You are on page 1of 10

~ KETEKNIKAN PERTANIAN

MODEL KARAKTERISTIK RESPIRASI PADA SISTEM


PEMATANGAN BUATAN (ARTIFICIAL RIPENING) BUAH
KLiMAKTERIK BERDASARKAN PERSAMAAN LOGISTIK
(Modeling Characteristic of Respiration on Artificial Ripening System of
Climacteric Fruit based on Logistic Equation)

Kern Trimaya Vanani 1 dan Sutrisno2


ABSTRACT

As perishable products, fruits have limited shelf life that could disturb the
supply continuity on the market. A system consists of cold storage and artificial
ripening chamber could be a solution to this problem. Then, a mathematical model
of this system is needed to forecast optimum ripening time of fruits and to
overcome the limited experiment time, expenses and technique.
Over the past years, respiration models were built mostly by exponential
type of equations or air diffusion. This paper describes respiration models based
on logistic growth model. The logistic model described a population growth in a
sigmoid curve, which showed slow increase at first, then sharpen until it slowed
down to certain position influenced by inhibition factor. The accumulation of carbon
dioxide of respiration in closed chamber showed the same symptoms. The
inhibition factor (p) used in the models is adapted from inhibition constant of Lee et
al. (1992) respiration model, which based on enzyme kinetics. The model has
successfully estimated climacteric peak of Mas banana under three different length
of cold storage, compared to secondary data.

Keywords: Artificial Ripening, Characteristic of Respiration, Climacteric Fruits,


Mathematical Model, Logistic Equation

PENDAHULUAN kontinuitas pasokan. Sementara itu,


pasar menginginkan buah dalam
Tingkat permintaan masyarakat kondisi segar, matang seragam dan
dalam dan luar negeri terhadap buah- siap konsumsi. Q!eh karena itu,
buahan segar cenderung meningkat diperlukan perencanaan terpadu antara
selama beberapa tahun terakhir. Pada tahap pasca panen dan distribusi hasil
tahun 1999 jumlah ekspor buah dan pertanian, serta teknologi penyimpanan
sayuran Indonesia adalah 902.381.000 yang sekaligus dapat menyeragamkan
ton dengan nilai ekspor sebesar US$ waktu kematangan buah. Hal ini dapat
374.641.000, meningkat dibandingkan diwujudkan dengan sistem
dengan jumlah ekspor tahun 1998 yaitu penyimpanan dingin dan pematangan
616.492.000 ton senilai US$ buatan yang terintegrasi, untuk
204.556.000 (FAD, 1999). mengatur waktu penyimpanan dan
Sifat mudah rusak (perishable) pematangan buah agar sesuai dengan
buah-buahan menyebabkan umur kondisi pasar (Sugiyono,1999).
simpannya (shelf life) terbatas, Keterbatasan waktu, biaya dan teknik,
sehingga dapat mengganggu menuntut adanya penyusunan model

1) Alumni Mahasiswa Teknik Pertanian, IPB


2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, IPB

103
Vol. 16, No.2, Agustus 2002

matematika pendugaan karakter Penelitian In! bertujuan untuk


respirasi sistem tersebut untuk menyusun model matematika dari
meramalkan waktu kematangan proses respirasi pad a sistem
optimum buah yang diinginkan. penyimpanan dan pematangan buatan
Produk pertanian masih melakukan dengan berbagai tingkat suhu untuk
kegiatan metabolik selama menduga waktu kematangan buah, dan
penyimpanan, seperti respirasi. melakukan uji validasi model secara
Sebagian besar perubahan kualitatif menggunakan data sekunder
fisikokimiawi buah pasca pan en melalui simulasi untuk beberapa kondisi
berhubungan dengan respirasi seperti penyimpanan dan pemeraman.
proses pematangan, pembentukan Telah banyak penelitian dilakukan
aroma dan kemanisan, pelunakan untuk mengamati perilaku buah dan
daging buah, penurunan nilai mutu, dan perubahan lingkungan yang terjadi
sebagainya (Pantastico, 1975). Proses selama pematangan buatan,
respirasi dipengaruhi oleh faktor diantaranya adalah Kader (1986) dan
internal dan eksternal produk, Esguerra et al. (1992). Demikian pula
diantaranya adalah suhu. Karakter dengan penelitian terhadap
perubahan pada laju reaksi akibat suhu pengendalian otomatis dan pengukuran
biasanya ditentukan oleh nilai kuosien parameter lingkungan selama
suhu (010), yaitu kebalikan rasio laju pematangan buatan. Namun masih
reaksi pada suatu tingkat suhu (T1) dirasakan perlu adanya pengembangan
terhadap laju reaksi saat suhu naik model matematika yang pendugaan
10°C (T1 + 10°C) (Kays, 1991 dan karakteristik respirasi untuk
Nobel, 1991). Menurut Kays (1991), memprediksi kematangan buah,
nilai 0 10 pad a kebanyakan produk khususnya pad a sistem penyimpanan
adalah 2.0-2.5 saat suhu 5°C hingga yang dilanjutkan dengan pematangan
25°C. buatan (artificial ripening) dalam ruang
Sementara itu dari pol a tertutup.
respirasinya, buah dapat digolongkan Pengembangan tersebut dapat
menjadi klimakterik dan non klimakterik. dilakukan dengan mengacu kepada
Kenaikan tajam pada pola respirasi hasil beberapa penelitian terdahulu,
buah klimakterik dapat digunakan diantaranya adalah pengontrolan
sebagai acuan waktu simpan dan pematangan buatan dengan logika
pematangan. Oleh karena itu, khusus Fuzzy (Sugiyono,1999) dan
pada buah klimakterik dapat dilakukan pengamatan pengaruh lama
percepatan pematangan atau penyimpanan buah dan pentahapan
pematangan buatan dengan bantuan suhu pada pematangan buatan.
faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi proses respirasi, seperti PENDEKATAN TEORITIS
injeksi etilen atau asetilen. Menurut
Pantastico (1986) dan Sugiyono (1999), Model Fisik
praktek pematangan buatan dapat Pematangan buatan dilakukan
dilakukan dalam ruangan tertutup berisi dalam ruangan tertutup berisi komoditi
komoditi buah dengan pengaturan suhu buah dengan pengaturan suhu tertentu
tertentu agar sesuai dengan kebutuhan pada sistem agar sesuai dengan
proses pematangan. Pada sistem kebutuhan proses pematangan
penyimpanan dan pematangan buatan (Sugiyono, 1999). Percepatan
dalam ruangan tertutup, respirasi buah pematangan dipacu dengan
akan mengakibatkan akumulasi gas menginjeksikan sejumlah konsentrasi
hingga mencapai suatu keadaan stabil etilen (Satuhu, 1995). Pernyataan
(steady state) dengan asumsi tidak tersebut didukung oleh Pantastico et al.
terjadi difusi udara ke luar sistem. (1986) mengenai praktek pematangan

104
'C~ KETEKNIKAN PERTANIAN

buatan secara komersial dan berskala substrat yang digunakan yaitu


besar. karbohidrat, asam organik, atau pun
Dengan memodifikasi model lemak. Perbedaan hasil akhir tersebut
respirasi pad a Kays (1991), maka menimbulkan nilai kuosien respirasi
model respirasi pada sistem (RO) yang berbeda sebagai gambaran
penyimpanan dingin dan pematangan perbedaan komposisi udara (C0 2 dan
buatan (artificial ripening) dalam O 2) yang terjad i (Pantastico et al., 1986
ruangan tertutup dapat diilustrasikan dan Kays, 1991). Kemudian suhu,
seperti pada Gambar 1. kelembaban relatif dan komposisi udara
di dalam ruang pemeraman akan
mempengaruhi laju respirasi yang
terjadi (Kader, 1986). Menurut Kays
(1991), karakter perubahan pad a laju
reaksi akibat suhu biasanya ditentukan
dengan nilai kuosien suhu (0 10 ), yaitu
rasio laju reaksi tertentu pad a suatu
tingkat suhu (T 1 ) terhadap laju reaksi
tersebut saat suhu naik 1DoC (T1+
10°C).
Sementara itu diasumsikan tidak
akan terjadi difusi udara ke luar ruang,
karena ruang pemeraman dianggap
tertutup rapat. Hal tersebut akan
menimbulkan akumulasi gas hingga
mencapai suatu kondisi stabil (steady
Gambar 1. Model fisik proses respirasi state). Asumsi ini didukung oleh
sistem pematangan buatan pad a ruang pendapat Kays (1991 ) bahwa laju
pemeraman tertutup respirasi akan terhambat pad a
konsentrasi CO 2 tinggi ataupun O 2
rendah.
Pad a sistem tersebut diatas, buah
akan tetap melakukan proses Model Pertumbuhan Logistik
metabolisme termasuk respirasi selama
penyimpanan dan pematangan. Menurut Purcell et al. (1987) dan
Proses respirasi tersebut secara Chapra et al. (1991), laju pertumbuhan
sederhana dapat digambarkan dengan populasi dapat didekati lebih baik
rumus kimia sebagai berikut: dengan persamaan model
CSH120S (substrat)+6 02~6 CO 2+ pertumbuhan logistik, dibandingkan
6 H20+ 686 kcal(energi) dengan model pertumbuhan
eksponensial. Hal tersebut disebabkan
Proses respirasi akan bahwa pad a kehidupan nyata
mengoksidasi substrat untuk pertumbuhan populasi tidak dapat
menghasilkan energi, air metabolik, dan bertambah semakin cepat dengan
karbondioksida. Hal tersebut akan pertambahan waktu, melainkan akan
mengakibatkan pengurangan substrat dihambat dengan suatu faktor-faktor
buah, pertambahan kalor/panas dan pembatas pertumbuhan seperti ruang
perubahan komposisi gas dalam ruang hidup, makanan, maupun lingkungan.
pemeraman yang tertutup, yaitu Model pertumbuhan logistik tersebut
penurunan konsentrasi O2 dan digolongkan ke dalam kelompok model
penambahan konsentrasi CO 2. pertumbuhan sigmoidal yang
Namun hasil akhir dari proses membentuk kurva S.
respirasi sangat tergantung dari jenis

105
Vol. 16, No.2, Agustus 2002

Hal serupa dapat dianalogikan kinetika enzim yang dipublikasikan oleh


dengan peristiwa pertambahan Lee et al. (1992). Menurut Lee et al.
konsentrasi gas CO 2 akibat respirasi (1991), laju respirasi produk segar
buah segar pad a ruangan tertutup. tergantung pada konsentrasi O 2 dan
Akumulasi gas yang terjadi akan CO 2 , dan dapat dinyatakan dengan
semakin meningkat dengan persamaan tipe kinetika enzim yaitu :
pertambahan waktu, namun
peningkatannya akan dihambat dengan R= Vm*[02] (2)
suatu konsentrasi gas maksimum atau Km + (I + [C02]1 Ki[02D
minimum yang dapat menimbulkan
respirasi anaerob (Kays, 1991 dan dimana R adalah laju respirasi
Pantastico et al., 1986). (mg/kg/jam), sedangkan Vm
Pad a model pertumbuhan logistik (mg/kg/jam), Km (%0 2 ), dan Ki (%C0 2 )
laju pertumbuhan sebanding dengan adalah parameter yang khas pada tiap
besarnya populasi y maupun terhadap komoditi yang berbeda. Persamaan (2)
selisih L - y, dimana L adalah populasi diatas dapat dijadikan linear dengan
maksimum yang dapat dicapai (Purcell, membalikkan persamaan menjadi :
1987), yaitu :

dY=ky(L_y) (1) 1 1 Km 1 1 (3)


-=-+-*-+--*[C02]
dt - R Vm Vm [02] Ki* Vm
dimana nilai k tergantung dari faktor-
faktor pembatas yang menahan laju sehingga parameter Vm, Km, dan Ki
pertumbuhan hingga suatu keadaan dapat diduga dengan analisa regresi
maksimal L. berganda pad a data percobaan.
Penyelesaian model diferensial Nilai konsentrasi gas CO 2
logistik persamaan (1) dapat dilakukan maksimum dugaan pada buah pisang
secara analitis maupun numeris, didekati dengan hasil percobaan Efendi
tergantung dari parameter k yang (1993) mengenai penyimpanan dan
berpengaruh. pematangan buah pisang, yaitu sekitar
20-25 % volume udara.
Inhibition Constant dan Konsentrasi Laju produksi gas CO 2 atau O2
Gas Jenuh (mg/kg/jam) selama respirasi pada
ruang tertutup dapat diukur pula
Analogi faktor pembatas pada dengan persamaan berikut
model pertumbuhan logistik (1) dalam (Kays, 1991):
proses respirasi produk pertanian
dinyatakan oleh Lee et al. (1991), R- tl[Gas]*lO*V*Mgas (4)
bahwa akumulasi jumlah konsentrasi - tlt*W*22.4*(I+TI273.15)
CO 2 dalam ruangan tertutup
menghambat laju respirasi produk, dengan T adalah suhu (0G), sedangkan
yang dinyatakan dengan lambang Ki W , V, M-gas masing-masing adalah
(inhibition constant). Berdasarkan hal berat segar Rroduk (kg), volume bebas
tersebut diatas maka nilai Ki dapat ruangan (dm3 ), dan berat molekul gas
digunakan untuk mewakili faktor (g).
penghambatan yang berpengaruh pad a
laju pertambahan spesifik k dari Hubungan Linear Akumulasi CO2
persamaan logistik (Persamaan 1). pada Penyimpanan Dingin
Nilai Ki merupakan salah satu
parameter dalam model respirasi buah Gane (1936) dalam Simmonds
dan sayuran segar untuk sistem (1966) menyatakan bahwa laju
ruangan tertutup berdasarkan prinsip respirasi (mgC0 2/kg/jam) buah pisang

106
'8edetis KETEKNIKAN PERTANIAN

saat pra-klimakterik setelah melalui berpengaruh dan membatasi


periode penyimpanan dingin dapat kinerja sistem yang diamati.
dinyatakan secara eksponential c. Pembuatan program komputer,
terhadap suhu (0C) : dengan menggunakan bahasa
Basic dalam software Microsoft
log R =0.843 + 0.0348 T (5) Qbasic versi 1.1. berdasarkan
model matematika yang telah
Persamaan (5) diatas dirumuskan disusun.
dengan kondisi nilai kuosien suhu Q10 d. Analisa hasil pendugaan model
buah pisang adalah 2.23. Apabila laju dengan data percobaan sekunder.
respirasi pada suhu 15°C dihitung Perbandingan tersebut diplotkan
menggunakan persamaan (5) maka dalam bentuk grafik.
akan diperoleh nilai laju respirasi yang e. Analisa program simulasi
konstan pada setiap penyimpanan Model matematika yang paling
dengan suhu yang sama. Laju mendekati data percobaan
respirasi yang konstan ini menunjukkan digunakan untuk mensimulasikan
bahwa hubungan konsentrasi gas pengaruh perubahan parameter-
terhadap waktu adalah linear. Selain parameter dalam menduga pola
itu Efendi (1993) pun me~hasilkan respirasi.
persamaan regresi linear (R = 0.988)
yang menghubungkan konsentrasi gas HASIL DAN PEMBAHASAN
tehadap waktu pengamatan pada
penyimpanan buah pisang Lampung. Asumsi Model
Pengamatan cln khas proses
METODE PENELITIAN respirasi buah klimakterik pad a sistem
penyimpanan dingin dan pematangan
Waktu dan Tempat buatan (artificial ripening) yang diamati
Penelitian ini dilakukan di Lab berdasarkan hasil penelitian Efendi
TPPHP-TEP-FATETA-IPB, Bogor pada (1993), Sugiyono (1999), dan Herly
bulan Oktober 2001-Januari 2002. (2002) telah menghasilkan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
Alat dan Bahan 1. Laju perubahan konsentrasi gas
Peralatan yang digunakan untuk CO 2 dan O2 cenderung konstan
pemrograman adalah seperangkat PC selama periode penyimpanan
(Personal Computer) dan software dingin, kecuali pada beberapa jam
Microsoft Qbasic versi 1.1. Data-data di awal penyimpanan. Kelainan
yang digunakan untuk parameter model tersebut lebih disebabkan oleh
berasal dari penelitian-penelitian yang transisi suhu ruang penyimpanan
dilakukan oleh Efendi (1993) dan Herly dari suhu lingkungan yang tinggi ke
(2002). suhu rendah penyimpanan yang
diinginkan.
Prosedur Penelitian 2. Secara keseluruhan pola hubungan
Penelitian Inl dilakukan dalam konsentrasi CO 2 terhadap waktu
beberapa tahapan sebagai berikut : membentuk kurva seperti huruf S,
a. Pengamatan perilaku dan ciri khas yaitu menunjukkan laju yang lambat
proses respirasi buah pad a sisfem dan konstan diawal kemudian naik
penyimpanan dirigin dan dengan cepat hingga mencapai
pematangan buatan berdasarkan titik tertentu dimana laju perubahan
data sekunder. menjadi lambat kembali (Gambar
b. Penyusunan model fisik dan 2.). Perilaku ini diasumsikan cocok
matematika, dengan menentukan dengan sifat model pertumbuhan
komponen-komponen yang logistik yang dapat digolongkan
107
Vol. 16, No.2, Agustus 2002

pad a jenis kurva pertumbuhan maka dilakukan pemisalan k = plL,


sigmoidal (kurva bentuk-S). sehingga diperoleh persamaan baru :
3. Perlambatan laju respirasi yang
terjadi pada saat-saat terakhir dy = /-l * y(1 -~) (6)
dt L
pematangan buatan dipengaruhi
I I}
oleh suatu faktor penghambat yang
K
I
- - + - y= f/-ldt
berhubungan dengan waktu. )"oL-y y 0

Asumsi ini didukung oleh pendapat


Lee et al. (1992) mengenai faktor <=> [-In(L- y)]~o +[In y]~o = [f.Jl]~
penghambat Ki dalam model
respirasi yang dirumuskannya. <=>-[In(L- y)-ln(L- yo)] +Iny-Inyo=/-lt
4. Pengaruh etilen tidak terlalu L - yo Y
diperhitungkan pada model, karena <=> In--+ In-=/-lt
L- y yo
diasumsikan konsentrasi etilen
yang digunakan adalah konsentrasi y(L - yo) I"
<=>
yo(L - y)
=e
optimum, mengingat Loesecke
(1950) dalam Simmonds (1966) <=> y(L - yo) = yo * L * e '" - yo * y * e '"
menyatakan bahwa konsentrasi Jit
<=> y(L - yo) + yo '" y '" e e )JI
etilen yang lebih tinggi dari = yo '" L '"
optimum tidak banyak berpengaruh yo*L"'e
pI

dalam percepatan pematangan. <=> y = ----"---


PI
5. Laju respirasi pad a model (L - yo) + yo '" e
dipengaruhi oleh suhu ruang Jika disederhanakan lebih lanjut akan
penyimpanan. menghasilkan persamaan berikut:
6. Pengaruh kelembaban relatif L '" yo (7)
ruangan tidak terlalu diperhitungkan y = -pI
yo + (L - yo) '" e
karena diasumsikan kelembaban
atau L (8)
ruangan konstan pad a kondisi
optimum yang dianjurkan. Kondisi y =
1+
(L-:;;--1 ) "'e -pI

optimum kelembaban yang


dianjurkan pada berbagai jenis dengan parameter L, yo dan J.L pada
buah adalah 85-90% RH persamaan (8), masing-masing
(Pantastico et al., 1986). mewakili dugaan konsentrasi CO 2
maksimum (%), konsentrasi CO 2 awal
Model Pendugaan Pola Respirasi (%), dan konstanta pertumbuhan
spesifik.
Dengan mengacu pada pendekatan Parameter ~ dalam persamaan
teoritis, maka telah disusun dua tipe (8) didekati dengan nilai Ki yang
model pendugaan pol a respirasi pada diperoleh dari regresi linear berganda
sistem penyimpanan dingin dan dari persamaan (3) terhadap data
pematangan buatan sebagai berikut : eksperimen. Nilai Ki sangat
dipengaruhi oleh suhu (Lee et al.,1992)
1. Model Tipe I sehingga perlu dicari nilai Ki pad a
Pad a model tipe-I, asumsi yang berbagai tingkat suhu. Variasi nilai Ki
digunakan adalah bahwa pol a terhadap suhu ini juga dapat didekati
perubahan konsentrasi gas CO 2 yang dengan memanfaatkan nilai kuosien
membentuk kurva S (sigmoidal) suhu (Q10) yang sesuai pad a berbagai
sepenuhnya dapat didekati dengan jenis komoditi. Umumnya Q 'D berkisar
model pertumbuhan logistlk (1). Untuk antara 2.0-2.5 (Kays, 1991 dan Nobel,
mempermudah penyelesaian analitis 1991 ). Sedangkan nilai L (%) adalah
dugaan konsentrasi CO 2 jenuh yang

108
'8~ KETEKNIKAN PERTANIAN

berkisar antara 20-25% pada buah Sedangkan persamaan konsumsi


pisang (Efendi, 1993). O 2 adalah :
Sehingga secara keseluruhan
model tipe I adalah sebagai berikut : (12)
o < t < waktu simpan :
dengan Z(t) adalah konsentrasi O 2 (%)
L (9)
Yt=-~--~-- saat t, b 1 adalah konstanta kemiringan
L ) garis (-0.013 s.d. -0.018) dan b 2
1+ ( -y-:--I *e -I"
adalah konsentrasi awal O 2 (21 % s.d.
waktu simpan < t < waktu peram : 20.3%).
y = L (10) Asumsi yang diambil berdasarkan
pengamatan empiris tersebut diatas,
I l+(~-l)*e-Il' didukung oleh pernyataan Gane (1936)
Y 1 .! da/am Simmonds (1966) dan Efendi
dengan Yt adalah konsentrasi CO 2 saat (1993) mengenai hubungan linear
t (waktu pengukuran), L adalah dugaan konsentrasi gas saat penyimpanan
konsentrasi CO 2 jenuh, Yt-1 adalah ding in terhadap waktu.
konsentrasi CO 2 pada pengukuran
terakhir sebelum t, dan f-t adalah b. Periode Pematangan Buatan
konstanta pertumbuhan spesifik, Produksi CO 2 selama pematangan
dimana nilainya tergantung pada suhu buatan didekati dengan persamaan
saat t. logistik yang sama dengan persamaan
(8), dengan asumsi terjadi kecepatan
2. Model Tipe II produksi yang tinggi hingga mencapai
Model tipe-II disusun berdasarkan suatu titik dimana kecepatannya
asumsi bahwa pol a respirasi sistem mel am bat karena pengaruh faktor
dapat dibagi menjadi dua persamaan penghambat yaitu akumulasi CO 2 yang
berbeda yang saling berkaitan, yaitu tinggi dan konsentrasi O 2 yang rendah.
respirasi selama periode penyimpanan Namun pada model tipe-II ini, nilai t
dingin dan periode pematangan buatan. (waktu) yang digunakan dalam
persamaan dimulai sejak Inlslasl
a. Periode penyimpanan dingin pematangan (saat injeksi etilen) dan yo
(konsentrasi awal gas) adalah
Selama periode penyimpanan
konsentrasi gas terakhir pad a t
dingin terjadi hubungan yang
tersebut. Nilai f-t didekati dengan nilai
cenderung linear pada perbandingan
Ki yang tergantung pada kuosien suhu
konsentrasi gas dengan waktu.
(0 10 ) yang bervariasi pada beragam
Perbandingan data produksi CO 2 dan
jenis komoditi buah klimakterik.
konsumsi O 2 terhadap waktu (Herly,
Sehingga secara keseluruhan
2002) menunjukkan regresi linear
model tipe II adalah sebagai berikut :
dengan kemiringan yang hampir sama.
Secara umum, produksi CO 2
selama penyimpanan 15°C dapat
o < t < waktu simp'an :
dipenuhi oleh persamaan (11) berikut :
YI =a1t + a2 (13)

Y(t)=alt + a2 (11) waktu simpan < t < waktu peram :


L (14)
dengan Y(t) adalah konsentrasi CO 2 y t
=
(%) saat t, a1 adalah konstanta 1+ ( -L - I ) *e -11'
kemiringan garis (0.029 s.d. 0.035) dan Y t .!
a2 adalah konsentrasi awal CO 2 (0.03 dengan Yt adalah konsentrasi CO 2 saat
% s.d. 1 %). t (waktu pengukuran), L adalah dugaan
konsentrasi CO 2 jenuh, Yt-1 adalah
109
Vol. 16, No.2, Agustus 2002

konsentrasi CO 2 pada pengukuran Program Pendugaan Respirasi


terakhir sebelum t, /-L adalah konstanta Dua program komputer (RIPE-
pertumbuhan spesifik, dan a1 adalah I.BAS dan RIPE-II.BAS) telah dibuat
konstanta kemiringan garis (pisang Mas untuk masing-masing tipe model
= 0.029 s.d. 0.035), a2 adalah pendugaan yang disusun dan sebuah
konsentrasi awal CO 2 (pisang Mas = program (REGRESI.BAS) untuk
0.03 % s.d. 1 %). mencari nilai parameter Vm, Km dan Ki
saat suhu simpan berdasarkan metode
Penghitungan Parameter /-L pada regresi linear berganda persamaan (3)
Model dengan masukan data percobaan yang
. Pad a kedua tipe model yang dibuat dalam format *.CSV atau *.TXT.
d~susu~ dan dibandingkan, nilai /-L Nilai keluaran yang dihasilkan
dldekatl dengan nilai konstanta dapat langsung disimpan dalam bentuk
penghambat (inhibition constant) Ki. tabel di file *.TXT atau *.CSV pad a
Nilai /-L berbeda-beda pad a tiap tahapan folder yang sama dengan program.
suhu pematangan (T) yaitu : Selanjutnya hasil keluaran tersebut
dapat disimpan kembali pad a file lain
dengan nama yang berbeda. Jika
/-Li = L1 Ti *((Q '0 */-L simpan)-f-t simpan pemakai program ingin menganalisa
+ f.£ simpan) data output lebih lanjut, maka
10 disarankan untuk menggunakan tipe
dengan: *.CSV sebagai file output, sedangkan
f-ti = nilai f.l, pada tahapan suhu ke-I file output tipe *.TXT ditujukan untuk
(non dimensi) pembuatan laporan tertulis. Program
L1 Ti = selisih suhu tahap ke-I RIPE-1. BAS dan RIPE-2. BAS masing-
dengan suhu simpan (non masing dibuat untuk mensimulasikan
dimensi) model pendugaan tipe-I dan tipe-II.
Q1~ = kuosien suhu untuk jenis buah Diagram alir ketiga program tersebut
yang diamati (non dimensi) disajikan pada Gambar 6., Gambar 7.
dan Gambar 8.
If simpan = nilai f.l, pada suhu simpan
= nilai Ki (non dimensi)
Perbandingan Model-Model
Respirasi yang Disusun
Nilai Ki diperoleh dari regresi linear
Kedua tipe model dan II
berganda persamaan (3) terhadap data
disimulasikan dengan program
percobaan penyimpanan buah pad a
komputer masing-masing dengan nama
suhu simpan yang diinginkan. Pada
RIPE-I. BAS dan RIPE-II. BAs.
kasus ini digunakan data Efendi (1993)
Beberapa parameter input yang
yaitu penyimpanan buah pisang pad a
digunakan berasal dari data sekunder
suhu 15°C. Penghitungan nilai Ki dapat
hasil percobaan Herly (2002) untuk
menggunakan program REGRESI.BAS.
sistem pematangan buatan dengan
Data percobaan penyimpanan tersebut
empat pentahapan suhu 18°C,
digunakan sebagai data masukan
(input) program untuk mencari nilai 20°C,22°C, dan 25°C. Sistem
regresinya. pematangan tersebut dibedakan
Pada suhu tersebut diperoleh dengan lama penyimpanan dinginnya
pendekatan nilai Ki adalah 3.11 %. yaitu 4 , 7 dan 10 hari simpan.
Sedangkan nilai 0 10 (kuoesien suhu) Hasil dugaan konsentrasi CO 2 dan
bervariasi pada beragam jenis buah. laju respirasi dari kedua tipe model
Pad a kasus ini diambil nilai 010 sebesar tersebut dibandingkan secara kualitatif
2.23 untuk buah pisang (Gane, 1936 dengan data konsentrasi gas dan laju
da/am Simmonds, 1986). respirasi hasil percobaan Herly (2002).
Pada Gambar 3. dan Gambar 4. terlihat
110
t1~ KETEKNIKAN PERT ANIAN

bahwa hasH dugaan model tipe-II respirasi selama periode


terhadap produksi CO 2 lebih mendekati penyimpanan dan pematangan
data percobaan dibandingkan dengan buatan, kedua-duanya dapat
dugaan model tipe-I pad a perlakuan didekati dengan persamaan
lama waktu penyimpanan dingin yang logistik. Secara keseluruhan model
lerbeda. tipe I adalah sebagai berikut,
o < t < waktu simpan :
Perbedaan model tipe I dan tipe II
adalah pada pendugaan konsentrasi
CO 2 periode penyimpanan dingin.
Y," 1+(_L_:1).e"
Y 0
Model tipe I menggunakan persamaan
waktu simpan < t < waktu peram:
logistik (8) dengan nilai /-L didekati

l+(_L-~l).e"'
dengan parameter Ki pada suhu
penyimpanan tersebut (15°C). Y,"
Sedangkan model tipe II menggunakan Y I.I
pendekatan empiris berupa persamaan 2. Model pendugaan tipe II mengambil
linear untuk menduga konsentrasi gas pendekatan bahwa selama periode
periode penyimpanan dingin. Hal penyimpanan dingin terjadi
tersebut mendukung pendapat hubungan linear antara perubahan
terdahulu mengenai hubungan linear konsentrasi gas terhadap waktu,
produksi maupun konsumsi gas pada sedangkan selama periode
penyimpanan dingin buah pisang pematangan buatan terjadi
dengan skala suhu 0-15°C (Gane,1936 pembentukan kurva berbentuk S
dan Efendi,1993). (sigmoidal) yang dicoba didekati
Pola laju respirasi produksi CO 2 dengan persamaan logistik. Secara
model tipe II lebih mendekati data keseluruhan model tipe II adalah
percobaan daripada model tipe I, sebagai berikut,
apabila dibandingkan dengan regresi o < t < waktu simpan :
moving average data percobaan pad a VI = a, t + a2
seluruh perbedaan lama penyimpanan waktu simpan < t < waktu peram:
dingin. Hal tersebut juga tampak pad a L
hubungan laju konsumsi O 2 kedua tipe. Y I = ( L J*e -p,
Perbandingan pola tersebut disajikan
pad a Gambar 5. untuk perlakuan 7 hari
1+
l ---1
Y'.I
dengan Yt adalah konsentrasi CO 2
penyimpanan ding in suhu 15°C pada
buah pisang Mas. (%) saat t (waktu pengukuran), L
adalah dugaan konsentrasi CO 2
jenuh (%), Yt-1 adalah konsentrasi
KESIMPULAN & SARAN
CO 2 pada pengukuran terakhir
sebelum t, /-L adalah konstanta
Kesimpulan pertumbuhan spesifik, dan a,
Dari penelitian Inl dapat adalah konstanta kemiringan garis
disimpulkan sebagai berikut : (pisang Mas = 0.029 s.d. 0.035), a2
1. Dua model deterministik adalah konsentrasi awal CO 2
pendugaan karakteristik respirasi (pisang Mas =0.03 % s.d. 1 %).
buah klimakterik pada sistem 7. Pad a kedua tipe model yang
penyimpanan dan pematangan disusun, nilai /-L didekati dengan
buatan ruang tertutup telah disusun nilai konstanta penghambatan
berdasarkan model pertumbuhan (inhibition constant) Ki berdasarkan
logistik. Model pendugaan tipe I data sekunder. Nilai /-L berbeda-
mengasumsikan bahwa pol a

111
Vol. 16, No.2, Agustus 2002

beda pad a tiap tahapan suhu oxygen and water vapor dynamics
pematangan (T) yaitu : in modified atmosphere packages.
/-Li = Ll Ti *({Q10 *y simpan)-y simpan + /-L J. Food Science. 61 (5):956-961.
simpan)
10 Kader, A. 1986. Biochemical &
4. Hasil simulasi dengan penggunaan physiological. Basis for effects of.
model tipe II menunjukkan bahwa controlled and modified atmosphere
waktu pematangan atau on fruits and vegetables. J. Food
pencapaian puncak klimakterik Technol. 90(5):99-104.
pada pemeraman dengan
pentahapan suhu yang menurun Kays, S.Y. 1991. Postharvest
(dari suhu tinggi ke suhu rendah) Physiology of Perishable Plant
diduga akan lebih cepat Product. Avi Pub., Inc. New York,
dibandingkan dengan pentahapan USA.
suhu pemeraman menaik.
Lee, D.S., P.E. Hagger, and KL. Yam.
1992. Application of an enzyme
kinetics based respiration model to
DAFTAR PUSTAKA closed system experiment for fresh
produc~. J. Food Process
BPS. 1999. Statistics Indonesia, Engineering. 15: 143-157.
Horticulture Statistics-Selected
Tables. www.bps.go.id. Nobel, P .S. 1991. Physicochemical
and Environmental Physiology.
Chapra, S.C., dan R. P. Canale. 1991. Academic Press, Inc. USA.
Metode Numerik untuk Teknik.
Penerjemah S. Sardy. Penerbit UI- Pantastico, Er.B, C.T. Phan, K. Ogata
Press, Jakarta. dan K Chachin. 1986. Respirasi
dan puncak respirasi. dalam Er.B.
Efendi, R. 1993. Pendugaan Masa Pantastico (ed). Fisiologi Pasca
Simpan Segar Pisang Lampung Panen. Penerjemah Kamaryani.
dalam Sistem Penyimpanan Gajah Mada University Press,
Atmosfer Termodifikasi. Tesis. Yogyakarta.
Program Pascasa~ana. IPB.
Bogor. Satuhu, S. 1995. Teknik Pemeraman
Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Esguerra, E.B., K Kawada, and H.
Kitagawa. 1992. Ripening Simmonds, N.W. 1966. Bananas.
behaviour of 'Senorita' bananas at Longman Group Limited, London.
different temperatures. ASEAN
Food Journal. 7 (2) : 79-85. Sugiyono. 1999. Kajian
Pengembangan Sistem Kontrol
FAO. 1999. FAO Statistic Database Otomatis Menggunakan Logika
Result. www.apps.fao.org. Fuzzy pada Pemeraman (Artificial
Ripening) untuk Buah-buahan
Fishman, S., V. Rodov, and S. Ben- Tropika. Skripsi. Jurusan Teknik
Yehoshua. 1996. Mathematical Pertanian. Fakultas Teknologi
model for perforation effect on Pertanian. IPB. Bogor.

112

You might also like