratorium untuk rearing.
Pengamatan jenis dan populasi lalat Pengambilan sampel imago lalat buah
buah yang ada di suatu daerah perlu dengan menggunakan perangkap petrogenol.
diketahui sebagai langkah pengendalian Perangkap diletakkan dengan cara digantung
hama secara tepat dan cepat agar produksi di tajuk tanaman bagian luar yang tidak
tidak mengalami penurunan dan mengalami terlalu rimbun dengan ketinggian 1,5 meter
kerugian yang signifikan. Aspek penting dari permukaan tanah.
dalam melakukan pengendalian hama Imago lalat buah yang didapat,
terpadu yaitu pemantauan ekosistem kebun, jenisnya dengan menggunakan mikroskop
seperti mengetahui jenis dan populasi hama binokuler dengan mengacu pada buku
lalat buah yang menyerang tanaman jeruk. pedoman identifikasi hama lalat buah
Penelitian ini bertujuan untuk (Suputa et al., 2006). Pengamatan meliputi
mengetahui jenis dan populasi hama lalat deskripsi lokasi, jenis dan populasi lalat
buah (Bactrocera spp.) yang menyerang buah, dan persentase serangan lalat buah.
tanaman jeruk (Citrus nobilis Lour) dan
persentase serangan lalat buah di Desa Kuok
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 2
HASIL DAN PEMBAHASAN piringan tanaman sekaligus menggemburkan
Pemeliharaan tanaman jeruk tanah di piringan. Pemangkasan ranting
Tanaman yang ada di sekitar lokasi dilakukan 7 bulan sekali. Pengendalian hama
kebun bagian sebelah barat berbatasan menggunakan insektisida (Decis 2.5 EC)
dengan kebun jeruk dan hutan, sebelah utara dilakukan secara rutin 1 bulan sekali.
berbatasan dengan tanaman jeruk, sebelah
timur berbatasan dengan jeruk dan karet, dan Deskripsi jenis lalat buah teridentifikasi
sebelah selatan berbatasan dengan kelapa Identifikasi jenis lalat buah dilakukan
sawit. Pemeliharaan kebun jeruk dilakukan pada fase imago berdasarkan morfologi
dengan pemupukan secara rutin dengan meliputi bentuk toraks, sayap, dan abdomen.
menggunakan pupuk kandang yang Identifikasi mengacu pada buku pedoman
dilakukan lima bulan sekali. Sanitasi identifikasi hama lalat buah (Suputa et al.,
terhadap buah yang gugur akibat serangan 2006). Hasil identifikasi jenis lalat buah yang
lalat buah, pemotongan rumput liar dengan menyerang buah jeruk dapat dilihat pada
menggunakan mesin pemotong rumput Gambar 1.
secara rutin 3 bulan sekali, pembersihan

a. B. Carambolae a. Toraks
Terdapat pita lateral postsutural yang sejajar dan
lebih besar dari 0.15 mm.
a b. Sayap
b Costal band berwarna coklat-hitam yang menyempit,
sedikit overlapping pada R2+3 dan sedikit melebar
c melewati ujung sayap R2+3
c. Abdomen
Abdomen pada tergum III-V melebar ke bagian
medial longitudinal band berwarna hitam gelap.
b. B. Papayae a. Toraks
Terdapat pita lateral postsutural yang sejajar dan
a lebih besar dari 0.15 mm.
b. Sayap
b Costal band berwarna coklat-hitam yang menyempit,
berhimpitan dengan R2+3 atau overlapping pada
c
lapisan R2+3.
c. Abdomen
Abdomen pada tergum III-V menyempit hingga ke
bagian medial longitudinal band berwarna hitam
gelap.
c. B. Umbrosa a. Toraks
Terdapat 2 seta pada skutelum
a b. Sayap
Terdapat 3 band melebar berwarna merah-coklat dari
b costal band hingga bagian bawah sayap.
c c. Abdomen
Abdomen tergum tidak menyatu dan berbentuk oval
hingga oval memanjang.

Gambar 1. Jenis lalat buah yang teridentifikasi


1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 3
Populasi lalat buah yang terperangkap Kabupaten Kampar bervariasi yang disajikan
pada perangkap petrogenol pada Tabel 1.
Hasil pengamatan jenis dan populasi
lalat buah dengan menggunakan perangkap
petrogenol di Desa Kuok Kecamatan Kuok

Tabel 1. Jenis dan populasi lalat buah terperangkap pada perangkap petrogenol di DesaKuok
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar (pengamatan selama 7 hari)
Populasi imago lalat buah (ekor)
No Jenis (spesies) Total Rerata Rerata
perperangkap/7 hari Perperangkap/hari
1. Bactrocera carambolae
340 12.5 1.78
Drew dan Hancock
2. Bactrocera papayae
121 4.4 0.62
Drew dan Hancock
3. Bactrocera umbrosa
74 2.7 0.38
Fabricius

Tabel 1 menjelaskan bahwa, jenis Kandungan nutrisi buah jeruk matang sangat
lalat buah yang tertangkap pada perangkap tinggi.
petrogenol adalah B. carambolae, B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
papayae dan B. umbrosa. Jenis dan populasi pertumbuhan dan perkembangan lalat buah
lalat buah yang terperangkap pada lokasi yaitu faktor biotik (ketersediaan makanan
penelitian yaitu B. Carambolae sebanyak atau nutrisi, vegetasi, dan musuh alami) dan
340 ekor dengan rerata perperangkap/7 hari faktor abiotik (suhu, kelembaban, cahaya
12.5 ekor dan rerata perperangkap/hari 1.78 matahari dan angin) (Pamungkas, 2006).
ekor, B. papayae sebanyak 121 ekor dengan Tingkat kematangan buah berpengaruh
rerata perperangkap/7 hari 4.4 ekor dan terhadap kehidupan lalat buah. Buah yang
rerata perperangkap/hari 0,62 ekor,dan B. lebih matang lebih disukai oleh lalat buah
umbrosa sebanyak 74 ekor dengan rerata untuk meletakkan telur daripada buah yang
perperangkap/7 hari 2,7 ekor dengan rerata masih hijau. Tingkat kematangan buah
perperangkap/hari 0.38 ekor. Hal ini sesuai sangat mempengaruhi populasi lalat buah.
dengan Kaurow (2015) menyatakan bahwa Menurut Karo dkk (2014) jenis pakan yang
spesies lalat buah yang menyerang tanaman banyak mengandung asam amino, vitamin,
jeruk manis di Banda Aceh adalah B. mineral, air, dan karbohidrat dapat
carambolae, B. Papayae dan B. umbrosa. memperpanjang umur serta meningkatkan
B. carambolae merupakan lalat buah keperidian lalat buah. Hal ini juga
yang mempunyai populasi tertinggi sebanyak disebabkan karena ketersediaan tanaman
340 ekor. B. carambolae bersifat polifag buah jeruk lebih banyak dibanding tanaman
yaitu menyerang lebih dari satu tanaman buah lainnya. Siwi (2005) juga
inang. Adapun salah satu tanaman inang B. mengemukakan nutrisi yang terkandung
carambolae yaitu buah jeruk. Jeruk memiliki pada tanaman selain dibutuhkan dalam
karakteristik yang cocok sebagai tanaman pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
inang yang ideal, karena lalat buah mencari juga sangat dibutuhkan oleh serangga untuk
tanaman inang dengan bentuk bulat, perkembangan hidupnya. Sifat atraktan
berwarna kuning dan beraroma khas. tanaman inang terhadap serangga sangat

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 4
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi tanaman pada hari ke lima mengalami kenaikan
inang. mencapai 64 ekor, pada hari ke enam
Vegetasi sekitar kebun tanaman jeruk mengalami penurunan sebanyak 47 ekor dan
dibatasi dengan tanaman jeruk, karet, kelapa pada hari ke tujuh mengalami penurunan
sawit, hutan dan banyak terdapat gulma. Van kembali hingga mencapai 43 ekor. Hal ini
Emden (1991) menyatakan peningkatan diduga karena kondisi buah jeruk belum
keragaman habitat pada suatu kawasan mengalami musim panen sehingga masih
pertanian dapat meningkatkan keragaman banyak buah yang belum matang maka
hama dan musuh alaminya dapat mengurangi ketersediaan makanan bagi lalat buah
kerusakan tanaman oleh hama. semakin berkurang.
Populasi lalat buah yang terperangkap Semakin menurun lalat buah yang
pada perangkap petrogenol pada setiap terperangkap dengan menggunakan
pengamatan mengalami penurunan dari hari perangkap petrogenol setiap harinya dapat
pertama hingga hari ketujuh dan sedikit disebabkan diduga lalat buah yang
mengalami kenaikan pada hari kelima, dapat terperangkap hanya berjenis kelamin jantan.
dilihat pada Gambar 2. Melani (2008) berpendapat bahwa
petrogenol komersial yang digunakan dalam
pengendalian termasuk dalam golongan
feromon. Penggunaan petrogenol ini
bertujuan untuk menekan populasi lalat buah
jantan sehingga probabilitas terjadinya
perkawinan pada lalat buah akan menurun
dan berpengaruh terhadap penurunan
populasi pada generasi selanjutnya. Selain
itu, petrogenol akan menguap jika lama
berada di luar ruangan, sehingga semakin
bertambah hari maka konsentrasinya
menurun, akibatnya lalat buah yang
Gambar 2. Populasi lalat buah yang terperangkap juga semakin rendah.
terperangkap pada perangkap Kecenderungan penurunan populasi
petrogenol lalat buah yang terperangkap mulai dari hari
pertama hingga hari ke 7 dan sedikit naik
Dari Gambar 2 memperlihatkan bahwa pada hari ke 5. Hal disebabkan karena
B. carambolae yang terperangkap pada populasi lalat buah jantan sudah banyak
perangkap petrogenol di Desa Kuok pada terperangkap pada hari sebelumnya sehingga
hari pertama sebanyak 153 ekor banyaknya dengan bertambah hari populasi lalat buah di
lalat buah yang terperangkap pada hari sekitar tanaman akan berkurang.
pertama disebabkan pada pertanaman jeruk
tidak dilakukan pengendalian sehingga Jenis dan Populasi Lalat Buah pada Buah
populasi lalat buah sebelumnya banyak Terserang
terdapat di pertanaman. Pada hari ke dua Identifikasi terhadap jenis dan
mengalami penurunan sebanyak 92 ekor,hari populasi lalat buah hasil rearing terhadap
ke tiga mengalami penurunan sebanyak 77 buah terserang lalat buah sebanyak 63 buah,
ekor hal ini disebabkan karena petani ditemukan 3 spesies lalat buah yaitu adalah
melakukan pemotongan rumput liar dan B. carambolae, B. Papayae dan B. umbrosa
pemangkasan tanaman jeruk, pada hari ke yang dapat dilihat pada Gambar 3.
empat mengalami penurunan kembali 59
ekor hal ini karena terjadi hujan sehingga
mengurangi waktu penerbangan lalat buah,
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 5
betina untuk datang dan bertelur (Kalie,
B. umbrosa 4 2000).

Persentase Serangan
B. papayae 4 Pengamatan persentase serangan lalat
buah dilakukan dengan menghitung jumlah
B. carambolae 16 buah terserang lalat buah pertanaman sampel
adapun gejala serangan yang ditimbulkan
akibat dari serangan lalat buah yaitu buah
Populasi lalat buah (ekor) menjadi busuk dengan adanya tanda hitam
Gambar 3. Jenis dan populasi lalat buah pada pada bagian kulitnya dan menghitung buah
buah terserang di Desa Kuok yang tidak terserang pada tanaman jeruk
Kecamatan Kuok Kabupaten pertanaman sampel.
Kampar Hasil pengamatan persentase serangan
hama lalat buah Bactrocera spp. di Desa
Gambar 3 menunjukkan bahwa lalat Kuok Kecamatan Kuok Kabupatan Kampar
buah yang diperoleh dari hasil rearing semua adalah 3.42%. Ambang ekonomi persentase
buah terserang didapat jenis B. Carambolae serangan lalat buah pada buah mangga
sebanyak 16 ekor, B. papayae sebanyak 4 berkisar antara 14.8-23% (Sodiq, 2004),
ekor, dan B. umbrosa sebanyak 4 ekor. dengan demikian persentase serangan lalat
Buah jeruk yang merupakan tempat buah 3.42 % tergolong rendah.
perkembangbiakkan telur, larva dan pupa Rendahnya persentase serangan lalat
lalat buah. Rendahnya jumlah lalat buah dari buah diduga populasi jeruk yang matang
buah terserang diduga disebabkan lalat buah belum terlalu banyak, masih banyak buah
yang meletakkan telur pada buah juga yang masih hijau. Selain itu juga disebabkan
rendah. Hal ini diduga karena buah belum pengendalian yang dilakukan oleh petani.
matang dan masih berwarna hijau. Faktor Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani
yang menyebabkan peletakan telur oleh yaitu memungut buah terserang lalat buah,
imago lalat buah yaitu jeruk siam memiliki pemotongan rumput liar dengan
aroma yang kuat, kulit yang tipis dan menggunakan mesin pemotong rumput
memiliki kulit yang berwarna kuning ketika secara rutin 3 bulan sekali, pembersihan
buah jeruk matang sehingga dapat menarik piringan tanaman sekaligus menggemburkan
lalat buah untuk meletakkan telur. Aktivitas tanah dan pemangkasan ranting dilakukan 7
lalat buah dalam menemukan tanaman inang bulan sekali.
ditentukan oleh aroma dan warna (Soeroto Menurut Susanto (2010), bahwa
dkk.,1995). sanitasi kebun dilakukan dengan cara
Lalat buah tertarik dan terangsang pada menggumpulkan buah-buah terserang, baik
warna kuning. Pada saat buah menjelang yang gugur maupun yang masih berada
masak dan warna kuning mulai tampak, hal dipohon, kemudian dimusnahkan dengan
tersebut dapat menarik lalat buah khususnya cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah.
lalat buah betina untuk bertelur. Lalat buah Dengan demikian, larva-larva yang masih
juga memiliki indera penciuman yang sangat terdapat di dalam buah tidak dapat
tajam pada antenanya. Dengan indera meneruskan siklus hidupnya untuk menjadi
penciuman ini lalat buah dapat mengenali kepompong dalam tanah. Buah-buah gugur
bau masing-masing tanaman buah melalui yang dibiarkan di bawah pohon, juga
aroma atau ekstraksi ester dan asam organik berpeluang untuk diteluri lagi oleh lalat
dari buah sehingga dapat menarik lalat buah buah.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 6
Cara-cara pengendalian yang dilakukan sedini mungkin sehingga pengendalian dapat
oleh petani telah mengarah kepada teknik dilakukan lebih awal.
PHT walaupun petani sebenarnya masih
mengandalkan pestisida. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini sesuai dengan Nuryatiningsih Anonim. 2016. Serangan Lalat Buah pada
(2011) yang menyatakan bahwa metode- Jeruk. http://balitjestro. litbang.
metode pengendalian menurut PHT meliputi pertanian. go. id/serangan-lalat-buah-
metode agronomis (penggunaan varietas pada-jeruk. Diakses pada tanggal 4
tahan, rotasi tanaman, pengolahan tanah Februari 2016.
yang baik, dan pemangkasan), metode
mekanis (pemungutan hama, penggunaan Badan Pusat Statistik Riau. 2015. Riau
perangkap hama), metode biologis dan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik.
kimia. Pekanbaru.
Pengendalian hama yang dilakukan
petani dengan menggunakan pestisida Kaurow, H. A . 2011. Identifikasi dan
dilakukan secara rutin yaitu 2 minggu populasi lalat buah Bactrocera Spp.
sampai dengan 1 bulan sekali. Hal ini diduga pada areal tanaman jeruk di Banda
ini juga yang menyebabkan serangan rendah. Aceh. Jurnal Eugenia,volume 21 (3) :
Pemeliharaan tanaman jeruk oleh petani 105-109
dilakukan secara rutin diduga dapat
mengurangi perkembangan lalat buah dan Kalie, M. B. 2000. Mengatasi buah rontok,
persentase serangan lalat buah pada tanaman busuk, dan berulat Cet. 7. Penebar
jeruk siam rendah. Swadaya. Jakarta.

KESIMPULAN DAN SARAN Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama


Kesimpulan Tanpa Pestisida. Penebar Swadaya.
1. Jenis lalat buahyang menyerang tanaman Jakarta.
jeruk siam (Citrus nobilis lour) di Desa
Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Melani, D. 2008. Pengendalian Populasi
Kampar terdapat 3 jenis yaitu B. Lalat Buah. Balai Besar Pelatihan
carambolae, B. papayae, dan B. Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang.
umbrosa.
2. Jenis B. carambolae merupakan Nismah dan F. X. Susilo. 2008.
populasi tertinggi yaitu 1.78 ekor Keanekaragaman dan kelimpahan
perperangkap/hari pada tanaman jeruk lalat buah (Diptera:Tephritidae)
siam, diikuti dengan B. papayae pada beberapa sistem penggunaan
sebanyak 0.62 ekor perperangkap/hari, lahan di Bukit Rigis, Sumberjaya,
dan B. umbrosa sebanyak 0.38 ekor Lampung Barat. Jurnal HPT Tropika,
perperangkap/hari. volume 8 (2): 82 – 89.
3. Persentase serangan lalat buah pada
tanaman jeruk siam di Desa Kuok Nuryatiningsih. 2011. Teknik-teknik
tergolong rendah yaitu sebesar 3.42%. pengendalian OPT dan penerapan
konsep PHT. Balai Besar Perbenihan
Saran dan Proteksi Tanaman Perkebunan.
Petani disarankan untuk melakukan Surabaya.
pengamatan terhadap lalat buah secara rutin
agar serangan lalat buah cepat diketahui Pamungkas, M. C. A. 2006. Pola sebaran
Aonidiella aurantii pada tanaman

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 7
apel di Desa Poncokusumo. Skripsi
Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang. (Tidak
dipublikasikan)

Perlindungan Tanaman Hortikultura Provinsi


Riau. 2015. Data Tanaman Jeruk
Yang Terserang Lalat Buah di
Kabupaten Kampar. Perlindungan
Tanaman Hortikultura. Pekanbaru.

Rahayu, E. 2012. Faktor- faktor yang


mempengaruhi kehidupan serangga.
http ://kuliahagribisniselin. Blogspot.
com/faktor-faktor yang mempengaruhi
html. di akses pada tanggal 16 juni
2016

Setiawan A. I. dan Y. Trisnawati. 2003.


Peluang Usaha dan Pembudidayaan
Jeruk Siam. Penebar Swadaya. Jakarta

Siwi, S. 2005. Ekologi Hama Lalat Buah. :


BB-Biogen.Bogor.

Soeroto, A., W. Nadra, dan L. Chalid. 1995.


Petunjuk Praktis Pengendalian
Lalat buah. Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Dan Holtikultura

Susanto. 2010. Estimasi dan dinamika


populasi lalat buah, Bactrocera
dorsalis kompleks (Diptera :
Tephritidae) pada pertanaman
mangga. Skripsi Universitas Gajah
Mada. (Tidak dipublikasikan)

Suputa, Cahyanti, A. Kustaryati, M. Railan,


U. H. Issusilaningtyas dan W.
Mardiansih. 2006. Pedoman
Identifikasi Lalat Buah. UGM Press :
Yogyakarta.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM FAPERTA VOL 4 NO 1 Februari 2017 8

You might also like