Professional Documents
Culture Documents
Oleh : KAHPIANA
ABSTRACT
komunikasi informasi yang pesat maka terjadilah hubungan manusia yang semakin
cepat dan tepat. Mengakibatkan perubahan besar di dalam berbagai aspek kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan politik. Inilah yang disebut sebagai gelombang
menghadapi proses pendidikan abad ke-21. Pendidikan baik teori maupun praksis
meninjau kembali posisinya di dalam krisis global dewasa ini. Proses pendidikan
menjadi manusia yang utuh (Humanisasi), karena masnusia menjadi bahasan yang
paling utama, karena dalam pendidikan manusia bukan hanya sebagi obyek
melainkan sekaligus subyek dari pendidikan. Yang tidak bisa di- pungkiri bahwa
kehidupanya kelak.
Pendidikan yang kelak akan membekali manusia pada proses perkembangan
bagi individu maupun sosial, hal ini menunjukan betapa pentingnya proses
pendidikan bagi manusia-manusia agar bisa tercerahkan. Akan tetapi pendidikan yang
kini hadir di tengah-tengah kehidupan pada umumnya, tak senada dengan realitas
secara ekonomi lemah sehingga terjadi klasifikasi masyarakat, bagi mereka yang
ekonomi menengah ke ataslah yang mampu mendapatkan pendidikan yang baik, dan
pendidikan yang hanya mengedepankan akan kebutuhan dunia kerja semata, yang
pada akhirnya pendidikan hanya menjadi Produsen buruh dan hanya menjadi
kritis dalam pendidikan. Suatu Teori yang awalnya merupakan suatu aliran yang lahir
dari mazhab Frankfurt, Jerman. Menurut Magnin Suseno, Filsafat kritis berdiri dalam
tradisi besar pemikiran yang mengambil inspirasinya dari karya intelektual Karl
Marx. Ciri khas dari filsafat kritis adalah selalu berkaitan erat dengan kritik terhadap
sebagai berikut :
2. METODE PENELITIAN
atau yang disebut juga dengan content analysis (Analisis isi). content analysis
merupakan metode penelitian yang khas untuk penelitian yang khusus untuk ilmu
sosial, humaniora yang menyangkut data kualitatif. Menurut Noeng Muhajir (1998 :
49), content analysis merupakan analisis ilmiah tentang isi suatu komunikasi.
Metode content analysis sejak James Berolson (1949), sampai Lindzey dan Aronson
(1968), sebagaimana yang dikutif oleh Noeng muhajir (1998 : 49) memerlukan tiga
3. EPITEMOLOGI KRITIS
Salah satu objek kajian yang menyibukan filsafat adalah gejala pengetahuan.
epistemologi sendiri berasal dari kata Yunani episteme yang berarti pengetahuan, dan
logos berarti perkataan, ilmu, pikiran, kata. Sebagai cabang ilmu filsafat,
serta mencoba memberi pertanggung jawaban rasional terhadap klaim kebenaran dan
upaya rasional untuk menimbang dan menentukan nilai kognitif pengalaman manusia
dalam interaksi dengan diri, lingkungan sosial, dan alam sekitar. Maka dengan
demikian epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluatif,normatif dan
kritis, evaluatif berarti menilai, ia menilai apakah suatu keyakinan, sikap, penyataan
dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara nalar. Normatif, berarti mengukur
norma atau tolak ukur, dan dalam hal ini tolak ukur kenalaran bagi kebenaran
Berdasarkan cara kerja atau metode pendekatan yang diambil terhadap gejala
Metafisis, epsitemologi macam ini berangkat dari suatu paham tertentu tentang
bahwa kenyataan yang sejati adalah kenyataan dalam dunia ide-ide, sedangkan
kenyataan yang kita alami di dunia ini adalah kenyataan yang fana dan gambaran
kabur saja dari kenyataan dunia ide-ide.
yang dikerjakan oleh Descartes, kita perlu membuktikan dulu apa yang dapat kita
ketahui sebagai sungguh nyata atau benar-benar tak dapat diragukan lagi dengan
menganggap sebagai tidak nyata atau keliru sesgala sesuatu yang kebenaranya masih
dapat diragukan.
kesimpulan akal sehat ataupun asumsi, prosedur dan kesimpulan pikiran ilmiah
sebagaimana kita temukan dalam kehidupan, lalu kita coba tanggapi secara kritis
Maka dengan demikian, dalam alur peta pemikiran karya ilmiah ini, penulis
akan mencoba membongkar akar penalaran teori kritis, sebagai bahan pertimbangan
yang berpusat di kota Frankfurt, Jerman. Pada tahun 1923, sekelompok intelektual
dan terlibat dengan partai komunis Jerman. Institute ini melahirkan tokoh-tokoh besar
Theodore W. Ardono, Erich Fromm, dan Herbert Marcuse, dan tokoh yang menonjol
dari mazhab ini adalah Jurgen Hebermas. Mereka mengembangkan teori kritis yang
pernah dirintis oleh Kant, Hegel, Marx dan Frued. (Bagus Takwim. 2003: 87).
teori kritis bukan sekedar hasil kontemplasi pasif untuk memperoleh prinsif-prinsif
objektif dari realitas, teori kritis bersifat emansipatoris dan terkait langsung dengan
praktis dan pembebasan manusia dari irasionalitas. Teori yang bersifat emansipatoris,
3. Tidak memisahkan teori dari praksis dan tidak melepaskan fakta dan
kritis mazhab Frankfurt, lebih khusus pada tokoh Jurgen Hebermas dan teori kritis
yang dikembangkan oleh Hasan Hanafi, sebagaimana teori kritis pada pembebasan
Telah dijelaskan di atas, bahwa Teori kritis merupakan suatu mazhab dalam
ilmu sosial yang meyakini bahwa sosial harus memainkan peranan yang signifikan
dalam mengubah dunia dan meningkatkan kondisi kemanusiaan. Tujuan teori kritis
adalah untuk mengaitkan antara teori dan praktik, memberi pandangan, dan
Teori kritik dapat digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya
pendidikan, lebih dari itu teori kritis dalam pendidikan menjadi mazhab tersendiri
hegemoni baik kekuasaan dan individu tidak menjadi dominan, sebab hal ini akan
menjadikan peserta didik terkonstruks oleh kekuatan dalam kekuasaan. Memilki arti
bahwa proses pendidikan yang dipraktekan pendidikan mazahab kiri, yang
mengkritik kemapanan.
tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial, kultural, ekonomi dan politik yang lebih
luas. Institusi pendidikan tidaklah netral, indpenden, dan bebas dari berbagai
kepentingan, tetapi justru menjadi bagian dari institusi social lain yang menjadi ajang
pertarungan kepentingan.
kekuasaan dan ideologi. Berbagai kepentingan inilah yang akan membentuk wajah
pendidikan ini memiliki tugas utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap
kritis terhadap sistem dan struktur (kekuasaan) yang tidak adil, serta melakukan
Sistem politik pemerintah pun yang menjadi sumber kebijakan pendidikan harus
demokratis pula, dan menjamin atas hak-hak individu manusia merdeka untuk
Titik akhir mazhab pendidikan kritis adalah kecintaan dan penghargaan yang
tinggi terhadap manusia, sebagai manusia peserta didik dipersepsi sebagai subjek
yang merdeka dan punya potensi untuk menjadi actif beings, bukan hanya sebagai
objek yang dapat ditindas oleh sistem yang berlaku dalam tatanan institusi,
nilai-nilai moral dan ajaran agama, alat pembentukan kesadaran bangsa, alat
sosial, alat menguasai teknologi, serat media untuk membongkar rahasia alam raya
dan manusia.
yang saling bertautan. Pertama, pendidikan merupakan suatu hak asasi manusia.
Kedua, pendidikan sebagai suatu proses. Sebagai suatu hak asasi manusia berarti
pendidikan sebagai suatu proses bahwa manusia menjadi manusia tidak terjadi
Hendry Giroux dan Aronowitz, yang dikutip oeh Dr. Mansour Fakih,
masyarakat merupakan suatu hukum keharusan alami, suatu hal yang mustahil bisa
dihindari serta sudah menjadi keharusan bahkan takdir Tuhan, bagitupun pendidikan
kesenjangan sosial, buta huruf, orang-orang miskin karena kesalah mereka sendiri.
Kedua, paradigma Liberal, golongan ini berangkat dari keyakinan bahwa ada
masalah di masyarakat tetapi bagi mereka pendidikan tidak ada kaitanya dengan
persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Dengan keyakinan seperti itu tugas
pendidikan tidak ada sangkut-pautnya dengan persoalan politik dan ekonomi, mereka
beranggapan masalah masyarakat dan pendidikan adalah dua masalah yang berbeda
Lain halnya dengan yang Ketiga, paradigma kritis, urusan pendidikan adalah
melakukan refleksi kritis, terhadap the dominant ideology kearah transformasi sosial,
tugas utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap sistem
dan struktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju sistem
menganalisis secara bebas dan kritis untuk transformasi sosial, dengan kata lain tugas
pendidikan yang baik, walau demikian hal tersebut sangat sulit untuk direbut kerena
ada sistem yang tidak memberikan ruang yang leluasa bagi mereka. Poulo Freire
(2007:vii)
adalah upaya membangun sistem manusia yang utuh, maka diperlukan meode yang
tepat, seperti yang dulu pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh pendidikan nasional,
seperi Ki Hajar Dewantara, dan metode KH. Achmad Dahlan, yang membebaskan
pikiran manusia dan sikap demokratis ang diunjukan oleh guru. (Francis Wahono.
2001:112).
6. TEORI KRITIS PERSFEKTIF MAZHAB ISLAM KIRI
notabene lahir dai barat, akan tetapi lahir pula dari timur. Dalam sejarah
pemikiran Islam, tokoh yang mengembangkan teori kritis dalam tradisi pemikiran
Islam, tokoh pemikir dari Mesir, Hassan Hannafi yang menggagas dan memunculkan
M. Najib Buchori, (2000;21) yang dikutip dari buku yang diterjemahkan dari
karya Dr. Hassan Hannafi, secara singkat dapat dikatakan bahwa Kiri Islam bertopang
pada tiga pilar dalam mewujudkan revolusi Islam. Ketiga pilar ini dalam proyek Kiri
Islam yang disebut oleh Hassan Hanafi sebagai Proyek Khazanah dan Pembaharuan
(al-Turts wa al-Tajdd): sikap kita terhadap khazanah Islam klasik, sikap kita
terhadap khazanah Barat, dan sikap kita terhadap realitas umat Islam kontemporer
dan banyak lagi, gerakan Komuitas Islam di Amerika yang menginginkan kebebasan
dan kemerdekaan.
Tugas utama dalam gerakan pembebasan ini, terinsfirasi oleh oleh Iman
theology pembangunan dan theology progresif. Dalam peta pemikiran agama, aliran
ini menjadi suatu cabang yang paling penting. Teologi menjadi ilmu tentang
masyarakat tertindasseperti afrika, asia, dan Amerika Latin. Dengan demikian, agama
Epistemologi Hasan Hanafi bukan lah mengadopsi gerakan revolusi dan teori
menggunakan rasio, hingga tauhid mempunyai ikatan dengan amal nyata, Allah
dengan bumi, dzat Ilahiyah dengan dzat insaniyah, sifat-sifat ketuhanan dengan nilai-
bagaimana agar akidah yang diyakini umat bisa menjadi pendorong dalam melakukan
aktivitas hidup. Akidah oleh karenanya, dibangun atas semangat membela manusia
(ad difa ani al Insan). Bukan membela Tuhan (ad difa ani illah). Kemuliaan akidah
tidak berasal dari obyeknya (Tuhan), melainkan dari bekas dan kemampuannya untuk
sejarah. Akidah adalah pusaka dari nenek moyang, revolusi adalah mobilisasi.
masanya. Bahwa pemikiran Hassan Hanafi dalam kancah pemikiran akidah muslim
klasik lebih cenderung kepada pemikiran kaum Mutazilah yang rasional. Sedang
dalam kancah pemikiran kontemporer, Hanafi cenderung berada pada posisi tengah-
tengah, yaitu antara kelompok Islamisme yang meyakini bahwa kebesaran umat Islam
kembali pada Quran dan Sunnah dan kelompok sekularisme, yang mempercayai
Islam sebagai agama peradaban (hadhari), yang karenanya harus terbuka dengan
sebagai pencerdasan dan pembebasan masyarakat tertindas, dalam hal ini pendidikan
penting pendidikan Islam di Indonesia; mohamad Natsir atau yang sering di sebut pak
Natsir. Beliau bukan hanya pemikir politik atau praktisi politik, tetapi juga tokoh
pendidikan Islam.
Salah satu gagasan pendidikan Islamnya yang paling fenomenal adalah
integrasi pendidikan Islam. Pada capita selekta jilid I (pp. 66-79) secara khusus,
Natsir menyoroti mengenai Pendidikan, dari mulai ideologi pendidikan islam, guru,
sekolah tinggi Islam sampai bahasa asing sebagai alat pencerdasan. Salah satu tokoh
sedemian kokohnya, salah satu konsep pendidikan Pak Natsir yang paling fenomenal
manusia diciptakan, yaitu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan
menempatkan manusia sebagai Khalifah di muka bumi. Kemajuan dan kemunduran
antara barat dan timur itu. Islam hanya memilki antagonisme hak dan Batil, jika yang
hak datangnya dari Barat maka akan diterima, segala yang batil akan tersingkirkan
tujuanya dari pendidikan adalah itu sendiri. Natsir mengisahkan Ismail anak Ibrahim
yang merelakan nyawanya kerena memenuhi kehendak Allah melalui mimpi Ibrahim
penghambaan pada Syahadah (persaksian), dan Syahadah dari sisi pendidikan tidak
lain adalah sebuah pembebasan dari segala bentuk belenggu yang diciptakan oleh
manusiasendiri. Melalui kredo tauhid ini Islam lalu menggalakan akal pikiranya
Islam, jika pendidikan Islam sebagai alat pemersatu ummat untuk menghilangkan
manusia dari penindasan akal yang kemudia menjadi sikap syirik dan taklid buta,
maka peran akal murni manusia sangat lah penting dalam membedakan anara yang
hak dan yang batil. Sekalipun yang hak sacara garis epistemology dating dari barat.
Pada akhir penelitian ini, pemikiran natsir jika ditarik lurus dengan pemikiran
Hasan Hanafi, memilki satu kesatuan dan persamaan dalam hal pengetahuan atau
khazanah Islam klasik. Dalam hal ini rasionalisme memegang kunci utama.
serta untuk memecahkan situasi kekinian di dalam dunia Islam. Karena khazanah
klasik kita mengandung dua muatan: positif dan negatif, maka Kiri Islam menegaskan
perlunya pemilah-milahan dalam melakukan revitalisasi ini. Dalam ilmu Ushl al-
revolusi akal, alam dan kebebasan manusia. Dalam bidang fikih dan Ushlnya,.
Dalam bidang filsafat, Kiri Islam lebih memilih filsafat Ibnu Rusyd karena
bangsa-bangsa yang secara kesejarahan kaya. Dalam hal ini Kiri Islam menawarkan
'oksidentalisme' sebagai tandingan 'orientalisme' dalam rangka mengakhiri mitos
peradaban Barat.
terhadap realitas dunia Islam. Untuk analisis ini Kiri Islam mengkritik metode
tradisional yang bertumpu pada teks (nash), dan mengusulkan suatu metode tertentu,
agar realitas dunia Islam dapat berbicara bagi dirinya sendiri. Dunia Islam saat ini
sedang menghadapi dua macam ancaman. Pertama, ancaman dari luar, berbentuk
imperialisme, zionisme dan kapitalisme. Dan kedua, dari dalam, berupa kemiskinan,
Teori Kritis, bukan hanya lahir dari filusuf-filusuf yang notabene lahir dari
barat, akan tetapi filusuf-filusuf timur juga banyak yang mengangkat tema-tema
yang sama, seperti halnya Hasan hanafi, Mohamad Abduh, juga tokoh yang mengkaji
secara serius tentang tema humanisme dan emansifatoris, maka epistemologi kritis
yang lahir dari pemikir timur (baca:Islam) dapat menjadi bahan epistemologi teori
kritis sebagai pembanding dari pemikir kritis yang notabene lahir dari barat.
7. KESIMPILAN
antara Islam dan non Islam. Sebagai kontek kajian pemikiran Islam, penulis
mengambil dari salah satu tokoh penting pemikir pendidikan islam; Mohamad
Natsir, sebagai tokoh yang banyak memberikan gagasan dan pencerahan tentang
pendidikan Islam, dengan konsep pendidikan Tauhid dan integrasi pendidikan
Allah, sebagaimana dalam Q.S Azzariyat tidak lah aku menciptakan manusia
Iman dan Ilmu haruslah menjadi satu, tidak memisahkan antara pengetahuan dari
barat dan timur, yang ada hanya lah hak dan bathil, yang hak datangnya dari
2. Teori kritis merupakan suatu mazhab dalam ilmu sosial yang meyakini bahwa
sosial harus memainkan peranan yang signifikan dalam mengubah dunia dan
yaitu emansipatoris dan humanisme. Islam sama seperti pola pendidikan Kritis
subjek yang memang harus terselamatkan, dalam hal ini dalam pendidikan.
Beberapa produk pemikiran baik dari pemikir Mazhab Frankfurt dan Hasan
pula yang dijemaskan oleh Mohamad Natsir, dengan Intergrasi Pendidikan Islam:
praxis atau tindakan, gerakan dan revolusi. Epistemologis kritis dengan tiga
tokoh penting mazhab kritis (Jurgen Habermas dan Hasan Hanafi), penulis
dapatlah menarik kesimpulan dari kerangka yang dikembangkan dari kata praxis,
pemahaman tentang pendidikan yang beraliran kiri, juga di gagas oleh pemikir
IMPLIKASI
Implikasi dari karya penelitian ini adalah antara lain :
1. Bahwa teori kritis adalah suatu mazhab yang mangagumkn nilai
pendidikan.
2. Bahwa teori kritis dalam filsafat Islam dan Filsafat pendidikan Islam
sama halnya menggerakan masyarakat dari belenggu taklid buta atau dari
kemerdekaan.
DAFTAR PUSAKA
Fischer, Alec. 2008. Berpikir Kritis (Sebuah Pengantar). Jakarta, Penerbit Erlangga
Hanafi, Hasan 2003 Dari Akidah ke revolusi (sikap kita terhadap Tradisi lama).
Hanafi, Hasan 2007. Islamologi I (dari Teologi Statis ke Anarkis). Yogyakarta. LkiS
LKiS
Ilyas, Mohammad 2008. Nilai-nilai pendidikan dalam Puisi Iqbal (analisis Filsafat
Hoeve
Takwin, Bagus 2003. kar-akar Ideologi: pengantar kajian Konsep Ideoloi dari
Rosdakara
Saenong, F Farid Artikel; kiri dalam pemikiran agama:Mengenal kiri islam hassan