You are on page 1of 14

Manfaat Pemeriksaan Kinerja

MATRA terhadap Auditee Badan Pemeriksa


PEMBARUAN Keuangan Republik Indonesia

Nico Andrianto 1, Andi Wibowo 2, Budiman


www.matrapembaruan.com
Sihaloho3, *
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,
1, 2, 3

Jl. Gatot Subroto, 31, Jakarta


e-ISSN: 2549-5283
p-ISSN: 2549-5151 Dikirim: 12 Juni 2017; Direvisi: 12 Juli 2017; Disetujui: 25 Juli
Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98 2017

Keywords: Performance Audit, Abstract


Recommendation, Benefit, Auditee. Benefit of implementating audit recommendation is an important
factor in performance audit. This paper present results of descriptive
research using survey method to auditee of BPKs performance audit aimed
Kata Kunci: Pemeriksaan Kinerja,
to assess the extent of benefits of BPKs performance audit and to know
Rekomendasi, Manfaat, Auditee. BPKs performance audit recommendation over entities being audited
(auditee). Survey was conducted to BPKs auditees that consist of Ministries/
agencies, state /local owned enterprises, hospitals, as well as regional work
*Korespondensi units (SKPD) in Provincial/District/City government and other entities.
Phone : +62 812 391 68303 The survey results show that BPKs performance audit help improving the
Email : nicoand14@gmail.com performance of the auditee, where auditee at regional government level
(including local owned enterprises) get greater benefit than the central
government (including state owned enterprises). The survey result shows
higher frequency of performance audit conducted and better quality of BPKs
recommendation provides greater benefits to the auditee. This survey also
shows that 90% of respondents agree that BPKs recommendations can be
implemented. Some inputs presented by the auditee related efforts should to
be taken by the BPK to improve the quality of audit and recommendation, to
increase the level of follow up by the auditee.

Intisari
Aspek manfaat sebagai dampak dari pelaksanaan rekomendasi
merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kinerja. Tulisan ini
menguraikan hasil dari penelitian deskriptif melalui metode survei
untuk menilai sejauh mana manfaat hasil pemeriksaan kinerja BPK
serta mengetahui pengaruh rekomendasi yang diberikan oleh BPK
terhadap entitas yang diaudit (auditee). Survei dilakukan terhadap
obyek pemeriksaan kinerja BPK yang berasal dari Kementrian/Lembaga,
BUMN/BUMD, RSUD, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada
pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan entitas lainnya. Hasil survei
menunjukkan pemeriksaan kinerja BPK bermanfaat untuk meningkatkan
BADAN PENELITIAN DAN kinerja auditee, dimana auditee pemerintah daerah mendapatkan
PENGEMBANGAN (BPP) manfaat yang lebih besar dibandingkan pemerintah pusat. Survei juga
KEMENTERIAN DALAM menunjukkan, semakin tinggi frekuensi pemeriksaan kinerja, semakin
NEGERI
baik kualitas rekomendasi yang diberikan memberikan manfaat yang
Jl. Kramat Raya No 132, Jakarta Pusat lebih besar bagi auditee. 90% responden menyatakan, rekomendasi yang
10450 diberikan BPK dapat ditindaklanjuti. Beberapa masukan diberikan oleh
auditee terkait upaya yang perlu dilakukan oleh BPK untuk meningkatkan
kualitas pemeriksaan dan kualitas rekomendasi untuk meningkatkan
pelaksanaan tindak lanjut oleh auditee.

85
I. Pendahuluan Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan (TLRHP)
Setelah membaiknya opini laporan keuangan diperoleh informasi, dari 437.343 rekomendasi
entitas pemerintah sebagai produk pemeriksaan pemeriksaan yang dihasilkan dari 2005 sampai
keuangan beberapa tahun terakhir, BPK mulai dengan 2016, baru sebanyak 304.679 rekomendasi
meningkatkan proporsi pelaksanaan pemeriksaan yang telah selesai ditindaklanjuti oleh auditee atau
kinerja (BPK, 2015; BPK, 2016). Berbeda dari (69,7%). Sementara sisanya, sebanyak 94.971
pemeriksaan keuangan yang menitikberatkan rekomendasi (21,7%) belum sesuai dan/atau dalam
pada penilaian terhadap kualitas penyajian proses tindak lanjut, sebanyak 35.416 rekomendasi
laporan keuangan suatu entitas pemerintah, (8,1%) belum ditindaklanjuti, dan sebanyak 2.277
pemeriksaan kinerja berfokus pada penilaian, rekomendasi (0,5%) tidak dapat ditindaklanjuti
apakah suatu program, kegiatan, atau organisasi (IHPS Semester II, 2016).
dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif (3E). Pemberian rekomendasi konstruktif
Selain memberikan penilaian terhadap aspek 3E, diharapkan mampu menyelesaikan akar
Auditor juga diharuskan memberikan rekomendasi permasalahan yang dihadapi oleh auditee.
perbaikan agar kekurangan yang ditemukan bisa Rekomendasi BPK yang belum mendapat respon
diperbaiki (Aziz, 2015; Holbert, 2014; Raaum & atau ditindaklanjuti oleh entitas, mengindikasikan
Morgan, 2009). Pemeriksaan kinerja ditujukan lebih terdapat permasalahan di dalam rekomendasi,
kepada memperbaiki kelemahan yang ada dan bukan sehingga sulit atau lambat ditindaklanjuti oleh
sekadar menemukan kesalahan untuk menentukan entitas, selain terkait kepatuhan entitas itu sendiri
siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas untuk menindaklanjutinya. Apabila rekomendasi
kesalahan. Dengan demikian pemeriksaan kinerja tidak dilaksanakan oleh entitas, maka manfaat yang
bermanfaat bagi pemerintah karena membantu diperoleh dari pelaksanaan pemeriksaan kinerja
entitas pemerintah dalam meningkatkan kualitas belum didapatkan secara maksimal (Dwiputrianti,
pengelolaan keuangan negara dan meningkatkan 2011).
pelayanan pemerintah terhadap masyarakat Karena tujuan pemeriksaan kinerja adalah
(Intosai, 2013a). kepada perbaikan dan peningkatan kinerja entitas,
ISSAI 12 (2013b) menyatakan, suatu maka ketercapaian pemeriksaan kinerja tidak dapat
pemeriksaan yang dilakukan oleh Supreme Audit diukur hanya melalui peningkatan jumlah Laporan
Institution (SAI) merupakan faktor penting untuk Hasil Pemeriksaan (LHP) kinerja yang dihasilkan,
menyejahterakan kehidupan warga negara melalui melainkan juga seberapa besar manfaat dan nilai
peningkatan akuntabilitas, transparansi dan yang telah didapatkan stakeholder melalui jenis
integritas sektor publik, sebagaimana digambarkan pemeriksaan ini. Sebuah pengukuran diperlukan
dalam bagan 1. atas dampak yang muncul dari rekomendasi yang
Efektifitas rekomendasi yang diberikan oleh diberikan oleh BPK melalui pemeriksaan yang
BPK tidak terlepas dari peran entitas yang diperiksa dilakukannya, termasuk melalui pemeriksaan
(auditee) dalam melaksanakan rekomendasi kinerja.
BPK, di mana salah satu pendorong komitmen Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
tersebut adalah tingginya kualitas pemeriksaan dan manfaat LHP kinerja BPK bagi entitas yang diperiksa
rekomendasi yang dihasilkan. Untuk itu, BPK terus oleh BPK dari sudut pandang auditee, yaitu para
berupaya meningkatkan efektivitas tindak lanjut pimpinan entitas yang terdiri dari direktur/wakil
atas hasil pemeriksaannya serta memenuhi harapan direktur, serta kepala instansi. Tulisan ini juga
pemilik kepentingan. Berdasarkan data Tindak menyoroti tentang kualitas pemeriksaan kinerja

Bagan 1. Manfaat Pemeriksaan Kinerja bagi Masyarakat

BPK Entitas yang diaudit Masyarakat


Pemeriksaan Kinerja Good Corporate Makmur dan Sejahtera
(Temuan, Kesimpulan, Governance
Rekomendasi)

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


86
dan pemberian rekomendasi sebagai salah satu kondisi yang harus terjadi agar target berupa hasil
faktor penting yang mempengaruhi manfaat LHP akhir (final outcome) bisa tercapai.
kinerja BPK. Rekomendasi yang diberikan BPK Tinjauan sejarah mengungkapkan, munculnya
diharapkan mampu memotivasi auditee ke arah jenis pemeriksaan kinerja terutama terjadi karena
yang lebih baik, melalui perubahan pengelolaan adanya perhatian yang kuat terhadap sektor publik,
manajemen auditee. Dalam konteks organisasi, restrukturisasi sektor publik utama, inisiatif
Soemohadiwidjojo (2015) mendefinisikan kinerja pimpinan SAI, perkembangan serupa di negara lain,
sebagai tingkat pencapaian hasil kerja seseorang pemerintah yang berkuasa, serta kehadiran mandat
atau sekelompok orang dalam organisasi di suatu yang memberikan kewenangan hukum untuk
periode waktu tertentu, sesuai dengan lingkup melaksanakan jenis pemeriksaan kinerja (Manaf,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dan 2010). Oleh karena itu, definisi pemeriksaan kinerja
dilakukan secara legal, tidak melanggar hukum, dan berkembang secara evolusioner sejak pertama kali
sesuai dengan moral dan etika. Sementara Stephen diperkenalkan di berbagai negara. Perkembangan
P. Robin dalam Rai, (2008:40), mendefinisikan audit kinerja secara evolusional juga menuntut
kinerja sebagai hasil evaluasi terhadap pekerjaan perkembangan kemampuan pengetahuan
yang telah dilaksanakan berdasarkan kriteria yang dan kompetensi dari pelaksananya mengikuti
telah ditetapkan bersama. perkembangan isu-isu pemerintahan yang ada (Rai,
Pemeriksaan kinerja adalah alat penting bagi 2008:37).
pencapaian akuntabilitas dan transparansi serta Menurut Rai (2008:42), secara etimologi
mendorong efisiensi dan efektifitas (Lonsdale, berbagai istilah bisa dipergunakan untuk mewakili
Wilkins, & Ling, 2011). Lebih lanjut, pemeriksaan pemeriksaan kinerja, di antaranya adalah value for
kinerja adalah alat untuk memastikan pemerintah money audit, audit manajemen, audit operasional
efektif mencapai tujuan progam/kegiatan yang atau audit program. Ia menambahkan di negara-
dilaksanakan secara efisien dan ekonomis negara persemakmuran seperti Inggris dan Kanada
(Raaum & Morgan, 2009:232). INTOSAI sebagai dikenal terminologi value for money, yaitu apakah
organisasi tempat berkumpulnya SAI seluruh entitas telah mendapatkan manfaat yang lebih
dunia mendefinisikan pemeriksaan kinerja sebagai, besar daripada biaya yang dikeluarkan (spending
suatu pemeriksaan yang independen atas efisiensi well) ataupun mengeluarkan biaya secara lebih
dan efektivitas kegiatan, program, dan organisasi bijak (spending wisely).
pemerintah, dengan memperhatikan aspek ekonomi, Dari berbagai definisi diatas, selain aspek
dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan. ekonomi, efisiensi, dan efektifitas yang diukur,
Dari aspek hukum, UU No 15 Tahun 2004 maka aspek rekomendasi untuk memperbaiki
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung kinerja atas bidang yang bermasalah adalah faktor
Jawab Keuangan Negara menyebutkan pemeriksaan penting dalam pemeriksaan kinerja. Pemenuhan
kinerja sebagai salah satu jenis pemeriksaan selain atas rekomendasi diharapkan akan meningkatkan
pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan dengan kualitas pelaksanaan kegiatan entitas/program
tujuan tertentu (PDTT). UU tentang pemeriksaan yang diperiksa. Sementara terdapat faktor
tersebut melengkapi UU No 17 Tahun 2003 tentang controllable dan uncontrollable terkait pencapaian
pengelolaan keuangan negara yang memberikan kinerja entitas/program, perbaikan atas faktor-
dasar bagi tujuan-tujuan yang lebih luas daripada faktor yang berada di dalam kendali entitas menjadi
pemeriksaan keuangan. UU No 15 Tahun 2004 fokus dari rekomendasi yang diberikan oleh BPK
tersebut pada Pasal 4 Ayat 3 mendefinisikan (Rai, 2008:14).
pemeriksaan kinerja sebagai pemeriksaan atas Masih sedikit penelitian mengenai SAI (Nagy
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas (2015). Khususnya dalam konteks Indonesia
pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta terkait pemeriksaan kinerja (Andrianto, 2015:44).
pemeriksaan aspek efektivitas. Beberapa studi yang dilakukan terkait dengan SAI
Harun (2009:72) menekankan pentingnya lebih menyoroti peran audit dalam pemberantasan
mengukur akuntabilitas dan kinerja pemerintah korupsi seperti Mamidu et al (2015), Masood dan
untuk menghindari pemborosan keuangan negara Lodhi (2015), Ijeoma dan Nwufo (2015). Dengan
ataupun program/kegiatan pemerintah yang tidak latar belakang negara-negara maju, Loocke dan Put,
mencapai sasaran yang diinginkan. Hal ini dilakukan dalam Lonsdale et al., (2011) pernah mengkaji 14
melalui penekanan pada tercapainya outcome/ literatur studi empiris terkait dampak pemeriksaan
benefit/impact daripada sekadar pelaksanaan kinerja oleh berbagai SAI. Kajian tersebut berupaya
anggaran tradisional yang berfokus pada output. menjawab dua pertanyaan, yaitu 1) pelajaran
Lebih lanjut, dalam konteks proses, Lukito (2014) apakah yang bisa diambil dari studi empiris tentang
menjelaskan, selain outcome akhir terdapat outcome dampak pemeriksaan kinerja, dan 2) bagaimana
antara, yaitu rangkaian tahapan perubahan atau SAI mengukur efektifitas mereka. Berdasarkan hasil

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 87
kajian Loocke dan Put tersebut, terdapat setidaknya (EPP) BPK. Untuk menggali konsep teoretik dan
lima faktor pendukung yang berkontribusi praktik pemeriksaan kinerja dilakukan review atas
efektif terhadap dampak pemeriksaan kinerja, berbagai literatur.
yaitu 1) hubungan antara auditor dan auditee, 2) Survei dilakukan terhadap entitas yang menjadi
Karakteristik hasil pemeriksaan, 3) Peran pihak objek pemeriksaan kinerja BPK pada 2011 dan 2012
ketiga, seperti parlemen dan media massa, 4) dengan populasi sebanyak 325 objek pemeriksaan.
Budaya evaluasi di internal entitas yang diperiksa, Metode pemilihan sampel menggunakan metode
serta, 5) Bersamaan waktu (coincidence) dengan sampel probabilitas dengan mempertimbangkan
proyek perubahan di dalam entitas terperiksa. kategori obyek pemeriksaan meliputi Kementerian/
Belum banyak kajian yang dilakukan untuk melihat Lembaga, BUMN/BUMD, Perusahaan Daerah dan
seberapa jauh audit kinerja yang dilakukan oleh RSUD, SKPD pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/
suatu SAI memberikan manfaat bagi pihak yang Kota, serta entitas lainnya. Dari jumlah tersebut
audit. dipilih 190 responden dan dari jumlah sampel
Studi ini menggali faktor-faktor yang tersebut sebanyak 168 responden menjawab
mempengaruhi manfaat pemeriksaan kinerja kuesioner yang diberikan. Jumlah sampel tersebut
serta dampak-dampak pemeriksaan kinerja yang memadai untuk menggambarkan karakteristik
dirasakan oleh auditee, khususnya dalam konteks populasi karena untuk penelitian deskriptif jumlah
Indonesia. Survei yang dilakukan menyoroti minimal sampel adalah sebanyak 10% dari populasi
mengenai manfaat LHP kinerja BPK bagi auditee, atau setidaknya sebanyak 20% untuk populasi
yang dikaitkan dengan empat tujuan berikut: yang lebih kecil (Gay & Diehl, 1992:140; Mudrajad
1. Menilai sejauh mana manfaat hasil pemeriksaan Kuncoro, 2009:126; Sumanto, 2014). Sedangkan
kinerja BPK bagi entitas yang diperiksa. interview dilakukan terhadap 20 pejabat entitas yang
2. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan disurvei untuk mengonfirmasi dan memperdalam
pemeriksaan dengan pedoman. informasi yang terdapat dalam kuesioner. Hasil
3. Mengetahui harapan entitas terhadap survei dianalisis menggunakan statistik deskriptif
pemeriksaan kinerja. sedangkan hasil interview ditranskripsi dan
dikategorikan untuk memvalidasi beberapa isu
penting dan menggali masukan-masukan bagi
II. Metode perbaikan proses pemeriksaan kinerja.
Penelitian ini menggunakan metode survei
di mana menanyakan kepada responden tentang
keyakinan, pendapat, karakteristik, harapan,
klasifikasi diri, pengetahuan atau perilaku di masa III. Hasil dan Pembahasan
lalu ataupun sekarang untuk penelitian eksplorasi, A. Manfaat Pemeriksaan Kinerja bagi
deskriptif, ataupun eksplanatori (Neuman, 2015). Entitas untuk Penilaian Kinerja
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Pada aspek penilaian kinerja, survei ini menguji
yang menggunakan data primer dan sekunder apakah pemeriksaan kinerja telah memberikan, 1)
sebagai sumber data. Pengumpulan data, baik penilaian atas aspek kehematan/ekonomis, efisiensi
data primer maupun sekunder, dilakukan untuk dan efektivitas pada entitas/program/kegiatan
menggali informasi yang dibutuhkan dalam rangka yang dilakukan, 2) mengidentifikasi peluang/
menjawab pertanyaan survei. Survei dilakukan dari kemungkinan untuk mengatasi pemborosan,
bulan Juni sampai dengan November 2013, dengan inefisiensi dan prosedur-prosedur yang tidak
mengirimkan kuesioner melalui e-mail terhadap efektif dalam entitas, dan 3) mampu meningkatkan
seluruh responden, yaitu pimpinan entitas yang kehematan, efisiensi serta efektivitas. Aspek ini
pernah diperiksa kinerja oleh BPK. Pengumpulan diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
data primer dilakukan melalui dua cara kuesioner, manajemen kepada otoritas yang lebih tinggi atau
yang memuat pertanyaan tertutup yang publik dan mampu meningkatkan kinerja entitas.
menggunakan skala likert dan pertanyaan terbuka, Berdasarkan hasil survei, ketiga karakteristik
dan wawancara mendalam (in-depth interview) responden menyatakan, pemeriksaan kinerja
secara sampel dilakukan untuk melengkapi BPK untuk penilaian kinerja menurut pimpinan
data yang telah diperoleh melalui kuesioner. entitas adalah bermanfaat bagi entitas. Hal ini
Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan menunjukkan, hasil pemeriksaan kinerja BPK
melalui sumber data internal BPK, yaitu dengan telah memberikan informasi yang memadai dalam
menganalisa data Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil menggambarkan pengelolaan keuangan negara atas
Pemeriksaan (TLRHP) dan jumlah pemeriksaan aspek 3E, serta mampu meningkatkan kinerja dari
kinerja yang pernah dilakukan BPK, yang berasal entitas, baik dari segi penghematan, peningkatan
dari Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan efisiensi serta membantu entitas untuk mencapai

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


88
tujuan organisasi yang telah ditentukan. Berikut B. Manfaat Pemeriksaan Kinerja
ini adalah rincian hasil untuk tiap karakteristik bagi Entitas untuk Identifikasi
responden: Permasalahan
1) Karakteristik berdasarkan entitas Pusat/ Pada aspek identifikasi masalah, survei ini
Daerah menguji apakah pemeriksaan kinerja telah mampu
Hasil survei menunjukkan, entitas level 1) mengidentifikasi permasalahan signifikan yang
Daerah (termasuk BUMD) lebih merasakan manfaat dapat menghambat pencapaian tujuan entitas/
pemeriksaan kinerja untuk penilaian kinerja entitas program/kegiatan, 2) mengidentifikasi penyebab
dibandingkan entitas yang merupakan kategori permasalahan yang dapat menghambat pencapaian
pemerintah level Pusat (termasuk BUMN). Manfaat tujuan, dan 3) memberikan alternatif solusi atas
pemeriksaan kinerja untuk penilaian kinerja permasalahan yang teridentifikasi. Pengujian atas
dirasakan bermanfaat oleh entitas level Pusat aspek ini sangat bermanfaat untuk membantu pihak
sebesar (4,15) dan dirasakan lebih bermanfaat oleh yang bertanggung jawab dalam mengambil suatu
entitas level Daerah sebesar (4,30). Pengukuran keputusan dan mengambil tindakan koreksi serta
kinerja pada entitas di Daerah khususnya Pemda mampu meningkatkan kinerja dari entitas, karena
relatif baru dilakukan melalui penyusunan LAKIP akan mengurangi permasalahan yang terjadi.
dibandingkan entitas Pusat (K/L atau BUMN), Berdasarkan hasil survei, ketiga karakteristik
sehingga kemungkinan pemeriksaan kinerja responden menyatakan, secara keseluruhan
mereka rasakan memberikan manfaat yang besar pemeriksaan kinerja yang dilakukan oleh BPK
untuk meningktkan kinerjanya. telah mampu membantu manajemen untuk melihat
2) Karakteristik berdasarkan jenis entitas permasalahan yang terjadi dan mengetahui lebih
Berdasarkan klasifikasi jenis entitas, dalam penyebab dari permasalahan tersebut.
terlihat, entitas lainnya merasakan manfaat Berikut ini adalah rincian hasil untuk setiap
pemeriksaan untuk penilaian kinerja merupakan karakteristik responden:
yang tertinggi. Sedangkan rata-rata terendah 1) Karakteristik berdasarkan entitas Pusat/
didapatkan oleh entitas BUMD. Namun secara Daerah
rata rata semua entitas menyatakan, pemeriksaan Entitas Daerah menyatakan lebih besar
kinerja yang dilakukan bermanfaat untuk manfaat pemeriksaan kinerja yang dirasakan
penilaian kinerja entitas (3,89-4,34). Angka untuk mengidentikasi masalah. Hal ini mungkin
detail temuan ini memberikan gambaran baru menjelaskan, entitas di daerah yang relatif lebih
mengenai kebutuhan masing-masing jenis entitas buruk pengelolaannya dibandingkan dengan
atas manfaat pemeriksaan kinerja BPK bagi entitas entitas Pusat merasakan manfaat yang lebih besar
untuk penilaian kinerjanya, pada saat dilakukan melalui jenis pemeriksaan kinerja ini. Sehingga
penelitian. Hal ini menjadi masukan yang sangat bisa dikatakan pemeriksaan kinerja memberikan
berharga bagi pengembangan keilmuan tentang manfaat yang lebih baik bagi entitas di Daerah
pemeriksaan kinerja yang relatif baru di Indonesia. dibandingkan entitas Pusat. Meskipun demikian
3) Karakteristik berdasarkan pengalaman baik entitas pusat maupun daerah sama-sama
diperiksa menyatakan, pemeriksaan kinerja bermanfaat untuk
Berdasarkan klasifikasi pengalaman diperiksa mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi
menunjukkan, semakin sering pemeriksaan kinerja penyebab timbulnya permasalahan (4,01-4,16).
dilakukan, manfaat untuk penilaian kinerja bagi 2) Karakteristik berdasarkan jenis entitas
entitas dirasakan semakin besar. Responden yang BUMD merupakan entitas yang paling
diperiksa satu kali menyatakan pemeriksaan merasakan manfaat pemeriksaan kinerja untuk
kinerja bermanfaat untuk penilaian kinerja (4,18), identifikasi masalah, dengan angka rata-rata 4,33.
sedangkan responden yang diperiksa dua kali Sedangkan Kementerian, mendapatkan rata-rata
sampai tiga kali, menyatakan pemeriksaan kinerja terendah untuk persepsi manfaat pemeriksaan
merasakan manfaat yang lebih besar (4,33), dan kinerja untuk identifikasi masalah, yaitu sebesar
yang diperiksa lebih dari tiga kali merasakan 4,00. Secara keseluruhan, semua jenis entitas
manfaat paling besar (4,47). Hal ini menunjukkan, menyatakan pemeriksaan kinerja bermanfaat untuk
semakin sering entitas berinteraksi melalui proses identikasi masalah yang mereka rasakan (4-4,17).
pemeriksaan kinerja, maka entitas semakin terbuka Hal ini mungkin mengindikasikan, BUMD lebih
dan mau memberikan data-data yang diperlukan merasakan pemeriksaan kinerja sebagai bentuk
untuk menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi konsultasi yang dilakukan oleh pihak luar untuk
pemeriksaan yang berkualitas. Pemeriksaan kinerja membantu memperbaikai kinerjanya, dibandingkan
berbeda dengan jenis pemeriksaan keuangan BUMN atau instansi pemerintah lainnya yang relatif
ataupun dengan tujuan tertentu yang biasanya lebih baik pengelolaannya.
untuk menemukan kecurangan/fraud.

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 89
Bagan 2. Manfaat untuk Penilaian Kinerja Berdasarkan Entitas Pusat/Daerah

Pusat/Daerah
Manfaat untuk Penilaian Kinerja
Daerah

Pusat

4.05 4.10 4.15 4.20 4.25 4.30 4.35


Rata-Rata

Bagan 3. Manfaat untuk Penilaian Kinerja Berdasarkan Jenis Entitas

Manfaat untuk Penilaian Kinerja


Lainnya
Jenis Entitas

BUMD

Dinas/Pemda

RSUD
3.60 3.60 3.70 3.80 3.00 4.10 4.20 4.30 4.40
Rata-Rata

Bagan 4. Manfaat untuk Penilaian Kinerja Berdasarkan Pengalaman Diperiksa

Bagan 5. Manfaat Untuk Identifikasi Masalah Berdasarkan Entitas Pusat/Daerah

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


90
Bagan 6. Manfaat Untuk Identifikasi Masalah berdasarkan Jenis Entitas

3) Karakteristik berdasarkan pengalaman konstruktif bila diarahkan untuk menyelesaikan


diperiksa masalah yang ditemukan, berorientasi pada tindakan
Berdasarkan pengalaman diperiksa, nyata dan spesifik, ditujukan kepada pihak yang
maka entitas yang diperiksa lebih dari tiga kali memunyai wewenang untuk bertindak, serta dapat
menyatakan, manfaat pemeriksaan kinerja untuk dilaksanakan dan apabila dilaksanakan biayanya
identifikasi masalah sangat bermanfaat atau rata- memadai. Selain itu, rekomendasi yang tepat
rata (4,44). Sedangkan entitas yang diperiksa kurang meningkatkan/memperbaiki kualitas pengendalian
dari tiga kali, menyatakan pemeriksaan kinerja internal, dan meningkatkan ketaatan terhadap
untuk identifikasi masalah bermanfaat dengan peraturan perundang-undangan. Pengujian atas
angka persepsi yang lebih kecil (4,06-4,13). Hal ini aspek ini sangat bermanfaat untuk membantu pihak
konsisten menjelaskan, semakin sering interaksi yang bertanggung jawab dalam mengambil suatu
antara entitas dan auditor melalui pemeriksaan keputusan dan mengambil tindakan koreksi serta
kinerja dirasakan memberikan manfaat yang lebih. mampu meningkatkan kinerja entitas.
Kemungkinan terbaiknya adalah entitas lebih Berdasarkan hasil survei, responden dari
terbuka menyampaikan permasalahannya yang berbagai karakteristik tentang manfaat rekomendasi
memberikan kepada auditor akar permasalahan pemeriksaan kinerja bagi entitas menunjukkan
yang harus diperbaiki. persepsi yang baik. Hal ini menunjukkan,
pemeriksaan kinerja yang dilakukan oleh BPK telah
C. Manfaat rekomendasi pemeriksaan mampu memberikan rekomendasi yang konstruktif
kinerja bagi entitas dan solutif dengan pemberian rekomendasi yang
Menurut SPKN (BPK, 2007:88), rekomendasi tepat sasaran, menunjukkan tindakan nyata yang
yang baik adalah rekomendasi yang bersifat harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang
membangun dan mendorong ke arah perbaikan. serta dapat dilaksanakan. Rincian hasil berdasarkan
Lebih lanjut dijelaskan, rekomendasi akan bersifat karakteristik responden, adalah sebagai berikut:

Bagan 7. Manfaat Untuk Identifikasi Masalah Berdasarkan Pengalaman Diperiksa

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 91
Bagan 8. Manfaat untuk Kualitas Rekomendasi Berdasarkan Entitas Pusat/Daerah

1) Karakteristik berdasarkan entitas Pusat/ penting dari jenis pemeriksaan ini, disamping
Daerah untuk memberikan penilaian atas kinerja entitas.
Berdasarkan klasifikasi pemerintah Pusat/ Sedangkan angka detailnya memberikan gambaran
Daerah maka terlihat, entitas daerah lebih besar baru mengenai kebutuhan masing-masing jenis
merasakan manfaat rekomendasi yang dihasilkan entitas atas rekomendasi BPK melalui pemeriksaan
dari pemeriksaan kinerja yang dilakukan. Meskipun kinerja, pada saat dilakukan penelitian.
demikian, baik entitas Daerah maupun Pusat 3) Karakteristik berdasarkan pengalaman
menyatakan, pemeriksaan kinerja yang dilakukan diperiksa
BPK bermanfaat dalam hal kualitas rekomendasi Data survei memberikan informasi, kualitas
yang diberikan (3,98-4,17). Hal ini mengindikasikan, rekomendasi yang diberikan BPK paling tinggi
entitas di Daerah (Pemda, BUMD) memerlukan dirasakan oleh entitas yang telah diperiksa lebih
banyak asistensi dan konsultasi dalam rangka dari tiga kali. Entitas yang telah diperiksa lebih
meningkatkan kinerjanya dibandingkan entitas di dari tiga kali menyatakan pemeriksaan kinerja
Pusat (K/L atau BUMN), khususnya melalui jenis yang dilakukan sangat bermanfaat (4,41) dalam
pemeriksaan kinerja. memberikan rekomendasi yang baik. Sedangkan
2) Karakteristik berdasarkan jenis entitas entitas yang diperiksa kurang dari tiga kali
Rata-rata semua jenis entitas menyatakan, menyatakan pemeriksaan kinerja bermanfaat dalam
pemeriksaan kinerja yang dilakukan BPK memberikan rekomendasi yang baik (4,03-4,15).
bermanfaat (3,88-4,19), karena telah memberikan Hal ini mengindikasikan, kualitas pemeriksaan
rekomendasi yang tepat, menunjukkan tindakan kinerja BPK semakin membaik dari tahun ke tahun.
nyata yang harus dilakukan oleh pejabat yang Sekali lagi informasi ini menunjukkan, pemeriksaan
berwenang, meningkatkan/memperbaiki kualitas kinerja merupakan kebutuhan bagi kebanyakan
pengendalian internal, serta meningkatkan ketaatan entitas, baik Pemerintah Pusat/Daerah maupun
terhadap peraturan perundang-undangan. Manfaat Badan Usaha (BUMN/BUMD).
yang diberikan merupakan salah satu tujuan

Bagan 9. Manfaat untuk Kualitas Rekomendasi BPK Berdasarkan Jenis Entitas

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


92
Bagan 10. Manfaat untuk Kualitas Rekomendasi Berdasarkan Pengalaman Diperiksa

D. Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan responden pemerintah Pusat. Temuan ini


Juklak Pemeriksaan Kinerja (BPK, 2011:42-43) menunjukkan, entitas di Daerah lebih mengapresiasi
mengatur tiga kualitas yang relevan dengan Laporan laporan hasil pemeriksaan kinerja yang dilakukan
Hasil Pemeriksaan kinerja, yaitu 1). Laporan Hasil oleh BPK dibandingkan entitas di Pusat.
Pemeriksaan Kinerja BPK telah mengungkapkan 2) Karakteristik berdasarkan jenis entitas
permasalahan maupun prestasi yang telah dicapai Respon paling kuat atas persepsi Kualitas LHP
oleh auditee secara jelas, lengkap, dan berimbang, kinerja BPK diperoleh dari responden lainnya
2). Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja BPK telah dengan rata-rata nilai 4, menyusul berturut-turut
menjawab tujuan pemeriksaan (ekonomi/efisiensi/ responden Dinas/Pemda (3,92), PDAM (3,89),
efektivitas), dan 3). Laporan hasil pemeriksaan Kementerian (3,83), RSUD (3,79), BUMN (3,78) dan
kinerja BPK telah mencakup/mengakomodasi terakhir BUMD (3,67). Namun secara keseluruhan
pandangan dari organisasi auditee. respon di atas angka rata-rata 3,4, sehingga
1) Karakteristik berdasarkan entitas Pusat/ menunjukkan, responden melihat Kualitas LHP
Daerah kinerja BPK bermanfaat. Angka detail temuan ini
Respon lebih kuat atas persepsi Kualitas LHP memberikan gambaran baru mengenai kebutuhan
kinerja BPK diperoleh dari responden pemerintah masing-masing jenis entitas atas laporan hasil
Daerah, yaitu sebesar 3,95 (bermanfaat) pemeriksaan kinerja BPK, pada saat dilakukan
dibandingkan 3,28 (cenderung netral) dari penelitian. Hal ini menjadi masukan yang berguna

Bagan 11: Kualitas


LHP Berdasarkan
Kelompok Entitas

Bagan 12: Kualitas


LHP Berdasarkan
Jenis Entitas

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 93
bagi pengembangan keilmuan tentang pemeriksaan lebih positif oleh entitas di Daerah dibandingkan
kinerja yang relatif baru di Indonesia. entitas Pusat. Entitas di daerah menganggap,
3) Karakteristik berdasarkan pengalaman komunikasi BPK dengan entitas mengenai temuan,
diperiksa kesimpulan dan rekomendasi sebelum finalisasi
Respon tertinggi atas kualitas LHP LHP direspon secara positif.
pemeriksaan kinerja diperoleh dari responden
yang lebih dari tiga kali diperiksa, yaitu pada Bagan 14: Kualitas Proses Pelaporan berdasarkan Kelompok
angka (4,13), menyusul yang diperiksa antara dua Entitas
sampai dengan tiga kali (3,98), dan yang paling
rendah berasal dari responden yang baru pertama
kali diperiksa oleh BPK (3,82). Namun secara
keseluruhan respon di atas angka rata-rata 3,4,
sehingga menunjukkan, responden menilai positif
kualitas LHP kinerja BPK. Data ini menunjukkan,
semakin sering BPK melakukan pemeriksaan
kinerja, maka dipersepsikan oleh auditee, kualitas
hasil pemeriksaannya semakin baik dari waktu 2) Karakteristik berdasarkan jenis entitas
ke waktu. Hal ini mungkin terjadi karena auditor Respon paling kuat atas kualitas proses
kinerja semakin berpengalaman dan terjadi proses pelaporan pemeriksaan kinerja diperoleh dari
akumulasi pengetahuan secara terus menerus. responden lainnya dengan rata-rata nilai 4,19,
menyusul berturut-turut responden BUMD (4,17),
Bagan 13: Kualitas LHP berdasarkan Pengalaman Diperiksa Dinas/Pemda dan Kementerian masing-masing
(4,10), BUMN (4,00), RSUD (3,82) dan terakhir
PDAM (3,71). Namun secara keseluruhan respon
di atas angka rata-rata 3,4, sehingga secara umum
menunjukkan responden menilai positif kualitas
proses pelaporan pemeriksaan kinerja BPK. Angka
detail temuan ini memberikan gambaran baru
mengenai kebutuhan masing-masing jenis entitas
atas proses pelaporan pemeriksaan kinerja oleh
E. Kualitas Proses Pelaporan BPK yang diharapkan sesuai dengan due process,
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada saat dilakukan penelitian, yaitu komunikasi
(BPK, 2007:88) yang menjadi ukuran kualitas yang efektif antara BPK dengan entitas mengenai
bagi pelaksanaan pemeriksaan BPK diantaranya temuan, kesimpulan dan rekomendasi sebelum
mengatur, sebelum difinalisasi, pemeriksa harus finalisasi Laporan Hasil Pemeriksaan.
meminta tanggapan/pendapat secara tertulis
dari pejabat yang bertanggung jawab terhadap Bagan 15: Kualitas Proses Pelaporan berdasarkan Jenis Entitas
temuan, simpulan dan rekomendasi termasuk
tindakan perbaikan yang direncanakan oleh
manajemen entitas yang diperiksa. Lebih lanjut.
Juklak Pemeriksaan Kinerja (BPK, 2011:43),
mengatur dua hal untuk menjaga kualitas proses
pelaporan, yaitu 1). pemeriksaan kinerja BPK harus
memberikan kesempatan yang cukup bagi auditee
untuk mendiskusikan temuan pemeriksaan dengan
BPK, dan 2). rekomendasi BPK telah melalui proses
pembahasan antara auditee dengan BPK, sebelum 3) Karakteristik berdasarkan pengalaman
dituangkan ke dalam LHP Kinerja. diperiksa
1) Karakteristik berdasarkan entitas Pusat/ Respon yang tinggi atas kualitas proses
Daerah pelaporan pemeriksaan kinerja diperoleh dari
Dari hasi survei diketahui respon lebih kuat atas responden yang diperiksa antara dua sampai dengan
persepsi Kualitas Proses Pelaporan pemeriksaan tiga kali (4,20) dan responden yang lebih dari tiga
kinerja BPK diperoleh dari responden pemerintah kali diperiksa (4,19), sedangkan yang paling rendah
Daerah lebih tinggi, yaitu sebesar 4,18 (bermanfaat) diperoleh dari responden yang baru pertama
dibandingkan 3,37 (cenderung netral) dari kali diperiksa oleh BPK (3,96). Dengan demikian
responden pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan, semakin sering diperiksa kinerja oleh BPK, semakin
due process pemeriksaan kinerja direspon secara meningkatkan penilaian positif responden. Data

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


94
ini menunjukkan, semakin sering BPK melakukan rekomendasi merupakan domain entitas, tidak
pemeriksaan kinerja, maka dipersepsikan oleh ada kaitan dengan pihak ketiga atau pengambil
auditee, kualitas proses pelaporannya semakin baik keputusan lain;
dari waktu ke waktu. Hal ini terkait komunikasi BPK 8) Rekomendasi BPK dapat ditindaklanjuti untuk
dengan entitas mengenai temuan, kesimpulan dan memperbaiki kinerja organisasi.
rekomendasi. Hal ini mungkin terjadi karena auditor Di samping responden yang menyatakan
kinerja semakin berpengalaman dan terjadi proses bisa menindaklanjuti rekomendasi BPK, masih
akumulasi pengetahuan secara terus menerus. terdapat 15% responden lainnya yang menyatakan
rekomendasi BPK bisa ditindaklanjuti sebagian.
Bagan 16: Kualitas Proses Pelaporan berdasarkan Pengalaman Isian atas pertanyaan terbuka yang diperkuat
Diperiksa dengan hasil wawancara memberikan argumentasi/
keterangan tambahan, sebagai berikut:
1) Tindak lanjut tergantung dengan rekomendasi
yang diberikan;
2) Tidak semua rekomendasi pemeriksaan
kinerja BPK dapat ditindaklanjuti;
3) Untuk temuan yang kewenangannya internal
bisa ditindaklanjuti, namun untuk yang
kewenangannya eksternal auditee, harus
menunggu tindak lanjut pihak ketiga terlebih
F. Rekomendasi Pemeriksaan BPK dan dahulu.
Tindak Lanjutnya oleh Entitas 4) Khususnya terhadap rekomendasi BPK yang
Hasil survei menyatakan, sebagian besar kontradiktif, seperti rekomendasi pemberian
rekomendasi pemeriksaan kinerja BPK, 90% sanksi kepada pegawai di sisi lain terhadap
responden menyatakan dapat menindaklanjuti, permasalahan yang sama ada rekomendasi
sedangkan 10% responden tidak dapat dapat untuk melakukan evaluasi terhadap biaya yang
menindaklanjuti. Penelusuri lebih lanjut terhadap tidak ekonomis.
90% responden yang menjawab mampu 5) Temuan pemeriksaan kinerja BPK masih
menindaklanjuti rekomendasi BPK menunjukkan, bersifat koreksi internal, dan belum ada
85% responden menyatakan rekomendasi BPK pengaruh secara signifikan terhadap instansi
bisa dilaksanakan, dan sebanyak 15% responden pemerintah lainnya yang notabene saling
menyatakan rekomendasi BPK dapat ditindaklanjuti terkait dan mempengaruhi;
sebagian. 6) Tidak selalu bisa ditindaklanjuti apabila
Di antara argumentasi yang disampaikan oleh menyangkut kewenangan pimpinan di luar
responden terkait kemampuan menindaklanjuti organisasi.
rekomendasi BPK, adalah sebagai berikut: 7) Pada umumnya bisa ditindaklanjuti, hal yang
1) Rekomendasi yang diberikan oleh BPK bersifat teknis namun yang bersifat spesifik
dapat ditindaklanjuti, khususnya untuk tidak bisa ditindaklanjuti.
meningkatkan pengendalian internal Sedangkan terkait jawaban responden
organisasi; yang menyatakan tidak dapat menindaklanjuti
2) Rekomendasi bisa ditindaklanjuti, karena rekomendasi pemeriksan kinerja BPK memberikan
dengan adanya pemeriksaan BPK, organisasi argumentasi-argumentasi, sebagai berikut:
menjadi lebih baik terutama dalam hal
pencatatan aset negara; G. Langkah yang Perlu Dilakukan BPK agar
3) Entitas dapat lebih jelas mengidentifikasi Rekomendasi Dapat Ditindaklanjuti
titik-titik mana dalam organisasi yang harus Terkait pertanyaan apakah rekomendasi
diperbaiki; pemeriksaan kinerja BPK dapat membantu
4) Dengan menindaklanjuti rekomendasi BPK, organisasi entitas yang diperiksa dalam mengatasi
akan memperbaiki sistem kinerja entitas; permasalahan yang ada dalam program/kegiatan
5) Rekomendasi pemeriksaan kinerja BPK bisa yang diperiksa BPK, responden yang menjawab ya
ditindaklanjuti dengan melakukan follow- sebanyak 94%, menjawab tidak hanya 2%, dan
up hasil tindak lanjut secara rutin dan yang menjawab membantu sebagian sebesar 4%.
berkesinambungan; Informasi tersebut sangat berharga bagi BPK untuk
6) Rekomendasi bisa ditindaklanjuti meskipun mengukur kualitas rekomendasi yang diberikan
memerlukan waktu yang cukup lama; selama ini kepada auditee.
7) Seluruh rekomendasi pemeriksaan kinerja Berdasarkan jawaban responden terkait
BPK bisa ditindaklanjuti, karena semua masukan apa yang perlu dilakukan BPK agar

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 95
Bagan 17. Alasan Rekomendasi Tidak Dapat Ditindaklanjuti

rekomendasi dapat ditindaklanjuti oleh entitas, publik. Kedua, responden dengan karakteristik
di antaranya adalah perlunya BPK memberikan auditee di level Daerah mendapatkan manfaat yang
rekomendasi yang lebih nyata dan tepat sasaran lebih besar dibandingkan di level Pusat, di mana
serta memperhatikan aspek internal dan kondisi pemeriksaan kinerja yang dilakukan membantu
entitas (24%), perlunya BPK meningkatkan responden di daerah untuk memetakan masalah
koordinasi dan komunikasi dengan auditee terkait terkait sumber daya manusia, sarana dan prasarana
rekomendasi yang diberikan (23%), perlunya serta kurangnya informasi dibandingkan dengan
pemantauan tindak lanjut dan adanya solusi Pusat. Ketiga, responden dengan frekuensi diperiksa
atas rekomendasi yang sulit ditindaklanjuti serta kinerja lebih sering, juga mendapatkan manfaat yang
membuat laporan atas rekomendasi yang sudah lebih besar. Hal ini terjadi karena semakin sering
ditindaklanjuti (23%), perlunya advokasi dari BPK pemeriksaan kinerja dilakukan dan semakin banyak
atas rekomendasi yang terkait dengan pihak ketiga ruang perbaikan yang dilakukan, sehingga semakin
dan memberikan bimbingan teknis/sosialiasi/ terasa manfaat pemeriksaan kinerja bagi auditee.
pelatihan terkait pemeriksaan kinerja (16%), Dan terakhir, salah satu faktor yang menyebabkan
dan perlunya pemeriksa lebih memahami bisnis bertambahnya manfaat atas pemeriksaan kinerja
proses entitas (14%). Beberapa masukan tersebut adalah kualitas rekomendasi BPK yang baik, yang
konsisten dengan hasil kajian Holbert (2014). berimbas pada naiknya presentase tindak lanjut
rekomendasi oleh auditee. Sedangkan entitas
yang tidak dapat menjalankan rekomendasi BPK
IV. Kesimpulan beralasan karena rekomendasi terbentur dengan
Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari hasil kebijakan yang lebih tinggi atau tidak tepat sasaran.
survei di atas. Pertama, hasil kajian menunjukkan Meskipun telah menunjukkan gambaran yang
pemeriksaan kinerja yang telah dilakukan oleh positif terkait pemeriksaan kinerja yang telah
BPK telah bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dilaksanakan, agar bisa memberikan manfaat
auditee, memudahkan pengambilan keputusan maksimal kepada stakeholder, beberapa saran
dan tindakan koreksi bagi pihak yang berwenang perlu diberikan untuk memperbaiki kelemahan-
serta membantu meningkatkan tanggung jawab

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


96
kelemahan yang diidentifikasi melalui survei diatas, Negara, 1(1), 4365. Retrieved from http://
yaitu: jurnal.bpk.go.id/index.php/TAKEN/article/
1) BPK perlu memberikan pemahaman yang download/21/16
mendalam tentang pemeriksaan kinerja Arini T. Soemohadiwidjojo. (2015). Buku Panduan
kepada auditee, sehingga auditee menyadari Praktis Menyusun KPI. Yogyakarta: RAS.
dan memahami manfaat pemeriksaan kinerja Dwiputrianti, S. (2011). Role of the Indonesian
bagi perbaikan operasional mereka. Supreme Audit Institution (BPK) in
2) BPK perlu meningkatkan kompetensi Financial Transparency and Performance
pemeriksa kinerja, khususnya dalam Accountability. In Innaugural international
metodologi pemeriksaan maupun memahami Workshop for Young Scholars in Public Policy
proses bisnis auditee, agar dapat menemukan and Administration Research. Fujian, China:
akar permasalahan. Sehingga diharapkan BPK Xiamen University. Retrieved from https://
mampu memberikan rekomendasi yang tepat www.academia.edu/607358/Role_of_the_
sasaran, nyata, dapat ditindaklanjuti, dengan Indonesian_Supreme_Audit_Institution_BPK_
mempertimbangkan cost and benefit serta in_Financial_Transparency_and_Performance_
kemampuan entitas. Accountability
3) BPK perlu meningkatkan kemampuan Gay, L. R., & Diehl, P. L. (1992). Research Methods for
komunikasi dan koordinasi antara pemeriksa Business and Management (berilustra). 2011:
dan auditee, khususnya dalam hal penentuan Macmillan Publishing Company.
kriteria pemeriksaan, agar perbedaan persepsi Harry Azhar Aziz. (2015). Audit dan Kesejahteraan
dalam hal temuan pemeriksaan maupun Rakyat. Retrieved July 26, 2017, from http://
rekomendasi dapat diminimalisasi. keuangan.co/audit-dan-kesejahteraan-rakyat/
Selain mengkaji seberapa besar dampak Harun. (2009). Reformasi akuntansi dan
positif karena adanya pemeriksaan kinerja sektor manajemen sektor publik di Indonesia.
publik, di masa depan mungkin perlu dilakukan Jakarta: Salemba Empat. Retrieved from
penelitian/kajian lain yang menyoroti tentang https://books.google.co.id/books/about/
efek samping dari pemeriksaan kinerja, misalnya, Reformasi_akuntansi_dan_manajemen_sektor.
terkait pandangan entitas yang cenderung menjadi html?id=6qLL_2FXLWwC&redir_esc=y
kacamata kuda (narrowing vision), auditee yang Holbert, B. (2014). Review of BPKs Performance
cenderung membangun dunia ilusi, atau audit yang Audit Methodology. Jakarta.
lebih menekankan pada formalitas dan prosedural, I Gusti Agung Rai. (2008). Audit kinerja pada sektor
(Morin, 2008;Lonsdale et al., 2011:200). Penelitian publik: konsep, praktik, studi kasus. Jakarta:
lanjutan diharapkan akan melengkapi gambaran Penerbit Salemba Empat.
yang lebih utuh atas fenomena baru berupa Ijeoma, N. B., & Nwufo, C. I. (2015). Impediments
pemeriksaan kinerja beserta dampak-dampaknya Of The Audit Function In The Public Sector:
kepada sektor publik, terutama di Indonesia. A Critical Analysis Of The Constraints Of
Auditor-General For The Federation Of
Nigeria. International Journal of Economics,
Ucapan Terima Kasih Commerce and Management, III(1). Retrieved
Para penulis menyampaikan ucapan terima from http://ijecm.co.uk/wp-content/
kasih kepada Dwi Sabardiana, Ikhtaria Syaziah, uploads/2015/01/3140a.pdf
Denny Wahyu Sendjaja, Hery Wahyu Wibowo, Intosai. (2013a). ISSAI 300, Fundamental Principles
G. Yorrie Rismanto Adi, Harpanto Guno Sabanu, of Performance Audit ing. Vienna.
Sandra Willia Gusman, Dwi Afriyanti, Ariesta Intosai. (2013b). ISSAI X: The Value and Benefits
Tohir Wijaya, dan Elina yang terlibat dalam survei of Supreme Audit Institutions making a
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. difference to the lives of citizens. Vienna.
Jeremy Lonsdale, Peter Wilkins, & Tom Ling.
V. Daftar Pustaka (2011). Performance Auditing: Contributing
Abd Manaf, N. A. (2010). The Impact of Performance to Accountability in Democratic Government.
Audit: The New Zealand Experience (A Northampton: Edward Elgar Pblishing Limited.
thesis: submitted to the Victoria University Mamidu, I. A., Balogun, A., & Abilogun, O. T. (2015).
of Wellington). University of Wellington. Supreme Audit Institutions and Public
Retrieved from http://researcharchive.vuw. Financial Accountability in Nigeria: Matters
ac.nz/xmlui/bitstream/handle/10063/1376/ Arising. Journal of Educational Research in
thesis.pdf?sequence=1 Natural and Social Sciences (JERNASS), 1(1),
Andrianto, N. (2015). Nico Andrianto. Jurnal 120130. Retrieved from http://jernass.org/
Tata Kelola Dan Akuntabilitas Keuangan index.php/online/article/view/13
Masood, A., & Lodhi, R. N. (2015). Factors Affecting

Manfaat Pemeriksaan Kinerja terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
Nico Andrianto, Andi Wibowo, Budiman Sihaloho. 97
the Success of Government Audits: A Case Study PT Grasindo. Retrieved from https://www.
of Pakistan. Universal Journal of Management, amazon.com/Membumikan-Transparansi-
3(2), 5262. https://doi.org/10.13189/ Akuntabilitas-Kinerja-Sektor/dp/6022514452
UJM.2015.030202 Raaum, R. B., & Morgan, S. L. (2009). Performance
Mudrajad Kuncoro. (2009). Metode Riset Untuk auditing: a measurement approach. New
Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan York City: Institute of Internal Auditors
Menulis Tesis? (Edisi 3). Jakarta: Erlangga. Research Foundation.
Nagy, S. (2015). 16 . Supreme Audit Institutions Sumanto. (2014). Statistika Deskriptif untuk
and New Aspects for Public Value Creation in Mahasiswa, Dosen dan Umum. Yogyakarta:
Complex Adaptive Systems. Szeged, Hongaria: Center of Academic Publishing Service (CAPS).
Doctoral School in Economics, University of
Szeged. Retrieved from http://www.eco.u- Regulasi
szeged.hu/download.php?docID=46208. Undang-Undang Republik Indonesia. (2004).
Neuman Lawrence, W. (2015). Metodologi Penelitian Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan
(7th ed.). Jakarta: PT. Indeks, Jakarta. Negara.
Penny K. Lukito. (2014). Membumikan Transparansi Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). Nomor
dan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Tantangan Berde (Indonesian Edition). Jakarta:

Matra Pembaruan 1 (2) (2017): 85-98


98

You might also like