You are on page 1of 6

Metode Perkecambahan Benih Andalas

METODE PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN ANDALAS


(Morus macroura Miq.)
(Germination Method of Seeds of Morus macroura Miq.)

Aswaldi Anwar, Renfiyeni, dan Jamsari


Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang

ABSTRACT

Andalas tree is one of the endangered species in Sumatra. The declines in their population are due to
illegal logging and reproduction problem. Rarely do we find their seedling around the mother plants.
Therefore, we have conducted a research to find out their germination obstacles. The experiment was
designed as a two-way factorial in a Completely Randomized Design with two factors and three rep-
licates. The first factor was the level of seed maturity and the second one was the germination stimu-
lator. We concluded that Andalas trees can reproduce generatively. The pericarps of the seeds must
be cleaned off before germinated. Twenty-seven-day old seed was the best time of maturity. We sug-
gest soaking the andalass seeds in 0.2 % KNO 3 or in young coconut milk for one hour before germi-
nated.

Key words: Morus macroura, endangered species, forestry, germination

ISSN 1979-0228 1
Jerami Volume I No. 1, Januari - April 2008

PENDAHULUAN kami (Renfiyeni, Anwar dan Jamsari, 2006


/unpublished) sebelumnya dipastikan andalas

A
ndalas (Morus macroura Miq.) bersifat dioecious (berumah dua). Jarang sekali
merupakan salah satu tanaman ditemukan pohon jantan dan betina yang
hutan endemik di Sumatera Barat berdekatan berbunga dalam waktu bersamaan.
yang populasinya semakin berkurang. Hal ini Kondisi ini sangat berpengaruh bagi terjadinya
disebabkan penebangan yang tidak terkontrol, proses penyerbukan, pembuahan dan
sedangkan tindakan penanaman kembali pembentukan biji dan buah. Namun demikian,
jarang dilakukan. Sementara itu, secara alami hasil pengamatan terhadap buah yang
tanaman andalas sukar berkembang biak terbentuk membuktikan tetap ada biji yang
dengan benih Kondisi ini dapat dibuktikan terbentuk di dalam buah. Biji ini secara alami
dengan mengamati sekitar pohon andalas yang sukar berkecambah. Sehingga muncul dugaan
selesai musim berbunga dan berbuah. Walau lainnya yang berkaitan dengan dormansi benih
banyak berjatuhan buah yang berisi benih yang disebabkan oleh adanya zat penghambat
andalas, namun jarang sekali ditemukan perkecambahan yang terdapat di dalam
anakan di sekitar lokasi tersebut. Jika kondisi ini jaringan buah.
terus berlangsung, dikhawatirkan spesies ini Untuk merangsang perkecambahan benih,
akan punah. dapat dilakukan dengan pemberian zat perang-
Menurut Departemen Kehutanan (1989), sang. Di antara zat perangsang yang dapat
kelangkaan dan keterbatasan populasi tum- digunakan adalah KNO3 dan air kelapa muda.
buhan andalas merupakan akibat dari pertam- Diketahui bahwa KNO3 dan air kelapa muda
bahan jumlah penduduk dan perkembangan dapat meningkatkan jumlah benih yang berke-
teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini cambah. KNO3 akan merangsang perkecam-
menuntut pemenuhan akan kebutuhan bahan terutama dalam gelap. Rangsangan
sandang, pangan dan papan, dimana terjadi yang diperoleh dari KNO3 tergantung pada
penebangan pohon secara liar yang konsentrasinya (Harjadi, 1974).
mengakibatkan kepunahan dan kegundulan Air kelapa muda telah lama dikenal sebagai
hutan. Sedangkan menurut Pemerintah Daerah zat pengatur tumbuh karena mengandung
Tk. I Sumatera Barat (1991), penebangan dan sitokinin. Dinyatakan oleh Mayer dan Mayber
pemanfaatan pohon andalas yang relatif tinggi (1982), bahwa sitokinin dapat mempengaruhi
oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan perkecambahan benih.
hidupnya tidak diimbangi dengan penanaman Daya kecambah benih erat hubungannya
ataupun pemeliharaan, akibatnya keberadaan dengan pemasakan benih. Benih akan bisa
tumbuhan ini sudah sangat terancam. berkecambah bila benih masak. Tetapi dari hasil
Tanaman andalas ditetapkan sebagai flora penelitian ternyata ada benih yang
identitas Sumatera Barat berdasarkan Surat berkecambah sebelum tercapai masak fisiologis
Keputusan (SK) Gubernur Sumatera Barat No atau sebelum tercapai berat kering maksimum.
522-414-1990 tanggal 14 Agustus 1990 Sampai masak fisiologis tercapai, maksimum
(Djajadiningrat, 1990). Sangat ironis sekali germination (100%) konstan, tetapi setelah itu
apabila flora identitas tersebut saat ini susah turun dengan kecepatan yang sesuai dengan
ditemukan dan sudah tidak dikenal lagi oleh keadaan jelek di lapangan (Kamil, 1979).
masyarakat.
Tanaman andalas mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi, karena harga BAHAN DAN METODE
kayunya mahal serta berguna sebagai bahan
baku industri. Kayu andalas tergolong awet Tempat dan Waktu
dengan sifat sedang, berat, kuat dan besar serta
mudah dikerjakan (Amperawati dan Sapulete, Penelitian perkecambahan benih andalas
2001). Menurut Prawira dan Oetja (1975), kayu dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih,
tanaman andalas digunakan untuk tiang, papan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
dan bangunan rumah, mebel, dan mempunyai Pertanian, Universitas Andalas, Padang pada
BD 0,75 , termasuk kelas awet I. bulan Mei 2006.
Untuk menjaga dari kepunahan, tanaman
andalas perlu dilestarikan. Usaha ini akan Bahan dan Alat
berhasil bila terlebih dulu mengenal tanaman Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
tersebut, mencakup bagaimana biologi adalah benih tanaman andalas (Morus macroura
reproduksinya. Berdasarkan hasil penelitian Miq), KNO3 0.2%, Air Kelapa Muda 25%,

2 ISSN 1979-0228
Metode Perkecambahan Benih Andalas

Aquades, dan kapas. Peralatan yang larutan perangsang perkecambahan selama


digunakan adalah cawan petri, gelas ukur, 60 menit sesuai perlakuan.
pinset, kamera, kertas dan alat tulis. c. Cawan petri untuk tempat mengecambah-
kan disiapkan sebanyak 36 (tiga puluh
Pelaksanaan Penelitian enam) buah. Kapas yang digunakan sebagai
media dibasahkan dulu dengan aquades
Penelitian perkecambahan benih andalas
dan diratakan di dalam petridish.
dilakukan dengan metode eksperimen dalam
d. Selanjutnya benih dapat ditempatkan di
bentuk percobaan faktorial 3 x 3 dalam
dalam cawan petri dengan jarak yang diatur
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor
supaya tidak bertumpuk.
pertama terdiri dari 3 (tiga) taraf umur benih,
e. Setiap perlakuan ditempatkan secara acak
yaitu :
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
U1 : Benih berumur 21 hari
f. Pengamatan dilakukan sampai terbentuk
U2 : Benih berumur 24 hari kecambah normal dari setiap perlakuan.
U3 : Benih berumur 27 hari
Faktor kedua terdiri dari 3 (tiga) taraf Pengamatan
perendaman benih andalas dalam beberapa
jenis zat perangsang perkecambahan yaitu : Daya berkecambah (%). Pengamatan daya
P 0 : Dalam aquades (kontrol) berkecambah dilakukan dengan menghitung
P1 : Dalam KNO3 0,2 % banyaknya benih yang berkecambah normal
P2 : Dalam air kelapa muda 25% mulai hari ke 3 sampai tidak ada lagi benih
Setiap kombinasi perlakuan diulang yang berkecambah. Untuk menghitung daya
sebanyak 4 (empat) kali, sehingga diperoleh 36 berkecambah digunakan rumus :
(tiga puluh enam) satuan percobaan. Setiap Daya Berkecambah = benih berkecambah normal x 100%
satuan percobaan terdiri dari 50 (lima puluh) benih yang dikecambahkan
benih. Data yang diperoleh dianalisis secara
statistika dengan menggunakan sidik ragam Waktu berkecambah 50% (T 50).
(uji F) pada taraf nyata 5%, dan apabila terdapat Pengamatan dilakukan dengan menghitung
perbedaan yang nyata, dilanjutkan dengan jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari saat
DNMRT pada taraf nyata 5%. disemai sampai jumlah benih yang berkecam-
Perkecambahan benih andalas dilakukan di bah normal 50%.
dalam cawan petri dengan media kapas. Muncul kecambah pertama (hari).
Adapun tahap kerja dapat dijelaskan sebagai Pengamatan dilakukan dengan menghitung
berikut: banyaknya benih yang berkecambah setiap hari
a. Buah dipanen dari pohon berdasarkan mulai hari kedua setelah disemai, sampai tidak
umur yang telah ditetapkan.Umur benih ada lagi benih yang berkecambah.
dihitung mulai dari pecahnya tunas sampai
hari ke 21, 24 dan 27. Dipanen dulu buah
yang berumur 21 hari, selanjutnya 24 dan 27 HASIL DAN PEMBAHASAN
hari. Buah dipanen dari pohon yang sama.
Jadi pengecambahan dilakukan secara
Daya Berkecambah (%)
bertahap sesuai dengan umur benih. Setelah
dipanen, benih dikeluarkan dari buah dan Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa
dibersihkan dari bagian-bagian jaringan tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur
buah yang masih menempel. Untuk setiap benih dengan zat perangsang perkecambahan
perlakuan dikecambahkan sebanyak 50 terhadap daya berkecambah. Rata-rata daya
(lima puluh) benih di dalam cawan petri. berkecambah benih andalas dapat dilihat pada
b. Sebelum benih dikecambahkan di dalam Tabel 1.
cawan petri, benih direndam dulu di dalam

ISSN 1979-0228 3
Jerami Volume I No. 1, Januari - April 2008

Tabel 1. Daya berkecambah benih andalas dengan perlakuan umur benih dan jenis zat perangsang
perkecambahan (%)
Faktor Jenis Zat Perangsang Perkecambahan Pengaruh
Faktor umur benih Aquades KNO3 Air Kelapa Utama Umur
(P0) (P1) Muda (P2) Benih
21 hari (U1) 84,00 84,50 86,50 85,00 A
24 hari (U2) 85,50 91,00 90,50 89,00 B
27 hari (U3) 95,50 97,00 97,50 96,67 C
Pengaruh utama jenis zat
88,33 a 90,83 b 91,50 b
perangsang perkecambahan
KK 3%
Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang
sama, berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Perlakuan umur benih 27 hari memper- KNO3 dan air kelapa muda berbeda tidak nya-
lihatkan persentase benih berkecambah normal ta. Pengaruh KNO3 meningkatkan persentase
paling tinggi, diikuti oleh perlakuan umur benih perkecambahan. Dengan pemberian KNO3
24 hari dan umur benih 21 hari. Terlihat bahwa terjadi perubahan konsentrasi antara zat
semakin tua umur benih, maka semakin besar penghambat dan zat perangsang perkecam-
kemampuannya untuk menghasilkan kecambah bahan di dalam benih. Dalam hal ini jumlah zat
normal. Benih andalas umur 21 hari sudah perangsang meningkat dan jumlah zat peng-
dapat berkecambah, tetapi diduga benih belum hambat jumlahnya tetap, sehingga terjadi
mencapai matang fisiologis secara keseluruhan. perkecambahan (Bustamam , 1989).
Karena dari pengamatan diketahui bahwa Demikian juga halnya dengan air kelapa
persentase benih mengapung di permukaan air muda, juga meningkatkan jumlah benih yang
lebih tinggi dibanding dengan perlakuan umur berkecambah. Diduga karena kandungan
24 hari dan 27 hari. Perlakuan umur benih 24 sitokinin yang terdapat di dalam air kelapa
hari menghasilkan persentase perkecambahan muda berperan dalam merangsang perkecam-
yang lebih besar dibanding dengan perlakuan bahan benih (Mayer dan Mayber, 1982;
umur benih 21 hari. Untuk perlakuan umur Goodwin dan Mercer 1983).
benih 27 hari diduga hampir semua benih telah
mencapai masak fisiologis sehingga dapat Waktu Berkecambah 50% (hari)
menghasilkan kecambah normal dengan
Dari sidik ragam diketahui bahwa terdapat
persentase yang tinggi.
interaksi antara perlakuan umur benih dan jenis
Dapat disimpulkan bahwa semakin tua
zat perangsang perkecambahan, terhadap
umur benih, maka semakin tinggi persentase
waktu berkecambah 50% (T50). Rata-rata waktu
benih yang berkecambah normal. Hal ini
berkecambah 50% dapat dilihat pada Tabel 2.
disebabkan benih sudah siap untuk
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa umur
menghasilkan tanaman baru dengan cukupnya
benih 27 hari memberikan waktu berkecambah
persediaan makanan untuk bibit selama belum
yang sama antara perlakuan aquades, KNO3
bisa diproduksi sendiri. Daya kecambah kian
dan air kelapa muda, yakni 9 hari. Berarti umur
meningkat dengan bertambah tuanya benih, dan
benih 27 hari sudah dapat menghasilkan
mencapai maksimum jauh sebelum masak
kecambah yang cepat, walaupun tanpa zat
fisiologis atau berat kering maksimum tercapai.
perangsang perkecambahan. Pengaruh
Sampai masak fisiologis tercapai, perkecam-
aquades, KNO3 dan air kelapa muda pada
bahan maksimum konstan, tetapi setelah itu
umur benih 27 hari terhadap waktu
menurun dengan kecepatan yang sesuai
berkecambah 50% tidak nyata. Sedangkan
dengan keadaan jelek di lapangan.
pada umur benih 24 hari, waktu berkecambah
Pengaruh utama zat perangsang perkecam-
50% paling cepat diperoleh dengan pemberian
bahan memperlihatkan bahwa perlakuan aqua-
air kelapa muda, selanjutnya diikuti oleh KNO3
des berbeda nyata dengan perlakuan KNO3
dan aquades.
dan air kelapa muda. Sedangkan perlakuan

Tabel 3. Jumlah benih berkecambah dari hari ke 1 sampai ke 12, dengan perlakuan umur benih dan
jenis zat perangsang perkecambahan (buah)

4 ISSN 1979-0228
Metode Perkecambahan Benih Andalas

H a r i ke Jumlah benih Jumlah benih


Perlakuan berkecambah tidak berke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (buah) cambah (buah)
U1 - - - - 5 74 175 69 99 59 15 17 513 87
U2 - - - 32 129 71 119 100 56 27 - - 534 66
U3 - 14 94 63 227 85 97 - - - - - 580 20
Jumlah - 14 94 95 361 230 391 169 155 86 15 17 1627 173
Keterangan :
U1 : Benih umur 21 hari
U2 : Benih umur 24 hari
U3 : Benih umur 27 hari

Benih umur 21 hari dianggap masih Amperawati, T dan E. Sapulete. 2001. Andalas
relatif muda, sehingga tidak mempunyai (Morus macroura Miq): Jenis Potensial
energi yang cukup untuk menghasilkan Sumatera Barat yang belum
kecambah normal. Kalaupun terjadi Dimanfaatkan. Jurnal Konifera. Visi dan
perkecambahan, akan menghasilkan Informasi Teknis BPK Pematang Siantar
kecambah atau bibit yang lemah, karena No 1/THN XVI/DESEMBER/2001 hal.1-
kurangnya cadangan makanan yang 5.
terdapat pada benih (Gardner, Pearce dan
Bustamam, T. 1989. Dasar-Dasar ilmu benih.
Mitchell, 1985). Bibit atau tanaman yang
Universitas Andalas. Padang. 125 hal.
berasal dari benih yang sangat muda akan
lemah karena berat kering benih yang Departemen Kehutanan. 1989. Rencana
rendah, secara fisiologis belum matang, Pembangunan Lima Tahun ke V
sehingga jaringan penunjang tidak tumbuh Kehutanan. Departemen Kehutanan.
dengan baik (Kamil, 1979). Jakarta.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
Djajadiningrat, S.T. (1990). Bunga Nasional dan
untuk Uji Hitung Pertama pada benih
maskot Flora Fauna Daerah. Kantor
andalas sebaiknya dilakukan pada hari ke
Menteri KLH. Hal 5.
lima (5) sebab pada saat tersebut sudah lebih
separoh benih berkecambah jika digunakan Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell.
benih yang berumur di atas 24 hari. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. 1985.
Penerjemah Herawati Susilo. Universitas
KESIMPULAN Indonesia. 428 hal.
Goodwin, T.W. and E.I. Mercer. 1983.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Introduction to Plant Biochemistry.
benih andalas yang sudah dilepaskan dari Pergamon Press. Oxford, New York.
kulit dan daging buahnya mampu untuk Beijing. Frankrut. Sao Paulo. Sydney.
berkecambah. Umur benih yang terbaik Tokyo. Toronto.677 pp.
untuk menghasilkan perkecambahan
tertinggi adalah 27 hari, sedangkan KNO 3 Harjadi, S.S. 1974. Dormansi Benih. Bahan
dan atau air kelapa muda dapat digunakan Penataran Ilmu-Ilmu Pertanian. IPB.
untuk meningkatkan persentase benih Bogor. 20 hal.
berkecambah. Dari hasil penelitian disaran- Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Raya.
kan untuk perbanyakan tanaman andalas Padang. 227 hal.
secara generatif sebaiknya digunakan benih
yang sudah berumur 27 hari. Untuk mem- Mayer, A.M. dan A.P. Mayber. 1982. The
percepat dan meningkatkan daya berke- Germination of Seed. Pergamon Press.
cambah sebaiknya benih terlebih dulu Oxford. New York. Toronto. Sydney.
direndam dengan 0.2 % KNO3 atau air Paris. Frankrut. 211 pp.
kelapa muda selama satu jam. Pemda Tk. I. Sumatera Barat. 1991. Flora dan
Fauna Identitas Sumatera Barat..
DAFTAR PUSTAKA Padang. Hal 9 18.
Prawira, B.S.A. dan Oetja .1975. Pengenalan
Jenis-jenis Pohon Ekspor. Serie ke VII.

ISSN 1979-0228 5
Jerami Volume I No. 1, Januari - April 2008

Proyek Penelitian Hutan Pusat Sub Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV Rajawali.
Proyek Inventarisasi Hutan Tropik. Jakarta. 247 hal
Inventarisasi Flora Hutan. Hal 14 15.

------------------------------oo0oo------------------------------

6 ISSN 1979-0228

You might also like