Professional Documents
Culture Documents
Pebruari 2014
ISSN : 2338 - 4336
ABSTRACT
The research aimed to know diversity of endophytic fungi on kale root (Ipomoea
reptans Poir.) in organic and conventional farming system. The research was conducted
from February to August 2013. Sampling kale root was organic and conventional field
in Cemorokandang village, Kedungkandang sub district, Malang. The isolation
endophytic fungi of kale root in Laboratory of Phytopathology part Micology,
Department of Plant Pest and Disease, Faculty of Agriculture Brawijaya University,
Malang. The research was carried out by using exploration and compared between
organic and conventional field. The result showed that the endophytic fungi on kale root
from organic (45 isolates) level more than conventional field (41 isolates). Endophytic
fungi from organic and conventional field consist of 18 genus i.e. Acremonium sp.,
Aspergillus sp., Botryotrichum sp., Botrytis sp., Cephalosporium sp., Colletotrichum
sp., Curvularia sp., Cylindrocephalum sp., Fusarium sp., Helicosporium sp.,
Hyalodendron sp., Mastigosporium sp., Mycotypha sp., Nigrospora sp., Paecilomyces
sp., Passalora sp., Torula sp., Trichoderma sp. Diversity index of endophytic fungi on
kale root from organic (3,807) and conventional field (3,122) were grouped to high
diversity. Uniformmity index of endophytic fungi from organic and conventional field
were grouped to high uniformmity (1,089 and 0,947) showed that stability of
community was good. Domination index of endophytic fungi from organic and
conventional field were grouped to low domination (0,044 and 0,055). Fusarium sp. and
Cephalosporium sp. were found in both of farming system.
ABSTRAK
1
Hapsari et al, Keanekaragaman Jamur Endofit Kangkung…
Kata kunci: Keanekaragaman, jamur endofit, akar, kangkung darat, pertanian organik
2
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014
3
Hapsari et al, Keanekaragaman Jamur Endofit Kangkung…
4
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014
Tabel 4. Keanekaragaman Jamur Endofit Akar Kangkung Darat pada Lahan Pertanian
Organik dan Konvensional
∑ Spesies ∑ Spesies
No. Genus No. Genus
K O K O
1 Acremonium sp. 1 2 11 Hyalodendron sp. 0 1
2 Aspergillus sp. 1 2 12 Mastigosporium sp. 1 0
3 Botryotrichum sp. 1 0 13 Mycotypha sp. 2 0
4 Botrytis sp. 1 0 14 Nigrospora sp. 2 1
5 Cephalosporium sp. 6 5 15 Paecilomyces sp. 1 0
6 Colletotrichum sp. 2 1 16 Passalora sp. 1 0
7 Curvularia sp. 0 1 17 Torula sp. 0 2
8 Cylindrocephalum sp. 0 1 18 Trichoderma sp. 1 0
9 Fusarium sp. 3 12 19 Tidak teridentifikasi 4 4
10 Helicosporium sp. 0 1
∑ Koloni 27 33
∑ Genus 14 12
Keterangan: K = konvensional, O = organik (Sumber: hasil penelitian)
Tabel 5. Analisis Data Jamur Endofit Akar Kangkung Darat
5
Hapsari et al, Keanekaragaman Jamur Endofit Kangkung…
Nilai Indeks ∑ ∑ ∑
No. Lahan
H' E C Genus Spesies Koloni
Pertanian
1 3.807 1.089 0.044 12 33 45
Organik
2 Konvensional 3.122 0.947 0.055 14 27 41
Total 6.929 2.036 0.099 26 60 86
Rerata 3.465 1.018 0.050 13 30 43
Ket.: H' = indeks keanekaragaman E = indeks keseragaman, C = indeks dominansi (Sumber:
hasil penelitian)
Indeks Keanekaragaman (H’) Jamur terhadap kebe-radaan jamur endofit antara
Endofit Akar Kangkung Darat pada lahan pertanian organik dan konvensional.
Lahan Pertanian Organik dan Kon- Tingkat keanekaragaman jamur endofit
vensional dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Hasil perhitungan indeks keaneka- Suganda et al. (2007) menyebutkan bahwa
ragaman jamur endofit akar kangkung jenis tanaman inang, lokasi dan bagian
darat pada lahan pertanian organik dan tanaman dapat mempengaruhi keberadaan
konvensional dapat di lihat pada Tabel 5. jamur endofit.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks Salah satu faktor yang dapat
keanekaragaman jamur endofit akar mempengaruhi keberadaan jamur endofit
kangkung pada lahan pertanian organik yakni aspek budidaya yang merupakan
dan konvensional dapat diketahui bahwa proses dalam meningkatkan produksi
tingkat keaneka-ragaman jamur endofit suatu tanaman misalnya penggunaan
lebih besar pada lahan pertanian organik pupuk dan pestisida. Pada lahan
dibandingkan dengan lahan konvensional. konvensional penerapan pupuk dan
Nilai indeks keanekaragaman jamur penyemprotan pestisida sintetis sebagai
endofit akar kangkung pada lahan pengendalian organisme pengganggu
pertanian organik (3,807) dan tanaman lebih intensif dibandingkan pada
konvensional (3,122) termasuk dalam lahan pertanian organik. Pada saat
kriteria keane-karagaman tinggi dengan pengolahan lahan di lahan pertanian
penyebaran jumlah individu tiap jenis organik dan konven-sional menggunakan
tinggi. Hal ini sesuai dengan Brower dan pupuk kandang, namun untuk pemupukan
Zar (1977) yang menyebutkan bahwa nilai selanjutnya berbeda. Pada lahan pertanian
indeks < 1 termasuk dalam kriteria ke- organik pemupukan (pupuk kandang)
anekaragaman rendah dengan penye-baran diberikan pada saat pengolahan lahan saja
jumlah individu tiap jenis rendah. Nilai kemudian 2 minggu setelah tanam
indeks 1-3 termasuk dalam kriteria menggunakan pupuk hayati, sedangkan
keanekaragaman sedang de-ngan pada lahan konvensional pemupukan
penyebaran jumlah individu tiap jenis mengguna-kan pupuk urea dilakukan 3
sedang. Nilai indeks > 3 termasuk dalam kali yakni pada saat umur 7, 21 dan 35 hst
kriteria keanekaragaman tinggi dengan (hari setelah tanam). Pemupukan dan
penyebaran jumlah individu tiap jenis penyemprotan pestisida merupakan usaha
tinggi. yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
Tingkat keanekaragaman jamur tanaman dan keberadaan jamur endofit
endofit akar kangkung darat pada lahan pada tanaman. Irmawan (2007)
pertanian organik lebih besar daripada menyebutkan bahwa ber-dasarkan hasil
lahan konvensional, hal ini diduga karena survei petani yang tidak melakukan
pengaruh penerapan aspek budidaya yang penyemprotan pestisida ternyata
berbeda sehingga menimbulkan pengaruh keragaman dan kelimpahan cendawan
6
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014
7
Hapsari et al, Keanekaragaman Jamur Endofit Kangkung…
8
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014
9
Hapsari et al, Keanekaragaman Jamur Endofit Kangkung…
Norris, R., C.E Caswell and M. Kogan. Suganda, Tarkus, N. Istifadah dan
2003. Concept in integrated pest Hersanti. 2007. Jamur Endofit:
management. Prentice Hall. New Keanekaragaman, Kolonisasi dan
Jersey. p: 586 Peranannya terhadap Berbagai
Tanaman Sayuran dan Pangan.
Odum, P. E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Laporan Penelitian. Fakultas
Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Pertanian Universitas Padjajaran.
Press. Yogyakarta. p: 179.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi
Prihatiningtias, W. dan M. S. H. Tumbuhan. Gadjah Mada University
Wahyuningsih. 2006. Prospek Press. Yogyakarta.
Mikroba Endofit Sebagai Sumber
Wijayanti, R. 2009. Strategi
Senyawa Bioaktif. Fakultas Farmasi
Pengembangan Usaha Sayuran
UGM, Yogyakarta. Fakultas
Organik (Studi Kasus: Kelompok
Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Tani Putera Alam Desa Sukagalih,
Purwantisari, S. dan R. B. Hastuti. 2009. Kecamatan Megamendung,
Isolasi dan Identifikasi Jamur Kabupaten Bogor). Skripsi.
Indigenous Rhizozfer Tanamam Departemen Agribisnis, Fakultas
Kentang dari Lahan Pertanian Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Kentang Organik di Desa Pakis, Bogor.
Magelang. BIOMA. Vol. 11 No. 2 p:
45-53.
10